Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN PENDAHULUAN

RESIKO BUNUH DIRI

1. Kasus (Diagnosa Utama)


Resiko Bunuh Diri
2. Proses Terjadinya Masalah:
a. Definisi :
Bunuh diri adalah tindakan agresif yang merusak diri sendiri dan dapat
mengakhiri kehidupan. Bunuh diri merupakan keputusan terakhir dari
individu untuk memecahkan masalah yang dihadapi (Captain, 2008).
Menciderai diri adalah tindakan agresif yang merusak diri sendiri dan
dapat mengakhiri kehidupan. Bunuh diri mungkin merupakan keputusan
terakhir dari individu untuk memecahkan masalah yang dihadapi (Captain,
2008).
b. Faktor Predisposisi :
1) Diagnostik > 90% orang dewasa yang mengakhiri hidupnya dengan
bunuh diri, mempunyai hubungan dengan penyakit jiwa. Tiga gangguan
jiwa yang dapat membuat individu beresiko untuk bunuh diri yaitu
gangguan apektif, penyalahgunaan zat, dan skizofrenia.
a) Sifat kepribadian
Tiga aspek kepribadian yang berkaitan erat dengan besarnya resiko
bunuh diri adalah rasa bermusuhan, implisif dan depresi.
b) Lingkungan psikososial
Seseorang yang baru mengalami kehilangan, perpisahan/perceraian,
kehilangan yang dini dan berkurangnya dukungan sosial merupakan
faktor penting yang berhubungan dengan bunuh diri.
c) Riwayat keluarga
Riwayat keluarga yang pernah melakukan bunuh diri merupakan
faktor resiko penting untuk prilaku destruktif.
d) Faktor biokimia
Data menunjukkan bahwa secara serotogenik, apatengik, dan
depominersik menjadi media proses yang dapat menimbulkan
prilaku destrukif diri.
c. Faktor Presipitasi:

Faktor pencetus seseorang melakukan percobaan bunuh diri adalah:

1) Perasaan terisolasi dapat terjadi karena kehilangan hubungan


interpersonal/gagal melakukan hubungan yang berarti.
2) Kegagalan beradaptasi sehingga tidak dapat menghadapi stres.
3) Perasaan marah/bermusuhan, bunuh diri dapat merupakan hukuman pada
diri sendiri.
4) Cara untuk mengakhiri keputusan.

d. Rentang Respon

Respon adaptif Respon Maladaptif

Peningkatan Pengambilan Resiko Yang Perilaku Desdruktif Pencederaan


Bunuh Diri Meningkatkan Pertumbuhan Diri Langsung Diri

Keterangan:
Respon adaptif merupakan respon yang dapat diterima oleh norma
norma sosial dan kebudayaan yang secara umum berlaku, sedangkan respon
maladaptif merupakan respon yang dilakukan individu dalam menyelesaikan
masalah yang kurang dapat diterima oleh norma-norma sosial dan budaya
setempat. Respon maladaptif antara lain :
1) Ketidakberdayaan, keputusasaan, apatis.
Individu yang tidak berhasil memecahkan masalah akan meninggalkan
masalah, karena merasa tidak mampu mengembangkan koping yang
bermanfaat sudah tidak berguna lagi, tidak mampu mengembangkan koping
yang baru serta yakin tidak ada yang membantu.
2) Kehilangan, ragu-ragu
Individu yang mempunyai cita-cita terlalu tinggi dan tidak realistis akan
merasa gagal dan kecewa jika cita-citanya tidak tercapai. Misalnya :
kehilangan pekerjaan dan kesehatan, perceraian, perpisahan individu akan
merasa gagal dan kecewa, rendah diri yang semuanya dapat berakhir
dengan bunuh diri.

e. Tanda Dan Gejala :


1) Depresi, agitasi dan gelisah, insomnia yang menetap,
2) Penurunan BB
3) Berbicara lamban, keletihan,
4) Menarik diri dari lingkungan sosial.

3. Masalah Keperawatan Dan Data Yang Perlu Dikaji


Bunuh diri merupakan tindakan yang secara sadar dilakukan oleh pasien
untuk mengakhiri kehidupannya. Berdasarkan besarnya kemungkinan pasien
melakukan bunuh diri, kita mengenal tiga macam perilaku bunuh diri, yaitu:
a. Isyarat bunuh diri Isyarat bunuh diri ditunjukkan dengan berperilaku secara
tidak langsung ingin bunuh diri, misalnya dengan mengatakan: “Tolong
jaga anak-anak karena saya akan pergi jauh!” atau “Segala sesuatu akan
lebih baik tanpa saya.”
Pada kondisi ini pasien mungkin sudah memiliki ide untuk mengakhiri
hidupnya, namun tidak disertai dengan ancaman dan percobaan bunuh diri.
Pasien umumnya mengungkapkan perasaan seperti rasa bersalah / sedih /
marah / putus asa / tidak berdaya. Pasien juga mengungkapkan hal-hal
negatif tentang diri sendiri yang menggambarkan harga diri rendah
b. Ancaman bunuh diri Ancaman bunuh diri umumnya diucapkan oleh
pasien, berisi keinginan untuk mati disertai dengan rencana untuk
mengakhiri kehidupan dan persiapan alat untuk melaksanakan rencana
tersebut. Secara aktif pasien telah memikirkan rencana bunuh diri, namun
tidak disertai dengan percobaan bunuh diri.
Walaupun dalam kondisi ini pasien belum pernah mencoba bunuh diri,
pengawasan ketat harus dilakukan. Kesempatan sedikit saja dapat
dimanfaatkan pasien untuk melaksanakan rencana bunuh dirinya

4. Diagnosa Keperawatan

Gangguan konsep diri: harga diri rendah


5. Rencana Tindakan Keperawatan

Dx Perencanaan
Tujuan Kriteria Evaluasi Intervensi
esiko Bunuh Pasien tetap aman dan selamat Setelah …. Pertemuan pasien SP 1 (tanggal…….)
mampu: - Identifikasi benda-benda yang dapat
Diri
- Mengidentifikasi benda-benda membahayakan pasien
yang dapat mengendalikan - Amankan benda-benda yang dapat
dorongan bunuh diri membahayakan pasien
- Lakukan kontrak treatment
- Ajarkan cara mengendalikan dorongan
bunuh diri
- Latih cara mengendalikan dorongan
bunuh diri

Setelah …. Pertemuan pasien SP 2 (tanggal…….)


mampu: - Identifikasi aspek positif pasien
- Mengidentifikasi aspek positif - Dorong pasien untuk berfikir positif
dan mampu menhargai individu terhapad diri
yang berharga - Dorong pasien untuk menghargai diri
sebagai individu yang betharga
Setelah …. Pertemuan pasien SP 3 (tanggal…….)
mampu: - Identifikasi pola koping yang bisa
- Mengidentifikasi pola koping siterapkan pasien
yang konstriktif dan mampu - Nilai pola koping yang biasa dilakukan
menerapkannya - Identifikasi pola koping yang konstruktif
- Dorong pasien memilih pola koping yang
kosntruktif
- Anjurkan pasien menerapkan pola koping
yang konstruktif dala kegiatan harian
Setelah …. Pertemuan pasien SP 4 (tanggal…….)
mampu: - Buat rencana masa depan yang realistis
- Membuat rencana masa depan bersama pasien
yang realistis dan mampu - Identifkiasi cara mencapai rencana masa
melalakukan kegiatan depan yang realistis
- Beri dorongan pasien melakukan
kegiatan dalam rangka meraih masa
depan yang realistis

Anda mungkin juga menyukai