TINJAUAN TEORITIS
A. Konsep Dasar
1. PengertianSkizofrenia
Skizofrenia termasuk salah satu gangguan mental yang disebut psikosis. Pasien
psikotik tidak dapat mengenali atau tidak memiliki kontak dengan realitas dengan
gejala utama, halusinasi, pembicaraan kacau, tingkah laku kacau, dan simtom-
menyebabkan timbulnya pikiran, persepsi, emosi, gerakan, dan perilaku yang aneh
diantaranya halusinasi.
2) Waham :keyakinan yang salah dan dipertahankan yang tidak memiliki dasar
dalam relitas.
3) Ekopraksia : Peniruan gerakan dan gestur orang lain yang diamati klien.
pengulangan kalimat, kata, atau frasa secara verbal dan menolak untuk
b. Gejala Negatif
1) Afek datar : tidak adanya ekspresi wajah yang akan menunjukkan emosi atau
mood.
2) Afek tumpul : rentang keadaan perasaan emosional atau mood yang
terbatas.
3. Skizofrenia Paranoid
Skizofrenia paranoid adalah gangguan afektif, dorongan kehendak atau pembicaraan,
serta gejala secara relatif tidak nyata atau tidak menonjol (Videbeck, 2008)
Skizofrenia paranoid adalah distorsi persepsi yang muncul dari berbagai indera
(Stuart, 2006).
Skizofrenia paranoid adalah memiliki ciri khas gejala yaitu memiliki ciri berikut
yang mencolok yaitu bicara kacau, motorik kacau, afek yang tidak sesuai atau datar
(Arif, 2006).
Tanda dan gejala dari skizofrenia paranoid adalah halusinasi terdapatnya fungsi
kognitif dan afek yang masih terjaga(Arif 2006). Tanda dan gejalanya seperti sering
berupa pasien sering tidak koperatif, sulit bekerjasama, kadang menjadi agresif, marah
dominan berasal dari unsur psike. Hal ini tidak berarti bahwa unsur yang
lain tidak terganggu. Sekali lagi, yang sakit dan menderita adalah
keturunan yaitu dari gen, umur yaitu umur klien pada saat mengalami
gangguan jiwa, jenis kelamin yaitu bisa laki-laki dan bisa perempuan,
pekerjaan yang terus-menerus, pernikahan seperti gagal menikah,
5. PengertianHalusinasi
Halusinasi adalah persepsi sensorik yang salah dimana tidak terdapat stimulasi sensorik
persepsi dimana klien mempersepsikan sesuatu yang sebenarnya tidak terjadi. Suatu
penerapan panca indra tanpa ada rangsangan dari luar ( Yosep, 2008).
Tahapan terjadinya halusinasi terdiri dari 4 (empat) fase menurut (Stuart 2006) dan
a. Fase I :
Klien mengalami perasaan mendalam seperti ansietas, kesepian, rasa bersalah dan
takut serta mencoba untuk berfokus pada pikiran yang menyenangkan untuk
meredakan ansietas. Di sini klien tersenyum atau tertawa yang tidak sesuai,
menggerakkan lidah tanpa suara, pergerakan mata yang cepat, diam dan asyik
sendiri.
b. Fase II :
c. Fase III :
berkeringat, tremor, tidak mampu mematuhi perintah dari orang lain dan berada
dalam kondisi yang sangat menegangkan terutama jika akan berhubungan dengan
orang lain.
d. Fase IV :
Di sini terjadi perilaku kekerasan, agitasi, menarik diri, tidak mampu berespon
terhadap perintah yang kompleks dan tidak mampu berespon lebih dari satu orang.
Perilaku klien yang terkait dengan halusinasi menurut (Stuart, 2006 ) adalah sebagai
berikut :
a. Bicara sendiri.
b. Senyum sendiri.
c. Ketawa sendiri.
q. Perilaku panik.
t. Ketakutan.
a. Pendengaran
Mendengar suara atau kebisingan, paling sering suara orang. Suara berbentuk
kebisingan yang kurang jelas sampai kata-kata yang jelas berbicara tentang klien,
bahkan sampai pada percakapan lengkap antara dua orang yang mengalami
b. Penglihatan
Stimulus visual dalam bentuk kilatan cahaya, gambar geometris, gambar kartun,
bayangan yang rumit atau kompleks. Bayangan bias yang menyenangkan atau
c. Penghidu
Membaui bau-bauan tertentu seperti bau darah, urin, dan feses umumnya bau-
d. Pengecapan
Halusinasi yang seolah-olah mencium suatu bau tertentu, merasa mengecap rasa
e. Perabaan
tersetrum listrik yang datang dari tanah, benda mati atau orang lain. Halusinasi
dalam dirinya seperti : kebutuhan fisiologis, kebutuhan rasa aman dan keselamatan,
kebutuhan rasa cinta dan memiliki, kebutuhan harga diri, kebutuhan aktualisasi diri,
a. Kebutuhan Fisiologis
walaupun tubuh dapat bertahan tanpa makanan lebih lama daripada tanpa cairan.
Mencerna dan merubahnya menjadi energi adalah bagian penting dalam proses
kegagalan mengenali sensasi seperti lapar dan haus sehingga menjadi malnutrisi
ataupun konstipasi.
Kemungkinan rasa amanb klien bisa terganggu jika isi halusinasinya yang
Klien dengan halusinasi kebutuhan cinta dan rasa memilikinya tidak dapat
d. Harga diri
Kemungkinan harga diri kilen bisa meningkat atau menurun tergantung isi
halusinasinya , jika isi halusinasinya hal yang membanggakan dirinya maka klien
harga dirinya akan meningkat dan jika isi halusinasinya yang mencemooh maka
e. Aktualisasi diri
Pendengaran
1. Pengkajian
Menurut Keliat, (2006), pengumpulan data yang diperlukan untuk menilai keadaan
a. Faktor Predisposisi
1) Faktor Perkembangan
gangguan persepsi.
halusinasi.
3) Faktor Psikologis
Hubungan interpersonal yang kurang baik dan peran yang bertentangan
terhadap kenyataan.
4) Faktor Biologis
Struktur otak yang abnormal meliputi perubahan besar dalam bentuk sel
kortikal dan limbic pada halusinasi pada keluarga dengan psikotik akut.
b. Faktor Presipitasi
diri.
c. Pemeriksaan Fisik
1) Sistem integumen
2) Sistem kardiovaskuler
dengan panik sehingga akan didapat tekanan darah meningkat dan nadi
cepat.
3) Sistem Respirasi
Kemungkinanditemuikecemasan berat sanpai dengan panik sehingga
maladaptif.
4) Sistem Gastrointestinal
gejala psikosomatis maka pada sistem ini akan didapatkan keluhan mual,
5) Sistem Urogenital
6) Sistem Persyarafan
7) Sistem Muskuloskeletal
dialami.
8) Sistem Pancaindra
Biasa tidak ada gangguan fisiologis pada sistem ini namun terdapat
d. Pengkajian Psikososial
1) Konsep Diri :
Umumnya klien halusinasi mengalami gangguan pada konsep diri termasuk
klien dsb.
Hubungan Sosial :
Akibat gangguan pada konsep diri pada diri, umumnya klien halusinasi
e. Status Mental
1) Penampilan
Pada klien dengan halusinasi biasanya penampilan terlihat tidak rapi dan
2) Pembicaraan
3) Aktivitas Motorik
4) Alam perasaan
Biasanya dapat berupa suasana emosi yang labil terus menerus akibat dari
5) Afek
Pada klien dengan halusinasi biasanya sesuai, yaitu dapat berespon terhadap
stimulus yang diberi oleh perawat, umumnya berespons sesuai dengan isi
halusinasi. Jika halusinasi pada fase IV, umumnya afek menjadi labil.
7) Persepsi
Jenis-jenis halusinasi pengamatan yang didapat isi halusinsi, frekuensi gejala
yang tampak pada saat klien berhalusinasi, sesuai dan respon terhadap
8) Proses pikir
9) Isi pikir
Data yang didapat melalui wawancara pada gangguan isi pikir dapat
Pada klien dengan halusinasi didapat data bingung dan sedasi serta terjadi
gangguan orientasi (waktu, tempat, dan orang) ada pada fase tiga dan empat
tahap halusinasi.
1) Makan
2) BAB/BAK
3) Mandi
Kemungkinan klien biasanya tidak dapat mandi yang bersih karena , karena
4) Berpakaian
halusinasi yang datang pada saat malam hari yang mengakibatkan tidur klien
hari.
6) Penggunaan Obat
7) Pemeliharaan Kesehatan
Kemungkinan klien kurang memahami akan kesehatan dirinya dan keinginan
g) Mekanisme Koping
Perilaku klien dengan gangguan halusinasi biasanya tidak melindungi diri sendiri dari
cemas yang mempunyai sedikit energi untuk hidup sehari-hari, dan perlindungan
secara umum adalah untuk mengetahui perkembangan di masa yang akan datang
berdasarkan data yang telahada. Proyeksi pada dasarnya merupakan suatu perkiraan
atau taksiran mengenai terjadinya suatu kejadian (nilai dari suatu variabel) untuk
waktu yang akan datang. Pengertian menarik diri adalah merupakan suatu percobaan
untuk menghindari interaksi atau hubungan dengan orang lain yang ditandai dengan
h) Aspek Medik
1) Psikofarmaka
Adalah terapi dengan menggunakan obat, tujuannya untuk mengurangi atau
a) Chlorpromazine
defekasi.
b) Halloperidol
psikosis.
irama jantung.