Proposal Studi Kelayakan Apotek
Proposal Studi Kelayakan Apotek
:
Nais
Maghfiroh
NPM
:
F220165046
Manusian dalam pandangan islam, manusia itu makhluk yang mulia dan
terhormat di sisi-Nya., yang diciptakan Allah dalam bentuk yang amat baik. Manusia
diberi akal dan hati, sehingga dapat memahami ilmu yang diturunkan Allah, berupa
Al-Qur’an menurut sunah rasul. Dengan ilmu manusia mampu berbudya. Allah
menciptakan manusia dalam keadaan sebaik-baiknya (at-Tin:95:4). Namun demikian,
manusia akan tetap bermartabat mulia kalau mereka sebagai khalifah (makhluk
alternatif) tetap hidup dengan ajaran Allah ( QS. Al-An’am :165). Karena ilmunya
itulah manusia dilebihkan (biasa dibedakan) dengan makhluk lainnya, dan Allah
menciptakan manusia untuk berkhidmat kepada-Nya, sebagaimana firman Allah
dalam surat Adz-Dzariyat(51):56.
a. manusia tidak diciptakan dari mani yang lengkap, tetapi dari sebagian
kecilnya (spermazoa).
b. Sel kelamin laki-lakilah yang menentukan jenis kelamin bayi.
c. Janin manusia melekat pada rahim sang ibu bgaikan lintah.
d. Manusia berkembang di tiga kawasan yang gelap di dalam rahim
1. Setetes mani
Sebelum proses pembuahan terjadi 250 juta sperma terpancar dari laki-laki
pada satu waktu dan menuju sel telur yang jumlahnya hanya satu ssetiap
siklusnya. Sperma-sperma melakukan perjalanan yang sulit di tubuh si ibu sampai
menuju sel telur karena saluran reproduksi wanita yang berbelok-belok, kadar
keasaman yang tidak sesuai dengan sperma, gerakan ‘menyapu’ dari dalam
saluran reproduksi wanita, dan juga gaya gravitasi yang berlawanan. Sel telur
hanya akan membolehkan masuk satu sperma saja.
Setelah lewat 40 hari, dari air mani tersebut, Allah menjadikannya segumpal
darah yang disebut ‘alaqah. Ketika sperma dari laki-laki bergabung dengan sel
telur wanita, terbentuk sebuah sel tunggal yang dikenal sebagai “zigot” , zigot ini
akan segera berkembang biak dengan membelah diri hingga akhirnya menjadi
“segumpal daging”. Kemudian zigot melekat pada dinding rahim seperti akar
yang kokoh menancap di bumi dengan karangnya.
Cairan yang disebut mani tidak mengandung sperma saja. Ketika mani
disinggung di Al-Qur’an, fakta yang ditemukan oleh ilmu pengetahuan modern,
juga menunjukkan bahwa mani itu ditetapkan sebagai cairan campuran, ayat Al-
Qur’an (QS. As-Sajdah 32:7-8).
“ Yang memperindah segala sesuatu Dia ciptakan dan yang memulai penciptaan
manusia dari tanah, kemudian Dia menjadikan Keturunannya dari sri pati yang
hina (air mani)”.