Tugas pokok, wewenang dan fungsi instansi Bea cukai, Imigrasi dan Karantina
dilaksanakan sesuai dengan peraturan yang berlaku. Hal-hal yang menyangkut tugas,
wewenang dan fungsi instansi Bea Cukai, Imigrasi dan Karantina di pelabuhan yang
terbuka untuk perdagangan luar negeri, dilaksanakan oleh pejabat-pejabat pemerintah
di Bidang yang bersangkutan, dikoordinasikan oleh Syahbandar. Syahbandar sebagai
Kepala Pemerintahan dan juga merupakan koordinator Pejabat Pemerintah di
pelabuhan karena dokumen kapal (surat-surat kapal dan sertifikat kapal) yang
termasuk di dalamnya Crew List diserahkan kepada Syahbandar (menurut kuasa
Undang-Undang Haven Reglement 1925 dan Konvensi Internasional antara lain
SOLAS 1974/1978) sampai kapal mendapatkan Surat Ijin Berlayar dari
Syahbandar. Surat Ijin Berlayar tidak dapat dikeluarkan sebelum semua urusan
instansi dan utang piutang terhadap jasa pelabuhan telah diselesaikan. Seluruh pejabat
di institusi pemerintah di pelabuhan diharuskan memenuhi persyaratan sesuai dengan
standar kompetensi yang masih harus dibuat. Oleh sebab itu Pemerintah sebaiknya
mempunyai mitra yang bersifat independent regulatory body sehingga Pemerintah
mempunyai pedoman, standar dan kriteria yang jelas. Selama masa transisi, sumber
daya manusia yang mempunyai kompetensi mendekati pedoman, standar dan kriteria
harus di berikan pendidikan dan pelatihan secara khusus (crash programme).
Independent regulatory body di bidang transportasi ini tidak hanya menangani isu-isu
keselamatan dan kecelakaan transportasi tetapi juga harus memberikan konsep dan
usulan kebijakan yang nyata dalam Bidang Ekonomi, Politik, Sosial, Budaya dan
Hankam yang mempengaruhi pembangunan infrastruktur untuk transportasi.
Diusulkan namanya ”Komite Transportasi Nasional” yang beranggotakan
Pemerintah, Stakeholders, Tenaga Ahlli Hukum dan Kebijakan, serta Tenaga Ahli di
bidang transportasi darat, laut dan udara. Komite Transportasi Nasional ini harus
merumuskan kebijakan dalam bentuk pedoman, standar dan kriteria yang
berhubungan dengan isu transportasi darat, laut dan udara. Pada kenyataannya
transportasi laut dalam mendukung pembangunan ekonomi dan sosial tidak dapat
dipisahkan dengan transportasi darat dan udara. Sebagai catatan, peran dan fungsi dari
Administrator Pelabuhan tidak dihapus, akan tetapi Administrator Pelabuhan menjadi
bagian dari Otorita Pelabuhan (melebur). Adapun pedoman, standar dan kriteria dari
struktur kelembagaan Otorita Pelabuhan masih harus dirumuskan oleh Komite
Transportasi Nasional bersama Pemerintah sehingga pembentukan Otorita Pelabuhan
di setiap Pelabuhan mengacu pada ketentuan tersebut. Pelindo seperti juga Adpel
tidak perlu khawatir akan kehilangan assetnya, karena Pelindo beserta seluruh asset
dan SDMnya menjadi Operator Terminal dan Operator Jasa Faslitas Pelabuhan
lainnya sesuai dengan asset yang telah dipunyai. Hal ini sejalan dengan kelembagaan
di Migas (Pertamina dan BP Migas), kelembagaan di jalan raya (Jasa Marga dan
Badan Pengaturan Jalan Tol) dan kelembagaan di Telkom (Telkom dan Badan
Pengaturan Informasi dan Telekomunikasi). Pelindo dengan pengalamannya, dapat
menjadi Operator Terminal dan Operator Jasa Fasilitas Pelabuhan yang handal.
Perubahan yang diusulkan adalah agar supaya peran dan fungsi regulator dikeluarkan
dari Pelindo dan dikembalikan kepada Pemerintah karena pada dasarnya Pelindo
sudah menjadi Badan Hukum Indonesia berupa Perseroan Terbatas (PT) yang secara
hukumnya harus mengikuti peraturan dan kebijakan dari Perseroan Terbatas (PT).