Anda di halaman 1dari 60

HUBUNGAN POLA MAKAN DENGAN KEJADIAN

GASTRITISPADA PASIEN YANG BEROBAT


DIPUSKESMAS PADANGPANYANG
KECAMATAN KUALA PESISIR
KABUPATEN NAGAN RAYA

SKRIPSI

INTAN SARI
09C10104143

PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS TEUKU UMAR
TAHUN 2014
1
2

HUBUNGAN POLA MAKAN DENGAN KEJADIAN


GASTRITISPADA PASIEN YANG BEROBAT
DI PUSKESMAS PADANG PANYANG
KECAMATAN KUALA PESISIR
KABUPATEN NAGAN RAYA

SKRIPSI
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan Program Studi S-1
Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Teuku Umar
Aceh Barat.

INTAN SARI
09C10104143

PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS TEUKU UMAR
TAHUN 2014
3

ABSTRAK

Intan Sari, Hubungan Pola Makan dengan Kejadian Gastritis Pada Pasien yang
Berobat di Puskesmas Padang Panyang Kecamatan Kuala Pesisir Kabupaten
Nagan Raya. Dibawah bimbingan Teuku Abdullah, SKM., MPH dan Marniati,
SKM., M. Kes.
Tingginya angka kejadian gastritis di Puskesmas Padang Panyang karena
disebabkan oleh pola makan yang kurang baik yaitu jenis dan jumlah makanan
yang dikonsumsi,waktu makan yang tidak teratur dapat mempengaruhi kesehatan
lambung. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan pola makan
dengan kejadian gastritis pada pasien yang berobat di Puskesmas Padang Panyang
Kecamatan Kuala Pesisir Kabupaten Nagan Raya.
Sampel dalam penelitian ini berjumlah 42 orang dengan menggunakan metode
purposive sampling. Penelitian ini bersifat analitik dengan desain Retrospektif.
Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara dan pengisian kuesioner.
Kemudian data tersebut diolah dan dianalisis denganKomputer dengan
menggunakan uji Chi-Square pada derajat kemaknaan α (0,05). Penelitian ini
dilaksanakan pada Tanggal 31 Mei – 17 Juni 2014.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 42 responden terdapat 8 responden
(19,0%) yang pola makannya baik dan 34 responden (81,0%) yang pola makannya
kurang baik dengan kejadian gastritis akut 14 orang (33,3%) dan kejadian gastritis
kronis 28 orang (66,7%). Dari hasil uji statistik di dapatkan nilai PValue (0,01) <α
(0,05), maka kesimpulannya Ho ditolak : berarti ada hubungan yang bermakna
antara pola makan dengan kejadian gastritis pada pasien yang berobat di
Puskesmas Padang Panyang Kecamatan Kuala Pesisir Kabupaten Nagan Raya
Tahun 2014. Diharapkan pada pasien yang menderita gastritis untuk
memperhatikan dan membentuk pola makan yang baik dan benar agar dapat
mencegah / mengurangi resiko terjadinya gastritis.

Kata kunci: Pola Makan, Kejadian Gastritis dan Pasien.


4

HALAMAN PENGESAHAN

Judul Skripsi : HUBUNGAN POLA MAKAN DENGAN KEJADIAN


GASTRITIS PADA PASIEN YANG BEROBAT DI
PUSKESMAS PADANG PANYANG KECAMATAN
KUALA PESISIR KABUPATEN NAGAN RAYA .
Nama Mahasiswa : INTAN SARI
NIM : 09C10104143
Program Studi : ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
Minat Studi : PENDIDIKAN KESEHATAN DAN ILMU PERILAKU

Menyetujui,
Komisi Pembimbing

Pembimbing I Pembimbing II

T. Abdullah, SKM., MPH Marniati, SKM., M. Kes


NIDN. 0104097801

Mengetahui :

Ketua Program Studi Dekan Fakultas


Ilmu Kesehatan Masyarakat Ilmu Kesehatan Masyarakat

Marniati, SKM., M.Kes Sufyan Anwar, SKM., MARS


NIDN. 0104097801 NIDN. 0121067602
5

HALAMAN PENGESAHAN PENGUJI

Skripsi dengan judul :

HUBUNGAN POLA MAKAN DENGAN KEJADIAN GASTRITIS PADA


PASIEN YANG BEROBAT DI PUSKESMAS PADANG PANYANG
KECAMATAN KUALA PESISIR
KABUPATEN NAGAN RAYA

Yang di susun oleh

Nama Mahasiswa : INTAN SARI


NIM : 09C10104143
Program Studi : ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
Minat Studi : PENDIDIKAN KESEHATAN DAN ILMU PERILAKU

Telah dipertahankan di depan dewan penguji pada Tanggal 12 September 2014


dan dinyatakan memenuhi syarat untuk diterima

SUSUNAN DEWAN PENGUJI

Ketua : T. Abdullah, SKM., MPH ………………………………

Anggota: 1. Marniati, SKM., M. Kes ………………………………

2. Kiswanto, S.Pd., M. Si ………………………………

3. Afrizal, DN.Com ………………………………

Alue Peunyareng, 30 September 2014


Ketua Program Studi
Ilmu Kesehatan Masyarakat

Marniati, SKM., M. Kes


NIDN. 0104097801
6

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Allah SWT atas Rahmat dan Hidayah-Nya penulis
dapat menyelesaikan Skripsi ini yang berjudul : “Hubungan Pola Makan
Dengan Kejadian Gastritis padapasien yang berobat di Puskesmas Padang
Panyang Kecamatan KualaPesisir Kabupaten Nagan Raya”. Skripsi ini disusun
sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan program studi Sl Fakultas
Kesehatan Masyarakat Universitas Teuku Umar Aceh Barat.
Dalam tahap penyelesaian Skripsi ini, penulis tiada hentinya berusaha dan
berdoa agar dapat menyusun Skripsi ini dengan baik dan semaksimal mungkin. ini
semua juga tidak terlepas dari bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak. Oleh
karena itu penulis menyampaikan ucapan terima kasih, terutama yang paling
berjasa Ayahanda dan Ibunda yang senantiasa memberikan dukungan baik berupa
moral maupun materi. Selanjutnya kepada Bapak Teuku Abdullah, SKM., MPH
selaku pembimbing I dan Ibu Marniati, SKM., M. Kes selaku pembimbing II yang
telah memberikan bimbingan dalam penulisan Skripsi ini.
Ucapan terima kasih ini juga kepada Bapak Kiswanto, S. Pd., M. Si selaku
penguji I dan Bapak Afrizal, DN.Com selaku penguji II yang sudah memberikan
kritik dan saran demi perbaikan dan penyusunan Skripsi ini dengan sebaik
mungkin. Serta ucapan terima kasih juga kepadaresponden yang telah bersedia
untuk menjadi objek penelitian dan kepada pihak penyelenggara perpustakaan
yang telah menyediakan beragam jenis buku, sehingga memudahkan penulis
dalam menyelesaikan Skripsi.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan Skripsi ini masih banyak
terdapat kekurangan dan jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu secara terbuka
dan dengan senang hati penulis menerima kritik dan saran guna meningkatkan
kesempurnaan dimasa yang akan datang. Semoga Skripsi ini dapat bermanfaat
bagi kita semua.
Langkak, September 2014

Penulis
7

KATA PERSEMBAHAN

Kesempurnaan dan kemuliaan hanya milikmu wahai dzat yang maha


pengasih. Puji dan syukurku kepadamu yang maha agung, disetiap langkah dan
perjuanganku selalu tersisip namaMu. Disaat aku dalam kesulitan, merasa tak
sanggup bahkan tak berdaya, senantiasa Kau berikan petunjuk dan kemudahan.
Sungguh ini merupakan Nikmat luar biasa yang Kau anugerahkan kepadaku.
FirmanMu mengatakan “Sesungguhnya bersama kesulitan ada suatu
kemudahan”(Q.s Al-Insyirah : 6). Dalam merintis secercah harapan tidak pernah
luput dari rintangan dan ujian, tetapi aku yakin dibalik semua itu Engkau pasti
sudah merencanakan yang terbaik untukku. Terima kasih atas semua Rahmat dan
NikmatMu ya Allah, semoga jalan hidupku selalu Kau ridhai.

Senandung shalawat senantiasa tercurahkan kepadamu sang kekasih


Allah baginda Muhammad Saw. Engkau sosok pelita yang menerangi dan
menyinari manusia dengan cahaya kebenaran. Dikala aku terjatuh kumencoba
untuk bangun, disaaat semangat ku mulai redup, tetapi jiwaku terbangkit
semangatku berkobar lagi untuk terus berjuang mengejar impian. Dalam
sabdaMu mengatakan “ Tuntutlah ilmu walaupun kenegeri China”. Yang artinya
tiada kata lelah, tiada kata menyerah untuk menimba ilmu, karna ilmu derajat
manusia akan tinggi disisi Allah dan kehidupan akan lebih indah jika dihiasi
dengan ilmu.

Untuk Ayah dan Ibunda tercinta


Ayah, Ibu, sungguh pengorbananmu tidak dapat tergantikan, jasamu begitu
besar, kasih sayang mu sangat tulus hingga sepanjang masa. Dari semenjak kecil
hingga dewasa, Ayah dan Ibunda ingin aku menjadi anak yang terbaik dan
membanggakan. Kini satu pintu keberhasilan telah aku raih, satu gelar sudah
menanti di depan mata, ini semua adalah berkat doa dan ridhomu. Nasehat dan
motivasimu sangat berharga bagiku karna hal ini menjadikanku terus bersemangat
untuk menggapai cita-cita. Ayah, walaupun engkau tak dapat merangkul dan
hadir menemaniku disini, tetapi aku yakin, Ayah pasti tersenyum dan bahagia
melihatku di alam sana. Doaku slalu untukmu Ayah.

Untuk semua teman-teman


Rintangan demi rintangan sudah kita lalui, suka dan duka telah kita lewati,
ketika bersama selalu ada canda dan tawa, ini akan menjadi kenangan terindah
yang tak terlupakan. Terima kasih teman-teman atas kebersamaan selama ini,
dengan saling membantu dan berbagi ilmu didalam menciptakan sebuah karya
tulis, hingga semuanya menjadi mudah kita jalani. Jerih payah kita tidak sia-sia,
Kini tibalah saatnya kita meraih keberhasilan dan menyambut gelar kesarjanaan.
Semoga keberhasilan ini menjadi langkah awal bagi kita untuk melangkah
kepuncak yang lebih tinggi.

Intan Sari
8

RIWAYAT HIDUP

Nama : Intan Sari

Tempat Tanggal Lahir : Langkak 27 Juni 1990

Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Alamat : Langkak

Status : Belum Menikah

Nama Orang Tua

Nama Ayah : Dahlan S.

Nama Ibu : Nurhindunsyah

Pendidikan

SD : SDN 1 Langkak (1997-2003)

SMP : SMPN 1 Padang Panyang (2003-2006)

SMA : MAN 1 Meulaboh (2006-2009)

Perguruan Tinggi : Universitas Teuku Umar (2009-2014)


9

DAFTAR ISI

HALAMAN

HALAMAN JUDUL ............................................................................. i


ABSTRAK ............................................................................................. ii
HALAMAN PENGESAHAN ............................................................... iii
HALAMAN PENGESAHAN PENGUJI ............................................ iv
KATA PENGANTAR ........................................................................... v
KATA PERSEMBAHAN ..................................................................... vi
RIWAYAT HIDUP ............................................................................... vii
DAFTAR ISI .......................................................................................... viii
DAFTAR TABEL ................................................................................. x
DAFTAR GAMBAR ............................................................................. xi
DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................... xii

BAB I PENDAHULUAN .................................................................. 1


1.1 Latar Belakang.................................................................. 1
1.2 RumusanMasalah ............................................................. 5
1.3 TujuanPenelitian ............................................................... 5
1.3.1 Tujuan Umum ......................................................... 5
1.3.2 Tujuan Khusus ........................................................ 5
1.4 Hipotesis ........................................................................... 5
1.5 Manfaat Penelitian ............................................................ 6
1.4.1 Manfaat Teoritis ..................................................... 6
1.4.2 Manfaat Praktis ....................................................... 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ......................................................... 7


2.1 Teori Pola Makan ............................................................. 7
2.1.1 Pengertian Pola Makan ........................................... 7
2.1.2 Tujuan Makan ......................................................... 7
2.1.3 Fungsi Makanan ..................................................... 7
2.1.4 Pola Makan yang Baik dan Sehat ........................... 8
2.2 Teori Lambung ................................................................. 11
2.2.1 Pengertian Lambung ............................................... 11
2.2.2 Fisiologi Lambung.................................................. 12
2.3 Teori Gastritis ................................................................... 12
2.3.1 Definisi Gastritis ..................................................... 12
2.3.2 Klasifikasi Gastritis ................................................ 13
2.3.3 Komplikasi Gastritis ............................................... 14
2.3.4 Penyebab Gastritis .................................................. 14
2.3.5 Gejala Gastritis ....................................................... 16
10

2.3.6 Patofisiologi ............................................................ 17


2.3.7 Anjuran Bagi Penderita Gastritis ............................ 18
2.3.8 Pencegahan Gastritis .............................................. 19
2.4 Kerangka Teori ................................................................. 20
2.5 Kerangka Konsep ............................................................. 20

BAB III METODOLOGI PENELITIAN .......................................... 21


3.1 Jenis dan Rancangan Penelitian........................................ 21
3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian ............................................ 21
3.2.1 Lokasi Penelitian .................................................... 21
3.2.2 Waktu Penelitian .................................................... 21
3.3 Populasi dan Sampel......................................................... 21
3.3.1 Populasi .................................................................. 21
3.3.2 Sampel .................................................................... 21
3.4 Metode Pengumpulan Data ............................................. 22
3.4.1 Data Primer ............................................................. 22
3.4.2 Data Sekunder ........................................................ 22
3.5 Definisi Operasional ......................................................... 22
3.6 Aspek Pengukuran variabel .............................................. 23
3.7 Teknik Analisis Data ........................................................ 23
3.7.1 Analisis Univariat ................................................... 23
3.7.2 Analisis Bivariat ..................................................... 23

BABIV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN..................... 25


4.1 Hasil Penelitian ................................................................. 25
4.1.1 Analisis Univariat ................................................... 26
4.1.2 Analisis Bivariat ..................................................... 29
4.2 Pembahasan ...................................................................... 30

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN .............................................. 32


5.1 Kesimpulan ....................................................................... 32
5.2 Saran ................................................................................. 32

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
11

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Definisi Operasional ............................................................... 22

Tabel 4.1 Distribusi Responden Berdasarkan Umur pasien yang

Berobat di Puskesmas Padang Panyang Kecamatan Kuala

Pesisir Kabupaten Nagan Raya Tahun 2014 .......................... 26

Tabel 4.2 Distribusi Responden Berdasarkan Pendidikan Pasien yang

Berobat di Puskesmas Padang Panyang Kecamatan Kuala

Pesisir Kabupaten Nagan Raya Tahun 2014 ......................... 27

Tabel 4.3 Distribusi Responden Berdasarkan Pekerjaan Pasien yang

Berobat di Puskesmas Padang Panyang Kecamatan Kuala

Pesisir Kabupaten Nagan Raya Tahun 2014 .......................... 27

Tabel 4.4 Distribusi Responden Berdasarkan Pola Makan Pasien yang

Berobat di Puskesmas Padang Panyang Kecamatan Kuala

Pesisir Kabupaten Nagan Raya Tahun 2014 ......................... 28

Tabel 4.5 Distribusi Responden Berdasarkan Kejadian Gastritis Pada

Pasien yang Berobat di Puskesmas Padang Panyang

Kecamatan Kuala Pesisir Kabupaten Nagan Raya

Tahun 2014 .......................................................................... 28

Tabel 4.6 Hubungan Pola Makan dengan Kejadian Gastritis Pada Pasien

yang Berobat di Puskesmas Padang Panyang Kecamatan

Kuala Pesisir Kabupaten Nagan Raya Tahun 2014 ................ 29


12

DAFTARGAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka Teori .................................................................... 20


Gambar 2.2 Kerangka Konsep ................................................................ 20
13

DAFTAR LAMPIRAN

1. Kuesioner Penelitian
2. Tabel Skor Penelitian
3. Master Tabel
4. Data Komputerisasi
5. Surat izin pengambilan data dari Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas
Teuku Umar
6. Surat izin pengambilan data dari Puskesmas Padang Panyang Kecamatan
Kuala Pesisir Kabupaten Nagan Raya
7. Surat izin penelitian dari Fakultas Kesehatan MasyarakatUniversitas Teuku
Umar
8. Surat izin penelitian dari Puskesmas Padang PanyangKecamatan Kuala Pesisir
Kabupaten Nagan Raya
9. Dokumentasi Penelitian
14

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Tingkat kesadaran masyarakat Indonesia masih sangat rendah mengenai

pentingnyamenjaga kesehatan lambung, padahal gastritis akan sangat

menggangguaktivitas sehari-hari, baik bagi remaja maupun orang dewasa.

Gastritis atau dikenal dengansakit maag merupakan peradangan (pembengkakan)

dari mukosa lambung yang disebabkanoleh faktor iritasi dan infeksi. Penyakit

gastritis dapat berbahaya jika dibiarkan terus menerus akanmerusak fungsi

lambung dan dapat meningkatkan risiko untuk terkena kanker lambunghingga

menyebabkan kematian (Saydam, 2011).

Menurut Prince (2005) gastritis merupakan suatu keadaan peradangan atau

perdarahan mukosa lambung yang dapat bersifat akut, kronis, difus, atau lokal.

Dua jenis gastritis yang paling sering terjadi adalah gastritis superficial akut dan

gastritis atrofik kronis. Sedangkan menurut Misnadiarly (2009) gastritis

(dyspepsia atau penyakit maag) banyak di jumpai dikalangan masyarakat umum.

Gastritis adalah (pembengkakan dari lapisan mukosa lambung) yang disebabkan

oleh faktor iritasi dan infeksi dan atropi mukosa lambung.

Penyebab utama gastritis adalah waktu makan yang tidak teratur atau

sering terlambat makan, stres atau tekanan emosional yang berlebihan dan

konsumsi obat-obatan seperti aspirin dan kortison (Wijayakusuma, 2008).

Dinding lambung juga bersifat sangat peka terhadap makanan tertentu,

seperti pedas. Dinding lambung menjadi merah, bahkan bengkak pada saat

disentuh oleh makanan yang pedas secara berlebihan. Selain itu kebisaan lain
15

minum minuman berakohol, minum kopi dan merokok, juga akan mengganggu

keseimbangan asam lambung dan merangsang produksi asam lambung secara

berlebihan. Hal ini akan melemahkan sistem pelindung dinding lambung (Bajry,

2008).

Gastritis biasanya diawali oleh pola makan yang tidak teratur sehingga

lambung menjadi sensitif bila asam lambung meningkat. Pola makan yang baik

dan teratur merupakan salah satu dari penatalaksanaan gastritis dan juga

merupakan tindakan preventif dalam mencegah kekambuhan gastritis.

Penyembuhan gastritis membutuhkan pengaturan makanan sebagai upaya untuk

memperbaiki kondisi pencernaan. Pola makan yang baik mencegah terjadinya

gastritis dan sebaliknya bila pola makan yang tidak baik dan konsumsi makanan

yang tidak sehat dapat menyebabkan gastritis, pada akhirnya kekuatan dinding

lambung menurun, tidak jarang kondisi seperti ini menimbulkan luka pada

lambung (Uripi, 2008).

Badan penelitian kesehatan dunia World Health Organization(WHO) pada

tahun 2009 mengadakan tinjauan terhadap delapan Negara didunia dan

mendapatkan beberapa hasil presentase angka kejadian gastritis di dunia. Dimulai

dari Negara yang kejadian gastritisnya paling tinggi yaitu Amerika dengan

presentase mencapai 47% kemudian di ikuti oleh India dengan presentase

mencapai 43%, lalu dibeberapa negara lainnya seperti Inggris 22%, China 31%,

Jepang 14,5%, Kanada 35%, Perancis 29,5% dan Indonesia 40,8%. Sedangkan

hasil penelitian dan pengamatan yang dilakukan oleh Departemen Kesehatan RI

angka kejadian gastritis di beberapa kota di Indonesia ada yang tinggi mencapai

91,6% yaitu di kota Medan, lalu di beberapa kota lainnya seperti Surabaya 31,2%,
16

Denpasar 46%, Jakarta 50%, Bandung 32,5%, Palembang 35,3%, Aceh 31,7%,

dan Pontianak 31,2%. Hal tersebut disebabkan oleh pola makan yang kurang

sehat. Tahun 2009 penyakit gastritis merupakan salah satu penyakit didalam

sepuluh penyakit terbanyak pada pasien rawat inap di Rumah Sakit seluruh

Indonesia dan menyerang lebih banyak perempuan dari pada laki-laki dengan

jumlah 30.154 kasus (Depkes RI, 2009).

Berdasarkan data dari Puskesmas Padang Panyang Kecamatan Kuala

Pesisir Kabupaten Nagan Raya, gastritis termasuk kedalam sepuluh penyakit

terbesar di Tahun 2013. Gatritis menempati posisi kedua dari sepuluh penyakit

terbesar, lelaki berjumlah 598 orang dan perempuan berjumlah 674 orang.

Sehingga jumlah penderita gastritis di Tahun 2013 mencapai 1.272 0rang

(Puskesmas Padang Panyang, 2013).

Berdasarkan survei awal peneliti, ada sebagian masyarakat yang

cenderung kurang baik pada perilaku pola makannya, yaitu mengkonsumsi

makanan pedas secara berlebihan, jika tidak mengkonsumsi makanan yang pedas,

rasanya tidak berselera untuk makan. Apalagi masyarakat Aceh yang dikenal

dengan ciri khas masakan asam pedas. Selain itu kebiasaan buruk lainnya ialah

makan terburu-buru atau terlalu cepat sehingga makanan tersebut tidak dapat

terkunyah dengan sempurna dan akhirnya memperberatkan kerja lambung. Dan

yang sering terjadi juga ialah menunda-nunda waktu makan, entah dikarenakan

oleh kesibukan suatu pekerjaan, malas, lupa, terburu-buru maupun disebabkan

oleh hal-hal lainnya.

Kondisi tubuh kita tergantung pada makanan yang kita konsumsi sehari-

hari. Makanan sangat berpengaruh terhadap kesehatan tubuh kita, bila pola makan
17

kita kurang baik, maka masalah kesehatan akan muncul. Terutama masalah

kesehatan organ percernaan kita seperti lambung, lambung berfungsi untuk

menampung dan mengolah makanan yang kita konsumsi. Lambung dapat bekerja

dengan baik, apabila sesuai dengan kapasitasnya, akan tetapi justru kita tidak

memahami akan arti pentingnya menjaga kesehatan lambung. Padahal kesehatan

lambung sangat penting untuk memelihara kesehatan tubuh kita. Seperti kutipan

dari (Bajry, 2008) “ apabila kita memahami karakter lambung kita dan selalu

menjaga kesehatan dan keharmonisannya, ia pun akan selalu menjaga tubuh kita

dari berbagai penyakit”.

Pola makan adalah suatu cara atau usaha dalam pengaturan jumlah dan

jenis makanan dengan maksud tertentu seperti mempertahankan kesehatan, status

nutrisi, mencegah atau membantu kesembuhan penyakit (Depkes RI, 2009).

Setiap orang harus makan setiap hari, tapi sangat banyak orang yang tidak

tahu bagaimana cara makan yang benar supaya menjadi sehat. Orang mungkin

membeli suatu jenis makanan karena jenis itulah yang tersedia, mampu ia beli

atau karena harganya lebih murah. Beberapa jenis makanan berkualitas lebih

rendah di banding lainnya dan sebagian besar makanan pabrik diberi bahan

pengawet kimia, zat pewarna perisa dan sebagainya (Syark, 2008).

Dari kenyataan dan informasi yang peneliti ketahui, saat ini lagi maraknya

kasus penyakit gastritis.Gastritis ini dapat menyerang siapa saja tanpa mengenal

gender dan batasan usia, baik pada laki-laki maupun perempuan serta baik remaja,

dewasa maupun lansia. Angka penderita gastritis di Puskesmas Padang

Panyangtergolong tinggi, maka dengankejadian ini penulis ingin mengetahui

faktor kesenjangan yang berhubungan dengan pola makan pasien di Puskesmas


18

Padang Panyang Kecamatan Kuala Pesisir Kabupaten Nagan Raya karena

sebagian besarnya pemicu gastritis ini di sebabkan oleh pola makan yang kurang

baik. Sehingga masalah ini layak untuk dijadikan objek penelitian.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah peneliti kemukakan diatas maka

perumusan masalahnya ialah mengenai pola makan pasien sehari - hari. Apakah

ada hubungan antara pola makan dengan kejadian gastritis pada pasien yang

berobat di Puskesmas Padang Panyang Kecamatan Kuala Pesisir Kabupaten

Nagan Raya.

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Untuk menganalisis hubungan pola makandengan kejadian gastritispada

pasien yang berobat di Puskesmas Padang Panyang Kecamatan Kuala Pesisir

Kabupaten Nagan Raya.

1.3.2 Tujuan Khusus

1. Untuk mengetahui pola makan pasien yang berobat di Puskesmas Padang

Panyang Kecamatan Kuala Pesisir Kabupaten Nagan Raya.

2. Untuk mengetahui hubungan pola makan dengan kejadian gastritis di

Puskesmas Padang Panyang Kecamatan Kuala Pesisir Kabupaten Nagan Raya.

1.4 Hipotesis

1. Ha : Ada hubungan antara pola makan dengan kejadian gastritis.

2. Ho : Tidak ada hubungan antara pola makan dengan kejadian gastritis.


19

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini berguna untuk memberikan informasi danilmu

pengetahuan tentang pola makan dengankejadian gastritis, serta hubunganantara

pola makan dengan kejadian gastritis berdasarkan fakta baru yang didapatkan

didalam suatu penelitian.

1.4.2 Manfaat Praktis

1. Bagi masyarakat

Penelitian ini diharapkan dapat menumbuhkan kesadaran masyarakat agar

mengubah kebiasaan pola makan yang kurang baik dan membentuk pola

makan lebih baik demi meningkatkan derajat kesehatan yang maksimal.

2. Bagi Puskesmas

Dapat memberikan informasi bagi petugas kesehatan mengenai pola

makandengan kejadian gastritis, sehingga dapat menjadi masukan dalam

pelayanan dan promosi kesehatan mengenai pola makan yang baik dan sehat

bagi pasien.

3. Bagi pendidikan

Sebagai bahan masukan dan pengetahuan dalam materi kuliah tentang pola

makan dengan kejadian gastritis.

4. Bagi peneliti

Dapatmeningkatkanpengetahuan, wawasan dan pemahaman dalam

mengembangkan kemampuan untuk mengaplikasikan teori dengan kenyataan

yang ada dalam suatu penelitian.


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Teori Pola Makan

2.1.1 Pengertian Pola Makan

Pola makan adalah cara atau kebiasaan yang dilakukan seseorang /

sekelompok orang dalam kondisi sehat maupun sakit dengan mengkonsumsi

makanan yang dilakukan secara berulang-ulang pada waktu tertentu dalam jangka

waktu yang lama (Khasanah, 2012).

Pola makan atau pola konsumsi pangan merupakan susunan jenis dan

jumlah makanan yang di konsumsi seseorang atau sekelompok orang pada waktu

tertentu (Baliwati, 2010).

2.1.2Tujuan Makan

a) Untuk kelangsungan hidup

b) Menjaga keseimbangan asam basa darah

c) Memberi asupan nutrisi yang lengkap dengan gizi yang seimbang

d) Menghasilkan energi untuk segala kegiatan hidup

e) Meningkatkan daya tahan tubuh terhadap serangan penyakit.

2.1.3 Fungsi makanan

Menurut (Jokohadikusumo,2010) : Hal yang dimaksudkan dengan

“makanan” dalam ilmu kesehatan adalah substrat yang dapat dipergunakan untuk

proses di dalam tubuh. Terutama untuk membangun dan memperoleh tenaga bagi

kesehatan sel. Agar dapat digunakan dalam reaksi biologis, makanan harus masuk

ke dalam sel. Zat makanan diperlukan tubuh untuk :

20
21

a) Membina dan mengatur fungsi tubuh

b) Mengganti sel-sel tubuh yang rusak

c) Melindungi tubuh dari serangan penyakit.

d) Menghasilkan energi dan kalor

e) Membangun protoplasma

Dilihat dari pentingnya fungsi makanan dalam kelangsungan hidup

manusia, perlu ditegaskan bahwa kita harus dapat memilih dan mengosumsi

makanan yang baik untuk kesehatan tubuh, serta mengurangi konsumsi makanan

yang berdampak buruk bagi kesehatan. Hal itu perlu dilakukan, mengingat

kesehatan adalah faktor yang sangat penting (Swasono, 2008).

2.1.4 Pola Makan Yang Baik dan Sehat

Makan yang baik dan benar akan menentukan kualitas dan masa depan

tubuh kita. Kebanyakan kita makan mengikuti selera lidah (asal enak dan

kenyang), namun lupa memenuhi hak dan selera tubuh (Bajry, 2008).

Berikut pola makan yang baik :

a) Biasakan sarapan pagi.

Sarapan atau makan pagi sangat penting untuk menunjang aktivitas sehari-

hari. Makan pagi dapat mendukung produktivitas kerja karena meningkatkan

daya tahan kerja. Bagi anak sekolah makan pagi penting untuk meningkatkan

konsentrasi dalam belajar, sehingga lebih mudah untuk menerima pelajaran.

Kebiasan makan pagi juga membantu seseorang untuk memenuhi kecukupan

gizi sehari-hari. Kebiasaan seseorang menghindari makan pagi dengan tujuan

untuk menurunkan berat badan merupakan kekeliruan yang dapat


22

mengganggu kondisi kesehatan, misalnya gangguan pada saluran pencernaan

seperti sakit maag (Jokohadikusumo, 2010).

b) Makanlah beraneka ragam makanan.

Makan beraneka makanan untuk mencukupi kebutuhan gizi seseorang, yaitu

kebutuhan lengkap akan karbohidrat, lemak, protein, vitamin dan mineral.

Berbagai jenis bahan makanan mempunyai masing-masing kandungan gizi

tertentu. Misalnya beberapa makanan mengandung tinggi karbohidrat, tetapi

kurang vitamin dan mineral. Sedangkan beberapa makanan lain kaya vitamin,

tetapi miskin karbohidrat. Jadi untuk mencapai masukan zat gizi yang

seimbang tidak mungkin dipenuhi hanya oleh satu jenis bahan makanan saja,

melainkan harus terdiri dari aneka ragam makanan (Jokohadikusumo, 2010).

c) Makanlan makanan yang banyak mengandung serat.

Serat makanan memiliki peran yang unik dan menyeluruh. Sejak makanan

ada dalam mulut sampai sisa makanan dikeluarkan dari tubuh, serat tidak

pernah melepas peran kerjanya terhadap makanan. Meskipun tidak pernah

memberi asupan zat gizi pada sel-sel tubuh, serat makanan tetap berjalan

dengan begitu tenang di sepanjang saluran pencernaan tanpa melupakan peran

dan fungsinya, serat makanan bak armada pembersih, bekerja rapih tanpa

pamrih dan sangat vital keberadaannya dalam tubuh (Lubis, 2009).

d) Kurangi fastfood.

Kita nikmati kelezatan hidangan dengan suka cita, kita derita rasa sakit pilu

dan lara, kemudian mati dalam penyesalan tanpa ada kata. Waspadai

makanan cepat saji berisiko yang selalu menggoda. Dapat dibayangkan

betapa sangat menyenangkan, asyik, dan menghibur ketika kita sedang sibuk
23

beraktivitas, bekerja atau belajar, kemudian kita dapat menyantap hidangan

yang kita sukai dengan aroma sedap dan memikat, rasa sangat lezat dengan

waktu singkat dalam memperolehnya. Tanpa disadari, ternyata kita telah

terkecoh, kandungan vitamin dalam makanan itu sangat terbatas bahkan

hampir bernilai nol. Kandungan lemak yang tinggi sangat membahayakan

kesehatan tubuh (Lubis, 2009).

e) Makanlah makanan yang mengandung karbohidrat, protein, lemak, vitamin,

mineral dan air.

Zat-zat tersebut adalah zat gizi yang digunakan oleh tubuh untuk

pertumbuhan, pemeliharaan dan perbaikan sel-sel yang rusak, serta

penyediaan energi untuk beraktivitas, persentase kebutuhan yang baik adalah

karbohidrat (10-45%), lemak (10-25%), dan protein (10-15%). Vitamin dan

mineral yang termasuk dalam makanan mikro (mikro nutrient) juga

diperlukan oleh tubuh untuk pemprosesan zat makanan di dalam tubuh

(Swasono, 2008).

f) Makanlah makanan yang aman bagi kesehatan.

Makanan harus layak di konsumsi sehingga aman bagi kesehatan. Makanan

yang aman adalah makanan yang bebas dari kuman dan bahan kimia

berbahaya serta tidak bertentangan dengan keyakinan masyarakat atau

dengan kata lain halal. Serta makanan harus bebas dari pengawet atau bahan

tambahan lain yang dapat merugikan kesehatan seperti asam borax/bleng,

formalin, zat pewarna rhodaminB dan methanil yellow (Jokohadikusumo,

2010).
24

g) Makan teratur dan tepat waktu.

Mengkonsumsi makanan pada saat yang tepat merupakan suatu sebab bagi

bertahannya kesehatan dalam diri seseorang, makan 3 kali sehari merupakan

aturan paling baik bagi tubuh. Yang lebih baik lagi apabila waktu makan itu

telah di tetapkan sedemikian rupa. Rentang waktu makan antara makan

pertama dan kedua jangan kurang dari 4 atau 5 jam, karena waktu tersebut

sudah di anggap cukup bagi lambung untuk mencerna makanan (As-Sayyid,

2006).

h) Konsumsi sayuran dan buah-buahan.

Sayuran dan buah-buahan mengandung banyak vitamin yang membantu

melawan penyakit. Sayuran dan buah-buahan mampu menguatkan kekebalan

dan melawan bakteri, virus, dan jamur tanpa bantuan antibiotik dan obat

lainnya. Maka tingkatkan konsumsi sayuran dan buah-buahan, karena

didalamnya juga terdapat beberapa vitamin yang mengandung zat karsinogen

yang di antaranya adalah vitamin A, C dan E (Azhar, 2007).

2.2 Teori Lambung

2.2.1 Pengertian Lambung

Lambung (ventrikulus) merupakan sebuah kantung muskuler yang

letaknya antara esophagus dan usus halus, sebelah kiri abdomen, dibawah

diafragma bagian depan pankreas dan limpa. Lambung merupakan saluran yang

dapat mengembang karena adanya gerakan peristaltik terutama di daerah

epigaster. Variasi dari bentuk lambung sesuai dengan jumlah makanan yang

masuk, adanya gelombang peristaltik tekanan organ lain dan postur tubuh

(Syaifuddin, 2011).
25

2.2.2 Fisiologi Lambung

Menurut Prince (2005) lambung memiliki dua fungsi utama, yaitu fungsi

pencernaan dan fungsi motorik.

1. Sebagai fungsi pencernaan dan sekresi, yaitu pencernaan protein oleh pepsin

dan HCl, sintesis dan pelepasan gastrin yang dipengaruhi oleh protein yang

dimakan, sekresi mukus yang membentuk selubung yang melindungi lambung

serta sebagai pelumas sehingga makanan lebih mudah diangkut, sekresi

bikarbonat bersama dengan sekresi gel mukus yang berperan sebagai barier

dari asam lumen dan pepsin.

2. Fungsi motorik lambung terdiri atas penyimpanan makanan sampai makanan

dapat diproses dalam duodenum, pencampuran makanan dengan asam

lambung, hingga membentuk suatu kimus, dan pengosongan makanan dari

lambung ke dalam usus dengan kecepatan yang sesuai untuk pencernaan dan

absorbsi dalam usus.

2.3 Teori Gastritis

2.3.1 Definisi Gastritis

Gastritis berasal dari bahasa Yunani yaitu gastro, yang berarti perut /

lambung sedangkanitis artinya inflamasi/peradangan. Gastritis dapat disebabkan

adanya suatu iritasi dan infeksi atau peradangan pada dinding mukosa lambung

sehingga dinding lambung menjadi merah, bengkak, berdarah dan berparut atau

luka.Infeksinya bisa disebabkan oleh bakteri / virus, sedangkan iritasi lambung

bisa di sebabkan oleh makanan yang terlalu asam dan pedas, obat-obatan yang

dapat mengiritasi lambung seperti aspirin dan obat anti inflamasi nonsteroid

(OAINS) dan minuman beralkohol (Ikawati, 2010).


26

Gastritis (radang lambung) adalah peradangan pada membran mucus yang

melapisi perut dan satu penyebab yang sering mengakibatkan terjadinya suatu

kondisi, dimana seseorang kehilangan nafsu makan dan secara konstan merasakan

adanya pembebanan dalam daerah antara rongga perut dengan diafragma,

menyemburkan likuida yang asam dan menderita heartburn(rasa panas diperut)

(Utomo, 2005).

Gastritis adalah gangguan pencernaan bagian atas yang secara umum

dikenal sebagai penyakit maag merupakan gangguan saluran cerna yang cukup

sering dikeluhkan, selain disebabkan disebabkan oleh faktor organik, seperti

adanya luka atau peradangan pada saluran cerna bagian atas (lambung), gangguan

ini juga dihubungkan dengan faktor psikologis yang mendasarinya (Sukmono,

2011).

2.3.2 Klasifikasi Gastritis

1) Gastritis Akut

Gastritis akut adalah suatu peradangan permukaan mukosa lambung yang akut

dengan kerusakan erosi pada bagian superfisial (Muttaqin, 2011).

Gastritis akut terjadi secara tiba-tiba dan gejalanya lebih terlihat dengan

ditandai mual-mual dan rasa terbakar dilambung serta adanya rasa tidak enak

di lambung bagian atas (Yuliarti, 2008).

2) Gastritis Kronis

Gastritis kronis adalah suatu peradangan permukaan mukosa lambung yang

bersifat menahun (Muttaqin, 2011).


27

Gastritis kronis berjalan perlahan - lahan dan gejala yang umum terlihat adalah

adanya rasa perih dan rasa penuh di lambung serta kehilangan nafsu makan

sehingga hanya mampu makan dalam jumlah yang sedikit (Yuliarti, 2008).

2.3.3 Komplikasi Gastritis

a. Komplikasi yang timbul pada gastritis akut yaitu pendarahan pada saluran

cerna pada bagian atas (SCBA) berupa hematemesis dan melena, berakhir

dengan syock hemoragik dan terjadi ulkus kalau prosesnya hebat dan jarang

terjadi perforasi.

b. Komplikasi yang terjadi gastritis kronik yaitu gangguan penyerapan vitamin

B12, akibat kurang vitamin B12 menyebabkan anemia pernesiosa, penyerapan

besi terganggu dan penyempitan daerah antrum pylorus.

2.3.4Penyebab Gastritis

1.Pola makan yang terdiri dari :

a. Jenis makanan.

Jenis makanan adalah variasi dari beberapa komponen makanan. Jenis

makanan yang dimaksud adalah jenis makanan yang berisiko terhadap

gastritis. Jenis makanan tersebut mengandung gas seperti kol, sawi,

singkong, nangka dan durian, makanan yang terlalu pedas dan asam,

minuman yang mengandung kafein seperti kopi dan teh serta juga minuman

bersoda seperti sprite dan coca-cola. Hal tersebut dapat meningkatkan

produksi asam lambung berlebihan, hingga terjadi iritasi dan menurunkan

kemampuan fungsi dinding lambung (Kurnia 2009).


28

b. Jumlah makanan.

Porsi atau jumlah merupakan suatu ukuran maupun takaran makanan yang

dikonsumsi pada tiap kali makan. Setiap orang harus makan makanan dalam

jumlah benar sebagai bahan bakar untuk semua kebutuhan tubuh. Jika

konsumsi makanan berlebihan, kelebihannya akan disimpan di dalam tubuh

dan menyebabkan obesitas / kegemukan. Selain itu, makanan dalam porsi

besar dapat menyebabkan refluks isi lambung, yang pada akhirnya membuat

kekuatan dinding lambung menurun. Kondisi seperti ini dapat menimbulkan

peradangan atau luka pada lambung (Baliwati, 2010).

c. Waktu / jadwal makan.

Keteraturan makan berkaitan erat dengan waktu makan setiap hari. Pola

makan yang tidak teratur membuat lambung sulit beradaptasi. Jika ini

berlangsung lama, produksi asam lambung akan berlebihan sehingga

mengiritasi mukosa pada lambung. Hal inilah yang menyebabkan rasa perih

dan mual.Gejala ini bisa naik kekerongkongan yang menimbulkan rasa

panas terbakar (Syukron, 2009).

2. Adanya stres dan tekanan emosional yang berlebihan pada seseorang.

Stres (faktor psikologi) akibat sistem saraf otak yang berhubungan dengan

lambung mengalami perubahan hormonal dalam tubuh sehingga merangsang

sel-sel dalam lambung untuk memproduksi asam secara berlebihan dan stres

yang berlebihan juga akan mengeluarkan salah satu hormon endokrin yang

sifatnya merangsang produksi asam lambung (Jusup, 2009).


29

3. Konsumsi obat-obatan tertentu dengan dosis tinggi.

Konsumsi obat penghilang nyeri seperti nonsteroidal anti inflamatory drugs

(NSAID) misalnya aspirin, ibuproven, juga naproxen (aleve) yang terlalu

sering dapat menyebabkan penyakit maag, baik gastritis akut maupun kronis

(Yuliarti, 2008).

4. Minuman beralkohol.

Tingginya konsumsi alkohol dapat mengiritasi / merangsang lambung, bahkan

menyebabkan peradangan dan pendarahan di lambung (Yuliarti, 2008).

5. Merokok.

Merokok akan merusak lapisan pelindung lambung. Oleh karena itu, orang

yang merokok lebih sensitif tehadap gastritis, maupun ulser. Merokok juga

akan meningkatkan asam lambung, melambatkan kesembuhan dan

meningkatkan risiko kanker lambung (Yuliarti, 2008).

6. Helicobacter pylori

Peradangan pada lambung tidak hanya di sebabkan oleh konsumsi makanan

yang meningkatnya produksi asam lambung, tetapi juga infeksi sejumlah

bakteri yaitu bakteri Helicobacter pylori, jika kondisinya sudah parah maka

infeksi bakteri akan menyebabkan terbentuknya borok-borok pada lambung

(Yuliarti, 2008).

2.3.5 Gejala Gastritis

Berikut gejala gastritis menurut (Misnadiarly, 2009) :

a. Mual dan muntah

b. Perut terasa nyeri, perih, dan kembung

c. Nyeri ulu hati (heartburn)


30

d. Rasa panas di dada

e. Nafsu makan menurun

f. Badan terasa lemah dan wajah pucat

g. Suhu badan naik dan keluar keringat dingin

h. Sering sendawa terutama bila dalam keadaan lapar

Selain itu beberapa penderita dengan radang lambung yang sudah terlalu

parah juga mengalami pendarahan pada lambung sehingga ketika

penderitamuntah maka akan mengeluarkan darah berwarna kehitaman seperti

kopi. Radang lambung yang sudah terlanjur kronis dapat menyebabkan kematian.

2.3.6 Patofisiologi Gastritis

Gaster memiliki lapisan epitel mukosa yang secara konstan terpapar oleh

berbagai faktor endogen yang dapat mempengaruhi integritas mukosanya, seperti

asam lambung, pepsinogen/pepsin dan garam empedu. Sedangkan faktor

eksogennya adalah obat-obatan, alkohol dan bakteri yang dapat merusak integritas

epitel mukosa lambung, misalnya Helicobacter pylori. Oleh karena itu, gaster

memiliki dua faktor yang sangat melindungi integritas mukosanya,yaitu faktor

defensif dan faktor agresif. Faktor defensif meliputi produksi mukus yang

didalamnya terdapat prostaglandin yang memiliki peran penting baik dalam

mempertahankan maupun menjaga integritas mukosa lambung, kemudian sel-sel

epitel yang bekerja mentransport ion untuk memelihara pH intraseluler dan

produksi asam bikarbonat serta sistem mikrovaskuler yang ada dilapisan

subepitelial sebagai komponen utama yang menyediakan ion HCO3sebagai

penetral asam lambung dan memberikan suplai mikronutrien dan oksigenasi yang

adekuat saat menghilangkan efek toksik metabolik yang merusak mukosa


31

lambung. Gastritis terjadi sebagai akibat dari mekanisme pelindung ini hilang atau

rusak, sehingga dinding lambung tidak memiliki pelindung terhadap asam

lambung (Prince, 2005).

2.3.7Anjuran bagi penderita gastritis

Anjuran menurut (Utomo, 2005)

a. Makan makanan yang lunak dan jangan terlalu kenyang

b. Kalau makan dikunyah sampai lembut

c. Sajikan sayuran segar (kecambah, bayam) dan buah-buahan segar (pisang

ambon, papaya).

d. Minumlah segelas air putih setelah bangun tidur pagi

Anjuran menurut (Almatsier, 2006)

a. Sumber karbohidrat

Beras dibubur atau ditim, kentang dipure, makaroni direbus, roti dipanggang,

biskuit, mie, bihun, tepung-tepungan dibuat bubur atau puding.

b. Sumber protein nabati

Tahu, tempe direbus atau di tumis, kacang hijau direbus dan dihaluskan.

c. Sumber protein hewani

Daging sapi empuk, hati, ikan, ayam digiling atau dicincang dan direbus,

disemut, ditim, dipanggang, telur ayam direbus, didadar, dan susu.

d. Sayuran

Sayuran yang tidak menimbulkan gas dimasak, bayam, labu siam, labu kuning,

wortel, tomat direbus dan ditumis.

e. Buah-buahan

Pepaya, pisang, jeruk manis, sari buah, pir dan peach dalam kaleng.
32

2.3.8 Pencegahan Gastritis

Cara mencegah gastritis antara lain :

a. Menghindari jenis makanan yang mengiritasi lambung terutama makanan

pedas, asam, gorengan, atau berlemak.

b. Kurangi mengkonsumsi makanan yang mengandung gas seperti sawi, kol dan

buncis.

c. Mengunyah makanan sampai lembut agar makanan mudah dicerna ketika

masuk kelambung.

d. Makan dalam jumlah yang benar dan dilakukan dengan santai.

e. Atur pola makan yaitu makan secara teratur dan tepat waktu.

f. Kurangi minuman bersoda yang manambah gas dalam saluran pencernaan.

g. Mengurangi minuman yang mengandung kafein seperti kopi dan teh.

h. Jauhi minumanberakohol.

i. Jangan merokok.

j. Hindari stres.
33

2.4Kerangka Teori

Berdasarkan teori dariKurnia (2009), Baliwati (2010) dan Syukron (2009).

Pola makan:
1. Jenis makanan
2. Jumlah makanan
3. Waktu makan
Kejadian
Gastritis
k
Karakteristik
Responden :
1. Umur
2. Pekerjaan
3. Pendidikan

Gambar 2.1 Kerangka Teori

2.5 Kerangka Konsep

Variabel Independen Varibel Dependen

Kejadian
Pola makan
Gastritis

Gambar 2.2 Kerangka Konsep


BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Jenis dan Rancangan Penelitian

Jenis penelitian ini bersifat analitik dengan rancanganStudi Retrospektif

yaitu pengumpulan data dimulai dari efek atau akibat yang telah terjadi, kemudian

dari efek tersebut ditelusuri kebelakang tentang penyebabnya atau variabel yang

mempengaruhi akibatnya (Notoatmodjo, 2010).

3.2Lokasi dan Waktu Penelitian

3.2.1 Lokasi Penelitian

Penelitian inidilaksanakan di Puskesmas Padang Panyang Kecamatan

Kuala Pesisir Kabupaten Nagan Raya.

3.2.2 Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada Tanggal 31 Mei-17 Juni Tahun 2014.

3.3Populasi dan Sampel

3.3.1 Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalahpasien penderita gastritis yang berobat

di Puskesmas Padang Panyang Kecamatan Kuala Pesisir Kabupaten Nagan Raya.

3.3.2Sampel

Besar sampel pada penelitian iniadalah 42 orang dengan menggunakan

metodepurposive samplingyaitu pengambilan sampel yang didasarkan pada

pertimbangan peneliti sendiri yang dengan sengaja memilih kasus atau responden

yang ingin di teliti.

3.4Metode Pengumpulan Data

25
26

3.4.1 Data Primer

Data yang dikumpulkansecara langsungdengan menggunakan teknik

wawancara dan pengisian kuesioner pada pasien yang berobat di Puskesmas

Padang PanyangKecamatan Kuala Pesisir Kabupaten Nagan Raya.

3.4.2 Data Sekunder

Data yang diperoleh dari Puskesmas Padang Panyang Kecamatan Kuala

Pesisir Kabupaten Nagan Raya dan data yang diperoleh darimedia internet.

3.5 Definisi Operasional

Tabel 3.1 Definisi Operasional

No Variabel Definisi Cara Ukur Alat Ukur Hasil Ukur Skala


Independen

1. Pola Makan Cara atau Wawancara Kuesioner 1. Baik Ordinal


kebiasaan 2. Kurang
makan res-
ponden yang
meliputi jenis
makanan,
jumlah makanan
dan waktu
makan sehari -
hari.
Variabel Definisi Cara Ukur Alat Ukur Hasil Ukur Skala
Dependen
2. Kejadian Peradangan atau Wawancara Kuesioner 1. Akut Ordinal
Gastritis pembengkakan 2. Kronis
pada dinding
mukosa lam-
bung yang di-
sebabkan oleh
faktor iritasi dan
infeksi.

3.6 Aspek Pengukuran Variabel


27

1. Pola Makan

Untuk menilai pola makan makapernyataan Ya diberi skor 0 dan

pernyataan Tidak diberi skor 1 dari 10 pertanyaan yang diajukan.

a. Baik : Jikarentang jawaban > 5

b. Kurang : Jika rentang jawaban<5

2. Kejadian Gastritis

a. Akut

b. Kronis

3.7 Teknik Analisa Data

3.7.1 Analisis Univariat


Analisis univariat adalah analisisyang digunakan untuk menjelaskan atau

mendeskripsikan karakteristik setiap variabel penelitian dalam bentuk distribusi

frekuensi dan persentase dari tiap variabel.

3.7.2 Analisis Bivariat

Analisis bivariat adalah analisis yang dilakukan terhadap dua variabel

yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antara variabel independen dengan

variabel dependen.Untuk melihat hubungan keduanya, maka menggunakan

ujiChi-Squarepada derajat kemaknaan α (0,05)dengan menggunakan program

komputer.

Berikut Rumus uji Chi-Square:

(O  E ) 2
X2 = 
E

Keterangan :
28

X2: Uji Chi-Square

O : Nilai Observasi (nilai yang diamati)

E : Nilai Ekspektasi (nilai harapan)

Untuk mengetahui hubungan antara pola makan dengan kejadian gastritis,

maka menggunakan taraf signifikan Pvaluedengan α (0,05) :

a. Apabila Pvalue<α (0,05)=berarti ada hubungan antara pola makan dengan

kejadian gastritis.

b. Apabila Pvalue>α (0,05)=berarti tidak ada hubungan antara pola makan dengan

kejadian gastritis.

Adapun syarat dalam uji Chi-Square menurut (Hastono, 2011) ialah :

1. Jumlah sampel > 40

2. Tidak boleh ada sel yang mempunyai nilai harapan (nilai E) kurang dari 1.

3. Tidak boleh ada sel yang mempunyai nilai harapan (nilai E) kurang dari 5,

lebih dari 20% dari keseluruhan sel.

4. Hitung x2 sesuai dengan aturan yang berlaku yaitu :

a. Jika pada tabel 2x2, ditemukan nilai E < 5, maka yang digunakan adalah

ujiFisher Exact Test.

b. Jika pada tabel 2x2, tidak ada nilai E < 5, maka menggunakan uji

Continuity Correction.

c. Jika tabel lebih dari 2x2, maka menggunakan uji Pearson Chi-Square.

BAB VI
29

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian

a. Gambaran Umum Tempat Penelitian

Puskesmas adalah unit pelaksana teknik Dinas Kesehatan Kabupaten / Kota

yang bertanggung jawab untuk menyelenggarakan pembangunan kesehatan di

sebagian wilayah Kecamatan dan sebagai unit organisasi fungsional di bidang

kesehatan dasar yang berfungsi sebagai pusat pembangunan kesehatan. Puskesmas

ini terletak di desa Padang Panyang Kecamatan Kuala Pesisir Kabupaten Nagan

Raya dengan luas wilayah (105 km2) (10.500 Hektar). Secara geografis wilayah

kerja Puskesmas Padang Panyang merupakan daerah tropis dan daerah Pesisir.

Adapun batas - batas wilayah kerja Puskesmas Padang Panyang adalah :

1. Sebelah utara berbatasan dengan wilayah kerja Puskesmas Padang Rubek.

2. Sebelah selatan berbatasan dengan wilayah kerja Puskesmas Simpang

Jaya.

3. Sebelah Timur berbatasan dengan wilayah kerja Puskesmas Ujoeng

Patihah.

4. Sebelah barat berbatasan dengan lautan Hindia.

Ada beberapa upaya kesehatan di Puskesmas Padang Panyang yaitu

promosi kesehatan, kesehatan lingkungan, KIA dan keluarga berencana, perbaikan

gizi masyarakat, pemberantasan penyakit menular (P2M) dan pengobatan.

a. Visi

Tercapainya Kecamatan Kuala Pesisir sehat dan terwujudnya masyarakat

yang mandiri untuk hidup sehat.


30

b. Misi

1. Mendorong kemandirian hidup sehat bagi keluarga dan masyarakat di

wilayah kerja Puskesmas Padang Panyang.

2. Meningkatkan mutu, pemerataan dan keterjangkauan pelayanan kesehatan

di Puskesmas Padang Panyang.

3. Meningkatkan disiplin aparatur pemerintah.

4. Melaksanakan pelayanan kesehatan bernuansa islami (senyum, salam,

sapa, sopan dan santun).

5. Meningkatkan kesehatan perorangan, keluarga dan masyarakat beserta

lingkungan dalam upaya mencegah dan menyembuhkan penyakit dalam

wilayah kerja Puskesmas Padang Panyang.

4.1.1 Analisis Univariat

Analisis univariat adalah analisis yang digunakan untuk menjelaskan atau

mendeskripsikan karakteristik setiap variabel penelitian dalam bentuk distribusi

frekuensi serta persentase dari tiap variabel. Variabel - variabel dalam penelitian

ini ialah karekteristik responden (umur, pendidikan, pekerjaan), pola makan, dan

kejadian gastritis.

a. Umur

Tabel 4.1 Distribusi responden berdasarkan Umur pasien yang berobat di


Puskesmas Padang Panyang Kecamatan Kuala Pesisir Kabupaten
Nagan Raya Tahun 2014.
No. Umur Frekuensi Persentase (%)
1. 15-25 10 23,8
2. 33-40 9 21,4
3. 42-50 8 19,0
4. 52-76 15 35,7
Total 42 100
31

Tabel4.1 menunjukkan bahwadistribusi responden yangmengalami

gastritis berdasarkan golongan umur paling tinggi berada pada kelompok yang

berusia 52-76 Tahun dengan jumlah 15 orang (35,7%) dan yang paling rendah

berada pada golongan umur 42-50 Tahun dengan jumlah 8 orang (19,0%).

b. Pendidikan

Tabel 4.2 Distribusi responden berdasarkan Pendidikan pasien yang


berobat di Puskesmas Padang Panyang Kecamatan Kuala Pesisir
Kabupaten Nagan Raya Tahun 2014.
No. Pendidikan Frekuensi Persentase (%)
1. SD 13 31,0
2. SMP 9 21,4
3. SMA 13 31,0
4. Perguruan Tinggi 4 9,5
5. Tidak Sekolah 3 7,1
Total 42 100

Tabel 4.2 menunjukkan bahwa distribusi responden yang mengalami

gastritis berdasarkan tingkat pendidikan paling tinggi berada pada tingkat

pendidikan SD yang berjumlah 13 orang (31,0%) dan SMA 13 orang (31,0%),

sedangkan yang paling rendah berada pada kategori yang tidak sekolah dengan

jumlah 3 orang (7,1%).

c. Pekerjaan

Tabel 4.3 Distribusi responden berdasarkan Pekerjaan pasien yang berobat


diPuskesmas Padang Panyang Kecamatan Kuala Pesisir
Kabupaten Nagan Raya Tahun 2014.
No. Pekerjaan Frekuensi Persentase (%)
1. PNS 2 4,8
2. Petani 9 21,4
3 Nelayan 1 2,4
4. Pedagang 1 2,4
5. Penjahit 1 2,4
6. IRT 19 45,2
7. Wiraswasta 1 2,4
8. Bidan 2 4,8
9. Tidak Bekerja 6 14,3
Total 42 100
32

Tabel 4.3 menunjukkan bahwa distribusi responden yang mengalami

gastritis berdasarkan pekerjaan paling tinggi berada pada kelompok IRT yang

berjumlah 19 orang (45,2%) dan yang paling rendah berada pada kelompok yang

bekerja sebagai nelayan, pedagang, penjahit dan wiraswasta dengan jumlah

masing - masing 1 orang (2,4%).

d. Pola Makan

Tabel 4.4 Distribusi responden berdasarkan Pola Makan pasien yang


berobat di Puskesmas Padang Panyang Kecamatan Kuala Pesisir
Kabupaten Nagan Raya Tahun 2014.
No Pola Makan Frekuensi Persentase (%)
1. Baik 8 19,0
2. Kurang 34 81,0
Total 42 100

Tabel 4.4 menunjukkan bahwa dari 42 responden terdapat 8 orang (19,0%)

yang pola makannya baik dan 34 orang (81,0%) yang pola makannya kurang

baik.

e. Kejadian Gastritis

Tabel 4.5 Distribusi responden berdasarkan Kejadian Gastritis pada pasien


yang berobat di Puskesmas Padang Panyang Kecamatan Kuala
Pesisir Kabupaten Nagan Raya Tahun 2014.
No Kejadian Gastritis Frekuensi Persentase (%)
1. Akut 14 33,3
2. Kronis 28 66,7
Total 42 100

Tabel 4.5 menunjukan bahwa dari 42 responden terdapat 14 orang

(33,3%) yang mengalami gastritis akut dan 28 orang (66,7%) yang mengalami

gastritis kronis.
33

4.1.2Analisis Bivariat

Analisis bivariat adalah analisis yang dilakukan terhadap dua variabel

yaitu variabel independen dengan variabel dependen yang bertujuan untuk

mengetahui hubungan antara kedua variabel tersebut. Untuk melihat hubungan

keduanya, maka menggunakan uji Chi-Squarepada derajat kemaknaan α (0,05)

dengan menggunakan program komputer. Jika P value<α (0,05) maka dapat

disimpulkan bahwa ada hubungan yang bermakna antara pola makan dengan

kejadian gastritis.

a.Hubungan Pola Makan dengan Kejadian Gastritis di Puskesmas Padang


Panyang Kecamatan Kuala Pesisir Kabupaten Nagan Raya Tahun 2014.

Tabel 4.6 Hubungan Pola Makan dengan Kejadian Gastritis pada pasien
yang berobat di Puskesmas Padang Panyang Kecamatan Kuala
Pesisir Kabupaten Nagan Raya Tahun 2014.
No. Pola Kejadian Gastritis
Total
Makan Akut Kronis P Value OR
n % n % N %
1. Baik 6 75,0 2 25,0 8 100
2. Kurang 8 23,5 26 76,5 34 100 0.01 9,75
Total 14 33,3 28 66,7 42 100

Berdasarkan tabel 4.6 diatas, menunjukkan bahwa angka kejadian gastritis

kronis lebih tinggi pada responden yang pola makannyakurang baik sebanyak 26

orang (76,5%) dibandingkan responden yang pola makannya baik sebanyak 2

orang (25,0%) dan angka kejadian gastritis akut lebih tinggi pada responden yang

pola makannya kurang baik sebanyak 8 orang (23,5%) dibandingkan respoden

yang pola makannya baik sebanyak 6 orang (75,0%).

Dari hasil uji statistikdidapatkan nilai PValue(0,01) <α (0,05), maka Ho

ditolak : berarti ada hubungan yang bermakna antara pola makan dengan kejadian

gastritis pada pasien yang berobat di Puskesmas Padang Panyang Kecamatan

Kuala Pesisir Kabupaten Nagan Raya Tahun 2014, dengan nilai OR9,75. Maka
34

hal tersebut menunjukkan bahwa responden yang pola makannya kurang baik

memiliki resiko kejadian gastritis 9,75 kali lebih besar dibandingkan dengan

responden yang pola makannya baik.

4.2 Pembahasan

4.2.1 Hubungan pola makan dengan kejadian gastritis

Berdasarkan hasil analisis statistik pada penelitian ini diketahui bahwa

terdapat hubungan yang bermaknaantara pola makan dengan kejadian gastritis

pada pasien yang berobat di Puskesmas Padang Panyang Kecamatan Kuala Pesisir

Kabupaten Nagan Raya Tahun 2014 dengan nilai PValue(0,01) <α (0,05).

Mengkonsumsi jenis makanan tertentu dapat berisiko terhadap gastritis.

Jenis makanan tersebut mengandung gas seperti kol, sawi, singkong, nangka dan

durian, makanan yang terlalu pedas dan asam, minuman yang mengandung kafein

seperti kopi dan teh, serta juga minuman bersoda. Hal tersebut dapat

meningkatkan produksi asam lambung berlebihan, hingga terjadi iritasi dan

menurunkan kemampuan fungsi dinding lambung (Kurnia 2009).

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh

Lomberg (2013) bahwa kejadian gastritis lebih tinggi bagi yang memiliki pola

makan yang kurang baik dibandingkan yang memiliki pola makan yang baik. Hal

ini berarti terdapat hubungan yang bermakna antara pola makan dengan kejadian

gastritis dengan nilai PValue(0,02)<α (0,05).

Porsi atau jumlah merupakan suatu ukuran maupun takaran makanan yang

dikonsumsi pada tiap kali makan. Setiap orang harus makan makanan dalam

jumlah benar sebagai bahan bakar untuk semua kebutuhan tubuh. Jika konsumsi

makanan berlebihan, kelebihannya akan disimpan di dalam tubuh dan


35

menyebabkan obesitas / kegemukan. Selain itu, makanan dalam porsi besar dapat

menyebabkan refluks isi lambung, yang pada akhirnya membuat kekuatan dinding

lambung menurun. Kondisi seperti ini dapat menimbulkan peradangan atau luka

pada lambung (Baliwati, 2010).

Hasil penelitian ini juga didukung oleh hasil penelitian Rahmi (2011)

tentang faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian Gastritis pada pasien

yang berobat jalan di Puskesmas Gulai Bancah Bukit Tinggi yang menunjukkan

bahwa ada hubungan antara pola makan dengan kejadian gastritis dengan nilai

PValue(0,000)<α (0,05).

Keteraturan makan berkaitan erat dengan waktu makan setiap hari. Pola

makan yang tidak teratur membuat lambung sulit beradaptasi. Jika ini berlangsung

lama, produksi asam lambung akan berlebihan sehingga mengiritasi mukosa pada

lambung. Hal inilah yang menyebabkan rasa perih dan mual. Gejala ini bisa naik

kekerongkongan yang menimbulkan rasa panas terbakar (Syukron, 2009).

Gastritis biasanya diawali oleh pola makan yang tidak teratur sehingga

lambung menjadi sensitif bila asam lambung meningkat. Pola makan yang baik

dan teratur merupakan salah satu dari penatalaksanaan gastritis dan juga

merupakan tindakan preventif dalam mencegah kekambuhan gastritis.

Penyembuhan gastritis membutuhkan pengaturan makanan sebagai upaya untuk

memperbaiki kondisi pencernaan. Pola makan yang baik mencegah terjadinya

gastritis dan sebaliknya bila pola makan yang tidak baik dan konsumsi makanan

yang tidak sehat dapat menyebabkan gastritis, pada akhirnya kekuatan dinding

lambung menurun, tidak jarang kondisi seperti ini menimbulkan luka pada

lambung (Uripi, 2008).


36

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian tentang hubungan pola makan dengan

kejadian gastritis pada pasien yang berobat di Puskesmas Padang Panyang

Kecamatan Kuala Pesisir Kabupaten Nagan Raya Tahun 2014 dapat di simpulkan

bahwa :

1. Diketahui dari 42 responden terdapat 8 responden yang pola makannya baik

dan 34 responden yang pola makannya kurang baik.

2. Diketahui dari 42 responden terdapat 14 responden yang menderita gastritis

akut dan 28 responden yang menderita gastritis kronis.

3. Dari hasil analisis statistik uji Chi-Square didapatkan nilai PValue(0,01) <α

(0,05) maka terdapat hubungan yang bermakna antara pola makan dengan

kejadian gastritis pada pasien yang berobat di Puskesmas Padang Panyang

Kecamatan Kuala Pesisir Kabupaten Nagan Raya Tahun 2014.

5.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian maka ada beberapa saran yang penulis

sampaikan, saran tersebut ialah ;

1. Bagi Puskesmas

Diharapkan dapat meningkatkan mutu pelayanan di Puskesmas dalam

memberikan informasi atau saran kepada pasien tentang pola makan yang baik

dan benar agar dapat menjaga pola makannya dengan baik untuk mengurangi

risiko terjadinya gastritis.


37

2. Bagi pasien

Diharapkan dapatmengubah kebiasaaan pola makan yang kurang baik dan

meningkatkan pola makan yang baik dan sehat agar dapat mencegah terjadinya

gastritis.

3. Bagi peneliti selanjutnya.

Diharapkan dapat melakukan penelitian yang lebih mendalam lagi tentang

faktor - faktor yang berhubungan dengan kejadian gastritis dan bermanfaat bagi

pengembangan ilmu pengetahuan dimasa yang akan datang.


DAFTAR PUSTAKA

Azhar, Trims, B. 2007. Jangan Ke Dokter Lagi. MQ Gress. Bandung.

As-Sayyid, M. 2006. Pola Makan Rasulullah : Makanan Sehat Berkualitas


Menurut Alquran. Almahira. Jakarta.

Almatsier, S. 2006. Penuntun Diet. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.

Baliwati, Khomsan. 2010. Pengantar Pangan dan Gizi. Penebar Swadaya.


Jakarta.

Bajry, A.H. 2008. Tubuh Anda Adalah Dokter yang Terbaik. Hayati Qualita.
Bandung.

Depkes RI. 2009. Profil Kesehatan Indonesia. Jakarta. dalam


http://www.depkes.go.id (diakses Tanggal 02 Desember 2013).

Hastono, Sabri. 2011. Statistik Kesehatan. Rajawali Pers. Jakarta.

Ikawati, Z. 2010. Resep Hidup Sehat. Kanisius. Yogyakarta.

Jokohadikusumo, P. 2010. Pembangunan Gizi untuk Kualitas SumberDaya


Manusia.Puri Delco. Bandung.

Jusup, L. 2009. Fit For Life Masakan Sehat dan Lezat untuk Penderita Gastritis
(Tukak Lambung / Maag). Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.

Kurnia, H. 2009. Kiat Jitu Tangkal Penyakit Orang Kantoran. Best Publisher.
Yogyakarta.

Khasanah, N. 2012. Waspadai Beragam Penyakit Degeneratif Akibat


PolaMakan. Laksana. Yogyakarta.

Lubis, Z. 2009. Hidup Sehat dengan Makanan Kaya Serat.IPB Press. Bogor.

Lomberg. 2013. Hubungan Pola Makan Pasien dengan Kejadian Gastritis di


Wilayah Kerja Puskesmas Wawonasa. Universitas Pembangunan
Manado. (Skripsi). (diakses pada Tanggal 02 Desember 2013).

Misnadiarly. 2009. Mengenal Penyakit Organ Cerna. Pustaka Populer Obor.


Jakarta.

38
39

Muttaqin, Kumala. 2011. Gangguan Gastrointestinal : Aplikasi


AsuhanKeperawatanMedikal Bedah. Salemba Medika. Jakarta.

Notoatmodjo, S. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Rineka Cipta. Jakarta.

Prince, Silvia A. 2005. Patofisiologi : Konsep Klinis Proses-proses


Penyakit.EGC. Jakarta.

Puskesmas Padang Panyang. 2013. Data Sepuluh Penyakit Terbesar Tahun


2013.

Rahmi. 2011. Faktor - faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Gastritis


pada Pasien yang Berobat Jalan di Puskesmas Gulai Bancah. Bukit
Tinggi. (Skripsi). (diakses Pada Tanggal 02 Desember 2013).

Syakr, A. 2008. Panduan Memilih Bahan Makanan Secara Islami. Marja.


Bandung.

Swasono, E. 2008. Makanan dan Kesehatan. Pamularsih. Jakarta.

Sitorus, R. 2009. Makanan Sehat dan Bergizi. Yrama Widya. Bandung.

Saydam. 2011. Memahami Berbagai Penyakit (Penyakit Pernapasan dan


GangguanPencernaan). Alfabeta. Bandung.

Syukron, El- Kaysi. 2009. Rahasia Sehat Berkah Shalawat : Terapi Ampuh
Menyembuhkan Penyakit. Best Publisher. Yogyakarta.

Sukmono, J. 2011. Mendongkrak Kecerdasan Otak dengan Meditasi. Visi


Media. Jakarta.

Syaifuddin. 2011. Anatomi Fisiologi.EGC. Jakarta.

Uripi. 2008. Menu Untuk Penderita Hepatitis dan saluran Pencernaan. Puspa
Swara.Jakarta.

Utomo, P. 2005. Apresiasi Penyakit : Pengobatan Secara Tradisional dan


Modern. Rineka Cipta. Jakarta.

Wijayakusuma. 2008. Ramuan Herbal Taklukkan Penyakit. Pustaka Bunda.


Jakarta.

Yuliarti, N. 2008. Maag : Kenali, Hindari dan Obati. Andi Offset. Yogyakarta.
40

LAMPIRAN
41

KUESIONER PENELITIAN
HUBUNGAN POLA MAKAN DENGAN KEJADIAN GASTRITIS PADA
PASIEN YANG BEROBAT DI PUSKESMAS PADANG PANYANG
KECAMATAN KUALA PESISIR
KABUPATEN NAGAN RAYA

No. Responden :
Umur :
Pendidikan :
Pekerjaan :
Tanggal Pengisian :

Petunjuk Pengisian !
Berilah tanda checklist(√) pada item jawaban yang anda pilih!

Pola Makan

1. Apakah anda gemar mengkonsumsi makanan yang bersifat pedas yang


banyak menggunakan cabe atau merica?
a. Ya
b. Tidak

2. Apakah mengkonsumsi makanan yang pedas memang merupakan


kebiasaan rutin anda pada setiap harinya dan jika tidak pedas, anda tidak
berselera untuk makan?
a. Ya
b. Tidak

3. Apakah anda gemar mengkonsumsi makanan yang bersifat asam, seperti


gulai sayur asam pedas dan buah - buahan yang mengandung asam seperti
kedondong, mangga, jeruk dll?
a. Ya
b. Tidak

4. Apakah mengkonsumsi makanan yang bersifat asam, memang merupakan


kebiasaan rutin anda pada setiap harinya dan anda sangat sering
mengkonsumsinya?
a. Ya
b. Tidak

5. Apakah anda mempunyai kebiasaan rutin mengkonsumsi kopi dan teh


pada setiap harinya?
a. Ya
b. Tidak
42

6. Apakah anda juga gemar atau sering mengkonsumsi makanan yang


mengandung gas seperti sawi, ubi, kol, nangka dll?
a. Ya
b. Tidak

7. Apakah anda sering makan berlebihan atau lebih dari satu porsi, pada
setiap kali makan?
a. Ya
b. Tidak

8. Apakah waktu makan anda sehari - hari tidak teratur?


a. Ya
b. Tidak

9. Apakah anda sering terlambat makan atau menunda - nunda waktu makan?
a. Ya
b. Tidak

10. Apakah anda mempunyai kebiasaan makan pada larut malam?


a. Ya
b. tidak

Kejadian Gastritis

1. Apakah anda menderita gastritis yang bersifat :


a. Akut (penyakit yang anda derita belum lebih dari 3 bulan).
b. Kronis (penyakit yang anda derita sudah lebih dari tiga bulan).
43

TABEL SKOR

No Variabel yang No. Urut Bobot / Skor Rentang


diteliti Pertanyaan Ya Tidak
1. Pola Makan 1 0 1
2 0 1 10  0 10
3 0 1  5
2 2
4 0 1
5 0 1
6 0 1
7 0 1 Baik : > 5
8 0 1 Kurang : < 5
9 0 1
10 0 1
44

Master Tabel
Hubungan Pola Makan dengan Kejadian Gastritis Pada
Pasien yang Berobat di Puskesmas Padang Panyang
Kecamatan Kuala Pesisir Kabupaten Nagan Raya
No Pola Makan Kejadian
Total Keterangan
Res 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Gastritis
1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 7 baik akut
2 1 1 0 1 0 0 1 0 0 1 5 baik akut
3 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 2 kurang akut
4 0 0 0 0 1 0 1 0 0 1 3 kurang kronis
5 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 kurang kronis
6 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 kurang kronis
7 0 1 0 1 1 0 1 0 0 1 5 baik kronis
8 0 1 0 1 1 0 0 0 0 1 4 kurang kronis
9 0 0 0 1 1 0 0 0 0 1 3 kurang kronis
10 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 2 kurang kronis
11 0 1 0 1 0 1 1 0 0 0 4 kurang akut
12 0 0 0 1 0 0 1 0 0 1 3 kurang akut
13 0 0 0 1 1 1 0 0 0 1 4 kurang kronis
14 0 0 0 0 1 0 1 0 0 1 3 kurang kronis
15 0 0 1 1 1 1 1 0 0 0 5 baik akut
16 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 kurang kronis
17 0 0 0 0 1 0 1 0 0 1 3 kurang kronis
18 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 2 kurang kronis
19 0 0 0 1 1 0 1 0 0 1 4 kurang kronis
20 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 2 kurang akut
21 0 1 0 1 1 0 1 0 0 1 5 baik akut
22 0 1 0 1 1 1 1 0 0 1 6 baik akut
23 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 2 kurang akut
24 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 7 baik akut
25 0 1 0 1 1 0 0 0 0 0 3 kurang akut
26 0 1 0 1 0 0 1 0 0 1 4 kurang kronis
27 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 2 kurang kronis
28 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 kurang kronis
29 0 0 0 1 0 0 0 1 1 0 3 kurang akut
30 0 0 1 1 1 0 1 0 0 0 4 kurang kronis
31 0 0 1 1 1 0 1 0 0 1 5 baik kronis
32 0 0 0 1 1 1 0 0 0 0 3 kurang kronis
33 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 2 kurang kronis
34 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 2 kurang kronis
35 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 kurang kronis
45

36 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 kurang kronis
37 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 kurang kronis
38 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 kurang kronis
39 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 2 kurang kronis
40 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 kurang kronis
41 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 kurang kronis
42 0 1 0 0 1 0 1 0 0 1 4 kurang akut
46

Frequencies
Statistics
Kejadian
Umur Pekerjaan Pendidikan Pola Makan Gastritis
N Valid 42 42 42 42 42
Missing 0 0 0 0 0

Umur
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 15-25 10 23.8 23.8 23.8
33-40 9 21.4 21.4 45.2
42-50 8 19.0 19.0 64.3
52-76 15 35.7 35.7 100.0
Total 42 100.0 100.0

Pendidikan
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid SD 13 31.0 31.0 31.0
SMP 9 21.4 21.4 52.4
SMA 13 31.0 31.0 83.3
Perguruan Tinggi 4 9.5 9.5 92.9
Tidak Sekolah 3 7.1 7.1 100.0
Total 42 100.0 100.0

Pekerjaan
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid PNS 2 4.8 4.8 4.8
Petani 9 21.4 21.4 26.2
Nelayan 1 2.4 2.4 28.6
Pedagang 1 2.4 2.4 31.0
Penjahit 1 2.4 2.4 33.3
IRT 19 45.2 45.2 78.6
Wiraswasta 1 2.4 2.4 81.0
Bidan 2 4.8 4.8 85.7
Tidak Bekerja 6 14.3 14.3 100.0
Total 42 100.0 100.0
47

Pola Makan
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Baik 8 19.0 19.0 19.0
Kurang 34 81.0 81.0 100.0
Total 42 100.0 100.0

Kejadian Gastritis
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Akut 14 33.3 33.3 33.3
Kronis 28 66.7 66.7 100.0
Total 42 100.0 100.0

Crosstabs

Case Processing Summary


Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
Pola Makan * Kejadian 42 100.0% 0 .0% 42 100.0%
Gastritis

Pola Makan * Kejadian Gastritis Crosstabulation


Kejadian Gastritis
Akut Kronis Total
Pola Makan Baik Count 6 2 8
Expected Count 2.7 5.3 8.0
% within Pola Makan 75.0% 25.0% 100.0%
Kurang Count 8 26 34
Expected Count 11.3 22.7 34.0
% within Pola Makan 23.5% 76.5% 100.0%
Total Count 14 28 42
Expected Count 14.0 28.0 42.0
% within Pola Makan 33.3% 66.7% 100.0%
48

Chi-Square Tests
Asymp. Sig. Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-
Value Df (2-sided) sided) sided)
Pearson Chi-Square 7.721a 1 .005
Continuity Correctionb 5.578 1 .018
Likelihood Ratio 7.369 1 .007
Fisher's Exact Test .010 .010
Linear-by-Linear 7.537 1 .006
Association
N of Valid Cases 42
a. 1 cells (25.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 2.67.
b. Computed only for a 2x2 table

Risk Estimate
95% Confidence Interval
Value Lower Upper
Odds Ratio for Pola 9.750 1.635 58.150
Makan (Baik / Kurang)
For cohort Kejadian 3.188 1.542 6.589
Gastritis = Akut
For cohort Kejadian .327 .097 1.101
Gastritis = Kronis
N of Valid Cases 42
49

Gambar 1. Puskesmas Padang Panyang

Gambar 2. Halaman depan Puskesmas Padang Panyang


50

Gambar 3. Saat mewawancarai pasien untuk pengisian kuesioner

Gambar 4. Saat mewawancarai pasien untuk pengisian kuesioner pada hari


berikutnya
51

Anda mungkin juga menyukai