Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN RESMI PRAKTIKUM KOROSI

DERET GALVANIS LOGAM-LOGAM

Disusun oleh :

Arya Nugra B (1641420003)

Niamatur Rofiah (1641420037)

Shinta Devi (1641420069)

Kelas 2A-D4

POLITEKNIK NEGERI MALANG

2017
Tujuan :

- Memahami konsep tentang perbedaan potensial oksidasi logam-logam


- Memahami prinsip terjadinya korosi galvanis

Dasar Teori :

Sel Galvani atau disebut juga dengan sel volta adalah sel elektrokimia yang dapat
menyebabkan terjadinya energi listrik dari suatu reaksi redoks yang spontan. reaksi redoks
spontan yang dapat mengakibatkan terjadinya energi listrik ini ditemukan oleh Luigi Galvani
dan Alessandro Guiseppe Volta.

Sel Volta adalah rangkaian sel yang dapat menghasilkan arus listrik. Dalam sel tersebut terjadi
perubahan dari reaksi redoks menghasilkan arus listrik.
Sel volta terdiri atas elektroda tempat berlangsungnya reaksi oksidasi disebut anoda (electrode
negatif), dan tempat berlangsungnya reaksi reduksi disebut katoda (electrode positif).
(Pangganti, 2011)

Prinsip kerja sel Volta adalah sebagai berikut : (Andriani, 2011)


1. Energi hasil dari reaksi kini dirubah menjadi energi listrik
2. Reaksi yang berlangsung adalah reaksi redoks
3. Pada katoda terjadi reduksi dan merupakan kutub positif
4. Pada anoda terjadi oksidasi dan merupakan kutub negatif

Proses dalam Sel Galvani (Pangganti, 2011)

(source: https://dessykimiapasca.wordpress.com/kimia-xii/sel-elektrokimia/sel-volta-sel-galvani)
-Pada anoda, logam Zn melepaskan elektron dan menjadi Zn2+ yang larut.
Zn(s) → Zn2+(aq) + 2e–
-Pada katoda, ion Cu2+ menangkap elektron dan mengendap menjadi logam Cu.
Cu2+(aq) + 2e– → Cu(s)
hal ini dapat diketahui dari berkurangnya massa logam Zn setelah reksi, sedangkan massa
logam Cu bertambah. Reaksi total yang terjadi pada sel galvani adalah:
Zn(s) + Cu2+(aq) → Zn2+(aq) + Cu(s)
Deret volta adalah deret yang menyatakan unsur-unsur logam berdasarkan potensial elektrode
standarnya. Jadi, kegunaan deret volta ini adalah untuk sebagai acuan apakah logam ini bisa
bereaksi dengan ion logam lain. Konsep deret volta sama seperti reaksi pendesakan
antarhalogen (Haditane, 2015)

Sifat-sifat deret volta adalah: (Haditane, 2015)

 Logam bagian kiri memiliki Eºsel bertanda negatif


 Logam bagian kanan memiliki Eºsel bertanda positif
 Semakin ke kiri kedudukan logam semakin reaktif (semakin mudah melepaskan
elektron)
 Semakin ke kiri kedudukan logam semakin mudah mengalami korosi dan merupakan
reduktor yang semakin kuat
 Semakin ke kanan kedudukan logam semakin kurang reaktif (sukar melepaskan
elektron)
 Semakin ke kanan kedudukan logam semakin kuat mencegah korosi dan merupakan
oksidator yang semakin kuat
 Logam sebelah kiri dapat mengusir atau mendesak atau mereduksi logam sebelah kanan
sehingga reaksi dapat berlangsung (spontan)
 Logam sebelah kanan tidak dapat mengusir atau mendesak atau mengoksidasi logam
sebelah kiri sehingga reaksi tidak dapat berlangsung (tidak spontan)

Tabel potensial elektorode standard (Eo reduksi) berbagai unsur pada suhu 25oC (Hitung, 2014)

Katoda (Reduksi) Nilai E° (volt)


Li+(aq) + e– -> Li(s) -3.04
K+(aq) + e––> K(s) -2.92
Ca2+(aq) + 2e––> Ca(s) -2.76
Na+(aq) + e––> Na(s) -2.71
Mg2+(aq) + 2e––> Mg(s) -2.38
Al3+(aq) + 3e––> Al(s) -1.66
2H2O(l) + 2e––> H2(g) + 2OH–(aq) -0.83
Zn2+(aq) + 2e––> Zn(s) -0.76
Cr3+(aq) + 3e––> Cr(s) -0.74
Fe2+(aq) + 2e––> Fe(s) -0.41
Cd2+(aq) + 2e––> Cd(s) -0.40
Ni2+(aq) + 2e––> Ni(s) -0.23
Sn2+(aq) + 2e––> Sn(s) -0.14
Pb2+(aq) + 2e––> Pb(s) -0.13
Fe3+(aq) + 3e––> Fe(s) -0.04
2H+(aq) + 2e––> H2(g) 0.00
Sn4+(aq) + 2e––> Sn2+(aq) +0.15
Cu2+(aq) + e––> Cu+(aq) +0.16
ClO4 –(aq) + H2O(l) + 2e––> ClO3 –(aq) + 2OH–(aq) +0.17
AgCl(s) + e––> Ag(s) + Cl–(aq) +0.22
Cu2+(aq) + 2e––> Cu(s) +0.34
ClO3–(aq) + H2O(l) + 2e––> ClO2–(aq) + 2OH–(aq) +0.35
IO–(aq) + H2O(l) + 2e––> I–(aq) + 2OH–(aq) +0.49
Cu+(aq) + e––> Cu(s) +0.52
I2(s) + 2e––> 2I–(aq) +0.54
ClO2–(aq) + H2O(l) + 2e––> ClO–(aq) + 2OH–(aq) +0.59
Fe3+(aq) + e––> Fe2+(aq) +0.77
Hg2 2+(aq) + 2e––> 2Hg(l) +0.80
Ag+(aq) + e––> Ag(s) +0.80
Hg2+(aq) + 2e––> Hg(l) +0.85
ClO–(aq) + H2O(l) + 2e––> Cl–(aq) + 2OH–(aq) +0.90
2Hg2+(aq) + 2e––> Hg22+(aq) +0.90
NO3 –(aq) + 4H+(aq) + 3e––> NO(g) + 2H2O(l) +0.96
Br2(l) + 2e––> 2Br–(aq) +1.07
O2(g) + 4H+(aq) + 4e––> 2H2O(l) +1.23
Cr2O72-(aq) + 14H+(aq) + 6e––> 2Cr3+(aq) + 7H2O(l) +1.33
Cl2(g) + 2e––> 2Cl–(aq) +1.36
Ce4+(aq) + e––> Ce3+(aq) +1.44
MnO4–(aq) + 8H+(aq) + 5e––> Mn2+(aq) + 4H2O(l) +1.49
H2O2(aq) + 2H+(aq) + 2e––> 2H2O(l) +1.78
Co3+(aq) + e––> Co2+(aq) +1.82
S2O8 2-(aq) + 2e––> 2SO42-(aq) +2.01
O3(g) + 2H+(aq) + 2e––> O2(g) + H2O(l) +2.07
F2(g) + 2e––> 2F–(aq) +2.87

Alat & bahan :

Alat :

- Beaker glass 250 ml 1 buah


- Avometer (volt meter) 1 unit

Bahan :

- Air
- Garam dapur
- Batang kabon 1 batang
- Pengaduk kaca 1 buah
- Logam dari berbagai jenis 1 batang/logam
(besi, nikel, timah, tembaga, seng,
kuningan, aluminium, timbal)
Cara kerja :

Menyiapkan semua alat dan bahan.

Mengisi gelas kimia dengan air setengah penuh.

Memasukkan sedikit garam dapur, aduk sampai larut.

Memasukkan dua batang logam dari yang berbeda ke dalam larutan,


masing-masing berada pada sisi yang berlawanan.

Mengukur beda potensialnya menggunakan voltmeter.

Mencatat hasil pengukuran dengan posisi pengukuran yang sesuai.

Mengganti salah satu batang logam dengan jenis logam yang lain.

Mencatat hasil pengukuran.

Mengulangi langkah 4-7 sampai semua jenis logam (termasuk karbon)


lengkap berpasangan.
Data pengamatan :
Katoda (+) Anoda(-) E0
Aluminium 0,816 V
Timbal 0,261 V
Nikel 0,160 V
Tembaga Besi 0,233 V
Seng 0,753 V
Kuningan 0,016 V
Timah 0,250 V
Tembaga 0,122 V
Aluminium 0,061 V
Seng 0,698 V
Kuningan 0,270 V
Karbon Timah 0,512 V
Timbal 0,563 V
Nikel 0,312 V
Besi 0,594 V
Timah 0,224 V
Seng 0,705 V
Aluminium 0,487 V
Kuningan Timbal 0,173 V
Nikel 0,024 V
Besi 0,181 V
Aluminium 0,386 V
Timbal 0,171 V
Nikel Besi 0,137 V
Timah 0,096 V
Seng 0,665 V
Timbal Besi 0,171 V
Aluminium 0,276 V
Besi 0,096 V
Timah Timbal 0,002 V
Aluminium 0,279 V
Seng 0,501 V
Aluminium Seng 0,240V
Besi Aluminium 0,330 V
Seng 0,256 V
LAMPIRAN:
1). GAMBAR RANGKAIAN GALVANIS & REAKSINYA:
TEMBAGA
GAMBAR SEL GALVANIS

REAKSI PADA SEL GALVANIS


Pb2++ Cu  Ni2++ Cu  Sn2+ + Cu  Zn2+ + Cu  2Al3+ + 3Cu Pb2+ + Cu  Pb +
Pb + Cu2+ Ni + Cu2+ Sn + Cu2+ Zn + Cu2+  2Al + Cu2+
3Cu2+
KARBON
GAMBAR SEL GALVANIS

REAKSI PADA SEL GALVANIS


Na + Zn + Na + Cu + Na + Sn + Na + Pb + Na + Ni + Na + Al + Na + Fe +
Cl2ZnCl + Cl2NaCl + Cl2SnCl Cl2PbCl Cl2NiCl Cl2AlCl Cl2FeCl +
NaCl CuCl + NaCl + NaCl + NaCl + NaCl NaCl
NIKEL
GAMBAR SEL GALVANIS

REAKSI PADA SEL GALVANIS


2Al + 3Ni2+ Pb + 
Ni2+ 2Fe + 3Ni2+ 2Fe3+ Sn + Ni2+  Zn + Ni2+ 
2Al3+ + 3 Ni Pb2+ + Ni + 3 Ni Sn2+ + Ni Zn2+ + Ni
TIMBAL
GAMBAR SEL GALVANIS

REAKSI PADA SEL GALVANIS


2Fe3++3Pb 2Fe + 3Pb2+ 2Al3++3Pb 2Al + 3Pb2+
TIMAH
GAMBAR SEL GALVANIS

REAKSI PADA SEL GALVANIS


2 Al + 3 Sn2+ 2 Al3+ + 2Fe + 3 Sn2+ 2 Fe3+ Pb + Sn2+  Pb2+ + Zn + Sn2+  Zn2+ +
3Sn + 3Sn Sn Sn
ALUMINIUM
GAMBAR SEL GALVANIS

REAKSI PADA SEL GALVANIS


3 Zn + 2 Al3+ 3 Zn2+ +2 Al
BESI
GAMBAR SEL GALVANIS

REAKSI PADA SEL GALVANIS


Al + Fe3+  Al3+ + Fe 3 Zn + 2Fe3+ 3 Zn2+ + 2 Fe

2). URUTAN DERET GALVANIS LOGAM (BERDASARKAN SERING MUNCUL MENJADI KATODA) :
C,Cu,Cu-Zn,Ni,Sn,Fe,Pb,Al,Zn
Daftar pustaka :

Andriani, D. (2011, Juni 25). Sel Elektrokimia. Dipetik Oktober 28, 2017, dari Pembelajaran Kimia:
https://dessykimiapasca.wordpress.com/kimia-xii/sel-elektrokimia/sel-volta-sel-galvani/

Haditane, A. F. (2015, Desember 13). Deret Volta. Dipetik Oktober 28, 2017, dari Chemistry:
https://amaldoft.wordpress.com/2015/12/13/deret-volta-redoks-dan-elektrokimia/

Hitung, R. (2014, Juni 20). Potensial Elektrode dan Deret Volta. Dipetik Oktober 28, 2017, dari Rumus
Hitung.com: http://rumushitung.com/2014/06/20/potensial-elektrode-dan-deret-volta/

Pangganti, E. (2011, September 28). Sel Volta. Dipetik Oktober 28, 2017, dari Esdi Kimia:
https://esdikimia.wordpress.com/2011/09/28/sel-volta/

Anda mungkin juga menyukai