Anda di halaman 1dari 19

PENGALAMAN ISTRI TENTARA (TNI-AD) YANG TINGGAL DI BATALYON SAAT SUAMI

BERTUGAS DIDAERAH RAWAN KONFLIK

Fransiska Erna Damayanti 1, Retty Ratnawati 2, Fransiska Imavike Fevriasanty3


1
Program Studi Magister Keperawatan Peminatan Jiwa Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya
2
Staf Pengajar Program Studi Magister Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya
3
Staf Pengajar Program Studi Magister Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya

Abstrak
Pendahuluan Kehadiran dan peranan Isteri tentara (TNI-AD) mutlak tidak dapat dipisahkan dari
TNI Angkatan Darat, istri sangat berperan dalam menentukan keberhasilan suami, istri selalu siap
memberikan dukungan pada suami mereka. Namun konsekuensi sebagai seorang istri tentara
tidaklah sedikit dan mudah untuk dijalani. Tekanan kehidupan militer secara tidak langsung dapat
dapat menginduksi terjadinya masalah mental atau psikologis pada keluarga tentara, Istri tentara
kemungkinan mengalami dampak tidak menyenangkan yang dapat menyebabkan stres yang
disebabkan penugasan suaminya.
Tujuan Penelitian menggali makna dari pengalaman istri tentara (TNI-AD) yang tinggal dibatalyon
saat suami bertugas didaerah rawan konflik.
Desain Penelitian menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan fenomenologi interpretif.
Pengambilan data dilakukan dengan wawancara mendalam pada 6 partisipan yaitu istri tentara
yang sesuai dengan kriteria penelitian. Hasil penelitian dianalisis dengan menggunakan IPA
(Interpretive Phenomenological Analysis)
Hasil: Penelitian ini menghasilkan 7 tema yaitu Jaminan keamanan yang tidak jelas, Upaya
mencapai kesejahteraan keluarga. Rasa bangga namun khawatir mengiringi penugasan suami.
Mengalami keterbatasan dalam pemenuhan kebutuhan rumah tangga, Perubahan perilaku anak
karena kehilangan figur ayah. Upaya adaptasi istri dalam kondisi sulit dan Upaya mencari support
system
Kesimpulan: Seorang istri dalam menjalani aktivitas dengan berjauhan dengan suami tentu
mengalami kendala,namun segala kesulitan dan hambatan yang dialami oleh istri bersama anak
harus tetap dijalani dan merupakan bentuk pengorbanan keluarga demi tercipta keluarga yang
sejahtera
Kata kunci: istri tentara,suami bertugas, daerah rawan konflik, pengorbanan

Abstract

Background: Mental health problems of the Indonesian migrant workers are continually increasing.
These problems are caused by the vulnerability of the migrant workers in getting abuse while doing their jobs.
Various forms of abuse are often suffered by the migrant workers, such as extortion, sexual harassment, insult,
torture in prison, and other violent behaviors. Abuses that the migrant workers experienced cause impact of
psychological trauma that can increase the risk for the migrant workers experience mental health problems.
Based on health standpoint, this is part of the health problems in society, considering that not all victims are
able to tell their experience abuse they experienced. The purpose of this research is to explore migrant workers’
experience who suffered abuses. Methods : The design of the study is a qualitative study with interpretive
phenomenological approach. In-depth interviews are used with semi-structured questions involving 7 migrant
workers who suffered abuses. Data were collected and analyzed using hermeneutics according to Streubert and
Carpenter (2011). Results: The study has great theme that is in the environment is risky in lowering the quality
of life. The great theme is then translated into seven themes namely does not understand the conditions of
employment abroad, receive inhumane treatment, feeling suffer being a migrant workers, experience health
problems, is helpless to face the problems, seek freedom and find sources of support. Conclusion: The results
of the interviews of all the participants showed that their inhumane treatment, including forms of physical
abuse, psychological maltreatment, restriction of freedom, restriction of health access, insults through words
and curb of economic rights. Migrant workers feel abuses experienced as a self-suffering that cause various
health problems, both physical and psychological. As for strategies that the migrant workers do in escaping the
abuses are receiving treatment in a state of helplessness, self-seeking freedom and the searching for sources of
support.

Keywords: migrant workers experience, abuse, and mental health

PENDAHULUAN Istri tentara kemungkinan mengalami dampak


tidak menyenangkan yang dapat
Kehadiran dan peranan Isteri Tentara
menyebabkan stres yang disebabkan
Nasional Indonesia (TNI) Angkatan Darat
penugasan suaminya (Verdelli, et al., 2011;
(AD) mutlak tidak dapat dipisahkan dari TNI-
Marnocha, 2012).
AD,. Istri sangat berperan dalam menentukan
Penugasan militer mempunyai sifat
keberhasilan suami. Istri tentara diibaratkan
berkelanjutan demikian juga dampak yang
sebagai benteng pertahanan, yang turut
ditimbulkan, salah satu dampak yang
berperan dalam keberhasilan perang dan
ditimbulkan adalah timbulnya stres pada istri.
siap memberikan dukungan pada suami
Stres dimulai pada saat istri diberitahu bahwa
mereka (Numbers, et al., 2011).
suaminya akan mendapat penugasan (Riggs
Istri tentara dalam menjalankan
and Riggs, 2011). Stres berlanjut saat suami
peranannya, harus menghadapi konsekuensi
menjalani penugasan, sampai akhirnya
dari penugasan, yaitu ditinggalkan dalam
suami kembali ke rumah dan berkumpul
kurun waktu yang cukup lama, hal ini akan
kembali bersama keluarga dan komunitas
berdampak pada kehidupan perkawinan dan
mereka (Riggs and Riggs, 2011).
seluruh anggota keluarganya (Prakash et al.,
Sejumlah penelitian terbaru
2011). Istri akan merasakan berpisah dengan
menunjukkan tingginya tingkat kesulitan bagi
suami yang dicintai tanpa adanya jaminan
istri tentara. Studi kuantitatif, dengan
akan keselamatan, “Apakah suami yang
pendekatan cross-sectional, Lester et al.
berangkat bertugas di medan perang, akan
(2010) mempelajari 163 istri yang suaminya
bisa kembali dalam kondisi sama saat dia
aktif sebagai Angkatan Darat atau Korps
berangkat (Marnocha, 2012). Pemisahan
Marinir. Lester menemukan nilai signifikan
sementara dengan orang yang disayangi
meningkat yang meningkat pada kasus
telah menjadi penyebab sindroma bagi
depresi dan kecemasan. Eaton et al. (2008)
keluarga militer, perasaan kesepian,
melakukan survei kuantitatif pada 940 istri
kekhawatiran tentang keselamatan suami,
tentara (partisipasi 51%) untuk menyelidiki
ketidaktahuan tentang bagaimana kondisi
dampak dari penugasan pada misi di
ditempat penugasan dapat menyebabkan
Afganistan dan Irak ditemukan hal yang
adanya kesulitan berkomunikasi. Pada
utama adalah depresi dan gangguan
akhirnya menyebabkan rumor tidak
kecemasan secara umum.
menyenangkan seperti adanya Penelitian yang dilakukan di Amerika
perselingkuhan (Madhusudan et al., 2008; oleh Mansfield et al. (2010) terkait dengan
Padden et al., 2010; Spera, 2009; Verdelli et diagnosa kesehatan mental pada istri tentara
al., 2012). yang menjalani penugasan, diperoleh hasil
Tekanan kehidupan militer secara tidak
yang mengkawatirkan. Berdasarkan catatan
langsung dapat dapat menginduksi terjadinya
medis ditemukan bahwa pada tahun 2003
masalah mental atau psikologis pada
sampai dengan 2006 dari 250.626 istri
keluarga tentara (Madhusudan,et al 2008).
tentara yang ditugaskan, sebanyak 31,3% layanan kesehatan bagi keluarga militer
atau hampir sepertiga memiliki setidaknya 1 bersifat terkoordinasi dan terpusat. Adanya
diagnosis kesehatan mental, dengan keterbatasan sumber daya manusia
persentase terus meningkat menjadi 60,7% misalnya, dokter terlatih dan
pada mereka yang suaminya telah berpengalaman di lahan; dan tidak adanya
ditugaskan selama lebih dari 11 bulan. penelitian yang meneliti permasalahan
Studi kuantitatif di Indonesia yang tersebut. Keterbatasan data terkait adanya
dilakukan oleh Margiyani dan Ekayani (2013) kebutuhan psikologis keluarga militer dan
terkait dengan terjadinya stres, kurangnya kurangnya penelitian terkait intervensi bagi
dukungan keluarga dan terjadinya agresivitas kelompok istri tentara yang menyebabkan
pada istri yang menjalani pernikahan jarak kesulitan dalam perekomendasian
jauh, dimana di dalamnya termasuk istri (Verdelli,et al., 2012).
tentara yang suami menjalani penugasan. Tingkat permasalahan kesehatan jiwa
Hasil analisis regresi menunjukkan ada istri tentara sama berat dengan suami
hubungan yang sangat signifikan antara stres mereka. Keluarga hendaknya mendapat
dan dukungan keluarga dengan agresivitas. perlakuan, dukungan dan prioritas yang
Variabel stres secara parsial tidak berkorelasi sama dengan tentara (Eaton et al., 2008).
dengan agresivitas, tetapi variabel dukungan Kesehatan dan kesejahteraan istri
keluarga berkorelasi negatif sangat signifikan tentara sangatlah penting diperhatikan,
dengan agresivitas. mengingat peran istri tentara tidak dapat
Studi pendahuluan yang dilakukan dipisahkan dengan tugas suaminya
peneliti dengan melakukan wawancara (Numbers, et al., 2011). Seorang istri yang
kepada 3 partisipan diperoleh data bahwa sehat, dapat melaksanakan seluruh tugas
selama jauh dari suami, para istri mengalami dan tanggung jawab selama suami tidak
berbagai masalah dalam keluarga. Masalah berada dirumah. Kesuksesan istri dalam
tersebut antara lain: Istri merasa dihadapkan melaksanakan semua tugas dan tanggung
pada banyaknya beban, karena harus jawab akan berdampak pada istri itu sendiri,
menjalankan peran ganda dalam keluarga. keluarga juga unit operasional (Eaton et al.,
Permasalahan kedua adalah adanya 2008).
perasaan cemas karena suami tidak ada Penelitian ini akan melengkapi
kabar, yang disebabkan karena keterbatasan penelitian yang sebelumnya pernah
sinyal di daerah penugasan. Permasalahan dilakukan dan diharapkan dpaat menambah
ketiga yang disampaikan partisipan adalah wawasan terkait pengalaman yang dialami
terkait keuangan, seorang istri harus istri tentara yang tinggal diBatalyon, saat
mengatur segala keperluan dirumah, suami bertugas didaerah konflik.
keperluan anak, dana kesehatan dan lain- METODE
lain. Partisipan juga mengatakan dampak Penelitian ini adalah penelitian
dari perasaan kesepian selama suami dalam kualitatif.dengan pendekatan
penugasan adalah adanya permasalahan fenomenologi interpretif (Cresswell,
pada ketidakstabilan emosi seorang istri. 2014;Meleong, 2014; (Polite and Beck,
Permasalahan yang dialami oleh istri 2012).
selama penugasan suami cukup komplek, Penelitian dilakukan di Batalyon
namun belum diimbangi dengan fasilitas Kaveleri 3/ tank Singosari, Malang.
Partisipan yang dipilih dalam penelitian ini
bantuan dan sistem dukungan. Bantuan dan
ada 6 orang, yang memenuhi kriteria
dukungan masih sulit di peroleh, seperti inklusi yaitu seorang istri tentara yang
yang diungkapkan oleh Verdelli, et al., sedang jauh dari suami karena penugasan
(2012) yang menekankan penyediaan di daerah rawan konflik dalam penelitian
ini adalah negara Lebanon, istri tentara karena PBB yang menengahi, tapi ya
yang sudah dikaruniai anak, bersedia ndak tahu Wallahu_alam tapi ya
untuk menjadi partisipan dan harapannya tetap aman “ (P5)
menandatangani surat persetujuan,
mampu mengungkapkan pengalamannya,
selanjutnya peneliti dan partisipan akan “..katanya orang –orang itu rudal itu
menyepakati waktu untuk dapat dilakukan kan ...kaya wira-wiri diatas itu kan,
wawancara. Data dikumpulkan dengan saya...koyo gimana gt mosok kan (P4)
wawancara mendalam dengan pertanyaan
semi terstruktur, selama 30-60 menit. Hasil Partisipan 1 (P1) mengatakan bahwa
wawancara dianalisis dengan IPA Lebanon adalah negara yang aman,
(Interpretative Phenomenological
namun, sewaktu waktu bisa berubah.
Analysis) menurut Smith (2009) dengan
enam langkah yaitu reading and re- Partisipan 2 (P2) mengatakan Lebanon
reading, initial nothing, developing adalah negara aman, apalagi dibawah
emergent themes, Searching for pengawasan PBB, namun yang terjadi
connection a cross emergent kemudian hanya Tuhan yang tahu.
themes,moving the next case, loking for Partisipan 3 (P3) mengatakan bahwa dari
patterns accros case Lebanon, rudal terlihat hilir mudik diatas,
rudal adalah senjata penghancur saat
HASIL
perang, sebenarnya senjata tersebut
Penelitian ini mendapatkan 7 tema
dikirim bukan kepada negara Lebanon,
yaitu jaminan keamanan yang tidak jelas,
tapi melewati atau terlihat dari wilayah
upaya mencapai kesejahteraan keluarga.
Lebanon, sehingga kesan tidak aman,
rasa bangga namun khawatir mengiringi
tegang dan nyaman terasa, hal ini
penugasan suami. Mengalami
digambarkan dengan pernyataan istri yang
keterbatasan dalam pemenuhan
mengatakan bahwa senjata penghancur
kebutuhan rumah tangga, perubahan
(rudal wira wiri, hilir mudik
perilaku anak karena kehilangan figur
ayah. Upaya adaptasi istri dalam kondisi
Tema 2. Upaya Mencapai Kesejahteraan
sulit dan upaya mencari support system.
Keluarga
Tema mencapai kesejahteraan
Tema 1. Jaminan Keamanan yang tidak
keluarga tersebut didukung dengan yaitu
jelas
alasan kepergian dan adanya
Partisipan yang mengungkapkan
kesempatan, hal ini didukung dengan
bahwa jaminan keamanan yang tidak jelas
pernyataan partisipan sebagai berikut :
disebabkan karena, meskipun aman
“....ya untuk masa depannya anak-
namun kondisi di Lebanon sewaktu-waktu
anak lah gt kan ya , kan anak-anak
bisa berubah. Berikut pernyataan yang
kan yang satu skrg kuliah, yang
mendukung ungkapan partisipan tersebut.
satu SMP, habis ini pensiun, mungkin
“....... . bisa dikatakan itu daerah yang
rejeki bisa umroh, bisa ngumrohkan
aman, tapi tidak memungkiri pasti
ibu sama ayahnya yang meninggal
kepikiran juga disana .. bahwa disana
dan ibu saya, akhirnya iya ya...kaya
sewaktu waktu, terjadi gejolak atau
semangat lagi, akhirnya berangkat
kondisi-kondisi yang tidak kami
pratugas itu mbak...” (P4)
inginkan gt . Ya takut juga..(P1)
“...Iya, karena itu bisa keluar negeri,
“Relatif aman, Cuma karena disana
banyak plus plusya nya, ada
pasukan PBB ndak mungkin kan
gajinya juga ada.. “..., terus yang “satu senang, bangga jelas..karena
kedua kalau kesana kan bisa memang tidak semua orang bisa
umroh mbak...” ”( P6) berangkat ke sana...( P1)

“..Kalau disana itu sebenarnya kita “...kalau tentara kalau belum keluar
melihatnya dari salarinya, karena negeri belum tentara, karena keluar
disana itu terus terang negeri ndak maen- maen, ada
saja karena salarynya pakai dollar ya, kebangaan sendiri, apalagi jadi
terus terang saja... (P1) pasukan Garuda kan ya...” (P4)

“...iya, Libanon itu kan tempat “...Terus kalau tugas itu kan
penugasan luar negeri yang istilahnya kebanggaan tersendiri ya mbak, karena
kayak orang wisata lah, kan disana kalau tentara kalau ndak pernah tugas
itu kan tempat yang paling enak ya gimana gt... (P6)
diantara negara-negara lain..”(P5)
Partisipan 1 (P1) mengatakan
Alasan lain yang menjadikan istri bangga suami mendapat penugasan ke
mendukung penugasan suami untuk luar negeri, karena tidak semua orang bisa
bertugas juga disampaikan istri dalam sub kesana, hal senanda juga disampaikan
sub tema adanya kesempatan, hal ini oleh Partisipan 4 (P4) dengan
didukung dengan pernyataan partisipan mengatakan bahwa menjadi seorang
“..tidak semua bisa kesana....eh mas tentara jika mendapatkan penugasan
I .. ini lho rejeki banget, yang mau ke keluar negeri bukan hal yang biasa,
sana saja banyak banget, yang muda- apalagi tergabung dalam pasukan Garuda.
muda saja pingin kesana saja ndak Partisipan 6 (P6) mengatakan hal yang
bisa kok, mas I lho dapat rejeki,..(P4) tidak jauh berbeda, bahwa seorang
tentara tanpa penugasan seperti ada yang
Partisipan 4 (P4) mendukung kurang. Dari pernyataan ketiga partispan
penugasan suaminya dan memberi tersebut menunjukkan bahwa perasaan
motivasi kepada suaminya, dengan bangga juga dirasakan seorang istri
mengatakan bahwa ini adalah karena suami terpilih untuk bertugas ke
keberuntungan dan rejeki dari Tuhan, luar negeri.
karena tidak semua orang bisa kesana Tema rasa bangga namun
dan ini merupakan kesempatan kekhawatiran mengiringi penugasan suami
juga dijabarkan dengan sub tema lain
Tema 3. Rasa bangga dan khawatir yaitu kekhawatiran terhadap penugasan
mengiringi penugasan suami suami, dimana sub tema tersebut memiliki
satu sub sub tema dengan pernyataan
Tema ini dijabarkan kembali dalam dua dari partisipan:
sub tema yaitu rasa bangga dengan ..”jelas was-was, kepikiran, apalagi
penugasan suami dan kekhawatiran itu ditempat yang jauh” (P1)
terhadap penugasan suami, sub tema rasa
bangga dengan penugasan suami didukung senengnya ada sedihnya campur-
sub sub tema dengan pernyataan partisipan campur, ....awalnya sih ya ndak
sebaagi berikut : seneng, ndak senang bingung ( P2)
..” takut, cemas,.. pokoknya suami sulitnya, karena saya e..harus bekerja,
saya, saya suruh hati-hati”( P3) kemudian sedang posisi anak saya sakit”
(P1)
kalau saya pribadi ya sebenarnya ya
Keterbatasan dalam pemenuhan
berat, apa namanya kawatir (P6)
kebutuhan rumah tangga juga didukung sub-
“..Iya cemas, takut, apalagi suamiku itu
sub tema mengalami kendala saat anak sakit.
apa ya, kalau bahasa Indonesianya Kendala yang dialami oleh partisipan saat
ringkih itu..”(P5) anak sakit digambarakan dalam bentuk
Partisipan 1 (P1) mengatakan pernyataan adanya kesulitan ke dokter jika
bahwa rasa was was, kepikiran diperberat anak sakit, terpaksa meminta bantuan
dengan tempat yang jauh, pernyataan tetangga saat tengah malam anak sakit, saat
yang sama juga diungkapkan partisipan 2 sekeluarga sakit naik ojek adalah pilihannya
(P2) dengan ungkapan bingung, Pernyataan ini didukung ungkapan partisipan:
Partisipan 3 (P3) dengan cemas, takut, ..” kalau biasanya kan kalau mau
ke dokter gt kan ada yang antar,
Partisipan 6( P6) yang merasa berat
kalau sekarang kan bingung,
ditinggal suami dan partisipan 5 (P5) yang
ndak mungkin kan sakit suruh
mencemaskan kondisi suami karena hari- naik motor sendiri, suruh
hari sebelumnya suami mudah mengalami pegangan sendiri kan ndak
sakit atau “ringkih” mungkin itu yang repot..(P5)

Tema 4. Mengalami keterbatasan dalam “...dulu pernah sakit semua, saya sama
pemenuhan kebutuhan rumah tangga anak saya, akhirnya berangkat semua
berobat, naik ojek..”( P2)
Hal ini didukung oleh pernyataan
“waktu itu tengah malam , saya
partisipan sebagai berikut:
membutuhkan bantuan orang lain,
“anak ya ini, dia dekat sekali
karena ndak mungkin saya keluar sendiri
dengan ayahnya, jadi kontaknya itu dengan hanya membawa anak naik
kuat dia, mereka berdua, jadi misal sepeda saya tidak bisa, akhirnya saya
ditinggal itu terjadi sesuatu memang minta bantuan orang lain, saya minta
sama anak...Sakit, nah iya sakit... bantuan tetangga...( P1)
( P1)
Itu terakhir kemarin terpaksa, biasanya
“ kaya beban bgt, mbak saya sudah kan saya kasi obat tradisional itu
kondisi hamil tua, suami ndak ada nanti sembuh, terakhir kemarin baru satu
minggu ini, karena sudah panas kalau
ya apa... aku yak apa sama anak ...
sore panas sekali akhirnya naik ojek
(P2)
( P5)

Waktu itu Iya, waktu itu saya hamil 9 Kesehatan adalah hal yang penting untuk
bulan, anak saya yang pertama sempat diupayakan, termasuk didalamnya kesehatan
opname 10 hari, haduh rasanya mbak, anak, namun dalam menjalankan
pingin nangis pingin apa pingin curhat.. perannya sebagai seorang istri sekaligus
(P6) ibu, sering mengalami kendala atau
keterbatasan misal dalam perawatan anak
“.... saat anak sakit itu, yang memang yaitu saat anak mengalami sakit dan
harus diatasi sendiri harus dirawat seharusnya menjalani opname, tetapi hal
sendiri, dirasa-rasakan sendiri bagaimana tersebut tidak dapat dilakukan, karena ibu
yang seharusnya menjaga juga sedang dijemput adik saya terus diajak
sakit. Pernyataan ini didukung dengan jalan-jalan...(P3)
pernyatataan :
“..Ya kemarin itu,anak saya si A kena Iya sering, kebetulan kan kadang-
tifus itu ..akhirnya Cuma rawat jalan kadang kan pergi dekat-dekat
saja, sampai 1 bulan .. Karena ndak sini,... kalau dulu mesti agendanya
kuat saya, kaya ngliyer ngliyer gt, kan mesti kalau ndak malam
tekanan darah saya 150 akhirnya minggu ya apa, kalau sekarang
ayo dirawat dirumah saja wes...( P4) sama sekali ndak pernah selama 6
bulan ini, paling potong rambut,
Dari pernyataan partisipan diatas, potong rambut itu saja iya
dapat diartikan bahwa ibu tanpa kedepan, ke pos doreng, itu
kehadiran suami ibu memiliki berani ... itu saja sudah sueneng
keterbatasan dalam perawatan pada anak saya, katanya dah jalan-
anaknya yang sakit, karena ditunjang jalan..kasian sebenarnya...(P5)
kondisi yang dialami ibu, dampak dari
keterbatasan perawatan yang dilakukan “Iya, setiap libur pasti ayo mah
adalah memanjangnya masa sakit anak. keluar keluar...iya Le adike sik
Selain mengalami permasalahan bayi...
karena kesehatan anak, seorang istri yang .Dari beberapa pernyatan diatas ibu
mengalami perpisahan dengan suami, mengalami kesulitan dalam pemenuhan
karena penugasan ke daerah rawan keinginan anak saat liburan.
konflik juga mengalami kesulitan dalam
pemenuhan keinginan anak saat liburan, Kendala yang dialami istri saat
dimana anak mulai membanding – penugasan suami tidak hanya terkait
bandingkan kondisi liburan ketika ada perawatan anak sakit dan tidak dapat
ayahnya dengan sekarang, adanya protes terpenuhinya keperluan anak, namun juga
dan rengekan dari anak karena perbedaan pada kesulitan dalam menata ulang
dalam pemenuhan keinginan anak setelah keuangan, yang disebabkan banyaknya
ayahnya tidak ada. Ungkapan partisipan pengeluaran karena penugasan suami,
yang berada dalam situasi ancaman pernyataan ini didukung dengan
didukung dengan pernyataan: pernyataan partisipan sebagai berikut :
“Kalau lburan, kalau pas saya ada “..Sulit juga..,... perencanaan
waktu kemudian saya tidak lelah, keuangan, sehari-hari, ...kadang
saya ajak dia keluar, ... kadang dia diluar dugaan ada kondisi-kondisi
membandingkan dengan orang lain, dimana kami harus mengeluarkan
misalnya Ma kenapa itu bisa pergi, biaya diluar perencanaan..” (P1)
kenapa aku ndak, kenapa aku
cuma dirumah saya” (P1) “ ..membutuhkan biaya juga, Dan
biaya itu juga tidak diberi oleh dari
“Iya mbak protes,.. dulu ada ayah pihak sini, harus dengan biaya
jalan-jalan, sekarang ndak ada sendiri.. waktu itu memang saya
dirumah tok, yawis diberitahu nanti belum tidak punya cadangan dana
kalau ada ayah jalan-jalannya..., sama sekali......(P2)
kalau ndak nanti nunggu sore
“..alhamdulilah kan sedikit-sedikit kan hal ini keluar dari sub sub tema perubahan
sudah ada tabungan , yang namanya komunikasi dan dalam sub tema ketidak
punya anak sedikit sedikit yan harus puasan dalam berkomunkasi, yang
ada simpenan,... setelah suami butuh didukung dengan pernyataan partisipan:
uang, ya ndak apa-apa pakai itu dulu, ...Ya bebannya itu tadi waktu
bagaimana lagi daripada nanti disana memang saya benar-benar butuh
kurang “yang penting suami jangan tempat untuk saya sharing orangnya
sampai kurang lah disana, jauh dari tidak bisa saat jadi saya terbiasa
keluarga dari saudara...”(P3) sampai sekarang . Jadi saya jarang
cerita apapun ke orang lain, kalaupun
“..ada uang kambing itu kan mbak, telp kadang saya males, apalagi kalau
karena sebelum pergi pratugas video call saya , saya males ..(P2)
dijual, karena ndak ada yang
merawat, jadi uang kambing untuk “suami saya karena orangnya cuek,
wira-wiri “ (P4) jadi dia mungkin kurang untuk
memperhatikan gt istilahnya tanya
Kesulitan dalam merawat rumah gimana kabarya itu saja jarang,gt
juga dialami oleh istri yang suaminya karena menurut dia begitu lihat saya
sedang menjalani penugasan, hal ini divideocall itu baik, ya sudah kamu ndak
muncul dari sub sub tema kondisi rumah perlu ditanyai gmana kabarmu, ya
yang harus diperbaiki, dan dalam sub Cuma begtu, tapi saya rasanya ya
tema mengalami kesulitan dalam cemburu gitu, kalau sama anak itu saya
perawatan rumah, hal ini didukung dengan cemburu..” (P1)
pernyataan partisipan terkait kondisi
rumah mereka yang bocor saat hujan dan “...Hape saya rusak, dichas ndak bisa
tidak ada yang memperbaiki, hal ini masuk ya, suami itu sudah gimana ini
didukung dengan pernyataan: ditelp ndka bisa, saya suruh
“..biasanya kan saya, saat musim hujan membetulkan adik itu kurang lebih
gini,rumah bocor, enak, itu rumahnya semingguan mbak’ (P3)
bocor yah, kalau sekarang, saya sama
anak saya oyong-oyong tv, sopo sing Tema 5. Perubahan perilaku anak
naik iki, .. “ (P4) karena kehilangan figur ayah

“..ngrojok...disamping itu semua Tema perubahan perilaku anak


perkakas wis termasuk kasur..., basah karena kehilangan figur ayah, dijabarkan
semua mbak, banjir sebelah ini mbak, menjadi satu sub tema yaitu perubahan
saya nangis... ndak orang ada laki-laki, perilaku pada anak. Perubahan pada anak
Cuma saya dan anak saya thok. Saya diungkapkan dengan sikap anak yang
dan anak saya itu, begitu hujan lebih sulit diberi pengertian oleh Ibu,
der,dueres, banjir mati lampu..(P2) kerena terbiasa belajar bersama ayah
anak sekarang menjadi malas belajar,
Dalam membina rumah tangga, anak menjadi pendiam, egois dan
apalagi karena adanya jarak yang cengeng. Perubahan yang mengarah ke
memisahkan, komunikasi mutlak sangat hal negatif tersebut tergambar dalam
diperlukan, namun ada situasi dimana pernyataan
komunikasi tidak menciptakan rasa puas,
“.. seperti anak dikasi tahu ndak “ Disyukuri saya, wong kita nanti pasti
langsung menerima ...menerima akan berpisah, entah saya duluan,
perintah..(P2) suami duluan, atau siapa duluan, kan
ndak tahu mbak, saya kemarin
“ kata gurunya cederung lebih egois, ngedem ngedem ati seperti itu...
sebelumnya .. anak-anak nya Iyalah, begini-begini yang mau jadi
egoisnya ya normal..memang kaya gini banyak sekali, disukuri
gurunya melihat dia jadi lebih egois, seberapapun itu (P5)
semaunya dia sendiri, dikasi tahu
ndak bisa, kalau dikasi tahu marah- “..Ndak ada, ndak, ndak berat gt mbak,
marah, dikasi tahu sedikit nangis....” karena sudah konsekuensinya, sudah
(P1) komitmen dari awal, jadi legowo saja
“ (P6)
“...dia jauh lebih dekat dengan
ayahnya, lebih nurut, jadi kalau
belajar sama ayahnya mudah , kalau Tema 6. Upaya adaptasi istri pada
saya lebih sulit, sampai saya ya sing kondisi sulit
ya biasa marah marah..”(P1) didukung dengan sub tema membiasakan
diri dengan kondisi sulit juga didukung
Tema 6. Upaya adaptasi istri dalam dengan sub tema menghendel tugas
kondisi sulit suami dirumah dimana sub sub tema ini
Tema upaya adaptasi istri pada didukung dengan beberapa pernyataan
kondisi sulit menjawab pertanyaan partisipan
penelitian tentang mengeksplorasi sikap “..kalau dulu kita bagi pekerjaan ya
yang dilakukan oleh istri yang tinggal mbak, kalau dulu pagi saya hanya
dibatalyon saat suami dinas didaerah masak, bersihkan rumah, kerja, kalau
rawan konflik, tema ini didukung dua sub suami saya kadang yang nyuci, setrika,
tema yaitu: membiasakan diri dengan motongi rumput suami saya, kalau
kondisi sulit dan mengerjakan tugas suami sekarang semua saya..”(P2)
dirumah, sub tema tersebut dijabarkan lagi
kedalam beberapa sub tema antara lain : “..misal lampu mati, terus kemudian
istri tidak menyesali kondisi dan istri e... air mati, nah itu biasanya suami
menghendel tugas suami, hal ini didukung semua yang kerjakan, tapi ini berbeda,
dengan pernyataan partisipan: jadi saya harus bisa hendel sendiri..”
“..nah kenapa saya ndak menyesal (P1)
dengan kehidupan menjadi ibu
Persit, kehidupan ibu Persit itu sama “..ndak tahu, mungkin benar yang
dengan masa muda saya jadi saya dikatakan orang, seorang ibu itu
sudah terbiasa dengan soro mempunya kekuatan super yang tiba-
intinya,jadi saya ndak begitu kaget.. tiba tidak kita nyana-nyana gt mbak .
(P2) Saya benar-benar tahu lampu belakang
mati saya naik sendiri..menganti kabel
“..Ndak ada ya mbak, malah suatu mesin cuci mati juga saya sendiri..”(P2)
kebanggaan, karena dari dulu saya
pingin punya suami tentara..(P4) Tema 7. Upaya mencari support system
Tema upaya istri dalam satu sub sub tema yaitu Upaya
mendapatkan support system menjawab penyelesaian urusan teknis rumah tangga,
pertanyaan penelitian yaitu dimana sub sub tema tersebut didukung
mengeksplorasi sikap yang dilakukan istri beberapa pernyataan dari partisipan:
tentara yang tinggal dibatalyon saat suami “...kalau ada kran buntu saya bisa
bertugas didaerah rawan konflik. di minta bantuan, tapi alhamdulilah
dukung dengan tiga sub tema yaitu curhat saya dekat keluarga, jadi saya kalau
kepada orang terpercaya, mengalihkan lampu mati, langsung bilang adik
pekerjaan yang tidak teratasi dan mencari saya, he lampuku mati, alhamdulilah
charger rohani. Pada Sub tema curhat saya lancar semua,..” (P3)
kepada orang terpercaya didukung satu
sub tema yaitu upaya mengurangi beban “alhamdulilah saya dibantu sama ibu
psikologis, sub sub tema ini mendapat saya beliau ikut disini, karena saya
penguatan dengan beberapa pernyataan tidak pernah dapat asisten RT” (P2)
partisipan
“ ..Ada, seperti teman kerja itu, “Ya kalau Cuma korve saja mbak,
yang intensitas ketemunya sering, kalua depan sini , saya ya bisa gt
kalau di keluarga juga ya ada yang kan, kalau genting ini ya ndka bias...
bisa saya ceritani masalah saya nanti biasanya saya minta tolong
ada juga yang tidak, kalau orang tetangga belakang ini, kan tukang...
tua, kan itu ndak mungkin tahu (P4)
kondisi keluarga kecil saya, itu
akan membuat beban, pastinya ....... “Karena kebetulan ada yang
saya ndak akan cerita masalah membantu, e sekalipun suami ada
saya...” (P1) atau tidak ada ya tetap berjalan
berjalan seperti biasanya….(P5)
“...teman kerja yang saya curhati,
Iya, kalau saya pokoknya kalau Sub tema ketiga yang mendukung
punya masalah ndak bisa kalau tema Upaya istri dalam mencari support
dipendam sendiri itu, biasanya system adalah mencari charge rohani
ndak karu karuan, biasanya sms dimana sub tema ini didukung dengan
cerita ke teman, teman sub sub tema upaya penguat spiritual
menanggapi, saya sudah yang dilakukan, hal ini sesuai dengan
senang menangis, ya sudah...” pernyataan pasrtisipan
(P5) “ ...ikut pengajian itu menguatkan
mbak..kan bagus untuk kita..” P 3
“...karena saya kan ada “ ..Ada aktivitas kebaktian yang
teman curhat, kan ada ibu saya, menguatkan juga yang saya ikuti..
jadi ndak begitu kepikiran, kalau (P1)
kepikiran ya kepikiran, tapi ndka
begitu mendalam.. (P6) Partisipan 3 (P3) mengatakan bahwa
pengajian merupakan sarana yang bagus
Sub tema ke dua yang mendukung yang dapat menguatkan diri, dan saran itu
tema upaya istri mencari support system, disediakan oleh batalyon, kegiatan
selain curhat kepada orang terpercaya tersebut selalu diikuti partisipan. Partisipan
adalah dengan mengalihkan pekerjaan 1 (P1) mengatakan melalui kegiatan
yang tidak teratasi, sub tema ini didukung keagamaan yang diikuti memperoleh
dukungan secara rohani terhadap awareness (kesadaran) merupakan point
masalah yang dihadapi pertama, diartikan seorang istri tentara,
memiliki suatu persepsi, pengetahuan dan
PEMBAHASAN pengenalan terhadap daerah dimana
Rasa tidak menyenangkan suami ditugaskan, sehingga istri dapat
karena penugasan suami diawali dengan menyesuaikan antara apa yang diketahui
pikiran atau persepsi istri tentang daerah dengan respon yang akan dilakukan
tempat suami menjalani penugasan.
Lebanon adalah negara yang terletak Tema mencapai kesejahteraan
dekat dengan negara konflik. Berbatasan keluarga, terbentuk dari dukungan istri
dengan Suriah di sebelah utara dan kepada suami, meskipun istri mengalami
sebelah timur, sedangkan Israel di berbagai kesulitan saat jauh dari suami,
selatan, dari gambaran tersebut dapat namun istri tetap berupaya mendukung
dikatakan bahwa Lebanon adalah negara penugasan suami. Istri merelakan diri
yang rawan konflik, dengan situasi untuk dapat menanggung kesulitan
keamanan yang tidak menentu. Menurut selama penugasan suami demi
partisipan, di tempat penugasan suami, kepentingan suami, anak, keluarga
yaitu negara Lebanon, sering terlihat bahkan kepentingan negara. Hal ini
senjata penghancur atau rudal yang hilir diperkuat dengan teori saling
mudik, partisipan lain mengatakan rudal ketergantungan dikatakan bahwa
dapat dilihat dari pos penjagaan di pengorbanan diri dalam memenuhi
Lebanon. Senjata penghancur tersebut kebutuhan pasangan dilakukan karena
sebenarnya bukan ditujukan untuk didorong oleh komitmen hubungan, hal ini
Lebanon, namun karena letaknya yang benar-benar meningkatkan perasaan
dekat, dikhawatirkan kemungkinan yang seseorang terhadap pasangan juga
buruk bisa terjadi. meningkatkan komitmen, dikatakan juga
bahwa ketika individu termotivasi untuk
Alasan tersebut yang akhirnya
berkorban untuk pasangan mereka
memunculkan persepsi istri, tentang
mereka mengalami emosi yang lebih
adanya jaminan keamanan yang tidak
positif, kualitas hubungan yang lebih baik,
pasti. Adanya jaminan ketidakpastian
dan berkurangnya konflik dalam hubungan
tentang keselamatan suami didaerah
(Borrelli, et al, 2013).
konflik, juga ditegaskan dalam pernyataan
Prakash, et al, (2011);Marnocha(2012) Dengan melihat sisi positif dari
bahwa pada tahap pra penugasan, suami penugasan suami bisa membantu istri
akan bertahan dalam menghadapi untuk kuat selama masa penantian.
kesulitan perang, disisi lain keluarga yang Sebuah penelitian mengatakan beberapa
ditinggalkan, terlebih istri akan istri tentara mampu melihat penugasan
menghadapi dan bertahan terhadap aneka suami sebagai situasi yang positif, yang
permasalahan dan stres. Permasalahan memungkinkan istri dapat mengeksplorasi
dan stres yang dihadapi salah satunya kebebasan, mengembangkan
adalah ketidakpastian tentang persahabatan baru, memiliki keberhasilan
kesejahteraan suami Tema jaminan pada apa yang dikerjakan atau menjalanin
keamanan yang tidak jelas, sejalan rutinitas dirumah sementara suami
dengan teori “Transisi” Meleis (2010) yang bertugas (Megan, et al.2012)
membagi sifat pengalaman, berdasarkan
perubahan yang dialami, dimana
Pengalaman seorang istri dalam keterikatan yang tinggi antara anggota
melepas kepergian suami ke daerah keluarganya, sebuah keluarga dipaksa
rawan konflik, juga diwarnai dengan untuk berubah setiap kali anggota
adanya perasaan tidak pasti, disatu sisi keluarganya mengalami penambahan atau
sebagai seorang istri merasakan pengurangan (Friedman, 2010).
kebanggaan karena penugasan suami,
Fluktuasi peran saat menjadi orang
disisi yang lain perasaan khawatir juga
tua tunggal dan berperan sebagai orang
tidak dapat disangkal, dua perasaan yang
tua dengan pasangan saat suami kembali
kontradiktif yaitu rasa bangga namun
adalah suatu stres bagi istri. Istri merasa
khawatir mengiringi penugasan suami..
stres untuk dapat mengarahkan anak-
Peryataan partisipan tersebut sesuai
anak mereka selama suami menjalani
dengan peran Istri tentara yang
penugasan, istri harus berjuang dalam
diibaratkan sebagai benteng pertahanan,
mengatasi kecemasan dan kesedihan
yang turut berperan dalam keberhasilan
pada saat yang sama (Dimiceli et al.,
perang dan siap memberikan dukungan
2010).
pada suami mereka (Numbers, et al,
Lapp, et al. (2010) mendukung
2011).
pernyataan diatas dengan mengatakan
bahwa Istri tentara mengalami stres yang
Disisi lain rasa khawatir yang
dinilai paling berat adalah saat mereka
disebabkan karena jarak yang sangat
harus sendirian, sementara suami dalam
jauh, adanya pemikiran terkait sulitnya
penugasan, saat dituntut untuk melakukan
komunikasi yang akan dilakukan, adanya
lebih banyak hal, istri akan merasa
kekhawatiran terkait kesehatan suami,
kewalahan dengan beban yang harus
adalah perasaan yang juga turut
ditanggung seperti menjaga rumah sendiri,
mengiringi penugasan suami. Disebutkan
menjadi orang tua tunggal, beban dengan
juga bahwa perpisahan yang disebabkan
pekerjaanya sendiri, kekuatiran terhadap
karena melaksanakan panggilan tugas,
keselamatan suami mereka, masalah
memicu timbulnya ketegangan yang
keuangan dan masih banyak lagi.
menetap pada hubungan perkawinan
(Prakash, et al., 2011).
Hal penting yang juga turut
mengalami perubahan adalah terkait
Permasalahan lain yang dialami oleh
komunikasi yang dilakukan, karena jarak
istri keterbatasaan dalam pemenuhan
yang jauh, perdedaan situasi yang
kebutuhan rumah tangga terbentuk dari
dihadapi antara suami dan istri, membuat
sub sub tema yaitu : perjuangan istri
komunikasi efektif tidak selalu dapat
dalam merawat anak, kesulitan yang
dilakukan. Pada istri sedang memerlukan
dihadapi saat anak sakit, adanya
suami, suami tidak bisa dihubungi karena
keterbatasan pemberian perawatan pada
dalam kondisi siaga, begitu juga
anak yang sakit, adanya hambatan dalam
sebaliknya, alasan seperti itu yang
memenuhi harapan anak, kesulitan dalam
akhirnya memunculkan ketidakpuasan
keuangan, kondisi rumah yang
dalam berkomunikasi. Hal ini sesuai
memerlukan perbaikan, dan adanya
dengan yang disampaikan oleh Allen, et al
perubahan komunikasi, hal-hal tersebut
(2010) bahwa Perpisahan karena
membuat keluarga mengalami penurunan
penugasan dapat menganggu hubungan
dari kualitas hidup sebelumnya saat ada
positif dan memerlukan adaptasi yang
suami. Dalam keluarga terdapat suatu
signifikan dalam proses komunikasi anak dalam pekerjaan, namun demikian
dengan pasangan. dapat juga tergantung bagaimana
kemampuan ibu dalam memberikan
Aneka kesulitan yang dihadapi oleh perawatan.
istri dalam menjalani peran karena
Sebuah penelitian yang dilakukan
penugasan suami didaerah konflik dapat
pada anak-anak dengan orang tua yang
dianalogkan dengan teori keperawatan
mendapat penugasan di Irak dan
“Transisi’ oleh Afaf Ibrahim Meleis yaitu
Afganistan, diperoleh bahwa kurangnya
bagaimana istri mengalami transisi dalam
dukungan yang diberikan untuk seorang
peran yang dilakukan. Transisi
anak dari keluarga militer, akan membuat
merupakan perubahan pada fase
anak banyak menghadapi tantangan dan
kehidupan, saat suami ditugaskan istri
ketidakstabilan, saat berhubungan
akan melewati fase pra penugasan, fase
dengan teman-teman mereka. Mereka
penugasan dan fase reintegrasi atau
harus mengatasi stres karena
kembalinya suami dalam keluarga. Tema
ketidakhadiran orang tua secara nyata
kesulitan dalam memenuhi kebutuhan
karena penugasan, selain itu mereka juga
rumah tangga sejalan dengan sifat transisi
harus mengatasi rasa takut akan
yaitu Time span atau rentang waktu
kehilangan dan kekhawatiran pada
dimana digambarkan bahwa pengalaman
keselamatan orang tua meraka (Hazle, et
dalam transisi akan selalu dimulai dari titik
al., 2012).
awal, adanya rentang waktu yang ditandai
dengan suatu proses antisipasi, adanya
Tema perubahan pada perilaku
suatu persepsi pemikiran dan kesadaran
anak, merupakan ungkapan kehilangan
tekait yang terjadi, terjadi proses
figur seorang ayah. Dampak dari
perubahan, sampai akhirnya menemui
penugasan yang lama juga turut
suatu kestabilan. Adanya kebingungan,
berpengaruh secara signifikan pada
stres dan diakhiri dengan permulaan baru
depresi dan kecemasan anak-anak,
yaitu periode kestabilan ( Meleis, 2010)
bahkan saat orang tuanya sudah kembali
ke rumah (Lester, et al., 2010); (Padden,
Dampak penugasan suami, tidak
et a.l, 2010) dari pernyataan diatas terlihat
hanya dialami oleh istri namun juga oleh
bahwa anak memiliki upaya tersendiri
anak. Seorang anak dalam masa
dalam menyampaikan kesulitan yang
pertumbuhannya, tentu memerlukan
dialami yaitu dengan perubahan perilaku
kehadiran kedua orang tuanya, namun
yang cenderung ke arah negatif.
tugas yang mengharuskan seorang anak
berpisah dengan ayahnya secara fisik
Perubahan yang terjadi pada anak
maupun psikologis. Perpisahan yang
tidak hanya dalam perilaku namun dalam
lama dengan orang yang dicintai dan
peran keseharian menurut Prakash, et al.,
hilangnya figur dari orang yang diidolakan
(2011) Anak-anak yang orang tuanya
tentu akan menimbulkan dampak, yaitu
menjalani penugasan, mungkin dibebani
adanya perubahan perilaku anak yang
dengan tugas-tugas tambahan karena
disebabkan kehilangan figur ayah.
tidak adanya ayah, sehingga
Dikatakan dalam Friedman (2010) bahwa
mengharuskan mereka berkorban
tidak adanya seorang ayah dalam sebuah
mengerjakan kegiatan rumah tangga,
keluarga akan mempunyai efek buruk
yang sebenarnya merupakan tanggung
terhadap pendidikan anak dan prestasi
jawab orang dewasa yang dapat dapat menciptakan keseimbangan emosi,
mengorbankan kesenanganya. menjaga hubungan yang harmonis
dengan orang lain maupun dengan
Tema perubahan perilaku pada anak lingkungannya.
bentuk kehilangan figur ayah sejalan
dengan sifat transisi, yaitu Changes and Upaya istri beradaptasi dalam kondisi
differences dimana didalamnya terdapat sulit, tidak terlepas dari teori “transisi”,
perubahan pada identitas, peran, Meleis, sampai akhirnya berada pada sifat
hubungan, kemampuan dan pola perilaku terakhir dari transisi yaitu Critical points
(Meleis, 2010) hal ini ditandai dengan kestabilan pada
rutinitas baru (Meleis, 2010)
Ketika pasangan dalam
penugasan, istri yang akan mengantikan Menghadapi kondisi sulit dan
semua peran yang ada dalam keluarga, mendesak seorang istri juga akan
memenuhi semua keperluan keluarga, memerlukan dukungan dari orang lain
sementara disisi lain istri harus tetap sehat baik keluarga, teman terdekat, orang yang
dan dapat bekerja. Hal ini diperlukan agar punya keahlian khusus, maupun
keluarga tetap dalam kestabilan, dukungan secara spiritual, hal itu terwujud
kestabilan dalam keluarga akan dalam upaya istri dalam mendapatkan
mengurangi beban pikiran bagi suami sistem dukungan (support system). Upaya
yang bertugas, diharapkan suami akan pencarian support system akan dapat
selalu berpikiran positif, semangat dalam mengurangi beban yang dirasakan istri
menjalankan tugasnya (Numbers, et al., baik secara fisik maupun psikis.
2011). Upaya mencari sumber
dukungan yang dilakukan oleh istri ,
Upaya adaptasi istri dapat
sesuai dengan pernyataan yang
dikatakan sebagai mekanisme koping istri,
disampaikan oleh Numbers, et al (2011)
terhadap masalah yang dihadapi, dapat
bahwa Istri tentara yang menjalani
diartikan suatu upaya yang diarahkan
penugasan membutuhkan dukungan terus
untuk dapat mengelola stres, baik yang
menerus selama penugasan, bukan hanya
bersifat konstruktif atau destruktif menurut
dari sesama istri yang suaminya menjalani
(Stuart, 2013). Mekanisme Koping
penugasan, namun dukungan dari
bukanlah cara dalam menyelesaikan
kelompok khusus yang dapat memberikan
permasalahan atau penyebab stres yang
pelatihan bagaimana mengatasi kesepian,
bersifat aktual, namun lebih ditujukan
kecemasan dan depresi sangatlah
bagaimana individu dapat mengevaluasi
diperlukan. Selama periode penugasan,
dirinya untuk dapat berubah, mengubah
istri tentara seringkali mencari dukungan
dan supaya tetap dapat menjaga
dari keluarga dan hubungan sosial
hubungannya dengan lingkungan (Fisher,
(Wheeler and Stone, 2010);( Lapp, et al.,
2007), sesuai dengan pernyataan Fisfer
2010).
istri tentara tanpa disadari, telah
Sebuah penelitian kualitatif yang
melakukan evaluasi diri dan juga merubah
berfokus pada pengalaman dari istri
kebiasaan yang selama ini dilakukan saat
tentara Nasional, dikatakan bahwa
ada suami, kemudian beralih dengan
selama periode penugasan suami, istri
peran baru dengan demikian kondisi
mencari penghiburan dan dukungan dari
keluarga dapat tetap stabil dan berjalan.
keluarga atau teman-teman, untuk
Dengan upaya tersebut istri akan tetap
berbincang-bincang, mendapatkan khawatir kembali menganggu pikiran istri,
masukan terkait masalah yang dialami meskipun disatu sisi ada kebanggan,
(Wheeler and Stone, 2010). Tujuan dari karena suami terpilih dalam penugasan
pencarian sistem dukungan yang pertama bergengsi, bergabung dalam pasukan
adalah memperoleh koping, yang terwujud perdamaian dibawah PBB yaitu Pasukan
dalam dukungan emosional maupun Garuda
berupa bantuan secara langsung, dan
yang kedua adalah bantuan yang lazim Kepergian suami, akan
diberikan kepada keluarga, teman-teman membawa dampak tersendiri bagi
dan tetangga (Friedman, 2010 keluarga yang ditinggalkan, keterbatasan
kemampuan istri, ditambah banyaknya
Keterbatasan Penelitian hambatan yang harus ditanggung
Wawancara yang dilakukan hanya menyebabkan istri, mempunyai
sebatas kepada istri tentara yang tinggal keterbatasan dalam memenuhi kebutuhan
dibatalyon saat suami bertugas didaerah rumah tangga. Dampak kepergian ayah
rawan konflik saat ini adalah Lebanon. akan berimbas pada anak hal nyata yang
Peneliti tidak melakukan triangulasi terlihat adalah adanya periubahan perilaku
data kepada kepada pejabat dilingkungan anak yang terjadi karena kehilangan figur
Batalyon, terkait informasi yang ayah yang dirindukan.
disampaikan oleh partisipan, peneliti Kesulitan dan hambatan yang
hanya melihat, dan mengobservasi dialami istri, harus tetap dijalani, hal yang
berdasarkan yang peneliti lihat di dilakukan istri adalah dengan beradaptasi
lapangan terhadap kesulitan yang dihadapi, ketika
adaptasi mengalami kendala istri akan
berupaya mencari sistem dukungan
supaya suami tetap sukses dalam
penugasan dan keluarga tetap mencapai
kestabilan, pengorbanan sangatlah
KESIMPULAN diperlukan

Hal pertama yang ada dalam Saran-Saran


pikiran istri tentara, saat menerima berita
penugasan suami ke daerah rawan konflik Kondisi dilapangan yang memiliki
adalah membayangkan situasi di daerah keterbatasan fasilitas pemberi pelayanan
tempat suami ditugaskan, istri berpikir kesehatan jiwa yang sebenarnya
bahwa di daerah rawan konflik jaminan diperlukan kelompok khusus, pada situasi
keamanan tidak jelas. Dari pikiran tertentu sehingga diharapkan pemberian
tersebut memunculkan keinginan istri asuhan keperawatan dapat diupayakan
supaya suami tidak menjalani penugasan. bisa “menjemput bola”, terlebih pada
Namun konsekuensi, dari suatu pilihan kelompok khusus yang memiliki resiko
adalah merelakan suami bertugas, terhadap masalah kesehatan jiwa
sehingga istri terpaksa merelakan suami Penelitian selanjutnya dapat
pergi, dengan mencari aspek positif dari menindaklanjuti penelitian dengan
penugasan suami, yaitu untuk mencapai mengacu pada penatalaksanaan
kesejahteraan keluarga. Namun demikian, permasalahan (stres) yang dialami istri
menjelang keberangkatan suami, rasa tentara dan bagaimana meningkatkan
mekanisme koping yang sudah dilakukan McGurk, D., et al. (2008).
sehingga kualitas hidup dari keluarga Prevalence of mental health
tentara, yang jauh dari suami karena problems, treatment need, and
penugasan dapat terus dijaga bahkan barriers to care among primary
ditingkatkan. Peneliti selanjutmya care-seeking spouses of military
diharapkan dapat lebih melengkapi data service members involved in Iraq
dan credibility dengan melakukan and Afghanistan deployments.
triangulasi data pada pejabat setempat. Military Medicine, 173, 1051-1056

Fisher, BC.2007. Attention Deficit


Disorder Practical Coping
DAFTAR PUSTAKA
Mechanisme. Second Edition.
Informa Healthcare USA, Inc. 270
Allen, E. S., Rhoades, G. K., Stanley, S. Madison Avenue. New York, NY
M., & Markman, H. J. (2010).
Hitting home: relationships Friedman,Marylin. M (2010), Buku Ajar
between recent deployment, Keperawatan Keluarga:Riset, Teori,
posttraumatic stress symptoms, dan Praktik, Ed 5: EGC
and marital functioning for Army Lapp, C., Taft, L., Tollefson, T.,
couples. Journal of Family Hoepner, A., Moore, K., & Divyak,
Psychology, 24(3), 280 K. (2010). Stress and coping on the
Borelli, Jessica S, Sbarra, David A. home front: Guard and reserve
Randall, Ashley K,. Snavely, spouses searching for a new
Jonathan E , Heather K. St. John4, normal. Journal of Family Nursing
Rui,Sarah K (2013) Linguistic 16(45).
Indicators of Wives’ Attachment doi:10.1177/1074840709357347
Security and Communal Lester, P., Peterson, K., Reeves, J.,
Orientation During Military Knauss, L., Glover, D., Mogil,
Deployment: NIH Public C.,Beardslee, W. (2010). The long
Acsess :Published in final edited war and parental combat
form as:Fam Process. 2013 deployment: Effects on military
September ; 52(3): 535–554. children and at-home spouses.
doi:10.1111/famp.12031 Journal of the American Academy
of Child & Adolescent Psychiatry,
Creswell, J.W. (2014). Research Design: 49(4), 310-320.
Quantitative, Qualitative and Mix Madhusudan, T., Chaudhury, S., &
Methods Approaaches. SAGE Chakraborty, P. K. (2008). Risk
Publications, Inc factors for suicide in wives of
Dimiceli, E. E., Steinhardt, M. A., & Smith, military personnel. Medical Journal
S. E. (2009). Stressful experiences, Armed Forces India, 64(2), 127-
coping strategies, and predictors of 128
health-related outcomes among Mansfield, A., Kaufman, J., Marshall,
wives of deployed military S., Gaynes, B., Morrissey, J., &
servicemen. Armed Forces & Engel, C. (2010). Deployment and
Society, 36, 351-373. the use of mental health services
Eaton, K. M., Hoge, C. W., Messer, S. C., among U. S. Army wives. The New
Whitt, A. A., Cabrera, O. A.,
England Journal of Medicine, http://counselingoutfitters.com/
362(2), 101-109. vistas/vistas11/Article_15.pdf
doi:10.1056/NEJMoa0900177 Padden, D. L., Connors, R. A., &
Mansfield, A. J., Kaufman, J. S., Engel, Agazio, J. G. (2010). Stress,
C. C., & Gaynes, B. N. (2011). coping, and well-being in military
Deployment and mental health spouses during deployment
diagnoses among children of US separation. Western Journal of
Army personnel. Archives of Nursing Research
Pediatrics & Adolescent Polit, Denise, & Beck, Cheryl. (2012).
Medicine, 165(11),999-1005. Nursing Research Principles and
rchpediatrics.2011.2123.doi: Methods (Seventh Edition ed.).
10.1001/archpediatrics.2011.123 Philadelpia: Lippincott Williams
Margiyani, E. (2013. Stres, Dukungan Wilkins.
Keluarga Dan Agresivitas Pada Istri Prakash, LtCol Jyoti, Bavdekar, Wg
Yang Menjalani Pernikahan Jarak Cdr RD, Joshi, Col SB (2011), “
Jauh, Pesona. Jurnal Psikologi The Woes of Waiting Wives:
Indonesia: Sept. 2013, Vol. 2, No. Psychosocial battle at
3, hal 191 - 198 Homefront, Departement of
Marnocha, S. (2012). Military wives' Psychiatry, AFMC. MJAFI
transition and coping: Deployment Riggs, S. A., & Riggs, D. S. (2011).
and the return home. ISRN Risk and resilience in military
nursing, 2012. families experiencing
Meleis, A.I. Transision theory: Middle- deployment: The role of the
Range and Situation Spesific family attachment network.
Theorities in Nursing Research and Journal of Family Psychology,
Practice, Spring Publishing, New 25(5), 675.
York, NY, USA, 2010 Seaward BL., 2006. Managing Stress,
Hazle, Megan.,Wilcox,Sherrie Principles, and Strategies for
L,Hassan, Anthony M (2012).” Health and Well Being. Jones
Helping Veterans and Their and Barlett Publishers. Canada
Families Fight On, Advances in Smith, J., Flowers, P., Larkin , M.
Social Work, Vol. 13 No. 1 (Spring (2009) Interpretive
2012), 229-242 Phenomenologi analysis theory,
Moleong, L. (2014). Metodologi method & Research. SAGE
Penelitian Kualitatif (edisi revisi publication Ltd: London
ed.). Bandung: PT. Remaja Spera, C. (2009). Spouses’ ability to
Rosdakarya. cope with deployment and adjust
Numbers, M., Osterlund, L., & to Air Force family demands:
Ungvarsky, J. (2011). Military Identification of risk and
spouses: The overlooked, protective factors. Armed Forces
underpaid, and stressed-out & Society, 35(2), 286-306.
casualties of war. In annual Stuart, Gail W“ Prinsip dan Praktik
meeting of the American Keperawtan Kesehatan Jiwa Stuart
Counseling Association, New (2013) : Edisi Inonesia, Elsevier
Orleans, Louisiana. Retrieved Verdeli, H., Vousoura, E., Baily, C.,
from Belser, A., Van De Wal, E., &
Manos, G. (2011). Adaptation and among National Guard spouses
Testing of Interpersonal during times of deployment: A
Psychotherapy for Military research note. Armed Forces &
Spouses. Journal of Educational Society. Advance online
and Developmental Psychology, publication.
1(1), 118. Doi:10.1177/0095327X09344066
Wheeler, A. R., & Torres Stone, R. A.
(2009). Exploring stress and
coping strategies

Anda mungkin juga menyukai