1, Januari 2009
Abstract: The results of previous research on standard Pejaten ceramic tile and
Pejaten ceramic tile with natural pozzolan pumice, complied with the Ceramic Tile
Regulation of Indonesia NI-19, showed that none of those ceramic tiles resisted the
water infiltration. The tiles constituent only received once grinding during the
82
Pengaruh Jumlah Penggilingan Tanah Liat Sebagai ................................................... Sanjaya
fabrication process. It was shown from ceramic tile industry in Darmasaba that
there were physically differences between ceramic tiles with once and twice
grinding. The ceramic tiles with twice grinding process had clear noise, smooth
texture and fine crack at the surface. In order to improve the strength of the ceramic
tiles, it was decided to conduct a research on ceramic tile characteristic with twice
grinding process.
The characteristic of the ceramic tiles to be determined were dry shrinkage, burnt
shrinkage, bending strength, water infiltration and water absorption. The ceramic
tile specimens were mixed with a ratio of 1:0.15 of clay : paras pollen batched by
volume with a sufficient water amount. The research variable was a number of
grinding.
The result showed that the ceramic tiles with once grinding had an average water
absorption of 24,80%, the average water infiltration in 3 hours was 8,6 mm and the
ceramic tile was un-resistance to the water infiltration. The average bending
strength of whole tile was 86 kg and the flat surface of the tile was 26 kg. The
average of dry and burnt shrinkage was 7,2% and 2,2% in long direction and 6,7%
and 2,1% in short direction. The bending curvature equal to 6,35 cm. The tiles with
twice grinding had an average water absorption of 22,25%, the average water
infiltration in 3 hours was 8,1mm and the ceramic tiles was categorized resistance
to the water infiltration. The average bending strength of whole tiles was 89 kg and
the flat surface of the tiles was 28 kg. The average of dry and burnt shrinkage was
6,9% and 1,9% in long direction and 6,3% and 1,8% in short direction. The
bending curvature equal to 6,11 cm. The ceramic tiles were classified as the quality
IV.
83
Jurnal Ilmiah Teknik Sipil Vol. 13, No. 1, Januari 2009
mik Pejaten dengan pozzolan alam batu atap dan yang dibuat dari tanah liat de-
apung di laboratorium ngan atau tanpa dicampur dengan bahan
Pada Pengujian terhadap ketahanan tambahan, dibakar dalam suhu yang cukup
perembesan air tidak ada satu komposisi- tinggi, sehingga tidak dapat hancur apabi-
pun termasuk genteng standar yang tahan la direndam dalam air (PUBI, 1986).
terhadap perembesan air jika mengacu pa- Menurut SNI 03-6861.1-2002, berda-
da Peraturan Genteng Keramik Indonesia, sarkan kekuatan menahan beban lentur,
NI-19. Bahan pembuat genteng pada pro- genteng keramik dibagi menjadi 5 tingkat
ses pembuatan genteng sebelumnya, baik yaitu : tingkat mutu I, II, III, IV dan V,
genteng standar maupun genteng kompo- dengan standar nilai seperti pada Tabel 1.
sisi pozzolan alam batu apung hanya me-
lalui satu kali penggilingan. Bahan Baku Genteng Keramik
Berdasarkan hasil dari penelitian terse- Tanah Liat
but yang kemudian didukung dengan ke- Lempung yang dibakar pada tempera-
adaan di lapangan yaitu pada beberapa in- tur tinggi akan mengalami perubahan-
dustri genteng di Daerah Darmasaba Ka- perubahan (Gesang dan Hartono, 1979),
bupaten Badung, terdapat perbedaan fisik yaitu :
genteng melalui proses dua kali penggili- 1. Pada temperatur ± 1500 C, maka se-
ngan dengan genteng standar yang hanya mua air pembentuk yang ditambahkan
melalui satu kali proses penggilingan. Pa- pada lempung pada waktu membuat
da genteng dengan proses dua kali penggi- genteng akan menguap.
lingan memiliki suara yang lebih nyaring, 2. Pada temperatur 4000 – 6000 C, air
lebih halus dan sedikit terdapat retak-retak yang terikat secara kimia dan zat-zat
pada permukaannya. Maka dalam usaha lain didalam lempung akan menguap.
meningkatkan mutu genteng keramik ter- 3. Pada temperatur diatas 8000 C, terjadi
utama ketahahan terhadap perembesan air, perubahan-perubahan kristal dari lem-
dicoba salah satu alternatif pembuatan pung dan mulai terbentuk bahan gelas
genteng keramik dengan dua kali penggi- yang mengisi poripori, sehingga bahan
lingan. Sehingga dilakukan penelitian un- menjadi padat dan kuat.
tuk mengetahui pengaruh jumlah penggili- 4. Senyawa besi berubah menjadi senya-
ngan tanah liat terhadap karakteristik gen- wa yang lebih stabil dan umumnya
teng Darmasaba (susut kering, susut ba- memberi warna merah (pada tempe-
kar, beban lentur, daya serap air dan pe- ratur tinggi, warna menjadi hitam).
rembesan air) dengan proses penggilingan Lempung mengalami susut kembali
satu kali dan proses penggilingan dua kali. dan dinamakan susut bakar. Susut bakar
ini tidak boleh terlalu besar (maksimum
TINJAUAN PUSTAKA 2%) supaya tidak timbul cacat, seperti
perubahan bentuk, pecah-pecah, dan
Genteng Keramik (tanah liat) retak-retak. Secara praktis lempung yang
Genteng Keramik adalah suatu unsur telah dibakar tidak kembali lagi menjadi
bangunan yang berfungsi sebagai penutup lempung oleh pengaruh air atau udara.
84
Pengaruh Jumlah Penggilingan Tanah Liat Sebagai ................................................... Sanjaya
85
Jurnal Ilmiah Teknik Sipil Vol. 13, No. 1, Januari 2009
86
Pengaruh Jumlah Penggilingan Tanah Liat Sebagai ................................................... Sanjaya
penggilingan
Air selama 3 jam (mm)
0
1 2
Jumlah Penggilingan
87
Jurnal Ilmiah Teknik Sipil Vol. 13, No. 1, Januari 2009
Pengujian terhadap daya serap yang dengan dua kali penggilingan adalah 89
dilanjutkan dengan pengujian ketahanan kg. Selisih nilai beban lentur genteng de-
terhadap perembesan air adalah pengujian ngan satu kali penggilingan dengan gen-
awal untuk dapat menentukan layak atau teng dengan dua kali penggilingan adalah
tidaknya genteng dalam penelitian ini di- sebesar 3 kg.
pakai sebagai penutup atap. Dari hasil pe- Genteng dengan dua kali penggilingan
ngujian didapatkan genteng dengan dua dapat memberikan tambahan kekuatan
kali penggilingan dalam penelitian ini di- untuk menahan beban lentur sebesar 3 kg.
nyatakan tahan terhadap perembesan air, Sedangkan dari hasil pengujian nilai
sehingga genteng dengan dua kali peng- beban lentur pada bahan dengan satu kali
gilingan dapat diklasifikasikan ke dalam penggilingan adalah: 27 kg. Sedangkan ni-
tingkatan mutu sesuai dengan hasil dari lai beban lentur maksimum untuk bahan
pengujian selanjutnya. dengan dua kali penggilingan adalah 28
kg. Selisih nilai beban lentur maksimum
Pengujian Beban Lentur Genteng Utuh bahan dengan satu kali penggilingan
Dan Genteng Bagian Datar dengan bahan dengan dua kali penggili-
Dari hasil pengujian diketahui bahwa ngan adalah sebesar 2 kg. Bahan dengan
nilai beban lentur pada genteng dengan dua kali penggilingan dapat memberikan
satu kali penggilingan adalah 86 kg. Se- tambahan kekuatan untuk menahan beban
dangkan nilai beban lentur untuk genteng lentur sebesar 2 kg.
50
40
30
20
10
0
1 2
Jumlah Penggilingan
B a g ia n D a t a r
25
R a ta -ra ta
G e n te ng
Menurut SNI 03-6861.1-2002 genteng beban lentur genteng dari minimal 6 buah
dengan dua kali penggilingan termasuk genteng uji didapat sebesar 89 kg.
dalam tingkat mutu III, karena rata-rata
88
Pengaruh Jumlah Penggilingan Tanah Liat Sebagai ................................................... Sanjaya
Sumbangan Kekuatan Bagian Leng- da bagian lebar genteng susut kering angin
kung Genteng Menahan Beban Lentur dan jemur rata-rata yang terjadi sebesar
Untuk genteng dengan satu kali peng- 2,9 % dan 3,8%, sehingga total susut ke-
gilingan, sumbangan kekuatan menahan ring lebar rata-rata yang terjadi sebesar
beban lentur bagian lengkung genteng se- 6,7%.
besar 68,604 %. Sedangkan genteng de- Pada bagian panjang genteng susut ke-
ngan dua kali penggilingan, sumbangan ring angin dan jemur rata-rata yang terjadi
kekuatan menahan beban lentur bagian pada genteng dua kali penggilingan sebe-
lengkung genteng sebesar 68,539%. Ada- sar 3,5% dan 3,4%, sehingga total susut
pun nilainya dapat dilihat pada Tabel 3. kering panjang rata-rata adalah 6,9%.
Pada bagian lebar genteng susut kering
Pengujian Pengamatan Visual angin dan jemur rata-rata yang terjadi
Berdasarkan pengamatan visual, baik sebesar 2,8 % dan 3,5%, sehingga total
genteng dengan satu kali penggilingan susut kering lebar rata-rata yang terjadi
maupun genteng dengan dua kali penggi- sebesar 6,3%.
lingan merupakan jenis genteng lengkung Susut kering total rata-rata pada gen-
rata dengan ukuran dari cetakan adalah teng dengan satu kali penggilingan dan
(330 x 240) mm, mempunyai warna yang genteng dengan dua kali penggilingan
sama yaitu merah terang, dengan sedikit mempunyai selisih rata-rata sebesar 0,3%
retak-retak rambut serta bentuk yang pada arah panjang dan 0,4% pada arah le-
hampir sama, kerapatan pemasangan cu- bar. Genteng dengan dua kali penggili-
kup baik, dan dengan persentase peru- ngan mempunyai ketetapan bentuk dan
bahan kelengkungan maksimal sebesar ukuran yang lebih panjang sebesar rata-
6,35 % untuk genteng satu kali peng- rata 0,3% pada arah panjang dan rata-rata
gilingan dan 6,11% untuk genteng dengan 0,4% pada arah lebar dibandingkan gen-
dua kali penggilingan. teng dengan satu kali penggilingan pada
kondisi kering.
Susut Kering Pada bagian panjang genteng, susut
Pada bagian panjang genteng susut ke- kering yang terjadi pada genteng dengan
ring angin dan jemur rata-rata yang terjadi satu kali penggilingan mempunyai nilai
pada genteng satu kali penggilingan sebe- rata-rata 5,5%, dan susut kering pada gen-
sar 3,6% dan 3,6%, sehingga total susut teng dengan dua kali penggilingan mem-
kering panjang rata-rata adalah 7,2%. Pa- punyai nilai rata-rata 4,5%.
3,5
A n g in P a n j a n g
R a ta -ra ta (% )
1,5
1
0,5
0
1 2
Jumlah Penggilingan
89
Jurnal Ilmiah Teknik Sipil Vol. 13, No. 1, Januari 2009
2,5
Nilai Susut Kering Angin Lebar
Rata-rata (%)
0,5
0
1 2
Jumlah Penggilingan
3,5
Nilai Susut Kering
2
1,5
1
0,5
0
1 2
Jumlah Penggilingan
Sedangkan pada bagian lebar genteng, genteng dengan satu kali penggilingan
susut kering yang terjadi pada genteng pada kondisi kering
dengan satu kali penggilingan mempunyai
nilai rata-rata 4,5%, dan susut kering pada Susut Bakar
genteng dengan dua kali penggilingan Pada bagian panjang genteng, susut
mempunyai nilai rata-rata 4,0%. Genteng bakar yang terjadi pada genteng dengan
dengan dua kali penggilingan mempunyai satu kali penggilingan mempunyai nilai
ukuran yang lebih panjang sebesar rata- rata-rata 2,2%, dan susut bakar pada gen-
rata 1% pada arah panjang dan rata-rata teng dengan dua kali penggilingan mem-
0,5% pada arah lebar dibandingkan punyai nilai rata-rata 1,9%. Sedangkan pa-
90
Pengaruh Jumlah Penggilingan Tanah Liat Sebagai ................................................... Sanjaya
da bagian lebar genteng, susut bakar yang ngan mempunyai ketetapan bentuk dan
terjadi pada genteng dengan satu kali ukuran yang lebih panjang sebesar rata-
penggilingan mempunyai nilai rata-rata rata 0,45% pada arah panjang dan rata-
2,1%, dan susut bakar pada genteng de- rata 0,79% pada arah lebar dibandingkan
ngan dua kali penggilingan mempunyai genteng dengan satu kali penggilingan pa-
nilai rata-rata 1,8% Susut bakar pada da kondisi genteng telah matang. Jika me-
genteng dengan satu kali penggilingan dan ngacu pada standar susut bakar yang di-
genteng dengan dua kali penggilingan sarankan yaitu maksimal 2% maka gen-
mempunyai selisih rata-rata sebesar 0,3% teng dengan dua kali penggilingan telah
pada arah panjang dan 0,3% pada arah le- memenuhi standar susut bakar.
bar. Genteng dengan dua kali penggili-
2,5
Panjang Rata-rata (%)
0,5
0
1 2
Jumlah Penggilingan
2
Nilai Susut
91
Jurnal Ilmiah Teknik Sipil Vol. 13, No. 1, Januari 2009
92