TENTANG
BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM
-1- 4. Undang-Undang . . .
-2-
MEMUTUSKAN:
BAB I . . .
-3-
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Udara, . . .
-6-
untuk melayani . . .
-8-
76. Insentif . . .
-9-
BAB II . . .
- 10 -
BAB II
AZAS PENATAAN RUANG KABUPATEN
Pasal 2
BAB III
PERAN DAN FUNGSI RTRW KABUPATEN
Pasal 3
BAB IV . . .
- 11 -
BAB IV
LINGKUP PENATAAN RUANG KABUPATEN
Pasal 4
Pasal 5
Pasal 6
3. Rencana . . .
- 12 -
BAB V
TUJUAN, KEBIJAKAN DAN STRATEGI PENATAAN RUANG
Bagian Kesatu
Tujuan
Pasal 7
Bagian Kedua
Kebijakan
Pasal 8
l. pengendalian . . .
- 13 -
Bagian Ketiga
Strategi
Pasal 9
c. meningkatkan . . .
- 14 -
a. memanfaatkan . . .
- 15 -
BAB VI
RENCANA STRUKTUR RUANG WILAYAH KABUPATEN
Bagian Kesatu
Umum
Pasal 10
(2) Rencana . . .
- 16 -
Bagian Kedua
Sistem Pusat Kegiatan
Pasal 11
Bagian Ketiga . . .
- 17 -
Bagian Ketiga
Sistem Jaringan Prasarana Wilayah Kabupaten
Pasal 12
Paragraf 1
Sistem Jaringan Prasarana Utama
Pasal 13
Pasal 14
b. jaringan . . .
- 18 -
18. jembatan. . .
- 27 -
64. jembatan . . .
- 29 -
5. Meulaboh . . .
- 30 -
5. Meulaboh – Tapaktuan;
6. Meulaboh – Blangpidie – Tapaktuan – Kota Fajar –
Subulussalam;
7. Meulaboh – Blangpidie – Tapaktuan – Kota Fajar –
Subulussalam – Singkil;
8. Meulaboh – Calang; dan
9. Meulaboh – Banda Aceh.
c. pengembangan rute trayek angkutan perdesaan, meliputi:
1. Meulaboh – Meureubo;
2. Meulaboh – Keude Aron - Meutulang – Kajeung;
3. Meutulang – Pante Ceureumen;
4. Meulaboh – Suak Timah – Banda Layung – Kuala
Bhee;
5. Meutulang – Tangkeh – Kuala Bhee;
6. Drien Rampak – Pasi Mali – Kuala Bhee;
7. Drien rampak – Suak Timah; dan
8. Meutulang – Banda Layung.
d. Trayek angkutan barang, meliputi:
1. Meulaboh – Medan;
2. Meulaboh – Banda Aceh; dan
3. Meulaboh – seluruh Kecamatan dalam Kabupaten
Aceh Barat.
e. ketentuan lalu lintas moda angkutan barang, dibuat
dalam peraturan tersendiri.
(7) Jaringan perkeretaapian sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
huruf d terdiri atas:
a. pengembangan prasarana kereta api;
b. pengembangan sarana kereta api; dan
c. peningkatan pelayanan kereta api.
(8) Perwujudan pengembangan prasarana kereta api sebagaimana
dimaksud pada ayat (7) huruf a, meliputi:
a. rencana pengembangan jalur kereta api, berupa jalur
kereta api Banda Aceh – Meulaboh - Subulussalam;
b. pembangunan Stasiun kereta api di Meulaboh; dan
c. pembangunan fasilitas pengoperasian kereta api.
(9) Pengembangan sarana kereta api sebagaimana dimaksud
pada ayat (8) huruf b, meliputi:
a. lokomotif;
b. kereta;
c. gerbong; dan
d. peralatan khusus.
(10) Peningkatan pelayanan kereta api sebagaimana dimaksud
pada ayat (8) huruf c meliputi:
a. peningkatan akses terhadap layanan kereta api;
b. jaminan keselamatan dan kenyamanan penumpang; dan
c. pengembangan sistem keamanan dan keselamatan
perlintasan kereta api.
(11) jaringan . . .
- 31 -
Paragraf 2
Sistem Jaringan Transportasi Laut
Pasal 15
Bagian Keempat
Sistem Jaringan prasarana lainnya
Pasal 16
Paragraf 1 . . .
- 32 -
Paragraf 1
Sistem Jaringan Energi
Pasal 17
6. Kecamatan . . .
- 33 -
Paragraf 2
Sistem Jaringan Telekomunikasi
Pasal 18
dengan . . .
- 34 -
Paragraf 3
Sistem Jaringan Sumber Daya Air
Pasal 19
(2) Rencana . . .
- 35 -
6. Kecamatan . . .
- 36 -
Beurawang . . .
- 40 -
Paragraf 4
Sistem Jaringan Prasarana Wilayah Lainnya
Pasal 20
d. pengembangan . . .
- 41 -
b. pemenuhan . . .
- 42 -
2. Arah . . .
- 43 -
c. pengembangan . . .
- 45 -
2. PPI . . .
- 46 -
BAB VII
RENCANA POLA RUANG
Bagian Kesatu
Umum
Pasal 21
Bagian Kedua
Kawasan Lindung
Pasal 22
Paragraf 1 . . .
- 47 -
Paragraf 1
Kawasan Hutan Lindung
Pasal 23
Paragraf 2
Kawasan Perlindungan Setempat
Pasal 24
c. kawasan . . .
- 48 -
Paragraf 3
Kawasan Suaka Alam, Pelestarian Alam dan Cagar Budaya
Pasal 25
Paragraf 4
Kawasan Rawan Bencana Alam
Pasal 26
3. Kecamatan . . .
- 50 -
Paragraf 5 . . .
- 51 -
Paragraf 5
Kawasan Lindung Geologi
Pasal 27
Bagian Ketiga
Rencana Kawasan Budidaya
Pasal 28
a. kawasan . . .
- 52 -
Paragraf 1
Kawasan Peruntukan Hutan Produksi
Pasal 29
Paragraf 2
Kawasan Peruntukan Pertanian
Pasal 30
(4) Pertanian . . .
- 53 -
h. Kecamatan . . .
- 54 -
Paragraf 3
Kawasan Peruntukan Perikanan
Pasal 31
Paragraf 4
Kawasan Peruntukan Pertambangan
Pasal 32
Paragraf 5 . . .
- 56 -
Paragraf 5
Kawasan Peruntukan Industri
Pasal 33
Paragraf 6
Kawasan Peruntukan Pariwisata
Pasal 34
a. Kecamatan . . .
- 57 -
Paragraf 7
Kawasan Peruntukan Permukiman
Pasal 35
Paragraf 8 . . .
- 58 -
Paragraf 8
Kawasan Peruntukan Lainnya
Pasal 36
2. Kepolisian . . .
- 59 -
Bagian Keempat
Pola Ruang Laut
Pasal 37
BAB VIII
PENETAPAN KAWASAN STRATEGIS WILAYAH KABUPATEN
Pasal 38
(2) Kawasan . . .
- 60 -
BAB IX
ARAHAN PEMANFAATAN RUANG WILAYAH
Pasal 39
BAB X
ARAHAN PENGENDALIAN PEMANFAATAN RUANG
WILAYAH KABUPATEN
Bagian Kesatu
Umum
Pasal 40
Bagian Kedua
Ketentuan Umum Peraturan Zonasi Kabupaten
Pasal 41
Pasal 42
Pasal 43
Pasal 44
Pasal 45
Pasal 46
a. ketentuan . . .
- 64 -
Pasal 47
h. dilarang . . .
- 66 -
(7) Ketentuan . . .
- 67 -
f. penempatan . . .
- 68 -
(11) Ketentuan . . .
- 69 -
a. dilarang . . .
- 70 -
ketentuan . . .
- 72 -
Pasal 48
c. ketentuan . . .
- 73 -
4. kegiatan . . .
- 75 -
a. ketentuan . . .
- 76 -
d. pengembangan . . .
- 78 -
(10) Ketentuan . . .
- 79 -
i. permukiman . . .
- 81 -
(17) Ketentuan . . .
- 83 -
Bagian Ketiga
Ketentuan Perizinan
Pasal 49
(10) Pengambilan . . .
- 85 -
Pasal 50
Bagian Keempat
Ketentuan Pemberian Insentif dan Disinsentif
Paragaraf 1
Ketentuan Pemberian Insentif
Pasal 51
Paragraf 2
Bentuk dan Tata Cara Pemberian Insentif
Pasal 52
2. pemberian kompensasi;
3. pengurangan retribusi;
4. imbalan;
5. sewa ruang;
6. urun saham;
7. penyediaan prasarana dan sarana; dan/atau
8. kemudahan perizinan.
(7) Mekanisme pemberian insentif yang berasal dari pemerintah
daerah kabupaten diatur dengan peraturan bupati.
(8) Mekanisme pemberian insentif dari pemerintah daerah
kepada pemerintah daerah lainnya diatur berdasarkan
kesepakatan bersama antar pemerintah daerah yang
bersangkutan.
(9) Pengaturan mekanisme pemberian insentif sebagaimana
dimaksud pada ayat (6), dan ayat (7) berpedoman pada
ketentuan peraturan perundang-undangan.
Paragraf 3
Bentuk dan Tata Cara Pemberian Disinsentif
Pasal 53
b. disinsentif . . .
- 88 -
Bagian Kelima
Arahan Sanksi
Paragraf 1
Umum
Pasal 54
sebagaimana . . .
- 90 -
Paragraf 2
Kriteria dan Tata Cara Pengenaan Sanksi Administratif
Pasal 55
surat . . .
- 91 -
(8) Pencabutan . . .
- 92 -
berwenang . . .
- 93 -
BAB XI
KELEMBAGAAN
Pasal 57
(2) Tugas, . . .
- 94 -
BAB XII
HAK, KEWAJIBAN DAN PERAN MASYARAKAT
Bagian Kesatu
Umum
Pasal 58
Bagian Kedua
Hak Masyarakat
Pasal 59
(4) Dalam . . .
- 95 -
Bagian Ketiga
Kewajiban Masyarakat
Pasal 60
Bagian Keempat
Peran Masyarakat
Pasal 61
a. penyusunan . . .
- 96 -
Pasal 62
Pasal 63
Pasal 64
BAB XIII . . .
- 97 -
BAB XIII
KEWAJIBAN PEMERINTAH KABUPATEN
Pasal 65
BAB XIV
PENYELESAIAN SENGKETA
Pasal 66
BAB XV
KETENTUAN PIDANA
Pasal 67
BAB XVI
KETENTUAN LAIN-LAIN
Pasal 68
Perundang-Undangan . . .
- 98 -
BAB XVII
KETENTUAN PERALIHAN
Pasal 69
3. Untuk . . .
- 99 -
BAB XVIII
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 70
Pasal 71
ttd.
T. ALAIDINSYAH
Diundangkan di Meulaboh
pada tanggal 22 J u l i 2013 M
13 Ramadhan 1434 H
SEKRETARIS DAERAH
KABUPATEN ACEH BARAT,
ttd.
BUKHARI
PENJELASAN
ATAS
QANUN KABUPATEN ACEH BARAT
NOMOR 1 TAHUN 2013
TENTANG
RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN ACEH BARAT
TAHUN 2012-2032
I. UMUM
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) merupakan acuan operasionalisasi
kegiatan pembangunan daerah yang dituangkan dalam bentuk struktur dan pola
ruang. Rencana ini disusun secara hirarkis dari rencana tata ruang wilayah tingkat
Nasional (RTRWN), Propinsi (RTRWP), hingga Kabupaten/Kota (RTRW
Kabupaten/Kota), serta memadukan kegiatan pembangunan sektoral dengan
pembangunan wilayah. Keterpaduan ini perlu dilakukan sedemikian rupa dengan
cara menyelaraskan antara rencana tata ruang yang satu dengan yang lain dan
dengan berbagai dinamika.
Pasal 4
Ayat (1)
Cukup Jelas
Ayat (2)
Cukup Jelas
Ayat (3)
Cukup Jelas
Pasal 5
Cukup Jelas
Pasal 6
Cukup Jelas
Pasal 7
Tujuan penataan ruang wilayah Kabupaten Aceh Barat adalah tujuan yang
ditetapkan Kabupaten Aceh Barat yang merupakan arahan perwujudan visi
dan misi pembangunan jangka panjang Kabupaten Aceh Barat pada aspek
keruangan, yang pada dasarnya mendukung terwujudnya ruang wilayah yang
aman, nyaman, produktif, dan berkelanjutan berlandaskan Wawasan
Nusantara dan Ketahanan Nasional.
Tujuan penataan ruang wilayah Kabupaten Aceh Barat merupakan arahan
perwujudan ruang wilayah Kabupaten Aceh Barat yang ingin dicapai pada
masa yang akan datang (20 tahun). Tujuan penataan ruang wilayah
Kabupaten Aceh Barat dirumuskan berdasarkan:
visi dan misi pembangunan wilayah Kabupaten Aceh Barat;
karakteristik wilayah Kabupaten Aceh Barat;
isu strategis;
kondisi objektif yang diinginkan;
tidak bertentangan dengan tujuan penataan ruang wilayah Provinsi Aceh
dan nasional;
jelas dan diupayakan tercapai sesuai jangka waktu perencanaan; dan
tidak bertentangan dengan peraturan perundang-undangan.
Pasal 8
Ayat (1)
Kebijakan penataan ruang wilayah Kabupaten Aceh Barat merupakan
arah tindakan yang harus ditetapkan untuk mencapai tujuan penataan
ruang wilayah Kabupaten Aceh Barat.
Kebijakan penataan ruang wilayah Kabupaten Aceh Barat dirumuskan
berdasarkan:
tujuan penataan ruang wilayah Kabupaten Aceh Barat;
karakteristik wilayah Kabupaten Aceh Barat;
kapasitas sumber daya wilayah Kabupaten Aceh Barat dalam
mewujudkan tujuan penataan ruangnya; dan
ketentuan peraturan perundang-undangan terkait.
Ayat (2)
Cukup Jelas
- 103 -
Pasal 9
Ayat (1)
Strategi penataan ruang wilayah Kabupaten Aceh Barat merupakan
penjabaran kebijakan penataan ruang wilayah Kabupaten Aceh Barat
ke dalam langkah-langkah operasional untuk mencapai tujuan yang
telah ditetapkan.
Strategi penataan ruang wilayah kabupaten dirumuskan berdasarkan:
kebijakan penataan ruang wilayah Kabupaten Aceh Barat;
kapasitas sumber daya wilayah Kabupaten Aceh Barat dalam
melaksanakan kebijakan penataan ruangnya; dan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
Ayat (2)
Cukup Jelas
Ayat (3)
Cukup Jelas
Ayat (4)
Cukup Jelas
Ayat (5)
Cukup Jelas
Ayat (6)
Cukup Jelas
Ayat (7)
Cukup Jelas
Ayat (8)
Cukup Jelas
Ayat (9)
Cukup Jelas
Ayat (10)
Cukup Jelas
Ayat (11)
Cukup Jelas
Ayat (12)
Cukup Jelas
Ayat (13)
Cukup Jelas
Ayat (14)
Cukup Jelas
Pasal 10
Ayat (1)
- 104 -
Cukup Jelas
Ayat (2)
Cukup Jelas
Pasal 11
Ayat (1)
Rencana sistem pusat kegiatan adalah suatu kerangka tata ruang
wilayah yang dibangun oleh konstelasi pusat-pusat kegiatan
(perkotaan) yang satu sama lain dihubungkan oleh sistem jaringan
transportasi sebagai perwujudan Strategi Penataan Ruang. Penentuan
hirarki kota-kota di Kabupaten Aceh Barat mempertimbangkan aspek-
aspek sebagai berikut:
Kebijaksanaan RTRWN dan RTRWP Propinsi Aceh.
Jumlah penduduk, aksesibilitas dan fasilitas pelayanan yang ada
dan pengembangannya.
Pola pergerakan penduduk dalam pemenuhan fasilitas pelayanan.
Ayat (2)
Cukup Jelas
Ayat (3)
Cukup Jelas
Ayat (4)
Cukup Jelas
Ayat (5)
Cukup Jelas
Pasal 12
Ayat (1)
Cukup Jelas
Ayat (2)
Cukup Jelas
Pasal 13
Cukup jelas
Pasal 14
Ayat (1)
Penetapan klasifikasi fungsi jaringan jalan sebagai prasarana
transportasi di Kabupaten Aceh Barat didasarkan kepada:
a. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 38 tahun 2004 dan
Peraturan Pemerintah Nomor 34 tahun 2006
b. Keterkaitan dan keterpaduan dengan sebaran hirarki kota- kota
yang dituju sebagai berikut:
Menciptakan keamanan dan kenyamanan sistem jaringan arteri
primer sebagai penghubung antar PKN dan antara PKN dan
PKW.
Menciptakan keamanan dan kenyamanan jalan kolektor primer
sebagai penghubung antar PKW dan antara PKW dan PKL.
- 105 -
Ayat (3)
Cukup Jelas
Pasal 16
Cukup Jelas
Pasal 17
Ayat (1)
Cukup Jelas
Ayat (2)
Cukup Jelas
Ayat (3)
Cukup Jelas
Ayat (4)
Cukup Jelas
- 106 -
Pasal 18
Ayat (1)
Cukup Jelas
Ayat (2)
Cukup Jelas
Ayat (3)
Cukup Jelas
Pasal 19
Ayat (1)
Cukup Jelas
Ayat (2)
Cukup Jelas
Ayat (3)
Cukup Jelas
Ayat (4)
Cukup Jelas
Ayat (5)
Cukup Jelas
Ayat (6)
Cukup Jelas
Ayat (7)
Cukup Jelas
Ayat (8)
Cukup Jelas
Ayat (9)
Cukup Jelas
Pasal 20
Ayat (1)
Cukup Jelas
Ayat (2)
Cukup Jelas
Ayat (3)
Cukup Jelas
Ayat (4)
Cukup Jelas
Ayat (5)
Cukup Jelas
- 107 -
Ayat (6)
Cukup Jelas
Ayat (7)
Cukup Jelas
Ayat (8)
Cukup Jelas
Ayat (9)
Cukup Jelas
Ayat (10)
Cukup Jelas
Pasal 21
Ayat (1)
Cukup Jelas
Ayat (2)
Cukup Jelas
Pasal 22
Cukup Jelas
Pasal 23
Cukup Jelas
Pasal 24
Ayat (1)
Cukup Jelas
Ayat (2)
Perlindungan terhadap sempadan pantai dilakukan untuk melindungi
wilayah pantai dari kegiatan yang mengganggu kelestarian fungsi
pantai. Kriteria sempadan pantai adalah daratan sepanjang tepian yang
lebarnya proporsional dengan bentuk dan kondisi fisik pantai minimal
100 meter dari titik pasang tertinggi ke arah darat.
Ayat (3)
Perlindungan terhadap sungai dilakukan untuk melindungi sungai dari
kegiatan manusia yang dapat mengganggu dan merusak kualitas air
sungai, kondisi fisik pinggir dan dasar sungai serta mengamankan
aliran sungai.
Kriteria Penetapan:
Garis sempadan sungai bertanggul di luar kawasan perkotaan
sekurang- kurangnya 5 (lima) meter di sebelah luar sepanjang kaki
tanggul.
Garis sempadan sungai bertanggul di dalam kawasan perkotaan
ditetapkan sekurang- kurangnya 3 (tiga) meter di sebelah luar
sepanjang kaki tanggul.
- 108 -
Ayat (5)
Cukup Jelas
Pasal 25
Perlindungan terhadap kawasan pantai berhutan bakau sebagai pembentuk
ekosistem hutan bakau dan tempat berkembangbiaknya biota laut disamping
sebagai pelindung pantai dari pengikisan air laut serta pelindung usaha
budidaya di belakangnya. Kriteria kawasan pantai berhutan bakau adalah
minimal 130 kali nilai rata-rata perbedaan air pasang tertinggi dan terendah
tahunan diukur dari garis air surut terendah ke arah darat.
Pasal 26
Ayat(1)
Yang dimaksud dalam kawasan rawan bencana alam adalah kawasan yang
diidentifikasi berpotensi tinggi mengalami bencana alam, antara lain berupa
tanah longsor, rawan banjir dan rawan kebakaran. Ayat (2)
Ayat (2)
Cukup Jelas
- 109 -
Ayat (3)
Banjir merupakan salah satu masalah yang terjadi di Kabupaten Aceh
Barat. Kriteria kawasan rawan banjir secara umum adalah:
Daerah sepanjang pantai dengan ketinggian antara 0 sampai
dengan 25 meter di atas permukaan laut;
Daerah dengan kemiringan dibawah 5%;
Daerah yang dialiri sungai dengan sedimentasi tinggi di atas 20.000
m³/tahun.
Terjadi banjir secara berkala
Ayat (4)
Cukup Jelas
Pasal 27
Ayat (1)
Cukup Jelas
Ayat (2)
Cukup Jelas
Ayat (3)
Cukup Jelas
Pasal 28
Cukup Jelas
Pasal 29
Kawasan peruntukan hutan produksi tetap ditetapkan dengan kriteria
memiliki faktor kemiringan lereng, jenis tanah, dan intensitas hujan dengan
jumlah skor paling besar 124 (seratus dua puluh empat) diluar hutan suaka
alam, hutan wisata dan hutan konsversi lainnya.
Pasal 30
Ayat (1)
Cukup Jelas
Ayat (2)
Cukup Jelas
Ayat (3)
Fisiografi lahan yang datar, merupakan potensi dasar untuk
pengembangan kawasan pertanian lahan basah. Kondisi ini
memungkinkan dukungan sarana dan prasarana penunjangnya
terhadap aktivitas pertanian seperti jaringan jalan, irigasi dan lain-lain.
Kawasan dengan peruntukan pertanian lahan basah ini potensial untuk
pengembangan kegiatan pertanian tanaman pangan.
Ayat (4)
Cukup Jelas
Ayat (5)
- 110 -
Ayat (6)
Cukup Jelas
Ayat (7)
Kawasan yang diperuntukkan bagi perkebunan baik perkebunan yang
dikelola oleh rakyat maupun badan usaha. Pemanfatan kawasan di
maksud mengikuti ketentuan dan peraturan yang berlaku.
Ayat (8)
Cukup Jelas
Ayat (9)
Cukup Jelas
Ayat (10)
Cukup Jelas
Pasal 31
Ayat (1)
Kawasan peruntukan perikanan ditetapkan dengan kriteria:
Penangkapan, budidaya dan industri pengolahan hasil perikanan,
dan/atau
Tidak mengganggu kelestarian lingkungan hidup.
Faktor Kelerengan < 8%
Persediaan air cukup.
Rencana pengembangan ruang untuk perikanan di wilayah Kabupaten
Aceh Barat berdasarkan potensi lestari.
Ayat (2)
Cukup Jelas
Ayat (3)
Cukup Jelas
Ayat (4)
Cukup Jelas
Ayat (5)
Cukup Jelas
- 111 -
Pasal 32
Ayat (1)
Rencana pengembangan kawasan pertambangan dilakukan untuk
memanfaatkan potensi sumber daya mineral dan bahan galian yang
dimiliki Kabupaten Aceh Barat untuk sebesar-besarnya kesejahteraan
masyarakat, dengan tetap memelihara sumber daya tersebut sebagai
cadangan pembangunan yang berkelanjutan (sustainable) dan tetap
memperhatikan kaidah-kaidah kelestarian lingkungan (environmental
friendly).
Untuk memanfaatkan potensi tersebut harus memenuhi Kriteria
kawasan peruntukan pertambangan sebagai berikut:
Merupakan wilayah yang dapat dimanfaatkan untuk pemusatan
kegiatan pertambangan berkelanjutan.
Merupakan bagian proses upaya mengubah kekuatan ekonomi
potensil menjadi ekonomi riil.
Tidak menimbulkan dampak negatif bagi lingkungan sekitarnya.
Tidak terletak di daerah resapan dan daerah yang terdapat mata air.
Tidak terletak di daerah banjir dan rawa.
Tidak terletak di daerah rawan bencana alam (longsong, gempa
bumi dan lain-lain).
Tidak terletak di daerah yang sungainya rapat.
Pengaturan pendirian bangunan yang tidak mengganggu fungsi
pelayaran.
Memperhatikan keseimbangan biaya dan manfaat serta
keseimbangan risiko dan manfaat.
Pengaturan bangunan di sekitar instalasi dan peralatan kegiatan
pertambangan yang berpotensi menimbulkan bahaya dengan
memperhatikan kepentingan daerah.
Kegiatan penambangan di dalam kawasan lindung di lakukan
sesuai dengan ketentuan dan peraturan yang berlaku.
Lokasi pertambangan tidak terlalu dekat dengan permukiman, dan
tidak terletak di daerah tadah untuk menjaga kelestarian sumber
air.
Lokasi penggalian pada lereng curam >40% tidak mengakibatkan
bahaya erosi dan longsor.
Ayat (2)
Cukup Jelas
Ayat (3)
Cukup Jelas
Ayat (4)
Cukup Jelas
Pasal 33
Ayat (1)
Kriteria kawasan peruntukan industri:
Berupa wilayah yang dapat dimanfaatkan untuk kegiatan industri.
Tidak mengganggu kelestarian fungsi lingkungan hidup.
Tidak mengubah lingkungan hidup.
- 112 -
Ayat (1)
Rencana pengembangan kawasan pariwisata di wilayah Kabupaten
Aceh Barat dilakukan untuk memanfaatkan potensi wisata guna
mendorong perkembangan pariwisata dengan memperhatikan
kelestarian nilai-nilai budaya adat istiadat, mutu dan keindahan
lingkungan alam untuk mewujudkan pembangunan yang
berkelanjutan.
Selain itu arahan pengembangan kawasan pariwisata di wilayah
Kabupaten Aceh Barat secara ruang untuk dapat memberikan manfaat
sebagai berikut :
meningkatkan devisa dari sektor pariwisata dan meningkatkan
investasi di daerah;
mendorong kegiatan lain yang ada di sekitarnya;
meningkatkan pendapatan masyarakat;
meningkatkan kontribusi pada pendapatan daerah dan nasional;
meningkatkan kesempatan kerja;
melestarikan budaya lokal;
meningkatkan perkembangan masyarakat.
Ayat (2)
Cukup Jelas
Ayat (3)
Cukup Jelas
Pasal 35
Ayat (1)
Rencana pengembangan kawasan permukiman dilakukan untuk
menyediakan tempat bermukim yang sehat dan aman dari bencana
- 113 -
Ayat (2)
Cukup Jelas
Ayat (3)
Cukup Jelas
Pasal 36
Ayat (1)
Cukup Jelas
Ayat (2)
Cukup Jelas
- 114 -
Ayat (3)
Cukup Jelas
Pasal 37
Cukup jelas
Pasal 38
Ayat (1)
Cukup Jelas
Ayat (2)
Cukup Jelas
Ayat (3)
Cukup Jelas
Ayat (4)
Cukup Jelas
Ayat (5)
Ayat (2)
Cukup Jelas
Ayat (3)
Cukup Jelas
Ayat (4)
Cukup Jelas
Pasal 40
Ayat (1)
Cukup Jelas
Ayat (2)
Cukup Jelas
Ayat (3)
Cukup Jelas
Pasal 41
Arahan peraturan zonasi digunakan sebagai pedoman dalam hal peraturan
terkait kepentingan perizinan;
Insentif merupakan perangkat atau upaya untuk memberikan imbalan
terhadap pelaksanaan kegiatan yang sejalan dengan rencana tata ruang.
Pasal 42
Cukup jelas
Pasal 43
Cukup jelas
Pasal 44
Cukup jelas
Pasal 45
Cukup jelas
Pasal 46
Cukup jelas
Pasal 47
Cukup jelas
Pasal 48
Cukup jelas
Pasal 49
Cukup jelas
Pasal 50
Cukup jelas
Pasal 51
Cukup jelas
- 116 -
Pasal 52
Cukup jelas
Pasal 53
Cukup jelas
Pasal 54
Cukup jelas
Pasal 55
Cukup jelas
Pasal 56
Cukup jelas
Pasal 57
Cukup jelas
Pasal 58
Cukup jelas
Pasal 59
Cukup jelas
Pasal 60
Cukup jelas
Pasal 61
Peran serta masyarakat dalam penyusunan rencana tata ruang, pemanfaatan
ruang dan pengendalian pemanfaatan ruang merupakan hak masyarakat
sehingga Pemerintah Daerah wajib menyelenggarakan pembinaan agar
kegiatan peran serta masyarakat dapat terselenggara dengan baik.
Pasal 62
Cukup jelas
Pasal 63
Cukup jelas
Pasal 64
Cukup jelas
Pasal 65
Cukup jelas
Pasal 66
Cukup jelas
Pasal 67
Cukup jelas
Pasal 68
Cukup jelas
Pasal 69
Cukup jelas
Pasal 70
Cukup jelas
Pasal 71
Cukup jelas
TAMBAHAN LEMBARAN KABUPATEN ACEH BARAT TAHUN 2013 NOMOR 1
Lampiran IV
Indikasi Program Penataan Ruang Kabupaten Aceh Barat
Waktu Pelaksanaan
Sumber II III IV
I
Program Utama Rincian Program dan Lokasi Instansi Pelaksana Dana 2017 2022 2027
2012 2013 2014 2015 2016 - - -
2022 2027 2032
PERWUJUDAN STRUKTUR RUANG
Sistem Perkotaan
Dinas Koperasi, UKM,
pengembangan pusat pelayanan Perindustrian dan
perdagagan, jasa, pendidikan dan APBN
Perdagangan, Dinas
kesehatan skala beberapa PKW Meulaboh;
Pendidikan, Dinas Kesehatan,
APBD Prop.,
kabupaten di koridor pantai Barat APBD Kab.,
Dinas Cipta Karya dan
Selatan Aceh Pengairan
Dinas Koperasi, UKM,
pengembangan pusat pelayanan PKLp Meutulang; Perindustrian dan
perdagangan dan jasa skala Perdagangan, Dinas Cipta
beberapa kecamatan sekitar Karya dan Pengairan
Dinas Koperasi, UKM,
pengembangan pusat pelayanan Perindustrian dan
APBN
skala kecamatan untuk Perdagangan, Dinas Cipta
perdagangan, jasa, pemerintahan, PPK Karya dan Pengairan, Dinas
APBD Prop.,
APBD Kab.,
kesehatan, olah raga dan umum Kesehatan,
- 120 -
Jaringan Jalan Provinsi Pada
Wilayah Kabupaten
ruas jalan Peuribu – Kulaa Bhee – APBN
pemeliharaan jalan kolektor primer Simpang Suak Timah;
Dinas Bina Marga
APBD Prop.,
2 (K3) meliputi: ruas jalan Kuala Bubon - Pinem APBD Kab.,
- 121 -
Kaway XVI;
Gampong Pante Ceureumen Kecamatan
Pante Ceureumen;
Gampong Tutut Kecamatan Sungai
Mas;
Gampong Ujong Tanoh Darat/Univ.
Teuku Umar Kecamatan Meureubo.
APBN
Dinas Perhubungan dan
Pembangunan terminal barang Kecamatan Meureubo. Telekomunikasi
APBD Prop.,
APBD Kab.,
APBN
Pembangunan Unit pengujian
Kecamatan Johan Pahlawan.
Dinas Perhubungan dan
APBD Prop.,
kendaraan bermotor Telekomunikasi
APBD Kab.,
Jaringan Pelayanan Lalu Lintas dan
Angkutan Jalan
Penyediaan jaringan trayek AKAP,
berupa Meulaboh – Blangpidie -
Tapaktuan – Sidi kalang – Kaban Jahe
– Medan;
Penyediaan jaringan trayek AKDP,
meliputi:
1. Meulaboh – Jeuram;
2. Meulaboh – Jeuram – Takengon;
3. Meulaboh – Blang Pidie;
4. Meulaboh – Blang Pidie- Kota
Fajar - Bakongan;
5. Meulaboh – Tapaktuan;
6. Meulaboh – Blang Pidie – APBN
Pengembangan Jaringan pelayanan Tapaktuan – Kota Fajar – Dinas Perhubungan dan
APBD Prop.,
lalu lintas dan angkutan jalan Subussalam; Telekomunikasi
APBD Kab.,
7. Meulaboh – Blangpidie –
Tapaktuan – Kota Fajar –
Subussalam – Singkil;
8. Meulaboh – Calang; dan
9. Meulaboh – Banda Aceh.
pengembangan rute trayek angkutan
perdesaan, meliputi:
1. Meulaboh - Meureubo ;
2. Meulaboh – Keude Aron –
Meutulang – Kajeng;
3. Meutulang – Pante Ceuremen;
4. Meulaboh – Suak Timah – Banda
Layung – Kuala Bhee;
- 122 -
5. Meutulang – Tangkeh – Kuala
Bhee;
6. Drien Rampak – Pasi Mali – Kuala
Bhee;
7. Drien Rampak – Suak Timah; dan
8. Meutulang – Banda Layung.
Perwujudan ketentuan moda angkutan
barang meliputi:
1. Moda angkutan kendaraan besar/
truk melalui jaringan jalan sistem
primer; dan
2. Moda angkutan kendaraan kecil /
pick diperbolehkan melalui
jaringan jalan sistem sekunder.
Penyediaan rute angkutan barang
meliputi:
1. Meulaboh - Medan;
2. Meulaboh – Banda Aceh; dan
3. Meulaboh - seluruh Kecamatan
dalam Kabupaten Aceh Barat.
Jaringan Kereta Api
pembangunan jalur kereta api Banda
Aceh – Meulaboh -Subulussalam;
APBN
Pengembangan prasarana kereta api pembangunan Stasiun kereta api di Dinas Perhubungan dan
APBD Prop.,
Meulaboh. Telekomunikasi
APBD Kab.,
pembangunan fasilitas pengoprasian
kereta api.
Lokomotif;
APBN
Kereta; Dinas Perhubungan dan
pengembangan sarana kereta api APBD Prop.,
Gerbong; dan Telekomunikasi
APBD Kab.,
Peralatan khusus.
peningkatan akses terhadap layanan
kereta api;
APBN
peningkatan pelayanan kereta api penyediaan jaminan keselamatan dan Dinas Perhubungan dan
APBD Prop.,
kenyamanan penumpang; dan Telekomunikasi
APBD Kab.,
pengembangan sistem keamanan dan
keselamatan perlintasan kereta api.
Jaringan Transportasi Laut
peningkatan pelabuhan nasional di
Dinas Perhubungan dan
APBN
Pengembangan Pelabuhan Laut Kecamatan Johan Pahlawan;
Telekomunikasi
APBD Prop.,
peningkatan pelabuhan laut dan APBD Kab.,
- 123 -
terminal khusus di Kecamatan Sama
Tiga;
pembangunan terminal khusus di
kecamatan Meureubo.
Meulaboh-Singapore-China;
Tanjung Priok-Padang-Medan-
Meulaboh; APBN
Pengembangan Jalur Alur Pelayaran Dinas Perhubungan dan
Meulaboh-Banda Aceh; Telekomunikasi
APBD Prop.,
APBD Kab.,
Meulaboh-Labuhan Haji;
Meulaboh-Belawan.
Sistem Jaringan Energi
a. pengembangan energi listrik
terbarukan meliputi:
1. energi air, pengembangan PLTA di
Gampong Sikundo Kecamatan
Pante Ceureumen dan
pengembangan dan pemeliharaan
PLTMH di gampong Gaseu APBN
PLN, Dinas Pertambangan dan
Pembangkit tenaga listrik Kecamatan Sungai Mas.
Energi
APBD Prop.,
2. tenaga surya di semua kecamatan; APBD Kab.,
b. pengembangan energi listrik tak
terbarukan meliputi:
1. PLTD di Gampong Seuneubok
Kecamatan Johan Pahlawan;
2. Rencana pembangunan PLTU
2x200 MW di Kab. Aceh Barat.
a. Pengembangan jaringan listrik Saluran
Udara Tegangan Menengah (20 KV) di
semua kecamatan.
b. Pengembangan jaringan listrik Saluran
Udara Tegangan Ekstra Tinggi (275
KV) melalui:
1. Kecamatan Meureubo;
2. Kecamatan Johan Pahlawan; APBN
Jaringan transmisi listrik PLN, Dinas Pertambangan dan
3. Kecamatan Kaway XVI;
Energi
APBD Prop.,
4. Kecamatan Panton Reu; APBD Kab.,
5. Kecamatan Woyla;
6. Kecamatan Woyla Timur; dan
7. Kecamatan Sungai Mas
c. pengembangan jaringan listrik di
seluruh kecamatan;
d. pengembangan gardu induk di
Kecamatan Johan Pahlawan.
- 124 -
Sistem Jaringan Telekomunikasi
pengembangan jaringan kabel di seluruh Telkom, Swasta, Dinas APBN
Jaringan terrestrial atau kabel kecamatan Perhubungan dan APBD Prop.,
Telekomunikasi APBD Kab.,
pemakaian menara telekomunikasi
bersama antar operator telepon seluler
bersama
penggunaan gelombang untuk
komunikasi dan penyiaran diatur tata
laksananya sesuai ketentuan peraturan
perundangan; dan
pengembangan prasarana teknologi
informasi kawasan perkotaan
Sistem jaringan selular atau tanpa
kabel dengan didukung pengembangan Telkom, Swasta, Dinas APBN
Pengembangan Jaringan nirkabel menara BTS meliputi : Perhubungan dan APBD Prop.,
1. Kecamatan Johan Pahlawan; Telekomunikasi APBD Kab.,
2. Kecamatan Meureubo;
3. Kecamatan Kaway XVI;
4. Kecamatan Samatiga;
5. Kecamatan Arongan Lambalek;
6. Kecamatan Bubon;
7. Kecamatan Woyla;
8. Kecamatan Woyla Timur;
9. Kecamatan Woyla;
10. Kecamatan Sungai Mas;
11. Kecamatan Panton Reu;
12. Kecamatan Pante Ceureumen.
Sistem Jaringan Sumberdaya Air
Pengelolaan WS Woyla – Seunagan
meliputi: APBN
DAS Krueng Bubon; Dinas Cipta Karya dan
Pengelolaan Wilayah Sungai Pengairan
APBD Prop.,
DAS Krueng Woyla; dan APBD Kab.,
DAS Meureubo.
APBN
Dinas Cipta Karya dan
Cekungan air tanah pengamanan cekungan air tanah Meulaboh;
Pengairan
APBD Prop.,
APBD Kab.,
Geunang Geudong untuk objek wisata
dan perikanan; APBN
Pemanfaatan situ Dinas Cipta Karya dan
Geunang Peunia untuk objek wisata Pengairan
APBD Prop.,
dan perikanan; APBD Kab.,
Geunang Krueng Unyat untuk objek
- 125 -
wisata dan perikanan; dan
Geunang Pucok Laut untuk objek
wisata dan perikanan.
- 126 -
APBN
pengembangan penyediaan sarana Dinas Cipta Karya dan
prasarana pengolahan sampah;
Semua Kecamatan
Pengairan
APBD Prop.,
APBD Kab.,
melakukan koordinasi antar lembaga
APBN
pemerintah, masyarakat, dan dunia Dinas Cipta Karya dan
usaha agar terpadu dalam pengelolaan
Semua Kecamatan
Pengairan
APBD Prop.,
APBD Kab.,
sampah.
sumber air minum
APBN
pengembangan jaringan air minum PDAM, Dinas Cipta Karya dan
perpipaan
Kawasan Perkotaan
Pengairan
APBD Prop.,
APBD Kab.,
pengembangan sistem air minum
berupa:
1. peningkatan jaringan distribusi.
2. pemanfatan air tanah dangkal dan
artesis secara terkendali;
3. pengembangan sistem perpipaan
perdesaan menggunakan sumber
APBN
air dari air tanah atau mata air; PDAM, Dinas Cipta Karya dan
4. penyediaan sistem air bersih
Semua Kecamatan
Pengairan
APBD Prop.,
APBD Kab.,
perdesaan memanfaatkan potensi
air hujan; dan
5. pemanfaatan sumber air baku
untuk air bersih secara
proporsional dan terpadu untuk
pemenuhan kebutuhan pertanian
dan kebutuhan lainnya.
a. Krueng Meureubo, meliputi:
1. Kecamatan Johan Pahlawan;
2. Kecamatan Meureubo;
3. Kecamatan Kaway XVI;
4. Kecamatan Panton Reu;
5. Kecamatan Samatiga;
6. Kecamatan Pante Ceureumen; dan APBN
PDAM, Dinas Cipta Karya dan
Pengembangan sumber air baku 7. Kecamatan Bubon
Pengairan
APBD Prop.,
b. Krueng Woyla. APBD Kab.,
1. Kecamatan Sungaimas;
2. Kecamatan Woyla;
3. Kecamatan Woyla Barat;
4. Kecamatan Woyla Timur;
5. Kecamatan Arongan Lambalek;
Pengolahan Limbah
- 127 -
APBN
penerapan sistem septic tank kawasan Dinas Cipta Karya dan
permukiman perkotaan dan perdesaan;
Semua Kecamatan
Pengairan
APBD Prop.,
APBD Kab.,
pengembangan jamban komunal pada kawasan permukiman padat masyarakat
APBN
kawasan permukiman padat, kumuh berpenghasilan rendah dan area fasilitas Dinas Cipta Karya dan
dan fasilitas umum; umum seperti terminal dan ruang terbuka Pengairan
APBD Prop.,
APBD Kab.,
publik;
penyediaan sarana prasarana
pengolahan limbah industri, limbah APBN
Dinas Cipta Karya dan
medis, limbah berbahaya beracun (B3) Semua Kecamatan
Pengairan
APBD Prop.,
secara mandiri pada fasilitas tertentu APBD Kab.,
maupun secara terpadu;
APBN
penyediaan system pengelolaan limbah Dinas Cipta Karya dan
domestic yang bukan tinja;
Semua Kecamatan
Pengairan
APBD Prop.,
APBD Kab.,
APBN
penyediaan prasarana pengelolaan Dinas Cipta Karya dan
limbah industri
kawasan industri;
Pengairan
APBD Prop.,
APBD Kab.,
APBN
penyediaan Instalasi Pengolahan perbatasan Kecamatan Meureubo dan Dinas Cipta Karya dan
Limbah Tinja (IPLT) Kecamatan Kaway XVI. Pengairan
APBD Prop.,
APBD Kab.,
APBN
penyusunan masterplan pengolahan Dinas Cipta Karya dan
limbah.
Kabupaten Aceh Barat
Pengairan
APBD Prop.,
APBD Kab.,
Sistem Drainase
pengembangan sistem drainase
bagi kawasan permukiman;
pembuatan saluran drainase
sekunder pada setiap kawasan
fungsional; APBN
Dinas Cipta Karya dan
pengoptimalan daya resap air ke Semua Kecamatan
Pengairan
APBD Prop.,
dalam tanah dengan penghijauan; APBD Kab.,
pengelolaan saluran drainase di
kawasan perkotaan, baik yang
terbuka maupun tertutup; dan
penyusunan masterplan drainase.
Jalur dan Ruang Evakuasi Bencana
Dinas Bina Marga, Badan APBN
Penyediaan jalur evakuasi bencana Kecamatan Sungai Mas;
Pelaksana Penanggulangan APBD Prop.,
gerakan tanah tinggi Kecamatan Pante Ceureumen; Bencana Daerah APBD Kab.,
Penyediaan jalur evakuasi bencana Dinas Bina Marga, Badan APBN
gempa bumi Seluruh Kecamatan Pelaksana Penanggulangan APBD Prop.,
- 128 -
Bencana Daerah APBD Kab.,
Kecamatan Woyla;
Kecamatan Woyla Barat;
Kecamatan Arongan Lambalek;
Kecamatan Johan Pahlawan;
Dinas Bina Marga, Badan APBN
Penyediaan jalur evakuasi bencana Kecamatan Kaway XVI;
banjir Kecamatan Bubon
Pelaksana Penanggulangan APBD Prop.,
Bencana Daerah APBD Kab.,
Kecamatan Pante Ceureumen;
Kecamatan Samatiga; dan
Kecamatan Meureubo.
- 129 -
Johan Pahlawan;
h) Komplek Univ. Teuku Umar, Kec.
Meureubo.
Pengembangan prasarana mitigasi
bencana tsunami meliputi:
penyediaan pemecah gelombang
sejajar pantai;
penyediaan tempat-tempat
perlindungan (shelter) pada daerah Dinas Bina Marga, Badan APBN
perkampungan nelayan atau Kawasan Rawan Bencana Tsunami Pelaksana Penanggulangan APBD Prop.,
tempat-tempat prasarana kelautan Bencana Daerah APBD Kab.,
dan perikanan kawasan pesisir ;
dan
menerapkan konstruksi bangunan
ramah bencana Tsunami atau
relokasi permukiman pada kawasan
rawah Tsunami Tinggi.
Pengembangan prasarana
pemerintahan meliputi;
a) Sarana pemerintahan dan
pelayanan umum tingkat
kabupaten berada di kawasan
perkotaan Meulaboh;
b) Sarana pemerintahan dan
pelayanan umum tingkat
kecamatan berada di tiap
kecamatan;
c) Sarana pemerintahan tingkat
kemukiman berada di seluruh
kecamatan sesuai dengan jumlah APBN
Pengembangan prasarana
kabupaten
kemukiman; APBD Prop.,
d) Sarana pemerintahan tingkat APBD Kab.,
gampong berada di kecamatan
sesuai gampong.
Pengembangan prasarana pendidikan
meliputi:
a) Sarana pendidikan pasca SLTA
meliputi;
1. Poltekes;
2. UTU;
3. STAI;
4. STIKIP.
b) Sarana pendidikan SLTA berada di
kawasan perkotaan dan
- 130 -
perdesaan;
c) Sarana pendidikan SLTP berada di
kawasan perkotaan dan
perdesaan;
d) Sarana pendidikan SD berada di
kawasan perkotaan dan
perdesaan;
e) Sarana pendidikan keagamaan
tersebar di seluruh kecamatan.
Pengembangan prasarana kesehatan
meliputi :
a) Peningkatan Rumah Sakit Umum
Tipe B berada kawasan perkotaan
meulaboh;
b) Puskesmas Rawat Inap meliputi;
1. Kawasan perkotaan;
2. Kawasan Meutulang;
3. Kawasan Kuala Bhee;
4. Kawasan Arongan Lambalek;
5. Kawasan Kaway XVI.
c) Puskesmas berada dikawasan
perkotaan tiap kecamatan;
d) Puskesmas pembantu berada di
tiap PPL; dan
e) Polindes dan Poskesdes skala
pelayanan gampong berada di
seluruh gampong.
Pengembangan prasarana peribadatan
meliputi:
a) Mesjid Kabupaten berada di
kawasan perkotaan meulaboh;
b) Mesjid Kecamatan berada di
kawasan perkotaan tiap
kecamatan;
c) Mesjid tingkat lingkungan berada
dikawasan perkotaan dan
perdesaan; dan
d) Sarana perbadatan lainya sesuikan
dengan kebutuhan.
Pengembangan prasarana perdagangan
meliputi:
a) Sarana perdangan skala kabupaten
berada di kawasan perkotaan
meulaboh;
- 131 -
b) Sarana perdagangan skala wilayah
berada di perkotaan yang terdiri
dari:
1. Kecamatan Panton Reu;
2. Kecamatan Arongan Lambalek;
dan
3. Kecamatan Woyla.
Pengembangan prasarana ruang
terbuka, taman, dan lapangan olah
raga meliputi:
a) Tingkat Kabupaten;
b) Tingkat wilayah;
c) Tingkat kecamatan; dan
d) Tingkat lingkungan.
Penyediaan dan Pengembangan
prasarana perikanan meliputi:
a) Kecamatan Samatiga;
b) Kecamatan Johan Pahlawan;
c) Kecamatan Meureubo;
d) Kecamatan Arongan Lambalek;
e) Kecamatan Pante Ceureumen.
Perwujudan Pola Ruang
Perwujudan Kawasan Lindung
Kawasan yang Memberikan
Perlindungan Terhadap Kawasan
Bawahannya
Pengajuan usulan perubahan hutan
lindung;
pemantauan dan pengendalian
kawasan;
pengembangan partisipasi Dinas Kehutanan dan
APBN,
masyarakat dalam pengelolaan Kecamatan Sungai Mas; dan
Perkebunan
APBD Prop.,
kawasan; Kecamatan Pante Ceureumen; APBD Kab.,
pengembangan pola intensif dan
disinsentif pengelolaan kawasan;
dan
pengawasan.
Kawasan Perlindungan Setempat
Sempadan pantai : APBN,
penegakan aturan garis sempadan
a. Kecamatan Arongan Lambalek; Badan Lingkungan Hidup dan APBD Prop.,
pantai, sungai, danau, embung;
b. Kecamatan Samatiga; Kebersihan APBD Kab.,
penetapan batas kawasan lindung; c. Kecamatan Johan Pahlawan; dan
- 132 -
perlindungan kawasan serta d. Kecamatan Meureubo.
peningkatan kualitasnya; Sempadan sungai :
pengelolaan, pemeliharaaan, a. Krueng Woyla;
pelestarian, rehabilitasi kawasan b. Krueng Meureubo; dan
sempadan; c. Krueng Bubon
Sempadan sekitar danau dan embung:
pengembangan partisipasi a. Geunang Geudong;
masyarakat dalam pengelolaan
b. Geunang Peunia;
kawasan lindung;
c. Geunang Krueng Tujoh;
pengembangan pola intensif dan d. Geunang Krueng Unyat; dan
disinsentif pengelolaan kawasan e. Geunang Pucok laut.
lindung; Ruang terbuka hijau kawasan
pengawasan kawasan lindung; perkotaan
pemeliharaan dan rehabilitasi
sungai di bagian hulu;
pemeliharaan dan rehabilitasi di
bagian hilir DWS; dan
penyusunan masterplan RTH.
Kawasan Suaka, Pelestarian Alam,
dan Cagar Budaya
Dinas Cipta Karya dan
Pengairan, Dinas Kehutanan
Kawasan pantai berhutan bakau
perlindungan kawasan serta
a. Kecamatan Johan Pahlawan;
dan Perkebunan, Badan
APBN,
peningkatan kualitasnya; dan Lingkungan Hidup dan
b. Kecamatan Meureubo;
Kebersihan, Dinas Kebudayaan,
APBD Prop.,
penanaman dan pemeliharaan c. Kecamatan Arongan Lambalek; dan APBD Kab.,
hutan bakau. Pariwisata, Pemuda dan
d. Kecamatan Samatiga
Olahraga, Dinas Kelautan dan
Perikanan
Kawasan Rawan Bencana Alam
identifikasi dan inventarisasi Kawasan rawan tanah longsor tinggi
kawasan- kawasan rawan bencana Kecamatan Sungai Mas;
secara lebih akurat; Kecamatan Pante Ceureumen.
pemetaan kawasan bencana alam; kawasan rawan banjir
Dinas Cipta Karya dan
Kecamatan Johan Pahlawan;
pengaturan kegiatan manusia di
Kecamatan Meureubo;
Pengairan, Dinas Bina Marga,
APBN,
kawasan rawan bencana; Dinas Sosial, Tenaga kerja dan
Kecamatan Samatiga; APBD Prop.,
melakukan upaya untuk Kecamatan Kaway XVI;
Transmigrasi, Badan Pelaksana
APBD Kab.,
mengurangi/ mentiadakan resiko Penanggulangan Bencana
Kecamatan Bubon;
bencana alam; Daerah dan dinas terkait
Kecamatan Pante Ceureumen;
melakukan sosialisasi bencana alam lainnya
Kecamatan Woyla;
pada masyarakat di daerah rawan Kecamatan Woyla Barat;
bencana; Kecamatan Arongan Lambalek.
peningkatan kapasitas masyarakat; kawasan rawan kebakaran
- 133 -
melakukan pengelolaan dan Kecamatan Johan Pahlawan;
konservasi DAS dan sumber daya Kecamatan Meureubo;
airnya secara optimal; Kecamatan Bubon;
melakukan penguatan Kecamatan Woyla Timur;
kelembagaan mengenai Kecamatan Woyla;
kebencanaan; Kecamatan Woyla Barat;
Kecamatan Panton Reu;
penguatan mata pencaharian Kecamatan Kaway XVI;
masyarakat di daerah rawan
Kecamatan Pante Ceureumen;
bencana; dan
relokasi permukiman pada kawasan
rawan bencana.
Kawasan Lindung Geologi
identifikasi dan inventarisasi
kawasan- kawasan rawan bencana
geologi;
pengembangan partisipasi Dinas Cipta Karya dan
masyarakat dalam pengelolaan kawasan rawan tsunami
Pengairan, Dinas Sosial,
kawasan lindung; Kecamatan Johan Pahlawan;
Tenaga kerja dan Transmigrasi, APBN,
Kecamatan Meureubo;
pengembangan pola intensif dan Kecamatan Samatiga; dan
Badan Pelaksana APBD Prop.,
disinsentif pengelolaan kawasan Penanggulangan Bencana APBD Kab.,
Kecamatan Arongan Lambalek.
lindung; Daerah, Badan Lingkungan
kawasan rawan gempa di seluruh
pengawasan kawasan lindung; Hidup dan Kebersihan,
kecamatan.
sosialisasi dan Relokasi Bappeda
permukiman pada kawasan rawan
bencana; dan
mitigasi kebencanaan.
Kawasan Budidaya
Kawasan Peruntukan Hutan
Produksi
penetapan tata batas kawasan
hutan produksi terbatas;
pemanfaatan hutan produksi
terbatas secara lestari;
rehabilitasi hutan dan lahan kritis; APBN
Kecamatan Pante Ceureumen. Dinas Kehutanan dan
APBD Prop.,
perlindungan dan konservasi Perkebunan
sumber daya hutan dan lahan; APBD Kab.,
pembinaan dan penertiban industri
hasil hutan;
pengembangan hasil hutan bukan
kayu;
- 134 -
pengembangan tanaman hutan;
dan
peningkatan pemasaran hasil
produksi.
Kawasan Peruntukan Pertanian
pengembangan sarana dan
prasarana;
pengembangan agroindustri;
pengembangan usaha tani terpadu
berwawasan agropolitan;
inventarisasi dan penetapan lokasi
usaha peternakan dan kawasan
sentra produksi ternak;
penataan dan pengendalian lokasi
usaha peternakan dan kawasan
sentra produksi ternak;
penggembangan fasilitas dan
infrastruktur pendukung;
pengembangan pusat pengumpul Dinas Kehutanan dan APBN
dan distribusi peternakan; Semua Kecamatan Perkebunan, Dinas Pertanian APBD Prop.,
pengembangan perkebunan besar dan Peternakan APBD Kab.,
dengan perlibatan masyarakat
sebagai inti dalam pola Perkebunan
Inti Rakyat (PIR);
pengembangan perkebunan rakyat
mandiri dan atau plasma dalam
pola PIR;
peningkatan pemasaran hasil
produksi;
pengembangan kawasan tanaman
tahunan;
peremajaan dan rehabilitasi untuk
tanaman yang sudah tua; dan
penyusunan masterplan pertanian.
Kawasan Peruntukan Perikanan
Peruntukan Kawasan Perikanan tangkap
meliputi;
APBN
a. Perairan laut dengan daerah
Pengembangan sumber daya penangkapan ikan
Dinas Kelautan dan Perikanan APBD Prop.,
APBD Kab.,
dan sarana infrastruktur 1. Kecamatan Arongan Lambalek;
pendukung. 2. Kecamatan Samatiga;
- 135 -
Pembinaan kelembagaan dan 3. Kecamatan Johan Pahlawan;
penyuluhan. 4. Kecamatan Meureubo.
b. Perairan umum danau;
1. Kecamatan Kaway XVI;
2. Kecamatan Panton Rheu;
3. Kecamatan Meureubo;
Kawasan peruntukan perikanan budidaya
meliputi:
a. Perikanan budidaya air tawar berupa
mina padi dikawasan pertanian lahan
basah;
b. Perikanan budidaya ait payau;
1. Kecamatan Arongan Lambalek;
2. Kecamatan Samatiga;
3. Kecamatan Johan Pahlawan;
4. Kecamatan Meureubo.
Kawasan Peruntukan
Pertambangan
penyusunan penelitian deposit
mineral pertambangan;
pengembangan kawasan
pertambangan;
pemantauan dan pengendalian
kawasan usaha pertambangan;
batubara meliputi:
peningkatan sarana dan prasarana Kecamatan Kaway XVI;
kawasan pertambangan. Kecamatan Meureubo;
pengembangan informasi Kecamatan Pante Ceureuemen;
sumberdaya mineral dan energi; Kecamatan Sungai Mas; dan
APBN
peningkatan produksi dengan tetap Kecamatan Panton Rheu. Dinas Pertambangan dan
APBD Prop.,
memperhatikan kelestarian emas meliputi: Energi, dan SKPD Terkait.
APBD Kab.,
lingkungan; Kecamatan Sungai Mas;
peningkatan peran serta Kecamatan Woyla;
masyarakat; Kecamatan Woyla Timur;
pendataan ulang izin Kecamatan Woyla Barat; dan
pertambangan; Kecamatan Pante Ceureumen.
reboisasi tanaman;
pengembangan kegiatan
pertambangan umum lainnya; dan
reklamasi lokasi habis ditambang
untuk digunakan komoditi lain.
Kawasan Peruntukan Industri
- 136 -
penyusunan masterplan kawasan a. Kawasan Peruntukan Industri Besar
peruntukan industri; meliputi Kecamatan Kaway XVI,
pengembangan IKM dengan Sungai Mas, Woyla, Woyla Barat,
membentuk sentra – sentra Woyla Timur, Meureubo, dan Pante
produksi; Ceureumen.
b. Kawasan peruntukan industri
peningkatan sistem pemasaran;
menengah meliputi Kec. Johan
Dinas Koperasi, UKM,
APBN
pengembangan aneka produk Perindustrian dan
Pahlawan, Meureubo, Samatiga, dan
Perdagangan, Dinas Cipta
APBD Prop.,
olahan; dan Kaway XVI. APBD Kab.,
Karya dan Pengairan, Bappeda
peningkatan kemampuan teknologi c. Kawasan industri rumah tangga
industri Pengelolaan IKM dan meliputi seluruh kecamatan.
UMKM. d. Kawasan peruntukan industry
pengolahan ikan meliputi kecamatan
Johan Pahlawan, Meureubo, Samatiga
dan Arongan Lambalek.
Kawasan Peruntukan Pariwisata
Objek wisata alam
Kecamatan Johan Pahlawan berupa:
penyusunan Rencana Induk 1. Pantai Suak Ribee;
Pengembangan Pariwisata Daerah; 2. Pantai Ujong Karang;
penataan dan pengendalian 3. Pantai Batee Puteh;
pembangunan kawasan obyek Kecamatan Meureubo berupa Pantai
wisata; Lanaga;
tata batas obyek- obyek wista; Kecamatan Samatiga berupa Pantai
Suak Geudebang; dan
pengembangan satuan kawasan
Kecamatan Kaway XVI berupa Danau APBN
wisata;
Geunang Geudong.
Dinas Kebudayaan, Pariwisata,
APBD Prop.,
pengembangan obyek wisata
Objek wisata budaya APBD Kab.,
utama; Pemuda dan Olahraga
Kecamatan Panton Reu
pengkaitan kalender wisata Makam Teuku Umar; dan
Kabupaten; Quran Wangi.
pengadaan kegiatan festival gelar Kecamatan Sungai Mas berupa:
seni budaya; dan Makam Pocut Baren;
peningkatan akomodasi dan Makam Aneuk Manyak
infrastruktur. Kecamatan Johan Pahlawan berupa
Mesjid Agung Baitul Makmur dan
Tugu Kupiah Meukeutop Meulaboh.
Kawasan Peruntukan Permukiman
pengembangan dan penataan
kawasan perkotaan; APBN
Semua Kecamatan Bappeda, Dinas Cipta Karya
penyusunan masterplan dan Pengairan
APBD Prop.,
pengembangan permukiman; APBD Kab.,
monitoring dan evaluasi
- 137 -
pelaksanaan masterplan
permukiman;
peningkatan penyehatan
lingkungan permukiman;
penyediaan sarana listrik;
program penyediaan air bersih
secara sederhana di kawasan
perdesaan;
pengembangan Jaringan jalan
desa; dan
pengembangan sarana angkutan
orang dan barang untuk
menunjang produksi pedesaan.
Kawasan Peruntukan Lainnya
Kawasan peruntukan pertahanan Kawasan tentara nasional Indonesia,
keamanan Negara meliputi;
a. Korem 012 Teuku Umar Kecamatan
Meureubo;
b. Kodim 0105 Kecamatan Johan
Pahlawan.
Koramil meliputi;
a. Koramil 01 Kecamatan Sungai mas;
b. Koramil 02 Kecamatan Woyla;
c. Koramil 03 Kecamatan Kaway XVI;
d. Koramil 04 Kecamatan Meurebo;
e. Koramil 05 Kecamatan Pante
Ceureumen;
f. Koramil 06 Kecamatan Bubon; Dinas Cipta Karya dan APBN
g. Koramil 07 Kecamatan Johan Pengairan APBD Prop.,
Pahlawan; APBD Kab.,
h. Koramil 08 Kecamatan Arongan
Lambalek;
i. Koramil 09 Kecamatan Samatiga;
j. Koramil 10 Kecamatan Woyla
Barat;
k. Koramil 11 Kecamatan Woyla
Timur;
l. Koramil 12 Kecamatan Panto Rheu.
Kompi C kecamatan Johan Pahlawan;
Polisi Militer Kecamatan Johan
Pahlawan;
Pos Kamla Kecamatan Johan Pahlawan.
- 138 -
Kawasan Polisi Republik Indonesia,
meliputi;
a. Polisi Resort (POLRES) di
kecamatan Johan Pahlawan;
b. Polisi Sektor (POLSEK), meliputi;
1. Kecamatan Johan Pahlawan;
2. Kecamatan Kaway XVI;
3. Kecamatan Samatiga;
4. Kecamatan Woyla;
5. Kecamatan Sungai Mas;
Kawasan peruntukan transmigrasi 6. Kecamatan Meureubo;
7. Kecamatan Pante Ceureumen;
8. Kecamatan Bubon;
9. Kecamatan Arongan Lambalek;
10. Kecamatan Woyla Timur;
11. Kecamatan woyla Barat;
12. Kecamatan Panton Rheu.
c. Pos Polisi Air di Kecamatan Johan
Pahlawan.
Kawasan peruntukan transmigrasi, meliputi;
1. UPT IV Sp VI Kecamatan
Meureubo;
2. Gampong SP Teumarom
Kecamatan Woyla Barat;
3. Gampong Lango Kecamatan Pante
Ceureumen.
Program Perwujudan Kawasan
Strategis
Pengembangan kawasan strategis dari a. Penyusunan Rencana Detail dan
Sudut kepentingan pertumbuhan Rencana Rinci Kawasan Strategis,
ekonomi meliputi:
PKLp Meutulang; Bappeda, Dinas Cipta Karya
Kota Terpadu Mandiri Kecamatan dan Pengairan, Dinas
Panton Reu dan Kaway XVI; Pertambangan dan Energi,
Kawasan Cepat Tumbuh Woyla; Dinas Koperasi, UKM,
APBN
Kawasan Agropolitan Sawang Perindustrian dan
Teubee; Perdagangan, Dinas Kelautan
APBD Prop.,
APBD Kab.,
b. Pengembangan, Peningkatan Prasarana dan Perikanan, Dinas Pertanian
dan Sarana, Pengendalian dan Peternakan, Dinas
Pemanfaatan Ruang, meliputi: Kehutanan dan Perkebunan,
PKLp Meutulang; Dinas Pendidikan
Kota Terpadu Mandiri Kecamatan
Panton Reu dan Kaway XVI;
Kawasan Cepat Tumbuh Woyla;dan
- 139 -
Kawasan Agropolitan Sawang
Teubee.
Pengembangan kawasan strategis dari Penyusunan Rencana Detail dan Rencana Bappeda, Dinas Cipta Karya APBN
Sudut Kepentingan Fungsi dan Daya Rinci Kawasan Strategis Danau Geunang dan Pengairan, Dinas Pertanian APBD Prop.,
Dukung Lingkungan Geudong dan Peternakan, Dinas APBD Kab.,
Kelautan dan Perikanan, Dinas
Cipta Karya dan Pengairan
Pengembangan kawasan strategis dari a. Penyusunan Rencana Detail dan
Sudut Kepentingan Sosial Budaya Rencana Rinci Kawasan Strategis,
meliputi:
1. Wisata Budaya Makam Teuku
Bappeda, Dinas Cipta Karya
Umar;
dan Pengairan, Dinas
2. Kawasan Pendidikan Alue
Perhubungan dan
Peunyareng; dan
Telekomunikasi, Dinas APBN
3. Kawasan Komunitas Adat Terpencil
Sikundo.
Kebudayaan, Pariwisata, APBD Prop.,
Pemuda dan Olahraga, Dinas APBD Kab.,
b. Pengembangan kawasan Pendidikan
Pendidikan, Dinas Sosial,
Alue Peunyareng;
Tenaga kerja dan Transmigrasi,
c. Penataan kawasan Wisata Budaya
dan Dinas Terkait.
Makam Teuku Umar;
d. Pemberdayaan masyarakat sekitar
hutan Kawasan Komunitas Adat
Terpencil Sikundo.
ttd.
T. ALAIDINSYAH
- 140 -