PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Computerized tomography (CT) merupakan salah satu terobosan
terbesardalam radiologi diagnostik. Pesawat CT- Scan pertama kali dibuat
dan digunakandalam klinik oleh Godfrey N. Hounsfield. Hounsfield
menggunakan pesawat CTuntuk pemeriksaan kepala, dan pesawat CT
tersebut dioperasikan di Atkinson- Morley’s Hospital di Wimbledon,
Inggris pada tahun 1971. Hounsfield kemudiandianugerahi Nobel karena
dunia kedokteran segera menangkap manfaat yangsangat banyak dari
penemuannya ini. Banyak pabrik kemudian berlomba-lombamembuat
pesawat CT, yang mulai sejak itu mengalami banyak perubahan dengansangat cepat.
Sejak pembuatan konstruksi pertama sampai sekarang telah dibuatempat
generasi pesawat CT.
Secara umum, CT digunakan untuk memberikan gambaran secara
cepatanatomi organ tubuh seseorang, misalnya kepala, leher, tulang
belakang, toraks,abdomen, dan ekstremitas. Gambaran yang diperoleh
tersebut dapat digunakanuntuk membantu menegakkan diagnosis penyakit,
membimbing ahli bedah untuk melakukan biopsi pada suatu lesi secara
tepat, mengidentifikasi massa dan tumor,dan mempelajari pembuluh darah.
1
(IVP) dan ultrasonografi (USG). CT dapat dilakukan dengan atau tanpa
kontras. Seorang dokter diharapkan dapat secara bijaksana memilih
modalitas pemeriksaan CT ini dengan mempertimbangkan
indikasi,kontraindikasi, efek samping, dan faktor ekonomis.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2
Kedudukan ginjal di belakang dari kavum abdominalis di belakang
peritoneum pada kedua sisi vertebra lumbalis iii melekat langsung pada
dinding abdomen. Manusia memiliki sepasang ginjal yang terletak di
belakang perut atau abdomen. Ginjal ini terletak di kanan dan kiri tulang
belakang, di bawah hati dan limpa. Di bagian atas (superior) ginjal terdapat
kelenjar adrenal (juga disebut kelenjar suprarenal). Ginjal bersifat
retroperitoneal, yang berarti terletak di belakang peritoneum yang melapisi
rongga abdomen. Kedua ginjal terletak di sekitar vertebra T12 hingga L3.
Ginjal kanan biasanya terletak sedikit di bawah ginjal kiri untuk memberi
tempat untuk hati. Sebagian dari bagian atas ginjal terlindungi oleh iga ke
sebelas dan duabelas. Kedua ginjal dibungkus oleh dua lapisan lemak (lemak
perirenal dan lemak pararenal) yang membantu meredam goncangan.1
Ginjal adalah organ ekskresi dalam vertebrata yang berbentuk
mirip kacang. Sebagai bagian dari sistem urin, ginjal berfungsi menyaring
kotoran (terutama urea) dari darah dan membuangnya bersama dengan air
dalam bentuk urin. Cabang dari kedokteran yang mempelajari ginjal dan
penyakitnya disebut nefrologi.
LAPISAN GINJAL
3
Setiap ginjal terbungkus selaput tipis (kapsula renalis) berupa jaringan fibrus
berwarna ungu tua lapisan ginjal terbagi atas :
- lapisan luar (yaitu lapisan korteks / substantia kortekalis
- lapisan dalam (yaitu medulla (substantia medullaris)
Bagian paling luar dari ginjal disebut korteks, bagian lebih dalam
lagi disebut medulla. Bagian paling dalam disebut pelvis. Pada bagian
medulla ginjal manusia dapat pula dilihat adanya piramida yang merupakan
bukaan saluran pengumpul. Ginjal dibungkus oleh lapisan jaringan ikat
longgar yang disebut kapsula.
4
Unit fungsional dasar dari ginjal adalah nefron yang dapat
berjumlah lebih dari satu juta buah dalam satu ginjal normal manusia dewasa.
Nefron berfungsi sebagai regulator air dan zat terlarut (terutama elektrolit)
dalam tubuh dengan cara menyaring darah, kemudian mereabsorpsi cairan dan
molekul yang masih diperlukan tubuh. Molekul dan sisa cairan lainnya akan
dibuang. Reabsorpsi dan pembuangan dilakukan menggunakan mekanisme
pertukaran lawan arus dan kotranspor. Hasil akhir yang kemudian
diekskresikan disebut urin.
Sebuah nefron terdiri dari sebuah komponen penyaring yang
disebut korpuskula (atau badan Malphigi) yang dilanjutkan oleh saluran-
saluran (tubulus). Setiap korpuskula mengandung gulungan kapiler darah yang
disebut glomerulus yang berada dalam kapsula Bowman. Setiap glomerulus
mendapat aliran darah dari arteri aferen. Dinding kapiler dari glomerulus
memiliki pori-pori untuk filtrasi atau penyaringan. Darah dapat disaring
melalui dinding epitelium tipis yang berpori dari glomerulus dan kapsula
Bowman karena adanya tekanan dari darah yang mendorong plasma darah.
Filtrat yang dihasilkan akan masuk ke dalan tubulus ginjal. Darah yang telah
tersaring akan meninggalkan ginjal lewat arteri eferen.
Tubulus ginjal merupakan lanjutan dari kapsula Bowman. Bagian
yang mengalirkan filtrat glomerular dari kapsula Bowman disebut tubulus
5
konvulasi proksimal. Bagian selanjutnya adalah lengkung Henle yang
bermuara pada tubulus konvulasi distal.
Lengkung Henle diberi nama berdasar penemunya yaitu Friedrich
Gustav Jakob Henle di awal tahun 1860-an. Lengkung Henle menjaga gradien
osmotik dalam pertukaran lawan arus yang digunakan untuk filtrasi. Sel yang
melapisi tubulus memiliki banyak mitokondria yang menghasilkan ATP dan
memungkinkan terjadinya transpor aktif untuk menyerap kembali glukosa,
asam amino, dan berbagai ion mineral. Sebagian besar air (97.7%) dalam
filtrat masuk ke dalam tubulus konvulasi dan tubulus kolektivus melalui
osmosis. Cairan mengalir dari tubulus konvulasi distal ke dalam sistem
pengumpul yang terdiri dari tubulus penghubung, tubulus kolektivus kortikal,
dan tubulus kloektivus medularis.
Tempat lengkung Henle bersinggungan dengan arteri aferen
disebut aparatus juxtaglomerular, mengandung macula densa dan sel
juxtaglomerular. Sel juxtaglomerular adalah tempat terjadinya sintesis dan
sekresi renin. Cairan menjadi makin kental di sepanjang tubulus dan
saluran untuk membentuk urin, yang kemudian dibawa ke kandung kemih
melewati ureter.1
2. Ureter
Ureter merupakan saluran sepanjang 25-30 cm yang membawa
hasil penyaringan ginjal (filtrasi, reabsorpsi, sekresi) dari pelvis renalis
menuju vesica urinaria. Terdapat sepasang ureter yang terletak
retroperitoneal, masing-masing satu untuk setiap ginjal.
6
.
Syntopi ureter
ureter kiri ureter kanan
Anterior Kolon sigmoid Duodenum pars descendens
a/v. colica sinistra Ileum terminal
a/v. testicularis/ovarica a/v. colica dextra
a/v.ileocolica
mesostenium
7
seperti ini sering terbentuk batu/kalkulus. Ureter diperdarahi oleh cabang
dari a.renalis, aorta abdominalis, a.iliaca communis, a.testicularis/ovarica
serta a.vesicalis inferior. Sedangkan persarafan ureter melalui segmen
T10-L1 atau L2 melalui pleksus renalis, pleksus aorticus, serta pleksus
hipogastricus superior dan inferior.
3. Vesika urinari
8
deferens,rektum
Perempuan: korpus-cervis uteri, vagina
4. Uretra
9
pria dan wanita. Uretra pada pria memiliki panjang sekitar 20 cm dan juga
berfungsi sebagai organ seksual (berhubungan dengan kelenjar prostat),
sedangkan uretra pada wanita panjangnya sekitar 3.5 cm. selain itu, Pria
memiliki dua otot sphincter yaitu m.sphincter interna (otot polos terusan
dari m.detrusor dan bersifat involunter) dan m.sphincter externa (di uretra
pars membranosa, bersifat volunter), sedangkan pada wanita hanya
memiliki m.sphincter externa (distal inferior dari kandung kemih dan
bersifat volunter).1
Pada pria, uretra dapat dibagi atas pars pre-prostatika, pars prostatika, pars
membranosa dan pars spongiosa.
• Pars pre-prostatika (1-1.5 cm), merupakan bagian dari collum vesicae dan aspek
superior kelenjar prostat. Pars pre-prostatika dikelilingi otot m. sphincter urethrae
internal yang berlanjut dengan kapsul kelenjar prostat. Bagian ini disuplai oleh
persarafan simpatis.
• Pars prostatika (3-4 cm), merupakan bagian yang melewati/menembus kelenjar
prostat. Bagian ini dapat lebih dapat berdilatasi/melebar dibanding bagian lainnya.
• Pars membranosa (12-19 mm), merupakan bagian yang terpendek dan tersempit.
Bagian ini menghubungkan dari prostat menuju bulbus penis melintasi diafragma
urogenital. Diliputi otot polos dan di luarnya oleh m.sphincter urethrae eksternal
yang berada di bawah kendali volunter (somatis).
10
• Pars spongiosa (15 cm), merupakan bagian uretra paling panjang, membentang
dari pars membranosa sampai orifisium di ujung kelenjar penis. Bagian ini dilapisi
oleh korpus spongiosum di bagian luarnya.
B. COMPUTER TOMOGRAFI
1. Definisi
Computerized tomography (CT) adalah suatu teknik tomografi
sinar X dimana pancaran sinar X melewati sebuah potongan aksial
yang tipis dariberbagai tujuan terhadap pasien. Dalam Ct Scan , sinar
sinar-x yang tipis dan collimated dilewatkan melalui pasien dan
ditangkap oleh rangkaian detektor solid-state atau gas. Sistem detektor
sinar-x yang saling berhubungan diputar dengan kecepatan tinggi di
sekitar pasien yang telentang. Komputer mengintegrasikan transmisi x-
ray yang dikumpulkan dalam sebuah gambar berupa data potongan
cross-sectional (tomogram).
2. Prinsip CT
Sinar X adalah pancaran gelombang elektromagnetik yang sejenis
dengan gelombang radio, panas, cahaya, dan sinar ultraviolet, tetapi
dengan panjang gelombang yang sangat pendek. Karena panjang
gelombang yang sangat pendek itu, maka sinar X dapat menembus
benda-benda.
Pada CT, komputer dikerahkan untuk menggantikan peranan film-
kaset dan peranan kamar gelap dengan cairan-cairan developer serta
fiksirnya seperti pada foto sinar X biasa. Tabung Röntgen dan
kumpulan detektor berada dalam suatu wadah yang disebut gantry. Di
tengah-tengah gantry tersedia lubang, yang berfungsi untuk dapat
memasukkan atau menggeser meja beserta pasien dengan motor.2
11
Mulai pesawat CT generasi ketiga, gantry dapat dimiringkan ke
belakang atau ke depan, masing-masing maksimal sampai 200,
sehingga tidak hanya penampang tegak saja yang dapat dibuat,
melainkan juga scan miring dengan sudut yang dikehendaki.2
Baik tabung Röntgen maupun detektor-detektor bergerak memutari
pasien sebagai obyek yang ditempatkan diantaranya, 3600. Selama
bergerak memutar itu, tabung menyinari pasien dan masing-masing
detektor menangkap sisa-sisa sinar X yang telah menembus pasien,
sebagaimana tugas film biasa. Semua data secepat kilat dikirim ke
komputer yang mengolahnya (mengerjakan kalkulasi) secepat kilat
pula. Hasil pengolahan muncul dalam layer TV yang bekerja sebagai
monitor. Hasilnya merupakan penampang bagian tubuh yang diputari
itu dan disebut scan.
Suatu skala untuk mengukur koefisien atenuasi jaringan pada CT
disebut Hounsfield Unit (HU). Hounsfield Unit juga sering disebut
sebagai CT numbers.
Tabel 2.1. Contoh CT numbers dari Berbagai Jaringan9
Tulang 1000
Hepar 40-60
White Matter 20-30
Grey Matter 37-45
Darah 40
Otot 10-40
Ginjal 30
Cairan Serebrospinal 15
Air 0
Lemak -50-(-100)
Udara -1000
12
3. Prosedur Pemeriksaan CT-Scan
Pemotretan awal atau permulaan dilakukan dengan tabung yang
dibiarkan diam, sedangkan pasien dengan mejanya yang tidak
digerakkan. Hasilnya adalah sama dengan foto Röntgen biasa, dan
disebut sebagai topogram atau skanogram.2
Skanogram ini dibuat untuk memogramkan potongan-potongan
mana saja yang akan dibuat. Kemudian satu per satu dibuat scan-nya
menurut program tersebut. Dalam hal inilah pasien tetap diam di
tempat, sehingga arah scan dapat ditentukan dengan tepat, sedangkan
tabung-detektornya (generasi ketiga) atau tabung (generasi keempat)
memutari pasien.5
Prosedur CT dapat dijalankan dengan atau tanpa menggunakan
kontras. Maksud pemberian kontras pada umumnya adalah untuk
melihat apakah ada jaringan, yang menyerap kontras banyak, sedikit,
ataukah tidak sama sekali, dibandingkan dengan jaringan sehat
sekitarnya. Hal ini biasa disebut dengan penyangatan atau dalam
bahasa asing enhancement.5
Penyangatan dapat dibagi atas penyangatan normal dan
penyangatan patologis. Umpamanya setelah suntikan terjadi
penyangatan normal pada hepar, limpa, ginjal, dan pankreas.
Penyangatan patologis dapat sangat membantu dalam pemeriksaan
sken-sken.5
4. Risiko Pemeriksaan CT-Scan
13
daripada foto Röntgen biasa. Penggunaan sinar X dan CT-Scan yang
berkali-kali dapat meningkatkan risiko terkena kanker. Akan tetapi,
risiko dari sekali pemeriksaan CT-Scan adalah kecil. Seseorang yang
mempunyai riwayat alergi terhadap pemakaian kontras sebelumnya
harus berhati-hati bila akan menjalani prosedur pemeriksaan CT-Scan
dengan kontras. Umumnya kontras yang digunakan untuk penggunaan
melalui vena mengandung iodine.3
14
Jenis Computer Tomografi
Urologic Computed Tomography
Computed tomography (CT) telah menjadi teknik pencitraan
utama untuk banyak penyakit saluran kemih dan sebagian besar
bertanggung jawab atas penurunan penggunaan urografi ekskretori.
CT sekarang menjadi modal pencitraan utama untuk kebanyakan
patologi saluran kemih termasuk tumor, penyakit kistik, trauma,
kelainan vaskular, nefrolitiasis, obstruksi, komplikasi pasca
operasi, anomali kongenital, dan penyakit metabolik tertentu.
Pemberian kontras sebelum pengambilan gambar untuk
mendeteksi penyakit batu, kalsifikasi, dan tingkat peningkatan
massa ginjal. Dengan menggunakan multirow detector CT
Scanners (MDCT), penelitian dapat disesuaikan dengan indikasi
spesifik untuk penelitian ini. Biasanya, pemberian kontras
digunakan untuk mengevaluasi lesi massa ginjal baru atau yang
dicurigai sebelum pemberian kontras.
Noncontrast CT for Renal Colic
Pada pasien yang dicurigai menderita kolik dari batu ureter
akut, pemeriksaan yang menggunakan kontras oral maupun
intravena tidak menjadi standar.
irisan Tipis (tidak lebih dari 5 mm) harus diperoleh dari tginjal
bagian atas samapi kandung kemih.
Jika tidak jelas apakah kalsifikasi kecil adalah batu
persimpangan ureterovesical atau batu yang telah masuk ke
kandung kemih, scan melalui kandung kemih dengan posisi
pronasi mungkin bisa membantu.
Karena banyak pasien yang menderita penyakit batu memiliki
episode kolik yang berulang, dosis radiasi dari pemeriksaan
berulang harus diperhatikan.
15
Massa retroperitoneal dan limfadenopati harus dievaluasi
dengan gambar sebelumnya. Kontras intravena diberikan untuk
membantu membedakan pembuluh darah dari kelenjar getah
bening, namun pada kebanyakan pasien, diferensiasi dapat
dilakukan dengan analisis anatomis saja.3
CT Cystography
CT cystography dapat dilakukan di tempat standar
cystography untuk evaluasi dugaan pecahnya kandung kemih,
kebocoran, atau fistula.
Untuk melakukan CT sistogram, kandung kemih diisi dengan 300
sampai 500 mL bahan kontras yang diencerkan (5% sampai 8%)
melalui kateter Foley.
CT Urography
CT urography adalah studi pencitraan dari saluran kencing
di mana gambar aksial dan resolusi kontras CT digabungkan
dengan gambar bidang koronal dari saluran kemih. Hal ini
memungkinkan evaluasi terhadap parenkim ginjal dan urothelium.
Dan CTU telah menjadi studi pilihan untuk evaluasi hematuria.
CT Angiography
CT angiography (CTA) arteri ginjal dapat dilakukan untuk
mengevaluasi donor ginjal potensial, untuk mencari stenosis arteri
ginjal, dan untuk menilai suplai vaskular ginjal sebelum operasi
Nefron.
Dual Energy CT
Perangkat ini mampu menghasilkan "virtual" kumpulan
gambar yang hanya sempurna pada saat dilakukan pemberian
Kontras. Teknik ini menunjukkan harapan dalam evaluasi massa
ginjal dan juga karakterisasi batu ginjal, namun masih dianggap
eksperimental dan belum dimasukkan ke dalam praktik klinis rutin.
Gynecologic CT
16
CT yang dilakukan untuk mendiagnosis dan mengevaluasi
kondisi ginekologis .
17
1. CT Scan Ginjal
Gambar CT
scan Ginjal Normal
Adapun indikasi pemeriksaan CT pada ginjal tertera pada tabel berikut ini.
Nephroblastoma
Lymphoma
18
eksternal
Tidak meradiasi
19
IVP 64-87 92-94 Terjangkau Kualitas foto
bervariasi
Memberikan
informasi yang Butuh persiapan
adekuat tentang dan penggunaan
batu (lokasi, kontras
radiodensitas, &
ukuran),
anatomi, dan
fungsi kedua
ginjal
Memberikan
informasi
tentang kondisi
selain sistem
genitourinari
20
Batu parenkim ginjal merupakan kalsifikasi jinak dalam ginjal. Yang
patologik adalah parut ginjal atau organisasi dan kalsifikasi abses, penyakit
granuloma tua, abses ginjal, atau hematoma.8
Penilaian batu ginjal penting diperhatikan: (1) jumlah, densitas, dan bayangan
batu, (2) lokasi, (3) komplikasi (obstruksi, parut ginjal, atau pembentukan
striktur), (4) terjadinya anomali, dan (5) nefrokalsinosis.
Tampakan Pada CT Scan
A. Tampak Batu pada Lower pole calyx, Tidak ada edema perinephric.
B. Satu bulan kemudian, pasien mengalami nyeri panggul akut batu telah
melewati UPJ. Tampak Edema perinephric ringan
1. Hemangioma
21
Tumor ini merupakan suatu kelainan kongenital. Gejala berupa hematuria
tanpa rasa nyeri atau hematuria dengan nyeri saat dilalui bekuan darah. Gambaran
Roentgen minimal. Tumor ini dapat membuat impresi ringan pada infudibulum
dari kalik, meregang susunan tersebut, seolah-olah memperlihatkan penyakit
polisiklik.12
2. Hamartoma
Tumor ini terjadi sebab adanya tendensi terjadinya infark spontan atau
perdarahan dalam di dalam substansi ginjal. Tumor ini dapat melibatkan kedua
ginjal, terutama pada pasien dengan tuberous sklerosis. Gambaran Roentgennya
tidak spesifik. Impresi pada sistem kalik sama seperti penyakit polikistik ginjal.12
3. Ginjal Polikistik
Pasien dengan penyakit ginjal polikistik biasanya tumor dapat diraba
dalam abdomen. Penyakit ini diturunkan inheritas dan biasanya dijumpai pad
pasien berumur di atas 40 tahun. Gejala berupa hematuria, proteinuria, dan
hipertensi. Kemudian diikuti gejala sakit pinggang, nyeri abdomen. Perdarahan ke
dalam kista ginjal menyebabkan nyeri dengan meregangnya kapsul ginjal. Pada
rupture kista, terjadi hematuria yang masif. Kelainan ini dapat dilihat pada
pemeriksaan pielografi intravena, nefrotomogram, CT scan, dan USG.4
Dalam bentuk muda, ginjal nyata diperbesar tetapi mempertahankan
bentuk normal. Banyak kista yang 1-2 mm dan umumnya tidak dapat
didefinisikan oleh CT. Kontras ditingkatkan untuk memperlihatkan goresan radial
yang samar di parenkim, yang tidak menunjukkan diferensiasi kortikomedular.13
Dalam bentuk penyakit polikistik dewasa, ginjal membesar selama masa
remaja dan dewasa muda dan difus diresapi oleh kista ukuran yang bervariasi
(pola keju Swiss). Jumlah dan ukuran dari kista meningkat dengan perkembangan
lebih lanjut. Perdarahan intrakistik berulang sangat umum (70%) dan
menghasilkan hambatan tinggi daerah variabel dengan isi homogen. Kalsifikasi (>
50%) hasil dari kalkulus kecil, perdarahan, atau infeksi. Pemberian kontras
intravena meningkatkan demarkasi pada parenkim sisa dari kumpulan struktur.13
Pada pemeriksaan pielografi intravena jarang ditemukan kalsifikasi pada
dinding kista ginjal polikistik. Bayangan lusen pada nefrogram didapati
22
permukaan ginjal berbenjol-benjol, kista pada medula kecil dan yang di korteks
besar dan letak superfisial. Pada pemeriksaan CT scan dibuat potongan transversal
dan koronal pada kedua ginjal. Dibuat potongan 5-10 cm. Pada gambaran CT
tampak kista pada kedua ginjal di dalam parenkim atau di sentral.4
Gambar CT scan menunjukkan kista luas di kedua ginjal, kista telah hampir
sepenuhnya menggantikan parenkim ginjal.
1. Tumor Wilms
Tumor Wilms yang merupakan keganasan genitourianaria paling sering
terjadi pada anak-anak neoplasma embrional trifase yang merupakan hasil
proliferasi dari blastema, stroma dan epithelium. Tumor ini merupakan 8%
keganasan pada anak-anak dan menduduki peringkat kelima dari tumor pada
anak-anak , setelah tumor pada sentral nervus sistem, limfoma, neuroblastoma dan
soft tissue sarcoma. Namun, tumor ini adalah salah satu kanker penyebab utama
kematian pada anak.4
Tumor Wilms adalah suatu proliferasi abnormal dari blastema sel-sel
metanefrik, yang dapat berubah menjadi sel-sel embrionik primitif dari
ginjal.15Tumor ini terdiri dari unsur blastoma, epitel, dan stroma, dengan
perbandingan yang berbeda. Kadang tidak tampak unsur epitel atau stroma.16
Tumor Wilms adalah suatu neoplasma soliter yang terjadi pada bagian
manapun dari kedua ginjal. Pada gambaran kasar, tumor ini berbatas tegas dan
belum tentu berkapsul. Daerah perdarahan yang kecil sering ada. Tumor biasanya
merusak batas ginjal dan sering menekan sisa ginjal normal.4
23
Penyebaran tumor dapat terjadi secara hematogen melalui vena renalis
atau vena cava, atau melalui saluran limfe. Tumor ini sering sudah metastase pada
saat ditemukan, terutama ke paru (85%) dan hati (10%).4
Tumor Wilms harus dicurigai pada setiap anak kecil dengan massa di
abdomen. Pada 10-25% kasus, hematuria mikroskopik atau makroskopik memberi
kesan tumor ginjal.4
IVP merupakan diagnostik awal untuk menentukan adanya massa pada
ginjal, akan tetapi telah digantikan oleh diagnosis dengan modalitas yang lebih
non-invasif. Foto toraks merupakan pemeriksaan untuk mengevaluasi ada
tidaknya metastasis ke paru-paru. Arteriografi khusus hanya diindikasikan untuk
pasien dengan tumor Wilms bilateral atau termasuk horseshoe kidney.4
Ultrasonografi dilakukan sebagai pilihan pemeriksaan untuk mengevaluasi
massa pada abdomen yang terlihat karena keakuratannya, tidak membutuhkan
sedasi, memiliki kegunaan yang luas dan menghemat biaya.Misalnya pada kasus
tumor Wilms yang terdapat pada ginjal kanan, USG juga dapat digunakan sebagai
pemandu pada biopsi.4
Pada potongan sagital USG bagian ginjal yang terdapat tumor akan
tampak mengalami pembesaran, lebih predominan digambarkan sebagai massa
hiperechoic dan menampakkan area yang echotekstur heterogenus
Tomografi komputasi (CT) memberi beberapa keuntungan dalam
mengevaluasi tumor Wilms. Ini meliputi konfirmasi mengenai asal tumor
intrarenal, yang biasanya menyingkirkan neuroblastoma; deteksi massa multipel;
penentuan perluasan tumor, termasuk keterlibatan pembuluh darah besar dan
evaluasi dari ginjal yang lain. Pada pemeriksaan CT tanpa penguatan
(enhancement), tumor Wilms khas timbul dari ginjal sebagai massa yang tidak
homogen dengan daerah densitas rendah yang menunjukkan nekrosis.17
24
Gambar CT axial tanpa kontras pada tumor Wilms
25
Magnetic resonance imaging (MRI) dapat menunjukkan informasi penting
untuk menentukan perluasan tumor di dalam vena cava inferior termasuk
perluasan ke daerah intarkardial.19Pada MRI tumor Wilms akan memperlihatkan
hipointensitas (low density intensity) pada T1W dan hiperintensitas (high density
intensity) pada T2W.4
26
Gambar Aksial kontras ditingkatkan gambar CT menunjukkan massa yang besar
di ginjal kiri dengan nekrosis di daerah sentral (tanda bintang). Trombus tumor
dilihat dalam vena renalis kiri di tingkat hilus ginjal (panah)
Sebagai patokan, diapakai pembagian stadium yang dianjurkan oleh
UICC, yaitu:
T1 : Tumor berukuran ≤ 2,5 cm, masih terbatas dalam ginjal.
T2 : Tumor berukuran ≥ 2,5 cm, masih terbatas dalam ginjal.
T3 : Tumor sudah tumbuh ke luar dari kapsul ginjal atau mengenai vena
renalis tetapi masih belum menembus kapsul Gerota
T4 : Tumor sudah tumbuh ke luar dari kapsul Gerota.13
4. Sarkoma
Tumor ini berasal dari jaringan ikat ginjal. Kadang-kadang sarkoma
retroperitoneal berasal dari dalam atau dekat ginjal. Gambaran Roentgen berupa
suatu massa di daerah ginjal, batas-batas tidak tegas dan dapat menutupi bayangan
psoas di bagian atas.4
27
5. Limfoma maligna dan Leukimia
Pada anak dengan leukemia akut lebih banyak melibatkan ginjal daripada
bentuk kronis. Foto polos abdomen memperlihatkan pembesaran ginjal, biasanya
bilateral. Pembesaran pelvis renis tanpa dilatasi atau obstruksi yang jelas. Kalik
dan infundibulum menunjang. Batas ginjal ireguler. Bila tumor berupa nodul yang
ganda kemungkinan suatu limfoma maligna.4
Pada CT scan didapati gambaran lesi hipovaskular setelah pemberian zat
kontras. Invasi muskuli psoas paling sering ditemukan. Kontras dari arteri renalis
lebih sering dijumpai dibandingkan hipernefroma.4
Limfoma Ginjal
1. Pielonefritis akut
Gambaran CT Scan pada pielonefritis akut adalah akan terlihat ginjal yang
membengkak atau menebal yang menekan kalik dan pelvis renis.4,7
28
A. Pyelonefritis akut dengan CT Non kontras menunjukka Pembengkakan
difus ari parenkim.
B. Setelag pemberian Contras tampak gambaran pielonefritis akut pada ginjal
2. Pielonefritis kronis
29
Pielonefritis kronis adalah infeksi pada ginjal yang merupakan akibat
lanjut dari infeksi bakteri yang berkepanjangan atau infeksi semenjak masa
kecil.4,8
3. ABSES GINJAL
Infeksi supuratif akut pada parenkim ginjal biasanya dimulai dari korteks
dan menyebar melalui hematogen.4,7
Gambaran CT Scan pada abses ginjal adalah dapat terlihat ginjal yang
menciut secara global tapi tanpa parut dikorteks seperti yang tampak pada
pielonefritis kronis. Akan terlihat seperti gambaran massa berdensitas rendah.4,7
30
Abses ginjal.
A. CT scan (non kontras) menunjukan tidak ada batu obstruksi tapi terdapat
gambaran massa yang berdensitas rendah di bagian kanan atas.4,7
B. Terdapat area yang jaringannya mengalami peradangan diantara pusat
cairan dengan parenkim ginjal yang normal pada ginjal kiri
4. Hidronefrosis
31
reversible. Pada stadium yang lanjut memperlihatkan kalik-kalik yang berbentuk
tongkat (clubbing). Pada tingkat yang lebih parah lagi terjadi destruksi parenkim
dan pembesaran sistem saluran kemih.6,8,11
1. Infark Ginjal
Infark ginjal akut paling sering disebabkan oleh oklusi arteri
tromboemboli dari ginjal atau percabangannya. Sumber utama emboli adalah
jantung (fibrilasi atrium, cacat katup mitral) atau aneurisma aorta. Tanda klinis
berupa hematuria dan nyeri pinggang mendadak. Infark trombotik mungkin hasil
dari arteriosklerosis, vaskulitis (poliarteritis nodosa), anemia sel sabit, atau
trauma. Jika diduga emboli akut, infark ginjal dapat didiagnosis dengan akurat
dengan menggunakan CT. Namun, angiografi lebih baik untuk kemampuan
gabungan diagnostik dan intervensi.4
Daerah infark pada parenkim ginjal terlihat dalam bidang-bidang yang
berbentuk baji. Parenkim subkapsular masih memiliki pasokan darah dan muncul
sebagai lingkaran tipis (tanda tepi kortikal). Emboli septik dapat menyebabkan
pembentukan abses. Gejala sisa akhir termasuk jaringan parut dan distorsi kontur
dari korteks ginjal dan penyusutan jaringan infark.4
32
Ada beberapa daerah yang menunjukkan infark karena emboli dari bakteri
endokarditis subakut.
33
kolateral menyebabkan dilatasi pembuluh darah gonad, vena kapsuler, dan vena
periureteral. Defek perfusi dapat ditemukan di parenkim ginjal.13
Skala Deskripsi
34
V Ginjal terbelah, kerusakan pembuluh darah ginjal
Trauma ginjal sedang Dapat berupa ruptur kapsul dengan kaliks yang masih
utuh, atau ruptur kaliks dan kapsul. Arteri renalis
mungkin dapat sobek. Perdarahan dan ekstravasasi urin
ke dalam parenkim ginjal dalam rongga di bawah kapsul.
Trauma ginjal berat Disebut juga shattered kidney, yaitu terjadi avulsi renalis
dan trombosis arteri renalis. Keadaan ini mencakup
parenkim ginjal, sistem pelviokalik, dan kapsul renalis,
laserasi ganda yang menyebabkan kematian ginjal.
35
Gambar CT scan diatas menunjukkan contoh dari sebuah hematoma
sukapsular.
36
Gambar Perdarahan Aktif Dari Arteri Ginjal
Pada gambar CT scan diatas, tampak beberapa fokus dengan densitas
tinggi dengan kebocoran arteri di posteromedial ginjal. Terdapat hematoma yang
mengelilingi daerah perdarahan, dengan perubahan posisi ginjal dari arah anterior.
Sebagai tambahan terdapat udara di bagian rongga subhepatik dan ruang anterior
kiri ginjal. Biasanya merupakan pertanda dari perdarahan arteri renalis yang
aktif.23
37
Gambar Trauma Ginjal Akibat Penetrasi
Gambaran CT Scan pada ginjal tapal kuda adalah sinus ginjal meluas kea
rah ventral, dan dapat pula diperlihatkan gambaran jembatan parenkim, sehingga
membentuk seperti tapal kuda. 4,7,24
38
2. Cross Fused ectopic kidney (Ginjal ektopik menyilang )
39
Gambar diatas merupakan CT Scan (dengan kontras) menunjukkan agenesis pada
ginjal kanan.6,8,11
BAB 3
KESIMPULAN
40
Computerized tomography (CT) adalah suatu teknik tomografi sinar X
dimana pancaran sinar X melewati sebuah potongan aksial yang tipis dari
berbagai tujuan terhadap pasien.
41
Indikasi CT scan pada kelainan urologi
Kecurigaan adanya massa di ginjal
Penderajatan (staging) keganasan urologi
Abses, urinoma, infeksi urogenitalia
Kolik ureter
Cedera urogenitalia
Kecurigaan kelainan diretroperitoneum/ kelenjar adrenal
DAFTAR PUSTAKA
42
5. Kartoleksono S. Radiologi Diagnostik Edisi 2. Jakarta: Balai Penerbit
FKUI, 2008, Bab 19; Tomografi Komputer.
6. Schaefer-Prokop C.& Prokop M. Spiral and Multislice Computed
Tomography of the Body. Germany: Thieme, 2001, Chapter 18; Kidneys.
7. Medcyclopaedia, 2009. Hounsfield Unit. USA: GE Healthcare. Available
from:
http://www.medcyclopaedia.com/library/topics/volume_iii_1/h/hounsfield_uni
t.aspx [Accessed 30th October 2011]
8. Budjang N. Radiologi Diagnostik Edisi 2. Jakarta: Balai Penerbit FKUI,
2008, Bab 11; Traktus Urinaria.
9. Portis A.J. & Sundaram C.P. Diagnosis and Initial Management of Kidney
Stones. Am Fam Physician 2001; 63: 1329-1338.
10. Teichman J.M.H. Acute Renal Colic from Ureteral Calculus. N Engl J
Med2004; 350: 684-693
11. .Medcyclopaedia, 2009. Hounsfield Unit. USA: GE Healthcare. Available
from:http://www.medcyclopaedia.com/library/radiology/chapter25/25_2.a
spx (diakses tanggal 30 November 2011)
43