SKRIPSI
INTAN SARI
09C10104143
SKRIPSI
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan Program Studi S-1
Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Teuku Umar
Aceh Barat.
INTAN SARI
09C10104143
ABSTRAK
Intan Sari, Hubungan Pola Makan dengan Kejadian Gastritis Pada Pasien yang
Berobat di Puskesmas Padang Panyang Kecamatan Kuala Pesisir Kabupaten
Nagan Raya. Dibawah bimbingan Teuku Abdullah, SKM., MPH dan Marniati,
SKM., M. Kes.
Tingginya angka kejadian gastritis di Puskesmas Padang Panyang karena
disebabkan oleh pola makan yang kurang baik yaitu jenis dan jumlah makanan
yang dikonsumsi,waktu makan yang tidak teratur dapat mempengaruhi kesehatan
lambung. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan pola makan
dengan kejadian gastritis pada pasien yang berobat di Puskesmas Padang Panyang
Kecamatan Kuala Pesisir Kabupaten Nagan Raya.
Sampel dalam penelitian ini berjumlah 42 orang dengan menggunakan metode
purposive sampling. Penelitian ini bersifat analitik dengan desain Retrospektif.
Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara dan pengisian kuesioner.
Kemudian data tersebut diolah dan dianalisis denganKomputer dengan
menggunakan uji Chi-Square pada derajat kemaknaan α (0,05). Penelitian ini
dilaksanakan pada Tanggal 31 Mei – 17 Juni 2014.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 42 responden terdapat 8 responden
(19,0%) yang pola makannya baik dan 34 responden (81,0%) yang pola makannya
kurang baik dengan kejadian gastritis akut 14 orang (33,3%) dan kejadian gastritis
kronis 28 orang (66,7%). Dari hasil uji statistik di dapatkan nilai PValue (0,01) <α
(0,05), maka kesimpulannya Ho ditolak : berarti ada hubungan yang bermakna
antara pola makan dengan kejadian gastritis pada pasien yang berobat di
Puskesmas Padang Panyang Kecamatan Kuala Pesisir Kabupaten Nagan Raya
Tahun 2014. Diharapkan pada pasien yang menderita gastritis untuk
memperhatikan dan membentuk pola makan yang baik dan benar agar dapat
mencegah / mengurangi resiko terjadinya gastritis.
HALAMAN PENGESAHAN
Menyetujui,
Komisi Pembimbing
Pembimbing I Pembimbing II
Mengetahui :
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Allah SWT atas Rahmat dan Hidayah-Nya penulis
dapat menyelesaikan Skripsi ini yang berjudul : “Hubungan Pola Makan
Dengan Kejadian Gastritis padapasien yang berobat di Puskesmas Padang
Panyang Kecamatan KualaPesisir Kabupaten Nagan Raya”. Skripsi ini disusun
sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan program studi Sl Fakultas
Kesehatan Masyarakat Universitas Teuku Umar Aceh Barat.
Dalam tahap penyelesaian Skripsi ini, penulis tiada hentinya berusaha dan
berdoa agar dapat menyusun Skripsi ini dengan baik dan semaksimal mungkin. ini
semua juga tidak terlepas dari bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak. Oleh
karena itu penulis menyampaikan ucapan terima kasih, terutama yang paling
berjasa Ayahanda dan Ibunda yang senantiasa memberikan dukungan baik berupa
moral maupun materi. Selanjutnya kepada Bapak Teuku Abdullah, SKM., MPH
selaku pembimbing I dan Ibu Marniati, SKM., M. Kes selaku pembimbing II yang
telah memberikan bimbingan dalam penulisan Skripsi ini.
Ucapan terima kasih ini juga kepada Bapak Kiswanto, S. Pd., M. Si selaku
penguji I dan Bapak Afrizal, DN.Com selaku penguji II yang sudah memberikan
kritik dan saran demi perbaikan dan penyusunan Skripsi ini dengan sebaik
mungkin. Serta ucapan terima kasih juga kepadaresponden yang telah bersedia
untuk menjadi objek penelitian dan kepada pihak penyelenggara perpustakaan
yang telah menyediakan beragam jenis buku, sehingga memudahkan penulis
dalam menyelesaikan Skripsi.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan Skripsi ini masih banyak
terdapat kekurangan dan jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu secara terbuka
dan dengan senang hati penulis menerima kritik dan saran guna meningkatkan
kesempurnaan dimasa yang akan datang. Semoga Skripsi ini dapat bermanfaat
bagi kita semua.
Langkak, September 2014
Penulis
7
KATA PERSEMBAHAN
Intan Sari
8
RIWAYAT HIDUP
Agama : Islam
Alamat : Langkak
Pendidikan
DAFTAR ISI
HALAMAN
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
11
DAFTAR TABEL
Tabel 4.6 Hubungan Pola Makan dengan Kejadian Gastritis Pada Pasien
DAFTARGAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
1. Kuesioner Penelitian
2. Tabel Skor Penelitian
3. Master Tabel
4. Data Komputerisasi
5. Surat izin pengambilan data dari Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas
Teuku Umar
6. Surat izin pengambilan data dari Puskesmas Padang Panyang Kecamatan
Kuala Pesisir Kabupaten Nagan Raya
7. Surat izin penelitian dari Fakultas Kesehatan MasyarakatUniversitas Teuku
Umar
8. Surat izin penelitian dari Puskesmas Padang PanyangKecamatan Kuala Pesisir
Kabupaten Nagan Raya
9. Dokumentasi Penelitian
14
BAB I
PENDAHULUAN
dari mukosa lambung yang disebabkanoleh faktor iritasi dan infeksi. Penyakit
perdarahan mukosa lambung yang dapat bersifat akut, kronis, difus, atau lokal.
Dua jenis gastritis yang paling sering terjadi adalah gastritis superficial akut dan
Penyebab utama gastritis adalah waktu makan yang tidak teratur atau
sering terlambat makan, stres atau tekanan emosional yang berlebihan dan
seperti pedas. Dinding lambung menjadi merah, bahkan bengkak pada saat
disentuh oleh makanan yang pedas secara berlebihan. Selain itu kebisaan lain
15
minum minuman berakohol, minum kopi dan merokok, juga akan mengganggu
berlebihan. Hal ini akan melemahkan sistem pelindung dinding lambung (Bajry,
2008).
Gastritis biasanya diawali oleh pola makan yang tidak teratur sehingga
lambung menjadi sensitif bila asam lambung meningkat. Pola makan yang baik
dan teratur merupakan salah satu dari penatalaksanaan gastritis dan juga
gastritis dan sebaliknya bila pola makan yang tidak baik dan konsumsi makanan
yang tidak sehat dapat menyebabkan gastritis, pada akhirnya kekuatan dinding
lambung menurun, tidak jarang kondisi seperti ini menimbulkan luka pada
dari Negara yang kejadian gastritisnya paling tinggi yaitu Amerika dengan
mencapai 43%, lalu dibeberapa negara lainnya seperti Inggris 22%, China 31%,
Jepang 14,5%, Kanada 35%, Perancis 29,5% dan Indonesia 40,8%. Sedangkan
angka kejadian gastritis di beberapa kota di Indonesia ada yang tinggi mencapai
91,6% yaitu di kota Medan, lalu di beberapa kota lainnya seperti Surabaya 31,2%,
16
Denpasar 46%, Jakarta 50%, Bandung 32,5%, Palembang 35,3%, Aceh 31,7%,
dan Pontianak 31,2%. Hal tersebut disebabkan oleh pola makan yang kurang
sehat. Tahun 2009 penyakit gastritis merupakan salah satu penyakit didalam
sepuluh penyakit terbanyak pada pasien rawat inap di Rumah Sakit seluruh
Indonesia dan menyerang lebih banyak perempuan dari pada laki-laki dengan
terbesar di Tahun 2013. Gatritis menempati posisi kedua dari sepuluh penyakit
terbesar, lelaki berjumlah 598 orang dan perempuan berjumlah 674 orang.
makanan pedas secara berlebihan, jika tidak mengkonsumsi makanan yang pedas,
rasanya tidak berselera untuk makan. Apalagi masyarakat Aceh yang dikenal
dengan ciri khas masakan asam pedas. Selain itu kebiasaan buruk lainnya ialah
makan terburu-buru atau terlalu cepat sehingga makanan tersebut tidak dapat
yang sering terjadi juga ialah menunda-nunda waktu makan, entah dikarenakan
Kondisi tubuh kita tergantung pada makanan yang kita konsumsi sehari-
hari. Makanan sangat berpengaruh terhadap kesehatan tubuh kita, bila pola makan
17
kita kurang baik, maka masalah kesehatan akan muncul. Terutama masalah
menampung dan mengolah makanan yang kita konsumsi. Lambung dapat bekerja
dengan baik, apabila sesuai dengan kapasitasnya, akan tetapi justru kita tidak
lambung sangat penting untuk memelihara kesehatan tubuh kita. Seperti kutipan
dari (Bajry, 2008) “ apabila kita memahami karakter lambung kita dan selalu
menjaga kesehatan dan keharmonisannya, ia pun akan selalu menjaga tubuh kita
Pola makan adalah suatu cara atau usaha dalam pengaturan jumlah dan
Setiap orang harus makan setiap hari, tapi sangat banyak orang yang tidak
tahu bagaimana cara makan yang benar supaya menjadi sehat. Orang mungkin
membeli suatu jenis makanan karena jenis itulah yang tersedia, mampu ia beli
atau karena harganya lebih murah. Beberapa jenis makanan berkualitas lebih
rendah di banding lainnya dan sebagian besar makanan pabrik diberi bahan
Dari kenyataan dan informasi yang peneliti ketahui, saat ini lagi maraknya
kasus penyakit gastritis.Gastritis ini dapat menyerang siapa saja tanpa mengenal
gender dan batasan usia, baik pada laki-laki maupun perempuan serta baik remaja,
sebagian besarnya pemicu gastritis ini di sebabkan oleh pola makan yang kurang
perumusan masalahnya ialah mengenai pola makan pasien sehari - hari. Apakah
ada hubungan antara pola makan dengan kejadian gastritis pada pasien yang
Nagan Raya.
1.4 Hipotesis
pola makan dengan kejadian gastritis berdasarkan fakta baru yang didapatkan
1. Bagi masyarakat
mengubah kebiasaan pola makan yang kurang baik dan membentuk pola
2. Bagi Puskesmas
pelayanan dan promosi kesehatan mengenai pola makan yang baik dan sehat
bagi pasien.
3. Bagi pendidikan
Sebagai bahan masukan dan pengetahuan dalam materi kuliah tentang pola
4. Bagi peneliti
makanan yang dilakukan secara berulang-ulang pada waktu tertentu dalam jangka
Pola makan atau pola konsumsi pangan merupakan susunan jenis dan
jumlah makanan yang di konsumsi seseorang atau sekelompok orang pada waktu
2.1.2Tujuan Makan
“makanan” dalam ilmu kesehatan adalah substrat yang dapat dipergunakan untuk
proses di dalam tubuh. Terutama untuk membangun dan memperoleh tenaga bagi
kesehatan sel. Agar dapat digunakan dalam reaksi biologis, makanan harus masuk
20
21
e) Membangun protoplasma
manusia, perlu ditegaskan bahwa kita harus dapat memilih dan mengosumsi
makanan yang baik untuk kesehatan tubuh, serta mengurangi konsumsi makanan
yang berdampak buruk bagi kesehatan. Hal itu perlu dilakukan, mengingat
Makan yang baik dan benar akan menentukan kualitas dan masa depan
tubuh kita. Kebanyakan kita makan mengikuti selera lidah (asal enak dan
kenyang), namun lupa memenuhi hak dan selera tubuh (Bajry, 2008).
Sarapan atau makan pagi sangat penting untuk menunjang aktivitas sehari-
daya tahan kerja. Bagi anak sekolah makan pagi penting untuk meningkatkan
kurang vitamin dan mineral. Sedangkan beberapa makanan lain kaya vitamin,
tetapi miskin karbohidrat. Jadi untuk mencapai masukan zat gizi yang
seimbang tidak mungkin dipenuhi hanya oleh satu jenis bahan makanan saja,
Serat makanan memiliki peran yang unik dan menyeluruh. Sejak makanan
ada dalam mulut sampai sisa makanan dikeluarkan dari tubuh, serat tidak
memberi asupan zat gizi pada sel-sel tubuh, serat makanan tetap berjalan
dan fungsinya, serat makanan bak armada pembersih, bekerja rapih tanpa
d) Kurangi fastfood.
Kita nikmati kelezatan hidangan dengan suka cita, kita derita rasa sakit pilu
dan lara, kemudian mati dalam penyesalan tanpa ada kata. Waspadai
betapa sangat menyenangkan, asyik, dan menghibur ketika kita sedang sibuk
23
yang kita sukai dengan aroma sedap dan memikat, rasa sangat lezat dengan
Zat-zat tersebut adalah zat gizi yang digunakan oleh tubuh untuk
(Swasono, 2008).
yang aman adalah makanan yang bebas dari kuman dan bahan kimia
dengan kata lain halal. Serta makanan harus bebas dari pengawet atau bahan
2010).
24
Mengkonsumsi makanan pada saat yang tepat merupakan suatu sebab bagi
aturan paling baik bagi tubuh. Yang lebih baik lagi apabila waktu makan itu
pertama dan kedua jangan kurang dari 4 atau 5 jam, karena waktu tersebut
2006).
dan melawan bakteri, virus, dan jamur tanpa bantuan antibiotik dan obat
letaknya antara esophagus dan usus halus, sebelah kiri abdomen, dibawah
diafragma bagian depan pankreas dan limpa. Lambung merupakan saluran yang
epigaster. Variasi dari bentuk lambung sesuai dengan jumlah makanan yang
masuk, adanya gelombang peristaltik tekanan organ lain dan postur tubuh
(Syaifuddin, 2011).
25
Menurut Prince (2005) lambung memiliki dua fungsi utama, yaitu fungsi
1. Sebagai fungsi pencernaan dan sekresi, yaitu pencernaan protein oleh pepsin
dan HCl, sintesis dan pelepasan gastrin yang dipengaruhi oleh protein yang
bikarbonat bersama dengan sekresi gel mukus yang berperan sebagai barier
lambung ke dalam usus dengan kecepatan yang sesuai untuk pencernaan dan
Gastritis berasal dari bahasa Yunani yaitu gastro, yang berarti perut /
adanya suatu iritasi dan infeksi atau peradangan pada dinding mukosa lambung
sehingga dinding lambung menjadi merah, bengkak, berdarah dan berparut atau
bisa di sebabkan oleh makanan yang terlalu asam dan pedas, obat-obatan yang
dapat mengiritasi lambung seperti aspirin dan obat anti inflamasi nonsteroid
melapisi perut dan satu penyebab yang sering mengakibatkan terjadinya suatu
kondisi, dimana seseorang kehilangan nafsu makan dan secara konstan merasakan
(Utomo, 2005).
dikenal sebagai penyakit maag merupakan gangguan saluran cerna yang cukup
adanya luka atau peradangan pada saluran cerna bagian atas (lambung), gangguan
2011).
1) Gastritis Akut
Gastritis akut adalah suatu peradangan permukaan mukosa lambung yang akut
Gastritis akut terjadi secara tiba-tiba dan gejalanya lebih terlihat dengan
ditandai mual-mual dan rasa terbakar dilambung serta adanya rasa tidak enak
2) Gastritis Kronis
Gastritis kronis berjalan perlahan - lahan dan gejala yang umum terlihat adalah
adanya rasa perih dan rasa penuh di lambung serta kehilangan nafsu makan
sehingga hanya mampu makan dalam jumlah yang sedikit (Yuliarti, 2008).
a. Komplikasi yang timbul pada gastritis akut yaitu pendarahan pada saluran
cerna pada bagian atas (SCBA) berupa hematemesis dan melena, berakhir
dengan syock hemoragik dan terjadi ulkus kalau prosesnya hebat dan jarang
terjadi perforasi.
2.3.4Penyebab Gastritis
a. Jenis makanan.
singkong, nangka dan durian, makanan yang terlalu pedas dan asam,
minuman yang mengandung kafein seperti kopi dan teh serta juga minuman
b. Jumlah makanan.
Porsi atau jumlah merupakan suatu ukuran maupun takaran makanan yang
dikonsumsi pada tiap kali makan. Setiap orang harus makan makanan dalam
jumlah benar sebagai bahan bakar untuk semua kebutuhan tubuh. Jika
besar dapat menyebabkan refluks isi lambung, yang pada akhirnya membuat
Keteraturan makan berkaitan erat dengan waktu makan setiap hari. Pola
makan yang tidak teratur membuat lambung sulit beradaptasi. Jika ini
mengiritasi mukosa pada lambung. Hal inilah yang menyebabkan rasa perih
Stres (faktor psikologi) akibat sistem saraf otak yang berhubungan dengan
sel-sel dalam lambung untuk memproduksi asam secara berlebihan dan stres
yang berlebihan juga akan mengeluarkan salah satu hormon endokrin yang
sering dapat menyebabkan penyakit maag, baik gastritis akut maupun kronis
(Yuliarti, 2008).
4. Minuman beralkohol.
5. Merokok.
Merokok akan merusak lapisan pelindung lambung. Oleh karena itu, orang
yang merokok lebih sensitif tehadap gastritis, maupun ulser. Merokok juga
6. Helicobacter pylori
bakteri yaitu bakteri Helicobacter pylori, jika kondisinya sudah parah maka
(Yuliarti, 2008).
Selain itu beberapa penderita dengan radang lambung yang sudah terlalu
kopi. Radang lambung yang sudah terlanjur kronis dapat menyebabkan kematian.
Gaster memiliki lapisan epitel mukosa yang secara konstan terpapar oleh
eksogennya adalah obat-obatan, alkohol dan bakteri yang dapat merusak integritas
epitel mukosa lambung, misalnya Helicobacter pylori. Oleh karena itu, gaster
defensif dan faktor agresif. Faktor defensif meliputi produksi mukus yang
penetral asam lambung dan memberikan suplai mikronutrien dan oksigenasi yang
lambung. Gastritis terjadi sebagai akibat dari mekanisme pelindung ini hilang atau
ambon, papaya).
a. Sumber karbohidrat
Beras dibubur atau ditim, kentang dipure, makaroni direbus, roti dipanggang,
Tahu, tempe direbus atau di tumis, kacang hijau direbus dan dihaluskan.
Daging sapi empuk, hati, ikan, ayam digiling atau dicincang dan direbus,
d. Sayuran
Sayuran yang tidak menimbulkan gas dimasak, bayam, labu siam, labu kuning,
e. Buah-buahan
Pepaya, pisang, jeruk manis, sari buah, pir dan peach dalam kaleng.
32
b. Kurangi mengkonsumsi makanan yang mengandung gas seperti sawi, kol dan
buncis.
masuk kelambung.
e. Atur pola makan yaitu makan secara teratur dan tepat waktu.
h. Jauhi minumanberakohol.
i. Jangan merokok.
j. Hindari stres.
33
2.4Kerangka Teori
Pola makan:
1. Jenis makanan
2. Jumlah makanan
3. Waktu makan
Kejadian
Gastritis
k
Karakteristik
Responden :
1. Umur
2. Pekerjaan
3. Pendidikan
Kejadian
Pola makan
Gastritis
yaitu pengumpulan data dimulai dari efek atau akibat yang telah terjadi, kemudian
dari efek tersebut ditelusuri kebelakang tentang penyebabnya atau variabel yang
3.3.1 Populasi
3.3.2Sampel
pertimbangan peneliti sendiri yang dengan sengaja memilih kasus atau responden
25
26
Pesisir Kabupaten Nagan Raya dan data yang diperoleh darimedia internet.
1. Pola Makan
2. Kejadian Gastritis
a. Akut
b. Kronis
komputer.
(O E ) 2
X2 =
E
Keterangan :
28
kejadian gastritis.
b. Apabila Pvalue>α (0,05)=berarti tidak ada hubungan antara pola makan dengan
kejadian gastritis.
2. Tidak boleh ada sel yang mempunyai nilai harapan (nilai E) kurang dari 1.
3. Tidak boleh ada sel yang mempunyai nilai harapan (nilai E) kurang dari 5,
a. Jika pada tabel 2x2, ditemukan nilai E < 5, maka yang digunakan adalah
b. Jika pada tabel 2x2, tidak ada nilai E < 5, maka menggunakan uji
Continuity Correction.
c. Jika tabel lebih dari 2x2, maka menggunakan uji Pearson Chi-Square.
BAB VI
29
ini terletak di desa Padang Panyang Kecamatan Kuala Pesisir Kabupaten Nagan
Raya dengan luas wilayah (105 km2) (10.500 Hektar). Secara geografis wilayah
kerja Puskesmas Padang Panyang merupakan daerah tropis dan daerah Pesisir.
Jaya.
Patihah.
a. Visi
b. Misi
frekuensi serta persentase dari tiap variabel. Variabel - variabel dalam penelitian
ini ialah karekteristik responden (umur, pendidikan, pekerjaan), pola makan, dan
kejadian gastritis.
a. Umur
gastritis berdasarkan golongan umur paling tinggi berada pada kelompok yang
berusia 52-76 Tahun dengan jumlah 15 orang (35,7%) dan yang paling rendah
berada pada golongan umur 42-50 Tahun dengan jumlah 8 orang (19,0%).
b. Pendidikan
sedangkan yang paling rendah berada pada kategori yang tidak sekolah dengan
c. Pekerjaan
gastritis berdasarkan pekerjaan paling tinggi berada pada kelompok IRT yang
berjumlah 19 orang (45,2%) dan yang paling rendah berada pada kelompok yang
d. Pola Makan
yang pola makannya baik dan 34 orang (81,0%) yang pola makannya kurang
baik.
e. Kejadian Gastritis
(33,3%) yang mengalami gastritis akut dan 28 orang (66,7%) yang mengalami
gastritis kronis.
33
4.1.2Analisis Bivariat
disimpulkan bahwa ada hubungan yang bermakna antara pola makan dengan
kejadian gastritis.
Tabel 4.6 Hubungan Pola Makan dengan Kejadian Gastritis pada pasien
yang berobat di Puskesmas Padang Panyang Kecamatan Kuala
Pesisir Kabupaten Nagan Raya Tahun 2014.
No. Pola Kejadian Gastritis
Total
Makan Akut Kronis P Value OR
n % n % N %
1. Baik 6 75,0 2 25,0 8 100
2. Kurang 8 23,5 26 76,5 34 100 0.01 9,75
Total 14 33,3 28 66,7 42 100
kronis lebih tinggi pada responden yang pola makannyakurang baik sebanyak 26
orang (25,0%) dan angka kejadian gastritis akut lebih tinggi pada responden yang
ditolak : berarti ada hubungan yang bermakna antara pola makan dengan kejadian
Kuala Pesisir Kabupaten Nagan Raya Tahun 2014, dengan nilai OR9,75. Maka
34
hal tersebut menunjukkan bahwa responden yang pola makannya kurang baik
memiliki resiko kejadian gastritis 9,75 kali lebih besar dibandingkan dengan
4.2 Pembahasan
pada pasien yang berobat di Puskesmas Padang Panyang Kecamatan Kuala Pesisir
Kabupaten Nagan Raya Tahun 2014 dengan nilai PValue(0,01) <α (0,05).
Jenis makanan tersebut mengandung gas seperti kol, sawi, singkong, nangka dan
durian, makanan yang terlalu pedas dan asam, minuman yang mengandung kafein
seperti kopi dan teh, serta juga minuman bersoda. Hal tersebut dapat
Lomberg (2013) bahwa kejadian gastritis lebih tinggi bagi yang memiliki pola
makan yang kurang baik dibandingkan yang memiliki pola makan yang baik. Hal
ini berarti terdapat hubungan yang bermakna antara pola makan dengan kejadian
Porsi atau jumlah merupakan suatu ukuran maupun takaran makanan yang
dikonsumsi pada tiap kali makan. Setiap orang harus makan makanan dalam
jumlah benar sebagai bahan bakar untuk semua kebutuhan tubuh. Jika konsumsi
menyebabkan obesitas / kegemukan. Selain itu, makanan dalam porsi besar dapat
menyebabkan refluks isi lambung, yang pada akhirnya membuat kekuatan dinding
lambung menurun. Kondisi seperti ini dapat menimbulkan peradangan atau luka
Hasil penelitian ini juga didukung oleh hasil penelitian Rahmi (2011)
yang berobat jalan di Puskesmas Gulai Bancah Bukit Tinggi yang menunjukkan
bahwa ada hubungan antara pola makan dengan kejadian gastritis dengan nilai
PValue(0,000)<α (0,05).
Keteraturan makan berkaitan erat dengan waktu makan setiap hari. Pola
makan yang tidak teratur membuat lambung sulit beradaptasi. Jika ini berlangsung
lama, produksi asam lambung akan berlebihan sehingga mengiritasi mukosa pada
lambung. Hal inilah yang menyebabkan rasa perih dan mual. Gejala ini bisa naik
Gastritis biasanya diawali oleh pola makan yang tidak teratur sehingga
lambung menjadi sensitif bila asam lambung meningkat. Pola makan yang baik
dan teratur merupakan salah satu dari penatalaksanaan gastritis dan juga
gastritis dan sebaliknya bila pola makan yang tidak baik dan konsumsi makanan
yang tidak sehat dapat menyebabkan gastritis, pada akhirnya kekuatan dinding
lambung menurun, tidak jarang kondisi seperti ini menimbulkan luka pada
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Kecamatan Kuala Pesisir Kabupaten Nagan Raya Tahun 2014 dapat di simpulkan
bahwa :
3. Dari hasil analisis statistik uji Chi-Square didapatkan nilai PValue(0,01) <α
(0,05) maka terdapat hubungan yang bermakna antara pola makan dengan
5.2 Saran
1. Bagi Puskesmas
memberikan informasi atau saran kepada pasien tentang pola makan yang baik
dan benar agar dapat menjaga pola makannya dengan baik untuk mengurangi
2. Bagi pasien
meningkatkan pola makan yang baik dan sehat agar dapat mencegah terjadinya
gastritis.
faktor - faktor yang berhubungan dengan kejadian gastritis dan bermanfaat bagi
Bajry, A.H. 2008. Tubuh Anda Adalah Dokter yang Terbaik. Hayati Qualita.
Bandung.
Jusup, L. 2009. Fit For Life Masakan Sehat dan Lezat untuk Penderita Gastritis
(Tukak Lambung / Maag). Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.
Kurnia, H. 2009. Kiat Jitu Tangkal Penyakit Orang Kantoran. Best Publisher.
Yogyakarta.
Lubis, Z. 2009. Hidup Sehat dengan Makanan Kaya Serat.IPB Press. Bogor.
38
39
Syukron, El- Kaysi. 2009. Rahasia Sehat Berkah Shalawat : Terapi Ampuh
Menyembuhkan Penyakit. Best Publisher. Yogyakarta.
Uripi. 2008. Menu Untuk Penderita Hepatitis dan saluran Pencernaan. Puspa
Swara.Jakarta.
Yuliarti, N. 2008. Maag : Kenali, Hindari dan Obati. Andi Offset. Yogyakarta.
40
LAMPIRAN
41
KUESIONER PENELITIAN
HUBUNGAN POLA MAKAN DENGAN KEJADIAN GASTRITIS PADA
PASIEN YANG BEROBAT DI PUSKESMAS PADANG PANYANG
KECAMATAN KUALA PESISIR
KABUPATEN NAGAN RAYA
No. Responden :
Umur :
Pendidikan :
Pekerjaan :
Tanggal Pengisian :
Petunjuk Pengisian !
Berilah tanda checklist(√) pada item jawaban yang anda pilih!
Pola Makan
7. Apakah anda sering makan berlebihan atau lebih dari satu porsi, pada
setiap kali makan?
a. Ya
b. Tidak
9. Apakah anda sering terlambat makan atau menunda - nunda waktu makan?
a. Ya
b. Tidak
Kejadian Gastritis
TABEL SKOR
Master Tabel
Hubungan Pola Makan dengan Kejadian Gastritis Pada
Pasien yang Berobat di Puskesmas Padang Panyang
Kecamatan Kuala Pesisir Kabupaten Nagan Raya
No Pola Makan Kejadian
Total Keterangan
Res 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Gastritis
1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 7 baik akut
2 1 1 0 1 0 0 1 0 0 1 5 baik akut
3 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 2 kurang akut
4 0 0 0 0 1 0 1 0 0 1 3 kurang kronis
5 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 kurang kronis
6 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 kurang kronis
7 0 1 0 1 1 0 1 0 0 1 5 baik kronis
8 0 1 0 1 1 0 0 0 0 1 4 kurang kronis
9 0 0 0 1 1 0 0 0 0 1 3 kurang kronis
10 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 2 kurang kronis
11 0 1 0 1 0 1 1 0 0 0 4 kurang akut
12 0 0 0 1 0 0 1 0 0 1 3 kurang akut
13 0 0 0 1 1 1 0 0 0 1 4 kurang kronis
14 0 0 0 0 1 0 1 0 0 1 3 kurang kronis
15 0 0 1 1 1 1 1 0 0 0 5 baik akut
16 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 kurang kronis
17 0 0 0 0 1 0 1 0 0 1 3 kurang kronis
18 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 2 kurang kronis
19 0 0 0 1 1 0 1 0 0 1 4 kurang kronis
20 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 2 kurang akut
21 0 1 0 1 1 0 1 0 0 1 5 baik akut
22 0 1 0 1 1 1 1 0 0 1 6 baik akut
23 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 2 kurang akut
24 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 7 baik akut
25 0 1 0 1 1 0 0 0 0 0 3 kurang akut
26 0 1 0 1 0 0 1 0 0 1 4 kurang kronis
27 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 2 kurang kronis
28 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 kurang kronis
29 0 0 0 1 0 0 0 1 1 0 3 kurang akut
30 0 0 1 1 1 0 1 0 0 0 4 kurang kronis
31 0 0 1 1 1 0 1 0 0 1 5 baik kronis
32 0 0 0 1 1 1 0 0 0 0 3 kurang kronis
33 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 2 kurang kronis
34 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 2 kurang kronis
35 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 kurang kronis
45
36 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 kurang kronis
37 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 kurang kronis
38 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 kurang kronis
39 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 2 kurang kronis
40 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 kurang kronis
41 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 kurang kronis
42 0 1 0 0 1 0 1 0 0 1 4 kurang akut
46
Frequencies
Statistics
Kejadian
Umur Pekerjaan Pendidikan Pola Makan Gastritis
N Valid 42 42 42 42 42
Missing 0 0 0 0 0
Umur
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 15-25 10 23.8 23.8 23.8
33-40 9 21.4 21.4 45.2
42-50 8 19.0 19.0 64.3
52-76 15 35.7 35.7 100.0
Total 42 100.0 100.0
Pendidikan
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid SD 13 31.0 31.0 31.0
SMP 9 21.4 21.4 52.4
SMA 13 31.0 31.0 83.3
Perguruan Tinggi 4 9.5 9.5 92.9
Tidak Sekolah 3 7.1 7.1 100.0
Total 42 100.0 100.0
Pekerjaan
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid PNS 2 4.8 4.8 4.8
Petani 9 21.4 21.4 26.2
Nelayan 1 2.4 2.4 28.6
Pedagang 1 2.4 2.4 31.0
Penjahit 1 2.4 2.4 33.3
IRT 19 45.2 45.2 78.6
Wiraswasta 1 2.4 2.4 81.0
Bidan 2 4.8 4.8 85.7
Tidak Bekerja 6 14.3 14.3 100.0
Total 42 100.0 100.0
47
Pola Makan
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Baik 8 19.0 19.0 19.0
Kurang 34 81.0 81.0 100.0
Total 42 100.0 100.0
Kejadian Gastritis
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Akut 14 33.3 33.3 33.3
Kronis 28 66.7 66.7 100.0
Total 42 100.0 100.0
Crosstabs
Chi-Square Tests
Asymp. Sig. Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-
Value Df (2-sided) sided) sided)
Pearson Chi-Square 7.721a 1 .005
Continuity Correctionb 5.578 1 .018
Likelihood Ratio 7.369 1 .007
Fisher's Exact Test .010 .010
Linear-by-Linear 7.537 1 .006
Association
N of Valid Cases 42
a. 1 cells (25.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 2.67.
b. Computed only for a 2x2 table
Risk Estimate
95% Confidence Interval
Value Lower Upper
Odds Ratio for Pola 9.750 1.635 58.150
Makan (Baik / Kurang)
For cohort Kejadian 3.188 1.542 6.589
Gastritis = Akut
For cohort Kejadian .327 .097 1.101
Gastritis = Kronis
N of Valid Cases 42
49