Anda di halaman 1dari 1

29-06-2018 1/1 Kementerian Kesehatan Republik Indonesia

Artikel ini diambil dari : www.depkes.go.id

MENKES: DIBANDING FOGGING, PSN 3M PLUS LEBIH UTAMA CEGAH DBD


DIPUBLIKASIKAN PADA : KAMIS, 11 FEBRUARI 2016 00:00:00, DIBACA : 15.492 KALI

Jakarta, 11 Februari 2016

Menteri Kesehatan RI, Prof. Dr. dr. Nila Moeloek, Sp.M(K) menyatakan bahwa pengasapan
(fogging) bukan strategi yang utama dalam mencegah demam berdarah dengue ( DBD).
Fogging tidak dilakukan secara rutin, hanya dilakukan saat terjadi kasus di suatu wilayah,
sehingga daerah di sekitarnya melakukan fogging untuk memberantas nyamuk sebagai
vektor penyakit DBD.

Pencegahannya itu bukan melalui fogging, tetapi bagaimana kita menjaga kebersihan dan
menghilangkan jentik nyamuk. Fogging ini kan memakai insektisida, sehingga kita khawatir
ada resistensi, ujar Menkes kepada sejumlah media usai melantik dua pejabat tinggi Madya
di Kantor Kementerian Kesehatan, Jakarta, Rabu siang (10/2).

Menkes menjelaskan bahwa menghilangkan jentik-jentik nyamuk (larva) itu lebih mudah
daripada mengendalikan saat sudah menjadi nyamuk dewasa. Nyamuk Aedes aegypti berkembang biak di genangan air yang bersih di sekitar lingkungan kita.

Untuk pemberantasan jentik ini kita bisa lakukan berbagai cara, salah satunya adalah menaburkan bubuk abate (abateisasi), tutur Menkes.

Seperti kita ketahui, pencegahan DBD yang paling efektif dan efisien sampai saat ini adalah kegiatan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) dengan cara 3M
Plus. Singkatan dari 3M, antara lain: 1) Menguras/membersihkan tempat yang sering dijadikan tempat penampungan air seperti bak mandi, ember air, tempat
penampungan air minum, penampung air lemari es dan lain-lain 2) Menutup rapat tempat-tempat penampungan air seperti drum, kendi, toren air, dan lain
sebagainya; dan 3) Memanfaatkan kembali atau mendaur ulang barang bekas yang memiliki potensi untuk jadi tempat perkembangbiakan nyamuk penular DBD.

Adapun yang dimaksud dengan Plus adalah segala bentuk kegiatan pencegahan seperti 1) Menaburkan bubuk larvasida (lebih dikenal dengan abate) pada
tempat penampungan air yang sulit dibersihkan; 2) Menggunakan obat nyamuk atau anti nyamuk; 3) Menggunakan kelambu saat tidur; 4) Memelihara ikan
pemangsa jentik nyamuk; 5) Menanam tanaman pengusir nyamuk, 6) Mengatur cahaya dan ventilasi dalam rumah; 7) Menghindari kebiasaan menggantung
pakaian di dalam rumah yang bisa menjadi tempat istirahat nyamuk, dan lain-lain.

Berita ini disiarkan oleh Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat, Kementerian Kesehatan RI. Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi Halo Kemkes
melalui nomor hotline (kode lokal) 1500-567, SMS 081281562620, faksimili (021) 5223002, 52921669, dan alamat email kontak[at]kemkes[dot]go[dot]id.

Anda mungkin juga menyukai