Anda di halaman 1dari 18

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Untuk bisa melangsungkan hidupnya, manusia harus berusaha
memanfaatkan sumber daya hayati yang ada di bumi ini dengan sebaik-
baiknya. Akan tetapi penggunaan tersebut haruslah mempunyai tujuan
yang positif yang nantinya tidak akan membahayakan manusia itu sendiri.
Sehingga manusia harus mencari sumber energi alternatif lain untuk
menghidupi kebutuhan sehari-harinya. Misalnya sumber daya hayati yang
ada di planet bumi ini salah satunya adalah lautan. Selain mendominasi
wilayah di bumi ini, laut juga mempunyai banyak potensi pangan
(beranekaragam spesies ikan dan tanaman laut) dan potensi sebagai
sumber energi. Energi yang ada di laut ada 3 macam, yaitu: energi ombak,
energi pasang surut dan energi panas laut. Salah satu energi di laut tersebut
adalah energi ombak. Sebenarnya ombak merupakan sumber energi yang
cukup besar. Ombak merupakan gerakan air laut yang turun-naik atau
bergulung-gulung. Energi ombak adalah energi alternatif yang
dibangkitkan melalui efek gerakan tekanan udara akibat fluktuasi
pergerakan gelombang. Energi ini mampu untuk menunjang pasokan
listrik negara jika dimanfaatkan secara teknologi melalui konversi energi.

B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah yang akan dibahas dalam makalah ini adalah sabagai
berikut:
1. Bagaimana potensi sumber energi gelombang laut di dunia.
2. Bagaimana teknik konversi energi gelombang laut menjadi listrik.
3. Bagaimana jika Indonesia memanfaatkan konversi energi gelombang
menjadi listrik.
4. Bagaimana kekurangan dan kelebihan teknik konversi energi
gelombang menjadi listrik.

[1]
C. Tujuan
Adapun tujuan dari penyusunan makalah ini adalah sabagai berikut:
1. Memahami potensi sumber energi gelombang laut di dunia
2. Memahami teknik konversi energi gelombang laut menjadi listrik
3. Dapat menganalisis apakah Indonesia dapat memanfaatkan konversi
energi gelombang menjadi listrik
4. Memahami kekurangan dan kelebihan teknik konversi energi
gelombang menjadi listrik
D. Manfaat
Manfaat dari penyusunan makalah ini adalah untuk memberikan
pengetahuan kepada pembaca tentang teknik konversi energi khususnya
mengenai konversi energi gelombang laut menjadi listrik.

[2]
BAB II
KAJIAN TEORI

A. Potensi Konversi Energi Gelombang Menjadi Energi Listrik.


Selain panas laut dan pasang surut, masih terdapat satu lagi energi
samudera yaitu energi gelombang. Sudah banyak pemikiran untuk
mempelajari kemungkinan pemanfaatan energi yang tersimpan dalam
ombak laut. Salah satu negara yang sudah banyak meneliti hal ini adalah
Inggris. Berdasarkan hasil pengamatan yang ada, deretan ombak
(gelombang) yang terdapat di sekitar pantai Selandia Baru dengan tinggi
rata-rata 1 meter dan periode 9 detik mempunyai daya sebesar 4,3 kW per
meter panjang ombak. Sedangkan deretan ombak serupa dengan tinggi 2
meter dan 3 meter dayanya sebesar 39 kW per meter panjang ombak.
Untuk ombak dengan ketinggian 100 meter dan perioda 12 detik
menghasilkan daya 600 KW per meter. Di Indonesia, banyak terdapat
ombak yang ketinggiannya di atas 5 meter sehingga potensi energi
gelombangnya perlu diteliti lebih jauh. Negara-negara maju seperti
Amerika Serikat, Inggris, Jepang, Finlandia, dan Belanda, banyak menaruh
perhatian pada energi ini. Lokasi potensial untuk membangun sistem
energi gelombang adalah di laut lepas, daerah lintang sedang dan di
perairan pantai. Energi gelombang bisa dikembangkan di Indonesia di laut
selatan Pulau Jawa dan Pulau Sumatera.
Ocean energi memfokuskan pengembangan pembangkit listrik
gelombang laut dengan membuat oscilating water column yang
mengapung di atas sebuah ponton dengan dipancangkan di dasar laut
menggunakan kawat baja. Listrik yang dihasilkan dialirkan melalui kabel
transmisi menuju ke daratan.
Berlokasi di Irlandia, sebuah negara yang terletak di salah satu
tempat dengan iklim yang mendukung terjadinya gelombang laut dengan
energi yang lebih dari cukup untuk dipanen, perusahaan tersebut memiliki
lokasi yang tepat untuk melakukan riset dan pengembangan.

[3]
Sistem pembangkit listrik tersebut terdiri dari chamber berisi udara
yang berfungsi untuk menggerakkan turbin, kolom tempat air bergerak
naik dan turun melalui saluran yang berada di bawah ponton dan turbin
yang terhubung dengan generator. Gerakan air naik dan turun yang seiring
dengan gelombang laut menyebabkan udara mengalir melalui saluran
menuju turbin. Turbin tersebut didesain untuk bisa bekerja dengan
generator putaran dua arah.
Sistem yang berfungsi mengkonversi energi mekanik menjadi
listrik terletak di atas permukaan laut dan terisolasi dari air laut dengan
meletakkannya di dalam ruang khusus kedap air, sehingga bisa dipastikan
tidak bersentuhan dengan air laut.
Dengan sistem yang dimilikinya, pembangkit listrik tersebut bisa
memanfaatkan efisiensi optimal dari energi gelombang dengan
meminimalisir gelombang-gelombang yang ekstrim. Efisiensi optimal bisa
didapat ketika gelombang dalam kondisi normal. Hal tersebut bisa dicapai
dengan digunakannya katup khusus yang menghindarkan turbin tersebut
dari overspeed.

B. Teknik Konversi Energi Gelombang Menjadi Listrik


Ada tiga cara membangkitkan listrik dengan tenaga ombak :
1. Energi gelombang
Energi kinetik yang ada pada gelombang laut digunakan untuk
menggerakkan turbin. Ombak naik ke dalam ruang generator, lalu air
yang naik menekan udara keluar dari ruang generator dan menyebabkan
turbin berputar.ketika air turun, udara bertiup dari luar ke dalam ruang
generator dan memutar turbin kembali.
2. Pasang surut air laut
Bentuk lain dari pemanfaatan energi laut dinamakan energi pasang
surut. Ketika pasang datang ke pantai, air pasang ditampung di dalam
reservoir. Kemudian ketika air surut, air di belakang reservoir dapat
dialirkan seperti pada PLTA biasa. Agar bekerja optimal, kita

[4]
membutuhkan gelombang pasang yang besar. dibutuhkan perbedaan
kira-kira 16 kaki antara gelombang pasang dan gelombang surut. Hanya
ada beberapa tempat yang memiliki kriteria ini. Beberapa pembangkit
listrik telah beroperasi menggunakan sistem ini. Sebuah pembangkit
listrik di Prancis sudah beroperasi dan mencukupi kebutuhan listrik
untuk 240.000 rumah.
3. Memanfaatkan perbedaan temperatur air laut (Ocean Thermal Energy)
Cara lain untuk membangkitkan listrik dengan ombak adalah dengan
memanfaatkan perbedaan suhu di laut. Jika kita berenang dan
menyelam di laut kita akan merasakan bahwa semakin kita menyelam
suhu laut akan semakin rendah (dingin).
Suhu yang lebih tinggi pada permukaan laut disebabkan sinar
matahari memanasi permukaan laut. Tetapi, di bawah permukaan laut,
suhu sangat dingin. Itulah sebabnya penyelam menggunakan baju khusus
ketika mereka menyelam. Baju tersebut akan menjaga agar suhu tubuh
mereka tetap hangat.
Pembangkit listrik bisa dibangun dengan memanfaatkan perbedaan
suhu untuk menghasilkan energi. Perbedaan suhu yang diperlukan
sekurang-kurangnya 380 fahrenheit antara suhu permukaan dan suhu
bawah laut untuk keperluan ini.Cara ini dinamakan Ocean Thermal
Energy Conversion atau OTEC. Cara ini telah digunakan di Jepang dan
Hawaii dalam beberapa proyek percobaan.
Untuk mengkonversi energi gelombang terdapat 3 (tiga) sistem
dasar yaitu sistem kanal yang menyalurkan gelombang ke dalam reservoar
atau kolam, sistem pelampung yang menggerakan pompa hidrolik, dan
sistem osilasi kolom air yang memanfaatkan gelombang untuk menekan
udara di dalam sebuah wadah. Tenaga mekanik yang dihasilkan dari
sistem-sistem tersebut ada yang akan mengaktifkan generator secara
langsung atau mentransfernya ke dalam fluida kerja, air atau udara, yang
selanjutnya akan menggerakan turbin atau generator.

[5]
Daya total dari gelombang pecah di garis pantai dunia diperkirakan
mencapai 2 hingga 3 juta megawatt. Pada tempat-tempat tertentu yang
kondisinya sangat bagus, kerapatan energi gelombang dapat mencapai
harga rata-rata 65 megawatt per mil garis pantai. Ada 3 cara untuk
menangkap energi gelombang, yaitu:
Dengan pelampung. Dimana alat ini akan membangkitkan listrik
dari hasil gerkana vertikal dan rotasional pelampung. Alat ini dapat
ditambatkan pada sebuah rakit yang mengambang atau alat yang tertambat
di dasar laut.
Kolom air yang berosilasi (Oscillating Water Column). Alat ini
membangkitkan listrik dari naik turunnya air akibat gelombang dalam
sebuah pipa silindris yang berlubang. Naik turunnya kolom air ini akan
mengakibatkan keluar masuknya udara di lubang bagian atas pipa dan
menggerakkan turbin.
Wave Surge atau Focusing Devices). Peralatan ini biasa juga
disebut sebagai tapered channel atau kanal meruncing atau sistem tapchan,
dipasang pada sebuah struktur kanal yang dibangun di pantai untuk
mengkonsentrasikan gelombang, membawanya ke dalam kolam
penampung yang ditinggikan. Air yang mengalir keluar dari kolam
penampung ini yang digunakan untuk membangkitkan listrik dengan
menggunakan teknologi standar hydropower.

Gambar. Pembangkit HidroPower

[6]
Seperti di negara Australia, Pusat stasiun pembangkit listrik
gelombang laut komersial yang pertama di Australia mengapung persis di
lepas pantai Australia. Stasiun pembangkit tersebut siap untuk
menyalurkan tenaga listrik dan air minum ke sekitar 500 rumah di selatan
Sydney, Australia. Listrik dihasilkan ketika muncul gelombang yang
menerpa corong yang menghadap ke lautan; gerakan ini mengalirkan
udara melalui pipa dan masuk ke putaran roda air (turbin) yang mampu
memompa 500 kw daya listrik setiap harinya ke jaringan kota. Stasiun ini
merupakan proyek pencontohan untuk pemasangan dalam skala yang lebih
besar yang akan dibangun di pantai selatan Australia. Minat untuk
membangun tempat yang sama telah berdatangan dari Hawai, Spanyol,
Afrika Selatan, Meksiko, Cili, dan Amerika Serikat. John Bell, Direktur
Keuangan Energetech yang mengembangkan stasiun tersebut, mengatakan
bahwa ”Energi gelombang merupakan sumber energi yang tiada habisnya
dibandingkan sumber energi alam lainnya. Gelombang selalu ada dan tidak
hilang seperti matahari dan angin.”

Seorang peneliti dari Universitas Oregon mempulikasikan temuan


teknologi terbarunya yang diberi nama Permanent Magnet Linear Buoy.
Diberi nama buoy karena memang pada prinsip dasarnya, teknologi terbaru
tersebut dipasang untuk memanfaatkan gelombang laut di permukaan.
Berbeda dengan buoy yang digunakan untuk mendeteksi gelombang laut yang
menyimpan potensi tsunami. Peneliti Oregon menjelaskan prinsip dasar buoy

[7]
penghasil listrik tersebut yaitu dengan mengapungkannya di permukaan. Ge-
lombang laut yang terus mengalun dan berirama bolak-balik dalam buoy ini
akan diubah menjadi gerakan harmonis listrik. Sekilas bila dilihat dari ben-
tuknya, buoy ini mirip dengan dlinamo sepeda.
Bentuknya silindris dengan perangkat penghasil listrik pada bagian
dalamnya. Buoy diapungkan di permukaan laut dengan posisi sebagian
tenggelam dan sebagian lagi mengapung. Kuncinya, terdapat pada perangkat
elektrik yang berupa koil (kumparan yang mengelilingi batang magnet di
dalam buoy). Saat ombak mencapai pelampung, maka pelampung akan
bergerak naik dan turun secara relatif terhadap batang magnet sehingga bisa
menimbukan beda potensial dan listrik dibangkitkan.Tentu saja agar dapat ber-
gerak koil tersebut ditempelkan pada pelampung yang dikaitkan ke dasar laut,
kata Annette von Jouanne, teknisi dari Oregon State University (OSU).
Jouanne menuturkan dalam percobaan sistem ini diletakkan kurang lebih satu
atau dua mil laut dari pantai. Kondisi ombak yang cukup kuat dan mengayun
dengan gelombang yang lebih besar akan menghasilkan listrik dengan
tegangan yang lebih tinggi. Berdasarkan hasil penelitian Universitas Oregon,
setiap pelampung mampu menghasilkan daya sebesar 250 kilowatt.
Ada beberapa pilihan untuk menghasilkan daya tersebut, ujar Jouanne.
Penjelasan di atas menggunakan teknik koil yang bergerak naik turun, tetapi
bisa juga dengan teknik batang magnet yang bergerak naik turun. Pilihan
kedua dengan menggunakan pelampung, penempatan koil dan batang magnet
bisa juga ditempatkan di dasar atau di permukaan laut. Jouanne menuturkan,
teknologi yang ditawarkannya tersebut memiliki banyak keuntungan di-
bandingkan dengan teknologi laut.
Ketersediaan teknologi ini mencapai 90 persen dan kerapatan energi
yang dihasilkannya lebih tinggi,katanya. Mesin sendiri juga dapat dirakit dan
digunakan dalam skala kecil maupun besar tergantung pada energi yang
dibutuhkan. Potensi penggunaan energi pun bisa diterapkan di banyak negara
terutama yang memiliki kawasan pantai. Dibandingkan dengan energi angin
atau matahari, energi gelombang laut kerapatannya jauh lebih tinggi. Peneliti

[8]
yang sama dari OSU, Alan Wallace menyebutkan penyediaan energi ge-
lombang ini dengan hanya 200 buoy yang diapungkan, satu buah pelabuhan
atau kota besar seperti Portland sudah dapat memanfaatkan energinya dengan
sangat melimpah tanpa harus menarik bayaran. Peneliti percaya jika hasil
penelitian tersebut benar-benar dioptimalkan di sepanjang pantai, seluruh
energi listrik di dunia sudah bisa terpenuhi. Jumlah ini ditaksir hanya
mengambil 0,2 persen energi pantai, kata Alan. Keyakinanya semakin lebih
diperkuat dengan efisiensi penghasilan energi yang tinggi dan besar, energi
gelombang laut ini bisa menjadi energi utama pengganti energi sekarang.
Di samping nilai ekonomis yang cukup menjanjikan ada hal-hal lain
yang dapat memberikan keuntungan di bidang lingkungan hidup. Energi ini
lebih ramah Iingkungan, tidak menimbulkan polusi suara, emisi C02, maupun
polusi visual dan sekaligus mampu memberikan ruang kepada kehidupan laut
untuk membentuk koloni terumbu karang di sepanjang jangkar yang ditanam
di dasar laut. Pada kasus-kasus seperti ini biasanya lebih menguntungkan
karena ikan dan binatang laut selalu lebih banyak berkumpul. Penempatan
buoy dengan ukuran yang tidak terlalu besar juga tidak mengganggu
pelayaran. Rata-rata dengan besar buoy kurang dari dua meter, kapal besar
atau kecil bisa melihat obyek tersebut dan dapat menghindarinya. Energi
listrik namun yang secara efisien bisa dialihkan menjadi energi listrik adalah
gelombang laut.

C. Kelebihan dan Kekurangan Teknik Konversi Energi Gelombang


Menjadi Listrik
1. Kelebihan :
a. Energi ombak adalah energi yang bisa didapat setiap hari, tidak akan
pernah habis.
b. Tidak menimbulkan polusi karena tidak ada limbahnya
c. Mudah untuk mengkonversi energi listrik dari energi mekanik pada
ombak.

[9]
d. Keuntungan penggunaan energi arus laut adalah selain ramah
lingkungan, energi ini juga mempunyai intensitas energi kinetik yang
besar dibandingkan dengan energi terbarukan yang lain. Hal ini
disebabkan densitas air laut 830 kali lipat densitas udara sehingga
dengan kapasitas yang sama, turbin arus laut akan jauh lebih kecil
dibandingkan dengan turbin angin.
e. Keuntungan lainnya adalah tidak perlu perancangan struktur yang
kekuatannya berlebihan seperti turbin angin yang dirancang dengan
memperhitungkan adanya angin topan karena kondisi fisik pada
kedalaman tertentu cenderung tenang dan dapat diperkirakan.
2. Kekurangan :
a. Diperlukan alat khusus yang memerlukan teknologi tinggi, sehingga
tenaga ahli sangat diperlukan.
b. Output dari pembangkit listrik tenaga pasang surut mengikuti grafik
sinusoidal sesuai dengan respons pasang surut akibat gerakan
interaksi Bumi-Bulan-Matahari.
c. Biaya instalasi dan pemeliharaannya yang cukup besar.
d. Tantangan teknis tersendiri untuk para insinyur dalam desain sistem
turbin, sistem roda gigi, dan sistem generator yang dapat bekerja
secara terus-menerus selama lebih kurang lima tahun.
e. Menggunakan pasang surut gelombang sebagai pembangkit energi
listrik, bisa mengakibatkan rotasi bumi melambat 24 jam tiap 2000
tahun.

D. Potensi Konversi Energi Gelombang di Indonesia


Sebagai negara kepulauan yang besar, laut Indonesia menyediakan
sumber energi alternatif yang melimpah. Sumber energi itu meliputi
sumber energi yang terbarukan dan tak terbarukan. Selain minyak bumi di
lepas pantai dan laut dalam, sumber energi yang tak terbarukan yang
berasal dari laut dalam di wilayah Indonesia adalah methane hydrate.
Methane hydrate adalah senyawa padat campuran antara gas methan dan

[10]
air yang terbentuk di laut dalam akibat adanya tekanan hidrostatik yang
besar dan suhu yang relatif rendah dan konstan di kedalaman lebih dari
1.000 meter.
Sumber energi yang terbarukan dari laut adalah energi gelombang,
energi yang timbul akibat perbedaan suhu antara permukaan air dan dasar
laut (ocean thermal energy conversion/OTEC), energi yang disebabkan
oleh perbedaan tinggi permukaan air akibat pasang surut dan energi arus
laut. Dari keempat energi ini hanya energi gelombang yang tidak dapat
diprediksi kapasitasnya dengan tepat karena keberadaan energi gelombang
sangat bergantung pada cuaca. Sedangkan OTEC, energi perbedaan tinggi
pasang surut serta energi arus laut dapat diprediksi kapasitasnya dengan
tepat di atas kertas. Untuk mendukung kebijaksanaan pemerintah, perlu
dilakukan langkah-langkah pencarian sumber-sumber energi alternatif
yang ramah lingkungan serta terbarukan. Berdasarkan tempatnya, ada dua
sumber energi alternatif, yakni sumber energi alternatif yang berasal dari
daratan dan sumber energi yang berasal dari laut. Untuk Jawa yang padat
penduduknya, pembangunan fasilitas pembangkit listrik dengan energi
alternatif yang berasal dari daratan kemungkinan Dari penelitian PL
Fraenkel (J Power and Energy Vol 216 A, 2002) lokasi yang ideal untuk
instalasi pembangkit listrik tenaga arus mempunyai kecepatan arus dua
arah (bidirectional) minimum 2 meter per detik. Yang ideal adalah 2.5 m/s
atau lebih. Kalau satu arah (sungai/arus geostropik) minimum 1.2-1.5 m/s.
Kedalaman tidak kurang dari 15 meter dan tidak lebih dari 40 atau 50
meter. Relatif dekat dengan pantai agar energi dapat disalurkan dengan
biaya rendah. Cukup luas sehingga dapat dipasang lebih dari satu turbin
dan bukan daerah pelayaran atau penangkapan ikan. Gelombang laut
sangat potensial dikonversikan menjadi energi listrik, khususnya karena
Indonesia memiliki pantai yang sangat panjang yang bisa diberdayakan
sebagai sumber energi alternatif pengganti bahan bakar fosil. Balai
Pengkajian Dinamika Pantai BPPT saat ini sedang melakukan kajian
Hybrid Power Energy dengan mendisain dan membangun sistem energi

[11]
gelombang laut dengan peralatan Oscilating Water Column (OWC), kata
Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) Said
Djauharsyah Jenie seperti dilansir Antara, di Jakarta, Rabu (11/4).
OWC merupakan salah satu sistem dan peralatan yang dapat
mengubah energi gelombang laut menjadi energi listrik dengan
menggunakan kolom osilasi. Alat OWC ini akan menangkap energi
gelombang yang mengenai lubang pintu OWC, sehingga terjadi fluktuasi
atau osilasi gerakan air dalam ruang OWC, kemudian tekanan udara ini
akan menggerakkan baling-baling turbin yang dihubungkan dengan
generator listrik sehingga menghasilkan listrik. Sistem ini diakuinya belum
pernah dibangun di Indonesia sehingga pelaksanaan disain dan
pembangunan prototipe sistem OWC ini adalah yang pertama kali
dilaksanakan. Rencananya pada 2007 akan dilaksanakan pengembangan
rancang bangun Pembangkit Listrik Energi Gelombang untuk
menghasilkan listrik 2,5 KVA hingga 500 kVA yang disesuaikan dengan
pendanaan yang tersedia, pemerintah ataupun swasta. Prototipe yang telah
diujicobakan adalah dengan struktur baja yang untuk output 1KVA dicapai
efisiensi 30 persen dan dengan struktur beton yang untuk output 1KVA
dicapai efisiensi 45 persen. Jika didayagunakan secara optimal maka
energi konversi gelombang laut akan menjamin ketersediaan energi listrik
sepanjang tahun sehingga suplai listrik tidak akan tergantung pada
pergantian dan perubahan musim, ujarnya. Fenomena fisik laut seperti
pergerakan pasang surut, gelombang, panas laut, angin laut dan perubahan
salinitas seluruhnya bisa dikonversikan menjadi

[12]
BAB III
PEMBAHASAN

A. Potensi Konversi Energi Gelombang Menjadi Listrik di Dunia


Ada tiga cara mendasar agar kita bisa memanfaatkan energi
gelombang. Energi dari naik turunnya ketinggian laut atau disebut juga energi
gelombang, dapat dimanfaatkan untuk membangkitkan tenaga listrik. Tenaga
gelombang biasanya dipacu dengan membuka sebuah dam menuju ke waduk.
Waduk tersebut dilengkapi dengan pintu air yang dibuka untuk mengalirkan
air ke penampungan, lalu pintu air ditutup sehingga menyebabkan ketinggian
air turun. Perbedaan ketinggian itu menyebabkan turbin berputar.
Potensi energi gelombang ada di stasiun Rance di Perancis, yang
menghasilkan energi listrik 240 MW . sepertinya Prancis adalah satu-satunya
negara yang sukses menggunakan sumber energi ini. Insinyur Prancis
memprediksikan, penggunaan tenaga ombak dalam skala besar, bisa membuat
rotasi bumi melambat 24 jam tiap 2000 tahun. System pembangkit listrik
tenaga ombak, bisa memberi dampak pada lingkungan karena berkurangnya
laju alir air, dan bisa menimbulkan endapan pada basin.

B. Teknik Konversi Energi Gelombang Laut Menjadi Energi Listrik


Salah satu energi di laut tersebut adalah energi ombak. Sebenarnya
ombak merupakan sumber energi yang cukup besar. Ombak merupakan
gerakan air laut yang turun-naik atau bergulung-gulung. Energi ombak adalah
energi alternatif yang dibangkitkan melalui efek gerakan tekanan udara akibat
fluktuasi pergerakan gelombang. Energi ombak dapat digunakan sebagai
pembangkit tenaga listrik, seperti saat ini telah didirikan sebuah Pembangkit
Listrik Bertenaga Ombak (PLTO) di Yogyakarta, yaitu model Oscillating
Water Column. Kolom air yang berosilasi (Oscillating Water Column). Alat ini
membangkitkan listrik dari naik turunnya air akibat gelombang dalam sebuah
pipa silindris yang berlubang. Naik turunnya kolom air ini akan

[13]
mengakibatkan keluar masuknya udara di lubang bagian atas pipa dan
menggerakkan turbin.
Tujuan didirikannya PLTO ini adalah untuk memberikan model
sumber energi alternatif yang ketersediaan sumbernya cukup melimpah di
wilayah perairan pantai Indonesia. Model ini menunjukan tingkat efisiensi
energi yang dihasilkan dan parameter-parameter minimal hiroosenografi yang
layak, baik itu secara teknis maupun ekonomis untuk melakukan konversi
energi.

Gambar. Turbin dan Generator yang akan digerakkan oleh gelombang laut

Gambar. Prototipe Pembangkit Listrik Tenaga Ombak

[14]
Dalam PLTO ini proses masuk dan keluarnya aliran ombak pada suatu
ruangan tertentu (khusus) dapat menyebabkan terdorongnya udara keluar dan
masuk melalui sebuah saluran di atas ruang khusus tersebut. Apabila
diletakkan sebuah turbin di ujung saluran tersebut, maka aliran udara yang
keluar masuk akan memutar turbin yang menggerakkan generator. Kelemahan
dari model ini adalah aliran keluar masuk udara dapat menimbulkan
kebisingan, akan tetapi karena aliran ombak sudah cukup bising umumnya ini
tidak menjadi masalah besar.

C. Peluang Indonesia Dalam Menerapkan Sistem Konversi Energi


Gelombang Menjadi Listrik.
Untuk wilayah Indonesia, energi yang mempunyai prospek bagus
adalah energi arus laut. Hal ini dikarenakan Indonesia mempunyai banyak
pulau dan selat sehingga arus laut akibat interaksi Bumi-Bulan-Matahari
mengalami percepatan saat melewati selat-selat tersebut. Selain itu, Indonesia
adalah tempat pertemuan arus laut yang diakibatkan oleh konstanta pasang
surut M2 yang dominan di Samudra Hindia dengan periode sekitar 12 jam dan
konstanta pasang surut K1 yang dominan di Samudra Pasifik dengan periode
lebih kurang 24 jam. M2 adalah konstanta pasang surut akibat gerak Bulan
mengelilingi Bumi, sedangkan K1 adalah konstanta pasang surut yang
diakibatkan oleh kecondongan orbit Bulan saat mengelilingi Bumi.
Interaksi Bumi-Bulan diperkirakan menghasilkan daya energi arus
pasang surut setiap harinya sebesar 3.17 TW, lebih besar sedikit dari kapasitas
pembangkit listrik yang terpasang di seluruh dunia pada tahun 1995 sebesar
2.92 TW (Kantha & Clayson, 2000). Namun, untuk wilayah Indonesia potensi
daya energi arus laut tersebut belum dapat diprediksi kapasitasnya.

D. Kelebihan dan Kekurangan Sistem Konversi Energi Gelombang Menjadi


Listrik
Kekurangan dari energi arus laut adalah output-nya mengikuti grafik
sinusoidal sesuai dengan respons pasang surut akibat gerakan interaksi Bumi-

[15]
Bulan-Matahari. Pada saat pasang purnama, kecepatan arus akan deras sekali,
saat pasang perbani, kecepatan arus akan berkurang kira-kira setengah dari
pasang purnama. Kekurangan lainnya adalah biaya instalasi dan
pemeliharaannya yang cukup besar. Kendati begitu bila turbin arus laut
dirancang dengan kondisi pasang perbani, yakni saat di mana kecepatan arus
paling kecil, dan dirancang untuk bekerja secara terus-menerus tanpa reparasi
selama lima tahun, maka kekurangan ini dapat diminimalkan dan keuntungan
ekonomisnya sangat besar. Hal yang terakhir ini merupakan tantangan teknis
tersendiri untuk para insinyur dalam desain sistem turbin, sistem roda gigi,
dan sistem generator yang dapat bekerja secara terus-menerus selama lebih
kurang lima tahun.
Keuntungan penggunaan energi arus laut adalah selain ramah
lingkungan, energi ini juga mempunyai intensitas energi kinetik yang besar
dibandingkan dengan energi terbarukan yang lain. Hal ini disebabkan densitas
air laut 830 kali lipat densitas udara sehingga dengan kapasitas yang sama,
turbin arus laut akan jauh lebih kecil dibandingkan dengan turbin angin.
Keuntungan lainnya adalah tidak perlu perancangan struktur yang
kekuatannya berlebihan seperti turbin angin yang dirancang dengan
memperhitungkan adanya angin topan karena kondisi fisik pada kedalaman
tertentu cenderung tenang dan dapat diperkirakan. Energi ombak adalah energi
yang bisa didapat setiap hari, tidak akan pernah habis dan tidak menimbulkan
polusi karena tidak ada limbahnya. Di samping nilai ekonomis yang cukup
menjanjikan ada hal-hal lain yang dapat memberikan keuntungan di bidang
lingkungan hidup. Energi ini lebih ramah Iingkungan, tidak menimbulkan
polusi suara, emisi C02, maupun polusi visual dan sekaligus mampu
memberikan ruang kepada kehidupan laut untuk membentuk koloni terumbu
karang di sepanjang jangkar yang ditanam di dasar laut. Pada kasus-kasus
seperti ini biasanya lebih menguntungkan karena ikan dan binatang laut selalu
lebih banyak berkumpul.

[16]
BAB IV
KESIMPULAN

A. Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari makalah ini adalah :
a. Indonesia merupakan negara kepulauan di daerah khatulistiwa yang
dikelilingi oleh sejumlah lautan dengan potensi sumberdaya energi
kelautan cukup besar termasuk di antaranya energi gelombang.
b. Ada tiga cara membangkitkan listrik dengan tenaga ombak, diantaranya:
1. Energi gelombang
c. Pasang surut air laut
d. Memanfaatkan perbedaan temperatur air laut (Ocean Thermal Energy)
e. Keuntungan menggunakan pembangkit listrik tenaga ombak antara lain
memiliki intensitas energi kinetik yang besar dibandingkan dengan energi
terbarukan yang lain, dan tidak perlu perancangan struktur yang
kekuatannya berlebihan.
f. Hambatan penerapan sistem pembangkit listrik tenaga ombak antara lain
tenaga ahli yang menghandle sistem ini sangat kurang, kesulitan birokrasi,
kesulitan untuk mendapatkan alat-alat yang dibutuhkan, kesulitan dana
untuk menerapkan sistem pembangkit ini, serta kesulitan birokrasi untuk
menyelesaikan proyek ini dengan cepat.

[17]
DAFTAR PUSTAKA

http://www.beritanet.com/Technology/ombak-pembangkit-tenaga-listrik.html
http://kontaktuhan.org/news/news182/ga_41.htm
http://www.energi.lipi.go.id/utama.cgi?cetakartikel&1125749769
http://agusset.wordpress.com/2006/01/05/energi-dari-laut/
http://www.ristek.go.id/index.php?mod=News&conf=v&id=2232
http://geton.nedw.org/pembangkit-listrik-tenaga-ombak/gerakan-tolak-nuklir/
http://portal.djlpe.esdm.go.id/modules/news/index.php?_act=detail&sub=news_m
edia&news_id=839
http://www.indomedia.com/intisari/2001/Sept/khas_infotekno_pompa.htm
http://www.energiterbarukan.net/index.php?
option=com_content&task=view&id=79&Itemid=80
http://www.energi.lipi.go.id/utama.cgi?artikel&1103304274&8
http://www.energiportal.com/mod.php?
mod=publisher&op=viewarticle&cid=37&artid=731
http://www.hamline.edu/apakabar/basisdata/1994/11/16/0008.html
http://www.hupelita.com/baca.php?id=28372

[18]

Anda mungkin juga menyukai