Anda di halaman 1dari 7

Topik : Glomerulonefritis pasca Streptokokus

Tanggal (kasus) : 15 mei 2018


Tanggal Presentasi : 28 Mei 2018 Presenter : dr. x
Tempat Presentasi Pendamping : dr. x
Objektif Presentasi :
 Keilmuan √  Keterampilan  Penyegaran  Tinjauan Pustaka
 Diagnostik √  Manajemen √  Masalah  Istimewa
 Neonatus  Anak √  Dewasa
 Bumil
 Bayi  Remaja  Lansia
Deskripsi : Laki-laki, 7 Tahun dengan kedua kelopak mata tampak sembab, Glomerulonefritis
Pasca Streptokokus, dengan tatalaksana oleh dokter spesialis Anak
Tujuan : Mengetahui diagnosis dan penatalaksanaan Glomerulonefritis Pasca
Streptokokus
Bahan Bahasan :
 Tinjauan Pustaka  Riset  Kasus√  Audit
Cara Membahas :
 Diskusi √  Presentasi  E-mail  Pos

Nama Pasien : an. E No registrasi :


Nama Wahana : Terdaftar sejak :
Data utama untuk bahan diskusi :
1. Anamnesis :
Pasien datang dengan kedua kelopak mata sembab dan perut pasien tampak
membuncit sejak ± 5 hari SMRS, terdapat Bak berwarna merah kecoklatan. Tidak ada
kejang dan penurunan kesadaran. BAB positif normal. Tidak ada demam.
Terdapat demam ±1 minggu yang lalu, ibu pasien menyangkal adanya batuk dan pilek.
Pada kaki pasien terdapat penyakit kulit berupa koreng 2 lesi. keluhan dirasakan pertama
kali.
2. Riwayat Pengobatan :
Pasien belum ada minum obat atau pergi berobat.
3. Riwayat Kesehatan :
Riwayat penyakit faringitis disangkal. Riwayat penyakit kulit berupa pyoderma ada.
4. Riwayat Keluarga :
Keluarga tidak memiliki keluhan serupa. Riwayat keluarga sakit ginjal tidak ada.
5. Riwayat Pekerjaan :
Siswa Sekolah Dasar.
6. Lain-lain :
 Pemeriksaan Fisik saat masuk IGD
– Kesadaran : Compos Mentis
– TTV : TD : 170/110 mmHg ; HR :110x/menit; RR : 24x/menit; T: 36° C
– Berat Badan : 16 kg
– Mata : edema palpebra superior (+/+) anemis (-/-), ikterik (-/-), refleks cahaya
langsung (+/+), pupil isokor 3mm/3mm
– Mulut/Telinga/Hidung/Leher : dalam batas normal
– Paru
Inspeksi : Pergerakan dinding dada simetris kanan = kiri, Retraksi (-), Pectus
Excavatum (-), Pectus Carinatum (-)
Palpasi : Krepitasi (-), Massa (-), Fremitus taktil lapang paru kanan = kiri
Perkusi : Sonor pada seluruh lapang paru
Auskultasi : Suara dasar vesikuler +/+, Rhonki -/-, Mengi -/-
– Jantung
Inspeksi : Ictus cordis tidak terlihat
Palpasi : Ictus cordis teraba di SIC IV 2 jari lateral linea midklavikularis kiri
Perkusi : Batas jantung kiri atas di SIC II LPSS, kanan atas di SIC II LPSD,
Kanan bawah di SIC IV LPSD, dan kiri bawah di SIC IV 2 jari lateral
LMCS, dan batas jantung kanan bawah di SIC IV LPSD
Auskultasi : S1-S2 normal, Gallop (-), Murmur (-)
– Abdomen
Inspeksi : Cembung
Auskultasi : Bising usus (+), 4-6 kali/menit
Perkusi : Pekak, asites (+)
Palpasi : Dinding supel, hepar dan lien tidak teraba pembesaran, nyeri tekan
abdomen (-)
– Ekstremitas : Akral dingin (-), CRT < 2 detik, edema (-/-)

 Pemeriksaan Penunjang
– Hasil Laboratorium
Hematologi
Pemeriksaan Hasil Nilai Normal
Hemoglobin 9,8 gr/dl L = 13,5-17,5; P = 12,0 – 15,0
Hematokrit 30 % L = 40 – 52 ; P = 35 – 47
Jumlah Eritrosit 3,8 juta /µL L = 4,5 – 6,5 ; P = 3,6 -5,8
Jumlah Leukosit 17.200 /µL 4.000 – 10.000
Jumlah Trombosit 461.000 /µL 150.000 – 450.000
Indeks Eritrosit
MCV 80 fl 80 -100
MCH 25 pg 26-34
MCHC 32 g/dL 32 -36
Hitung Jenis Leukosit
Basofil 0% 0-1
Eosinofil 2% 1-3
Neutrofil Batang 4% 2–6
Neutrofil Segmen 68 % 50 - 70
Limfosit 25 % 20 – 40
Monosit 1% 2–8
Kimia Darah
Kolestrol Total 198 mg/dL < 200
Ureum 18 mg/dL 13 – 43
Creatinin 0,8 mg/dL 0,5 – 1,2
Protein Total 2,7 g/dL 6,4 – 8,3
Albumin 3,3 g/dL 3,5 – 5,2
SGOT 155 U/L < 35
SGPT 93 U/L <45
URINALISIS
MAKROSKOPIS
Warna Kuning Kuning
Jernih Jernih Jernih
Kimia
PH 6,5 Negatif
Berat Jenis 1.010 Negatif
Glukosa - Negatif
Leukosit - Negatif
Nitrit - Negatif
Protein + Negatif
Blood +++ Negatif
Keton - Negatif
Bilirubin - Negatif
Urobilinogen Normal Normal
SEDIMEN
Epitel 1 – 3 /lp 1 – 3 /lp
Eritrosit 7 – 10 /lp 0 – 1 /lp
Leukosit 1 – 3 /lp 1 – 3 /lp
Silinder - Negatif
Kristal - Negatif
Bakteri - Negatif
Jamur - Negatif
Daftar Pustaka :
1. Glomerulonefritis Akut Pasca Streptokokus. Dalam Ikatan Dokter Anak Indonesia. Pedoman
Pelayanan Medis. IDAI, 2009.
2. Glomerulonefritis Akut Pasca Streptokokus. Dalam Unit Kerja Koordinasi Nefrologi Ikatan
Dokter Anak Indonesia. Kompendium Nefrologi Anak. Jakarta; Badan Penerbit Ikatan Dokter
Anak Indonesia, 2011.
Hasil Pembelajaran :
1. Diagnosis GNAPS
2. Penatalaksanaan GNAPS
3. Kompetensi mengenai GNAPS

Rangkuman hasil pembelajaran portofolio :

1. Subjective
Laki-laki, usia 7 tahun
Keluhan berupa kedua kelopak mata tampak sembab
2. Objective
Kesadaran : Compos Mentis
Tanda Vital : TD : 170/110 mmHg ;HR :110x/menit; RR :24x/menit; T: 36°C
: Mata : Edema palpebra superior (+/+)
Pemeriksaan Fisik Abdomen : Cembung¸ asites (+)
Extremitas : Tampak 2 lesi pioderma
: Hasil Laboratorium
Hematologi dan kimia darah :
Leukosit = 17.200 /µL
Protein Total = 2,7 g/dl
Pemeriksaan Penunjang Albumin = 3,3 g/dl
Urinalisis :
Protein +
Blood +++
Eritrosit (sedimen) 7-10 /lp
3. Assessment
Glomerulonefritis Pasca Streptokokus (GNAPS) adalah suatu sindrom nefritik akut
yang ditandai dengan timbulnya hematuri, edema, hipertensi, dan penurunan fungsi ginjal
(azotemia).1 Gejala-gejala ini timbul setelah infeksi kuman streptokokus beta hemolitikus
grup A di saluran nafas bagian atas atau di kulit.1 Onset GNAPS biasanya berlangsung
secra tiba-tiba , terjadi 7-14 hari setelah anak menderita faringitis atau infeksi saluran nafas
atas, atau 3-6 minggu setelah infeksi kulit.2 Pada gejala klinik selain ditemukan sekumpulan
gejala berupa hematuri gros, sembab periorbita dan hipertensi dengan torak sel darah merah
ditemukan juga proteinuria dan oliguria.2 umumnya pasien datang dengan hematuria nyata
(gross hematuria) atau sembab di kedua kelopak mata dan tungkai, kadang-kadang pasien
datang dengan kejang dan penurunan kesadaran akibat ensefalopati hipertensi.1 pasien dapat
mengalami gejala-gejala hipervolemia seperti gagal jantung , edema paru.1
Sedangkan pada pemeriksaan penunjang dapat ditemukan dalam urinalisis
menunjukkan proteinuria, hematuria, dan adanya silinder eritrosit, kreatinin dan ureum
darah umumnya meningkat, ASTO meningkat pada 75-80% kasus , komplemen C3
menurun padaa hampir semua pasien pada minggu pertama, dan jika terjadi komplikasi
gagal ginjal akut, didapatkan hiperkalemia, asidosis metabolik, hiperfosfatemia dan
hipokalsemia.1
Pada An. Eldhi ini dalam anamnesis adanya sembab pada kedua kelopak mata dan
perut tampak membuncit sejak ±5 hari SMRS serta terdapat BAK berwarna merah
kecoklatan, pada 1 minggu SMRS didapatkan demam, ibu pasien menyangkal adanya batuk,
pilek ataupun nyeri menelan pada An. Eldhi. Pada pemeriksaan fisik selain adanya edema
periorbita, asites pada abdomen dan terdapat bekas lesi infeksi kulit. Sedangkan pada
pemeriksaan penunjang didapatkan proteinuria +, blood +++, adanya silnder eritrosit 7-10
/lp, kreatinin dan ureum dalam batas normal. Pemeriksaan ASTO, komplemen C3 belum
dapat dilakukan pada RSUD Toboali.

Diagnosis Kerja : Glomerulonefritis Pasca Streptokokus


Diagnosis Banding : Sindrom Nefrotik
4. Plans
1. Antibiotik
Amoksilin 50mg/kgBB/hari → 3x 250 mg PO selama 10 hari
2. Simptomatik
- Tirah baring
- Diet Rendah garam
- Diuresis
- Furosemid 16 mg /12 jam IV (dosis 1mg/kgBB/dosis; 2x)
- Nipedipin 1,5 mg SL → 5 menit cek ulang TD, jika masih tinggi 3mg Nipedipin SL
(dosis 0,1 mg/kgBB dinaikkan 0,1 mg/kgBB/kali setiap 5 menit pada 15 menit
peertama)
- Captopril 6,25 mg / 8 jam PO (dosis 0,3 - 0,5 mg/kgBB/dosis, 3x)
3. Edukasi pasien
Pasien dan keluarganya perlu dijelaskan sifat penyakit, perjalanannya, dan prognosisnya.
Mereka perlu memahami bahwa meskipun kesembuhan yang sempurna diharapkan,
masih ada kemungkinan kecil terjadinya kelainan yang menetap dan bahkan memburuk.

Anda mungkin juga menyukai