Anda di halaman 1dari 10

PAJAK PENGHASILAN PPh FINAL

Pajak penghasilan dapat dikelompokkan menjadi PPh bersifat final dan bersifat tidak
final. Pajak Penghasilan Bersifat Final artinya pajak penghasilan yang pengenaannya sudah final
sehingga tidak dapat dikreditkan dari total pajak penghasilan terutang pada akhir pajak. Pajak
penghasil besifat final dikelompokkan sebagai berikut:

PPh atas Penghasilan dari Usaha yang Diterima atau Diperoleh Wajib Pajak yang
Memiliki Peredaran Bruto Tertentu

Pajak penghasilan atas penghasilan dari usaha bagi wajib pajak dengan predaran bruto
tertentu bersifat final yang dimaksud itu untuk member kemudahan bagi wajib pajak yang
menerima penghasilan dari usaha dengan peredaran bruto tertentu dapat melakukan perhitungan,
peyetoran, dan pelaporan pajak penghasilan yang terutang. Wajib pajak dengan peredaran bruto
tertentu dalam PPh bersifat final 1% sebagai berikut”

a. Wajib orang pribadi dan badan kecuali badan usaha tetap


b. Wajib pajak pada nomor 1 menerima penghasilan dari usaha tidak
termasuk penghasilan jasa sehubungan dengan pekerjaan bebas, dengan peredaran
bruto tidak melebihi 4.800.000.000 untuk semua cabang dalam satu tahun.
Yang tidak termasuk wajib pajak PPh bersifat final 1% meliputi
a. Wajib pajak orang pribadi yang melakukan kegiatan usaha perdagangan
dan jasa.
b. Dan wajib pajak badan yang belum beroperasi secara komersil, dan dalam
jangka satu tahun memperoleh lebih dari 4.800.000.000
Tarif`dan dasar pengenaan pajak. Dasar-dasar pengenaan pajak yang digunakan untuk
menghitung PPh bersifat Final 1% adalah
a) Dasar pengenaaan pajak adalah peredaraan bruto dari usaha dalam satu tahun
pajak terakhir sebelum tahun pajak yang bersangkutan.
b) Pada peredaraan bruto komulatif wajib pajak pada suatu bulan telah melebihi
sejumlah 4.800.000.000 dalam satu tahun pajak, wajib pajak tetap dikenakan PPH final
sebesar 1%.
c) Pada peredaraan bruto wajib pajak telah melebihi sejumlah 4.800.000.000 dalam
satu tahun pajak, atas penghasilan yang diterima atau diperoleh pajak pada tahun pajak
berikutnya dikenai PPH berdasarkan ketentuan Undang-Undang pajak penghasilan.
Perhitungan PPh bersifat Final

Dasar pengenaan pajak untuk menghitung PPH bersifat final 1% peredaran bruto setiap
bulan. Dimana, rumus untuk menghitung PPH bersifat final yaitu: PPH terutang sebulan = tarif
x dasar pengenaan pajak sebulan.
Tata Cara Penyetoran dan Pelaporan
1. Wajib pajak hanya menerima dan memperoleh penghasilan yang dikenakan PPH
bersifat final, wajib pajak tidak wajib melakukan pembayaran angsuran pajak
sebagaimana telah di tetapkan dalam pasal 25 UU PPH.
2. Penyetoran pajak dilakukan melalui kantor pos atau bank yang dituju oleh
Menteri Keuangan dengan menggunakan SPT.
3. Pelaporan dilakukan dengan menyampaikan SPT masa pajak penghasilan paling
lambat 20 hari setelah masa pajak berakhir.
4. Atas penghasilan dari usaha yang diterima atau diperoleh wajib pajak yang
memiliki peredaran usaha tertentu, yang dipotong atau dipungut pihak lain.
5. Atas penghasilan dari usaha yang dikenakan PPH bersifat final 1% dilaporkan
dalam surat pemberitahuan tahunan PPh pada kelompok penghasilan yang dikenakan
pajak bersifat final.

Pajak Penghasilan Bersifat Final Pasal 15


Pasal 15 undang-undang pajak penghasilan menyebut tentang penetapan norma
perhitunga khusus guna untuk menghitung penghasilan neto bagi wajib pajak tertentu yang tidak
dapat dihitung dengan ketentuan umum sebagaimana diatur dalam pasal 16 UU PPh.
Norma perhitungan khusus untuk wajib pajak tertentu yang dimaksud dalam pasal 15 UU
PPh sebagai berikut:
a) Perusahaan pelayaran dan penerbangan internasional
b) Perusahaan ansuransi luar negeri, pengeboran minyak, gas, panas bumi
c) Perusahaan yang berinvestasi dalam bentuk bangun bangunan

Pajak Penghasilan atas Imbalan yang Dibayarkan atau Terutang pada Perusahaan
Pelayanan Dalam Negara

Wajib pajak yaitu orang yang bertempat tinggal dalam negeri atau badan yang didirikan
yang berkedudukan di Indonesia. Sedangkan objek pajak yaitu pengahsilan yang berupa imbalan
ya g diterima. Pajak Tarif PPh ini adalah 1,2% peredaraan bruto
Pajak Penghasilan atas imbalan yang dibayarkan atau terutang kepada perusahaan
pelayaran dan penerbangan luar negeri. Pajak penghasilan atas imbalan yang dibayarkan
atau terutang kepada perusahaan pelayaran dan penerbangan luar negeri diatur dalam
Keputusan Menteri Keuangan nomor 417/KMK.04/1996 dan Surat Edaran Dirjen Pajak
Nomor SE-32/PJ.4/1996.

Wajib pajak disini adalah perusahaan pelayaran dan penerbangan yang berkedudukan ke
luar negeri dan melakukan usaha melalui bentuk usaha tetap. Sedangkan objek pajak disini
adalah penghasilan berupa imbalan yang diterima oleh perusahaan pelayaran dan penerbangan
luar negeri terkait pengakutan orang. Taruf PPh ini adalah 2,64 %, dasar pengenaan pajak yaitu
peredaran jumlah bruto. Pemotongan, Penyetoran, dan Pelaporan

1. Penghasilan yang diperoleh berdasarkan perjanjian carter, pihak yang dibayar atau
pihak yang di carter:
- Pemotongan PPh terutang pada saat pembayaran atau terutangnnya imbalan nilai
pengganti.
- Menerbitkan bukti pemotongan PPh atas penghasilan pelayaran dan penerbangan
luar negeri kepada pihak penerima.
- Menyetor PPh terutang pada ke kas Negara melalui kantor pos atau bank
selambat-lambatnya taggal 10 bulan berikutnya.
- Melaporkan PPh yang telah di potong ke kantor pelayanan pajak selambat-
lambatnya tanggal 20 bulan berikutnya.
2. Penghasilan yang diperoleh selain dari perjannjian carter wajib pajak pelayaran
dan penerbangan luar negeri.
- Menyetor PPh terutang pada ke kas Negara melalui kantor pos atau bank
selambat-lambatnya taggal 15 bulan berikutnya setelah menerima penghasilan
menggunakan SSP
- Menyetor PPh terutang pada ke kas Negara melalui kantor pos atau bank
selambat-lambatnya taggal 20 setelah bulan diterima penghasilan dengan
menggunakan Surat Pemberitahuan Masa PPh di lampiri SSP.

Pajak Penghasilan atas imbalan yang dibayarkan / terutang kepada perusahaan


penerbangan dalam negeri.

Wajib pajak disini adalah perusaha penerbangan yang berkedudukan di Indonesia yang
memperoleh penghasilan berdasarkan perjanjian carter. Sedangkan objek pajak disini adalah
penghasilan berupa imbalan yang diterima atau yang diperoleh perusahaan penerbangan
berdasarkan perjanjian carter. Tarif pajak 1,8% dasar pengenaan pajaknya peredaran bruto.
Pemotongan, pelaporan, dan penyetoran

a. Memberikan bukti pemotongan PPh kepada pihak yang menerima


penghasilan dengan menggunakn bukti pemotongan PPh atas penghasilan terutang
kepada perusahaan penerbangan dalam negeri
b. Menyetor PPh yang telah di potong ke kas melalui kantor pos atau bank
c. Melaporkan PPh yang telah di potong dan disetor melalui kantor pos atau
bank.

Pajak Peghasilan atas Peghasilan Bersifat Final Pasal 4 Ayat 2 UU Pph


Peghasilan yang dikenakan PPh bersifat final yang diatur dalam pasal ayat 2 meliputi:
1. penghasilan bungan deposito atau tabungan yang ditempatkan dalam negeri dan di
tempatkan diluar ngeri, diskonto sertifikat bank Indonesia dan jasa giro;
2. transaksi pentarifyajualan saham pendiri dan bukan saham pendiri;
3. bungan diskonto obligasi dan surat berharga Negara;
4. hadiah undian;
5. pesewaan tanah dan bangunan;
6. jasa kontruksi meliputi perencanaan kontruksi, pelaksanaan dan pengawasan;
7. wajib pajak yang usaha pokoknya melakukan pengalihan hak atas tanah atau
bangunan;
8. bungan simpanan yang dibayar oleh koperasi kepada anggita waajib pajak orang
pribadi;
9. dividen yang diterima atau diperoleh wajib pajak orang peribadi.

Pajak Penghasialn atas Bunga Deposito dan Tabungan Serta Diskonto SBI
Deposito adalah deposito dengan nama dan dalam bentuk apa pun termasuk deposito
berjangka, sertifikat deposito baik dalam mata uang rupiah maupun dalam mata uang asing yang
ditempatkan pada atau diterbitkan oleh bank. Sedangkan tabungan adalah simpanan pada bank
dengan nama apa pun, termasuk giro, yang penarikannya dilakukan berdasarkan syarat-syarat
tertentu yang ditetapkan oleh masing-masing bank.
Wajib Pajak adalah orang pribadi atau badan dalam negari dan luar negari serta bentuk
usaha tetap yang menerima penghasilan atas bunga deposito dan tabungan serta diskonto
sertifikat bank indonesia. Sedangkan objek pajak yaitu penghasilan berupa bungan atas depositi
dan tabungan serta diskonto SBI. Tarif dan Dasar Pengenaan
- Wajib Pajak dalam negeri tarifnya 20% sedangkan dasar pengenaan pajak yaitu
jumlah bruto bunga deposito dan tabungan serta diskonto sertifikasi bank indonesia.
- Wajib pajak luar negeri selain BUT tarif pajaknya sebesar 20% atau sesuai tarif
berdasarkan persetujuan penghindaran pajak berganda sedangkan dasar pengenaan
pajaknya yaitu jumlah bruto bunga deposito dan tabungan serta diskonto sertifikasi bank
Indonesia

Pajak Penghasilan Atas Transaksi Saham Dan Sekuritas Lainnya


Saham pendiri adalah saham yang dimiliki oleh pendiri yang diperoleh dengan harga
kurang dari 9%. Sedangkan pendiri adalah orang pribadi atau badan yang mempunyai catatan.
Wajib Pajak dan Objek Pajak
Wajib Pajak adalah orang pribadi atau badan dalam negari dan luar negari serta bentuk
usaha tetap yang menerima penghasilan atas bunga deposito dan tabungan serta diskonto
sertifikat bank indonesia. Sedangkan objek pajak yaitu penghasilan berupa bungan atas depositi
dan tabungan serta diskonto SBI. Tarif dan Dasar Pengenaan
Jenis transaksi Tarif Dasar pengenaan pajak
Semua transaksi penjualan O,1% Jumlah bruto nilai transaksi
saham penjualan
Transaksi pemilik saham 0.1% dan tambahan 0.5% Jumlah bruto nilai transaksi
pendiri penjualan, kecuali penjualan
saham venture atas
penyertaan modal kepasa
perusahaan pasangan
usahanya.

Tata Cara Pelunasan


Pelunasan pajak atas transaksi penjualan saham di bursa efek dilakukan dengan pemungutan
dan pemotongan oleh penyelenggaraan bursa efek melalui perantara pedagang efek pada saat
pelunasan transaksi penjualan.

Pajak Penghasilan atas Bungan Obligasi


Obligasi adalah surat utang dan surat utang negara yang berjangka waktu lebih dari 12
bulan. Bunga obligasi adalah imbalan yang diterima atau diperoleh pemegang obligasi dalam
bentuk bunga atau diskon.
Wajib Pajak dan Objek Pajak
Wajib Pajak adalah orang pribadi atau badan dalam negari dan luar negeri serta bentuk usaha
tetap yang menerima bunga obligasi termasuk diskonto obligasi. Sedangkan objek pajak adalah
penghasilan berapa bunga obligasi termasuk diskon obligasi. Tarif dan Dasar Pengenaan Pajak:

Jenis bunga Wajib pajak tarif Dasar pengenaan


pajak
Bunga obligasi dengan  wajib pajak 15% Jumlah bruto sesuai
kupon dalam negeri dan dengan masa
BUT 20% atau sesuai tarif kepemilikan obligasi
 wajib pajak
persetujuan
luar negeri selain
penghindaran pajak
BUT
berganda
Diskonto obligasi  wajib pajak 15% Selisih harga jual
dengan kupon dalam negeri dan atau nilai nominal
BUT 20% atau sesuai tarif atas harga perolehan
 wajib pajak
persetujuan obligasi tidak
luar negeri selain
penghindaran pajak termasuk bunga
BUT
berganda berjalan
Diskonto obligasi  wajib pajak 15% Selisih harga jual
tanpa bunga dalam negeri dan atau nilai nominal
BUT 20% atau sesuai tarif atas harga perolehan
 wajib pajak
persetujuan obligasi tidak
luar negeri selain
penghindaran pajak termasuk bunga
BUT
berganda berjalan
Bunga dan diskonto  wajib pajak  5% (tahun Selisih lebih harga
obligasi reksa dana yang 2014 s.d 2020) jual atau nilai
 10% (tahun
terdaftar pada nominal
2021 dan
badan pengawas
seterusnya)
pasar modal dan
lembaga
keuangan

Pajak Penghasilan atas Hadiah Undian

Hadiah undian adalah hadiah dengan nama dan dalam bentuk apa pun yang diterima atau
yang diperoleh melalui undian. Wajib pajak ini adalah orang pribadi atau badan yang menerima
hadiah undian. Sedangkan objek pajak ini adalah penghasilan berupa hadiah undian dalam
bentuk apa pun. Besarnya tarif PPh ini adalah 25% dasar pengenaan pajak adalah jumlah bruto
hadiah undian.

Pajak Penghasilan Atas Persewaan Tanah Dan Banguan

Sewa tanah dan bangunan yang dimaksud adalah persewaan tanh dan bangunan berupa
tanah, rumah, rumah susun, gedung, kantor, dll. Wajib pajak adalah orang pribadi atau badan
yang menerima atau memperoleh penghasilan dari persewaan tanah dan bangunan. Sedangkan
objek pajak adalah penghasilan dari persewaan tanah dan bangunan berupa rumah, gedung,
kantor, apertemen, dll.

Besarnya tarif PPh ini sebesar 10% dan dasar pengenaan pajaknya adalah jumlah bruto
nilai persewaan tanah dan bangunan.

Pajak Penghasilan atas Usaha Jasa Kontruksi

Jasa kontruksi adalah layanan jasa konsulta perencanaan pekerjaan kontruksi layanan jasa
pelaksanaan pekerjaan kontruksi, dan layanan jasa konsultan pengawasan pekerjaan kontruksi.
Wajib pajak ini adalah penyediaan jasa kontruksi, yaituoarang pribadi atau badan termasuk
bentuk usaha tetap yang kegiatan usahanya menyediakan layanan jasa kontruksi baik sebagai
perencanaan kontruksi, pelaksana kontruksi, pengawasan kontruksi maupun sub-subnya.
Sedangkan objek pajak ini adalah jasa berupa jasa perencanaan konstruksi, pelaksana kontruksi
dan pengawasa kontruksi. Tarif dan dasar pengenaan pajak:

Jenis kontruksi Wajib pajak Tarif


Pelaksanaan Penyedia jasa yang 2%
memiliki kualifikasi usaha
kecil
Pelaksanaan Penyedia jasa yang tidak 4%
memiliki kualifikasi usaha
Pelaksanaan Penyedia jasa selain dua di 3%
atas
Perencanaan atau pengawasan Penyedia jasa yang 4%
memiliki kualifikasi usaha
Perencanaan atau pengawasan Penyedia jasa yang tidak 6%
memiliki kualifikasi usaha

Dasar pengenaan pajak adalah


 Jumlah pembayaran yang tidaktermasuk pajak pertambahan nilai dalam
hal PPh dipotong oleh pengguna jasa
 Jumlah penerimaan pembayaran tidak termasuk pajak pertambahan nilai
dalam hal PPh disetor sendiri oleh penyedia jasa.

Pajak Penghasilan atas Penagalihan Harta Berupa Tanah dan Bangunan

Pengalihan hak atas tanah dan bangunan meliputi hal-hal berikut:

a) Penjualan, tukar menukar, pelepasan hak, penyerahan hak, lelah, hibah, atau cara
lain yang disepakati dengan hak lain selain pemerintahan.
b) Penjualan, tukar menukar, perjanjian pemindahan hak, pelepasan hak, penyerahan
hak, lelah, hibah, atau cara lain yang disepakati dengan hak lain selain pemerintahan guna
pelaksanaan pembangunan, termasuk pembangunan untuk kepentingan umum tidak
memerlukan persyaratan khusus.
c) Penjualan, tukar menukar, pelepasan hak, penyerahan hak, lelah, hibah, atau cara
lain yang disepakati dengan hak lain selain pemerintahan guna pelaksanaan
pembangunan, termasuk pembangunan untuk kepentingan umum tidak memerlukan
persyaratan khusus.

Wajib pajak ini adalah orang pribadi atau badan yang memperoleh penghasilan dari
pengalihan hak atas tanah dan bangunan. Wajib pajak yang dikecualikan dari pembayaran dan
pemungutan pajak ini adalah:
1. Orang pribadi yang mempunyai penghasilan yang berada dibawah penghasilan
tidak kena pajak yang melakukan pengalihan atas hak tanah dan bangunan dengan jumlah
bruto pengalihan kurang dari 60.000.000 dan bukan jumlah yang terpecah pecah.
2. Orang pribadi atau badan yang menerima atau memperoleh penghasilan dari
pengalihan hak atas tanah dan bangunan kepada pemerintah guna pelaksanaan
pembangunan untuk kepentingan umum yang memerlukan persyaratan khusus.
3. Orang pribadi yang melakukan pengalihan tanah dan bangunan dengan cara hibah
kepada keluarga sedarah dalam garis keturunan lurus satu derajat, badan keagamaan,
badan pendidikan, badan social termasuk yayasan, serta koperasi, dan lain-lain.
4. Badan yang melakukan pengalihan tanah dan banguan dengan cara hibah kepada
keluarga sedarah dalam garis keturunan lurus satu derajat, badan keagamaan, badan
pendidikan, badan social termasuk yayasan, serta koperasi, dan lain-lain.
5. Pengalihan atas hak dan tanah dan bangunan yang dilakukan oleh orang pribadi
atau badan yang tidak termasuk wajib pajak.

Tarif dan Pengenaan Pajak


Tariff PPh ini adalah:
a. 5% untuk PPh yang dibayar sendiri oleh orang pribadi dan badan atau dipotong
oleh bendaharawan atau pejabat yang berwenang.
b. 1% untuk wajib pajak yang usaha pokoknya melakukan pengaliha hak atas tanah
dan bangunan berupa pengalihan hak atas rumah sederhana dan rumah susun sederhana.
c. 5% untuk wajib pajak yang usaha pokoknya melakukan pengaliha hak atas tanah
dan bangunan berupa pengalihan hak atas rumah sederhana dan rumah susun sederhana.
Dasar pengenaan pajak ini adalah:
1. Jumlah bruto nilai pengalihan yaitu nilai tertinggi berdasarkan akta pengalihan
hak dan nilai jual objek pajak tanh dan bangunan.
2. Nilai berdasarkan keputusan pejabat pemerintah yang bersangkut dalam hal
pengalihan kepada pemerintah.
3. Nilai menurut risalah lelang dalam hal pengalihan hak adalah Karena lelang.

Pajak Penghasilan atas Bunga Simpanan yang Dibayarka oleh Koperasi kepada Anggota
Koperasi Orang Pribadi

Penghasilan berupa bunga simpanan adalah imbalan berupa bunga simpanan yang
diterima anggota koperasi orang pribadi dari dana yang disimpan anggota koperasi orang pribadi
pada koperasi tempat orang pribadi tersebut menjadi anggota. Wajib pajak ini adalah orang
pribadi sebagai anggota koperasi yang mempunyai simpanan dikoperasi dan menerima atas
bunga simpanan. Sedangkan objek pajak disini adalah bunga yang diterima oleh anggotanya.
Tariff pajak ini adalah:
- 0% untuk penghasilan berupa bunga simpanan sampai dengan 240.000 per bulan.
- 10% dari jumlah bruto bunga untuk penghasilan berupa bunga simpanan lebig
dari 240.000 per bulan
Dasar pengenaan pajak ini adalah jumlah bruto bunga simpanan yang diterima oleh
anggota koperasi. PPh terutang bersifat final dihitung sebesar tarif dikalikan dasar pengenaan
pajak.

Pajak Penghasilan atas Dividen yang Diterima oleh Wajib Pajak Orang Pribadi

Dividen adalah dividen dari perusahaan asuransi krpada pemegang polis dan pembagian
sisa hasil usaha koperasi. Wajib pajak disni adalah orang pribadi dalam negeri yang bertindak
sebagai pemegang saham suatu perseroan, pemegang polis suatu perusahaan asuransi dan
anggota koperasi yang menerima sisa hasil usaha. Sedangkan objek pajak disini adalah dividen
sebagai pemegang saham.

Tarif pajak penghasila atas dividen yang diterima oleh wajib pajak orang pribadi adalah
10%. Sedangkan dasar pengenaan pajak disini adalah jumlah bruto divden.

Anda mungkin juga menyukai