Anda di halaman 1dari 15

Sejarah Epidemiologi

PENGGUNAAN EPIDEMIOLOGI

 tidak terbatas pada kajian penyakit menular / wabah, meluas berbagai bidang kajian baik
pengetahuan kesehatan & kedokteran juga diluar bidang tersebut.

JAMAN PRASEJARAH

 Penyembuhan dengan ramuan sederhana dari bahan yang ada di alam.

PERADABAN KUNO􀃆

 INDIA(5000 SM–kitab suci Weda) sistem kedokteran ‘Ayurweda’Science of life.

 DATARAN TIONGKOK(2700 SM) Kedokteran Kuno Mesir.

 KUNO(1500 SM) Pengetahuan Kedokteran (medical manuscript).

 YUNANI KUNO Aesculapius(dewa penyembuhan) anaknya ‘HYGIEA’ dipuja sebagai Dewi


(Goddess) Kesehatan dan kebersihan (HYGIENE).

 HIPPOCRATES (460‐377SM) Bp Kedokteran Modern kejadian penyakit karena kontak


dengan jasad hidup, penyakit berkaitan dengan lingkungan eksternal dan internal

 INGGRIS (1775)saat terjadi wabah pes suatu cabang ilmu kedokteran yang mengobati
wabah (epidemi dan logos)

 HIRSCH (1883) Gambaran kejadian, penyebaran jenis‐jenis penyakit pada manusia saat
tertentu di berbagai tempat di bumi dan mengaitkan dengan kondisi eksternal.

 FROST(1927) Ilmu yang mempelajari fenomena masal dari penyakit infeksi.

 GREENWOOD (1934) Pengetahuan tentang penyebaran (distribusi) penyakit atau kondisi


dalam suatu populasi dan faktor‐faktor yang mempengaruhi penyebaran tadi.

 MORIS (1967)Pengetahuan tentang sehat dan sakit dari suatu penduduk.

 Taylor (1967) Studi tentang sehat dan penyakit dari suatu populasi tertentu.

 MACMAHON, PUGH & IPSEN (1970) Studi tentang penyebaran dan penyebab frekuensi
penyakit pada manusia dan mengapa terjadi distribusi seperti itu.

 ABDEL R OMRAN (1974)Studi dari berbagai peristiwa diantara kelompok di masayarakat.

Epidemiologi : suatu studi tentang kejadian di masyarakat.


 EPIDEMIOLOGI THE STUDY OF THE DISTRIBUTION AND DETERMINANTS OF HEALTH-
RELATED STATES OR EVENTS IN SPECIFIED POPULATIONS, AND THE APPLICATION OF THIS
STUDY TO CONTROL OF HEALTH PROBLEMS (Last, 1988)

Ilmu tentang distribusi dan determinan-determinan dari keadaan atau kejadian yang berhubungan
dengan kesehatan di dalam populasi tertentu, serta penerapan dari ilmu ini guna mengendalikan
masalah-masalah kesehatan

Batasan Epidemiologi

Epidemiologi berasal dari bahasa latin, yaitu :

epos atau epi → pada

demos atau demi → banyak orang

logos atau logi → ilmu.

Jadi secara harfiah epidemilogi adalah ilmu yang

mempelajari hal yang menimpa orang atau masyarakat.

Dalam hubungan dengan penyakit, khususnya penyakit menular,

epidemiologi diartikan sebagai

“ ilmu yang mempelajari frekuensi dan penyebaran penyakit

menular pada sekelompok manusia serta faktor–faktor yang

mempengaruhinya”

 Secara Etimologis

 Ilmu mengenai kejadian yang menimpa penduduk

 Istilah

 Ilmu yang Mempelajari distribusi/penyebaran penyakit pada sekelompok manusia dan


faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya penyakit tersebut.
Dengan adanya pengertian bahwa penyakit menular itu bukan merupakan satu – satunya
masalah kesehatan yang mungkin dialami oleh sekelompok manusia atau masyarakat, dalam
pengertian modern epidemiologi saat ini diartikan sebagai :

“ilmu yang mempelajari frekuensi dan penyebaran masalah kesehatan pada sekelompok
manusia serta faktor – faktor yang mempengaruhinya”

Ruang Lingkup Epidemiologi

Dengan pengertian modern ini maka ruang lingkup epidemiologi menjadi semakin luas.

Tidak hanya terbatas pada masalah penyakit menular saja melainkan meliputi juga penyakit
tidak menular serta masalah – masalah kesehatan lainnya.

Namun titik berat perhatian epidemiologi tetap ditujukan pada masalah – masalah penyakit,
karena berbagai masalah kesehatan diluar penyakit itu hanya mempunyai arti bila ada hubungannya
dengan penyakit.

Manfaat Epidemiologi

Dalam rangka penanggulangan masalah kesehatan

khususnya penyakit menular, secara umum manfaat

epidemiologi adalah :

 Dapat menerangkan sebab – sebab timbulnya peristiwa penyakit serta perkembangan


alamiahnya.

 Dapat memberikan data yang diperlukan untuk menyusun rencana – rencana kegiatan
yang akan dilaksanakan.

 Dapat memberikan data untuk menilai / mengevaluasi kegiatan – kegiatan yang sedang
dilaksanakan.

Konsep Dasar Epidemiologi

Ada tiga faktor yang berperan pada setiap

kejadian penyakit, yaitu :


1. Manusia sebagai tuan rumah ( host )

2. Penyebab / hama penyakit ( agent )

3. Lingkungan yang mempengaruhi (enviroment )

Dalam gambaran yang sederhana, hubungan antara ketiga faktor tersebut di atas adalah sebagai
berikut :

1. Orang berada dalam keadaan sehat, berarti ketiga faktor

itu dalam keadaan seimbang.

2. Orang menderita sakit apabila daya tahannya sebagai

host menurun.

3. Orang menderita sakit apabila kemampuan hama

penyakit meningkat.

4. Orang menderita sakit karena lingkungan berubah ke

arah yang merugikan host (negatif).

 Riwayat Perjalanan Penyakit

Riwayat alamiah perjalan penyakit dapat dibedakan atas 4 tahap, yaitu :

1. Tahap infeksi

adalah suatu tahapan dimana hama penyakit (agent) sudah

masuk ke dalam tubuh tuan rumah (host) tetapi gejala – gejala

penyakit ini belum tampak. Tahap inkubasi yang disebut juga

masa tunas, untuk beberapa jenis penyakit, lamanya berbeda–beda.

2. Tahap penyakit dini

yaitu tahap dimana gejala – gejala penyakit mulai tampak. Disini

tuan rumah sudah sakit tetapi sifatnya masih ringan sehingga

masih dapat menjalankan aktifitas sehari–hari dan apabila


berobat juga cukup dengan berobat jalan.

3. Tahap penyakit lanjut

pada tahap ini penyakit bertambah hebat, sehingga tuan rumah

tidak dapat lagi beraktifitas secara normal, dan jika berobat juga

sudah memerlukan perawatan.

4. Tahap akhir penyakit,

yaitu tahapan dimana perjalanan penyakit ini dapat berupa 5

macam keadaan, yaitu :

 Sembuh sempurna

artinya penyakit berakhir dan bentuk maupun fungsi tubuh tuan rumah kembali seperti keadaan
sebelum sakit.

 Sembuh dengan cacat

disini penyakit berakhir tetapi tuan rumah mengalami cacat.

Cacat ini dapat berbentuk cacat mikroskopik, cacat fisik, cacat

fungsional, cacat mental ataupun cacat sosial.

 Karier / carrier,

berati perjalanan penyakit berhenti, tetapi tubuh tuan rumah tetap mengandung hama penyakit
yang bersangkutan, yang sewaktu – waktu dapat menimbulkan sakit lagi serta dapat menulari orang –
orang yang ada disekitarnya.

 Kronis

disini perjalanan penyakit tampaknya berhenti tetapi sebetulnya tuan rumah tersebut belum
sembuh. Gejala – gejala penyakitnya tidak bertambah berat juga tidak bertambah ringan, disebut juga
menahun.

 Meninggal dunia

perjalanan penyakit terhenti, tetapi keadaan ini merupakan hal yang tidak dikehendaki oleh
setiap tindakan kedokteran.

 Rantai Penularan Penyakit


Rantai penularan penyakit adalah

rangkaian sejumlah faktor yang memungkinkan proses penularan suatu penyakit dapat
berlangsung.

Faktor yang merupakan mata rantai itu ada 6, yaitu :

1. Adanya sumber penularan

2. Adanya hama penyakit

3. Adanya pintu keluar

4. Adanya cara penularan

5. Adanya pintu masuk

6. Adanya kerentanan

Menjelaskan Epidemiologi

1. Sumber Penularan

Adalah tempat dimana hama penyakit hidup dan berkembang biak secara alamiah.

Dari sumber infeksi inilah kemudian penyakit itu menular kepada orang lain.

Sumber penularan penyakit dapat dibedakan atas 3 macam,

yaitu :

 Manusia ( Human Reservoir )

Human reservoir dapat berupa :

- Orang sakit dengan gejala – gejala yang jelas (kasus klinis)

- Orang sakit dengan gejala – gejala yang tidak jelas (kasus sub klinis)

- Karier, yaitu orang yang tidak sakit tetapi tubuhnya

mengandung dan mengeluarkan hama penyakit.

 Hewan ( Animal Reservoir )


Beberapa jenis hewan dapat menjadi sumber penularan beberapa macam
penyakit, seperti misalnya lembu dan biri- biri (penyakit anthrax), anjing (penyakit rabies), tikus
(penyakit pes) dan babi (cacing pita).

 Lain – Lain Sumber Penularan

Misalnya tanah dan udara. Di tanah terdapat berbagai bibit penyakit seperti misalnya spora dari
basil tetanus (Clostridium tetani), telur dari cacing – cacing (cacing ankylostoma, ascaris dan lain – lain),
yang dapat menimbulkan penyakit pada manusia.

Di udara bebas berterbangan bermacam – macam mikro organisme yang juga dapat
menimbulkan penyakit – penyakit seperti streptococcus, staphylococcus dan lain – lain.

2. Hama Penyakit

Yang dimaksud dengan hama penyakit adalah mikro

organisme yang merupakan penyebab penyakit pada tuan

rumah.

Hama penyakit dapat dibedakan atas 4 golongan sebagai

berikut, yaitu :

 Golongan hewan

a. Protozoa, contohnya Amoeba dysentri, Trypanosoma

gambiense, Plasmodium malariae

b. Cacing – cacing, misalnya Filaria bancrofti,

Ancylostoma duodenale, Taenia solium.

c. Serangga, contohnya Saarcoptes scabii penyebab

penyakit scabies.

 Golongan tumbuh – tumbuhan.

a. Bakteri, misalnya bermacam – macam coccus, basil dan

spirillium.

b. Jamur, contohnya Ptyriasis versicolor penyebab penyakit


panu.

 Golongan virus

misalnya virus DHF, AIDS dan Campak.

 Golongan Rickettsia

misalnya Rickettsia rickettsi penyebab penyakit thypus bercak wabahi.

3. Pintu Keluar

Adalah jalan yang dilalui oleh hama penyakit sewaktu keluar / dikeluarkan dari tubuh tuan
rumah.

Beberapa jenis penyakit infeksi memiliki pintu keluar yang berbeda – beda.

Pintu keluar dapat berupa :

 Alat Pernafasan

Yaitu hidung dan mulut, pada waktu penderita bernafas,

berbicara, batuk, bersin, mengesang dan atau mendahak.

Ini terjadi misalnya pada penyakit TBC paru, influensa dan

difteria.

 Alat Pencernaan Makanan

Dalam hal ini adalah mulut dan anus pada waktu penderita

muntah dan atau berak, misalnya pada penyakit kolera.

 Alat Kencing dan Kelamin

Ini terjadi pada beberapa jenis penyakit kelamin, misalnya

gonorhoea, syphilis, AIDS dan lain – lainnya.

 Luka pada Kulit

Luka pada kulit dapat dibedakan atas 3 macam, yaitu:


a. Luka akibat terjadinya infeksi dan radang pada kulit

Pada luka (ulcus) akibat penyakit syphilis atau penyakit

framboesia hama penyakit dikeluarkan bersama cairan luka

(exudat).

b. Luka akibat gigitan binatang

Melalui gigitan nyamuk, kutu dan pinjal dapat terisap keluar hama

penyakit yang ada dalam darah penderita, misalnya pada penyakit

malaria, typhus bercak pes

c. Luka yang dibuat dengan sengaja

Misalnya luka bekas jarum suntik.Melalui jarum suntik hama

beberapa jenis penyakit dapat juga terbawa keluar, seperti

misalnya pada penyakit hepatitis infectiosa dan AIDS.

4. Cara – Cara Penularan

Adalah proses – proses yang dialami oleh hama penyakit

tersebut sehingga dapat masuk ke dalam tubuh calon

penderita.

Cara – cara penularan tersebut adalah sebagai berikut :

A. Melalui hubungan orang dengan orang (personal

contact)

Personal contact dapat dibedakan atas 5 cara, yaitu :

(1) Kontak fisik, contohnya penularan penyakit syphilis melalui

hubungan seksual.
(2) Melalui tangan yang terkontaminasi, ini dapat terjadi

misalnya pada penyakit kolera, seseorang yang tangannya

terkontaminasi dengan produk si penderita, kemudian makan

tanpa terlebih dahulu membersihkan tangannya.

(3) Melalui benda–benda yang terkontaminasi .

misalnya saputangan, handuk, piring, sendok, gelas dan

sebagainya yang terkontaminasi

(4) Melalui titik ludah (Droplet Infection)

Pada saat penderita bersin, batuk atau berbicara, secara tidak

disadari akan disemprotkan butir – butir yang amat halus dari

ludah dan ingusnya yang mengandung hama penyakit ke udara.

(5) Melalui udara (Air Borne Infection)

B. Melaui Air ( Water Borne Infection )

Penularan umumnya terjadi akibat orang mengkonsumsi

air yang telah tercemar oleh faeces manusia, tanpa direbus atau diproses terlebih dahulu
(faecal-oral infection).

C. Melalui Makanan (Food Borne Infection)

Penularan dapat terjadi karena

- Makanan telah tercemar dengan hama penyakit akibat

diproses oleh orang yang sedang menderita sakit atupun carrier.

- Makanan tercemar oleh hama penyakit tersebut dengan

perantaraan lalat.

- Bahan makanan yang dimakan mentah tidak dicuci terlebih dahulu dengan sempurna sebelum
dikonsumsi.

E. Melalui Alat – Alat Kedokteran Yang Tidak Steril


Penularan terjadi misalnya karena jarum bekas menyuntik orang

lain yang tidak steril , digunakan kembali tanpa disterilkan.

Penyakit – penyakit yang dapat menular dengan cara demikian

misalnya penyakit hepatitis infectiosa dan AIDS.

Untuk menghindarkan terjadinya penularan penyakit dengan cara

demikian, dewasa ini telah banyak digunakan disposable syringe

atau disposable needela, yaitu jarum suntik dan pengisapnya

yang sekali pakai harus dibuang.

5. Pintu Masuk

Adalah bagian – bagian badan yang dilalui oleh hama penyakit

sewaktu masuk ke dalam tubuh calon penderita.

Pintu masuk itu umumnya sama dengan pintu keluar, yaitu ;

1. Alat Pernafasan

2. Alat Pencernaan Makanan

3. Alat Kencing dan Kelamin

4. Luka pada Kulit

6. Kerentanan

Adalah kesediaan dari tubuh calon tuan rumah untuk menjadi sakit. Tanpa adanya kerentanan
maka calon tuan rumah tersebut akan tetap sehat meskipun mendapat penularan hama penyakit.

Dalam kenyataan hidup sehari – hari meskipun kita dikelilingi dan

diserang oleh hama penyakit yang tidak terhitung jumlahnya, kita tidak

selalu jatuh sakit.

Hal ini disebabkan oleh adanya mekanisme pertahanan

tubuh yang dapat dibedakan atas 2 macam, yaitu :


A. Pertahanan Tubuh Umum :

1. Pertahanan tingkat pertama :

• kulit yang utuh

• mukosa yang utuh

• kuku

• rambut

• bulu hidung

• ekskresi tubuh

2. Pertahanan tingkat kedua :

• tonsil

• hati

• limpa

• kelenjar lymphe

B. Pertahanan Tubuh Khusus :

1. Yang bersifat seluler :

• antibodi

• leukositosis

• pagositosis

2. Yang berifat hormonal :

(a) Bawaan yaitu konstitusi tubuh dan genetik tubuh

(b) Didapat :

Bersifat aktif

Buatan : immunisasi

Alamiah : sembuh dari sakit


Bersifat pasif :

Buatan : pemberian serum

Alamiah : diperoleh dari ibu

Pemberantasan dan Pencegahan Penyakit

 Kegiatan – Kegiatan Dalam Pemberantasan Penyakit Menular

Kegiatan yang dilaksanakan dalam rangka pemberantasan

penyakit menular baik yang termasuk golongan penyakit wabah

maupun tidak dapat dibedakan atas tiga macam, yaitu :

Kegiatan yang ditujukan untuk pencegahan :

 Upaya menemukan kasus ( case finding ), baik secara aktif maupun pasif.

 Melaksanakan imbunisasi untuk penyakit – penyakit menular tertentu.

 Upaya pemberantasan vector termasuk tikus,

 Upaya perbaikan kesehatan lingkungan : pembuangan faeces, sampah danlimbah serta


penyediaan air bersih.

 Pemberian penyuluhan kesehatan kepada masyarakat.

Kegiatan yang ditujukan untuk penderita ( case holding ) :

 Isolasi penderita : diangkut dan dirawat ditempat perawatan khusus ( di puskesmas


atau rumah sakit )

 Upaya pengobatan penderita semenjak dini.

 Desinfeksi atau pemusnahan produk penderita dan barang – barang yang dapat menjadi
sarana penularan.

 Mengambil dan mengirim bahan / sample untuk diperiksa di laboratorium.

 Penangan khusus terhadap jenazah akibat wabah ( perawatan, pengangkutan dan


pemakamannya )

 Melaksanakan penyelidikan epidemiologis ( asal / sumber infeksi, cara dan luasnya


penularan dan sebagainya )
 Upaya surveillance, yaitu pengamatan dalam rangka nemenukan mengobati penderita
baru, kontak person dan carrier.

 Upaya karantina jika kasusnya termasuk penyakit karantina.

Kegiatan Pencatatan dan Pelaporan

 Mencatat semua kasus penyakit menular yang terjadi.

 Menyusun dan mengirimkan laporan kepada instansi atasannya. Dalam kasus penyakit
wabah, laporan berbentuk :

 Laporan berkala mingguan

 Laporan berkala bulanan

 Laporan khusus apabila ada kejadian luar biasa atau wabah

 Laporan khusus apabila ada kematian akibat penyakit wabah

 Menyajikan hasil kerja yang telah dicapa dalam bentuk grafik untuk
memudahkan pemantauan.

JENIS

Epidemiologi Deskriptif

 Berkaitan dengan frekuensi dan distribusi suatu penyakit atau masalah kesehatan dalam
masyarakat.

 Epidemiologi Deskriptif mampu menjawab

 Who (Siapa)

 Umur, jenis kelamin, suku, agama, pendidikan, pekerjaan dan pendapatan.

 Where (dimana)

 Kota, desa, pantai, pegunungan, daerah pertanian, Industri.

 When (Kapan)

 Jam, hari, minggu, bulan, tahun, musim,

STUDI DESKRIFTIF
Adalah : Penggambaran pola distribusi

penyakit dan determinan penyakit menurut

orang, Waktu & tempat

Pengamatan dibagi 2 kategori:

1. Unit Pengamatan populasi

a. Studi Korelasi

b. Time Series (rangkaian Berkala)

2. Unit pengamatan Individu

a. Laporan Kasus (case report)

b. Survai (telepon, pos ,personal )

EPIDEMIOLOGI ANALITIK

 Berkaitan dengan upaya epidemiologi untuk menganalisis faktor-faktor masalah kesehatan

 Diharapkan mampu menjawab pertanyaan WHY, atau penyebab masalah kesehatan

c. Epidemiologi Eksperimental

 Pembuktian bahwa suatu faktor sebagai penyebab terjadinya faktor luaran di uji
kebenarannya dengan percobaan atau eksperimen.

 Ekperimen dilakukan terhadap komunitas dan laboratorium

 Penelitian ini akan menjawab pertanyaan HOW.

Dengan perantaraan udara / angin baik itu droplet nuclei maupun debu yang terkontaminasi itu
akan dapat tersebar sampai jauh, dan akan dapat menimbulkan penularan pada orang banyak melalui
pernafasan.

Anda mungkin juga menyukai