Anda di halaman 1dari 3

NOVI LARASWATI

2415031036

Ketahanan dan Kedaulatan Pangan

Setiap tanggal 16 Oktober, seluruh dunia memperingati hari pangan sedunia. Di tingkat

nasional ditetapkan tema “Menjaga Stabilitas Harga dan Akses Pangan Menuju Ketahanan

Pangan Nasional”. Tema itu akan menjadi slogan kosong belaka apabila Indonesia tidak

bergegas mengatasi ironi di negara yang mengklaim sebagai negeri agraris ini. Indonesia

adalah sebuah negara yang memiliki sumber agraris yang melimpah. Ini yang menyebabkan

sebagian besar penduduk Indonesia terlibat dalam dunia pertanian. Sekitar 46 persen penduduk

Indonesia adalah petani. Ironisnya, sebagai negara agraris yang tanahnya subur dan gemah

ripah loh jinawi, saat ini Indonesia bukan saja tidak mampu berswasembada pangan, tetapi

sebaliknya justru mengalami krisis pangan. Malah sebagian kebutuhan pangan Indonesia telah

tergantung kepada impor, yang harganya naik tak terkendali.

Krisis pangan yang terjadi di Indonesia dewasa ini adalah akibat kesalahan pola

kebijakan pangan yang ditetapkan selama ini. Pola atau paradigma kebijakan pangan yang

diterapkan selama ini berlandaskan pada konsep ketahanan pangan. Dalam Peraturan

Pemerintah No. 68 Tahun 2002 konsep ketahanan pangan didefinisikan sebagai kondisi

terpenuhinya pangan bagi rumah tangga yang tercermin dari tersedianya pangan yang cukup,

baik jumlah ataupun mutunya, aman, merata, dan terjangkau.

Dalam konsep ketahanan pangan sebagaimana yang dirumuskan dalam PP No. 68

Tahun 2002 tersebut tidak diatur bagaimana pangan itu diproduksi dan dari mana pangan

tersebut berasal. Tidak diaturnya mengenai dari mana pangan berasal telah pula mengakibatkan

berkembangnya industri pangan di perkotaan, terutama investasi dari perusahaan agribisnis

pangan transnasional. Hal ini kemudian mengakibatkan desa dan petani tidak lagi menjadi

produsen pangan, melainkan sekadar penyedia bahan baku yang murah serta pasar bagi

industri pangan perkotaan.


Kebijakan ketahanan pangan nasional sangat penting artinya untuk menjamin

kecukupan penyediaan pangan secara nasional. Oleh karena itu sebagai penyempurnaan, untuk

tidak mengatakan sebagai pengganti, kebijakan ketahanan pangan perlu dikembangkan dan

diterapkan kebijakan kedaulatan pangan. Kedaulatan pangan berarti hak setiap negara atau

masyarakat untuk menentukan sendiri kebijakan pangannya, melindungi sistem produksi

pertanian dan perdagangan untuk mencapai sistem pertanian yang berkelanjutan dan mandiri.

Secara definisi kedaulatan pangan terkait dengan pihak yang menguasai sumber dan persediaan

pangan, kemandirian pangan terkait dengan proporsi kemampuan dalam memproduksi pangan.

Dengan demikian, kedaulatan pangan harus didahulukan di atas kepentingan pasar.

Sungguhpun demikian, kebijakan kedaulatan pangan tidak melarang perdagangan, tetapi

menekankan bahwa produksi pangan harus diprioritaskan untuk mencukupi kebutuhan pangan

sendiri dan keluarga, yang diproduksi secara organik, berkelanjutan dan aman. Selain itu,

kebijakan kedaulatan pangan juga menekankan masukan dan pemasaran hasil pertanian adalah

melalui organisasi-organisasi tani atau koperasi tani sehingga tidak tergantung dari industri.

Pada tingkat yang lebih tinggi dan dalam skala yang lebih makro, kedaulatan pangan

dan kedaulatan petani sangat dipengaruhi oleh kedaulatan negara. Dalam konteks kedaulatan

pangan, tingkat dan kapasitas kedaulatan negara sangat bergantung kepada sejauh mana negara

mampu membebaskan diri dari rezim Dana Moneter Internasional (IMF), rezim Bank Dunia,

dan rezim Organisasi Perdagangan Dunia (WTO); ketiganya merupakan instrumen dari

neokolonialisme-imperialisme. Jika negara tidak mampu melepaskan diri dari ketiga rezim

IMF, Bank Dunia dan WTO, maka kedaulatan negara akan selalu terkebiri. Kondisi ini pada

gilirannya akan mengakibatkan kedaulatan petani menjadi tereduksi dan kedaulatan pangan

nasional menjadi mandul. Dengan demikian, kedaulatan pangan, kedaulatan petani, dan

kedaulatan negara merupakan suatu kesatuan organik. Ketiganya saling mempengaruhi dan
saling mendukung. Tegasnya, kebijakan kedaulatan pangan nasional mensyaratkan

perwujudan kedaulatan petani dan kedaulatan negara.

Anda mungkin juga menyukai