Anda di halaman 1dari 11

Jurnal Ilmiah Teknik Sipil Vol. 13, No.

1, Januari 2009

PENGARUH JUMLAH PENGGILINGAN TANAH LIAT SEBAGAI


BAHAN PEMBUAT GENTENG TERHADAP KARAKTERISTIK
GENTENG KERAMIK DARMASABA

I Putu Ari Sanjaya


Dosen Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Udayana, Denpasar
E-mail : arisanjayaputu@yahoo.com

Abstrak : Hasil penelitian yang dilakukan terhadap pengujian genteng keramik


Pejaten standar dan genteng keramik Pejaten dengan pozzolan alam batu apung,
yang mengacu pada Peraturan Genteng Keramik Indoncesia, NI-19, memperlihat-
kan bahwa tidak ada satu komposisipun dari genteng tersebut yang tahan terhadap
perembesan air. Pada proses pembuatannya bahan pembuat genteng tersebut hanya
melalui satu kali proses penggilingan. Dilihat dari beberapa industri genteng di
Daerah Darmasaba Kabupaten Badung, terdapat perbedaan fisik pada genteng yang
melalui proses dua kali penggilingan dengan genteng standar yang hanya melalui
satu kali proses penggilingan. Genteng dengan dua kali proses penggilingan memi-
liki suara yang lebih nyaring, lebih halus dan sedikit terdapat retak-retak pada per-
mukaannya. Maka dalam usaha meningkatkan kekuatan genteng keramik dicoba
salah satu alternatif pembuatan genteng dengan dua kali penggilingan.
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh jumlah penggilingan tanah liat
sebagai bahan pembuat genteng terhadap karakteristik genteng keramik Darmasaba
yaitu susut kering, susut bakar, beban lentur, perembesan air dan daya serap air.
Untuk membuat genteng keramik ini digunakan perbandingan volume tanah liat
dan serbuk paras 1:0,15 dan air sesuai dengan komposisi genteng standar Darma-
saba. Dalam hal ini yang dibedakan adalah pada proses penggilingannya, yaitu
penggilingan satu kali dan penggilingan dua kali, sedangkan parameter yang lain
dibuat sama.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa genteng dengan satu kali penggilingan
mempunyai daya serap air rata-rata 24,80%, penurunan air rata-rata selama 3 jam
8,6 mm dan dinyatakan tidak tahan terhadap perembesan air. Beban lentur rata-rata
genteng utuh dan bagian datar adalah 86 kg dan 26 kg. Susut kering total rata-rata
dan susut bakar yaitu 7,2% dan 2,2% kearah panjang, 6,7% dan 2,1% kearah lebar.
Serta % kelengkungan sebesar 6,35 cm. Sedangkan untuk genteng dengan dua kali
penggilingan mempunyai daya serap air rata-rata 22,25%, penurunan air rata-rata
selama 3 jam 8,1 mm dan dinyatakan tahan terhadap perembesan air. Beban lentur
rata-rata genteng utuh dan bagian datar adalah 89 kg dan 28 kg. Susut kering total
rata-rata dan susut bakar yaitu 6,9% dan 1,9% kearah panjang, 6,3% dan 1,8%
kearah lebar. Serta % kelengkungan sebesar 6,11cm. Tingkat mutu yang diperoleh
untuk genteng dengan dua kali penggilingan termasuk dalam tingkat mutu IV.
Sedangkan genteng dengan satu kali penggilingan tidak dapat digolongkan ke
dalam tingkat mutu karena tidak tahan terhadap perembesan air.

Kata kunci: genteng keramik Darmasaba, serbuk paras, penggilingan, karakteristik


genteng.

THE EFFECT OF CLAY GRINDING CYCLE TO THE


CHARACTERISTIC OF DARMASABA CERAMIC TILE

Abstract: The results of previous research on standard Pejaten ceramic tile and
Pejaten ceramic tile with natural pozzolan pumice, complied with the Ceramic Tile
Regulation of Indonesia NI-19, showed that none of those ceramic tiles resisted the
water infiltration. The tiles constituent only received once grinding during the

82
Pengaruh Jumlah Penggilingan Tanah Liat Sebagai ................................................... Sanjaya

fabrication process. It was shown from ceramic tile industry in Darmasaba that
there were physically differences between ceramic tiles with once and twice
grinding. The ceramic tiles with twice grinding process had clear noise, smooth
texture and fine crack at the surface. In order to improve the strength of the ceramic
tiles, it was decided to conduct a research on ceramic tile characteristic with twice
grinding process.
The characteristic of the ceramic tiles to be determined were dry shrinkage, burnt
shrinkage, bending strength, water infiltration and water absorption. The ceramic
tile specimens were mixed with a ratio of 1:0.15 of clay : paras pollen batched by
volume with a sufficient water amount. The research variable was a number of
grinding.
The result showed that the ceramic tiles with once grinding had an average water
absorption of 24,80%, the average water infiltration in 3 hours was 8,6 mm and the
ceramic tile was un-resistance to the water infiltration. The average bending
strength of whole tile was 86 kg and the flat surface of the tile was 26 kg. The
average of dry and burnt shrinkage was 7,2% and 2,2% in long direction and 6,7%
and 2,1% in short direction. The bending curvature equal to 6,35 cm. The tiles with
twice grinding had an average water absorption of 22,25%, the average water
infiltration in 3 hours was 8,1mm and the ceramic tiles was categorized resistance
to the water infiltration. The average bending strength of whole tiles was 89 kg and
the flat surface of the tiles was 28 kg. The average of dry and burnt shrinkage was
6,9% and 1,9% in long direction and 6,3% and 1,8% in short direction. The
bending curvature equal to 6,11 cm. The ceramic tiles were classified as the quality
IV.

Keywords: Darmasaba ceramic tile, paras pollen, grinded, ceramic characteristic.

PENDAHULUAN di dalam partikel. Pori di dalam partikel


terbentuk karena adanya bahan yang terle-
Latar Belakang pas atau terurai pada saat pembakaran
Bahan utama genteng keramik adalah yang kemudian terisi oleh silika sebagai
tanah liat atau lempung, dan bahan tamba- hasil dari proses pembakaran (Joelian-
han yang umumnya dipakai di Bali adalah ningsih, 2004). Proses penggilingan tanah
serbuk paras dan air. Serbuk paras yang liat biasanya dilakukan sebanyak satu kali
ditambahkan pada tanah liat berfungsi se- sampai dua kali penggilingan. Penggili-
bagai bahan pengurus yaitu untuk mengu- ngan dua kali bertujuan untuk mendapat-
rangi susut yang terlalu banyak pada pro- kan bahan yang lebih padat dan butir-butir
ses pengeringan dan pembakaran genteng. tanah liat menjadi lebih halus atau dengan
Sedangkan adanya penambahan air adalah kata lain pori-pori tanah semakin rapat.
untuk mengatur plastisitas tanah. Kerapatan pori-pori tanah akan menekan
Kualitas genteng keramik dapat diten- terjadinya susut kering dalam proses
tukan oleh banyak hal diantaranya proses pengeringan genteng sehingga akan mem-
penggilingan tanah liat. Penggilingan ada- perkecil pula porositas dalam proses
lah proses penghalusan tanah liat dengan pembakaran dan susut bakar yang terjadi
menggunakan mesin penggiling yang di- semakin kecil.
gerakkan oleh motor. Penggilingan bertu- Beberapa penelitian telah dilakukan
juan untuk menekan porositas genteng pa- untuk mengetahui maupun meningkatkan
da saat pembakaran. Porositas dapat diar- karakteristik genteng keramik. Salah satu-
tikan sebagai fraksi ruang kosong di da- nya yaitu Rosdwita (2005), yang telah me-
lam padatan berpori yang terjadi akibat lakukan pengujian karakteristik genteng
terbentuknya pori antar partikel dan pori keramik Pejaten standar dan genteng kera-

83
Jurnal Ilmiah Teknik Sipil Vol. 13, No. 1, Januari 2009

mik Pejaten dengan pozzolan alam batu atap dan yang dibuat dari tanah liat de-
apung di laboratorium ngan atau tanpa dicampur dengan bahan
Pada Pengujian terhadap ketahanan tambahan, dibakar dalam suhu yang cukup
perembesan air tidak ada satu komposisi- tinggi, sehingga tidak dapat hancur apabi-
pun termasuk genteng standar yang tahan la direndam dalam air (PUBI, 1986).
terhadap perembesan air jika mengacu pa- Menurut SNI 03-6861.1-2002, berda-
da Peraturan Genteng Keramik Indonesia, sarkan kekuatan menahan beban lentur,
NI-19. Bahan pembuat genteng pada pro- genteng keramik dibagi menjadi 5 tingkat
ses pembuatan genteng sebelumnya, baik yaitu : tingkat mutu I, II, III, IV dan V,
genteng standar maupun genteng kompo- dengan standar nilai seperti pada Tabel 1.
sisi pozzolan alam batu apung hanya me-
lalui satu kali penggilingan. Bahan Baku Genteng Keramik
Berdasarkan hasil dari penelitian terse- Tanah Liat
but yang kemudian didukung dengan ke- Lempung yang dibakar pada tempera-
adaan di lapangan yaitu pada beberapa in- tur tinggi akan mengalami perubahan-
dustri genteng di Daerah Darmasaba Ka- perubahan (Gesang dan Hartono, 1979),
bupaten Badung, terdapat perbedaan fisik yaitu :
genteng melalui proses dua kali penggili- 1. Pada temperatur ± 1500 C, maka se-
ngan dengan genteng standar yang hanya mua air pembentuk yang ditambahkan
melalui satu kali proses penggilingan. Pa- pada lempung pada waktu membuat
da genteng dengan proses dua kali penggi- genteng akan menguap.
lingan memiliki suara yang lebih nyaring, 2. Pada temperatur 4000 – 6000 C, air
lebih halus dan sedikit terdapat retak-retak yang terikat secara kimia dan zat-zat
pada permukaannya. Maka dalam usaha lain didalam lempung akan menguap.
meningkatkan mutu genteng keramik ter- 3. Pada temperatur diatas 8000 C, terjadi
utama ketahahan terhadap perembesan air, perubahan-perubahan kristal dari lem-
dicoba salah satu alternatif pembuatan pung dan mulai terbentuk bahan gelas
genteng keramik dengan dua kali penggi- yang mengisi poripori, sehingga bahan
lingan. Sehingga dilakukan penelitian un- menjadi padat dan kuat.
tuk mengetahui pengaruh jumlah penggili- 4. Senyawa besi berubah menjadi senya-
ngan tanah liat terhadap karakteristik gen- wa yang lebih stabil dan umumnya
teng Darmasaba (susut kering, susut ba- memberi warna merah (pada tempe-
kar, beban lentur, daya serap air dan pe- ratur tinggi, warna menjadi hitam).
rembesan air) dengan proses penggilingan Lempung mengalami susut kembali
satu kali dan proses penggilingan dua kali. dan dinamakan susut bakar. Susut bakar
ini tidak boleh terlalu besar (maksimum
TINJAUAN PUSTAKA 2%) supaya tidak timbul cacat, seperti
perubahan bentuk, pecah-pecah, dan
Genteng Keramik (tanah liat) retak-retak. Secara praktis lempung yang
Genteng Keramik adalah suatu unsur telah dibakar tidak kembali lagi menjadi
bangunan yang berfungsi sebagai penutup lempung oleh pengaruh air atau udara.

Tabel 1. Kekuatan terhadap beban lentur genteng keramik


KEKUATAN TERHADAP BEBAN LENTUR (Kg f) atau (Kg)
TINGKAT
MUTU Rata-rata dari minimal 6 (enam) Angka minimal untuk masing-masing
genteng yang diuji genteng yang diuji
I 150 110
II 120 90
III 80 60
IV 50 35
V 30 25

84
Pengaruh Jumlah Penggilingan Tanah Liat Sebagai ................................................... Sanjaya

Tabel 2. Pandangan luar dan ketetapan bentuk genteng keramik


KETETAPAN BENTUK
TINGKAT PANDANGAN (% KELENGKUNGAN MAKSIMAL)
MUTU LUAR 200 259 333
JENIS GENTENG mm mm mm
I • Harus mempunyai permukaan 4 4 5
yang utuh. 3 3 3,3
• Kerapatan pada pemasangan 2,5 2,5 3
baik. 1. Lengkung cekung
• Warna sama untuk semua partai. 2. Lengkung rata
• Suara nyaring. 3. Rata

II • Harus mempunyai permukaan 1. Lengkung cekung 5 5 6


yang utuh. 2. Lengkung rata 4 4 4,5
• Kerapatan pada pemasangan 3. Rata 3 3 4
baik.

III • Terdapat cacat-cacat sangat 1. Lengkung cekung 6 6 7


sedikit 2. Lengkung rata 5 5 5,5
• Sedikit retak rambut. 3. Rata 4 4 5
• Kerapatan pada pemasangan
cukup baik.

IV • Cacat-cacat tidak terlalu besar. 1. Lengkung cekung 7 7 8


• Sedikit retak-retak. 2. Lengkung rata 6 6 7
• Kerapatan pada pemasangan 3. Rata 5 5 6
cukup baik.

V • Terdapat cacat-cacat dan retak 1. Lengkung cekung 8 8 9


tetapi masih dapat dipakai 2. Lengkung rata 7 7 8
. 3. Rata 6 6 7

Batu Paras/Batu Padas/Trass da saat proses pembakaran berlangsung


Batu paras yang dipakai pada pembu- sehingga susut bakar bisa dikurangi.
atan genteng merupakan sisa-sisa hasil
penggalian batu paras halus, bagian yang Air
padat diambil sedangkan bagian yang ra- Air merupakan salah satu bahan tam-
puh berupa butiran-butiran inilah yang ke- bahan dalam pembuatan genteng. Penam-
mudian dihaluskan lagi untuk dijadikan bahan air dilakukan agar lempung menjadi
serbuk paras. lebih plastis dan mudah dibentuk karena
Adapun tujuan penambahan serbuk air yang bercampur dengan tanah liat yang
paras pada pembuatan genteng tanah liat mengandung silika akan bereaksi dan
adalah untuk mengurangi susut yang ber- membentuk pasta tanah.
lebih pada tanah lempung yang dinama-
kan susut bakar. Susut bakar adalah ter- Daya Serap Air
bentuknya pori-pori pada saat proses pem- Pengujian untuk ketahanan terhadap
bakaran, akibat dari menguap atau terurai- daya serap air dilakukan dengan tujuan
nya air ataupun bahan-bahan lain yang untuk mengetahui besarnya tingkat penye-
mudah menguap atau terurai yang diikuti rapan oleh genteng
oleh pemadatan bahan. Serbuk paras ini
akan mengisi pori-pori pada lempung pa-

85
Jurnal Ilmiah Teknik Sipil Vol. 13, No. 1, Januari 2009

Ketahanan Terhadap Perembesan Air tuk, pecah-pecah, dan retak-retak. Secara


Apabila dalam waktu minimum 2 jam praktis lempung yang sudah dibakar tidak
dari bagian bawah 4 buah genteng uji ti- kembali lagi menjadi lempung oleh pe-
dak ada air yang menetes, maka genteng ngaruh air atau udara.
dianggap rapat air. Sedangkan jika dalam
5 buah genteng uji ternyata 2 buah dianta- METODOLOGI
ranya meneteskan air, maka pengujian ha-
rus diulang lagi dengan 5 buah genteng Tempat Penelitian
yang baru. Jika dalam pengujian ulangan Penelitian untuk pengujian terhadap
hal tersebut terjadi lagi, maka genteng di- daya serap, ketahanan terhadap perembes-
nyatakan tidak tahan terhadap perembesan an air dan pengujian beban lentur dilaksa-
(Peraturan Genteng Keramik Indonesia, nakan di Laboratorium Bahan Fakultas
NI-19, 1978). Teknik Universitas Udayana, sedangkan
untuk pengujian terhadap susut kering dan
Beban Lentur susut bakar dilaksanakan di tempat pem-
Beban lentur dari genteng adalah hasil buatan benda uji yaitu di Perusahaan
rata-rata dari minimal 6 buah genteng uji Genteng Press UD. Leci Tegal, Darmasa-
yang dibulatkan sampai 1 kg. Beban mak- ba, Kabupaten Badung.
simum adalah beban tertinggi pada saat
genteng uji patah (Peraturan Genteng Ke- Bahan-Bahan yang Digunakan
ramik Indoncesia, NI-19, 1978). Bahan-bahan yang akan digunakan
dalam pembuatan genteng terdiri dari: ta-
Pengamatan Visual nah liat (lempung), serbuk paras (batu pa-
Pengamatan ini dilakukan dengan das yang dihaluskan), air sumur di lokasi
memperhatikan warna, bentuk, dan retak- pembuatan.
retak yang terjadi pada genteng. Selain itu,
berdasarkan persyaratan genteng keramik Proses Pembuatan Benda Uji
pada tinjauan pustaka, maka pengamatan Proses pembuatan benda uji terdiri
juga dilakukan pada ketetapan bentuk dari: Penggalian bahan mentah (lempung),
genteng dengan mengukur persentase ke- persiapan bahan (pencampuran tanah liat
lengkungan maksimal. dengan serbuk paras dan air), penggiling-
an, pembentukan, pengeringan, penyusun-
Susut Kering an genteng di dalam tungku pembakaran
Pengujian susut kering pada genteng selama ± 24 jam pada suhu ± 8000 C-
keramik dilakukan untuk mendapatkan 10000 C, dan pemilihan (seleksi)
besarnya susut yang terjadi pada waktu
pengeringan genteng. Susut kering tidak HASIL DAN PEMBAHASAN
boleh terlalu besar (lebih besar dari 10%)
sebab bila terlalu besar akan menyebab- Pengujian Daya Serap Air
kan perubahan-perubahan bentuk genteng, Nilai daya serap air minimum rata-rata
pecah-pecah atau retak-retak pada genteng dihasilkan pada genteng dengan dua kali
dan cacat-cacat lainnya. penggilingan dengan nilai 22,25%. Se-
dangkan daya serap air rata-rata untuk
Susut Bakar genteng dengan satu kali penggilingan
Pengujian susut bakar pada genteng adalah sebesar 24,80%. Dari kedua jenis
keramik dilakukan untuk mendapatkan genteng ini terdapat selisih daya serap air
besarnya susut yang terjadi pada waktu rata-rata sebesar 2,55%. Genteng dengan
pembakaran genteng. Susut bakar tidak dua kali penggilingan lebih kedap air sam-
boleh terlalu besar (lebih dari 2%), supaya pai 2,55% jika dibandingkan dengan gen-
tidak timbul cacat, seperti perubahan ben- teng dengan satu kali penggilingan.

86
Pengaruh Jumlah Penggilingan Tanah Liat Sebagai ................................................... Sanjaya

28 Daya serap air rata-rata genteng dengan


26 satu penggil;ingan
Daya Serap Air 24
Rata-rata (% )
22
20
18 Daya serap air rata-rata genteng dengan
16 24.80 22.25
14 dua kali penggilingan
12
10
8
6
4
2
0
1 2
Jumlah Penggilingan

Gambar 1. Grafik Daya Serap Air Rata-rata


Pengujian Ketahanan Terhadap Pe- ada genteng dengan satu kali penggilingan
rembesan Air tidak tahan terhadap perembesan air.
Pada pengujian perembesan air perta- Pada pengujian perembesan air perta-
ma genteng dengan satu kali penggilingan, ma genteng dengan dua kali penggilingan,
air menetes pada menit ke 90 dari 3 buah air menetes pada menit ke 90 dari 1 buah
genteng. Menurut Peraturan Genteng Ke- genteng. Maka pengujian diulang lagi de-
ramik Indonesia, NI-19, apabila dalam ngan 5 buah genteng yang baru. Pada pe-
waktu minimum 2 jam dari bagian bawah ngujian kedua air menetes pada menit 120
4 buah genteng uji tidak ada air yang dari 1 buah genteng. Sehingga jika mengi-
menetes, maka genteng dianggap rapat air. kuti peraturan yang ada genteng dengan
Sedangkan jika dalam 5 buah genteng uji dua kali penggilingan tahan terhadap pe-
ternyata 2 buah diantaranya meneteskan rembesan air.
air, maka pengujian harus diulang lagi Jika dilihat dari penurunan air dalam
dengan 5 buah genteng yang baru. Maka bejana atau penyerapan oleh permukaan
pengujian diulang lagi dengan 5 buah gen- genteng, genteng dengan satu kali penggi-
teng yang baru. Jika dalam pengujian lingan mengalami penurunan rata-rata se-
ulang, hal tersebut terjadi lagi, maka gen- lama 3 jam sebesar 8,6 mm., sedangkan
teng dinyatakan tidak tahan terhadap pe- untuk genteng dengan dua kali penggili-
rembesan. Pada pengujian kedua air me- ngan mengalami penurunan rata-rata sela-
netes pada menit 90 dari 2 buah genteng. ma 3 jam sebesar 8,1 mm.
Sehingga jika mengikuti peraturan yang

Penurunan air rata-rata selama 3 jam


7 pada genteng dengan satu kali
Nilai Rata-rata Penurunan

penggilingan
Air selama 3 jam (mm)

5 Penurunan air rata-rata selama 3 jam


pada genteng dengan dua kali
4 8.6 8.1 penggilingan
3

0
1 2
Jumlah Penggilingan

Gambar 2. Grafik penurunan air rata-rata selama 3 jam

87
Jurnal Ilmiah Teknik Sipil Vol. 13, No. 1, Januari 2009

Pengujian terhadap daya serap yang dengan dua kali penggilingan adalah 89
dilanjutkan dengan pengujian ketahanan kg. Selisih nilai beban lentur genteng de-
terhadap perembesan air adalah pengujian ngan satu kali penggilingan dengan gen-
awal untuk dapat menentukan layak atau teng dengan dua kali penggilingan adalah
tidaknya genteng dalam penelitian ini di- sebesar 3 kg.
pakai sebagai penutup atap. Dari hasil pe- Genteng dengan dua kali penggilingan
ngujian didapatkan genteng dengan dua dapat memberikan tambahan kekuatan
kali penggilingan dalam penelitian ini di- untuk menahan beban lentur sebesar 3 kg.
nyatakan tahan terhadap perembesan air, Sedangkan dari hasil pengujian nilai
sehingga genteng dengan dua kali peng- beban lentur pada bahan dengan satu kali
gilingan dapat diklasifikasikan ke dalam penggilingan adalah: 27 kg. Sedangkan ni-
tingkatan mutu sesuai dengan hasil dari lai beban lentur maksimum untuk bahan
pengujian selanjutnya. dengan dua kali penggilingan adalah 28
kg. Selisih nilai beban lentur maksimum
Pengujian Beban Lentur Genteng Utuh bahan dengan satu kali penggilingan
Dan Genteng Bagian Datar dengan bahan dengan dua kali penggili-
Dari hasil pengujian diketahui bahwa ngan adalah sebesar 2 kg. Bahan dengan
nilai beban lentur pada genteng dengan dua kali penggilingan dapat memberikan
satu kali penggilingan adalah 86 kg. Se- tambahan kekuatan untuk menahan beban
dangkan nilai beban lentur untuk genteng lentur sebesar 2 kg.

Nilai Beban Lentur Rata-rata Genteng


Utuh Dengan Satu kali Penggilingan
90
80
Beban Lentur Rata-

Nilai Beban Lentur Rata-rata Genteng


rata Genteng Utuh

70 Utuh Dengan Dua kali Penggilingan


60 86 89
(kg)

50
40
30
20
10
0
1 2
Jumlah Penggilingan

Gambar 3. Grafik beban lentur rata-rata genteng utuh

Nilai Beban Lentur Rata-rata Genteng Bagian


30 Datar Dengan Satu kali Penggilingan
B e b a n L e n tur

B a g ia n D a t a r

25
R a ta -ra ta
G e n te ng

20 28 Nilai Beban Lentur Rata-rata Genteng Bagian


26
(k g)

15 Datar Dengan Dua kali Penggilingan


10
5
0
1 2
Jumlah Penggilingan
Gambar 4. Grafik beban lentur rata-rata genteng bagian datar

Menurut SNI 03-6861.1-2002 genteng beban lentur genteng dari minimal 6 buah
dengan dua kali penggilingan termasuk genteng uji didapat sebesar 89 kg.
dalam tingkat mutu III, karena rata-rata

88
Pengaruh Jumlah Penggilingan Tanah Liat Sebagai ................................................... Sanjaya

Sumbangan Kekuatan Bagian Leng- da bagian lebar genteng susut kering angin
kung Genteng Menahan Beban Lentur dan jemur rata-rata yang terjadi sebesar
Untuk genteng dengan satu kali peng- 2,9 % dan 3,8%, sehingga total susut ke-
gilingan, sumbangan kekuatan menahan ring lebar rata-rata yang terjadi sebesar
beban lentur bagian lengkung genteng se- 6,7%.
besar 68,604 %. Sedangkan genteng de- Pada bagian panjang genteng susut ke-
ngan dua kali penggilingan, sumbangan ring angin dan jemur rata-rata yang terjadi
kekuatan menahan beban lentur bagian pada genteng dua kali penggilingan sebe-
lengkung genteng sebesar 68,539%. Ada- sar 3,5% dan 3,4%, sehingga total susut
pun nilainya dapat dilihat pada Tabel 3. kering panjang rata-rata adalah 6,9%.
Pada bagian lebar genteng susut kering
Pengujian Pengamatan Visual angin dan jemur rata-rata yang terjadi
Berdasarkan pengamatan visual, baik sebesar 2,8 % dan 3,5%, sehingga total
genteng dengan satu kali penggilingan susut kering lebar rata-rata yang terjadi
maupun genteng dengan dua kali penggi- sebesar 6,3%.
lingan merupakan jenis genteng lengkung Susut kering total rata-rata pada gen-
rata dengan ukuran dari cetakan adalah teng dengan satu kali penggilingan dan
(330 x 240) mm, mempunyai warna yang genteng dengan dua kali penggilingan
sama yaitu merah terang, dengan sedikit mempunyai selisih rata-rata sebesar 0,3%
retak-retak rambut serta bentuk yang pada arah panjang dan 0,4% pada arah le-
hampir sama, kerapatan pemasangan cu- bar. Genteng dengan dua kali penggili-
kup baik, dan dengan persentase peru- ngan mempunyai ketetapan bentuk dan
bahan kelengkungan maksimal sebesar ukuran yang lebih panjang sebesar rata-
6,35 % untuk genteng satu kali peng- rata 0,3% pada arah panjang dan rata-rata
gilingan dan 6,11% untuk genteng dengan 0,4% pada arah lebar dibandingkan gen-
dua kali penggilingan. teng dengan satu kali penggilingan pada
kondisi kering.
Susut Kering Pada bagian panjang genteng, susut
Pada bagian panjang genteng susut ke- kering yang terjadi pada genteng dengan
ring angin dan jemur rata-rata yang terjadi satu kali penggilingan mempunyai nilai
pada genteng satu kali penggilingan sebe- rata-rata 5,5%, dan susut kering pada gen-
sar 3,6% dan 3,6%, sehingga total susut teng dengan dua kali penggilingan mem-
kering panjang rata-rata adalah 7,2%. Pa- punyai nilai rata-rata 4,5%.

Nilai Susut Kering Angin Panjang Rata-


rata Genteng Dengan Satu kali
4 Penggilingan
N ila i S u s u t K e rin g

3,5
A n g in P a n j a n g
R a ta -ra ta (% )

3 Nilai Susut Kering Angin Panjang Rata-


rata Genteng Dengan Dua kali
2,5 3.6
2 3.5 penggilingan

1,5
1
0,5
0
1 2

Jumlah Penggilingan

Gambar 5. Grafik Susut Kering Angin Panjang rata-rata

89
Jurnal Ilmiah Teknik Sipil Vol. 13, No. 1, Januari 2009

Nilai Susut Kering Angin Lebar


3,5 Rata-rata Genteng Dengan Satu kali
Penggilingan
Nilai Susut Kering Angin Lebar

2,5
Nilai Susut Kering Angin Lebar
Rata-rata (%)

Rata-rata Genteng Dengan Dua kali


2 2.9 2.8 Penggilingan
1,5

0,5

0
1 2
Jumlah Penggilingan

Gambar 6. Grafik Susut Kering Angin Lebar rata-rata

Nilai Susut Kering Jemur Panjang Rata-rata


Genteng Dengan Satu kali Penggilingan
4
Nilai Susut Kering Jemur

3,5 Nilai Susut Kering Jemur Panjang Rata-rata


Panjang Rata-rata (%)

3 Genteng Dengan Dua kali Penggilingan


3.6 3.4
2,5
2
1,5
1
0,5
0
1 2
Jumlah Penggilingan

Gambar 7. Grafik Susut Kering Jemur Panjang rata-rata

Nilai Susut Kering JemurLebar Rata-rata


4 Genteng Dengan Satu kali Penggilingan
JemurLebar Rata-rata

3,5
Nilai Susut Kering

Nilai Susut Kering Jemur Lebar Rata-rata


3
3.5 Genteng Dengan Dua kali Penggilingan
2,5 3.8
(%)

2
1,5
1
0,5
0
1 2
Jumlah Penggilingan

Gambar 8. Grafik Susut Kering Jemur lebar rata-rata

Sedangkan pada bagian lebar genteng, genteng dengan satu kali penggilingan
susut kering yang terjadi pada genteng pada kondisi kering
dengan satu kali penggilingan mempunyai
nilai rata-rata 4,5%, dan susut kering pada Susut Bakar
genteng dengan dua kali penggilingan Pada bagian panjang genteng, susut
mempunyai nilai rata-rata 4,0%. Genteng bakar yang terjadi pada genteng dengan
dengan dua kali penggilingan mempunyai satu kali penggilingan mempunyai nilai
ukuran yang lebih panjang sebesar rata- rata-rata 2,2%, dan susut bakar pada gen-
rata 1% pada arah panjang dan rata-rata teng dengan dua kali penggilingan mem-
0,5% pada arah lebar dibandingkan punyai nilai rata-rata 1,9%. Sedangkan pa-

90
Pengaruh Jumlah Penggilingan Tanah Liat Sebagai ................................................... Sanjaya

da bagian lebar genteng, susut bakar yang ngan mempunyai ketetapan bentuk dan
terjadi pada genteng dengan satu kali ukuran yang lebih panjang sebesar rata-
penggilingan mempunyai nilai rata-rata rata 0,45% pada arah panjang dan rata-
2,1%, dan susut bakar pada genteng de- rata 0,79% pada arah lebar dibandingkan
ngan dua kali penggilingan mempunyai genteng dengan satu kali penggilingan pa-
nilai rata-rata 1,8% Susut bakar pada da kondisi genteng telah matang. Jika me-
genteng dengan satu kali penggilingan dan ngacu pada standar susut bakar yang di-
genteng dengan dua kali penggilingan sarankan yaitu maksimal 2% maka gen-
mempunyai selisih rata-rata sebesar 0,3% teng dengan dua kali penggilingan telah
pada arah panjang dan 0,3% pada arah le- memenuhi standar susut bakar.
bar. Genteng dengan dua kali penggili-

2,5
Panjang Rata-rata (%)

Nilai Susut Bakar Panjang Rata-rata Genteng


Nilai Susut Kering

2 Dengan Satu kali Penggilingan


2.2
1,5 Nilai Susut Bakar Panjang Rata-rata Genteng
1.9 Dengan Dua kali Penggilingan
1

0,5

0
1 2
Jumlah Penggilingan

Gambar 9. Grafik Susut Bakar Panjang rata-rata

Nilai Susut Bakar Lebar Rata-rata Genteng


2,5 Dengan Satu kali Penggilingan
Rata-rata (%)
Kering Lebar

2
Nilai Susut

Nilai Susut Bakar Lebar Rata-rata Genteng


1,5 2.1 Dengan Dua kali Penggilingan
1.8
1
0,5
0
1 2
Jumlah Penggilingan

Gambar 10. Grafik Susut Bakar Lebar rata-rata

SIMPULAN DAN SARAN Perbedaan karakteristik genteng yang


didapat kurang signifikan ditinjau dari be-
Simpulan ban lentur, daya serap, dan susut kering,
Berdasarkan hasil penelitian terhadap namun cukup signifikan ditinjau dari susut
karakteristik genteng Keramik Darmasaba bakar dan ketahanan terhadap perembesan
dengan satu kali penggilingan dan dengan air.
dua kali penggilingan, didapat hasil
seperti Tabel 3.

91
Jurnal Ilmiah Teknik Sipil Vol. 13, No. 1, Januari 2009

Tabel 3. Hasil Pengujian


Genteng satu kali Genteng dua kali
No. Karakteristik dan Kondisi fisik
penggilingan penggilingan
1. Daya serap (%) 24,8 22,25
Penurunan air selama 3 jam (mm) 8,6 mm 8,1
2. Perembesan
Tahan/Tidak Tidak Tahan
Genteng utuh (kg) 86 88
3. Beban Lentur
Genteng bagian datar (kg) 26 28
4. Kelengkungan (%) 6,35 6,11 
5. Tingkat mutu - IV
Panjang (%) 7,29  6,99 
6. Susut kering
Lebar (%) 6,77  6,33 
Panjang (%) 2,25  1,9 
7. Susut bakar
Lebar (%) 2,1  1,8 
Warna Merah terang Merah terang
Cacat-cacat tidak terlalu besar Ya Ya
8. Visual
Sedikit retak-retak Ya Ya
Kerapatan pada pemasangan baik Ya Ya
Keterangan:
 = Kelengkungan maksimal untuk tingkat mutu IV (6 %– 7%), jenis genteng
Lengkung rata, ukuran 259 mm- 333 mm.
 = Memenuhi standar susut kering yang disarankan ( maksimal 10%)
 = Tidak memenuhi standar susut bakar yang disarankan (maksimal 2% )
 = Memenuhi standar susut bakar yang disarankan ( maksimal 2%)

Saran Pekerjaan Umum (Direktorat Penyeli-


Berdasarkan data hasil penelitian dikan Masalah Bangunan), Bandung.
terhadap karakteristik genteng yang cukup Gesang, S. dan Hartono, J.M.V. 1979.
signifikan bila ditinjau dari susut bakar Teknologi Bahan Bangunan Bata dan
dan ketahanan terhadap perembesan air, Genteng, Balai Penelitian Keramik,
maka sebaiknya dilakukan penggilingan Bandung.
sebanyak dua kali dalam proses pem- Joelianingsih. 2004. Peningkatan Kualitas
buatan genteng. Genteng Keramik Dengan Penam-
bahan Sekam Padi dan Daun Bambu,
DAFTAR PUSTAKA Makalah Pribadi Falsafah Sains (PPS
702) Sekolah Pasca Sarjana/S3,
Anonimus. 2004. Pertambangan dan E- Institut Pertanian Bogor, Bogor.
nergi Provinsi Bali, Website : Nelly, S.N. 2005. Pengaruh Penambahan
http://www.pertambangan-energi- Abu Terbang (Fly Ash) Pada Pembu-
bali.web.id. atan Genteng Keramik (Pejaten).
Anonimus. 2002. SNI 03-6861.1-2002 Tugas Akhir, Jurusan Teknik Sipil
(Bagian 13 : Kayu, Bahan Lain, Lain- Fakultas Teknik Universitas Udayana,
lain). Departemen Pekerjaan Umum Denpasar.
(Direktorat Penyelidikan Masalah, Razak, R.A.1985. Keramik Bangunan, PN
Bangunan), Bandung. Balai Pustaka, Jakarta.
Anonimus. 1986. Persyaratan Umum Ba- Rosdwita, I.K. 2006. Studi Karakteristik
han Bangunan Indoncesia (PUBI), Genteng Pejaten Dengan Pozzolan
Dinas Pekerjaan Umum RI. Alam Batu Apung Sebagai Pengganti
Anonimus. 1978. Peraturan Genteng Ke- Serbuk Paras, Tugas Akhir, Jurusan
ramik Indonesia NI-19, Departemen Teknik Sipil Fakultas Teknik Uni-
versitas Udayana, Denpasar.

92

Anda mungkin juga menyukai