DI SUSUN
OLEH :
2018
1
Abstraks
i
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur senantiasa kami panjatkan ke hadirat Allah S.W.T. karena
atas berkat ramat serta kehendak-Nya lah kami dapat menyusun dan menyelesaikan
makalah ini. Dalam menyelesaikan makalah ini, banyak kesulitan yang kami hadapi.
Namun berkat bimbingan dari Dosen Bahasa Indonesia kami yaitu Ibu Septi
Daruyani, makalah ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya.
Seperti yang kita ketahui beberapa tantangan yang dihadapi oleh tenaga
medis guna meningkatkan kinerja, salah satunya ialah peran komunikasi kesehatan
untuk membangun hubungan yang ideal antara tenaga medis dengan pasiennya.
Karenanya kami mengangkat tema “Komunikasi Kesehatan” pada makalah ini untuk
memenuhi tugas Bahasa Indonesia.
Harapan kami, semoga makalah yang sederhana ini dapat bermanfaat dan
berguna bagi para pembaca ke depannya.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
Abstrak ................................................................................................................. i
Kata Pengantar ...................................................................................................... ii
Daftar Isi................................................................................................................ iii
BAB I Pendahuluan .............................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang ................................................................................... 1
1.2 Tujuan Penulisan .............................................................................. 1
1.3 Rumusan Masalah ............................................................................. 1
BAB II PEMBAHASAN ..................................................................................... 2
1.1 Konsep Dasar dan Prinsip-prinsip Komunikasi ................................ 2
A. Pengertian Komunikasi ................................................................. 2
B. Unsur-unsur Komunikasi .............................................................. 2
C. Komponen Komunikasi ................................................................ 3
D. Model Komunikasi ........................................................................ 3
E. karakteristik Komunikasi .............................................................. 4
F. Konteks Komunikasi .................................................................... 4
G. Fungsi Komunikasi ...................................................................... 4
H. Faktor Komunikasi ...................................................................... 5
I. Prinsip Dasar Komunikasi ........................................................... 5
1.2 Bentuk dan hambatan komunikasi ..................................................... 6
1.2.1 Bentuk Komunkasi .................................................................. 6
1.2.2 Sikap dan perilaku dalam komunikasi ..................................... 7
1.2.3 Hambatan dalam komunikasi .................................................. 8
2.1 Komunkasi interpersonal pada konseling dan penyampian
berita buruk ........................................................................................ 8
A. Definisi Komunikasi Interpersonal ............................................. 8
B. Fungsi dari komunikasi interpersonal ........................................ 9
C. Tahapan Perkembangan dalam Komunikasi Interpersonal ........ 9
D. Definisi Konseling ...................................................................... 11
E. Langkah-langkap Penyampaian Beria Buruk ............................. 12
iii
2.2 Komunkasi pada situasi khusus : pasien marah, geriatrik,
pasif/depresif .............................................................................. 13
2.2.1 Pasien marah/aggressive ........................................................... 13
A. Sikap salam menghadapi pasien marah ............................... 14
B. Sikap yang baik sebagai tenaga kesehatan .......................... 15
C. Sikap dan cara meredam kemarahan pasien ........................ 16
2.2.2 Geriatri/ klien yang tidak mau berkomunikasi ........................ 17
2.2.3 Pasien pasif/depresif ................................................................ 20
A. Perasaan atau situasi yang dialami kelompok pasien dalam
berkomunikasi .................................................................... 20
B. Hal yang harus dihindari dalam berkomunikasi dengan
pasien geriatrik .................................................................. 20
C. Sikap yang baik untuk berkomunikasi dengan pasien ........ 20
BAB III Penutup .................................................................................................. 22
A. Kesimpulan ....................................................................................... 22
B. Saran .................................................................................................... 23
Daftar Pustaka ..................................................................................................... 24
iv
BAB I
PENDAHULUAN
1. Prinsip komunikasi
2. Proses komunikasi efektif pada dunia kesehatan
3. Cara mengatisipasi suatu kejadian dalam dunia medis
4. Memenuhi tugas mata kuliah Komunikasi Kesehatan
5. Menambah wawasan bagi penulis maupun pembacanya
1
BAB II
PEMBAHASAN
B. Unsur-unsur Komunikasi
2
3. Media, merupakan alat dalam menyampaikan pesan dari komunikator
kepada komunikan yang berupa media cetak seperti surat, poster, surat
kabar, ataupun media elektronik seperti pengeras suara, televisi,
telepon, radio, dan sebagainya.
4. Komunikan, adalah seseorang atau sekumpulan orang yang menerima
pesan, pendapat maupun ungkapan perasaan dari komunikator.
5. Efek, merupakan respon yang ditunjukkan oleh komunikan terhadap
pesan yang disampaikan oleh komunikator. Efek tersebut merupakan
akibat atau timbal balik dari proses komunikasi.
C. Komponen Komunikasi
(Berlo, 1960) mengatakan bahwa terdapat setidaknya 4 komponen pembentuk
komunikasi ialah :
[S] Source, ialah sumber pengirim pesan
[M] Message, ialah pesan komunikasi yang ingin disampaikan
[C] Channel, ialah media atau saluran yang digunakan
[R] Receiver, ialah target sasaran komunikasi
D. Model Komunikasi
Model komunikasi dapat dibagi menjadi tiga berdasarkan arah, di antaranya :
1. Tahap arus komunikasi satu arah terjadi apabila penyampai pesan tidak
menerima respon dari penerima pesan. Seperti contoh saat komunikasi
publik atau pidato dan juga saat dosen menerangkan materi untuk tugas,
tapi dosen tidak memberi kesempatan mahasiswa untuk bertanya.
2. Tahap arus komunikasi dua arah
Terjadi ketikapenyampai pesan memberi informasi dan penerima
memberi respon terhadap pesan yang disampaikan. Contohnya saat
melakukan panggilan di telfon, dimana terjadi hubungan timbal balik.
3. Tahap arus komunikasi banyak arah
Ialah gabungan dari komunikasi satu arah dan dua arah yang biasa
disebut komunikasi massa karena lebih dari satu saluran yang dapat
membawa pesan,
3
Model transaksional, dimana individu satu dengan yang lain
melakukan hubungan lebih dari sekedar interaksi yaitu melakukan
proses sosial dalam menjalani kehidupan.
E. Karakteristik Komunikasi
Adapun karakteristik komunikasi sebagai kerangka dasar terjalinnya
komunikasi, yaitu : Terjadinya proses simbolis, proses sosial, dan proses 1 arah atau
2 arah, bersifat koorientasi, purposif & persuasif, mendorong interpretasi individu,
adanya aktivitas pertukaran makna, serta terjadi dalam konteks ruang dan waktu
tertentu.
F. Konteks Komunikasi
Interpersonal, dimana komunikasi dilakukan oleh 2 atau 3 orang dengan
jarak fisik di antara mereka yang sangat dekat dengan sifat umpan balik
yang berlangsung cepat, serta memiliki tujuan atau maksud komunikasi
tidak berstruktur.
Kelompok, dimana komunikasi terjadi di antara kurang lebih sepuluh
orang.
Organisasi, dimana komunikasi berlangsung dalam organisasi baik
secara vertikal, horizontal, maupun diagonal.
Publik, dimana komunikasi dilangsungkan dengan melibatkan publik.
Contohnya ialah pada saat melakukan demonstrasi atau orasi turun ke
jalan.
Massa, ialah komunikasi manusia dengan menggunakan media sebagai
alat perantara. Seperti contohnya komunikasi pada media cetak (buku,
folder, pamflet, leaflet, dll) dan media elektronik (televisi, radio,
telepon, dll)
Interkultural, dimana komunikasi terjadi antar adat dan kebudayaan.
G. Fungsi Komunikasi
Menurut Willian I Gorden, selain memiliki karakter tentu komunikasi juga
memiliki beberapa fungsi yang di antaranya ialah :
1. Komunikasi sosial, dimana komunikasi berfungsi untuk menjalin hubungan
sosial.
2. Komunikasi ekspresif, dimana seseorang dapat mengungkapkan segala
ekspresi dan emosi nya.
3. Komunikasi ritual, dimana komunikasi terjadi tidak hanya dalam hubungan
antar sesama individu saja, tetapi juga terjadi antara manusia dengan Tuhan
nya dan dengan tradisinya.
4
4. Komunikasi instrumental, dimana komunikasi ini bertujuan untuk
memberikan informasi yang bersifat persuasif.
H. Faktor Komunikasi
Supaya ke-empat fungsi tersebut dapat terlaksana dengan baik, perlu adanya
dorongan atau faktor yang dapat memengaruhi terjadinya komunikasi yang efektif, di
antaranya yaitu: perkembangan, persepsi, nilai, jenis kelamin, pengetahuan, peran
dan hubungan, latar belakang sosial budaya, emosi, lingkungan, serta jarak.
Setiap tindakan yang dilakukan saat berkomunikasitentunya akan sejalan
dengan kebutuhan orang, keinginan, persepsi dan pengetahuan individu tersebut.
Walapun hal yang berkaitan dengan komunikasi telah menjamur sejak lama sekitar
pertengahan tahun 1970, banyak pakar komunikasi hingga saat initengah meneliti
seputar pembelajaran komunikasi dalam bidang kesehatan.
Tidak hanya Dekker dan Sullivan, prinsip lain dari komunikasi juga
dikemukakan oleh Profesor komunikasi asal Universitas Padjajaran, Deddy Mulyana
ialah sebagai berikut:
5
5. adanya proses transaksional yang tak terhindarkan,
6. bersifat irreversible.
A. Komunikasi verbal
B. Komunikasi nonverbal
6
menyampaikan pesan. 3) proxemics yaitu cara seseorang dalam berkomunikasi
berusaha menggunakan ruang (space). Yang dimaksud ruang ialah jarak seseorang
dalam berkomunikasi, seperti bagaimana kita merasakan jarak terhadap lawan bicara,
waktu tertentu, konteks percakapan, serta tujuan pribadi untuk berkomunikasi. 4)
haptics yang berupa sentuhan atau kontak tubuh yang disampaikan oleh seseorang.
7
1.2.3 Hambatan dalam komunikasi
8
dengan media. Berdasarkan definisi ini maka terdapat kelompok maya atau faktual
(Burgon & Huffner, 2002). Menurut Joseph A. Devito dalam bukunya The
Interpersonal Communication Book (Devito, 1989:4), komunikasi antarpribadi
adalah proses pengiriman dan penerimaan pesan-pesan antara dua orang atau di
antara sekelompok kecil orang-orang, dengan beberapa umpan balik seketika.
1. Fase Awal (Entry Phase), yang dapat didefinisikan sebagai tahapan awal
interaksi antara orang asing. Fase awal dituntun oleh aturan dan norma
implisit dan eksplisit, seperti membalas ketika orang menyapa
2. Fase Personal (Personal Phase), atau tahap dimana partisipan mulai
berkomunikasi dengan lebih spontan dan membuka lebih banyak
informasi pribadinya. Fase personal dapat terjadi dalam perjumpaan awal,
tetapi lebih banyak terjadi setelah dilakukan beberapa interaksi.
3. Fase Akhir (Exit Phase), merujuk pada tahapan selama di mana individu
membuat keputusan mengenai apakah mereka ingin untuk melanjutkan
interaksi dengan pasangannya di masa yang akan datang. Meskipun
semua orang tidak memasuki sebuah tahapan dengan cara yang sama
9
satau tetap pada sebuah tahapan selama beberapa waktu, Berger dan
Calabrase yakin bahwa sebuah kerangka universal terbentuk untuk
menjelaskan bagaimana komunikasi interpersonal membentuk dan
merefleksikan perkembangan hubungan interpersonal.
Rakhmat (1988,75) mengatakan bahwa ada beberapa aspek atau teknik yang
mendukung agar komunikasi interpersonal bisa berjalan dengan baik dan berhasil,
diantaranya:
1. Rasa Percaya
Dengan adanya rasa percaya ini, orang lain akan saling terbuka dalam
menyampaikan atau mengungkapkan perasaan/pikirannya terhadap
individu lainnya, sehinga akan terjalin hubungan yang akrab dan
berlangsung secara mendalam.
2. Sikap Mendukung (Supportive)
Hal hal yang akan tampak dalam sikap ini yaitu:
• Deskripsi, artinya penyampaian dan persepsi tanpa menilai
• Orientasi Masalah, artinya mengkomunikasikan keinginan
untuk bekerja sama mencari pemecahan masalah
• Spontanitas, artinya sikap jujur dan tidak mau menyelimuti
motif yang terpendam
• Empati, artinya merasakan apa yang dirasakan orang lain
• Persamaan, artinya sikap yang menganggap sama derajatnya,
menghargai dan menghormati perbedaan pandangan dan
keyakinan yang ada
• Profesionalisme, artinya kesediaan untuk meninjau kembali
pendapatnya dan bersedia mengakui kesalahan
3. Sikap Terbuka
` Karakteristik orang yang terbuka yaitu:
• Menilai pesan secara objektif
• Berorientasi pada isi (tidak terlalu bertele-tele)
• Mencari informasi dari berbagai sumber
• Bersifat profesional dan bersedia merubah kepercayaan
• Mencari pengertian pesan yang tidak sesuai dengan rangkaian
kepercayaan
10
Devito dalam Rakhmat (1988,171) mengemukakan adanya 5 aspek komunikasi
interpersonal yang efektif, diantaranya:
a) Keterbukaan
b) Empati(Empathy)
c) Dukungan
d) Rasa Positif (Positiveness)
e) Kesamaan (Equality)
D. Definisi Konseling
11
c. Layanan konseling melekat dalam profesi/kerja tertentu; seperti dokter, perawat,
dan guru. Pada umumnya, mereka tetap membutuhkan keterampilan dasar yang
bersifat membantu bagi pasien ataupun siswa.
d. Konselor informal; orang-orang yang terlibat dalam hubungan sehari-hari (day to
day relationship) yang memiliki peran penting dalam membantu orang lain
Individu-individu yang terkategori dalam kelompok b, c, dan d inilah yang
biasa dikenal sebagai paraprofesional di bidang konseling
(parakonselor).Paraprofesional di bidang konseling adalah seseorang yang memiliki
latar belakang pendidikan-pelatihan kurang dari yang dipersyaratkan untuk menjadi
konselor profesional, namun bertugas memberikan layanan-layanan konseling di
bawah supervisi konselor yang berwenang (Shertzer & Stone, 1981).
12
5. Pengakuan terhadap Perasaan Pasien
Salah satu dari aspek terpenting dalam interaksi yang manusiawi adalah
pengakuan terhadap reaksi pasien.Jika tidak ada reaksi yang jelas dari penyampaian
berita buruk, dokter dapat meminta pasien untuk dapat mengekspresikan perasaan
mereka.
6. Perencanaan dan Tindakan Selanjutnya
Pada suatu titik tertentu, dokter hendaknya mendiskusikan rencana
pengobatan yang spesifik dengan pasien.Contohnya dokter dapat mengatakan bahwa
beberapa tes diperlukan, kapan tes ini harus dilakukan dan dimana tes ini harus
dilakukan.Dokter juga harus menjanjikan waktu untuk kunjungan pasien selanjutnya
dan memastikan agar pasien dapat dengan mudah dan pantas dapat menghubungi
dokter.
Dalam penyampaian berita buruk kita juga harus memperhatikan etika di
dalamnya antara lain memperhatikan waktu yang tepat, menyampaikan dengan cara
yang bertahap sehingga pasien maupun keluarganya dapat menyiapkan diri untuk
segala sesuatu yang akan terjadi, dan menyampaikan masalah langsung kepada inti
masalah apabila hasil diagnosa pasien sangat buruk atau dalam keadaan gawat
darurat.
Agresi memiliki bentuk sebagai sebuah bentuk pikiran maupun perasaan dan
sebagai bentuk perilaku. Agresi merupakan sebuah respon terhadap kemarahan,
kekecewaan, perasaan dendam atau ancaman yang memancing amarah serta dapat
membangkitkan suatu perilaku kekerasan sebagai suatu cara untuk melawan atau
menghukum (Muhith, 2015). Perilaku kekerasan atau agresif merupakan suatu
bentuk perilaku yang bertujuan untuk melukai seseorang baik secara fisik ataupun
psikologis, sedangkan marah lebih mengarah kepada suatu perangkat perasaan-
perasaan tertentu yang biasanya disebut dengan perasaan marah (Stuart dan Sundeen,
1995 dalam Muhith, 2015).
13
Kemarahan adalah perasaan jengkel yang timbul sebagai respon terhadap
kecemasan yang dirasakan sebagai ancaman (Keliat, 1996 dalam Muhith, 2015).
Marah merupakan ekspresi primer dari seseorang yang diakibatkan oleh perasaan
takut, frustasi, tidak aman, dan malu.
2. Sikap empati.
14
Pasien marah karena berbagai alasan, tapi terutama karena kebutuhan,
gagasan, dan pengharapan mereka tidak terpenuhi. Karena itu kunci utama meredam
kemarahan pasien adalah dengan berusaha memenuhi kebutuhan, gagasan dan
pengharapan mereka.
1. Didengarkan
2. Dimengerti.
3. Dihormati
4. Diberi permintaan maaf
5. Diberi penjelasan
6. Ada tindakan perbaikan dalam waktu yang tepat
15
d) Berempati dan Berbelas kasih. Perlihatkan pengertian Anda atas kesulitan
dan musibah yang menimpa pasien dan berusaha meringankan emosi
pasien. Jangan mengucapkan kata marah bila pasien sedang dalam
keadaan marah, bisa digantikan dengan kata lain seperti kecewa.
Bersiaplah untuk mengekspresikan rasa empati Anda beberapa kali untuk
meredakan emosi pasien.
a) Dengarkan.
16
b) Berusaha sependapat dengan pasien.
Geriatri adalah orang lanjut usia (lansia). Seseorang dikatakan lansia apabila
usianya 65 tahun ke atas. Lansia bukan suatu penyakit, namun merupakan tahap
lanjut kehidupan seseorang setelah tahap dewasa yang ditandai dengan penurunan
kemampuan tubuh, seperti penurunan pendengaran, penglihatan, perasa dan lain
sebagainya yang dampaknya berujung pada penurunan tingkat pemahaman, terlebih
saat berkomunikasi. Hal tersebut erat kaitannya dengan salah satu penyebab mengapa
seorang geriatri tidak ingin berkomunikasi.
17
umum (tidak hanya geriatri/lansia) tidak mau berkomunikasi. Hambatan tersebut
dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu hambatan yang dilihat dari segi
komunikasi, dan hambatan yang dilihat dari komponen komunikasi.
18
2. Hambatan yang dilihat dari komponen komunikasi
a. Kultur dan budaya klien. Hal ini sangat penting; misalnya dengan mencari
tahu bagaimana definisi ‘hormat’ di budaya seorang klien. Misalnya, ada
yang harus dipanggil gelar tertentu baru seorang tersebut merasa nyaman
untuk berkomunikasi dengan kita
b. Apabila klien telah mendengar dan memahami apa yang kita coba
sampaikan. Hal ini menjadi pertimbangan, karena tersampaikan atau
tidaknya pesan pada geriatri/klien yang tidak ingin berkomunikasi
merupakan hal yang tidak mudah. Sehingga saat berkomunikasi, harus
dipertimbangkan betul cara komunikasi yang disukai/mudah dipahami
klien dan cara mencek apabila klien sudah memahami pesan
19
2.2.3 Pasien pasif/depresif
Depresi adalah suatu keadaan emosi yang tidak menyenangkan dan dangkal
(low mood) sebagai akibat dari pengaruh peristiwa yang tidak diharapkan, dimana
manifestasi gejalanya dapat bersifat ringan hingga pada tingkat yang berat
(Rosenbaum, 2000). Depresi juga didefinisikan sebagai suatu status emosional
seseorang yang ditandai dengankesedihan yang sangat, perasaan bersalah, menarik
diri dari lingkungan, gangguan tidur,anoreksia, kehilangan gairah seksual,
kehilangan ketertarikan pada aktivitas-aktivitasyang biasanya menyenangkan.
(Davison & Neale, 1994). Faktor-faktor penyebab depresi dapat dibagi menurut
asalnya sebagai berikut (Pennel & Creed, 1987) bersumber darifisik, bersumber dari
psikis, dan bersumber dari sosial.
Komunikasi kepada Pasien yang pasif dapat membuat kesulitan bagi petugas
kesehatan karena lebihmenutup diri dan kesulitan untuk mengungkapkan apa yang
dirasakan. Hal ini dapat menyebabkan terganggunya proses diagnosis dari pasien
tersebut. Untuk itu, petugas kesehatan harus memiliki kemampuan interpersonal
yang baik untuk dapat meraih komunikasi yang baik kepada pasien.
20
c) Memberikan tekanan ataupun melakukan cara paksaan agar pasien mau
berkomunikasi
21
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Secara global, definisi komunikasi ialah proses yang dilakukan antara dua
orang atau lebih dalam menyampaikan suatu pertanyaan atau membagi pesan kepada
orang lain untuk maksud dan tujuan bersama, serta dapat berinteraksi dengan
lingkungannya. Sehingga komunikasi kesehatan dapat dikatakan sebagai proses
penyampaian pesan kesehatan melalui media tertentu dengan tujuan mendorong
perilaku manusia tercapainya kesejahteraan sebagai kekuatan yang mengarah kepada
keadaan (status) sehat utuh secara fisik, mental (rohani) dan sosial.
Pada hakikatnya, komunikasi memiliki 5 unsur, yaitu komunikator,
komunikan, media, pesan, dan efek yangtentunya menjadi keutamaan dasar
terjadinya komunikasi. Model komunikasi dapat terjadi secara satu arah, dua arah,
maupun banyak arah. Sedangkan bentuk komunikasi ada 2, yaitu komunikasi antar
individu (interpersonal) dan komunikasi intrapersonal. Cara penyampaian
komunikasi pun dibagi menjadi 2 jenis, yaitu verbal dan non verbal.
Selain konsep dasar komunikasi, terdapat prinsip komunikasi dan hambatan
komunikasi. Setiap waktu, hambatan komunikasi baik secara fisik, teknis, psikologis,
sosiologis, antropologis, bahasa dan persepsi perlu diperhatikan bahkan perlu
diminimalisir agar komunikasi dapat berlangsung secara optimal dan pesan yang
disampaikan oleh komunikator dapat diterima komunikan dengan baik.
Rasa positif dan percaya diri, empati, dukungan, kepercayaan, keterbukaan,
kontribusi dan asas penyamarataan juga menjadi aspek penting dalam ranah
komunikasi interpersonal, dimana hal tersebut juga berkaitan dengan proses interaksi
konseling antara klien dengan tenaga kesehatan juga bagaimana tenaga kesehatan
mampu menyampaian berita baik atau buruk kepada klien.
Tidak dapat dihindari juga, bahwa tenaga kesehatan akan banyak menemukan
pasien dengan kondisi khusus yang tentu berbeda dengan klien biasa seperti klien
pasif/depresif, klien agresif/marah, dan klien geriatrik pada lansia. Untuk itu juga
perlu adanya kemampuan komunikasi dengan harapan pasien dengan kondisi khusus
tersebut dapat memberikan respons yang baik pula kepada tenaga kesehatan yang
menanganinya.
22
3.2 Saran
Dalam berkomunikasi, setiap individu harus memperhatikan aspek-aspek
dalam berkomunikasi. Dengan memperhatikan aspek-aspek dalam komunikasi, maka
komunikasi tersebut dapat diterima dan berjalan dengan efektif serta tepat sasaran.
Apabila tidak memperhatikan aspek dalam komunikasi, maka akan terjadi kesalahan
komunikasi yang dapat menyebabkan memburuknya hubungan sosial antar sesama
manusia. Selain itu komunikasi tentunya tidak semudah apa yang dipikirkan,
pengetahuan berkomunikasi dan etik bagi tenaga kesehatan harus terus
dikembangkan supaya dapat menghadapi ragam pasien dalam berbagai kebutuhan
medis.
23
Daftar Pustaka
Cubin dan Dahl. (2007). Health Communication: Theory and Practice. USA : Open
University Press.
Garg, A., Buckman, R., Kason, Y., 1997. Teaching medical students how to break
bad news. Canada Medical Association Journal 1997; 156: 1159-64
King, H. V. n.d. Handling Violent or Aggressive Patients : A Plan for Your Hospital.
[Pdf] Available through: http:// familymedicine.ukzn.ac.za.
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3288955/. Diakses tanggal 21
Februari 2016
Llyod, M. 2004.Communication Skills for Medicine. 2nd ed. New York: Churchill.
Nasir, A., Muhith, A., Sajidin, M., & Mubarak, W. I. (2009). Komunikasi dalam
keperawatan: teori dan aplikasi. Jakarta: Salemba Medika.
24
Potter, PAtricia A. Fundamental of Nursing.
https://scele.ui.ac.id/pluginfile.php/315465/mod_resource/content/1/PotterPerr
y.pdf. Diakses tanggal 18 Februari 2016
West, Richard and Turner, Lynn H., 2007. Introducing Communication Theory:
Analysis and Application, 3rd ed. New york: McGraw-Hill
25