Anda di halaman 1dari 11

BAB VII Perkembangan Masyrakat Masa Depan, Tantangan dan 93

Antisipasinya

BAB VII
PERKEMBANGAN MASYARAKAT MASA DEPAN,
TANTANGAN DAN ANTISIPASINYA

TUJUAN KHUSUS PENGAJARAN


Setelah mempelajari materi ini anda diharapkan dapat :
1. Menjelaskan masa depan perkembangan iptek.
2. Menjelaskan tantangan–tantangan yang dihadapi oleh masyarakat masa depan.
3. Menjelaskan masalah – masalah pendidikan nasional masa depan.
4. Mengemukakan antisipasi – antisipasi yang diperlukan bagi masyarakat masa depan.

PENDAHULUAN
W. Wager dan Gerald Feinberg, dan futuris ini yakin bahwa manusia dengan
memanfaatkan intelegensi kolektif mereka dapat mengatasi ancaman masa depan. Kedua
futuris ini memiliki pandangan yang utopis mengenai masa depan. Berbeda dengan
pandangan John Platt yang berpendapat bahwa dunia masa depan begitu berbahaya, di sana
sini diwarnai rasa keprihatinan. Pandangan yang terakhir ini bersifat distopia (Shane,
19730 dalam Miarso , 19840. terlepas apakah masa depan nantinya bersifat utopia atau
distopia masa depan akan diwarnai oleh berbagai kecenderungan perubahan.
Di satu pihak kecenderungan tersebut dapat membawa kemaslahatan umat manusia,
dilai pihak kecenderungan itu berdampak negatif, oleh karena itu, hal penting yang perlu
diperhatikan adalah kemana arah kecenderungan perubahan masa depan itu dan bagaimana
mengantisipasi dampak negatif dari kecenderungan perubahan tersebut.

KECENDERUNGAN PERKEMBANGAN IPTEK DAN PENGARUH NYA


TERHADAP MASYARAKAT MASA DEPAN.
Potensi ilmu pengetahuan dan teknologi demikian mencoloknya. Selama abad
kedua puluh, ilmu pengetahuan telah meloncat kedepan. Faktor yang berpengaruh atas
keadaan ini karena menurut dugaan 90 % ahli ilmu pengetahuan dan penemuan –
penemuan dalam sejarah umat manusia hidup pada zaman ini. Riset dan pembaharuan
dilembagakan, demikian pula modal orang yang bekerja di bidang IPTEK, merupakan
faktor pendukung lonjakan perkembangan IPTEK (Faure, 1972).
Hal yang menarik disamping kuantitas poenemuan dan intesitasnya adalah jarak antara
penemuan prinsip – prinsip ilmiah dengan aplikasi dan penyebaraannya semakin pendek.
Sebagai contoh pada tahun 1727 ditemukan prinsip – prinsip dasar pemotretan. Kurang
lebih 112 tahun jarak antara penemuan prinsip ilmiah dengan aplikasinya. Sementara
hatere solar prinsip ilmiahnya ditemukan tahun 1953, aplikasinya tahun 1955, sehingga
hanya membutuhkan waktu 2 tahun.
Para penelitia masa depan telah mencoba menginventarisasi perkembangan IPTEK masa
depan. Menurutnya IPTEk masa depan, (1) perkembangan energi fisika tinggi, inovasi dan
aplikasi lanjuut cahaya laser, (2) pemurnian terus – menerus pada bidang sibernetika –
bidang proses kontrol sistem – sistem mekanik, biologi dan elektronik, (3) perubahan
penting dalam kualitas dan penggunaan media massa, (4) sukses besar dalam manipulasi
ringan dan restorasi lingkungan, (5) peningkaatan pemakaian komputer, (6)

PENGANTAR PENDIDIKAN KEJURUAN


BAB VII Perkembangan Masyrakat Masa Depan, Tantangan dan 94
Antisipasinya
memperkenalkan super – konduktor, dan (7) kerja sama internasional dalam perdagangan
dan tukar menukar teknologi (Shane, 1973 dalam Kusuma, 1982).
Berbagai bidang IPTEK akan maju terus. Perlembagaan elektronika akan
berkembang kearah psikoelektronika dan bio elektronik. Robot – robot akan menggantikan
tenaga manusia, sehingga menju kearah pabrik tanpa buruh. Bioteknologi, geno teknologi
dan ekoteknologi akan memegang peranan penting dalam masyarakat masa depan.
Teknologi telah mengakselerasi perubahan (Tofler, 1970 dalam sri Koendiyatinah,
1987). Banyak aspek kehidupan yang berubah karena
Perkembangan lain, teknologi transformasi, komunikasi dan infromasi.
Dalam bidang transformasi, selama berabad – abad manusia mengadakan pejalanan
dengan jalan kaki. Sekitar 6000 tahun sebelum Masehi angkutan yang paling cepat adalah
unta dengan kecepatan 8 mil perjam, tahun 1600 SM dengan kereta kuda meningkat 20 mil
perjam, lokomotif ditemukan tahun 1925 baru mencapai kecepatan 13 mil perjam.
Sementara tahun 1938 manusia mengudara dengan kecepatan 400 mil perjam dan tahun
1960 dengan roket, kecepatan mencapai 4800 mil perjam. Dan kini astronot mengedari
bumi dengan kecepatan 18.000 mil perjam atau 40. 000 km perjam (Faure, 1972 ; Toffler,,
1970).
Revolusi teknologi komunikasi membaut jarak bukan merupakan hambatan bagi
manusia dalam berkomunikasi. Sejak digunakannnya burung merpati sebagai alat
komunikasi dapat menerobos hambatan, jarak, lebih – lebih setelah ditemukan telpon tahun
1820. jarak sama sekali bukan masalah lagi. Dengan teknologi faximile, kita tidak lagi
mendengar pesan – pesan komunikasi, tetapi dapat membaca pesan – pesan komunikasi,
melalui satelit komunikasi, teknologi komunikasi telah diperluas karena mampu mengatasi
penggunaan kabel. Akibatnya kkomunikasi antar negara semakin dipermudah, bahkan
melalui satelit komunikasi proses komunikasi dapat dilakukan secara massal. seminar
internasional dapat berlangsung tanpa kehadiran peserta dalam satu gedung, melainkan
cukup di negara masing – masing. Walaupun begitu, di Indonesia keadaanya lain.
Pemilikan telpon di Indonesia masih sangat rendah menurut data tahun 1989 
4,4/1000 penduduk. Sementara di Jepang 555,3/1000 penduduk (Alfian, 1991).
Akhir – akhir ini produk telkom yang mutakhir mulai dikenalkan. Telkom high-tech
yang diebri nama VSAT (very small aperture terminal) mampu mengirim dan menerima
data, faks dan suara dalam sekejab beserta gambarnya. Sistem VSAT ini mampu mengatasi
hambatan komunikasi akibat lalu lintas kkomunikasi yang padat (Jawa Post . 3 Mei 1995)
Sejalan dengan perkembangan komunikasi adalah perkembanan teknologi
informasi. Radio ditemukan tahun 1867. tiga puluh lima tahun kemudian yakni tahun 1902
mulai dipasarkan. Sejak itu, penyampaian informasi dapat menjangkau publik yang
berlipat ganda, penemuan transistor tahun 1948, kemudian diproduksi tahun 1951 mampu
mengefisiensikan produksi radio, akibatnya radio diproduksi dalam jumlah yang besar
dengan harga dalam jangkauan masyarakat umum.
Demikian pula teknologi komunikasi lain yang lebih akurat dalam sajian pesan, yakni
televisi. Teknologi informasi ini ditemukan tahun 1922. dan diproduksi mulai tahun 1934.
informasi yang disajikan tidak hanya berupa pesan – pesan lisan tetapi juga pesan visual,
oleh sebab itu, pengaruhnya lebih intern terhadap perubahan perilaku masyarakat. Di
Indonesia, jumlah televisi  39/1000 penduduk. Sementara di Jepang  585/1000
penduduk dan di USA  813/1000 penduduk (Alfian, 1991). Teknologi elektronika yang
kini penggunaannya merambah dalam berbagai bidang adalah teknologi komputer.

PENGANTAR PENDIDIKAN KEJURUAN


BAB VII Perkembangan Masyrakat Masa Depan, Tantangan dan 95
Antisipasinya
Ketelitian dan kecermatan melebihi manusia, ia dapat dipekerjakan di bidang kedokteran,
dalam bidang rancang bangun dan rekayasa, bahkan dapat menggantikan guru dalam
membelajarkan anak.
Di bidang transfortasi komputer dapat menggantikan polisi untuk mengawasi lalu lintas.
Bahkan dapat menggantikan sopir untuk mengendarai mobil, pesawat terbang. Pendek
kata, teknologi komputer dapat menggantikan manusia dalam pekerjaan rutin hingga
pekerjaan yang kompleks yang sulit untuk dikerjakan manusia.
Kemajuan teknologi kesehatan berpengaruh sekali terhadap mutu kesehatan
masyarakat. Di Indonesia, kematian bayi berangsur – angsur menurun. Pada tahun 1990
menurun menjadi 63/1000 kelahiran lain, angka harapan hidup meningkat dari 45,7 tahun
1967 dan tahun 1990 menjadi 61,5 (pidana pertanggungjawaban Presiden di depan MPR. 1
Maret 1993).

TANTANGAN-TANTANGAN MASYARAKAT MASA DEPAN


Perubahan Global
Pada tahun tahun 1989 The Organization for Economic Cooperation and
Development (OECD) menerbitkan hasil simposium yang diadakan di Parisdalam bentuk
buku yang diberi judul One World or Several. Dalam buku tersebut menyebutkan tujuh
masalah besar yang dihadapi manusia masa depan. Ketujuh masalah itu ialah (1)
reactivasidunia secara menyeluruh, (2) globalisasi versus regionalisasi, (3) pengembangan
sumber daya menusia dan pengelolaan pemerintah, (4) development contract,(5) perlu
didorikan regiun energi internasional mengjadapi perubahan lingkungan yang semakin
destruktif, (6) migrasi internasional, (7) memikirkan kembali nasib buruh-buruh negara
agraris (Amin Rais dalam Tuhuleley,1993). Sedangkan negara-negara miskin dihadapkan
dengan 3 jenis “buldoser” yang dapat melindas habis negara-negara agraris, yakni (1)
revolusi bioteknologi, (2) berbagai imperative ekonomi yang merugikan petani, (3)
kerusakan lingkungan yang semakin parah.

Perubahan tata kehidupan


Akselerasi perubahan masyarakat yang begitu cepat di masa depan, menimbulkan
tata kehidupan manusia. Alvin Toffler (1970) menyebutkan tata kehidupan manusia masa
depan itu mencakup (1) masyarakat yang serba membuang, (2) kkaum nomad baru, (3)
insan modular (Toffler, 1970 dalam Koesdiyatinah ,1987). Masyarakat yang serba
membuang menggambarkan sikap hidup masyarakat terhadap benda. Senang berganti-
ganti barang. Hal ini akibat stimulasi produk yang selalu membanjiri masyarakat dengan
desain yang up to date. Sementara nomad baru mencerminkan mobilitas penduduk.
Perpindahan pekerjaan dan lalu lalangnya manusia akibat mutasi pekerjaan dan tempat
kerja. Akibatnya seseorang juga selalu berpindah-pindah tempat tinggal. Sedangkan insan
modular menggambarkan hubungan sesama manusia mengarah pada sebatas hubungan
fungsional.
Kependudukan Dan Ketenagakerjaaan
Pertambahan penduduk, merupakan tantangan bagi masyarakat masa depan. Di
negara-negara industri maju, pertambahan penduduk 1 % bahkan beberpa negara
mendekati 0%, sehingga tahun 2025 jumlah penduduk dinegara ini sekitar 1,4 milyar.
Sedang di negara-negara berkembang pada tahun 2025 diperkirakan mencapai 6,8 milyar.

PENGANTAR PENDIDIKAN KEJURUAN


BAB VII Perkembangan Masyrakat Masa Depan, Tantangan dan 96
Antisipasinya
(Brundland,1987 dalam Sumantri, 1988). Sementara itu di Indonesia pada tahun 2020
jumlah penduduk mencapai 250 juta jiwa dan tahun 2050 menjapai 350 juta jiwa. Rata-rat
pertumbuhan penduduk di Indonesia saat ini sekitar 1,8% pertahun.
Akibat pertumbuhan penduduk ini dapat memunculkan masalah-masalah sosial,
misalnya pengangguran, lihat Tabel 1.
Persentasr tenaga terdidik Indonesia yang tidak terserap oleh lapangan kerja, ilmu-
ilmu sosial 58,02%, ilmu-ilmu kesehatan2,39%, ilmu-ilmu pertanian 9,84%, ilmu
pendidikan 15,37%, teknologi 6,99%, ilmu pasti alam 1,6% dan lain-lain 5,79%.
(Depnaker,1987 dalam ibrahim,1993). Fenomena ini tidak terlepas dari pertumbuhan
penduduk yang tidak berimbang dengan daya serap lapangan kerja.
Tabel 1 perkiraan jumlah pengangguran terbuka tahun 1990-1993.
Tahun SMTA Umum SMTA Kejuruan Universitas
1990 967.464 300.000 267.433
1991 1.149.528 161.040 324.664
1992 1.337.302 13.491 388.253
1993 1.621.193 -100.578 444.309

Daftar pencari kerja dan pengangguran di Indonesia menurut Budiono dkk, (1970).
Tingkat pendidikan SD 24,3% tingkat pendidikan SMP 15,2 %tingkat pendidikan SMTA
36,4% dan tingkat universitas / akademi 5,6%. (Budiono dkk, 1992 dalam Tilaar,1993).
Keadaan pengangguran yang dituliskan di atas perlu mendapatkan pemecahan agar
dimasa depan tidak menimbulakan masalah-masalah yang serius.
Disisi lain, pendidikan tenaga kerja di Indonesia, dari 137 juta usia 10 tahun ke atas, 66 %
miskin pendidikan. Dari 73,9 juta pekerja di Indonesia, 80% hanya pendidika SD atau
kurang, bahkan 12,1 % tidak pernah sekolah.Tahun 2000, angkatan kerja di Indonesia
skitar 100 juta orang dengan komposisi pendidikan 70% berpendidikan SD kebawah, 9,6%
tamatan SMTP dan 1,6% SMTP kejuruan; 7,8% SMTA umum dan 9,1% SMTA kejuruan
dan 1,87% tamatan perguruan tinggi (Ibrahim, 1993)
Karena proporsi tingkat pendidikan tenaga kerja di Indonesia, lebih besar hanya
berpendidikan SD ke bawah, akibatnya pada beberapa sektor dan posisi jabatan masih
diduduki oleh tenaga profesional asing. Berdasarkan data dari BKPM, 1989, beberapa
sektor masih memperkerjakan tenaga asing yakni, (1) pertanian, perkebunan dan
peternakan 14,40%. (2) pertanbangan dan penggalian 16,08%, (3) industri pengolahan
26,08%, (4) listrik, gas dan air 2,45%. (5) konstruksi (9,23%), (6) perdagangan, restoran,
dan hotel (9,98%). (7)angkutan dan perdagangan 2,44%, (8) lembaga keuangan (bank)
5,27%., (9) jasa masyarakat dan perorangan 15,29%. Sedangkan kompossisi berdasarkan
jabatan , (1) manajer 2.908 orang, (2) profesional 4,820 orang, (3) teknisi 6,165 orang, (4)
foreman 2.993 orang ,(5) operator 1.012 orang, berdasarkan data BKPM, 1990 (Alam,
1990) Keadaan ini tentu merupakan tantangan bagi dunia pendidikan di Indonesia saat ini
dan mendatang.

Perubahan Lingkungan hidup.

PENGANTAR PENDIDIKAN KEJURUAN


BAB VII Perkembangan Masyrakat Masa Depan, Tantangan dan 97
Antisipasinya
Masyarakat masa depan akan dihadapkan pada masalah lingkungan hidup.
Beberapa perubahan lingkungan di masa depan meliputi (1) bertambahnya jumlah
penduduk di bumi, (2) krisis air bersih untuk keperluan penduduk dan industri, (3) makin
luasnya tanah krisis, (4) berkurangnya luas hutan, (5) musnahnya berbagai plasma nutfah
di darat dan di air karena ekosistem, (6) rusaknya berbagi ekosistem di laut akibat
pengurasan hasil laut pencemaran di sungai. (7) makin luasnya padang pasir, (8)
meningkatnya suhu bumi akibatefek rumah kaca. (9) makin meningkatnya hujan asam,
(10) jurang ekonomi antara negara miskin dan negara maju makin lebar. (Kastama,1991)

Degradasi Moral
Tekanan-tekanan sosial akibat berbagai ketimpangan sosial dapat menimbulkan
tingkah laku menyimpang dalam masyarakat.
Di Jepang kemajuan ekonomi akibat industrialisasi , harus di bayar mahal berupa
guncangan sosial budaya. Dalam dasawarsa 80-an, tingkat pencemaran naik 50%.
Kejahatan remaja usi 15 tahun menyumabang 45% terhadap angka kejahatan di Jepang.
Bunuh diri di kalangan remaja menempati angka tertinggi di dunia. (Saefuddin, 1993)
Demikian pula di Indonesia akibat globalisasi informasi, tata nilai dasar diterjang
begitu saja oleh budaya asing, sehingga melahirkan perilaku baru dikalangan generasi
muda. Contoh kasus demoralisasi yang sangat mengejutkan ialah dari 630.283 pelajar di
Jawa Tengah, sekitar 37.000 diantaranya pernah melakukan hubungan seks. Dari jumlah
itu 60% mengekui dirumah sendiri dan 40% sisanya di penginapan. (Jawa Pos,3 Mei
1995)
Kasus yang sangat meprihatinkan dalam tayangan di televisi hasil sigi oleh YKAI
dan balitbang penerangan RI menyebutkan bahwa adega prososial 48% dan anti sosial
52%.(Jawa Pos, 30mei 1995). Pertanyaan yang perlu di jawab adalah nilai moral yang
bagaimanakah yang hendak dikembangkan bagi para generasi muda ?

Sains dan Teknologi.


Meskipun abad ini merupakan abad sains dan teknologi, akan tetapi negara-negara
berkembang keadaanya jauh di belakang negara-negara maju. Lebih dari 90% kapasitas
Litbang dunia terdapat di utara, dan itupun hanya sebagian kecil yang ditujukan kepada
masalah-masalah rakyatterbanyak di selatan. Anggaran belanja perkapita untuk negara-
negara berkembangkurang dari 1% dari negara-negar industri maju.(Rifai,1986)
Sudariyanto (1991)menyebutkan Researh and Development (R&D) di negara maju
mencapai 2-3% dari GNP, sementara di Indonesia baru mencapai 0,1% dan DIKTI baru
sekitar 1% dari anggaran tahunannya. Anggaran R&D di Jepang pada tahun 1987
2,74%dari GNP dan korea mencapai 2,20% (Alam,1990)
Untuk memiliki teknologi, negara-negara yang sedang berkembang, melakukan alih
teknologi dari negara-negara industri maju.korea selatan, tahun 1962 sampai dengan 1985
membeli teknologi jepang sebanyak 3527 buah dengan harga USS 1,3 milyar yang
meliputi 26,7 % industri mekanik, 19,9 % industri elektronik, 16% industri kimia, 7,7%
industri metal dan 28,75 lainnya (taufik, 1191 dalam Koswara,1991)
Dalam hal penguasaan sains dan teknologi, negara-negara berkembang masih
mendapatkan masalah. Abdus Salam pemenang hadiah nobel dari fisika tahun 1978 yang
berasal dari Pakistan mengemukakan ada 4 faktor yang menjerat negara berkembang

PENGANTAR PENDIDIKAN KEJURUAN


BAB VII Perkembangan Masyrakat Masa Depan, Tantangan dan 98
Antisipasinya
sehingga mereka tidak dewasa dalam bidang sains untuk teknologi mutakhir, adalah : (1)
banyak negara berkembang tidak mempunyai komitmen terhadap sains baik terapan
apalagi yang murni, (2) tidak memiliki hasrat yang kuat untuk mengusahakan kemandirian,
(3) tidak mendirikan kerangka institusional dan legal yang cukup mendukung manajemen
kegiatan bidang sains (Baiquni,1990)
Di negara-negara maju, jumlah insinyur dan peneliti dibeberapa negara maju adalah
sebagi berikut : Jepang sekitar 4836 per satu juta penduduk., di USA sekitar 3.233 per satu
juta penduduk, Swedia 2.537 penduduk, Jerman (barat) 3.282, dan Perancis 1888 per satu
juta penduduk (Sumarto, 1990 dalam wahjoe Tomo ,1993)
Andaikata di Indonesia setara dengan Perancis ± 1.888 per satu juta penduduk,
dengan 185 juta penduduk di Indonesia, mak jumlah insinyur dan peneliti di Indonesia
akan berjumlah 349.280 tenaga.bagaimana realitanya jumlah peneliti di Indonesia?
Berdasarkan sumber LIPI tahun 1992, pejabat peneliti Department lembaga non
department , asisten peneliti 1.652 tenaga; ajun peneliti 1.377 tenaga; peneliti 562, ahli
peneliti 258 tenaga. Sehingga jumlah tenaga peneliti di Indonesia 3.849 tenaga
(Wahjoetomo,1993)
Jumalh di atas khusus tenaga yang memiliki jabatan fungsional peneliti. Hal ini akan lain
jika tenaga-tenaga dosen dari perguruan tinggi dimasukkan juga sebagi tenaga peneliti.
Berdasarkan lampiran pertanggungjawaban Presiden di depan sidang MPR tahun
1993, jumlah tenaga peneliti (LIPI, LAPAN, BAKOR, SURTANAL, BATAN, BPPT)
berjumlah 13.125 tenaga dan tenaga peneliti seluruhnya mencapai 81.390 tenaga (termasuk
2.222 doktor dari perguruan tinggi)
Untuk dapat mengembangkan teknoogi modern, diperlukan persiapan
pendukungnya yakni pemguasaan sains dan Bio-molekuler, biokimia dan mikrobiologi
untuk mendukung bioteknolgi dan rekayasa genetik. Penguasaan dalam bidang fisika zat
mampat , fisika semi konduktor dan superkonduktor, fotonika, yang menjadi dasar
pengembangan teknologi material baru dan mikro elektronika ( Baiquni, 1990)

Pendidikan Nasional
Meskipun Indonesia berhasil meningkatkan kuantitas pendidikan , sehingga angka
parisipasi SD tahun 1993 mencapai 99,6%, SLTP 46,4% dan SLTA 33,6% dan perguruan
tinggi mencapai 10,6% akan tetapi masih dihadapkan pada berbagai tantangan.
Lulusan SD yang melanjutakan ke SLTP baru mencapai 58,3%, sementara lulusan
SLTP yang melanjutkan ke SLTA cukup tinggi yaitu 80,5% dan lulusan SLTA yang
melanjutkan ke perguruan tinggi baru mencapai 38,9%
Tantangan yang perlu mendapat oerhatian serius dari semua pihak yang terkait
adalah memgendalikan terjadinya putus sekolah. Angka putus sekolah di SD secara
komulatif mencapai 20%, tingkat mengulang kelas 9,5% setiap tahun. Ditingkat SLTP
angka putus sekolah ditingkat SLTA mencapai 3,5%dan di perguruan tinggi mencapai 9,1%
Untuk memcapai masyarakat industri maju yang bertumpu pada penguasaan
teknologi tinggi Indonesia masih menghadapi tantangan Sumber daya manusia. Sumber
Daya Manusia yang diprioritaskan untuk mendukung pelaksanaan teknologi adalah yang
menguasai Basic Science. Di lain pihak distribusi terbesar berasal dari dunia pendidikan
dan ilmu sosial (70%), sementara lulusan rekayasa mencapai 15,1% dan ilmu-ilmu dasar
hanya 2,3% (Koswara,1991).

PENGANTAR PENDIDIKAN KEJURUAN


BAB VII Perkembangan Masyrakat Masa Depan, Tantangan dan 99
Antisipasinya
Mahasiswa indonesia yang belajar di Amerika tahun 1988 dari 10000 mahasuswa
(dibulatkan) distribusinya adalah (1) bidang matematika dan komputer 12,0%, (2)
manajemen 3% (3) kedokteran 161.000, (4) fisika 25, (5) engineering 23%,(6) sosial 18%.
(Alam , 1990) jika dibandingkan dengan negara-negara lain dibidang sosial Malaysia 1,1%
dari 23.000 mahasiswa yang belajar di USA dan Korea Selatan 6,8 % dari 20.000
mahasiswa. Dari data ini, mahasiswa yang memilih studi ilmu sosial masih tinggi
dibanding nnegara lain.
Distribusi mahasiswa S1 berdasarkan bidang disiplin ilmu tahun 1985 adalah (1)
Sains 11,5% (2) teknologi 13,5%, (3) kedokteran 161.000, (4) Pertanian 383.000, dan (5)
ilmu-ilmu sosial 2.069.000 (Papiptek-LIPI,1987 dalam Alam 1990)
Demikian pula distribusi buku dalam perpustakaan berdasarkan bidang disiplin
ilmu tahun 1985, (1) Sains 11,5% (2) teknologi 13,5% (3) kedokteran 5,6%, (4) pertanian
7,7% dan ilmu-ilmu sosial 61,6% (papitek-LIPI1987, dalam Alam,1990)
Mengamati dastribusi mahasiswa S1 maupun koleksi buku di perpustakaan
distribusi tervesar pada ilmu-ilmu sosial. Bidang sains dan rekayasaperlu mendapatkan
motivasi. Karena bidang tersebut menjadi tulang punggung pengembangan
teknologi masyarakat Indonesia tahun depan.
Tantangan dalam pendidikan di Indonesia dan negara berkembang lainnya adalah
dalam pendanaan pendidikan.
Berdasarkan perhitungan UNESCO tahun 1970-1987 anggaran pendidikan
Indonesia mencapai 2-3% dari GNP. Sementara Malysia mencapai 4-6 % dari GNP.
Dinegara maju, di USA dan Jepangmencapai 5-6% dari GNP, Belanda 8% dari GNP dan
Uni Sovyet 6-7% dari GNP. (Profil indonesia, 1983) jika saat ini GNP di Indonesia
mencapai $700 amerika pertahun maka anggaaran pendidikan di Indonesi sebesar $ 21
pertahun. Pada tahun 1983/1984 anggaran pendidikan di Indonesia mencapai 19% dari
total anggaran pembangunan.(Profil Indonesia,1983)
Data lain dari ABD, Educational and Development in Asia the pasific, anggaran
pendidikan di Indonesia pada tahun 1984 , sebesar 2,2% dari GNP . dengan GNP Indonesia
pada tahun 1985 US$ 470. Sementara beberapa negara tetangga, Korea Selatan 4,8%,
Singapura 4,4%; Hongkong 2,8%; Taiwan 4,2%; Malysia 4,6%; dan Filipina 1,3%
(Tilaar,1991).
Sampai dengan saat ini, pendidikan di Indonesia masih bermasalah dengan
rensdahnya kualitas pendidikan. Besarnya anggaran pendidikan pada PJPT Idistribusinya
masih digunakan untuk mensukseskan wajib belajar 6 tahun. Ini berarti dioreantasikan
pada masalah daya tampung. Rendahnya mutu pendidikan di Indonesia disebabkan oleh
pendidikan yang bersifat massal.

ANTISIPASI TERHADAP MASYARAKAT MASA DEPAN


Kesimpulan yang tepat untuk menyatakan masyarakat masa depan adalah
masyarakat yang sedang berubah. Tak ada waktu untuk menunda perubahan itu apalagi
menolaknya. Dan pula perubahan itu tidak hanya dalam satu atau dua fase kehidupan
melainkan menyeluruh, bersifat global. Tidak satupun yang tersentuh oleh perubahan.
Mengahadapi perubahan masa depan, perlu antisipasi secar tetat. Antisipasi
dimaksudkan agar masyarakat masa depan dapat menyesuaikan diri dengan perubahan-

PENGANTAR PENDIDIKAN KEJURUAN


BAB VII Perkembangan Masyrakat Masa Depan, Tantangan dan 100
Antisipasinya
perubahan yang terjadi. Dapat menghindari dampak negatif dari perubahan, bahkan
menciptakan perubahan secara konstruktif bagi diri dan lingkungannya.
Meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia
Menghadapi masyarakat masa depan yang bercirikan perubahndibutuhkan sumber
daya manusia yang berkualitas. Kualitas manusia yang dibutuhkan memiliki 3 ciri utama,
ialah (1) manusi ayng sadar IPTEK,(2) Kreatif, (3) solidaritas-etis (Oetomo,1990)
Pertama manusia yng sadar IPTEK adlah well informed, tahu banyak pengetahuan.
Mapu mencerna informasi, dan mengolah informasi untuk diri dan masyarakatnya. Mampu
menganalisis informasi segal perubahan guna menentukan sikap terhadap perubahan.
Mampu belajar sepanjang hayat (life long learning) memiliki kamampuan nalar yang
tinggi, kreatif, integratif-konsesional. Mapu mendayagunakan IPTEK, bahkan daapt
memukan inovasi untuk menciptakan perubahan dan mengendalikannya.
Kedua, manusia kreatif adalah manusia ynag tidak terbawa oleh arus perubahan.
Bukan manusia yang sekedar mampu menyesuaikan perubahan. Manusia kreatif mampu
menciptakan perubahan, memiliki kemampuan yang kompetitif. Manusia kreatif, manusia
yang inteligent, memiliki minat yang tinggi, imaginer, fleksibel, dan sensitif. Memiliki
daya ingat yang tinggi dan dapat berpikir secara evaluatif . Dilihat dari sisi minat dan
motivasinya, manusia kraetif mempunyai ciri selalu ingin tahu, gemar bermain ide, suka
menghadapi tantangan. Dan dari sisi kepribadiannya, manusi kreatif bercirikan mandiri,
terbuka dan tanggung jawab atas segala resiko tindakan yang diambilnaya,
Mandiri sebagi ciri manusia kreatif, memiliki lima komponen utama, (1) bebas
dalam arti tindakan atas kehendak sendiri, (2)progresif dan alet dalam mencapai prestasi,
(3) berinisiatif, mampu berfikir dan bertindak secara orisisnil, (4) internal lacus of control
(memiliki kemampuan mengendalikan diri), (5) self esteem-self confidence (memiliki
harga diri dan kepercayaan diri) (Oetomo,1990)
Ketiga, manusia yang memiliki solidaritas-etis. Kompetitif merupakan ciri
globalisasi, oleh karena itu manusia masa depan perlu memiliki solidaritas sosial. Memiliki
rasa tanggung jawabkemasyarakatan dan kebangsaan. Keunggulan kompetitif harus
dilandasi oleh dan bermuara pada rasa tanggungjawab sosial.
Tantangan terberat dalam globalisasi tidak lain adalah mempertahankan nilai-nilai
kebudayaan yang merupakan identitas sebagi bangsa. Dikatakan tantangan terberat, oleh
karena disisi lain manusia dituntut untuk memiliki wawasan global. Di dalam diri manusia
dituntut untuk berwawasan internasional. Namun di pihak lain, dituntut agar tetap berpijak
pada jati diri sebagai bangsa yang mandiri. Oleh karena itu, manusia akan berada pada
posisi tarik-menarik dua kebudayaan yakni kebudayaan internasional versus kebudayaan
nasional.
Menghadapi derasnya kebudayaan asing (Barat) sering identik dengan nilai
materialistik. Fromn (1956) melihat kehancuran tata kehidupan manusia terlalu
menekankan aspek materi dan melupakan ajaran agama adalah pangkal kehancuran umat
manusia. (Jacob, dalam Effendi,1992)
Kajian solidaritas etnis sebagai kualitas manusia untuk mengahdapi masa depan,
bertumpu pada kualitas kehidupan masyarakat. Dahlan (1992) kualitas kehidupan
bermasyarakat meliputi (1) keserasian sosial, (2) kesetiakawanan, (3) disiplin sosial (4)
kualitas komunikasi sosial (Dahlan dalam Effendi, 1992)
Pendidikan Masa Depan

PENGANTAR PENDIDIKAN KEJURUAN


BAB VII Perkembangan Masyrakat Masa Depan, Tantangan dan 101
Antisipasinya
Toffler menyebutkan masyarakat masa depan adalah masyarakat super industrial.
Untuk menciptakan hal ini perlu ditentukan alternatif yang bermuatan asumsi tentang jenis
pekerjaan, profesi yang diperlukan antara 20-50tahun yang akn datang. Dari sini akan
dirumuskan keterampilan, kognitif, dan afektif yang dibutuhkan untuk menghadapi
akselerasi perubahan. (Toffler,1970, dalam Koesdiyatinah,1987)
Untuk mengantisipasi masa depan, Tilaar menyebutkan ada sepuluh kecenderungan
pengembanagn sistem Pendidikan Nasional, yaitu :
(1)pemerataan pendidikan, (2) Kurikulum yang relevan dengan pembangunan nasional,
(3) proses belajar mandiri, (4) tenaga pendidikan yang profesional, (5) pendidikan
pelatihan yang tetpadu, (6) pendidikan tinggi sebagi partner in progress. (7) pendidikan
berkelanjutan, (8) pembiayaan yang memadai, (9)partisipasi masyarakat, (10) manajemen
pendidikan yang efektif (Tilaar,1993)
Naisbit (1990) menekankan pentingnya pendidikan nilai bagi pendidikan masa
depan. Hal ini dilatarbelakangi oleh kecenderungan masa depan yang ditandai oleh
berkembangnya bioteknologi. Kecenderungan di bidang bioteknologi ditandai oleh
keberhasilan ilmuwan dalam memecahkan masalah DNA (Deoxyribonucleaid Acid) .
Dibidang pertanian dikembangkan varietas Unggul, demikian pula dibidang peternakan.
Bagaimana menemukan varietas unggul untuk kehidupan manusia?
Masa depan merupakan masa yang kompleks bahkan kaum futurolog sudah tidak
sanggup lagi meramalkan hari depan. (Soedjatmoko, dalam Utomo, 1990). Kalau demikian
halnya, pendidikan masa depan harus mampu mendidik individu untuk dapat menghadapi
kekompleks-an masa depan. Tujuan pendidikan diarahkan untuk mewujudkan manusia
yang dapat mengikuti keadaan masa depan.
Tujuan pendidikan bukan melahirkan indivvidu yang terpragmentasi dalam bidang-
bidang spesialisasi. Melainkan dapat mewujudkan individu yang utuh. Sebagaimana tujuan
pendidikan dalam UU No. 2 Tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional yang
menyatakan bahwa tujuan Pendidikan Nasional mencerdaskan kehidupan bangsa dan
mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan
keterampilan, sehat jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri serta rasa
tanggung jawab masyarakat dan kebangsaan.
Penerapan prinsip pendidikan seumur hidup akan berimplikasi pada perubahan
kurikulum. Menurut Delker, sekolah perlu menawarkan pendidikan inti yang efektif yang
diperlukan untuk belajar seumur hidup. Skager dan dave (1977) menyebutkan kriteria
kurikulum sekolah untuk mendukung perkembangan seumur hidup sekolah. Yaitu : (1)
kurikulum sekolah harus menganggap bahwa belajar adalah suatu proses yang terus-
menerus, (2) kurikulum sekolah harus dipandang dalam konteks, belajar di rumah,
masyarakat dan tempat belajar, (3) kurikulum sekolah mengakui interelasi beberapa subjek
studi.(4) Kurikulum sekolah harus mengakui sekolah sebagai suatu agen dalam menajikan
pendidikan dasar, (5) kurikulum sekolah perlu menekankan otodidak, (6) kurikulum
sekolah mengingat kebutuhan individu (Skager dan dave,1977 dalam Cropley).Sementara
belajar untuk menghadapi perubahan menurut Biggs (1973) adalah (1) proses untuk
memiliki dan mengalokasikan informasi, (2) proses untuk memiliki keterampilan tingkat
tinggi menggeneralisasi, (3) proses memiliki strategi umum untuk memecahkan problema,
(4) proses menetapkan tujuan belajarnya sendiri, (5) proses mangevaluasi hasil belajarnya
sendiri, (6) motivasi yang terat dan (7) proses memiliki konsep yang tepat. (Biggs, 1977
dalam Cropley)

PENGANTAR PENDIDIKAN KEJURUAN


BAB VII Perkembangan Masyrakat Masa Depan, Tantangan dan 102
Antisipasinya

Menguasai Teknologi
Era globalisasi diwarnai oleh persaingan. Oleh karena itu dibutuhkan sumber daya
manusia yang mempunyai keunggulan kompetitif . Wardiman (1993) menyebutkan untuk
mengatasi persaingan, dunia industri harus , (1) menguasai teknologi produksi, untuk
mendapatkan kualitas produk yang tinggi, (2) menguasai teknologi produk agar dapat
bersaing, (3) menguasai teknologi menajemen untuk mendapatkan harga yang layak,(4)
mempunyai tenaga kerja yang terampil dalam proses produksi atau teknologi
produk(wardiman,1993)
Somitro(1981)menyebutkan, mengingat konstelasi masyarakat kita ,dan melihat
perkembangan masa depan, ada tiga teknologi yang harus dikebangkan,(1) teknologi maju,
(2) teknologi adaptif dan (3) teknologi protektif.Teknologi maju masa depan adalah
teknologi produksi exstratif dibidang metalurgy, teknologi imeral dan
energi(nuklir).teknologi adaptif, teknologi yang bersumber dari penelitian negara maju
yang diolah sesuai dengan kondisi masyarakat kita.teknologi protektif, teknologi
perlindungan alam dan lingkungan(sumitro, 1981).
Selain peningkatan jumlah insinyur dalam pakar pakar dibidang ilmu murni,
sujatmoko(1993) manuliskan universitas perlu menggembangkan disiplin ilmiah yang
melandasi teknologi, seperti Solid State Physics dan matematika untuk mikro elektronika
dan biologi mikro. (Soedjatmoko,1993). Lebih lanjut ia menyebutkan, teknologi yang
paling besar dampaknya atas perkembangan masyarakat adalah bidang bio teknologi,
mikro elektronika, informatika dan teknologi bahan (technology bahan)
Untuk mengimbangi kejutan masa depan, Toffler menawarkan strategi pemikatnya.
Disebutkannya untuk mempertahankan keseimbangan selama terjadinya revolusi
superindustrial adalah dengan menandingi penemuan baru (Toffler, 1970 dalam
Koesdiyatinah,1987). Persoalannya untuk negara-negara miskin sarana dan prasarana riset
dasar sangat tidak memadai, shingga penemuan-penemuan baru sangat langka adanya.
Herman Kahn menyebutkan kegiatan R&D di negara miskin 2,5%, sementara di negara
kaya 97,5%. (Rais,1993 dalam Tuhuleley,1993)
Khususnya di Indonesia, menurut anwar et al (1990) tantangan yang dihadapi untuk
penerapan dan pengembangan IPTEK pada PJPT II adalah (1) jumlah terbesar penduduk
usia 10 tahun ke atas dan angkatan kerja yang tidak tamat SD sebesar 44,9%dari jumlah
angkatan kerja sebanyak 74,6 juta, dan lulusan perguruan tinggi 1,61%, itupun lulusan
eksakta ±28,9% dan sisanya lulusan ilmu sosial., (2) bagian terbesar unit usaha berskala
kecil dan non formal, (3) peningkatan pengangguran terbuka angkatan kerja lulusan SLTP
dan yang lebih tinggi, (4) pendidikan menengah dan tinggi relatidf rendah , (5) kurangnya
tenaga ristek, (6) rendahnya kesehatan relatif terhadap negara ASEAN, (7) industri
manufaktur mengarah industri berat, (8) urbanisasi meningkat, (9) Pemasukan dana luar
negara berkurang teknologi meluas dan mendalam (Anwar et al, 1990 dalam Iskandar,
1991).

Mengubah kecenderungan
Menperhatikan dampak negatif teknologi, untuk mengantisipasi masa depan. Yacob
(1993) menjelaskan bahwa untuk mengantisipasi masa depan , perlu menguasai skenario
masa depan yakni dengan mengubah kecenderungan masa depan. Untuk mengubah
kecenderungan masa depan yang perlu dilakukan adalah (1) pembatasan pertumbuhan

PENGANTAR PENDIDIKAN KEJURUAN


BAB VII Perkembangan Masyrakat Masa Depan, Tantangan dan 103
Antisipasinya
industri negara maju, atau menciptakan pertumbuhan batas dengan teknologi teratas,
penemuan baru dalam teknologi, bahkan makanan, material, peningkatan ekoteknologi
untuk mengendalikan pemanasan global dan pencemaran lingkungan, (3) rehumanisasi
IPTEK, (4) desentralisasi teknologi dan dualisasi penghidupan, (5) penggantian paradigma
dengan mengembangkan nilai to be dan bukan hanya to have, (6) revitalisasi dan
modernisasipemahaman agama (Yacob,1993 dalam Tuhuleley, 1993)

SOAL-SOAL LATIHAN
1. Berilah gambaran mengenai kecenderungan perkembangan IPTEK Pada
masyarakat masa depan!
2. Tantangan global yang bagaimanakah yang kemungkinan dihadapi oleh masyarakat
masa depan?
3. Masyarakat masa depan kan dihadapkan pada masalah pertambahn penduduk,
berilah gambaran pertumbuhan penduduk Indonesiadan implikasinya terhadap
kemungkinan timbulnya masalah-masalah sosial!
4. Bagaimanakah kecenderungan lingkungan hidup pada masyarakat masa depan, dan
jelaskan bagaimana mengantisipasinya untuk menghindari lingkungan hidup
tersebut?
5. masalah- masalah apa saja yang dihadapi bangsa Indonesia di bidang teknologi, dan
bagaimana memecahkannya?
6. Jelaskan tantangan masyarakat Indonesi masa depan dibidang pendidikan dan
jelaskan antisipasinya!
7. Kendala-kendala apa saja yang dihadapi masyarakat Indonesia dalam
pengembangan sumber daya menusia?

PENGANTAR PENDIDIKAN KEJURUAN

Anda mungkin juga menyukai