Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Pajak penghasilan dapat dikelompokkan menjadi PPh bersifat final dan bersifat tidak
final. Pajak Penghasilan Bersifat Final artinya pajak penghasilan yang pengenaannya sudah final
sehingga tidak dapat dikreditkan dari total pajak penghasilan terutang pada akhir pajak. Pajak
penghasil besifat final dikelompokkan sebagai berikut:
PPh atas Penghasilan dari Usaha yang Diterima atau Diperoleh Wajib Pajak yang
Memiliki Peredaran Bruto Tertentu
Pajak penghasilan atas penghasilan dari usaha bagi wajib pajak dengan predaran bruto
tertentu bersifat final yang dimaksud itu untuk member kemudahan bagi wajib pajak yang
menerima penghasilan dari usaha dengan peredaran bruto tertentu dapat melakukan perhitungan,
peyetoran, dan pelaporan pajak penghasilan yang terutang. Wajib pajak dengan peredaran bruto
tertentu dalam PPh bersifat final 1% sebagai berikut”
Dasar pengenaan pajak untuk menghitung PPH bersifat final 1% peredaran bruto setiap
bulan. Dimana, rumus untuk menghitung PPH bersifat final yaitu: PPH terutang sebulan = tarif
x dasar pengenaan pajak sebulan.
Tata Cara Penyetoran dan Pelaporan
1. Wajib pajak hanya menerima dan memperoleh penghasilan yang dikenakan PPH
bersifat final, wajib pajak tidak wajib melakukan pembayaran angsuran pajak
sebagaimana telah di tetapkan dalam pasal 25 UU PPH.
2. Penyetoran pajak dilakukan melalui kantor pos atau bank yang dituju oleh
Menteri Keuangan dengan menggunakan SPT.
3. Pelaporan dilakukan dengan menyampaikan SPT masa pajak penghasilan paling
lambat 20 hari setelah masa pajak berakhir.
4. Atas penghasilan dari usaha yang diterima atau diperoleh wajib pajak yang
memiliki peredaran usaha tertentu, yang dipotong atau dipungut pihak lain.
5. Atas penghasilan dari usaha yang dikenakan PPH bersifat final 1% dilaporkan
dalam surat pemberitahuan tahunan PPh pada kelompok penghasilan yang dikenakan
pajak bersifat final.
Pajak Penghasilan atas Imbalan yang Dibayarkan atau Terutang pada Perusahaan
Pelayanan Dalam Negara
Wajib pajak yaitu orang yang bertempat tinggal dalam negeri atau badan yang didirikan
yang berkedudukan di Indonesia. Sedangkan objek pajak yaitu pengahsilan yang berupa imbalan
ya g diterima. Pajak Tarif PPh ini adalah 1,2% peredaraan bruto
Pajak Penghasilan atas imbalan yang dibayarkan atau terutang kepada perusahaan
pelayaran dan penerbangan luar negeri. Pajak penghasilan atas imbalan yang dibayarkan
atau terutang kepada perusahaan pelayaran dan penerbangan luar negeri diatur dalam
Keputusan Menteri Keuangan nomor 417/KMK.04/1996 dan Surat Edaran Dirjen Pajak
Nomor SE-32/PJ.4/1996.
Wajib pajak disini adalah perusahaan pelayaran dan penerbangan yang berkedudukan ke
luar negeri dan melakukan usaha melalui bentuk usaha tetap. Sedangkan objek pajak disini
adalah penghasilan berupa imbalan yang diterima oleh perusahaan pelayaran dan penerbangan
luar negeri terkait pengakutan orang. Taruf PPh ini adalah 2,64 %, dasar pengenaan pajak yaitu
peredaran jumlah bruto. Pemotongan, Penyetoran, dan Pelaporan
1. Penghasilan yang diperoleh berdasarkan perjanjian carter, pihak yang dibayar atau
pihak yang di carter:
- Pemotongan PPh terutang pada saat pembayaran atau terutangnnya imbalan nilai
pengganti.
- Menerbitkan bukti pemotongan PPh atas penghasilan pelayaran dan penerbangan
luar negeri kepada pihak penerima.
- Menyetor PPh terutang pada ke kas Negara melalui kantor pos atau bank
selambat-lambatnya taggal 10 bulan berikutnya.
- Melaporkan PPh yang telah di potong ke kantor pelayanan pajak selambat-
lambatnya tanggal 20 bulan berikutnya.
2. Penghasilan yang diperoleh selain dari perjannjian carter wajib pajak pelayaran
dan penerbangan luar negeri.
- Menyetor PPh terutang pada ke kas Negara melalui kantor pos atau bank
selambat-lambatnya taggal 15 bulan berikutnya setelah menerima penghasilan
menggunakan SSP
- Menyetor PPh terutang pada ke kas Negara melalui kantor pos atau bank
selambat-lambatnya taggal 20 setelah bulan diterima penghasilan dengan
menggunakan Surat Pemberitahuan Masa PPh di lampiri SSP.
Wajib pajak disini adalah perusaha penerbangan yang berkedudukan di Indonesia yang
memperoleh penghasilan berdasarkan perjanjian carter. Sedangkan objek pajak disini adalah
penghasilan berupa imbalan yang diterima atau yang diperoleh perusahaan penerbangan
berdasarkan perjanjian carter. Tarif pajak 1,8% dasar pengenaan pajaknya peredaran bruto.
Pemotongan, pelaporan, dan penyetoran
Pajak Penghasialn atas Bunga Deposito dan Tabungan Serta Diskonto SBI
Deposito adalah deposito dengan nama dan dalam bentuk apa pun termasuk deposito
berjangka, sertifikat deposito baik dalam mata uang rupiah maupun dalam mata uang asing yang
ditempatkan pada atau diterbitkan oleh bank. Sedangkan tabungan adalah simpanan pada bank
dengan nama apa pun, termasuk giro, yang penarikannya dilakukan berdasarkan syarat-syarat
tertentu yang ditetapkan oleh masing-masing bank.
Wajib Pajak adalah orang pribadi atau badan dalam negari dan luar negari serta bentuk
usaha tetap yang menerima penghasilan atas bunga deposito dan tabungan serta diskonto
sertifikat bank indonesia. Sedangkan objek pajak yaitu penghasilan berupa bungan atas depositi
dan tabungan serta diskonto SBI. Tarif dan Dasar Pengenaan
- Wajib Pajak dalam negeri tarifnya 20% sedangkan dasar pengenaan pajak yaitu
jumlah bruto bunga deposito dan tabungan serta diskonto sertifikasi bank indonesia.
- Wajib pajak luar negeri selain BUT tarif pajaknya sebesar 20% atau sesuai tarif
berdasarkan persetujuan penghindaran pajak berganda sedangkan dasar pengenaan
pajaknya yaitu jumlah bruto bunga deposito dan tabungan serta diskonto sertifikasi bank
Indonesia
Hadiah undian adalah hadiah dengan nama dan dalam bentuk apa pun yang diterima atau
yang diperoleh melalui undian. Wajib pajak ini adalah orang pribadi atau badan yang menerima
hadiah undian. Sedangkan objek pajak ini adalah penghasilan berupa hadiah undian dalam
bentuk apa pun. Besarnya tarif PPh ini adalah 25% dasar pengenaan pajak adalah jumlah bruto
hadiah undian.
Sewa tanah dan bangunan yang dimaksud adalah persewaan tanh dan bangunan berupa
tanah, rumah, rumah susun, gedung, kantor, dll. Wajib pajak adalah orang pribadi atau badan
yang menerima atau memperoleh penghasilan dari persewaan tanah dan bangunan. Sedangkan
objek pajak adalah penghasilan dari persewaan tanah dan bangunan berupa rumah, gedung,
kantor, apertemen, dll.
Besarnya tarif PPh ini sebesar 10% dan dasar pengenaan pajaknya adalah jumlah bruto
nilai persewaan tanah dan bangunan.
Jasa kontruksi adalah layanan jasa konsulta perencanaan pekerjaan kontruksi layanan jasa
pelaksanaan pekerjaan kontruksi, dan layanan jasa konsultan pengawasan pekerjaan kontruksi.
Wajib pajak ini adalah penyediaan jasa kontruksi, yaituoarang pribadi atau badan termasuk
bentuk usaha tetap yang kegiatan usahanya menyediakan layanan jasa kontruksi baik sebagai
perencanaan kontruksi, pelaksana kontruksi, pengawasan kontruksi maupun sub-subnya.
Sedangkan objek pajak ini adalah jasa berupa jasa perencanaan konstruksi, pelaksana kontruksi
dan pengawasa kontruksi. Tarif dan dasar pengenaan pajak:
a) Penjualan, tukar menukar, pelepasan hak, penyerahan hak, lelah, hibah, atau cara
lain yang disepakati dengan hak lain selain pemerintahan.
b) Penjualan, tukar menukar, perjanjian pemindahan hak, pelepasan hak, penyerahan
hak, lelah, hibah, atau cara lain yang disepakati dengan hak lain selain pemerintahan guna
pelaksanaan pembangunan, termasuk pembangunan untuk kepentingan umum tidak
memerlukan persyaratan khusus.
c) Penjualan, tukar menukar, pelepasan hak, penyerahan hak, lelah, hibah, atau cara
lain yang disepakati dengan hak lain selain pemerintahan guna pelaksanaan
pembangunan, termasuk pembangunan untuk kepentingan umum tidak memerlukan
persyaratan khusus.
Wajib pajak ini adalah orang pribadi atau badan yang memperoleh penghasilan dari
pengalihan hak atas tanah dan bangunan. Wajib pajak yang dikecualikan dari pembayaran dan
pemungutan pajak ini adalah:
1. Orang pribadi yang mempunyai penghasilan yang berada dibawah penghasilan
tidak kena pajak yang melakukan pengalihan atas hak tanah dan bangunan dengan jumlah
bruto pengalihan kurang dari 60.000.000 dan bukan jumlah yang terpecah pecah.
2. Orang pribadi atau badan yang menerima atau memperoleh penghasilan dari
pengalihan hak atas tanah dan bangunan kepada pemerintah guna pelaksanaan
pembangunan untuk kepentingan umum yang memerlukan persyaratan khusus.
3. Orang pribadi yang melakukan pengalihan tanah dan bangunan dengan cara hibah
kepada keluarga sedarah dalam garis keturunan lurus satu derajat, badan keagamaan,
badan pendidikan, badan social termasuk yayasan, serta koperasi, dan lain-lain.
4. Badan yang melakukan pengalihan tanah dan banguan dengan cara hibah kepada
keluarga sedarah dalam garis keturunan lurus satu derajat, badan keagamaan, badan
pendidikan, badan social termasuk yayasan, serta koperasi, dan lain-lain.
5. Pengalihan atas hak dan tanah dan bangunan yang dilakukan oleh orang pribadi
atau badan yang tidak termasuk wajib pajak.
Pajak Penghasilan atas Bunga Simpanan yang Dibayarka oleh Koperasi kepada Anggota
Koperasi Orang Pribadi
Penghasilan berupa bunga simpanan adalah imbalan berupa bunga simpanan yang
diterima anggota koperasi orang pribadi dari dana yang disimpan anggota koperasi orang pribadi
pada koperasi tempat orang pribadi tersebut menjadi anggota. Wajib pajak ini adalah orang
pribadi sebagai anggota koperasi yang mempunyai simpanan dikoperasi dan menerima atas
bunga simpanan. Sedangkan objek pajak disini adalah bunga yang diterima oleh anggotanya.
Tariff pajak ini adalah:
- 0% untuk penghasilan berupa bunga simpanan sampai dengan 240.000 per bulan.
- 10% dari jumlah bruto bunga untuk penghasilan berupa bunga simpanan lebig
dari 240.000 per bulan
Dasar pengenaan pajak ini adalah jumlah bruto bunga simpanan yang diterima oleh
anggota koperasi. PPh terutang bersifat final dihitung sebesar tarif dikalikan dasar pengenaan
pajak.
Pajak Penghasilan atas Dividen yang Diterima oleh Wajib Pajak Orang Pribadi
Dividen adalah dividen dari perusahaan asuransi krpada pemegang polis dan pembagian
sisa hasil usaha koperasi. Wajib pajak disni adalah orang pribadi dalam negeri yang bertindak
sebagai pemegang saham suatu perseroan, pemegang polis suatu perusahaan asuransi dan
anggota koperasi yang menerima sisa hasil usaha. Sedangkan objek pajak disini adalah dividen
sebagai pemegang saham.
Tarif pajak penghasila atas dividen yang diterima oleh wajib pajak orang pribadi adalah
10%. Sedangkan dasar pengenaan pajak disini adalah jumlah bruto divden.