Anamnesis
Pasien datang dengan keluhan nyeri pada lutut dan pergelangan kaki kiri y
ang di alami sejak ± 1 bulan yang lalu, yang dirasakan semakin lama semakin
memberat disertai dengan bengkak yang muncul sejak 1 minggu sebelum mas
a pagi hari sehingga pasien sulit untuk beraktivitas. Keluhan lain yaitu demam
(+) membaik dengan pengobatan, menggigil (-), keringat (-), kejang (-), sakit
kepala (-). Batuk (-), pilek (-), sesak (-), nyeri dada (-).Nafsu makan baik, bab
dan bak (+) kesan normal, Riwayat trauma atau terjatuh (-). Riwayat nyeri sen
di sebelumnya (-). Riwayat penyakit yang sama di keluarga (-). Riwayat peng
Pemeriksaan Fisis
Nadi : 64 kali/menit
Pernapasan : 20 kali/menit
Suhu : 37,30C
Berat badan : 31 Kg
Pucat :- Sianosis :-
Keadaan spesifik
1
Kulit 2212 2122 : kering (-), sianosis (-)
Kepala
Bentuk : Normosefal
Ubun-ubun : Menutup
Dada
Paru-Paru
Perkusi : Sonor
2
VTH X midscapularis dextra
tra
Jantung
Perkusi : Pekak
Abdomen
3
Alat kelamin : Tidak ada kelainan
digerakan
Tasbeh : (-)
Parameter Rujukan
D. Anjuran Pemeriksaan
X-Ray
Faktor Reumatoid
4
C3 dan ANA
E. Diagnosis Kerja
Rheumatoid Artritis
F. Ringkasan
Pasien datang dengan keluhan nyeri pada lutut dan pergelangan kaki kiri y
ang di alami sejak ± 1 bulan yang lalu, yang dirasakan semakin lama semakin
memberat disertai dengan bengkak yang muncul sejak 1 minggu sebelum mas
a pagi hari sehingga pasien sulit untuk beraktivitas. Keluhan lain yaitu demam
(+). Riwayat trauma atau terjatuh (-). Riwayat penyakit yang sama di keluarg
Pada pemeriksaan fisik didapatkan keadaan umum sakit sedang, gizi baik (
as atas: Eksremitas bawah: bengkak (+) pada pergelangan kaki kiri dan lutut,
teraba hangat, nyeri tekan dan sulit digerakan. Pemeriksaan paru, jantung dan
Penatalaksanaan
IVFD RL 13 TPM
Aspirin 4X500 mg
G. Follow Up
5
Tanggal Keluhan Intruksi Dokter
06 Juni 2018 S : nyeri dan bengkak pada lutut, per IVFD RL 13 TPM
N : 90 kali/menit
P : 18 kali/menit
S : 37,9oC
nyeri tekan
BB : 31 kg
A : Rheumatoid arthritis
07 Juni 2018 S : nyeri dan bengkak pada lutut, per IVFD RL 13 TPM
TD : 100/60 mmHg
N : 68 kali/menit
P : 22 kali/menit
S : 36,5oC
BB : 31 kg
A : Rheumatoid arthritis
6
08 Juni 2018 S : nyeri dan bengkak pada lutut, per Pasien pulang
TD : 10/60 mmHg
N : 76 kali/menit
P : 22 kali/menit
S : 36,4oC
BB : 31 kg
A : Rheumatoid arthritis
7
BAB II
ANALISIS KASUS
A. DEFINISI
dak diketahui. Terdapat berbagai manifestasi sistemik pada penyakit ini, karakteri
stiknya adalah peradangan yang menetap pada cairan sendi (sinovitis) , biasanya
menyerang area sekitar sendi dengan distribusi yang simetris. Pada kasus didapatk
an pasien mengalami peradangan pada sendi lutut dan pergelangan kaki kiri.
Potensi dari inflamasi yang terjadi pada cairan sendi dapat menyebabkan k
erusakan kartilago, erosi pada tulang, dan perubahan yang lebih lanjut pada integri
tas sendi sebagai tanda khas pada penyakit ini. Walaupun berpotensi merusak, art
it oligoartikular yang ringan dengan durasi yang singkat disertai dengan kerusakan
sendi yang minimal, sedangkan pada penderita yang lain dapat menunjukkan poli
B. EPIDEMIOLOGI
sering ditemukan pada anak. Artritis reumatoid juvenil didefinisikan sebagai adan
ya tanda objektif artritis pada sedikitnya satu sendi yang berlangsung lebih dari 6
minggu pada anak usia kurang dari 16 tahun dan jenis artritis lain pada anak telah
8
ditemukannya dua atau lebih tanda berikut: keterbatasan gerak, nyeri tekan, nyeri
Pada kasus didapatkan anak usia 13 tahun, datang dengan keluhan nyeri pa
da lutut dan pergelangan kaki kiri yang di alami sejak ± 1 bulan yang lalu, yang d
irasakan semakin lama semakin memberat disertai dengan bengkak yang muncul s
C. ETIOLOGI
Artritis pada anak dapat disebabkan oleh berbagai penyakit yang mempunyai s
1) penyakit reumatik
2) artritis infeksi,
5) penyakit keganasan,
Penyakit reumatik anak sendiri terdiri lagi dari ARJ/AKJ atau AIJ, dermat
dengan penyakit defisiensi imun, dan artritis reaktif (demam reumatik dan
pasien ini masuk dalam kategori penyakit rematik ARJ, dan tidak ditemuk
9
annnya penyebab lain dari artritisnya seperti SLE, vaskulitis sistemik, scle
roderma, spondiloartropati.
D. PATOGENESIS
faktor etiologi yang dapat menyebabkan gejala klinis ARJ seperti infeksi, autoimu
n, trauma, stres serta faktor imunogenetik. Penyakit ARJ umumnya mudah menga
lami remisi, sehingga pengobatan ditujukan untuk mencegah komplikasi dan timb
ulnya kecacatan terutama yang mengenai sendi. Pada kasus pasien ini tidak didapa
reaksi dari berbagai populasi sel imun dengan aktivasi dan proliferasi dari fibrobl
as sinovial. Respon inflamasi ini menyerang cairan sinovial pada persendian, burs
a dan tendon, serta jaringan lain di seluruh tubuh. Orang-orang yang menderita pe
elas, menimbulkan edema dan proliferasi kapiler dan sel mesenkim. Pada jaringan
sendi dan cairan sinovial, terjadi akumulasi dari leukosit yang menghasilkan enzi
an teraktivasinya sel-sel imun dan fibroblas sinovial, mediator ini dapat merusak k
artilago persendian yang bedekatan. Jika proses ini terus berlanjut dan tidak diken
dalikan, permukaan sendi akan hancur, dan secara bertahap terjadi fibrosis pada ja
ringan fibrosa kapsul persendian dan jaringan sendi atau terlihat ankilosis pada tul
ang.
10
Destruksi jaringan sendi terjadi melalui dua cara. Pertama adalah destruksi
akibat proses pencernaan oleh karena produksi protease, kolagenase dan enzim-e
nzim hidrolitik lainnya. Enzim-enzim ini memecah kartilago, ligamen, tendon dan
tulang pada sendi, serta dilepaskan bersama dengan radikal oksigen dan metabolit
asam arakidonat oleh leukosit polimorfonuklear dalam cairan sinovial. Proses ini
diduga adalah bagian dari respon autoimun terhadap antigen yang diproduksi seca
ra lokal. Kedua adalah, destruksi jaringan juga terjadi melalui kerja panus reumato
id. Panus merupakan jaringan granulasi vaskular yang terbentuk dari sinovium ya
estruksi kolagen dan proteoglikan melalui produksi enzim oleh sel di dalam panus
tersebut.
E. GAMBARAN KLINIS
Anamnesis
teraba panas
2. Gejala yang paling sering pada anak kecil adalah kekakuan sendi pada
pagi hari
3. Ekspresi pada anak lebih kecil bisa berupa perubahan postur tubuh
5. Gejala umum lain adalah tidak ada nafsu makan, berat badan menurun,
dan pada gejala yang berat bisa terjadi gangguan tidur di malam hari
karena nyeri.
11
Pada kasus didapatkan nyeri pada lutut dan pergelangan kaki kiri yang
at pagi hari
Pemeriksaan fisik
kurang, sendi besar lebih sering terkena dan biasanya di daerah tungkai.
O
6. Tipe awitan sistemik: suhu tubuh >39 C, tanda artritis, biasanya
Pada kasus didapatakan pemeriksaan fisik Eksremitas bawah: bengkak (+) pad
a pergelangan kaki kiri dan lutut, teraba hangat, berwarna merah, nyeri tekan
dan sulit digerakan dan pasien masuk dalam kategori tipe awitan oligoartritis.
Pemeriksaan penunjang
leukositosis dan trombositosis pada tipe sistemik yang berat. Pada kasus
12
hasil pemeriksaan penunjang pasien didapatkan : leukositosis (WBC =
2. Petanda aktivitas penyakit antara lain adalah LED dan CRP yang
hemolitik
nodul subkutan, erosi tulang atau kondisi fungsional lebih buruk. Pada
di daerah sendi karpal dan tarsal. Kelainan tulang juga dapat dideteksi
13
F. PENATALAKSANAAN
1. Medikamentosa
14
mengontrol nyeri, kekakuan dan inflamasi pada anak yang tidak
inisial.
(maksimum 40 mg) atau dosis terbagi pada keadaan yang lebih berat.
Bila ada perbaikan klinis maka dosis diturunkan perlahan dan kemudian
15
oligoartritis yang tidak berespons dengan AINS atau sebagai terapi
untuk poliartritis berat atau gejala sistemik yang tidak membaik dengan
dianggap adekuat.
2. Bedah
16
Tindakan bedah diperlukan untuk koreksi kecacatan sendi.
3. Suportif
Edukasi pasien dan keluarga: pengenalan dan tata laksana dini merupak
Ahli ortopedi
dini uveitis
5. Pemantauan
DAFTAR PUSTAKA
17
1. Carter, Michael A. Arthritis Reumatoid. Dalam: Price, SA and Wilson LM,
editors. Patofisiologi Edisi 6 Volume 2. Jakarta: EGC; 2005.hal.1385-91
2. Pudjiadi AH, dkk. Pedoman Pelayanan Medis IDAI. Edisi 2. 2011. Hal. 1-
4
3. Lipsky, Peter E. Rheumatoid Arthritis. In: Kasper LK, Fauci AS, Longo
DL, Braunwald E, Hauser SL, and Jameson JL, editors. Harrison’s
Principles of Internal Medicine 16th ed. New York: McGraw-Hill;
2005.p.1968-76
4. Akib AP. Artritis Idiopatik Juvenil Kesepakatan Baru Klasifikasi dan
Kriteria Diagnosis Penyakit Artritis pada Anak. Vol. 5, No. 2. 2003. Hal.
40-48
18