Anda di halaman 1dari 6

Aplikasi Persamaan Diferensial dalam Perkiraan Jumlah Populasi Ikan dan Spesies Tertentu 1

Aplikasi Persamaan Diferensial dalam Perkiraan Jumlah Populasi


Ikan dan Spesies Tertentu
Maiko Febriano Legi,1 Agnes Cynthia Sirait 2
Program Studi Teknik Lingkungan, Fakultas Teknik, UNIVERITAS TANJUNGPURA
Pontianak

Abstrak

Tulisan ini adalah suatu kajian teori dan penerapan persamaan diferensial. Tujuan dari studi ini adalah untuk mengkaji suatu
konsep dan kemudian bisa diterapkan serta diimplementasikan dalam komputasi matematika sehingga memudahkan dan
menunjang aspek-aspek kehidupan di luar matematika. Penerapan persamaan diferensial banyak digunakan dalam kehidupan
sehari-hari, salah satunya adalah memperkirakan jumlah populasi di suatu wilayah perairan dan waktu tertentu dengan
menggunakan konsep persamaan diferensial. Jika P(t) adalah jumlah populasi pada saat t, dengan asumsi bahwa K adalah
daya tampung dari suatu daerah untuk populasi, sehingga jadi termasuk model logistik. Kemudian asumsikan bahwa dP, laju
perubahan dalam jumlah / proporsi dari total populasi yang ada, maka dP/dt = kP (1- P/k) - C k dan C adalah nilai konst anta.

Kata kunci: persamaan diferensial, populasi

1. Pendahuluan Persamaan diferensial biasa orde pertama


merupakan persamaan diferensial yang paling
Persamaan diferensial adalah persaman sederhana bentuknya karena persamaan ini hanya
matematika untuk melibatkan turunan dari satu atau mengandung turunan pertama dari fungsi yang tidak
lebih variable tak bebas terhadap satu atau lebih diketahui. Walaupun sederhana bentuknya, banyak
variable bebas. Persamaan diferensial seringkali fenomena dalam kehidupan sehari-hari yang sifatnya
muncul dalam model matematika yang dapat dimodelkan sebagai persamaan diferensial orde
menggambarkan keadaan hidup nyata. Sebagai pertama.
contoh, tururnan-turunan dalam fisika muncul Pembentukan model persamaan diferensial dibuat
sebagai kecepatan dan percepatan, dalam geometri dengan mengasumsikan bahwa perubahan yang
sebagai kemiringan (tanjakan), dalam biologi sebagai diamati sebanding (proporsional) terhadap variabel
laju pertumbuhan populasi dan lain sebagainya. atau fungsi yang diduga. Dua besaran P dan Q
dikatakan proporsional (yang satu sebanding dengan
2 Nuclear Instruments and Methods in Physics Research A

yang lain) jika salah satu besaran merupakan tidak cukup tepat untuk populasi yang cukup besar
perkalian konstan dari besaran yang lain, misalkan P dan tempatnya terbatas sehingga menimbulkan
= kQ untuk suatu konstanta k. kendala karena padatnya populasi yang akan
Pertumbuhan populasi merupakan suatu proses mengurangi populasi itu sendiri. Model pertumbuhan
yang bersifat kontinu. Kontinu dalam hal ini berarti populasi logistik ini merupakan penyempurnaan dari
populasi bergantung waktu tanpa putus. Karenanya model pertumbuhan eksponensial. Pada model ini
model matematika yang akan digunakan untuk jumlah populasi dipengaruhi oleh lingkungan seperti
memproyeksi populasi adalah model pertumbuhan persediaan makanan. Model logistik mengasumsikan
populasi kontinu. Menurut Iswanto terdapat beberapa bahwa pada waktu tertentu jumlah populasi akan
macam model pertumbuhan populasi yang kontinu mendekati titik kesetimbangan (equilibrium). Pada
diantaranya model populasi eksponensial dan model titik ini jumlah kelahiran dan kematian dianggap
populasi logistik. sama sehingga grafiknya mendekati konstan. Bentuk
1.1. Model Pertumbuhan Eksponensial sederhana untuk laju pertumbuhan relatif yang
Pada tahun 1798, Thomas Malthus membuat mengakomodasi asumsi ini adalah :
sebuah model pertumbuhan penduduk dasar yang 1/P . dP/dt= k(1 – P/K)
terkenal dengan nama model pertumbuhan Jika dikalikan dengan P, maka diperoleh model
eksponensial. Untuk mengestimasi populasi makhluk untuk pertumbuhan populasi yang dikenal persamaan
hidup yang memiliki laju pertumbuhan konstan, diferensial logistik, yaitu :
anggaplah P(t) melambangkan jumlah populasi yang dP/dt= kP(1 – P/K)
bertumbuh atau berkurang. Jika diasumsikan bahwa Perhatikan bahwa dari persamaan di atas diperoleh
P(t) adalah suatu fungsi yang dapat diturunkan bahwa jika P kecil dibandingkan dengan K, maka P/K
terhadap waktu, sehingga termasuk fungsi yang mendekati 0 dan dp/dt ≈ kP. Namun, jika P K
kontinu, maka asumsikan bahwa dp/dt , laju (populasi mendekati kapasitas tampungnya), maka
perubahan jumlah/populasi proporsional terhadap P/K 1, sehingga dp/dt 1. Jika populasi P
jumlah yang ada, maka : berada diantara 0 dan K, maka ruas kanan persamaan
dP/dt = kN atau dP/dt − kP = 0 di atas bernilai positif, sehingga dP/dt 1 dan
dimana k adalah konstanta proporsional. Untuk populasi naik. Akan tetapi jika populasi melampaui
permasalahan populasi, dimana P(t) pada kapasitas tampungnya (P > K), maka 1 – P/K negatif,
kenyataannya adalah variabel diskrit bernilai sehingga dp/ dt < 0 dan populasi turun. Solusi
bilangan bulat, asumsi ini tidak tepat. Walaupun persamaan logistik dapat diperoleh melalui langkah-
demikian konsep langkah berikut ini :
dP/dt − kP = 0 dP/P(1 – P/K ) = k dt
tetap memberikan perkiraan yang baik untuk hukum-
hukum fisis yang mengatur sistem semacam itu. Pada P(1P – P/K ) = dt
model ini diasumsikan bahwa populasi bertambah
ln P − ln(K − P) = kt + c
dengan laju pertumbuhan populasiyang sebanding
dengan besarnya populasi. Misalkan P(t) menyatakan ln P/(K− P) = kt + c
jumlah populasi padasaat t (waktu), dan k P(K− P) = ekt+c
menyatakan laju pertumbuhan populasi maka model P =Kekt+c/1 + ekt+c
populasi eksponensial dinyatakan dalam bentuk: Dari persamaan tersebut jika diberikan nilai awal t =
dP/dt = kP(t) 0 dan P(0) = P0 kemudian disubstitusikan kembali ke
persamaan tersebut maka akan diperoleh nilai :
c = ln( P0/K − P0)
1.2. Model Pertumbuhan Logistik Selanjutnya nilai c tersebut disubstitusikan kembali
Model ini pertama kali diperkenalkan oleh ke dalam persamaan sebelumnya sehingga diperoleh
matematikawan dan juga seorang ahli biologi solusi khusus dari model logistik.
berkebangsaan Belanda, yaitu Pierre Verhulst pada P = Kekt+ln( P0/K-P0)/1 + ekt+ln( P0/K-P0)
tahun 1838. Motivasi awal penelitian mengenai
= Kekt (P0/K-P0) / 1 + ekt( P0/K-P0)
model ini adalah karena model pertumbuhan alami
= K / K/P0 e-kt – e-kt + 1
Aplikasi Persamaan Diferensial dalam Perkiraan Jumlah Populasi Ikan dan Spesies Tertentu 3

= K / e-kt( K/P0 - 1) + 1 mendekati titik keseimbangan (equiblirium), apabila


salah satu subsistem atau komponen suatu sistem
P : jumlah populasi pada saat t yang berada dalam keadaan setimbang mengalami
P0 : jumlah populasi awal saat t = 0 ganguan maka seluruh sistem akan berubah, besarnya
K :daya tampung (carrying capacity) dari suatu perubahan mugkin dalam kuantitas yang sangat kecil,
daerah untuk populasi tetapi setelah beberapa waktu gangguan ini dapat
k :laju pertumbuhan per kapita populasi memberikan akibat yang mungkin tidak terduga
t :waktu sebelumnya.

2. Landasan Teori 3. Pembahasan

Populasi adalah kumpulan individu dari suatu 1. Kesetimbangan dalam pertumbuhan populasi
spesies yang sama yang menempati suatu tempat Menurut kajian ekologi, kesetimbangan
tertentu. Populasi dapat berkembang sesuai dengan (equilibrium ) merupakan keadaan dinamika system
kondisi menaik atau menurun yang dinamakan laju yang tidak mengalami gejolak. Disaat suatu system
pertumbuhan populasi. Laju pertumbuhan populasi yang seimbang mengalami gangguan maka seluruh
dipengaruhi oleh empat hal, yaitu: tingkat kelahiran, system akan berubah. Besarnya perubahan yang
tingkat kematian,imigrasi dan emigrasi. terjadi mungkin dalam kuantitas yang sangat kecil,
Tingkat kelahiran adalah tingkat adanya individu namun dalam jangka waktu tertentu, gangguan akan
baru yang lahir melalui proses reproduksi yang dapat memberikan dampak yang mungkin tidak terduga
menambah jumlah populasi, tingkat kematian adalah sebelumnya, untuk menyatakan pertumbuhan suatu
adalah tingkat adanya individu yang mati dalam suatu populasi ikan, dapat digunakan persamaan sebagai
populasi, imigrasi adalah masuknya individu baru berikut:
dalam suatu populasi, emigrasi adalah keluarrnya
individu dari suatu populasi.
Faktor imigrasi dan emigrasi tidak diperhitungkan
sebagai faktor yang mempengaruhi laju pertumbuhan
populasi pada model pertumbuhan populasi. Laju
a. P(t) menyatakan populasi ikan pada saat t,
pertumbuhan populasi dapat dipresentasikan melalui
dengan t dalam minggu dan c merupakan suatu
sebuah model matematika yang berbentuk
konstanta dalam persamaan diatas yang bermakna c
persamaan diferensial biasa yang dikenal dengan
adalah gangguan yang dialami dalam suatu populasi
model pertumbuhan populasi jumlahnya akan
bertambah pasa saat r > 0 dan menurun pada saat r < untuk dapat mencapai titik keseimbangan. 0,08
0, secara eksponensial model pertumbuhan populasi merupakan nilai koefisien pertumbuhan dalam
memiliki bentuk N (t) = Nₒ e rt N (t) merupakan populasi, P merupakan jumlah populasi awal dan
jumlah populasi pada waktu t, Nₒ merupakan jumlah nilai 1000 merupakan daya tampung suatu wilayah.
populasi awal , t merupakan waktu, r merupakan
konstanta laju pertumbuhan populasi.
Pertumbuhan populasi secara logistik, dipengaruhi
oleh daya dukung lingkungan, model ini dianggap
lebih realistis dibandingkan dengan model
eksponensial karena pada kenyataannya laju
pertumbuhan populasi akan terbatas sesuai degan
ketersediaan ruang, makanan dan sumber hidup
lainnya sehigga populasi tidak akan tumbuh secara
eksponensial. Akibatnya laju pertumbuhan akan
terbatas pada nilai tertentu, model ini berasumsi
bahwa pada waktu tertentu jumlah populasi akan
4 Nuclear Instruments and Methods in Physics Research A

Dari kurva dapat dilihat, jika nilai c lebih Gambar 2. Medan arah dan grafik persamaan
besar daripada P (nilai yang mewakili pertumbuhan untuk nilai c = 8.
populasi ikan) maka kurva akan turun ke bawah yang Jika nilai c = 8, grafik terlihat menurun yang
menunjukkan populasi ikan menurun dan ketika nilai berarti jumlah populasi ikan mengalami penurunan.
c lebih kecil dari nilai P, maka kurva akan naik yang
menunjukkan populasi ikan mengalami pertambahan.
Ini menggambarkan apabila jumlah penangkapan
lebih besar daripada jumlah pertumbuhkan suatu
populasi, maka jumlah populasi tersebut akan
menurun dan begitu juga sebaliknya.
b. Berbagai nilai c untuk persamaan
matematika tersebut dapat digambarkan dengan
grafik sebagai berikut :

Gambar 1. Medan arah dan grafik persamaan


untuk nilai c = 7

Gambar 3. Medan arah dan grafik persamaan


untuk nilai c = 9
Jika nilai c = 9, grafik terlihat menurun dan jumlah
populasi ikan terlihat mengalami penurunan yang
cukup besar.
c. Percobaan nilai c yang dimasukkan pada
aplikasi SLOPE AND DIRECTION FIELDS tidak
ditemukan solusi ekuilibrium yang sesuai antara
jumlah pertumbuhan dengan jumlah penangkapan
seimbang. Apabila nilai c yang dimasukkan lebih
besar dari nilai P (jumlah pertumbuhan) maka akan
terbentuk kurva yang menurun yang menunjukkan
Jika nilai c = 7, grafik mengalami kenaikan yang bahwa populasi ikan mati semua atau telah ditangkap
berarti jumlah populasi ikan mengalami semua dan begitu juga sebaliknya.
pertumbuhan. d. Berdasarkan grafik, untuk nilai c ≥ 8, grafik
mengalami penurunan yang berarti jumlah populasi
ikan terus mengalami penurunan atau selalu mati
semua. Sedangkan jika nilai c ≤ 7 grafik
menunjukkan pertambahan populasi ikan sehingga
untuk menjaga agar populasi ikan tetap stabil maka c
nilainya ≤ 7, sehingga dapat diasumsikan limit
penangkapan mingguan populasi ikan yaitu ≤ 7 kali
dalam seminggu.

2. Apabila suatu spesies tertentu terdapat populasi


minimum m sedemikian rupa sehingga spesies
tersebut akan punah apabila besar populasinya di
bawah m. kondisi ini dapat diakomodir dalam
persamaan logistic dengan menambahkan faktor
Aplikasi Persamaan Diferensial dalam Perkiraan Jumlah Populasi Ikan dan Spesies Tertentu 5

( 1 - m/P), sehingga model pertumbuhan logistiknya


menjadi :

memungkinkan bagi populasi untuk terus bertambah,


namun apabila nilai m berada di atas nilai populasi
seperti pada gambar 5, maka kemungkinan populasi
suatu spesies tersebut dapat mengalami kepunahan
karena terus-menerus mengalami penurunan akibat
jumlah populasi berada di bawah atau kurang dari
batas/limit berkembangnya populasi dari spesies
tersebut.
Nilai m dapat diartikan sebagai limit kemampuan
suatu populasi untuk bereproduksi atau berkembang.
Apabila jumlah populasi di bawah limit atau batas,
maka disaat populasi mengalami gangguan, populasi
tersebut dapat mengalami kepunahan.
a. Apabila nilai m < P < K, grafik yang dapat
terbentuk adalah sebagai berikut :
Gambar 4. Grafik mengalami kenaikan dengan nilai
m < P < K.

Medan arah yang menunjukkan bahwa jika


�<�<K spesies akan berkembang maka digunakan
persamaan �y/�x = 0,08y (1 − y/1000) (1 − 0,07/y)
sehingga didapatkan kurva naik pada medan arah
yang mewakili spesies akan berkembang. b. Jika sebuah kasus dengan nilai laju
Kemudian untuk persamaan jika 0<�<�, spesies pertumbuhan populasi k = 0,08; kapasitas/daya
akan punah maka digunakan persamaan �y/�x = tampung suatu daerah terhadap populasi K= 1000 dan
0,08y (1 − y/1000) (1 − 2/y) sehingga didapatkan populasi minimum m = 200 maka dapat
kurva turun pada medan arah yang mewakili spesies digambarkan:
akan punah karena terus mengalami penurunan. Gambar 6. Medan arah dan grafik persamaan
Gambar 5. Grafik terus mengalami penurunan untuk nilai k = 0,08; K = 1000 dan m = 200.
dengan nilai Populasi berada di bawah nilai m.
Untuk beberapa populasi awal, populasi akan
mengalami kenaikan, karena kapasitas suatu daerah
dalam menampung populasi tersebut lebih besar dari
Jumlah populasi akan mengalami kenaikan atau nilai
berkembang pada gambar 4, hal ini karena jumlah
populasi berada diatas nilai m, sehingga
6 Nuclear Instruments and Methods in Physics Research A

populasi minimum yang ada sehingga populasi awal


masih dapat terus mengalami pertumbuhan sesuai
dengan grafik di atas.

KESIMPULAN
Keseimbangan dalam suatu spesies, dipengaruhi
oleh faktor c nilainya dapat menarik atau
menyebabkan pertumbuhan populasi ikan bahkan
dapat menekan laju pertumbuhan populasi yang terus
naik dan menyebabkan keseimbangan. Namun
apabila jumlah populasi lebih kecil daripada batas
kemampuan suatu populasi untuk dapat berkembang,
maka jika ada gangguan dalam jangka waktu tertentu
populasi akan terus mengalami penurunan dan punah.

DAFTAR PUSTAKA

Arief Kurniawan, Iis Holisin, dan Febriana Kristanti.


2017. Aplikasi Persamaan Deferensial
Biasa Model Eksponensial dan Logistik
Pada Pertumbuhan Penduduk Kota
Surabaya. FKIP Umsurabaya. Vol. 2, No. 1
Hal 129 – 141.
D. A. Ngilawajan. 2010. Model Matematika Untuk
Penangkapan Ikan Pada Budidaya Ikan.
Buletin Pendidikan. Matematika Vol. 10 No.
1 Hal. 60–67.
L. Khakim. Proyeksi Pertumbuhan Logistik. Jurnal
Mahasiswa Matematika Universitas
Brawijaya Vol. 1 No. 3 (2013) 52–55.
Nuraeni, Zuli. 2017. Aplikasi Persamaan Diferensial
dalam Estimasi Jumlah Populasi. Jurnal
Ilmiah Pendidikan Matematika Vol. 5 No. 1
Januari 2017 Hal. 9–16.
R. J. Iswanto. 2012. Pemodelan Matematika
(Aplikasi dan Terapannya). Graha Ilmu.
Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai