Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Diajukan guna Memenuhi Salah Satu Syarat untuk Menyelesaikan Program Pendidikan
DISUSUN OLEH
KOMARUDIN
NIM : 0101014016
CIKARANG – BEKASI
JULI 2017
LEMBAR PENGESAHAN
Karya Tulis Ilmiah dengan judul “Asuhan Keperawatan Pada Tn. I dengan Gangguan Sensori
Persepsi : Halusinasi Pendengaran Akibat Skizofrenia Paranoid di Ruang Elang I Rumah Sakit
Jiwa Dr. Soeharto Heerdjan Jakarta Pada Tanggal 13-15 Juni 2017” telah diuji dan disahkan di
hadapan penguji ujian sidang Karya Tulis Ilmiah Akper Bhakti Husada Cikarang.
(Ns. Carolina, M. Kep., Sp. Kep.J) (Lusi Noviyanti, S. Kep) (Laili Mahmudah, S. Kp)
Mengetahui,
NIK : 27.0870.0203
i
AKADEMI KEPERAWATAN BHAKTI HUSADA
Komarudin
ABSTRAK
Berdasarkan data rekam medik register Ruang Merak periode April-Juni 2017 jumlah klien yang
mengalami gangguan sensori persepsi : Halusinasi pendengaran 61,3% dari kasus gangguan
jiwa lainnya. Tujuan penulis untuk mendapatkan gambaran yang nyata dan memberikan Asuhan
Keperawatan pada klien dengan Gangguan Sensori Persepsi : Halusinasi pendengaran Akibat
Skizofrenia Paranoid, baik secara bio-psiko-sosial spiritual dan kultural dengan implementasi
dan evaluasi. Penulisan Karya Tulis Ilmiah ini menggunakan metode deskriptif dalam bentuk
studi kasus melalui pendekatan keperawatan, sistematika penulisan terdiri dari 4 Bab. Halusinasi
adalah perubahan perubahan persepsi terhadap suatu stimulus yang tidak nyata, tetapi klien
menganggap keadaan tersebut menjadi nyata. Tanda dan gejala dari halusinasi adalah bicara
sendiri, tersenyum dan tertawa sendiri, serta mengatakan mendengar suara-suara bisikan. Data
yang di dapatkan dari klien adalah klien tertawa sendiri, berbcara sendiri, klien tampak
mendengar suara-suara, klien mengatakan mendengar suara-suara bisikan yang menyuruhnya
untuk marah-marah. Klien selalu menyendiri, kontak mata klien kurang, klien selalu
menundukan kepala saat diajak bicara, klien mengatakan malu kulitnya belang-belang, kuku
klien kotor, gigi klien kotor, kulit klien lengket, sehingga maslah yang ditemukan pada Tn. I 5
diagnosa keperawatan adalah Gangguan Sensori Persepsi : Halusinasi Pendengaran, Isolasi
Sosial, Harga Diri Rendah, Defisit Perawatan Diri, Resiko Perilaku Kekerasan yang kemudian
perencanaan dan hanya 2 di implementasikan untuk di evaluasi berdasarkan SOAP yaitu
Gangguan Sensori Persepsi : Halusinasi Pendengaran dan Defisit Perawatan Diri. Adapun faktor
penghambat yaitu tidak lengkapnya data yang ada di Rumah Sakit yang akan sulit bagi penulis
untuk mengambil data-data secara lengkap. Rekomendasi ini ditujukan untuk pihak Rumah
Sakit.
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat ALLAH SWT karena atas rahmat dan hidayahnya,
penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini dengan judul “Asuhan Keperawatan pada
Paranoid di Ruang Elang 1 Rumah Sakit Jiwa Dr. Soeharto Heerdjan Jakarta”. Karya
Tulis Ilmiah ini disusun dalam rangka memenuhi salah satu persyaratan untuk menyelesaikan
Dalam kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak yang
telah memberikan bimbingan, bantuan dan dorongan secara moral dan spiritual kepada :
1. dr. Aris Tambing, MARS, selaku Direktur Utama Rumah Sakit Jiwa Dr. Soeharto
Heerdjan Jakarta.
2. Iin Ira Kartika, S.KM, MKM, Selaku Direktur Akper Bhakti Husada
4. Lusi Novianti S.kep, selaku penguji praktik dan sidang Karya Tulis Ilmiah dari
5. Ns. Carolina, M.kep, Sp.Kep.J, selaku penguji praktik dan sidang Karya Tulis
6. Laili Mahmudah, S.Kp, selaku pembimbing dan penguji praktik dan sidang
Karya Tulis Ilmiah dari Rumah Sakit Jiwa Dr. Soeharto Heerdjan Jakarta.
iii
7. Kepala Ruang dan Staf Ruang Elang I Rumah Sakit Jiwa Dr. Soeharto Heerdjan
Jakarta.
9. Orang tua dan keluarga tercinta yang selalu memberikan dorongan baik material,
Penulis menyadari bahwa dalam penyusun Karya tulis ilmiah ini belum sempurna, untuk itu,
penulis menerima segala bentuk kritik dan saran yang sifatnya membangun demi perbaikan
dimasa yang akan datang. Akhirnya penulis berharap amal baik yang telah diberikan
mendapatkan balasan yang setimpal dan sesuai dari Allah SWT,semuga karya tulis ilmiah ini
Penulis
iv
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN..................................................................................................................i
ABSTRAK..................................................................................................................................................ii
KATA PENGANTAR.............................................................................................................................iii
DAFTAR ISI..............................................................................................................................................v
DAFTAR TABEL....................................................................................................................................viii
DAFTAR LAMPIRAN..........................................................................................................................ix
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang......................................................................................................................1
B. Tujuan.......................................................................................................................................4
1. Tujuan Umum.................................................................................................................4
2. Tujuan Khusus................................................................................................................4
C. Metode Penulisan.................................................................................................................5
D. Sistematika Penulisan.........................................................................................................6
A. Konsep Dasar.........................................................................................................................7
a. Skizofrenia...............................................................................................................7
b. Skizofrenia paranoid.............................................................................................8
c. Halusinasi.................................................................................................................9
2. Psikodinamika paranoid..............................................................................................10
v
a. Proses terjadinya gangguan ...................................................................10
1. Pengkajian ...................................................................................................18
3. Perencanaan ................................................................................................22
4. Implementasi ...............................................................................................33
5. Evaluasi ......................................................................................................47
A. Tinjauan kasus.........................................................................................................39
1. Pengkajian .........................................................................................................39
B. Pembahasan .............................................................................................................96
1. Pengkajian .........................................................................................................96
2. Diagnosa ...........................................................................................................98
3. Perencanaan ......................................................................................................99
4. Implementasi .....................................................................................................101
5. Evaluasi .............................................................................................................103
vi
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan....................................................................................................................................105
B. Rekomendasi.................................................................................................................................107
DAFTAR PUSTAKA
vii
DAFTAR TABEL
Tabel 1 : Distribusi masalah keperawatan jiwa di Rumah Sakit Jiwa Dr. Soeharto Heerdjan
viii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 4 : Satuan Acara Pembelajaran Cara merawat Klien dengan Halusinasi Pendengaran
ix
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Definisi sehat menurut World Health Organization (WHO) adalah suatu keadaan
baik fisik, mental dan sosial secara penuh dan bukan karena tidak ada penyakit. Orang
sehat adalah orang yang keadaan emosional, fisik, dan sosial baik, mampu memenuhi
tanggung jawabnya, berfungsi secara efektif dalam melakukan tugas dan aktifitas sehari-
Kesehatan jiwa menurut UU No. 3 tahun 1996 adalah suatu kondisi yang
seseorang dan perkembangan itu selaras dengan keadaan orang lain. Makna kesehatan
jiwa mempunyai sifat yang harmonis dan memperhatikan segi kehidupan manusia
banyak masalah yang dihadapi, terlebih karena faktor ekonomi yang ada di Indonesia
sehingga semakin sulit seseorang dalam mencapai derajat kesehatan hidup. Keadaan
1
2
pasien gangguan jiwa berat dan 19 juta pasien gangguan jiwa ringan. Di Rumah Sakit
Jiwa di Indonesia sekitar 70% halusinasi yang dialami oleh pasien gangguan jiwa
gangguan jiwa di Jawa Barat melonjak tajam. Pada tahun 2014 tercatat 296.943 orang
yang mengalaminya sedangkan berdasarkan hasil pendataan tim Dinkes Jabar pada
Skizofrenia termasuk jenis psikosis yang menempati urutan atas dari seluruh
gangguan jiwa yang ada. Skizofrenia adalah bentuk gangguan psikotik (penyakit mental
berat) yang relatif cukup sering. Skizofrenia adalah sindrom dengan berbagai presentasi
dan satu variabel, perjalanan penyakit umumnya jangka panjang, serta sering kambuh
(Teifion Davies & TKJ Craig, 2009). Salah satu gejala utama skizofrenia adalah
masyarakat terhadap jenis gangguan jiwa ini. Masih terdapat pandangan yang negatif
(stigma) dan bahwa Skizofrenia bukanlah penyakit yang dapat diobati dan disembuhkan.
Data yang diperoleh dari catatan Medical Record yang didapatkan di ruangan
Elang 1 Rumah Sakit Jiwa Dr.Soeharto Heerdjan – Jakarta dalam periode April – Juni
2017, sebagian besar pasien yang di rawat mengalami halusinasi. Hal ini dapat
Sumber : Data Statistik Keperawatan Ruang Elang 1 Rumah Sakit Jiwa Dr. Soeharto Heerdjan
Jakarta
Rumah Sakit Jiwa Dr. Soeharto Jakarta April – Juni 2017, dapat disimpulkan bahwa
angka kejadian penderita gangguan jiwa dengan masalah gangguan sensori persepsi :
halusinasi tertinggi dengan total 61,3% kejadian atau 228 dari 372 penderita gangguan
Jika masalah gangguan sensori persepsi : halusinasi tidak segera ditangani maka
akan menimbulkan dampak yang diarahkan pada perilaku kekerasan pada diri sendiri,
orang lain, dan lingkungan, resiko bunuh diri, dan gangguan proses pikir. Berdasarkan
masalah-masalah diatas dan dampak yang diakibatkan dari halusinasi maka penulis
tertarik untuk mengangkat kasus “Asuhan Keperawatan pada Tn. I dengan Gangguan
Jiwa Dr. Soeharto Heerdjan Jakarta pada tanggal 13-15 juni 2017” sebagai Karya Tulis
Ilmiah.
B. Tujuan
1. Tujuan umum
2. Tujuan khusus
pendengaran
C. Metode penulisan
Metode penulis yang digunakan dalam penyusunan karya tulis ilmiah ini adalah
1. Observasi
Penulis melakukan pengamatan langsung baik verbal maupun non verbal, secara
verbal meliputi ucapan saat berkomunikasi baik dari isi pembicaraan maupun
intonasi suara, secara non verbal melalui ekspresi wajah, sikap tubuhh, gaya berjalan,
2. Wawancara
Wawancara yaitu melakukan pengumpulan data secara langsung pada klien, perawat
3. Pemeriksaan fisik
permasalahan klien sebagai dasar acuan teori dan penulisan yang relevan dengan
judul
5. Studi dokumentasi
D. Sistematika penulisan
Sistematika penulisan yang digunakan dalam penulisan karya tulis ilmiah ini teridiri dari
4 bab, yaitu bab I pendahuluan, meliputi : latar belakang, tujuan, metode penulisan dan
sistematika penulisan, bab II Tinjauan teoritis, meliputi : konsep dasar dan asuhan
keperawatan, bab III Tinjauan kasus, meliputi : Laporan kasus dan pembahasan dan bab
TINJAUAN TEORITIS
A. Konsep dasar
1. Pengertian
a. Skizofrenia
1) Pengertian skizofrenia
klien, cara berpikir, bahasa, emosi, dan perilaku sosialnya. (Herman, 2008).
panjang serta sering kambuh yang mempengaruhi cara berfikir, bahasa, emosi
7
8
a) Gejala positif
b) Gejala negatif
mau bergaul, suka melamun, sukar diajak bicara, pendiam, pasif dan
apatis, sulit dalam berfikir abstrak, pola pikir stereotif, tidak inisiatif, tidak
b. Skizofrenia paranoid
atau waham kebesaran, halusinasi yang mengandung isi kejaran atau kebesaran,
gangguan alam perasaan dan perilaku seperti bertengkar dan berdebat dan tindak
halusinasi auditorik dalam konteks terdapatnya fungsi kognitif dan afek yang
relative masih terjaga serta ciri lain yang meliputi anxiety, kemarahan,
paranoid adalah memiliki ciri khas waham (delusion) kejar atau waham
9
c. Halusinasi
1) Pengertian halusinasi
sesuatu yang sebenarnya tidak terjadi. Suatu pencerapan panca indra tanpa
berwujud pengindraan kelima indra yang keliru, tetapi yang paling sering
2) Jenis-jenis halusinasi
Menurut Stuart dan Laraia (2005) dalam Muhith (2015) jenis-jenis halusinasi
yaitu :
a) Pendengaran
orang atau lebih. Pikirin yang didengar klien dimana klien disuruh untuk
b) Penglihatan
c) Penghidu
Membaui bau-bauan tertentu seperti bau darah, urin, atau feses, umumnya
d) Pengecapan
e) Perabaan
tersetrum listrik yang datang dari tanah, benda mati atau orang lain.
2. Psikodinamika Paranoid
1) Faktor Predisposisi
a) Biologis
b) Psikologis
dan kondisi psikologis klien. Salah satu sikap atau keadaaan yang dapat
c) Sosial budaya
2) Faktor prespitasi
a) Biologis
1) Stres lingkungan
2) Sumber koping
menanggapi stressor
12
b.
Respon adaptif
Keterangan :
1) Respon adaftif
Respon yang dapat diterima oleh norma-norma sosial budaya yang berlaku.
Dengan kata lain individu tersebut dalam batas normal jika menghadapi
a) Pikiran logis adalah pendapat atau pertimbangan yang dapat diterima akal.
dialami klien.
yang timbul sebagai respon dari pengalaman klien dan sesuai pengalaman
yang dialami.
d) Perilaku sesuai adalah tingkah laku yang masih dalam batas kewajaran
kecemasan meningkat.
dan lingkungan
3) Respon maladaptif
ini meliputi :
kedekatan.
14
e) Isolasi sosial adalah kondisi kesendirian yang dialami oleh individu dan
sesuai, menggerakkan bibir tanpa suara, pergerakan mata yang cepat, respon
verbal yang lambat jika sedang asyik, dan diam serta asyik sendiri.
menjijikkan dan menakutkan, klien mulai lepas kendali dan mungkin mencoba
dari orang lain, mulai merasa kehilangan kontrol, tingkat kecemasan berat,
sensori kerja.
perhatian hanya beberapa detik atau menit, adanya tanda-tanda fisik ansietas
berat : berkeringat, tremor, dan tidak mampu mematuhi perintah, isi halusinasi
dari beberapa jam atau hari jika tidak ada intervensi terapeutik. Perilaku yang
diamati yaitu : perilaku eror akibat panik, potensi kuat, aktivitas fisik
d. Mekanisme koping
e. Penatalaksanaan medis
a) Chlorpromazine (CPZ)
b) Haloperidol (HLP)
irama jantung.
c) Triheksipenidil (THP)
dosis terapi.
Terapi kejang listrik telah dikenal sebagai terapi pilihan untuk pengobatan
gangguan jiwa. ECT diyakini mengubah neurokimia otak dalam banyak cara
sama dengan jalan berdiskusi satu sama lain yang dipimpin oleh seorang
pendengaran
1. Pengkajian
1) Biologis
Lesi pada daerah frontal, temporal dan limbic berhubungan dengan perilaku
psikotik.
2) Psikologis
dan kondisi psikologis klien. Salah satu sikap atau keadaaan yang dapat
19
3) Sosial budaya
b. Faktor prespitasi
1) Biologis
Gangguan dalam komunikasi dan putaran balik otak, yang mengatur proses
informasi serta abnormalitas pada mekanisme pintu masuk dalam otak yang
2) Stres lingkungan
3) Sumber koping
c. Perilaku
Perilaku yang sering tampak pada klien dengan halusinasi antara lain,
d. Fisik
tidur terganggu karena ketakutan, kurang kebersihan diri atau tidak mandi,
2) Kebiasaan
3) Riwayat kesehatan
penyalahgunaan obat.
f. Status emosi
Afek tidak sesuai, perasaan bersalah atau malu, sikap negatif dan bermusuhan,
g. Status intelektual
pikiran tidak realistis, tidak logis dan sukar diikuti atau kaku, kurang motivasi,
h. Status sosial
i. Masalah Keperawatan
3) Isolasi Sosial
j. Pohon Masalah
Isolasi Sosial
22
2. Diagnosis keperawatan
(PPNI 2009 dalam Muhith 2015). Diagnosis keperawatan adalah penilaian atau
b. Isolasi Sosial
3. Perencanaan keperawatan
Rencana tindakan keperawatan terdiri dari tujuan umum, tujuan khusus, dan rencana
23
- mau berjabat 1.4Buat kontrak yang jelas.
tangan 1.5Tunjukkan sikap jujur dan
- Mau menyebut menepati janji setiap kali
nama interaksi
- Mau menjawab 1.6Tunjukkan sikap empati dan
salam menerima klien apa adanya.
- Mau duduk 1.7Beri perhatian kepada klien
berdampingan dan perhatikan kebutuhan
dengan perawat dasar klien.
- Bersedia 1.8Tanyakan perasaan klien dan
mengungkapkan masalah yang dihadapi
masalah yang klien.
dihadapi 1.9Dengarkan dengan penuh
perhatian ekspresi perasaan
klien.
TUK 2 : 1. Setelah 3x 2.1 Adakan kontak sering dan Kontak sering tetapi
Klien dapat pertemuan klien singkat secara bertahap singkat selain upaya
mengenal menyebutkan : 2.2 Observasi tingkah laku membina hubungan
halusinasinya. - Isi klien terkait dengan saling percaya juga
- Waktu halusinasinya : dapat memutuskan
- Frekuensi (pendengaran/ penglihatan/ halusinasi.
penghidu/pengecapan/pera
24
- Situasi dan baan) : jika menemukan Mengenal perilaku
kondisi yang klien yang sedang halusinasi timbul
menimbulkan berhalusinasi : memudahkan perawat
halusinasi - Tanyakan apakah klien dalam melakukan
mengalami sesuatu (halusinasi intervensi.
pendengaran/penglihatan/
penghidu
pengecapan/perabaan)
- Jika klien menjawab ya,
tanyakan apa yang sedang
dialaminya
- Katakan bahwa perawat
percaya klien mengalami hal
tersebut namun perawat sendiri
tidak mengalaminya (dengan
nada bersahabat tanpa
menuduh atau menghakimi)
-Katakan bahwa ada klien yang
mengalami hal yang sama
- Katakan bahwa perawat akan
membantu klien.
25
Jika klien tidak sedang
berhalusinasi, klarifikasi
tentang adanya pengalaman
halusinasi, diskusikan dengan
klien :
- isi, waktu dan frekuensi
terjadinya halusinasi (pagi,
siang, sore, dan malam atau
sering dan kadang-kadang)
- Situasi dan kondisi
menimbulkan /tidak
menimbulkan halusinasi.
26
-Takut 2.5 Diskusikan tentang dampak
-Sedih yang akan dialaminya bila
-Senang klien menikmati halusinasinya.
-Cemas
-Jengkel
27
baru mengontrol - katakana pada diri sendiri Memberikan alternative
halusinasi bahwa ini tidak nyata (saya pilihan bagi klien untuk
tidak mau dengar/ lihat/ hidu/ mengontrol halusinasi.
raba/ kecap saat halusinasi
terjadi)
- memenuhi orang lain
(perawat/ teman/ anggota
keluarga) untuk menceritakan
tentang halusinasinya membuat
dan melaksanakan jadwal
kegiatan sehari-hari yang telah
disusun
- meminta keluarga/ teman/
perawat/, menyapa jika sedang
halusinasi.
Setelah 3x 3.4 Bantu klien memilih cara Motivasi dapat
pertemuan klien yang sudah dianjurkan dan meningkatkan kegiatan
dapat memilih dan dilatih untuk mencobanya klien untuk mencoba
memperagakan memilih salah satu cara
cara mengatasi mengendalikan
halusinasi halusinasi dan dapat
(pendengaran/
28
penglihatan/ meningkatkan harga
penghidu/ peraba/ diri klien.
pengecap)
29
TUK 4 Setelah 3x 4.1 Buat kontrak dengan
Klien dapat pertemuan keluarga untuk pertemuan
dukungan dari keluarga (waktu, tempat, dan topik)
keluarga dalam menyatakan setuju
mengontrol untuk mengikuti
halusinasinya pertemuan dengan
perawat.
30
biarkan sendiri, makan
bersama, berpergian bersama,
memantau obat-obatan dan
cara pemberiannya untuk
mengatasi halusinasi)
TUK 5 5.1 Setelah 3x 5.1 Diskusikan dengan klien Dengan menyebutkan
Klien dapat petemuan klien tentang manfaat dan dosis frekuensi dan
memanfaatkan menyebutkan kerugian tidak minum obat, manfaat obat,
obat dengan baik - manfaat minum warna, dosis, cara, efek diharapkan klien
obat terapi dan efek samping melaksanakan program
- kerugian tidak penggunaan obat peningkatan.
minum obat
- nama, warna,
dosis, efek terapi
dan efek samping
obat.
31
Setelah 3x 5.3 Beri pujian jika klien
pertemuan klien menggunakan obat dengan
menyebutkan benar
akibat berhenti 5.4 Diskusikan akibat berhenti
minum obat tanpa minum obat tanpa
konsultasi dokter konsultasi dengan dokter
5.5 Anjurkan klien untuk
konsultasi kepada dokter/
perawat jika terjadi hal-hal
yang tidak dinginkan
32
33
4. Implementasi keperawatan
dan perwujudan dari rencana keperawatan yang telah disusun pada tahap perencanaan
e. Menganjurkan klien
memasukan kegiatan
berbincang-bincang
dengan orang lain dalam
kegiatan harian.
SP 2 SP 2
a. Mengevaluasi jadwal a. Melatih keluarga
kegiatan harian pasien. mempraktekan cara merawat
b. Memberikan kesempatan klien dengan isolasi sosial.
kepada pasien cara b. Melatih keluarga cara
berkenalan dengan satu merawat langsung kepada
orang. klien isolasi sosial.
c. Membantu pasien
memasukan kegiatan
berbincang-bincang
dengan orang lain sebagai
salah satu kegiatan harian.
SP 3 SP 3
a. Mengevaluasi jadwal a. Membantu keluarga membuat
kegiatan harian pasien. jadwal aktivitas di rumah
b. Memberikan kesempatan termasuk minum obat
kepada pasien cara (discharge planning).
berkenalan dengan dua b. Menjelaskan follow up klien
orang atau lebih. setelah pulang
c. Menganjurkan kepada
pasien memasukan
kedalam kegiatan harian.
3 Resiko Perilaku SP 1 SP 1
Kekerasan a. Mengidentifikasi a. Mendiskusikan masalah yang
penyebab PK. dirasakan oleh keluarga dalam
b. Mengidentifikasi tanda merawat klien.
dan gejala PK. b. Menjelaskan pada keluarga
c. Mengidentifikasi PK yang tentang pengertian, tanda dan
dilakukan. gejala perilaku kekerasan
d. Mengidentifikasi akibat beserta proses terjadinya
PK. penyakit.
e. Menyebutkan cara c. Menjelaskan kepada keluarga
mengontrol PK. cara-cara merawat klien dengan
perilaku kekerasan.
36
f. Membantu klien
mempraktekan latihan
cara mengontrol fisik 1.
g. Menganjurkan kilen
memasukan kedalam
jadwal kegiatan harian.
SP 2 SP 2
a. Melatih keuarga mempraktekan
a. Mengevaluasi jadwal cara merawat klien dengan
kegiatan harian. prilaku kekerasan.
b. Mempraktekan latihan b. Melatih keluarga cara merawat
cara fisik II langsung kepada klien
c. Menganjurkan klien perilaku kekerasan.
memasukan kedalam
jadwal kegiatan harian.
SP 3 SP 3
a. Mengevaluasi jadwal a. Melatih keluarga
kegiatan harian. mempraktekan cara merawat
b. Mempraktekan latihan klien dengan perilaku
cara verbal. kekerasan.
c. Menganjurkan klien b. Melatih keluarga cara merawat
memasukan kedalam langsung kepada klien perilaku
jadwal kegiatan harian kekerasan.
klien.
SP 4 SP 4
a. Mengevaluasi jadwal a. Membantu keluarga membuat
kegiatan harian. jadwal aktivitas dirumah
b. Mempraktekan latihan termasuk minum obat
cara spiritual. (discharge planning).
c. Menganjurkan klien b. Melatih keluarga cara
memasukan kedalam merawat langsung klien
jadwal kegiatan harian prilaku kekerasan cara minum
klien. obat.
SP 5 SP 5
a. Mengevaluasi jadwal a. Mengevaluasi kemampuan
kegiatan harian. keluarga.
b. Mempraktekan cara b. Menjelaskan follow up klien
minum obat. pulang.
37
c. Menganjurkan klien
memasukan kedalam
jadwal kegiatan harian.
5. Evaluasi keperawatan
mencapai tujuan sesuai rencana yang telah ditetapkan dan merevisi data dasar dan
tindakan keperawatan pada klien dan dilakukan terus menerus pada respon klien.
Selalu melibatkan klien dan keluarga agar dapat melihat perubahan dan berupaya
apakah masalah masih tetap atau muncul masalah baru atau ada data yang
kontradiksi dengan masalah yang ada. Dapat pula membandingkan hasil
dengan tujuan.
38
harian
A. Tinjauan Kasus
1. Pengkajian
a. Identitas klien
Klien bernama Tn. I umur 30 tahun, jenis kelamin laki-laki, status belum
menikah, agama Islam, ruang rawat Elang, dirawat mulai tanggal 4 juni 2017,
No register 036274, Diagnosa medis Skizofrenia Paranoid, alamat klien Kp. Guji
RT 003/002, Duri Kelapa, Kebon Jeruk, Kota Jakarta Barat, tanggal pengkajian
b. Alasan masuk
Menurut data dari informasi, klien mengamuk bila keinginan tidak dipenuhi,
c. Faktor predisposisi
2) Klien pernah mengalami aniaya oleh kakaknya karena klien sering minta
39
40
dianiaya oleh kakaknya karena klien sering minta uang kepada orang tuanya
dan sempat berkelahi dengan bapaknya, dan klien mengatakan sedih dan
d. Pemeriksaan fisik
Kesadaran :
Composmentis
0
Suhu : 36 C Pernafasan : 20 x/menit,
Ukur :Tinggi Badan : 158 CM, Berat Badan : 54 kg.
1) Kepala
Kepala simetris, tidak ada ketombe, tidak ada nyeri tekan, rambut kusam.
2) Mata
Mata simetris, tidak ada nyeri tekan, pupil mengecil jika di dekatkan
3) Hidung
Hidung bersih, simetris, tidak ada nyeri tekan pada hidung, tidak ada secret.
41
4) Mulut
Mulut simetris, mulut tampak kotor, gigi kuning kehitaman, mukosa bibir
kering.
5) Leher
Tidak ada pembesaran kelenjar tiorid dan tidak ada pembesaran kelenjar
getah bening.
6) Dada
Dada simetris, bersih, perkusi resonan, expansi paru antara paru kanan dan
kiri sama, suara nafas vesikuler, bunyi jantung normal, tdak ada sura
tambahan.
7) Abdomen
tidak ada nyeri tekan di empat kuadran, tidak ada distensi abdomen, tidak ada
hepatomegali.
8) Genetalia
9) Kulit
Kulit tampak kering, CRT <3 detik, kuku panjang dan kotor
e. Psikososial
42
1) Genogram
Tn. I
Keterangan :
: klien
menikah tinggal bersama anak istrinya, kecuali klien belum menikah klien
tidak ada yang mengalami gangguan jiwa, klien suka dikucilkan karena suka
2) Konsep diri
a) Citra tubuh
b) Identitas
c) Peran
punya pekerjaan.
d) Ideal diri
e) Harga diri
Klien mengatakan sedih dan malu saat pacarnya direbut orang, klien
3) Hubungan sosial
4) Spiritual
b) Kegiatan ibadah
f. Status mental
1) Penampilan
Penampilan klien kurang rapih, gigi klien tampak kotor, kulit klien teraba
lengket, klien mengatakan belum gosok gigi, kuku panjang dan kotor
2) Pembicaraan
3) Aktivitas motorik
4) Alam perasaan
45
Klien mengatakan khawatir dan sedih ingin cepat pulang ingin bertemu
keluarga
5) Afek
Afek klien datar saat berinteraksi klien berespon diberi stimulus yang
7) Persepsi
4x/hari, klien terlihat bicara sendiri, tertawa sendiri, halusinasi muncul saat
8) Proses pikir
9) Isi pikir
46
11) Memori
Klien menyadari penyakit yang diderita sejak di rawat di Rumah Sakit Jiwa
1) Makan
2) BAB/BAK
3) Mandi
Klien mau mandi sendiri dengan motivasi dari oranglain/perawat tetapi klien
tidak tahu cara perawatan diri yang benar, mandi tidak memakai sabun.
4) Berpakain /berhias
Pakaian klien kotor, setiap hari klien tidak selalu mengganti pakaiannya
sendiri
Klien mengatakan waktu tidur siang dari pukul 13.00 sampai dengan 15.00.
waktu tidur malam dari pukul 20.00 sampai dengan 06.00 WIB
6) Penggunaan obat
Klien mampu meminum obat secara teratur dengan bantuan perawat secara
7) Pemeliharaan kesehatan
diruang Elang
Klien mengatakan betah dirumah, karena klien bisa tinggal bersama keluarga
h. Mekanisme Koping
Pendengaran
senang menyendiri
j. Kurang Pengetahuan
k. Aspek Medik
2) Terapi medik
c) Clozapine 1 x 100mg PO
l. ANALISA DATA
Do :
- Klien terlihat berbicara sendiri
- Klien terlihat tertawa sendiri
- Klien terlihat mendengarkan sesuatu
3 Ds :
- Klien mengatakan malas ngobrol Isolasi Sosial
dengan orang lain
- Klien mengatakan lebih
senang menyendiri
Do :
- Klien sering menyendiri
- Afek datar
- Kontak mata kurang
- Pada saat ditanya klien tidak
mampu memulai pembicaraan
51
4 Ds :
- Klien mengatakan sedih dan malu Harga diri rendah
saat pacarnya direbut orang
- Klien malu dengan kulitnya
yang belang-belang
- Klien malu tidak memiliki pekerjaan
Do :
- Klien selalu menundukan kepala
- Kontak mata klien kurang
5 Ds :
- Klien mengatakan kulitnya gatal- Defisit Perawatan Diri
gatal
- Klien mengatakan belum mandi
- Klien mengatakan belum gosok gigi
- Klien mengatakan setiap mandi
tidak memakai sabun
Do :
- Gigi klien tampak kotor
- Kulit klien lengket
- Baju klien terlihat kotor
52
m. Pohon Masalah
Isolasi Sosial
2. Diagnosa Keperawatan
2) Isolasi Sosial
53
- mau berjabat panggilan yang disukai
tangan klien.
- Mau menyebut 3.4 Buat kontrak yang jelas.
nama 3.5 Tunjukkan sikap jujur
- Mau menjawab dan menepati janji setiap
salam kali interaksi
- Mau duduk 3.6 Tunjukkan sikap empati
berdampingan dan menerima klien apa
dengan perawat adanya.
- Bersedia 3.7 Beri perhatian kepada
mengungkapkan klien dan perhatikan
masalah yang kebutuhan dasar klien.
dihadapi 3.8 Tanyakan perasaan klien
dan masalah yang
dihadapi klien.
3.9 Dengarkan dengan
penuh perhatian ekspresi
perasaan klien.
TUK 2 : 1. Setelah 3x 2.1 Adakan kontak sering Kontak sering tetapi
Klien dapat pertemuan klien dan singkat secara singkat selain upaya
mengenal menyebutkan : bertahap membina hubungan
halusinasinya. - Isi saling percaya juga
54
- Waktu 2.2 Observasi tingkah laku dapat memutuskan
- Frekuensi klien terkait dengan halusinasi.
- Situasi dan halusinasinya : Mengenal perilaku
kondisi yang (pendengaran/ halusinasi timbul
menimbulkan penglihatan/ memudahkan perawat
halusinasi penghidu/pengecapan/ dalam melakukan
perabaan) : jika intervensi.
menemukan klien yang
sedang berhalusinasi :
- Tanyakan apakah klien
mengalami sesuatu
(halusinasi
pendengaran/penglihatan/
penghidu
pengecapan/perabaan)
- Jika klien menjawab ya,
tanyakan apa yang sedang
dialaminya
- Katakan bahwa perawat
percaya klien mengalami
hal tersebut namun perawat
sendiri tidak mengalaminya
55
(dengan nada bersahabat
tanpa menuduh atau
menghakimi)
-Katakan bahwa ada klien
yang mengalami hal yang
sama
- Katakan bahwa perawat
akan membantu klien. Jika
klien tidak sedang
berhalusinasi, klarifikasi
tentang adanya
pengalaman halusinasi,
diskusikan dengan klien :
- isi, waktu dan frekuensi
terjadinya halusinasi (pagi,
siang, sore, dan malam atau
sering dan kadang-kadang)
- Situasi dan kondisi
menimbulkan /tidak
menimbulkan halusinasi.
56
4. Setelah 3x 2.3 Diskusikan dengan Mengenal perilaku pada
pertemuan klien klien apa yang dirasakan saat halusinasi timbul
menyatakan jika terjadi halusinasi dan memudahkan perawat
perasaan dan beri kesempatan dalam melakukan
responnya saat mengungkapkan intervensi.
mengalami perasaaannya
halusinasi : 2.4 Diskusikan dengan
-Marah klien apa yang dilakukan
-Takut untuk mengatasi perasaan
-Sedih tersebut
-Senang 2.5 Diskusikan tentang
-Cemas dampak yang akan
-Jengkel dialaminya bila klien
menikmati halusinasinya.
TUK 3 3.1 Setelah 3x 3.1 Identifikasi bersama Upaya memutuskan
Klien dapat pertemuan klien klien cara tindakan yang siklus halusinasi
mengontrol menyebutkan dilakukan jika terjadi sehingga halusinasi
halusinasinya tindakan yang halusinasi (tidur, marah, tidak berlanjut.
biasanya menyibukkan diri, dll) Reinforcement positif
dilakukan untuk 3.2 Diskusikan cara yang dapat meningkatkan
mengendalikan digunakan klien harga diri klien.
halusinasinya
57
- jika cara yang digunakan
adaptif, beri pujian
- jika cara yang digunakan
maladaptif, diskusikan
kerugian cara tersebut Memberikan alternative
pilihan bagi klien untuk
Setelah 3x 3.3 Diskusikan cara baru mengontrol halusinasi.
pertemuan klien untuk memutus/
menyebutkan cara mengontrol halusinasi
baru mengontrol - katakana pada diri sendiri
halusinasi bahwa ini tidak nyata (saya
tidak mau dengar/ lihat/
hidu/ raba/ kecap saat
halusinasi terjadi)
- memenuhi orang lain
(perawat/ teman/ anggota
keluarga) untuk
menceritakan tentang
halusinasinya membuat dan
melaksanakan jadwal
kegiatan sehari-hari yang
telah disusun
58
- meminta keluarga/ teman/ Motivasi dapat
perawat/, menyapa jika meningkatkan kegiatan
sedang halusinasi klien untuk mencoba
memilih salah satu cara
Setelah 3x 3.4 Bantu klien memilih mengendalikan
pertemuan klien cara yang sudah halusinasi dan dapat
dapat memilih dan dianjurkan dan dilatih meningkatkan harga
memperagakan untuk mencobanya diri klien.
cara mengatasi
halusinasi
(pendengaran/
penglihatan/
penghidu/ peraba/ Memberi kesempatan
pengecap) kepada klien untuk
mencoba cara yang
sudah dipilih.
Setelah 3x 3.5 Beri kesempatan untuk Stimulasi persepsi dapat
pertemuan klien melakukan cara yang mengurangi perubahan
interprestasi realitas
melaksanakan cara dipilih dan dilatih
klien akibat halusinasi.
yang telah dipilih 3.6 Pantau pelaksanaan
untuk yang telah dipilih dan
59
mengendalikan dilatih, jika berhasil beri
halusinasinya. pujian
60
tindakan untuk - tanda dan gejala
mengendalikan halusinasi
halusinasi.
- proses terjadinya
halusinasi
- cara yang dapat dilakukan
klien untuk memutus
halusinasi
- obat-obatan halusinasi
- cara merawat anggota
keluarga yang halusinasi
dirumah (beri kegiatan,
jangan biarkan sendiri,
makan bersama, berpergian
bersama, memantau obat-
obatan dan cara
pemberiannya untuk
mengatasi halusinasi)
TUK 5 5.1 Setelah 3x 5.1 Diskusikan dengan Dengan menyebutkan
Klien dapat petemuan klien klien tentang manfaat dosis frekuensi dan
memanfaatkan menyebutkan dan kerugian tidak manfaat obat,
obat dengan - manfaat minum minum obat, warna, diharapkan klien
baik obat dosis, cara, efek terapi
61
- kerugian tidak dan efek samping melaksanakan program
minum obat penggunaan obat peningkatan.
- nama, warna,
dosis, efek terapi
dan efek
samping obat
62
14/06/2017 2 Isolasi Sosial TUM :
Klien dapat
berinteraksi
dengan orang lain
secara optimal
TUK :
1. Klien dapat Setelah 3x Bina hubungan saling Hubungan saling
membina pertemuan klien percaya dengan percaya merupakan
hubungan menunjukkan menggunakan prinsip dasar untuk kelancaran
saling percaya tanda-tanda komunikasi terapeutik : hubungan interaksi
percaya kepada 1.1 Sapa klien dengan selanjutnya.
perawat : ramah baik verbal maun
- Wajah cerah, non verbal
tersenyum 1.2 Perkenalkan diri dengan
- Mau berkenalan sopan
- Ada kontak mata 1.3 Tanyakan nama lengkap
- Bersedia klien dan nama
menceritakan panggilan ynag disukai
perasan klien
63
- Bersedia 1.4Jelaskan tujuan
mengungkapkan pertemuan
masalahnya 1.5Jujur dan menepati janji
1.6Tunjukkan sikap empati
dan menerima klien apa
danya
1.7Beri perhatian kepada
klien dan perhatikan
kebutuhan dasar klien
2. Klien dapat Setelah 3x 2.1Tanyakan pada klien Diketahuinya penyebab
menyebutkan pertemuan klien tentang : akan dapat
penyebab dapat - Orang yang tinggal dihubungkan dengan
isolasi sosial menyebutkan serumah/ teman sekamar faktor respitasi yang
minimal atau klien dialami klien.
penyebab isolasi - Orang yang paling
sosial dari : dekat dengan klien
- Diri sendiri dirumah/ diruang
- Orang lain perawatan
- Lingkungan - Apa yang membuat
klien dekat dengan
orang tersebut
64
- Orang yang tidak dekat
dengan klien dirumah/
diruang perawatan
- Apa yang membuat
klien tidak dekat dengan
orang tersebut
- Upaya apa yang sudah
dilakukan agar dekat
dengan orang lain
2.2 Diskusikan dengan Reinforcement positif
klien penyebab isolasi dapat meningkatkan
sosial atau tidak mau harga diri klien.
bergaul dengan orang
lain
2.3 Beri pujian terhadap
kemampuan klien
mengungkapkan
perasaan
3. Klien dapat Setelah 3x 3.1 Tanyakan pada klien Klien harus dicoba
menyebutkan pertemuan dengan tentang : berinteraksi secara
keuntungan klien - Manfaat hubungan sosial beratahap membina
berhubungan dapatmenyebutkan - Kerugian isolasi sosial
65
sosial dan keuntungan 3.2 Diskusikan bersama hubungan yang sehat
kerugian berhubungan klien tentang manfaat denga orang lain.
isolasi sosial sosial, misalnya : berhubungan sosial dan
- Banyak teman kerugian isolasi sosial
- Tidak kesepian 3.3 Beri pujian terhadap Reinforcement positif
- Bisa berdiskusi kemampuan klien dapat meningkatkan
- Saling menolong mengungkapkan harga diri klien.
perasaannya
4. Klien dapat Setelah 3x 4.1 Observasi perilaku klien Mengevaluasi manfaat
melaksanakan pertemuan klien saat berhubungan sosial diraskan klien sehingga
hubungan dapat 4.2 Beri motivasi perilaku timbul motivasi untuk
sosial secara melaksanakan klien untuk berkenalan/ berinteraksi.
bertahap hubungan sosial berkomunikasi dengan :
secara bertahap - Perawat lain
dengan : - Klien lain
- Perawat - Kleompok
- Perawat lain 4.3 Libatkan klien dalam
- Klien lain Terapi aktivitas
- Kelompok Kelompok Sosialisasi
4.4 Diskusikan jadwal
harian yang dapat
dilakukan untuk
66
meningkatkan
kemampuan klien
bersosialisasi beri
motivasi klien utntuk
melakukan kegiatan
sesuai dengan jadwal
yang telah dibuat
4.5 Beri pujian terhadap
kemampuan klien
memperluas
pergaulannya melalui
aktivitas yang
dilaksanakan
5. Klien dapat Setelah 3x 5.1 Diskusikan dengan klien
menjelaskan pertemuan klien tentang perasaannya
perasaannya dapat menjelaskan setelah berhubungan
setelah persaannya setelah sosial dengan :
berhubungan berhubungan - Orang lain
sosial sosial denga : - Kelompok
- Orang lain 5.2 Beri pujian terhadap
- Kelompok kemampuan klien
67
mengungkapkan
perasaannya
6. Klien dapat Setelah 3x 6.1 Diskusikan pentingnya Keterlibatan keluarga
dukungan pertemuan peran serta keluarga sangat mendukung
keluarga keluarga dapat sebagai pendukung terhadap proses
dalam menjelaskan untuk mengatasi perilaku perubahan prilaku.
memperluas tentang : menarik diri
hubungan - Pengertian 6.2 Diskusikan potensi
sosial isolasi sosial keluarga untuk
- Tanda dan gejala mengatasi perilaku
- isolasi sosial isolasi sosial
-Penyebab dan 6.3 Jelaskan pada keluarga
akibat isolasi tentang :
sosial - Pengertian isolasi sosial
- Cara merawat - Tanda dan gejala isolasi
klien isolasi sosial sosial, penyebab dan
akibat isolasi sosial
68
cara merawat mencoba cara yang
klien isolasi sosial dilatihkan
6.6 Beri motivasi kleuarga
agar membantu klien
untuk bersosialisasi
6.7 Beri pujian kepada
keluarga atas
keterlibatan merawat
klien di Rumah Sakit
69
- Ada kontak 1.3 Tanyakan nama lengkap
mata klien dan nama
- Bersedia panggilan yang disukai
menceritakan klien
perasaan 1.4 Jelaskan tujuan
- Masalahnya pertemuan
1.5 Jujur dan menepati janji
1.6 Tunjukkan sikap empati
dan menerima klien apa
adanya
1.7 Beri perhatian kepada
klien dan perhatikan
kebutuhan dasar klien
2. Klien dapat Setelah 1x 2.1 Diskusikan kemampuan
mengidentifik interaksi klien dan aspek positif yang
asi menyebutkan : dimiliki klien
kemampuan - Kemampuan 2.2 Setiap bertemu klien dan
dan aspek yang dimiliki hindarkan dari memberi
positif yang klien penilaian negatif
dimiliki - Aspek positif 2.3 Utamakan memberi
keluarga pujian yang realistik
70
- Aspek positif
lingkungan yang
dimiliki klien
71
4.3 Beri contoh cara Klien perlu berindak
pelaksanaan kegiatan secara realistis dalam
kehidupannya Contoh
yang dapat dilakukan
peran yang dilihat klien
klien. akan memotivasi klien
untuk melaksanakan
kegiatan.
5. Klien dapat Setelah 1x 5.1 Anjurkan klien untuk Memberikan
melakukan interaksi klien melaksanakan kegiatan kesempatan pada klien
kegiatan sesuai melakukan yang telah direncanakan mandiri dirumah sakit.
dengan kegiatan sesuai 5.2 Pantau kegiatan yang Reinforcement positif
rencana yang jadwal yang dilaksanakan akan meningkatkan
dibuat dibuat 5.3 Beri pujian atas usaha harga diri.
yang dilakukan klien Memberikan
5.4 Diskusikan kegiatan kesempatan kepada
yang memungkinkan klien unutk tetap
setelah pulang melakukan kegiatan
yaitu yang biasa
dilakukan.
Memberikan
kesempatan pada klien
untuk tetap melakukan
kegiatan yang biasa
dilakukan.
72
6. Klien dapat Setelah 1x 6.1Beri pedndidikan Mendorong keluarga
memanfaatkan interaksi klien kesehatan pada keluarga untuk mampu merawat
sistem memanfaatkan tentang cara merawat klien mandiri di rumah.
pendukung system klien dengan harga diri
yang ada pendukung yang rendah
ada di keluarga. 6.2Bantu keluarga Support sistem keluarga
memberikan dkungan akan sangat
selama klien dirawat berpengaruh dalam
6.3Bantu keluarga memperapat proses
menyiapkan lingkungan kesembuhan klien.
dirumah Meningkatkan peran
serta kleuarga dalam
merawat klien dirumah.
73
13/06/2017 4 Defisit TUM :
Perawatan Diri Klien dapat
mandiri dalam
perawatan diri
TUK :
1. Klien dapat 1. Selama 1x Bina hubungan saling Hubungan saling
membina interaksi klien percaya : percaya merupakan
hubungan menunjukkan 1.1 Beri salam setiap dasar untuk kelancaran
saling percaya tanda-tanda berinteraksi hubungan interaksi
dengan percaya 1.2 Perkenalkan nama, selanjutnya.
perawat kepada nama panggilan perawat
perawat : dan tujuan perawat
- Wajah cerah, berkenalan
tersenyum 1.3 Tanyakan nama dan
- Mau berkenalan panggilan kesukaan klien
- Ada kontak 1.4 Tunjukkan sikap jujur
mata dan menepati janji setiap
- Menerima kali berinteraksi
kehadiran perawat 1.5 Tanyakan perasaan dan
masalah yang dihadapi
klien
74
- Bersedia 1.6 Buat kontrak interaksi
menceritakan yang jelas
perasaannya 1.7 Dengarkan ungkapan
perasaan klien dengan
empati
1.8 Penuhi kebutuhan dasar
klien
2. Klien Dalam 2x 2.1 Diskusikan dengan klien
mengetahui interaksi klien :
pentingnya menyebutkan: - Penyebab klien tidak
perawatan diri - Penyebab tidak merawat diri
merawat diri, - Manfaat menjaga
manfaat perawatan diri untuk
menjaga keadaan fisik mental dan
perawatan diri sosial
- Tanda-tanda - Tand-tanda perawatan
bersih dan rapih diri yang baik
- Gangguan yang - Penyakit atau gangguan
dialami jika kesehatan yang dialami
perawatan diri oleh klien bila perawatan
tidak diri tidak adekuat.
diperhatikan
75
3. Klien Dalam 3x 3.1 Diskusikan frekuensi
mengetahui interaksi klien menjaga perawatan diri
cara-cara menyebutkan selama ini :
melakukan frekuensi - Mandi
perawatan diri perawatan diri : - Godok gigi
-Frekuensi - Keramas
mandi - Berpakaian
-Frekuensi
- Berhias
gosok gigi
-Frekuensi - Gunting kuku
keramas
-Frekuensi ganti
pakaian
-Frekuensi
berhias
-Frekuensi
gunting kuku
4. Klien dapat Dalam 4x 4.1 Bantu klien
melaksanakan interaksi klien ssatperawatan diri :
perawatan diri mempraktekkan - Mandi
dengan perawatan diri - Gosok gigi
bantuan dengan dibantu - Keramas
perawat oleh perawat : - Ganti pakaian
- Mandi - Berhias
- Gosok gigi - Gunting kuku
76
- Keramas 4.2 Beri pujian untuk setiap
- Ganti pakaian klien selesai
- Berhias melaksanakan perawatan
- Gunting kuku diri
5. Klien dapat Dalam 5x 5.1 Pantau klien dalam
melaksanakan interaksi klien melaksanakan perawatan
perawatan diri melaksanakan diri :
secara perawatan diri - Mandi
mandiri secara mandiri : - Gosok gigi
- Mandi 2x sehari - Keramas
- Gosok gigi - Ganti pakaian
sehabis makan - Berhias
- Pakaian 1x - Gunting kuku
sehari 5.2 Beri pujian saat klien
- Berhias sehabis melaksanakan perawatan
mandi diri secara mandiri
- Gunting kuku
setelah panjang
6. Klien 6.1 Dalam 1x 6.1 Diskusikan dengan
mendapatkan interaksi keluarga :
dukungan keluarga
keluarga menjelaskan
77
untuk cara-cara - Penyebab klien tidak
meningkatkan membantu melaksanakan perawatan
perawatan diri klien dalam diri
memenuhi - Tindakan yang telah
kebutuhan dilakukan klien selama
klien dalam dirumah sakit dalam
perawatan diri menjaga perawatan diri
dan kemajuan ynag telah
dialami oleh klien
- Dukungan yang bisa
diberikan oleh keluarga
untuk meningkatkan
kemampuan klien dalam
perawtan diri.
78
shampoo, handuk,
dan alat berhias.
79
15/06/2017 5 Resiko TUM :
Perilaku Klien dapat
Kekerasan mengontrol
perilaku
kekerasan
80
- Bersedia 1.5 Tanyakan perasaan dan
menceritakan masalah yang dihadapi
perasaan klien
1.6 Buat kontrak interaksi
yang jelas
1.7 Dengarkan ungkapan
perasaan klien dengan
empati.
2. Klien dapat 3. Setelah 5x Bantu klien mengungkapkan
mengidentifik pertemuan perasaan marahnya :
asi penyebab klien 2.1 Motivasi klien untuk
perilaku menceritakan menceritakan penyebab rasa
kekerasan penyebab kesal atau rasa jengkelnya
yang perilaku 2.2 Dengarkan tanpa
dilakukannya kekerasan menyela atau memberi
yang penilaian setiap ungkapan
dilakukannya : perasaan klien
- Menceritakan
penyebab
perasaan jengkel/
kesal baik diri
81
sendiri maupun
lingkungannya
3.Klien dapat 3. Setelah 5x Bantu klien mengungkapkan
mengidentifikasi pertemuan tanda-tanda perilaku
tanda-tanda klien kekerasan yang dialaminya :
perilaku menceritakan 3.7 Motivasi klien
kekerasan tanda-tanda menceritakan kondisi
saat terjadi fisik (tanda-tanda fisik)
perilaku saat perilaku kekerasan
kekerasan terjadi
- Tanda fisik : 3.8 Motivasi klien
mata merah, menceritakan kondisi
tangan emosinya (tanda-tanda
mengepal, emosional) saat terjadi
ekspresi tegang perilaku kekerasan
d.l.l 3.9 Motivasi klien
- Tanda menceritakan kondisi
emosional : hubungan dengan orang
perasaan marah, lain (tanda-tanda sosial)
jengkel, bicara saat terjadi perilaku
kasar kekerasan
82
- Tanda sosial :
bermusuhan
yang dialami
saat terjadi
perilaku
kekerasan
4. Klien dapat 4. Setelah 5x Diskusikan dengan klien
mengidentifika pertemuan perilaku kekerasan yang
si jenis klien dilakukannya selama ini :
perilaku menjelaskan : 4.7 Motivasi klien
kekerasan - Jenis-jenis menceritakan perasaan
yang pernah ekspresi klien yang setelah
dilakukannya kemarahan yang tindakkekerasan tersebut
selama ini telah terjadi
dilakukannya 4.8 Diskusikan apakah
- Perasaannya dengan tindak kekerasan
saat melakukan yang dilakukannya
kekerasan masalah yang dialami
- Efektivitas cara teratasi
yang dipakai
dalam
83
menyelesaikan
masalah
5. Kien dapat 5. Setelah 5x Diskusikan dengan klien
mengidentifika pertemuan klien akbiat negatif (kerugian)
si akibat menjelaskan cara yang dilakukan pada :
perilaku akibat tindak - Diri senidri, orang lain/
kekerasan kekerasan yang keluarga
dilakukannya: - Lingkungan
- Diri sendiri ;
luka, jauh dari
teman, dll
- Orang lain/
keluarga ; luka,
tersinggung,
ketakutan dll
- Lingkungan ;
barang atau
benda rusak, dll
6. Klien 6. Setelah 5x Diskusikan dengan klien :
dapatmengide pertemuan klien 6.7 Apakah klien mau
ntifikasi cara : mempelajari cara baru
konstruktif
84
dalam - Menjelaskan mengungkapkan marah
mengungkapk cara-cara sehat yang sehat
an kemarahan mengungkapkan 6.8 Jelaskan berbagai
marah alternatif pilihan untuk
menungkapkan marah
selain perilaku
kekerasan yang
diketahui klien
- Cara-cara fisik; nafas
dalam, pukul bantal atau
kasur, olahraga
- Verbal; mengungkapkan
bahwa dirinya sedang
kesal kepada orang lain
- Sosial; latihan asertif
dengan orang lain
- Spiritual; sembahyang/
berdo’a, berzikir, meditasi,
dsb sesuai keyakinan
agamanya masing-masing
7. Klien dapat 7. Setelah 5x 7.1 Diskusikan cara yang
mendemonstra pertemuan mungkin dipilih dan
85
sikan cara klien anjurkan klien memilih
mengontrol memperagakan cara yang mungkin untuk
perilaku cara menungkapkan
kekerasan mengontrol kemarahan
perilaku 7.2 Latih klien
kekerasan: memperagakan cara yang
- Fisik : Tarik dipilih :
nafas dalam, - Peragakan cara-cara
memukul bantal/ melaksanakan cara yang
kasur dipilih
- Verbal : - Jelaskan manfaat cara
mengungkapkan tersebut
perasaan kesal/ - Anjurkan klien menirukan
jengkel pada peragaan yang sudah
orang lain tanpa dilakukan
menyakiti - Beri penguatan pada klien,
- Spiritual : zikir/ perbaiki cara yang masih
berdo’a meidtasi belum sempurna
sesuai agamanya 7.3 Anjurkan klien
menggunakan cara yang
sduah dilatih saat marah/
jengkel
86
8. Klien dapat 8. Setelah 5x 8.1 Diskusikan pentingnya
dukungan pertemuan peran serta keluarga
keluarga untuk keluarga : sebagai pendukung klien
mengontrol - Menjelaskan untuk mengatasi perilaku
perilaku cara merawat kekerasan
kekerasan klien dengan 8.2 Diskusikan potensi
perilaku keluarga untuk
kekerasan membantu klien
- Mengungkapkan mengatasi perilaku
rasa puas dalam kekerasan
merawat klien 8.3 Jelaskan pengertian,
penyebab, akibat dan
cara merawat klien
perilaku kekerasan yang
dapat dilaksanakan oleh
keuarga
8.4 Peragakan cara merawat
klien (menangani
perilaku kekerasan)
8.5 Beri kesempatan
keluarga untuk
memperagakan ulang
87
8.6 Beri pujian kepada
keluarga setelah
peragaan
8.7 Tanyakan perasaan
keluarga setelah
mencoba caya yang
dilatihkan
9. Klien 9.7 Setelah 1x 9.1 Jelaskan manfaat Dengan menyebutkan
menggunakan pertemuan menggunakan obat dosis frekuensi dan
obat sesuai klien secara teratur dan manfaat obat,
program yang menjelaskan : kerugian jika tidak diharpakan klien
telah - Manfaat menggunakan obat melaksanakan program
ditetapkan minumobat peningkatan.
- Kerugian tidak
minum obat
- Nama obat-obat 9.2 Jelaskan kepada klien :
- Bentuk dan - Jenis obat (nama, warna,
warna obat dan bentuk obat)
- Waktu - Dosis yang tepat untuk
pemakaian klien
- Cara pemakaian - Waktu pemakaian
- Cara pemakaian
88
- Efek yang - Efek yang akan diraskan
dirasakan Reinforcement positif
9.3 Anjurkan klien: akan meningkatkan
- Minta dan menggunakan harga diri.
obat tepat waktu
- Lapor ke perawat/ dokter
jika mengalami efek yang
tidak biasa,
- Beri pujian terhadap klien
89
90
Implementasi ‘:Evaluasi
KOMARUDIN
93
P:
- Lakukan kegiatan senam
pemanasan dua kali sehari dan
jika halusinasi itu datang lagi
- Lakukan cara berpakaian yang
baik dan benar satu kali sehari
- Lakukan cara makan yang baik
dan benar tiga kali sehari
- Lakukan minum obat dua kali
sehari
TTD
KOMARUDIN
96
B. Pembahasan
di Ruang Elang 1 Rumah Sakit Jiwa Dr. Soeharto Heerdjan Jakarta, pada tanggal 13-15
juni 2017 penulis akan menguraikan tentang kesenjangan anatara teori dan kasus yang
1. Pengkajian
Secara teori data yang ditemukan pada kasus yaitu faktor predisposisi
ataupun presipitasi. Faktor predisposisi terdiri dari tiga yaitu faktor biologi, psikologis
dan sosiokultural. Teori biologi adalah faktor genetik yang diturunkan anggota
keluarga sehingga menghasilkan gangguan jiwa. Tetapi pada kasus Tn. I tidak ada
mempengaruhi respon dan kondisi psikologis klien. Salah satu sikap atau keadaan
yang dapat mempengaruhi gangguan orientasi realitas adalah penolakan atau tindakan
kekerasan dalam rentang hidup klien. Pada Tn. I sama dengan teori mengalami
disfungsi keluarga, karena kurangnya perhatian keluarga dalam merawat klien yang
menyebabkan klien masuk rumah sakit jiwa. Klien juga mengatakan tidak terlalu
dibesarkan.
Faktor presipitasi terdiri dari dua yaitu stress lingkungan dan sumber koping.
Teori stress lingkungan adalah ambang toleransi terhadap stres yang berinteraksi
Tn. I menciptakan stressor berasal dari diri sendiri sehingga menyebabkan dari
dalam menanggapi stressor. Pada Tn. I mengatakan lebih senang sendiri jika
dalam hal pengumpulan data yaitu informasi dan catatan medik klien selama
dirawat di rumah sakit Dr. Soeharto Heerdjan Jakarta. Faktor penghambat dalam
yang diperoleh dari klien. Solusi untuk memvalidasi data yang diperoleh dari klien
Faktor pendukung pada tahap ini adalah klien kooperatif dalam menjawab
pertanyaan sehingga penulis mendapatkan informasi yang dapat dijadikan sebagai data-
data untuk menentukan masalah yang ada. Adapun faktor penghambatnya adalah penulis
tidak pernah bertemu dengan keluarga klien selama dinas dirumah sakit
98
dapat dikaji. Solusi untuk memvalidasi data penulis dapat bantuan dari perawat
2. Diagnosa Keperawatan
Halusinasi, Isolasi Sosial. Sedangkan pada kasus yang diamati ada penambahan dua
diagnosa keperawatan yaitu : Harga Diri Rendah, Defisit Perawatan Diri : kebersihan
diri. Karena pada saat penulis melakukan pengkajian pada kasus ditemukan data-data
yang menunjang penulis mengangkat diagnosa tersebut, pada Isolasi Sosial, klien
mengatakan malas berinteraksi dengan temannya dan lebih senang sendiri. Dan
penulis melihat klien tidak mampu memulai pembicaraan, kontak mata kurang dan
selalu menundukan kepala pada saat diajak bicara. Data-data untuk Harga Diri
Rendah adalah klien mengatakan sedih dan malu saat pacarnya direbut orang, klien
kontak mata klien kurang. Data Resiko Perilaku Kekerasan adalah klien mengatakan
dulu sebelum masuk Rumah Sakit klien berkelahi dengan orang tua nya karena sering
meminta uang. Sedangkan untuk data-data Defisit Perawatan Diri yaitu klien
mengatakan belum mandi, klien mengatakan mandi tidak pernah memakai sabun,
klien belum menggosok giginya. Dan penulis melihat gigi klien tampak kotor, kuku
perawat ruangan. Faktor penghambat yaitu penulis tidak melihat langsung pada saat
klien halusinasi, sehingga tidak menemukan data-data yang dijadikan masalah untuk
akurat.
3. Perencanaan
Perencanaan keperawatan terdiri dari tiga aspek, yaitu tujuan umum, tujuan
klien dapat membina hubungan saling percaya, klien mampu menyebutkan jenis
halusinasi, klien mampu menyebutkan isi halusinasi, klien dapat menyebutkan waktu
dengan orang lain, klien mampu menyebutkan keuntungan berhubungan sosial dan
kerugian tidak berhubungan sosial, klien dapat melaksanakan hubungan sosial secara
Diagnosa III : Harga diri rendah, Tujuan khusus yaitu klien dapat membina
hubungan saling percaya, klien dapat mengidentifikasi aspek positif dan kemampuan
yang dimiliki, klien mampu menilai kemampuan yang dimiliki untuk dilaksanakan,
klien dapat merencanakan kegiatan sesuai dengan kemampuan yang dimiliki, klien
dapat melakukan kegiatan sesuai rencana yang dibuat, dan klien dapat memafaatkan
diri, klien mampu mengetahui cara-cara melakukan perawatan diri, klien dapat
melaksanakan perawatan diri dengan bantuan dari perawat, klien dapat melaksanakan
perawatan diri tanpa bantuan dari perawat, dan klien mendapatkan dukungan
akibat perilaku kekerasan, klien dapat mengontrol perilaku kekerasan, dan klien
yang baku tentang penentuan waktu interaksi pada klien dengan halusinasi. Solusinya
4. Implementasi
Penulis melakukan implementasi selama 3 hari dari tanggal 13-15 juni 2017
yaitu selama 3 hari melakukan implementasi di Rumah sakit. Selama dirumah sakit
saat suara muncul. Menganjurkan klien memasukan cara menghardik kedalam jadwal
perawat, menganjurkan klien memasukan kedalam salah satu kegiatan harian. Strategi
mengevaluasi jadwal kegiatan harian klien, melatih mengontrol halusinasi dengan cara
meminum obat secara teratur, menganjurkan klien memasukan kedalam jadwal kegiatan
harian.
kasus ini perawat mengajarkan dan mendemonstrasikan cara berpakaian yang rapih,
perawatan diri dan mendemonstrasikan cara makan yang baik dan benar,
tentang perawatan diri dan mendemonstrasikan cara BAK dan BAB yang baik dan
benar. Diagnosa yang tidak dilakukan diantara SP Isolasi Sosial 1-3, SP Harga Diri
melakukan implementasi yaitu klien hanya melakukan kegiatan senam saja dan
tidak tuntas, hanya dua rencana tindakan yang terselesaikan oleh penulis yaitu
5. Evaluasi
Rumah Sakit Jiwa Dr. Soeharto Heerdjan Jakarta. Didapatkan evaluasi untuk
mampu membina hubungan saling percaya dengan perawat. Hari pertama klien
cara menghardik pada saat suara muncul dan klien mampu memasukan kegiatan
kegiatan harian klien, klien mampu mengendalikan halusinasi dengan cara bercakap-
cakap dengan orang lain, klien mampu memasukan kegiatan bercakap-cakap kedalam
jadwal kegiatan harian. Hari ketiga mengevaluasi jadwal kegiatan harian, klien
memasukan kedalam jadwal kegiatan hari dan mengevaluasi minum obat secara
teratur, klien mampu memasukan jadwal kegiatan cara mengontrol halusinasi dengan
Diagnosa kedua Defisit Perawatan Diri yaitu evaluasi pada hari pertama klien
diri keramas dengan bantuan dan motivasi perawat, klien mampu melaksanakan
kebersihan diri keramas secara mandiri dan klien mampu memasukan kegiatan keramas
kedalam jadwal kegiatan harian. Pada hari ketiga klien mampu melaksanakan
kebersihan diri dengan berpakaian yang rapih dan makan yang baik.
104
dan mempraktekan cara-cara yang telah dibicarakan oleh perawat. Faktor penghambat
yaitu tidak sesuai dengan kontrak waktu pada saat melakukan evaluasi. Solusinya
A. Keimpulan
proses keperawatan di Ruang Elang 1 Rumah Sakit Jiwa Dr. Soeharto Heerdjan Jakarta
dari tanggal 13-15 juni 2017, dalam Karya Tulis Ilmiah penulis menyimpulkan beberapa
Skizofrenia paranoid adalah memiliki ciri khas waham (delusion ) kejar atau
waham kebesaran, halusinasi yang mengandung isi kejaran atau kebesaran, gangguan
alam perasaan dan perilaku seperti bertengkar dan berdebat dan tindak kekerasan.
nyata, tetapi klien menganggap keadaan tersebut menjadi nyata. Pada tahap pengkajian
ini penulis dapatkan pada Tn. I diantaranya klien sering tertawa sendiri, berbicara
sendiri, klien suka mendengar suara-suara bisikan yang menyuruhnya untuk marah,
sehingga klien dibawa ke Rumah Sakit Jiwa Dr. Soeharto Heerdjan Jakarta.
Klien bernama Tn. I umur 30 thn, klien dirawat di rumah sakit jiwa Dr. Soeharo
Heerdjan Jakarta, dirawat mulai tanggal 4 juni 2017 diruang Elang 1 No. register
dengan alasan masuk klien suka marah-marah sempat berkelahi dengan bapa nya karena
kooperatif dalam menjawab pertanyaan dan penulis dibantu oleh perawat ruangan.
105
106
bertemu dengan keluarga klien selama dinas di rumah sakit sehingga data
Solusi untuk memvalidasi data penulis mendapat bantuan dari perawat ruangan
dibantu dengan perawat ruangan. Faktor penghambat yaitu penulis tidak melihat
langsung pada saat klien halusinasi, sehingga tidak menemukan data-data yang dijadikan
masalah untuk menegakan diagnosa keperawatan, perlu validasi dari perawat ruangan.
gunakan sebagai acuan pada masalah keperawatan Tn. I yang telah baku sehingga
Faktor penghambat dalam membuat perencanaan adalah tidak adanya referensi yang baku
tentang penentuan waktu interaksi pada klien denga halusiansi. Solusinya menetapkan
dengan perawat ruangan. Faktor penghambat dalam melakukan implementasi yaitu, tidak
ada pulpen dan kertas untuk menulis jadwal kegiatan dan klien tidak mengetahui
107
waktunya jam berapa saja. Solusinya penulis berkolaborasi dengan perawat ruangan
untuk memvalidasi jadwal kegiatan harian klien dan selalu mengingatkan klien untuk
mengulangi dan mempraktekan cara-cara yang telah dibicarakan oleh perawat. Faktor
penghambat yaitu, tidak sesuai dengan kontrak waktu pada saat melakukan evaluasi.
B. Rekomendasi
Jiwa Dr. Soeharto Heerdjan Jakarta, penulis menemukan beberapa hambatan dan
lengkap agar para mahasiswa atau penulis yang akan menyusun Karya Tulis Ilmiah
2. Perawat / Mahasiswa
komunikasi terapeutik.
DAFTAR PUSTAKA
Arif, I. S. (2007). Skizofrenia : Memahami Dinamika Keluarga Pasien. Bandung : PT. Refika
Aditama
Asmadi. (2008). Konsep dan Aplikasi Kebutuhan Dasar Klien. Jakarta : Salemba Medika
Hawari, D. (2012). Skizofrenia : Pendekatan Holistik (BPSS) Bio- Psiko- Sosial- Spiritual.
Isaacs, A. (2005). Panduan Belajar : Keperawatan Kesehatan Jiwa dan Psikiatrik. (Eds. 3).
Jakarta : EGC
Maramis, W. F. (2009). Catatan Ilmu Kedokteran Jiwa. (Eds. 2). Surabaya : Airlangga
University Press
Yogyakarta : Andi
Townsend, M. C. (2009). Buku Saku Diagnosis Keperawatan Psikiatri : Rencana Asuhan &
ACC
ACC
ACC
abstrak,
Bab 1-4
A. Proses Keperawatan
1. Kondisi klien
Ds : - klien mengatakan mendengar suara-suara yang menyuruhnya untuk
marah-marah
Do : - kontak mata klien kurang
- Klien terlihat tertawa sendiri
- Klien terlihat suka menyendiri
2. Diagnose keperawatan
Bina Hubungan Saling Percaya
3. Tujuan khusus
Klien dapat membina hubungan saling percaya
4. Tindakan keperawatan
a. Beri salam setiap interaksi
b. Perkenalkan nama, nama panggilan perawat dan tujuan perawat berinteraksi
c. Tanyakan dan panggil nama kesukaan klien
d. Tunjukan sikap empati, jujur, dan menepati janji setiap kali berinteraksi
e. Tanyakan perasaan klien dan masalah klien
f. Buat kontrak interaksi yang jelas
g. Dengarkan dengan penuh perhatian
3. Fase terminasi
a. Evaluasi
- Subjektif : bagaimana perasaan bapak setelah berbincang-bincang?
- Objektif : setelah kita berkenalan dan berbincang-bincang apakah
bapak masih ingat nama saya?
b. Rencana Tindak Lanjut
“ setelah kita berbincang-bincang hari ini saya harap bapak dapat mengingat
nama saya dan bila kita bertemu jangan lupa bapak panggil nama saya”
c. Kontrak yang akan datang
- Topik : “ bagaimana pak kalau setelah berbincang-bincang kali ini, saya akan
melakukan pemeriksaan fisik pada bapak, apakah bapak bersedia?
- Waktunya : bagaimana berbincang-bincangnya selama 10 menit
- Tempat : bapak untuk tempatnya di tempat tidur bapak.
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN
A. Proses keperawatan
1. Kondisi klien
Ds : - klien mengatakan kulitnya gatal-gatal
- Klien mengatakan belum mandi
- Klien mengatakan belum sikat gigi dan keramas
c. Kontrak
- Topik : “ bapak sesuai janji kita tadi bahwa sekarang, saya akan melakukan
pemeriksaan fisik pada bapak mulai dari kepala sampai kaki
- Waktu : waktunya telah kita sepakati bersama yaitu 10 menit
- Tempat : tempatnya ditempat tidur bapak
- Tujuan : untuk mengetahui kondisi kesehatan bapak
2. Fase kerja
“ bapak sekarang kita mulai ya pak, sekarang berbaring ditempat tidur,
saya akan melakukan pemeriksaan mulai dari kepala sampai kaki apabila bapak
mempunyai keluhan bapa bisa mengutarakan (bilang sakit) kepada saya”
3. Fase terminasi
a. Evaluasi
- Subjektif : “ bagaimana perasaan bapak setelah berbincang-bincang
dan dilakukan pemeriksaan kondisi kesehatan bapak? “
- Objektif : “ sekarang bapak masih ingat dengan pemeriksaan tadi?
Bagaimana dengan kondisi bapak? Berapa tensi dan suhu bapak?
b. Rencana Tindak lanjut
Bapak sekarang sudah tahu kondisi keehatan bapak, jadi saya harap jika
bapak mempunyai keluhan, bapak bisa melaporkannya ke ruang perawatan
c. Kontrak yang akan datang
- Topik : “ bagaimana pak kalau setelah berbincang-bincang kali ini saya akan
menjelaskan pentingnya menjaga kebersihan diri, apakah bapak bersedia?
- Waktunya : bagaimana kalau berbincang-bincangnya selama 10 menit? Bapak
bersedia?
- Tempat : kita berbincang-bincang diruangan ya pa?
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN
A. Proses keperawatan
1. Kondisi klien
Ds : - klien mengatakan belum menggosok gigi dan keramas
- Klien mengatakan belum mandi
- Klien mengatakan kulitnya gatal-gatal
A. Proses Keperawatan
1. Kondisi klien
Ds : - klien mengatakan mendengar suara-suara yang menyuruhnya untuk
marah-marah
Do : - kontak mata klien kurang
- Klien terlihat tertawa sendiri
- Klien terlihat suka menyendiri
2. Diagnosa keperawatan
Gangguan Sensori Persepsi : Halusinasi Pendengaran
3. Tujuan khusus
- Kien dapat mengenal halusinasinya
- Klien dapat mengontrol halusinasinya
4. Tindakan keperawatan
a. Identifikasi jenis halusinasi klien
b. Identifikasi frekuensi halusinasi klien
c. Identifikasi situasi respon klien terhadap halusinasi
d. Identifikasi klien cara menghardik halusinasi dalam jadwal kegiatan harian
B. Strategi Komunikasi Dalam Pelaksanaan Tindakan Keperawatan
1. Fase orientasi
a. Salam terapeutik
Selamat pagi pak?
2. Fase kerja
Bapak sendiri kenapa? Apa yang bapak dengar? Apa isi halusinasi itu pa? saya
mengerti bapak mendengar suara itu, tetapi saya tidak mendengar suara itu, itu namanya
halusinasi, halusinasi adalah apa yang bapak dengar tetapi tidak saya tidak
mendengarnya, kapan bapak mendengar suara itu? Dalam satu hari bapak mendengar
berapa kali? Apa yang bapak lakukan ketika suara itu dating, baiklah saya akan
ajarkan cara mengontrol halusinasi yang bapak alami, yaitu dengan cara menghardik,
Tutup kedua telinga dengan telapak tangan kemudian bapak katakana “pergi-pergi saya
tidak mendengarnya”. Coba sekarang bapak lakukan? ….Pinter bapak bisa
melakukannya, bapak nanti tulis di jadwal kegiatan harian yang sudah saya kasih
ke bapak.
3. Fase Terminasi
a. Evaluasi
- Subjektif : bagaimana perasaan bapak setelah saya ajarkan cara
mengontrol halusinasi?
- Objektif : coba bapak sekearang lakukan yang sudah saya ajarkan
b. Rencana Tindak Lanjut
“ Pak nanti kalau suara-suara itu dating lagi, saya harap bapak
dapat melakukannya”
c. Kontrak yang akan datang
- Topik : bapak bagaimana setelah ini kita berbincang-bincang lagi
- Waktunya : bapak bisa memberikan waktunya berapa menit? 10 menit?
- Tempat : bapak mau berbincang-bincang dimana? Apa disini saja?
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN
A. Proses Keperawatan
1. Kondisi klien
Ds : - klien mengatakan mendengar suara-suara yang menyuruhnya untuk
marah-marah
Do : - kontak mata klien kurang
- Klien terlihat tertawa sendiri
- Klien terlihat suka menyendiri
2. Diagnosa keperawatan
Gangguan Sensori Persepsi : Halusinasi Pendengaran
3. Tujuan khusus
Klien dapat mengontrol halusinasinya dengan cara bercakap-cakap
4. Tindakan keperawatan
a. Evaluasi jadwal kegiatan harian klien
b. Latih klien mengendalikan halusinasi dengan cara bercakap-cakap
c. Anjurkan klien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian
B. Strategi Komunikasi Dalam Pelaksanaan Tindakan Keperawatan
1. Fase orientasi
a. Salam terapeutik
Selamat pagi pak?
b. Evaluasi validasi : “ bagaimana perasaan bapak hari ini? Apakah bapah sudah
mengisi jadwl harian bapak?
c. Kontrak
- Topik : bapak sesuai janji kita bahwa hari ini kita berbincang-bincang tentang
mengontrol halusinasi dengan cara berbincang-bincang
- Waktu : waktunya sudah kita sepakati bersama yaitu 10 menit
- Tempatnya : disini di meja ruangan ini
- Tujuan : dengan bebincang-bincang bapak bisa mengontrol halusinasi
2. Fase kerja
Bapak selama di RS ini kegiatannya apa yang bapak lakukan untuk mengisi
waktu luang? Bagaimana sekarang bapak masih mendengar suara-suara itu? Dengan
dengan kedua ini bapak bisa melakukan dengan bercakap-cakap dengan orang lain.
Agar bapa ada teman untuk ngobrol, bapak mau melakukannya? Nanti setiap
bapak menghardik dan ngobrol dengan teman bapak bisa memasukkan ke dalam
jadwal kegitan harian bapak…bapak bersedia?
3. Fase Terminasi
a. Evaluasi
- Subjektif : bagaimana perasaan bapak setelah berbincang-bincang?
- Objektif : bapak bisa sebutkan kembali cara mengontrol halusinasi yang
kedua? Bener pinter, bapak bisa menjawab dengan benar
b. Rencana Tindak Lanjut
Bapak sekarang sudah bisa melakukan cara mengontrol halusinasi yang
kedua, saya harap bapak bisa melakukannya sendiri
c. Kontrak yang akan datang
- Topik : bagaimana pak kalau berbincang-bincang kali ini, kita lanjutkan besok
pagi, dengan topik mengendalikan halusinasi dengan melakukan kegiatan
- Waktunya : bagaimana berbincang-bincangnya selama 10 menit? Bapak
bersedia?
- Tempat : tempatnya disini saja ya
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN
A. Proses Keperawatan
1. Kondisi klien
Ds : - klien mengatakan mendengar suara-suara yang menyuruhnya untuk
marah-marah
Do : - kontak mata klien kurang
- Klien terlihat tertawa sendiri
- Klien terlihat suka menyendiri
2. Diagnosa keperawatan
Gangguan Sensori Persepsi : Halusinasi Pendengaran
3. Tujuan khusus
Klien dapat mengontrol halusinasinya dengan melakukan kegiatan
4. Tindakan keperawatan
a. Evaluasi jadwal kegiatan harian klien
b. Latih klien mengendalikan halusinasi dengan melakukan kegiatan
c. Anjurkan klien memasukkan dalam jadwal kegiatan
B. Strategi Komunikasi Dalam Pelaksanaan Tindakan Keperawatan
1. Fase orientasi
a. Salam terapeutik
Selamat pagi pak?
b. Evaluasi validasi : “ bagaimana perasaan bapak hari ini? Apakah bapah sudah
berbincang-bincang dengan teman bapak?
c. Kontrak
- Topik : bapak sesuai janji kita bahwa hari ini kita berbincang-bincang tentang
mengontrol halusinasi dengan cara melakukan kegiatan
- Waktu : waktunya yaitu 10 menit
- Tempatnya : dirungan ini
- Tujuan : agar bapak mempunyai kegiatan yang bisa bapak lakukan
2. Fase kerja
Kegiatan apa yang bapak lakukan pada saat bapak disi? Apa bapak suka
bersihin halaman? Oh.. bagus kalau bapak suka senam pemanasan dalam sehari, nanti
kalau bapak melakukan senam pemanasan bapak bisa memasukkan ke dalam jadwal
kegiatan harian bapak
3. Fase Terminasi
a. Evaluasi
- Subjektif : bagaimana perasaan bapak setelah berbincang-bincang?
- Objektif : setelah kita berbincang-bincang apakah bapak masih ingat
bagaimana cara mengontrol halusinasi yang ketiga? Bapak masih ingat?
Bagus pak…
b. Rencana Tindak Lanjut
Setelah kita berbincang-bincang hari ini saya harap bapak dapat mengingat apa
yang sudah saya ajarkan ke bapak cara mengontrol halusinasi yang ketiga
c. Kontrak yang akan datang
- Topik : bagaimana pak kalau besok berbincang-bincang lagi, saya akan
memberikan pendidikan kesehatan tentang pengguanan obat secara teratur
- Waktunya : bagaimana berbincang-bincangnya selama 10 menit? Bapak
bersedia?
- Tempat : tempatnya disini saja
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN
A. Proses Keperawatan
1. Kondisi klien
Ds : - klien mengatakan mendengar suara-suara yang menyuruhnya untuk
marah-marah
Do : - kontak mata klien kurang
- Klien terlihat tertawa sendiri
- Klien terlihat suka menyendiri
2. Diagnosa keperawatan
Gangguan Sensori Persepsi : Halusinasi Pendengaran
3. Tujuan khusus
Klien dapat mengontrol halusinasinya dengan minum obat secara teratur
4. Tindakan keperawatan
d. Evaluasi jadwal kegiatan harian klien
e. Beri pendidikan kesehatan tentang penggunaan obat secara teratur
f. Anjurkan klien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian
B. Strategi Komunikasi Dalam Pelaksanaan Tindakan Keperawatan
1. Fase orientasi
a. Salam terapeutik
Selamat pagi pak?
b. Evaluasi validasi : “ bagaimana perasaan bapak hari ini? Apakah bapah sudah
mengisi jadwal harian bapak?
2. Fase kerja
Apakah bapak sudah tahu jenis warna obat yang bapak minum setiap hari?
Oh pinter.. bapak sudah tahu jenis warna obat yang bapak minum, apa bapak sudah
tahu manfaat obat yang bapak minum? Saya akan jelaskan, Risperidone (orange) :
2x1 (2mg) untuk pikiran tenang, Heximer (kuning) : 2x1 (2mg) untuk pikiran teratur
rasa marah berkurang, dan Clozapine (putih) : 1x1 (100mg) untuk pikiran rileks
dan tidak tegang. Bapak sudah bisa mengingatnya pak?
3. Fase Terminasi
a. Evaluasi
- Subjektif : bagaimana perasaan bapak setelah berbincang-bincang?
- Objektif : setelah kita berbincang-bincang apakah bapak masih ingat jenis
warna obat, manfaat obat dan aturan minumnya
b. Rencana Tindak Lanjut
Jadi saya harap minum obatnya secara teratur dan jangan sampai lupa minum obat.
JADWAL KEGIATAN HARIAN
Nama : Tn. I
Ruang : Elang 1
TANGGAL KEGIATAN
NO JAM KEGIATAN 13/6/17 14/6/17 15/6/17 KETERANGAN
1 05.00-06.00
2 06.00-07.00 Gosok gigi B M M Klien melakukan secara mandiri
3 07.00-08.00
4 08.00-09.00
5 09.00-10.00 Cara bercakap-cakap B M M Klien melakukan secara mandiri
6 10.00-11.00 Gosok gigi & shampoo B M Klien melakukan secara mandiri
7 11.00-12.00
8 12.00-13.00
9 13.00-14.00 Melakukan aktivitas B M M Klien melakukan secara mandiri
10 14.00-15.00 Cara berkap-cakap M M M Klien melakukan secara mandiri
11 15.00-16.00
12 16.00-17.00 Cara menghardik M M M Klien melakukan secara mandiri
13 17.00-18.00
14 18.00-19.00
15 19.00-20.00 Cara menghardik M M M Klien melakukan secara mandiri
16 20.00-21.00
17 21.00-22.00
18 22.00-23.00
19 23.00-24.00
20 24.00-01.00
21 01.00-02.00
22 02.00-03.00
23 03.00-04.00
24 04.00-05.00
SATUAN ACARA PEMBELAJARAN
( SAP)
C. Sub pokok Bahasan : 1. Mendiskusikan masalah yang dirasakan keluarga dalam merawat
klien
pasien
G. Penyuluh : Komarudin
H. Tujuan
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
Setelah Dilakukan Pendidikan Kesehatan selama 1 x 20 menit diharapkan keluarga Tn.I dapat
menyebutkan kembali :
a. Pengertian Halusinasi
b. Tanda dan gejala Halusinasi
L. Strategi Pelaksanaan :
menyimak
Halusinasi Bertanya
Inti
Menyebutkan cara perawatan klien
( 10 menit ) Halusinasi di rumah
M. Evaluasi.
a) Jenis Soal : Lisan
c) Butir Soal :
Jawaban :
1. Halusinasi adalah perubahan dalam jumlah dan pola dari stimulus yang diterima dan
diisertai dengan penurunan berlebihan distorsi atau kerusakan respon berupa stimulus
(Nanda, 2006)
d) Menutup telinga.
c) Melihat bayangan
Sp 1: Menghardik dengan cara tutup telinga dan bp bilang pergi pergi sana kamu hanya
Sp 4: Minum obat secara teratur caranya dilihat namanya sudah benar nama bp, dosisnya
lalu waktu minum obatnya, obat yang warna orange CPZ gunanya agar pikiran tenang
yang warna putih nama nya THP agar fikiran rilex tidak tegang yang merah jambu
namanya HLP guanya agar fikiran teratur dan rasa marah berkurang
MATERI
PEMBELAJARAN
A. Pengertian
Halusinasi adalah perubahan dalam jumlah dan pola dari stimulus yang diterima
disertai dengan penurunan berlebihan distorsi atau kerusakan respon berupa stimulus
(nanda, 2006).
maladatif pasien secara actual mengalami distorsi sensorik yang menjadi nyata dan
berespon terhadapnya tidak ada stimulus ekterna (stuart dan laraia 2005)
4)Menutup telinga.
3)Melihat bayangan
Sp 1: Menghardik dengan cara tutup telinga dan bp bilang pergi pergi sana kamu hanya
Sp 4: Minum obat secara teratur caranya dilihat namanya sudah benar nama bp, dosisnya lalu
waktu minum obatnya, obat yang warna orange CPZ gunanya agar pikiran tenang yang
warna putih nama nya THP agar fikiran rilex tidak tegang yang merah jambu namanya HLP
HALUSINASI???
Tanda dan gejala halusinasi pendengaran
h) Menutup telinga.
Tanda dan gejala halusinasi pengelihatan
g) Melihat bayangan
Halusinasi
dirumah?????
4. Cara perawatan pasien halusinasi dirumah