Anda di halaman 1dari 6

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Tujuan pembangunan kesehatan sebagai salah satu upaya

pembangunan nasional adalah meningkatkan kesadaran, kemauan, dan

kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan

yang optimal melalui terciptanya masyarakat, bangsa dan negara Indonesia

yang ditandai penduduknya dalam lingkungan dengan perilaku yang sehat,

memiliki kemampuan untuk menjangkau pelayanan kesehatan yang optimal

diseluruh wilayah Indonesia. (Depkes, 2003)

Keberhasilan pembangunan di bidang kesehatan tergantung pada

keberhasilan dalam membina masyarakat agar mampu untuk memecahkan

masalah yang dihadapinya dalam bentuk peran serta yang luas. Yang perlu

dilakukan adalah mengembangkan pengertian kesadaran, kemampuan dan

prakarsa masyarakat. Dalam arti masyarakat berperan serta aktif dan

bertanggung jawab dalam pelaksanaan kesehatan terutama melalui posyandu.

(Depkes, 2000)

Posyandu merupakan salah satu bentuk upaya kesehatan bersumber

daya masyarakat (UKBM) yang dikelola dan diselenggarakan dari, oleh,

untuk dan bersama masyarakat dalam penyelenggaraan pembangunan

kesehatan, guna memberdayakan masyarakat dan memberikan kemudahan

kepada masyarakat dalam memperoleh pelayanan kesehatan dasar, yang

paling utama untuk mempercepat penurunan angka kematian ibu dan bayi

(Depkes, 2006)

Sejak dicanangkannya Posyandu pada tahun 1986, jumlah posyandu


2

tercatat sebanyak 25 Posyandu, sedangkan pada tahun 2004, meningkat

menjadi 238.699 Posyandu. Namun bila ditinjau dari aspek kualitas masih

ditemukan banyak masalah, antara lain kelengkapan sarana dan keterampilan

kader yang belum memadai. (Depkes RI, 2005). Dari hasil survei Depkes

tahun 2005 mencatat beberapa hal masalah Posyandu yang pertama adalah

hanya sekitar 40% posyandu yang dapat menjalankan fungsinya dengan baik,

kedua masih terdapat posyandu yang belum memiliki jumlah kader yang

cukup dan hanya 30% kader yang terlatih, yang ketiga sebagian besar kader

belum mampu mandiri karena sangat tergantung pada petugas puskesmas

sebagai pembina, sementara itu penghargaan terhadap kader masih rendah

(Depkes, 2005)

Berbagai hasil telah banyak dicapai. Angka kematian ibu dan

kematian bayi telah berhasil diturunkan dan umur harapan hidup rata-rata

bangsa Indonesia telah meningkat secara bermakna. Jika tahun 1995 Angka

Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) masing-masing adalah

373/100.000 kelahiran hidup (SKRT 1995) serta 60/100 kelahiran hidup

(Susenas 1995), maka pada tahun 2003 AKI turun mejadi 307/100.000

kelahiran hidup (SDKI, 2003), dan pada tahun 2007 turun lagi menjadi

228/100.000 kelahiran hidup (SDKI, 2008), sedangkan AKB turun menjadi

37/1000 kelahiran hidup (SDKI, 2003) dan di tahun 2007 menjadi 34/1000

kelahiran hidup (SDKI, 2008). Sementara itu umur harapan hidup rata-rata

meningkat dari 68,1 tahun pada tahun 2005, lalu 68,5 tahun 2006 menjadi

68,7 tahun pada tahun 2007 (SDKI, 2008). (Depkes, 2009)

Tingkat keaktifan posyandu sangat bergantung pada peran serta

kader dalam menyelenggarakan kegiatan rutinposyandu di masing-masing


3

posyandu di wilayahnya dengan kemampuan, keterampilan diiringi rasa

memiliki serta tanggungjawab, LKMD sebagai pengelola dan masyarakat

sebagai pemakai dari pendukung Posyandu. (Sembiring, 2004). Dalam

beberapa tahun terakhir ini, banyak posyandu yang kinerjanya menurun, yang

disebabkan antara lain karena faktor kader yang kurang berfungsi (Depkes,

2005). Dalam Kustiandi (2003), banyak faktor yang mempengaruhi kinerja

kader, diantaranya faktor dari internal kadernya sendiri misalnya umur kader,

tingkat pengetahuan kader dan tingkat ekonomi keluarga kader. Rendahnya

pengetahuan kader sehingga berpengaruh terhadap penurunan kinerja

posyandu yang berhubungan dengan peran sertanya di posyandu.

Untuk Provinsi Papua pada tahun 2011 memiliki posyandu sebanyak

3.327 posyandu dengan jumlah kader sebanyak 12.925 kader dan kader yang

aktif sebanyak 8.676 (67,13%). Kabupaten Biak Numfor merupakan salah satu

kabupaten di Propinsi Papua yang mempunyai cukup jumlah posyandu.

Berdasarkan data yang ada, jumlah posyandu di wilayah Kabupaten Biak

Numfor pada tahun 2014 adalah sebanyak 257 buah posyandu dengan jumlah

kader sebanyak 1.285 orang kader posyandu dan dari data yang peneliti

peroleh bahwa seluruh posyandu tersebut masih berada dalam kategori 100 %

posyandu pratama (Dinkes Biak Numfor, 2014). Berdasarkan data jumlah

posyandu yang berada di wilayah kerja Puskesmas Paray pada tahun 2014

adalah 8 buah dengan jumlah kader sebanyak 40 orang kader posyandu dan

merupakan Posyandu Pratama secara keseluruhan dan data yang diperoleh

hanya terdapat 24 kader saja yang berperan aktif (60%) dalam melaksanakan

pelayanan secara rutin tiap bulan di posyandu sedang 16 kader (40%) dapat

dikatakan bahwa mereka kurang aktif secara rutin dalam mengikuti pelayanan
4

di posyandu pada tiap bulannya. Peran serta kader dalam posyandu

berhubungan dengan banyak factor, dengan demikian menunjukkan bahwa

aktivitas dalam menjalankan roda pelayanan di posyandu sangat berhubungan

dengan bebarapa faktor seperti ketersediaan sanara posyandu/fasilitas,

motivasi dari kader sendiri dan pendapatan/upah pada kader tersebut juga

sangatlah berhubungan erat dengan peningkatan kinerja kader posyandu

tersebut.
Melihat kondisi di atas, maka penulis tertarik untuk meneliti faktor

yang berpengaruh terhadap kinerja kader posyandu di wilayah kerja

Puskesmas Paray Distrik Biak Kota Kabupaten Biak Numfor Provinsi Papua

Tahun 2015.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang masalah yang telah diuraikan sebelumnya,

maka dapat dirumuskan masalah penelitian sebagai berikut : Faktor-Faktor

Apa Saja Yang Berhubungan Dengan Kinerja Kader Posyandu Di Wilayah

Kerja Puskesmas Paray Distrik Biak Kota.


C. Tujuan Penilitian
1. Tujuan Umum
Membuktikan faktor-faktor yang berhubungan dengan kinerja kader

posyandu di wilayah kerja Puskesmas Paray Distrik Biak Kota.

2. Tujuan Kusus
a. Membuktikan hubungan antara umur kader dengan kinerja kader

posyandu di wilayah kerja Puskesmas Paray Distrik Biak Kota.


b. Membuktikan hubungan antara pendidikan kader dengan kinerja

kader posyandu di wilayah kerja Puskemas Paray Distrik Biak Kota.


c. Membuktikan hubungan antara lama kerja kader dengan kinerja kader

posyandu di wilayah Puskesmas Paray Distrik Biak Kota.


d. Membuktikan hubungan antara sikap dengan kinerja kader posyandu

di wilayah Puskesmas Paray Distrik Biak Kota.


e. Membuktikan hubungan antara motivasi dengan kinerja kader

posyandu di wilayah Puskesmas Paray Distrik Biak Kota.


5

f. Membuktikan hubungan antara imbalan dengan kinerja kader

posyandu di wilayah Puskesmas Paray Distrik Biak Kota.


D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada :
1. Manfaat Ilmiah
Diharapkan hasil penelitian ini dapat memperkaya khasanah ilmu

manajemen sumber daya manusia, khususnya kajian mengenai kinerja

sumber daya manusia kesehatan.


2. Manfaat Bagi Instansi Kesehatan
Untuk memberikan informasi tentang permasalahan yang berkaitan

dengan Faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja Kader posyandu Di

wilayah Kerja puskesmas paray distrik Biak Kota.

3. Manfaat Bagi Institusi STIKES HAKLI


Sebagai bahan pertimbangan untuk penelitian dalam penelitian tentang

Kinerja Kader Posyandu.


4. Manfaat Bagi Peneliti
Sebgai proses pembelajaran dalam proses berpikir ilmiah serta upaya

menerapkan pengetahuan yang diperoleh selama mengikuti program

pendidikan ilmu kesehatan masyarakat.


E. Ruang Lingkup
1. Ruang Lingkup Keilmuan
Penelitian ini adalah penelitian di bidang ilmu kesehatan masyarakat

khususnya kinerja kader posyandu.


2. Ruang Lingkup Permasalahan
Masalah yang diteliti dalam penelitian ini dibatasi pada factor kinerja

kader posyandu meliputi : umur, pendidikan, lama kerja, sikap, motivasi,

imbalan.
3. Ruang Lingkup Sasaran
Kader Posyandu di Wilayah Kerja Puskesmas Paray Distrik Biak Kota,

Kabupaten Biak Numfor, Provinsi Papua.


4. Ruang Lingkup Metode
Metode penelitian adalah penelitian Observasional dengan Desain Cross

Sectional
5. Ruang Lingkup Lokasi
6

Lokasi Penelitian adalah Wilayah Kerja Puskesmas Paray Distrik Biak

Kota.
6. Ruang Lingkup Waktu
Penelitian dilaksanakan pada tanggal 11 April s/d 14 Mei 2016.

7. Keaslian Penelitian

Penelitian tentang Faktor-faktor yang berhubungan dengan kinerja kader

posyandu pada puskesmas Paray Distrik Biak Kota Kabupaten Biak

Numfor, sepanjang pengetahuan penulis belum dilakukan oleh peneliti

lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini atau disebutkan

dalam daftar pustaka.

Anda mungkin juga menyukai