Oleh :
Preseptor :
PADANG
2018
1
KATA PENGANTAR
Segala puji kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat dan kurnia-Nya
sehingga saya dapat menyelesaikan case report session ini yang berjudul carpal tunnel
syndrome (CTS).
Case report session ini ditulis dengan tujuan agar dapat menambah wawasan dan
pengetahuan penulis dan pembaca tentang carpal tunnel syndrome, selain itu juga untuk
memenuhi salah satu syarat dalam menjalani kepaniteraan klinik di Bagian Ilmu Penyakit
Saraf RSUP DR.M.Djamil, Fakultas Kedokteran Universitas Andalas, Padang.
Saya sebagai penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar besarnya kepada
semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan case report session kasus ini,
terutama preseptor saya Prof. Dr. dr. Darwin Amir, Sp.S (K) dan dr. Restu Susanti Sp.S,
M.Biomed yang telah meluangkan waktunya dalam memberikan bimbingan, saran dan
perbaikan kepada kami.
Dengan demikian, saya berharap agar case report session ini dapat bermanfaat
dalam menambah wawasan penulis dan pembaca mengenai carpal tunnel syndrome.
Padang, Juni 2018
Penulis
2
DAFTAR ISI
3
BAB 1
PENDAHULUAN
Carpal Tunnel Syndrome adalah suatu penyakit yang terjadi pada tangan karena
terowongan karpal yang mengalami penyempitan baik akibat kelainan pada tulang-tulang
penyusun terowongan karpal, maupun karena edem pada fasia. Menurut American
Academy of Orthopaedic Surgeon tahun 2007, di Amerika Serikat, kejadian carpal tunnel
syndrome berikisar 1-3 kasus per 1000 orang pertahunnya. National Health Intervie Study
(NHIS) memperkirakan carpal tunnel syndrome sebagai salah satu dari 3 jenis penyakit
Carpal tunnel syndrome merupakan salah satu penyakit yang paling banyak diderita
pekerja industri. The National Institute for Occupational Safety and Health (NIOSH)
Carpal tunnel syndrome dapat mengakibatkan kecacatan pada pekerja industri. Rasa nyeri
Berdasarkan hal tersebut perlu dilakukan pemahaman lebih lanjut mengenai Carpal
tunnel syndrome.
1.2 Batasan Masalah
Case Report Session ini membahas ilustrasi kasus dari Carpal tunnel syndrome
Penulisan Case Report Session ini bertujuan untuk menambah pengetahuan penulis
4
1.4 Metode Penulisan
Metode yang dipakai adalah tinjauan kepustakaan dengan merujuk kepada beberapa
5
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
kuat yang membentuk atap yang melengkung pada carpal dalam posisi melintang. Fungsi
utamanya adalah sebagai pengatur gerakan fleksor di pergelangan tangan oleh tendon-
tendon fleksor, yang melekat pada tulang pisiform, hamate, skafoid, dan trapezium, yang
terowongan fibroosseous sempit di mana saraf median lewat diantara sembilan tendon
(empat fleksor digitorum superfisialis, empat fleksor digitorum profundus dan flexor
Saraf median: Saraf median merupakan saraf campuran antara motorik dan saraf
sensorik, merupakan percabangan dari C5 hingga T1 melalui akar saraf saraf tulang
belakang. Daerah distribusi sensoris adalah dari tiga setengah jari pertama dan beberapa
bagian dari daerah thenar. Sedangkan yang termasuk daerah motorik adalah daerah otot-
otot eminensia thenar. Saraf median turun ke bawah flexor digitorum superfisialis, searah
transversus, dan kemudian menjadi lebih dangkal, terletak di antara tendon fleksor
6
Gambar 2.1 Anatomi dari Carpal Tunnel. 1) Menunjukkan secara terbuka gambaran pintu
masuk antara tendon dan Flexor Carpal Ulnaris (FCU) dan Flexor Carpi Radialis (FCR),
menunjukkan region yang paling tebal dari fleksor retinaculum 2), kemudian dilanjutkan
kebagian distal setingkat sendi carpometacarpal sebagai bagian yang paling tipis (3)4
Gambar 2.2 Gambaran dari tapak tangan, menunjukkan rincian yang lebih spesifik pada
struktur bagian dalam dari carpal tunnel. (bagian dalam pergelangan tangan). Median Nerve
dan percabangannya setelah pergelangan tangan ditandai dengan warna kuning.5
7
Gambar 2.3 Gambaran potongan Cross Section dari Carpal Tunnel pada tangan. Median
Nerve ditadai dengan warna kuning dan sembilan tendon fleksor ditandai dengan warna
biru.5
2.2 Epidemiologi
Carpal Tunnel Syndrome 90% dari seluruh neuropati akibat kompresi dan salah
satu diagnosis penyakit yang paling banyak mengenai ekstreminitas atas. Dimana 1-5
pasien mengeluhkan gejala berupa nyeri, tidak berasa, dan seperti tersengat listrik. Carpal
Tunnel Syndrome terjadi pada 3,8% dari populasi. Kejadian bilateral menyerang
kebanyakan pada usia 40-60 tahun. Namun penyakit ini dapat diderita oleh usia 20 tahun
hingga 80 tahun. Carpal tunnel syndrome dilaporkan kejadian terbanyak pada wanita
(dengan usia rata-rata ketika terdiagnosis sekitar 50 tahun). Tetapi data ini berdasarkan
laporan pasien yang memeriksakan diri ke laboratorium neurofisiologi atau klinik sehingga
data ini cukup bias. Hasil dari survey pada 3000 individu secara random dipilih dari
populasi umum yang tinggal didaerah Swedia bagian selatan menunujukkan prevalensi
terjadinya pada wanita yang lebih tua, dengan rata-rata usia 65-74 tahun, prevalensi pada
8
wanita empat kali lebih besar daripada pria. (5.1% vs 1.3%). Carpal tunnel syndrome yang
unilateral terjadi sebanyak 42% kasus (29% kanan, dan 13%) dan 58% bilateral.1,6,7
Diindonesia, prevalensi dari populasi umum ada 3,8%. Pada pekerja yang bekerja
di Bank, prevalensi kejadian carpal tunnel syndrome adalah 12,7%. Sedangkan prevalensi
carpal tunnel syndrome pada pekerja dengan resiko tinggi pada pergelangan tangan yaitu
antara 5,6% hingga 15%. Secara data epidemiologi menunujukkan insiden kejadian
Carpal Tunnel Syndrome dengan kehamilan adalah tinggi (7-43% dengan menggunakan
elektrofisiologi dan 31-62% yang didiagnosis dengan riwayat dasar dari pemeriksaan
klinis.1,6,8
2) faktor trauma
3) faktor intrinsik
Faktor intrinsik yang dimaksud merupakan faktor yang diakibatkan oleh penyakit
atau kelainan yang sudah ada pada pasien seperti kehamilan. Kehamilan meningkatkan
resiko terjadinya Carpal Tunnel Syndrome oleh karena kombinasi dari udem yang terjadi
dengan perubahan hormonal. Faktor lainnya yaitu obesitas. Kelebihan berat badan
meningkatkan resiko carpal tunnel syndrome sebanyak 1-5 kali dan obesitas meningkatkan
resiko sebanyak 2 kali. Selain itu, faktor resiko lainnya yaitu riwayat merokok, pemakaian
estrogen pada menopause, jenis kelamin, dan riwayat keluarga sebelumnya dengan carpal
tunnel syndrome.2,6
Hubungan antara komputer (keyboard atau mouse) yang digunakan dan carpal
tunnel syndrome masih kontroversial. Selain itu, dugaan karena adanya deformitas pada
9
sendi dan tulang pergelangan tangan pada terowongan karpal, hubungan antara
2.4 Patofisiologi
Secara anatomi, terdapat dua bagian dari kompresi nervus medianus: 1) pada
bagian proksimal dari terowongan karpal, disebabkan oleh pergelangan tangan yang fleksi
dan perubahan ketebalan serta kekakuan antara fasia antebrakii dan bagian proksimal dari
fleksor retinaculum. 2) daerah dekat dengan hook of hamate. Tekanan normal yang berada
diterowongan karpal adalah antara 2-10 mmHg. Tekanan akibat penebalan dari fleksor
terjadi aliran vena yang melambat. Aliran yang melambat ini mengakibatkan terganggunya
aliran nutrisi intrafasikular yang berujung pada kerusakan endotel karena anoksia.
terbentuklah udem epineural. Serabut saraf menjadi atrofi kemudian digantikan oleh
jaringan ikat akibat terjadinya fibrosis epineural yang merusak serabut saraf. Serabut saraf
menjadi atrofi dan digantikan oleh jaringan ikat. Oleh karena itu, fungsi nervus medianus
akan terganggu.1,7
Hipertrofi jaringan synovial pada tendon fleksor juga dapat meningkatkan tekanan
pada terowongan karpal dan akhirnya berkembang menjadi carpal tunnel syndrome.
Beberapa penelitian histologi dan biokimia melaporkan tenosynovitis sebagai faktor resiko
yang paling dekat berkembang menjadi carpal tunnel syndrome yang idiopatik. Pernyataan
tersebut dikonfirmasi oleh adanya peningkatan eskpresi prostaglandin E2 dan VEGF pada
biopsi jaringan synovial dari pasien dengan carpal tunnel syndrome yang simptomatis.7
10
Gambar 2.4 Presentasi Skematis Untuk Mekanisme Vascular Pada Carpal Tunnel Syndrome
dan Kerusakan Pada Nervus Medianus. HIF-1α (Hypoxia-Inducible Factor 1α) VEGF
(Vascular Endothelial Grown Factor)7
Gambar 2.5 diagram ilustrasi dari perubahan internal saraf pada keadaan kompresi kronik
saraf10
Gejala syndrome ditandai dengan parestesia, kurang berasa, atau rasa seperti
tersengat listrik pada jari yang sesuai dengan distribusi nervus medianus. Kemudian,
11
kehilangan sensasi berkembang bersamaan dengan kelemahan dan atrofi otot, dengan akhir
berupa degenerasi axon yang luas. Pada saat itu akan muncul gangguan motorik.1,6
Carpal tunnel syndrome biasanya dikarakteristikkan oleh gejala pada tangan yang
pada kasus berat, dapat menjalar ke bagian proksimal lengan bawah, lengan atas dan
kadang bahu. Pasien sering mengeluhkan gejala pada bagian proksimal berupa rasa nyeri
dan bukan mati rasa, perasaan geli, dan abnormalitas pada sensori. Rasa nyeri dirasakan
lebih berat pada malam hari. Rasa nyeri akan berkurang jika pasien memijat tangannya
beberapa tahun, kriteria diagnostic sensori pada literatur yaitu berupa gejala yang terbatas
2.6 Diagnostik
Anamnesis
Dari anamnesis didapatkan gejala awal yang dikeluhkan pasien adalah gangguan
senosrik saja yaitu berupa gangguan parestesia, kurang berasa, dan seperti tersengat listrik
pada jari yang sesuai dengam distribusi sensorik nervus medianus. Pada keadaan berat,
gejala akan berkembang menjadi rasa nyeri ditangan atau pada lengan yang meningkat
pada malam hari, hipotrofi otot tenar, serta hilangnya sensasi pada daerah distrbusi nervus
medianus.2
Pemeriksaan Fisik
Tinel sign dan phalen test adalah test diagnostik yang paling populer untuk carpal
tunnel syndrome. Namun adan beberapa pemeriksaan fisik lainnya yang dilakukan untuk
12
a. Flick's sign. Pada pemeriksaan ini, pasien diminta untuk mengibas-ngibaskan
b. Phalen’s Test: fleksikan tangan secara maksimal selama ±60 detik. Diagnosis
c. Tinel Sign. Pemeriksaan dilakukan dengan cara perkusi pada terowongan karpal
dengan tangan sedikit dorsofleksi, jika muncul parastesia atau sensari nyeri pada
daera distirbusin nervus medianus, maka menyokong diagnosis untuk carpal tunnel
syndrome
sedikit dan dibiarkan selama ± 1 menit. Jika muncul gejala carpal tunnel syndrome,
mungkin pada kedua tangan (sebaiknya) selama ± 1 menit. Jika muncul gejala
f. Thenar Wasting. Ditemukannya pada pasien adanya atrofi pada otot-otot thenar,
g. Luthy’s sign. Pada pemeriksaan ini pasien diminta untuk melingkarkan jarinya pada
botol atau gelas. Test dinyatakan positif jika pasien tidak mampu melingkarkan
1) Elektrofisiologi/Elektrodiagnostik
13
Penilaian dengan elektrofisiologi/elektrodiagnostik (studi mengenai konduksi saraf)
yang paling sensitif untuk pemeriksaan disfungsi pada nervus medianus yang diakibatkan
oleh kerusakan pada nervus. Tes tersebut dapat memperlihatkan derajat dari demielinasi
dan kehilangan axon yang terjadi. Ada dua pemeriksaan yang lazim digunakan yaitu nerve
conduction studies (NCS) dan elektromiografi (EMG). Indikasi pemeriksaan ini adalah
jika pasien tidak mengalami perbaikan setelah dilakukannya penanganan yang konservatif
2) Teknik pencitraan
Teknik pencitraan yang dapat dilakukan berupa foto rontgen, USG, CT Scan dan MRI.
Foto rontgen pada wrist join dilakukan untuk menyingkirkan etiologi lain akibat trauma
atau artritis. Teknik pencitraan untuk saraf yang terbaik saat ini adalah MRI traktografi..
Teknik ini dapat menyediakan detail dari inflamasi dan kerusakan morfologi, dengan
penelitian awal menunjukkan fractional anisotropy dan koefisien difusi jelas sesuai
dapat membantu dalam membedakan carpal tunnel syndrome dengan yang lainnya.
Radikulopati servikal gangguan primer yang mungkin susah dibedakan dengan carpal
tunnel syndrome. Radikulopati servikal ditandai dnegan nyeri oada leher yang menjalar
(sering dengan gejala sensori positif [sebagai contoh paraestesia atau disaestesia].
Terkadang diperparah oleh keadan fleksi, ekstensi atau rotasi pada kepala) ke lengan atas
yang sesuai dengan distribusi dari dermatom. Penurunan atau hilangnya reflek tendon yang
14
Diagnosis dari carpal tunnel syndrome menjadi semakin kurang jelas jika keluhan
pada pasien meningkat. Pasien dapat mengeluhkan nyeri yang menjalar ke lengan bawah
atau hingga ke bahu. Gejala mungkin mencakup seluruh tangan, melebihi dari bagian saraf
yang terkena. Pasien sering susah untuk menggambarkan gejala mereka dan mungkin tidak
paham perbedaan antara tidak berasa, seperti tersengat listrik, nyeri atau merasa lemah.
Gejala ini merupakan gejala dari carpal tunnel syndrome, tetapi dapat terjadi pada kondisi
yang lain.10
Tabel 2.1 Kondisi yang menggambarkan gejala yang mirip dengan carpal tunnel syndrome10
2.9 Tatalaksana
15
Setelah pemberian suntikan sebanyak 3 kali namun masih belum berhasil.
(5) Pemberian Vit B6. Walaupun efektivitas Vit B6 untuk carpal tunnel syndrome
(6) Terapi laser dengan level rendah atau tenaga rendah, yang membuka jaringan
ke level rendah dari cahaya infra red (mengarah ketingkat yang lebih rendah
karena penggunaan cahaya dengan densitas energi yang lebih rendah daripada
yang digunakan dalam prosedur pembedahan biasa) adalah salah satu pilihan
bukti yang jelas yang membenarkan keefektifan dari terapi ultrasound ini.
2) Terapi pembedahan
Terapi pembedahan, yaitu pelepasan terowongan karpal dengan cara transeksi pada
hubungan antar konten (nervus medianus dan tendon) dengan terowongan karpal.
Tindakan operasi yang dilakukam secara terbuka dengan anestesi lokal. Indikasi
dilakukannya tindakan operatif adalah gagalnya terapi konservatif, atrofi pada otot-otot
16
2.10 Prognosis
Baik pengobatan secara konservatif maupun dengan tindakan operasi adalah baik.
Perbaikan pasca operasi akan terjadi secara bertahap, yang mana gejala awal nyeri dan
parastesia yang akan pertama kali hilang diikuti dengan perbaikan motorik dan kembalinya
trofi otot thenar. Jika setelah tindakan operasi tidak terdapat perbaikan, maka kemungkinan
terdapat kesalahan dalam menegakkan diagnosa, keruskan nervus medianus total, atau
carpal tunnel syndrome yang terjadi akibat komplikasi dari tindakan operatif itu sendiri.1,2
17
DAFTAR PUSTAKA
1. Bahrudin M. Carpal Tunnel Syndrome (CTS). Saintika Medika. 2011; 7(1): 81-86
2. Salawati, Liza dan Syahrul. Carpal Tunnel syndrome. JKS. 2014; 1: 29-37
3. Demircay Emre, Erdinc CIvelek , Tufan Cansever , Serdar Kabatas , Cem YIlmaz.
Anatomic Variations of the median nerve in the carpal tunnel: a brief review of the
literature. Turkish Neurosurgery. 2014:21(3):388-389
6. Padua L, dkk. Carpal tunnel syndrome: clinical features, diagnosis, and management.
Lancet Neurol 2016; 15: 1273–84
8. Prakoso, Tegar Dwi, dan Evi Kurniawati. Perempuan berusia 65 tahun dengan carpal
tunnel syndrome. J Medula Unila. 2017; 7(2): 145
10. Duncan, Scott F.M dan Ryosuke Kakinoki. Carpal Tunnel Syndrome and Related
Median Neuropathies Challenges and Complication. Switzerland: Spinger; 2017. Pp.
17-40
11. Khorvash, Fariborz, Bahador Asadi, Rasul Norouzi. Treatment of carpal tunnel
syndrome: a trial of vitamin B6. Pak J Med Sci. 2012. 28(2). 286
18
BAB 3
ILUSTRASI KASUS
Nama : Ny. DK
Pekerjaan : Mahasiswa
No MR : 01 01 66 70
Berdasarakan Autoanamnesis dengan istri pasien, pasien datang ke poli neurologi RSUP
Kesemutan pada telapak tangan kanan yang tidak berkurang sejak 3 hari yang lalu
Kesemutan di telapak tangan kanan yang tidak berkurang sejak 3 hari yang lalu.
Kesemutan sudah dirasakan sejak 2 bulan yang lalu. Kesemutan dirasakan pada sisi
dalam ibu jari, jari tengah, dan jari telunjuk. Awalnya kesemutan dirasakan hilang
timbul. Kemudian nyeri dirasa lebih sering dan sangat mengganggu. Keluhan tersebut
19
Terdapat nyeri di pergelangan tangan yang tidak menjalar dan dirasakan bersamaan
dengan rasa kesemutan. Nyeri semakin bertambah berat pada malam hari dan setelah
mencuci serta menyetrika pakaian dengan tangan. Nyeri juga dirasakan ketika selesai
bermain tenis. Nyeri akan berkurang bila dikebas-kebaskan dan minum obat
penghilang nyeri.
Pasien juga merasa sedikit kebas pada jari tengah, telunjuk, dan ibu jari.
Pasien mencuci dan menyetrika pakaian seluruh anggota keluarga dengan tangan di
rumah.
Pasien pernah berobat ke puskesmas dan diberikan obat penghilang nyeri. Kegiatan
Riwayat kesulitan dalam memegang botol atau benda-benda berbentuk sejenis tidak
- Pasien pernah berobat ke Puskesmas sekitar satu bulan yang lalu, didiagnosa dengan
carpal tunnel syndrome, di edukasi untuk mengurangi aktivitas pada tangan yang sakit,
pergelangan tangan di-bandage, dan diberi ibuprofen 3x400 mg bila nyeri, serta neurodex
3x1 tab.
20
Tidak ada anggota keluarga yang memiliki keluhan yang sama
keluarga lainnya.
Pasien merupakan seorang atlet tenis, dengan jadwal latihan 3x/minggu dengan
Kebiasaan merokok (-), minum alcohol (-), obat-obat terlarang (-), dan sex bebas (-
Status Generalis :
Suhu : 36,90C
21
Status Internus :
Perkusi : sonor
Perkusi : Timpani
Corpus Vertebrae :
Status Neurologikus :
22
- Kaku kuduk : (-)
- Brudzinski I : (-)
- Brudzinski II : (-)
- Kernig : (-)
N II (Optikus)
N III (okulomotorius)
Kanan Kiri
23
Gerakan bulbus Bebas ke segala arah Bebas ke segala arah
Pupil
N IV (Toklearis)
Kanan Kiri
NVI (Abdusen)
Kanan Kiri
N V (Trigeminus)
24
Kanan Kiri
Motorik
Sensorik
divisi opthalmika
divisi maksila
divisi maksila
N VII (Fasialis)
Kanan Kiri
25
Menutup mata (+) (+)
N VIII (Vestibularis)
Kanan Kiri
Memanjang
Memendek
Pendular
Vertikal
Siklikal
N IX (Glossopharingeus)
26
Kanan Kiri
N X (Vagus)
Kanan Kiri
N XI (Aksesoris)
Kanan Kiri
Keseimbangan
27
Romberg Test (-) (-)
dipertajam
Koordinasi
Phenomenon
Duduk Bisa
Tremor (-)
Atetosis (-)
Mioklonik (-)
Khorea (-)
28
c. Ekstreminitas Superior Inferior
6. pemeriksaan sensibilitas
tangan kiri
Stereognosis (+)
tangan kiri
7. Sistem Reflek
29
Kornea (+) (+) Biseps (++) (++)
Lengan Tungkai
Tromner
8. Fungsi Otonom
30
9. Fungsi Luhur
Intelek
Kanan Kiri
3.8 Diagnosa
31
Diagnosa Etiologi : Kompresi Carpal Tunnel Dextra
Diagnosa Sekunder : -
3.10 Tatalaksana :
1. Umum
Lakukan fisioterapi
2. Khusus
Meloxicam 15 mg 1 x 1
3.11 Prognosis
32
BAB 4
DISKUSI
pada tanggal 27 Mei 2018 di Poli Neurologi RSUP Dr. M. Djamil dengan diagnosis
dirasakan sejak 2 bulan yang lalu, yang dalam tiga hari ini, kesemutan tidak dirasakan
berkurang. Kesemutan terutama dirasakan pada sisi dalam jari tengah, telunjuk, dan ibu
jari Awal mulanya nyeri dan kesemutan bersifat hilang timbul namun sekarang lebih
sering dan mengganggu. Keluhan tersebut juga disertai nyeri. Nyeri dirasakan ± 3 hari
yang lalu. Nyeri dirasakan terutama malam hari dan bertambah parah setelah mencuci
dan menyetrika pakaian dengan tangan dirumah atau setelah bermain tenis dan
berkurang bila dikibas-kibaskan dan diminumkan obat penghilang nyeri. Terdapat nyeri
di pergelangan tangan yang tidak menjalar. Pasien juga merasa sedikit kebas pada jari
tengah, telunjuk, dan ibu jari. Pasien pernah memeriksakan keluhan tersebut sebelumnya
edukasi yaitu mengurangi aktivitas pada tangan kanan, serta memakai bandage. Pasien
juga diberi obat penghilang nyeri. Dari anamnesis terhadap pasien mengarah ke Carpal
Tunnel Syndrome.
menurun pada tangan kanan. Tes utama untuk mendiagnosis Carpal Tunnel Syndrome
adalah pemeriksaan provokasi Phalen test dan Tinel test. Pada pasien ini Phalen Test
33
dan Tinel Test hasilnya (+). Pemeriksaan nyeri lainnya yaitu Flick’s sign (+), wrist
extension test (+), Torniquet test (+), Luthy’s sign (+) dan pressure test (+) pada tangan
Dari anamnesa dan pemeriksaan fisis, pasien didiagnosis dengan Carpal Tunnel
Syndrome dextra. Untuk menunjang diagnosa, pemeriksaan anjuran pada pasien ini
adalah cek labor rutin, foto rontgen wrist join dextra posisi AP/lat dan USG wrist join
dextra.
Terapi saat ini antara lain istirahatkan pergelangan dengan mengurangi aktivitas
maka akan memberikan waktu bagi tangan untuk pulih dan tidak memperberat gejala,
fiksasi membantu agar pergelangan tangan tetap berada pada posisi alami. Fisioterapi
dapat berfungsi untuk memperbaiki fungsi gerak motorik yang terganggu, Meloxicam
untuk mengurangi rasa nyeri dan gejala-gelaja peradangan sedangkan vitamin B6 untuk
pemulihan, pemeliharaan serta nutrisi untuk sistem saraf. Terapi lainnya yaitu injeksi
Syndrome
34
BAB 5
KESIMPULAN
Carpal tunnel syndrome merupakan suatu penyakit yang terjadi pada tangan
akibat adanya penyempitan pada terowongan karpal, baik akibat adanya kelainan pada
tulang-tulang penyusun terowongan karpal, maupun karena edem pada fasia sehingga
terjadi penekanan pada nervus medianus. Carpal tunnel syndrome diduga terjadi akibat
Gejala awal yang sering dikeluhkan oleh pasien Carpal tunnel syndrome berupa
gangguan sensorik seperti parastesia, kurang berasa, atau rasa seperti tersengat listrik
pada jari yang sesuai dengan distribusi nervus medianus. Kemudian, kehilangan sensasi
berkembang bersamaan dengan kelemahan dan atrofi otot, dengan akhir berupa
degenerasi axon yang luas. Gejala ini memberat pada malam hari dan akan sedikit
berkurang jika tangan dikibas-kibaskan. Pada keadaan kronik, dapat ditemukan gejala
fisik yang mana phalent test dan tinel sign dianggap yang paling mewakili Carpal
neurofisiologi dianggap yang paling baik. Ada dua macam tatalaksana yang dapat
dilakukan yaitu terapi konservatif dan operatif. Pilihan terapi disesuaikan dengan
keparahan penyakitnya. Penyakit ini memiliki prognosis yang baik. Penyakit ini dapat
sembh total tanpa menimbulkan gejala sisa jika penatalaksanaan dilakukan secara tepat
dan cepat. Namun kemungkinan penyakit ini akan terulang kembali cukup besar.
35
Tindakan pencegahan yang dapat dilakukan adalah dengan menerapkan prinsip-prinsip
36