Anda di halaman 1dari 580

ht

tp
:\\
w
w
w
.b
an
te
n.
bp
s.
go.
id
ht
tp
:\\
w
w
w
.b
an
te
n.
bp
s.
go
.id
id
BANTEN

.
go
s.
DALAM ANGKA
bp
n.
te

Banten in Figures
an
.b

2010
w
w
w
:\\
tp
ht
BANTEN DALAM ANGKA 2010
BANTEN IN FIGURES 2010

ISBN : 1102001.36
Katalog BPS / BPS Catalogue : 978-979-1426-55-8

Ukuran buku / Book size : 6,5 “ x 8,5 “


Jumlah halaman / Number of pages : 491 + lxxxiv

id
.
go
Naskah / Manuscript :
BPS Provinsi Banten

s.
BPS - Statistics of Banten Province
bp
n.
Penyunting / Editor :
te

Bidang Neraca Wilayah dan Analisis Statistik


an

Regional Accounts and Statistical Analysis Division


.b

Gambar Kulit / Cover Design :


w

Bidang Integrasi Pengolahan dan Diseminasi Statistik


w

Integration of Data Processing and Statistical Dissemination Division


w
:\\

Grafik / Figures :
tp

Bidang Neraca Wilayah dan Analisis Statistik


ht

Regional Accounts and Statistical Analysis Division

Diterbitkan oleh / Published by :


BPS Provinsi Banten
BPS - Statistics of Banten Province

Boleh dikutip dengan menyebut sumbernya


May be cited with reference to the source
LEGENDA :

.id
go
s.
bp
n.
te
an
.b
w
w
w
:\\
tp
ht

Peta Administrasi Provinsi Banten


Administration Map of Banten Province
ht
tp
:\\
w
w
w
.b
an
te
n.
bp
s.
go
.id
. id
go
s.
bp
n.
te
an
.b
w
w
w
:\\
tp
ht

Lambang Provinsi Banten


Symbol of Banten Province
ht
tp
:\\
w
w
w
.b
an
te
n.
bp
s.
go
.id
BENTUK, UKURAN DAN ARTI LAMBANG
PROVINSI BANTEN

Lambang daerah berbentuk perisai dengan warna dasar hijau, didalamnya


terdapat gambar unsur-unsur lambang dan tulisan “BANTEN”, serta didesain
pita berwarna kuning dengan tulisan “IMAN TAQWA” .
Lambang daerah terdiri dari 2 (dua) bagian perincian sebagai berikut :
a. Bentuk Gambar terdiri dari :

id
1. Kubah Mesjid, melambangkan kultur masyarakat Banten yang agamis.

.
go
2. Bintang Ilahi, Pengejawantahan Pancaran Semangat Keyakinan yang

s.
menyinari seluruh jiwa masyarakat Banten.

bp
3. Menara Mesjid Agung Banten bertingkat dua berwarna putih dengan
n.
Memolo berwarna merah, menjulang tinggi ke angkasa, melambangkan
te

masyarakat Banten mempunyai semangat yang tinggi untuk


an

mewujudkan masyarakat madani, serta adanya tujuan mulia yang


.b

senantiasa berpedoman pada petunjuk Allah Swt, Menara Mesjid Agung


w

juga melambangkan Budaya dan Historis Banten yang kokoh pada


w

pendirian zaman kesultanan.


w
:\\

4. Gapura kaibon berwarna putih, melambangkan daerah Provinsi Banten


tp

sebagai pintu gerbang peradaban dunia dan pintu gerbang perekonomian


ht

dan lalu lintas internasional menuju era globalisasi.


5. Padi berwarna kuning berjumlah 17 (tujuh belas) dan kapas berwarna
putih berjumlah 8 (delapan) tangkai, 4 (empat) kelopak berwarna coklat,
5 (lima) kuntum bunga melambangkan Provinsi Banten merupakan
daerah agraris yang cukup sandang, pangan, jumlah padi dan kapas
menunjukkan hasil Proklamasi Republik Indonesia 17 Agustus 1945.

Banten dalam Angka 2010 vii


MEANING OF SYMBOL

6. Gunung berwarna hitam, melambangkan kekayaan sumber daya alam


dan tekstur tanah yang agak bergelombang tidak merata terdiri dari
dataran rendah dan pegunungan.
7. Badak Bercula Satu berwarna hitam, adalah satwa langka satu-satunya
yang dilindungi dunia, melambangkan masyarakat yang pantang
menyerah dalam menegakan kebenaran dan dilindungi oleh hukum.
8. Laut berwarna biru dengan gelombangnya yang berwarna putih
berjumlah 17 (tujuh belas) melambangkan daerah maritim yang kaya

id
dengan potensi lautnya, mencerminkan historis dan peluang ke depan

.
go
Banten sebagai Bandar Samudera Perdagangan Internasional serta

s.
mengandung makna kedalaman jiwa, keluasan wawasan dan

bp
pandangan, muara tempat berlindungnya masyarakat Banten.
n.
9. Roda gerigi berwarna abu-abu berjumlah 10 (sepuluh), melambangkan
te

orientasi semangat kerja pembangunan serta menunjukkan sektor


an

industri.
.b

10. Dua garis Marka, Landasan Pacu Bandara Soekarno Hatta berwarna
w

putih dan 3 (tiga) Lampu Pemandu (Beacon Light) berbentuk bulatan


w

berwarna kuning melambangkan pemacu semangat untuk mencapai


w
:\\

cita-cita. Makna yang terkandung dalam angka 8 (delapan), 9


tp

(sembilan) dan 10 (sepuluh) mempunyai arti lahirnya Propinsi Banten


ht

yang ditetapkan dan diundangkannya Undang-undang Nomor 23 tahun


2000, tentang pembentukan Propinsi Banten, pada tanggal 17 Oktober
2000.
11. Pita berwarna kuning sebagai pengikat, melambangkan betapa indah
dan kuatnya ikatan persatuan dan kesatuan dalam integritas dan
heteroginitas masyarakat Banten.

viii Banten in Figures 2010


ARTI LAMBANG

12. Semboyan Lambang daerah “IMAN TAQWA” sebagai landasan


pembangunan menuju Banten Mandiri, maju dan sejahtera
(Darussalam).

b. Makna Warna Lambang :


1. Warna merah, melambangkan keberanian yang didasari kebenaran.
2. Warna putih, melambangkan kesucian, kebijaksanaan dan kearifan.
3. Warna Kuning, melambangkan Kemuliaan, warna jiwa, lambang

id
cahaya dan kebahagiaan, lambang kejayaan dan keluhuran budi.

.
go
4. Warna hitam, melambangkan keteguhan, kekuatan dan ketabahan hati.

s.
5. Warna abu-abu, melambangkan ketabahan.

bp
6. Warna biru, melambangkan kejernihan, warna laut melambangkan
n.
kedamaian, ketenangan.
te

7. Warna hijau, melambangkan kesuburan.


an

8. Warna coklat, melambangkan kemakmuran.


.b
w
w
w
:\\
tp
ht

Banten dalam Angka 2010 ix


MEANING OF SYMBOL

SHAPE, SIZE, AND THE MEANING OF


BANTEN PROVINCE SYMBOLS

Regional symbols has shape a shield with intrinsic green, inside the
symbols has picture of element and autograph “BANTEN” and at the yellow
tape has autograph “IMAN TAQWA”.

Regional Symbols have 2 (two) part:

id
a. Shape of picture :

.
go
1. Dome of Mosque; typify of Banten people that religious.

s.
2. Star of God, express the spirit that shining the soul of Banten people.

bp
3. Great tower of Mosque of Banten with two terrace, express Banten
n.
people have highest spirit to realize madani people, and objective which
te

always constantly with percept Allah Swt. The tower of mosque also
an

typify culture and history of Banten that staple at opinion of kingdom era
.b

(kesultanan)
w

4. White Kaibon Stone, typify of Banten Province area is the first port of
w

world culture and economic, and international traffic to global era.


w
:\\

5. 17 yellow paddy’s and 8 white cottons, typify Banten Province is an


tp

agriculture area that adequate, cloths, food, amount of paddy’s and


ht

cottons evince outcome declaration of Republic of Indonesia, August 17,


1945.
6. Black grey mountain, typify the natural resources and texture of land that
quite surge legible prevail.
7. One-horned rhinoceros is the one of wild animal whose protected in the
world, typifies the people never surrender in justice the trough and
protected by the law.

x Banten in Figures 2010


ARTI LAMBANG

8. Blue ocean with 17 white long wave, typify marine area that affluent of
ocean resources reflects the history and advantage in the future of
Banten as a port of international trade.
9. 10 grey of gear, typify orientation of working spirit and evince
industries sectors.
10. 2 line mark, runways of Soekarno Hatta airport with colored white, and
3 Beacon light with colored yellow, typify basic spirit for gain aspire.
The number of 8, 9, and 10 have meaning of institution of Banten

id
Province has ever born at October 17, 2000 that legitimated with Act

.
go
Number 23 year 2000.

s.
11. Yellow tape as a union, typify as mansion as beauty and tightly of unity

bp
of integrate and heterogeneous of Banten people.
n.
12. Word of symbols “IMAN TAQWA” as anvil foundation to gain Banten,
te

onward and welfare (Darussalam).


an
.b

b. The meaning of symbol colors :


w

1. Red, typify courage base on by the truth.


w

2. White, typify the purification, wise and tactful.


w
:\\

3. Yellow, typify distinction, symbol of shine and happiness,


tp

glory and intelligent.


ht

4. Black, typify strengthen, strongly and resoluteness.


5. Grey, typify firmness
6. Blue, typify clarity, ocean color are symbol of reconcilement
and calm.
7. Green, typify fertile.
8. Brown, typify prosperity

Banten dalam Angka 2010 xi


ht
tp
:\\
w
w
w
.b
an
te
n.
bp
s.
go
.id
id
.
go
s.
bp
n.
te
an
.b
w
w
w
:\\
tp
ht

Hj. Ratu Atut Chosiyah, SE.


Gubernur Banten
ht
tp
:\\
w
w
w
.b
an
te
n.
bp
s.
go
.id
id
.
go
s.
bp
n.
te
an
.b
w
w
w
:\\
tp
ht

Drs. H. Mohammad Masduki, M.Si.


Wakil Gubernur Banten
ht
tp
:\\
w
w
w
.b
an
te
n.
bp
s.
go
.id
KATA SAMBUTAN
GUBERNUR BANTEN

Assalaamu’alaikum Warohmatullaahi Wabarokaatuh.

Provinsi Banten terbentuk pada bulan Oktober 2000 merupakan


provinsi yang tergolong muda di Indonesia. Untuk itu penerbitan publikasi

id
Banten Dalam Angka (BDA) 2010 menjadi sangat penting dan bermanfaat

.
go
dalam melihat potensi yang dimiliki serta kemajuan yang telah dicapai. Oleh
karena itu penerbitan buku ini harus mendapat dukungan semua pihak.

s.
Publikasi ini bukan saja bermanfaat bagi perencanaan pembangunan,

bp
namun juga bagi para peneliti, investor dan pengguna lainnya. Mengingat
kesinambungan penyajian buku ini dari tahun ke tahun perlu dijaga, maka saya
n.
menghimbau kepada semua pihak untuk menggunakan data pada Banten Dalam
te

Angka 2010 ini sebagai acuan pengambilan kebijakan. Buku ini agar digunakan
an

sebagai rujukan, karena data bersumber dari berbagai instansi dan lembaga di
Banten.
.b

Akhirnya, saya mengharapkan agar kegiatan pengumpulan data di


w

setiap aspek pembangunan lebih ditingkatkan lagi. Pemerintah senantiasa


w

berkepentingan memiliki data yang benar untuk diinformasikan kepada


w

masyarakat dan instansi yang memerlukannya. Terima kasih saya ucapkan


:\\

kepada BPS Provinsi Banten yang telah mewujudkan terbitan ini.


tp

Sekian dan terima kasih.


ht

Wassalaamu’alaikum Warohmatullaahi Wabarokaatuh.

Serang, September 2010


Gubernur Banten,

Hj. Ratu Atut Chosiyah

Banten dalam Angka 2010 xvii


GOVERNOR OF BANTEN
FOREWORD

The province of Banten has been formed at October 2000. We have


many challenges to be faced for making of Banten people’s welfare becoming
much better. Therefore, the publication of Banten in Figures 2010 is very
important and useful to find out the potential that Banten has, and evaluating

id
the progress that has been achieved. Because of that, everybody has to support

.
go
this publication.
This book is not only useful for the planner in the government

s.
institutions, but also useful for anyone who needs, it such as researchers,

bp
investors and other users. We need to keep this book published sustainable for
the year as a serial publication. I strongly recommended to any institutions to
n.
use this publication as one of the matter for decision-making. The data in this
te

book has been collected from any institutions and parties that can be used as a
an

reference.
.b

I do hope that data collection activity in all aspects should be done


continuously, so the government always has the reliable data that can be
w

informed and shared to people and institutions. Finally, I would like to thanks
w

to BPS-Statistics of Banten Province who have done in the making of this book.
w
:\\
tp

Serang, September 2010


ht

Gubernur Banten,

Hj. Ratu Atut Chosiyah

xviii Banten in Figures 2010


PENGANTAR

Banten Dalam Angka adalah publikasi tahunan Badan Pusat Statistik


(BPS) Provinsi Banten yang komprehensif. Publikasi ini menyajikan beraneka
jenis data dari berbagai bidang. Buku ini dimaksudkan untuk memberikan
gambaran umum tentang keadaan geografis dan iklim di Provinsi Banten, ciri

id
dan keadaan sosial ekonomi penduduk, serta kondisi sosial dan perekonomian

.
Provinsi Banten.

go
s.
Publikasi ini disempurnakan secara bertahap baik kualitas maupun

bp
kuantitas. Namun demikian kualitas data sangat berkaitan dengan ketersediaan
n.
data di masing-masing dinas dan instansi sebagai nara sumber.
te
an

Kami sadari bahwa publikasi ini masih jauh dari sempurna, sehingga
saran dan kritik dari berbagai pihak sangat kami harapkan.
.b
w

Atas perhatian Pemerintah Provinsi Banten serta respon dinas dan


w

instansi sehingga publikasi ini dapat diterbitkan, kami menyampaikan terima


w

kasih. Kami berharap publikasi ini dapat dimanfaatkan terutama bagi


:\\

kesejahteraan masyarakat Banten.


tp
ht

Serang, September 2010


Badan Pusat Statistik Provinsi Banten
Kepala,

Ir. Nanan Sunandi, M.Sc.


NIP. 19530801 197503 1 002

Banten dalam Angka 2010 xix


PREFACE

Banten in Figure is a comprehensive publication, published by BPS –


Statistics of Banten Province. This publication presents collection of data from
various fields. This book is aimed at providing general picture of geographic
and climate, socio-economic characteristics of the population, as well as social
and economic conditions of Banten Province.

. id
go
This publication gradually improved both in quality and quantity of
data. Nevertheless quality of data depend on scarcity data in each agency and

s.
institution. Comments and suggestions to improve the contents of this book are

bp
always welcome. n.
Taking of this opportunity, I would like to express my deepest gratitude
te

to Government of Banten Province for special attention and all agencies/


an

institutions in Banten have already given responsiveness so this publication can


.b

be published. I hope this publication will beneficial primarily for welfare of


w

Banten society in the future.


w
w
:\\
tp

Serang, September 2010


ht

BPS – Statistics of Banten Province


Chief,

Ir. Nanan Sunandi, M.Sc.


NIP. 19530801 197503 1 002

xx Banten in Figures 2010


DAFTAR ISI / CONTENTS

Halaman
Page

Peta Administrasi Provinsi Banten / Administration Map of Banten Province .................... iii
Lambang Daerah / Regional Symbol .................................................................................... v
Foto Gubernur / Photograph of the Governor xiii
Foto Wakil Gubernur / Photograph of the Vice Governor xv
Sambutan / Foreword xvii
Kata Pengantar / Preface xix

id
Daftar Isi / Contents xxi

.
go
Daftar Gambar / List of Figures xxiii

s.
Daftar Tabel / List of Tables xxvii

bp
Penjelasan Umum / Explanatory Notes xlix
Sejarah Singkat Banten / Brief History of Banten Province li
n.
Undang-Undang No.16 Tahun 1997 Tentang Statistik lv
te

Republic of Indonesia Law of No. 16 of 1997 on Statistics


an

Indikator Kunci / Key Indicators 1


.b

1. Kondisi Geografis / Geographical Condition 3


w

2. Keadaan Iklim / Climate Condition 21


w

3. Pemerintahan / Government 33
w

4. Penduduk dan Tenaga Kerja / Population and Employment 57


:\\

5. Sosial / Social 87
tp

6. Pertanian / Agriculture 163


ht

7. Industri, Energi dan Air Minum / 227


Manufacturing Industry, Energy, and Water Supply
8. Perdagangan / Trade 255
9. Transportasi dan Komunikasi / Transportation and Communication 287
10. Hotel, Restoran dan Pariwisata / Hotel, Restaurant, and Tourism 327
11. Keuangan dan Harga - Harga / Finance and Prices 343
12. Pengeluaran dan Konsumsi / Expenditure and Comsumption 439
13. Pendapatan Regional / Regional Income 465

Banten dalam Angka 2010 xxi


ht
tp
:\\
w
w
w
.b
an
te
n.
bp
s.
go
.id
DAFTAR GRAFIK / LIST OF FIGURES

Halaman
Page

1.1. Persentase Luas Daerah Kabupaten/Kota di Provinsi Banten, 2009


Percentage Area of Regencies/Municipalities in Banten Province, 2009 ..................... 8
2.1. Curah Hujan dan Hari Hujan Bulanan di Provinsi Banten, 2009
Rainfall and Rainy Days by Month in Banten Province, 2009 ..................................... 27
2.2. Rentang Suhu Udara dan Suhu Udara Rata-rata di Provinsi Banten (oC), 2009
Temperature Range and Average Temperatures
in Banten Province (oC), 2009 ...................................................................................... 27
3.1. Persentase Jumlah Pegawai Negeri Sipil Daerah di Lingkungan Pemerintahan
Provinsi Banten Menurut Tingkat Pendidikan, 2009
Percentage of Civil Servants of Banten Province Government

id
by Educational Level, 2009 .......................................................................................... 39

.
3.2. Jumlah Anggota DPRD Kabupaten/Kota Menurut Jenis Kelamin

go
di Provinsi Banten, 2009
Number of Regency/Municipality Parliament Members by Sex

s.
in Banten Province, 2009 .............................................................................................. 39

bp
4.1. Distribusi Persentase Penduduk Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Banten, 2009
Percentage Distribution of Population by Regency/Municipality
n.
in Banten Province, 2009 .............................................................................................. 68
te

4.2. Laju Pertumbuhan Penduduk Menurut Kabupaten/Kota


di Provinsi Banten (persen), 2000 – 2009
an

Population Growth Rate by Regency/Municipality


in Banten Province (percent), 2000 – 2009 ................................................................... 68
.b

4.3. Persentase Penduduk Berumur 15 Tahun Ke Atas Menurut Jenis Kegiatan, 2009
Percentage of Population 15 Years Of Age and Over by Type of Activity, 2009 ......... 69
w

4.4. Persentase Penduduk Berumur 15 Tahun Ke Atas yang Bekerja


w

Menurut Lapangan Pekerjaan Utama, 2009


w

Percentage of Population 15 Years Of Age and Over who Worked


by Main Industry, 2009 ................................................................................................. 69
:\\

5.1. Angka Partisipasi Sekolah (APS) Menurut Jenis Kelamin dan Kelompok Umur
tp

di Provinsi Banten, 2009


School Enrollment Ratio by Sex and Age Group in Banten Province, 2009 ................ 99
ht

5.2. Persentase Penduduk Usia 10 Tahun ke Atas Menurut Pendidikan Yang Ditamatkan
di Provinsi Banten, 2009
Percentage of Population 10 Years of Age and Over by Educational Attainment
in Banten Province, 2009 ............................................................................................. 99
5.3. Jumlah Rumah Sakit dan Puskesmas Menurut Kabupaten/Kota
di Provinsi Banten, 2009
Number of Hospitals and Public Health Center by Regency/Municipality
in Banten Province, 2009 .............................................................................................. 100
5.4. Persentase Balita Menurut Penolong Kelahirana di Provinsi Banten, 2008-2009
Percentage of Children Under Five Years by Birth Attendant in Banten Province,
2008-2009 ...................................................................................................................... 100
5.5. Persentase Rumah Tangga Menurut Kabupaten/Kota dan Status Penguasaan Tempat
Tinggal di Provinsi Banten, 2009
Percentage of Household by Regency/Municipality and Dwelling Occupancy Status
in Banten Province, 2009 .............................................................................................. 101

Banten dalam Angka 2010 xxiii


LIST OF FIGURES

5.6. Persentase Penduduk Menurut Agama di Provinsi Banten, 2009


Percentage of Population by Religion in Banten Province, 2009 ................................. 101
5.7. Jumlah Jamaah Haji Menurut Kabupaten/Kota dan Jenis Kelamin
di Provinsi Banten, 2009
Number of Pilgrims by Regency/Municipality and Sex in Banten Province, 2009 ....... 101
5.8. Banyaknya Tindak Kejahatan Yang Terjadi Menurut Jenis Kejahatan
di Provinsi Banten, 2009
Number of Crimes Commited by Type of Crime in Banten Province, 2009 ................. 102
6.1. Luas Panen dan Produksi Padi (Padi Sawah dan Padi Ladang)
Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Banten (ha, ton), 2009
Harvested Area and Production of Paddy (Wetland and Dryland)
by Regency/Municipality in Banten Province (ha, ton), 2009 ....................................... 178
6.2. Jumlah Pohon dan Produksi Melinjo di Provinsi Banten (ton), 2009
Production of Melinjo (Genetum Gnemon) in Banten Province (ton), 2009 ................. 178

id
6.3. Persentase Luas Areal Tanaman Karet Menurut Kepemilikan

.
go
di Provinsi Banten, 2009
Percentage of Rubber Estate Area by Ownership in Banten Province, 2009 ............... 179

s.
6.4. Produksi dan Nilai Produksi Kayu Jati dan Rimba di Provinsi Banten (m3),
2005-2009

bp
Production and Value of Jati and Rimba Woods in Banten Province (m3),
2005-2009 ..................................................................................................................... 179
n.
6.5. Produksi Telur Unggas di Provinsi Banten (ton), 2009
te

Production of Poultry Eggs in Banten Province (ton), 2009 ......................................... 180


an

6.6. Produksi Perikanan Budidaya Menurut Jenis Budidaya


di Provinsi Banten (ton), 2009
Production of Fish Culture Households by Type of Culture
.b

in Banten Province (tons), 2009 .................................................................................... 180


w

7.1. Persentase Nilai Tambah Bruto (NTB) Industri Besar dan Sedang
w

Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Banten, 2009


Percentage of Gross Vakue Added (GVA) of Large and Medium Manufacturing
w

Establishments By Regency/Municipality in Banten Province, 2009 ............................ 238


:\\

7.2. Jumlah Pelanggan Listrik PLN dan Jumlah Enegi Listrik Terjual
tp

di Provinsi Banten, 2007-2009


Number of Customers of PLN and Electrical Energy Sold
ht

in Banten Province, 2007-2009 ..................................................................................... 238


8.1. Nilai Ekspor dan Impor Provinsi Banten (ton), 2008-2009
Volume of Export and Import of Banten Province (ton), 2008-2009 ............................ 263
8.2. Persentase Nilai Ekspor Banten Menurut Pelabuhan Asal (persen), 2008-2009
Percentage of Banten Export Values by Origin Port (percent), 2008-2009 ................. 263
8.3. Lima Negara Eksportir Terbesar Provinsi Banten (juta US$), 2009
Five Largest Exporter Countries for Banten Province (million US$), 2009 ................. 264
8.4. Lima Negara Importir Terbesar Provinsi Banten (juta US$), 2009
Five Largest Importer Countries for Banten Province (million US$), 2009 ................. 264
9.1. Persentase Jalan Provinsi dan Nasional di Provinsi Banten
Menurut Kondisi Jalan, 2009
Percentage of National and Provincial Authority Road in Banten Province
by Road Condition, 2009 ............................................................................................... 293

xxiv Banten in Figures 2010


DAFTAR GRAFIK

9.2. Realisasi Volume Penumpang Kereta Api Bulanan di Provinsi Banten, 2009
Monthly Realization of Rail Transportation Passengers in Banten Province, 2009 ..... 293
9.3. Banyaknya Penumpang dari Penerbangan Domestik dan Internasional
di Bandara Soekarno-Hatta, 2009
Number of Passengers of International and Domestic Flights
at Soekarno-Hatta Airport, 2009 ................................................................................... 294
9.4. Jumlah Kapal Asing dan Domestik di Pelabuhan Merak, 2009
Number of Indonesian and Foreign Ship in Merak Port, 2009 ..................................... 294
10.1. Rata-Rata Lama Menginap Tamu Hotel di Provinsi Banten, 2009
Average Length of Stay at Hotel in Banten Province, 2009 .......................................... 333
10.2 Jumlah Objek Wisata Menurut Jenis Wisata di Provinsi Banten, 2009
Number of Tourism Objects by Type of Tourism in Banten Province, 2009 ................. 333
11.1 Realisasi Nilai Investasi PMA dan PMDN di Provinsi Banten (juta rupiah),
2008-2009

id
Value of Domestic and Foreign Direct Investment in Banten Province
(million rupiahs), 2008-2009 ......................................................................................... 356

.
go
11.2. Realisasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Provinsi Banten (juta rupiah),
2008-2009

s.
Local Government Budget Realization of Banten Province (million rupiahs),
2008-2009 ..................................................................................................................... 356

bp
11.3. Persentase Realisasi Pendapatan Daerah Provinsi Banten Menurut Jenis Penerimaan,
2008-2009
n.
Percentage of Actual Local Government Receipt of Banten Province
te

by Type of Receipt, 2008-2009 ...................................................................................... 357


11.4. Posisi Simpanan dan Pinjaman Perbankan di Provinsi Banten (juta rupiah),
an

2007-2009
Outstanding Loans and Bank Funds in Banten Province (million rupiahs),
.b

2007-2009 ..................................................................................................................... 357


w

11.5. Komposisi Pinjaman Perbankan di Provinsi Banten Menurut Jenis Penggunaan


(persen), 2007-2009
w

Composition of Bank Loans in Banten Province by Type of Loans (percent),


w

2007-2009 ..................................................................................................................... 358


:\\

11.6. Komposisi Pinjaman Perbankan di Provinsi Banten Menurut Sektor Ekonomi


(persen), 2007-2009
tp

Composition of Bank Loans in Banten Province by Economic Sector (percent),


ht

2007-2009 ..................................................................................................................... 358


11.7. Laju Inflasi Tahun Kalender di Kota Serang, Kota Cilegon dan Kota Tangerang
Menurut Bulan, 2009
Monthly Inflation rate of Calendar Year in Serang City, Cilegon City and
Tangerang City, 2009 .................................................................................................... 359
11.8. Laju Inflasi Tahun Kalender di Banten, Kota Serang, Kota Cilegon dan Kota
Tangerang Menurut Bulan, 2009
Monthly Inflation rate of Calendar Year in Banten, Serang City, Cilegon City and
Tangerang City, 2009 .................................................................................................... 359
11.9. Laju Inflasi Bulan di Provinsi Banten Menurut Daerah Perkotaan dan Perdesaan,
2009
Monthly Inflation rate in Banten Province by Urban and Rural Areas, 2009 .............. 360
11.10 Nilai Tukar Petani (NTP) di Banten Menurut Periode Bulan dan Subsektor, 2009
Farmers Term of Trade in Banten Province by Month and Subsector, 2009 ............... 360

Banten dalam Angka 2010 xxv


LIST OF FIGURES

12.1. Pengeluaran Rata-rata per Kapita Sebulan di Provinsi Banten (rupiah), 2009
Monthly Average per Capita Expenditure in Banten Province (rupiahs), 2009 ......... 446
12.2. Rata-rata Konsumsi Kalori per Kapita Sehari di Provinsi Banten (kkal), 2009
Daily Average per Capita Calory Consumption Banten Province (kkal), 2009 .......... 446
12.3. Rata-rata Konsumsi Protein per Kapita Sehari di Provinsi Banten (gram), 2009
Daily Average per Capita Protein Consumption Banten Province (gram), 2009 ....... 447
12.4. Perkembangan Persediaan Beras di Provinsi Banten (ton), 2009
Trend of Rice Stock in Provinsi Banten (ton), 2009 ..................................................... 447
13.1. Laju Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Banten dan Nasional, 2001-2009
Indonesian and Banten Province Economic Growth Rate, 2001-2009 ........................ 474
13.2. Distribusi Persentase PDRB Provinsi Banten Atas Dasar Harga Berlaku Menurut
Lapangan Usaha, 2008-2009
Percentage Distribution of Gross Domestic Regional Product of Banten Province
At Current Market Prices by Industrial Origin, 2008-2009 ........................................ 474

id
13.3. Distribusi Persentase PDRB Provinsi Banten Atas Dasar Harga Berlaku Menurut

.
Jenis Pengeluan, 2008-2009

go
Percentage Distribution of Gross Domestic Regional Product of Banten Province
At Current Market Prices by Type of Expenditures, 2008-2009 .................................. 475

s.
13.4. Distribusi Persentase PDRB Provinsi Banten Atas Dasar Harga Berlaku Menurut

bp
Kabupaten/Kota, 2008-2009
Percentage Distribution of Gross Domestic Regional Product of Banten Province
n.
At Current Market Prices by Regency/Municipality, 2008-2009 ................................. 475
te
an
.b
w
w
w
:\\
tp
ht

xxvi Banten in Figures 2010


DAFTAR TABEL / LIST OF TABLES

Halaman
Page

1. KONDISI GEOGRAFIS / GEOGRAPHICAL CONDITION

1.1. Luas Daerah Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Banten, 2009


Total Area by Regency/Municipality in Banten Province, 2009 ................................. 9
1.2. Jarak Antar Kota di Provinsi Banten dan Sekitarnya (km)
Distance among Selected Cities in Banten Province and Nearby (km) ....................... 10
1.3. Letak Astronomis Wilayah Provinsi Banten Menurut Kabupaten/Kota
Astronomical Position of Banten Province by Regency/Municipality ......................... 11
1.4. Pulau-pulau yang Berpotensi bagi Provinsi Banten Menurut Kabupaten/Kota
Potential Islands for Banten Province by Regency/Municipality ................................ 12

id
1.5. Nama-nama Sungai di Provinsi BantenMenurut Kabupaten/Kota

.
Name of Rivers in Banten Province by Regency/Municipality .................................... 15

go
s.
2. KEADAAN IKLIM / CLIMATE CONDITION

2.1. Pembagian Wilayah Zona Musim (ZOM) di Provinsi Banten


bp
n.
Zone Division Season in Banten Province ................................................................... 28
2.2. Suhu Udara Maksimum, Rata-rata dan Minimum di Provinsi Banten, 2009
te

Maximum, Average and Minimum Temperature in Banten Province, 2009 .............. 29


an

2.3. Curah Hujan, Hari Hujan dan Kelembaban Relatif di Provinsi Banten, 2009
Rainfall, Rainy Days and Relative Humidity by Month in Banten Province, 2009 ..... 30
.b

2.4. Arah dan Kecepatan Angin Menurut Bulan di Provinsi Banten, 2009
Velocity and Direction of Wind by Month in Banten Province, 2009 ......................... 31
w
w

3. PEMERINTAHAN / GOVERNMENT
w
:\\

3.1. Jumlah Kecamatan, Desa dan Kelurahan di Provinsi Banten, 2009


tp

Number of Districts, Villages and Special Villages in Banten Province, 2009 ........... 40
3.2. Jumlah Desa/Kelurahan Menurut Klasifikasi di Provinsi Banten, 2009
ht

Number of Villages / Special Villages by Classification in Banten Province, 2009 ... 41


3.3. Jumlah Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM) Menurut Kategori
di Provinsi Banten, 2009
Number of Institute For Community Empowerment by Category
in Banten Province, 2009 ............................................................................................ 42
3.4. Jumlah Personil Perlindungan Masyarakat Menurut Kabupaten/Kota
di Provinsi Banten, 2008 – 2009
Number of Civilian Reserve Personnel by Regency/Municipality
in Banten Province, 2008 – 2009 ................................................................................ 43
3.5. Jumlah Pegawai Negeri Sipil Daerah di Lingkungan Pemerintahan
Provinsi Banten Menurut Unit Organisasi dan Jenis Kelamin, 2009
Number of Civil Servants of Banten Province Government
by Name of Organization and Sex, 2009 ..................................................................... 44

Banten dalam Angka 2010 xxvii


LIST OF TABLES

3.6 Jumlah Pegawai Negeri Sipil Daerah di Lingkungan Pemerintahan


Provinsi Banten Menurut Golongan/Ruang dan Jenis Kelamin, 2009
Number of Civil Servants of Banten Province Government
by Grade/Rank and Sex, 2009 ..................................................................................... 46
3.7. Jumlah Pegawai Negeri Sipil Daerah di Lingkungan Pemerintahan Provinsi Banten
Menurut Tingkat Pendidikan dan Jenis Kelamin, 2009
Number of Civil Servants of Banten Province Government
by Educational Level and Sex, 2009 ............................................................................ 47
3.8. Jumlah Pegawai Negeri Sipil Pusat di Luar Pemerintahan Provinsi Banten
Menurut Unit Organisasi dan Jenis Kelamin, 2009
Number of Indonesian Government Civil Servants in Banten Province
by Organization and Sex, 2009 .................................................................................... 48
3.9. Jumlah Pegawai Negeri Sipil Pusat di Luar Pemerintahan Provinsi Banten
Menurut Golongan/Ruang dan Jenis Kelamin, 2009
Number of Indonesian Government Civil Servants in Banten Province

id
by Grade/Rank and Sex, 2009 ..................................................................................... 49

.
go
3.10. Jumlah Pegawai Negeri Sipil Pusat di Luar Pemerintahan Provinsi Banten
Menurut Tingkat Pendidikan dan Jenis Kelamin, 2009

s.
Number of Indonesian Government Civil Servants in Banten Province
by Educational Level and Sex, 2009 ............................................................................ 50

bp
3.11. Jumlah Anggota DPRD Provinsi Banten Menurut Partai dan Jenis Kelamin, 2009
Number of Parliament Members of Banten Province by Party and Sex, 2009 ........... 51
n.
3.12. Jumlah Anggota DPRD Provinsi Banten Menurut Fraksi dan Jenis Kelamin, 2009
te

Number of Parliament Members of Banten Province by Faction and Sex, 2009 ........ 52
3.13. Jumlah Keputusan DPRD Provinsi Banten, 2008-2009
an

Number of Parliament Decrees of Banten Province, 2008-2009 ................................ 53


3.14. Jumlah Anggota DPRD Kabupaten/Kota Menurut Jenis Kelamin
.b

di Provinsi Banten, 2009


w

Number of Parliament Members Regency/Municipality in Banten Province


by Sex, 2009 ................................................................................................................. 54
w

3.15. Jumlah Anggota DPR RI dari Daerah Pemilihan Banten


w

Menurut Partai dan Jenis Kelamin, 2009


Number of Indonesian Parliament Members from the Constituency
:\\

of Banten Province by Party and Sex, 2009 ................................................................ 55


tp
ht

4. PENDUDUK DAN TENAGA KERJA


POPULATION AND EMPLOYMENT

4.1. PENDUDUK / POPULATION


4.1.1. Penduduk dan Rasio Jenis Kelamin Menurut Kabupaten/Kota
di Provinsi Banten, 2009
Population and Sex Ratio by Regency/Municipalityin Banten Province, 2009 ........... 70
4.1.2. Penduduk Menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin di Provinsi Banten, 2009
Number of Population by Age Group and Sex in Banten Province, 2009 ................... 71
4.1.3. Distribusi Persentase Penduduk dan Kepadatan Penduduk Menurut Kabupaten/Kota
di Provinsi Banten, 2008-2009
Percentage Distribution of Population and Population Density
by Regency/Municipality in Banten Province, 2008-2009 .......................................... 72

xxviii Banten in Figures 2010


DAFTAR TABEL

4.1.4. Jumlah Rumahtangga dan Rata-rata Banyaknya Anggota Rumahtangga


Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Banten, 2008-2009
Number of Household and Average Household Size by Regency/Municipality
in Banten Province, 2008-2009 ................................................................................... 73
4.1.5. Penduduk Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Banten, 1961-2009
Population by Regency/Municipality in Banten Province, 1961-2009 ....................... 74
4.1.6. Laju Pertumbuhan Penduduk Menurut Kabupaten/Kota
di Provinsi Banten (persen), 1961 – 2009
Population Growth Rate by Regency/Municipality
in Banten Province (percent), 1961 – 2009 ................................................................. 75

4.2. KETENAGAKERJAAN / EMPLOYMENT


4.2.1. Penduduk 15 Tahun Ke Atas Yang Bekerja, Mencari Pekerjaan dan
Bukan Angkatan Kerja Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Banten, 2009
Number of Population 15 Years of Age and Over Who Worked, Looked for Job,

id
and Not Economically Active by Regency/Municipality in Banten Province, 2009 .... 76

.
4.2.2. Penduduk Usia 15 Tahun Ke Atas Yang Bekerja Menurut Kabupaten/Kota

go
dan Lapangan Usaha Utama di Provinsi Banten, 2009
Population 15 Years of Age and Over Who Worked by Regency/Municipality

s.
and Main Industry in Banten Province, 2009 .............................................................. 77

bp
4.2.3. Penduduk 15 Tahun ke Atas Yang Bekerja Menurut Kabupaten/Kota
dan Jenis Pekerjaan Utama di Provinsi Banten, 2009
n.
Population 15 Years of Age and Over Who Worked by Regency/Municipality
and Type of Primary Job in Banten Province, 2009 ................................................... 78
te

4.2.4. Penduduk 15 Tahun ke Atas Yang Bekerja Menurut Kabupaten/Kota


an

dan Status Pekerjaan Utama di Provinsi Banten, 2009


Population 15 Years of Age and Over Who Worked by Regency/Municipality
.b

and Main Employment Status in Banten Province, 2009 ............................................ 80


4.2.5. Penduduk 15 Tahun ke Atas Yang Bekerja Seminggu Yang Lalu
w

Menurut Kabupaten/Kota dan Jumlah Jam Kerja Seluruhnya


w

di Provinsi Banten, 2009


Population 15 Years of Age and Over Who Worked During The Previous Week
w

by Regency/Municipality and Total Working Hours in Banten Province, 2009 ......... 82


:\\

4.2.6. Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) dan Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja
tp

(TPAK) Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Banten, 2008-2009


Open Unemployment Rate (OURs) and Labor Force Participation Rate (LFPRs)
ht

Population 15 Years of Age and Over by Regency/Municipality


in Banten Province, 2008-2009 ................................................................................... 84
4.2.7. Informasi Ketenagakerjaan Menurut Jenis Kelamin
di Provinsi Banten, 2009
Employment Information by Sex in Banten Province, 2009 ........................................ 85

5. SOSIAL / SOCIAL

5.1. PENDIDIKAN / EDUCATION


5.1.1. Angka Partisipasi Sekolah (APS) Menurut Jenis Kelamin dan Kelompok Umur
di Provinsi Banten, 2008-2009
School Enrollment Ratio by Sex and Age Group in Banten Province, 2008-2009 ...... 103

Banten dalam Angka 2010 xxix


LIST OF TABLES

5.1.2. Jumlah Sekolah, Murid dan Guru Taman Kanak-kanak (TK)


Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Banten, 2009/2010
Number of Schools, Students, and Teachers in Kindergarten
by Regency/Municipality in Banten Province, 2009/2010 .......................................... 104
5.1.3. Jumlah Sekolah, Murid dan Guru Sekolah Dasar (SD) Menurut Kabupaten/Kota
di Provinsi Banten, 2009/2010
Number of Schools, Students, and Teachers in Primary Schools
by Regency/Municipality in Banten Province, 2009/2010 .......................................... 105
5.1.4. Jumlah Sekolah, Murid dan Guru Sekolah Menengah Pertama (SMP)
Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Banten, 2009/2010
Number of Schools, Students, and Teachers in Junior High Schools
by Regency/Municipality in Banten Province, 2009/2010 .......................................... 106
5.1.5. Jumlah Sekolah, Murid dan Guru Sekolah Menengah Atas (SMA)
Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Banten, 2009/2010
Number of Schools, Students, and Teachers in Senior High Schools

id
by Regency/Municipality in Banten Province, 2009/2010 .......................................... 107

.
5.1.6. Jumlah Sekolah, Murid dan Guru Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)

go
Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Banten, 2009/2010
Number of Schools, Students, and Teachers in Senior Vocational High Schools

s.
by Regency/Municipality in Banten Province, 2009/2010 .......................................... 108

bp
5.1.7. Jumlah Sekolah, Murid dan Guru Raudhatul Athfal (RA)/Bustanul Athfal (BA)
Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Banten, 2009/2010
n.
Number of Schools, Students, and Teachers in Islamic Kindergarten
by Regency/Municipality in Banten Province, 2009/2010 .......................................... 109
te

5.1.8. Jumlah Sekolah, Murid dan Guru Madrasah Ibtidaiyah (MI)


an

Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Banten, 2009/2010


Number of Schools, Students, and Teachers in Islamic Primary Schools
.b

by Regency/Municipality in Banten Province, 2009/2010 .......................................... 110


5.1.9. Jumlah Sekolah, Murid dan Guru Madrasah Tsanawiyah (MTs)
w

Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Banten, 2009/2010


w

Number of Schools, Students, and Teachers in Islamic Junior High Schools


by Regency/Municipality in Banten Province, 2009/2010 .......................................... 111
w

5.1.10 Jumlah Sekolah, Murid dan Guru Madrasah Aliyah (MA)


:\\

Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Banten, 2009/2010


tp

Number of Schools, Students, and Teachers in Islamic Senior High Schools


by Regency/Municipality in Banten Province, 2009/2010 .......................................... 112
ht

5.1.11 Jumlah Lembaga, Santri dan Guru Pondok Pesantren Salafiyah Murni
Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Banten, 2009/2010
Number of Institutions, Students, and Teachers in Traditional Islamic Boarding
Schools by Regency/Municipality in Banten Province, 2009/2010 ............................. 113
5.1.12 Jumlah Perguruan Tinggi Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Banten, 2009
Number of Universities by Regency/Municipality in Banten Province, 2009 ............. 114
5.1.13 Persentase Penduduk Usia 10 Tahun ke Atas Menurut Kabupaten/Kota
dan Pendidikan Yang Ditamatkan di Provinsi Banten, 2009
Percentage of Population Aged 10 Years and Over by Regency/Municipality
and Educational Attainment in Banten Province, 2009 .............................................. 115
5.1.14 Penduduk Usia 10 Tahun ke Atas Menurut Kabupaten/Kota dan Kepandaian
Membaca dan Menulis di Provinsi Banten, 2009
Population 10 Years of Age and Over by Regency/Municipality and Reading and
Writing Ability in Banten Province, 2009 .................................................................... 117

xxx Banten in Figures 2010


DAFTAR TABEL

5.2. KESEHATAN DAN KELUARGA BERENCANA


HEALTH AND FAMILY PLANNING
5.2.1. Jumlah Rumah Sakit dan Puskesmas Menurut Kabupaten/Kota
di Provinsi Banten, 2009
Number of Hospitals and Public Health Center by Regency/Municipality
in Banten Province, 2009 ............................................................................................ 118
5.2.2. Jumlah Dokter Rumah Sakit Umum dan Puskesmas Menurut Kabupaten/Kota
di Provinsi Banten, 2009
Number of Medical Doctors at Public Hospital and Health Center
by Regency/Municipality in Banten Province, 2009 .................................................... 119
5.2.3. Cakupan Imunisasi Bayi Menurut Kabupaten/Kota dan Jenis Imunisasi
di Provinsi Banten, 2009
Infant Immunization Coverage by Regency/Municipality and Type of Immunization
in Banten Province, 2009 ............................................................................................ 120

id
5.2.4. Persentase Balita Menurut Kabupaten/Kota dan Penolong Persalinan
di Provinsi Banten, 2009

.
go
Percentage of Children Under Five Years by Regency/Municipality and
Birth Attendant in Banten Province, 2009 ................................................................... 121

s.
5.2.5. Jumlah Tenaga Kesehatan Selain Dokter di Puskesmas dan Rumah Sakit Umum
Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Banten, 2009

bp
Number of Health Professionals Other Than Doctor at Public Health Center
and Government Hospital by Regency/Municipality in Banten Province, 2009 ......... 122
n.
5.2.6. Jumlah Penyalur Obat Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Banten, 2009
te

Number of Drug Distributors by Regency/Municipality in Banten Province, 2009 .... 124


5.2.7. Jumlah Akseptor Keluarga Berencana Menurut Kabupaten/Kota dan Alat/Cara
an

Kontrasepsi yang Digunakan di Provinsi Banten, 2009


Number of Family Planning Acceptors by Regency/Municipality and
.b

Method of Contraception Based on The Result of Family Registration


w

in Banten Province, 2009 ............................................................................................ 125


5.2.8. Jumlah Pasangan Usia Subur Menurut Kabupaten/Kota dan Umur Isteri
w

di Provinsi Banten, 2009


w

Number of Fertile Age Couple by Regency/Municipality and Wife Age


in Banten Province, 2009 ............................................................................................ 127
:\\

5.2.9. Jumlah Keluarga Menurut Kabupaten/Kota dan Tahapan Keluarga Sejahtera


tp

di Provinsi Banten, 2009


ht

Number of Family by Level of Prosperous Family in Banten Province, 2009 ........... 128

5.3. PERUMAHAN DAN LINGKUNGAN / HOUSING AND ENVIRONMENT


5.3.1. Persentase Rumah Tangga Menurut Kabupaten/Kota dan Status Penguasaan
Bangunan Tempat Tinggal di Provinsi Banten, 2009
Percentage of Households by Regency/Municipality
and Dwelling Occupancy Status in Banten Province, 2009 ........................................ 130
5.3.2. Persentase Rumah Tangga Menurut Kabupaten/Kota dan Jenis Lantai Terluas
di Provinsi Banten, 2009
Percentage of Households by Regency/Municipality and Widest Floor Type
in Banten Province, 2009 ............................................................................................ 131
5.3.3. Persentase Rumah Tangga Menurut Kabupaten/Kota dan Luas Lantai Rumah
di Provinsi Banten, 2009
Percentage of Households by Regency/Municipality and House Floor Area
in Banten Province, 2009 ............................................................................................ 132

Banten dalam Angka 2010 xxxi


LIST OF TABLES

5.3.4. Persentase Rumah Tangga Menurut Kabupaten/Kota dan Sumber Air Minum
di Provinsi Banten, 2009
Percentage of Households by Regency/Municipality and Source of Drinking Water
in Banten Province, 2009 ............................................................................................ 133

5.4. KERAWANAN SOSIAL DAN KRIMINALITAS /


SOCIAL INSECURITY AND CRIME
5.4.1. Karakteristik Kerawanan Sosial
Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Banten, 2009
Social Insecurity Characteristics by Regency/Municipality
in Banten Province, 2009 ............................................................................................ 134
5.4.2. Potensi dan Sumber Kesejahteraan Sosial Menurut Kabupaten/Kota
di Provinsi Banten, 2009
Potency and Source Of Social Welfare by Regency/Municipality
in Banten Province, 2009 ............................................................................................ 136

id
5.4.3. Jumlah Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS)

.
Menurut Jenis dan Kabupaten/Kota di Provinsi Banten (jiwa), 2009

go
Number of Social Welfare Problem Bearers
by Kind and Regency/Municipality in Banten Province (people), 2009 ..................... 137

s.
5.4.4. Banyaknya Tindak Kejahatan Yang Terjadi Menurut Jenis Kejahatan

bp
di Provinsi Banten, 2009
Number of Crimes Commited by Type of Crime in Banten Province, 2009 ................ 139
n.
5.4.5. Banyaknya Kecelakaan Lalu Lintas dan Jumlah Korban
di Wilayah Kepolisian Banten, 2009
te

Number of Accidents and Victims in The Territory of State Police of Banten, 2009 .. 140
an

5.4.6. Perkiraan Kerugian Materi pada Kecelakaan Lalu Lintas


di Wilayah Kepolisian Banten (ribuan rupiah), 2005-2009
.b

Material Lost Estimation of Accident in The Territory of State Police of Banten


(thousand rupiahs), 2005-2009 ................................................................................... 141
w
w

5.5. AGAMA / RELIGION


5.5.1. Jumlah Tempat Ibadah Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Banten, 2009
w

Number of Religious Worship Places by Regency/Municipality


:\\

in Banten Province, 2009 ............................................................................................ 142


tp

5.5.2. Persentase Penduduk Menurut Agama di Provinsi Banten, 2009


Percentage of Population by Religion in Banten Province, 2009 ............................... 143
ht

5.5.3. Jumlah Calon/Jamaah Haji dan Besarnya Biaya Haji di Provinsi Banten, 2002-2009
Number of Applicants/Pilgrims and Cost to Mecca in Banten Province, 2002-2009.. 144
5.5.4. Jumlah Jamaah Haji Menurut Kabupaten/Kota dan Jenis Kelamin
di Provinsi Banten, 2009
Number of Pilgrims by Regency/Municipality and Sex in Banten Province, 2009 ..... 145
5.5.5. Tingkat Usia Jamaah Haji di Provinsi Banten, 2009
Number of Pilgrims by Age Group in Banten Province, 2009 .................................... 146

5.6. SOSIAL LAINNYA / OTHER SOCIAL MATTERS


5.6.1. Jumlah Perkara yang Diputus di Wilayah Pengadilan Tinggi Agama Banten
Menurut Jenis Perkara, 2009
Number of Cases Decided in Islamic High Court Territory of Banten
by Kind of Cases, 2009 ................................................................................................ 147

xxxii Banten in Figures 2010


DAFTAR TABEL

5.6.2. Jumlah Perkara yang Dimohonkan Banding pada Pengadilan Tinggi Agama
Provinsi Banten, 2009
Number of Cases which Petitioned Appeal in Islamic High Court of Banten, 2009 ... 148
5.6.3. Rekapitulasi Perkara Yang Diterima dan Diputus pada Pengadilan Agama
di Provinsi Banten, 2009
Recapitulation of Registered and Sentenced Cases in Religious Court
in Banten Province, 2009 ............................................................................................ 149
5.6.4. Jumlah Tahanan di UPT Rutan/Lapas (DAF 3) Menurut Jenis Kejahatan
di Provinsi Banten (jiwa), 2009
Number of Prisoners in Prison House Units by Type of Crime
in Banten Province (Person), 2009 ............................................................................. 150
5.6.5. Rekapitulasi Produksi Sertifikat oleh Badan Pertanahan Nasional (BPN)
Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Banten, Hingga Tahun 2009
Production of Certificate by National Land Agency by Regency/Municipality

id
in Banten Province,Until Year 2009 ............................................................................ 156
5.6.6. Jumlah Pejabat Pembuat Akte Tanah (PPAT) dan Penerbitan Akta

.
go
Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Banten, 2009
Number of Officials Making Land Deed and Certificate Publishing

s.
in Banten Province, 2009 ............................................................................................ 159

bp
5.6.7. Banyaknya Penerbitan Surat Ijin Mengemudi (SIM)
oleh Kepolisian Daerah Banten, 2009
Number of Driving Licences Issued by Indonesian Police of Banten Territory,
n.
2009 ............................................................................................................................. 161
te

5.6.8. Banyaknya Penerbitan STNK oleh Kepolisian Daerah Banten, 2009


Total of Vehicle Registered Number (URM)
an

Issued by Indonesian Police of Banten Territory, 2009 .............................................. 162


.b
w

6. PERTANIAN / AGRICULTURE
w

6.1. PERTANIAN TANAMAN PANGAN / FOOD CROPS


w

6.1.1. Luas Panen, Produktivitas dan Produksi Tanaman Pangan di Provinsi Banten,
2008-2009
:\\

Harvested Area, Productivity and Production of Food Crops in Banten Province,


tp

2008-2009 .................................................................................................................... 181


6.1.2. Luas Panen, Produktivitas dan Produksi Padi Menurut Kabupaten/Kota
ht

di Provinsi Banten, 2008-2009


Harvested Area, Productivity and Production of Paddy by Regency/Municipality
in Banten Province, 2008-2009 .................................................................................. 182
6.1.3. Luas Panen, Produktivitas dan Produksi Jagung Menurut Kabupaten/Kota
di Provinsi Banten, 2008-2009
Harvested Area, Productivity and Production of Maize by Regency/Municipality
in Banten Province, 2008-2009 ................................................................................... 183
6.1.4. Luas Panen, Produktivitas dan Produksi Kedelai Menurut Kabupaten/Kota
di Provinsi Banten, 2008-2009
Harvested Area, Productivity and Production of Soybeans
by Regency/Municipality in Banten Province, 2008-2009 .......................................... 184

Banten dalam Angka 2010 xxxiii


LIST OF TABLES

6.1.5. Luas Panen, Produktivitas dan Produksi Kacang Tanah


Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Banten, 2008-2009
Harvested Area, Productivity and Production of Peanuts
by Regency/Municipality in Banten Province, 2008-2009 .......................................... 185
6.1.6. Luas Panen, Produktivitas dan Produksi Kacang Hijau
Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Banten, 2008-2009
Harvested Area, Productivity and Production of Mungbeans
by Regency/Municipality in Banten Province, 2008-2009 .......................................... 186
6.1.7. Luas Panen, Produktivitas dan Produksi Ubi Kayu
Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Banten, 2008-2009
Harvested Area, Productivity and Production of Cassava
by Regency/Municipality in Banten Province, 2008-2009 .......................................... 187
6.1.8. Luas Panen, Produktivitas dan Produksi Ubi Jalar
Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Banten, 2008-2009

id
Harvested Area, Productivity and Production of Sweet Potatoes
by Regency/Municipality in Banten Province, 2008-2009 .......................................... 188

.
go
6.2. HORTIKULTURA / HORTICULTURE

s.
6.2.1. Luas Panen, Produktivitas dan Produksi Sayuran dan Buah-buahan Semusim
Menurut Jenis Tanaman di Provinsi Banten, 2008-2009

bp
Harvested Area, Productivity and Production of Seasonal Vegetables and Fruits
by Kind of Plant in Banten Province, 2008-2009 ....................................................... 189
n.
6.2.2. Luas Panen, Produktivitas dan Produksi Sayuran dan Buah-buahan Tahunan
te

Menurut Jenis Tanaman di Provinsi Banten, 2008-2009


Harvested Area, Productivity and Production of Annual Vegetables and Fruits
an

by Kind of Plant in Banten Province, 2008-2009 ....................................................... 190


6.2.3. Luas Panen, Produktivitas dan Produksi Tanaman Bio Farmaka
.b

Menurut Jenis Tanaman di Provinsi Banten, 2008-2009


w

Harvested Area, Productivity and Production of Medicinal Plants


by Kind of Plant in Banten Province, 2008-2009 ....................................................... 191
w

6.2.4. Luas Panen, Produktivitas dan Produksi Tanaman Hias


w

Menurut Jenis Tanaman di Provinsi Banten, 2008-2009


Harvested Area, Productivity and Production of Ornamental Plants
:\\

by Kind of Plant in Banten Province, 2008-2009 ....................................................... 192


tp

6.3. TANAMAN PERKEBUNAN / ESTATE CROPS


ht

6.3.1. Luas Areal dan Produksi Perkebunan Besar Negara


Menurut Jenis Tanaman di Provinsi Banten, 2009
Area and Production of National Large Estate Crops
by Types of Crops in Banten Province, 2009 ............................................................. 193
6.3.2. Luas Areal dan Produksi Perkebunan Besar Swasta
Menurut Jenis Tanaman di Provinsi Banten, 2009
Area and Production of Private Large Estate Crops
by Types of Crops in Banten Province, 2009 ............................................................. 194
6.3.3. Luas Areal dan Produksi Perkebunan Rakyat Menurut Jenis Tanaman
di Provinsi Banten, 2009
Area and Production of Smallholders Estate Crops by Types of Crops
in Banten Province, 2009 ........................................................................................... 195

xxxiv Banten in Figures 2010


DAFTAR TABEL

6.3.4. Luas Areal dan Produksi Tanaman Karet


Menurut Kepemilikan di Provinsi Banten, 2009
Area and Production of Rubber by Ownership in Banten Province, 2009 ................. 197
6.3.5. Luas Areal dan Produksi Tanaman Kelapa
Menurut Kepemilikan di Provinsi Banten, 2009
Area and Production of Coconut by Ownership in Banten Province, 2009 ................ 198
6.3.6. Luas Areal dan Produksi Tanaman Kopi
Menurut Kepemilikan di Provinsi Banten, 2009
Area and Production of Coffee by Ownership in Banten Province, 2009 ................... 199
6.3.7. Luas Areal dan Produksi Tanaman Kakao
Menurut Kepemilikan di Provinsi Banten, 2009
Area and Production of Cacao by Ownership in Banten Province, 2009 ................... 200
6.3.8. Luas Areal dan Produksi Tanaman Aren
Menurut Kepemilikan di Provinsi Banten, 2009

id
Area and Production of Sugar Palm by Ownership in Banten Province, 2009 .......... 201

.
go
6.4. KEHUTANAN / FORESTRY
6.4.1. Luas Kawasan Hutan Negara Menurut Kabupaten/Kota

s.
di Provinsi Banten (ha), 2009
National Forest Area by Regency/Municipality in Banten Province (ha), 2009 ......... 202

bp
6.4.2. Luas Kawasan Hutan Negara Menurut Kesatuan Pemangku Hutan (KPH)
di Provinsi Banten (ha), 2009
n.
National Forest Area by Forest Administrator Districs
te

in Banten Province (ha), 2009 .................................................................................... 203


6.4.3. Produksi dan Nilai Produksi Kayu Jati dan Rimba di Provinsi Banten, 2000-2009
an

Production and Value of Jati and Rimba Woods in Banten Province, 2000-2009 ..... 204
.b

6.5. PETERNAKAN / ANIMAL HUSBANDRY


6.5.1. Populasi Ternak Menurut Kabupaten/Kota dan Jenis Ternak
w

di Provinsi Banten (ekor), 2009


w

Livestock Population by Regency/Municipality and Kind of Livestock


in Banten Province (heads), 2009 ................................................................................ 205
w

6.5.2. Populasi Unggas Menurut Kabupaten/Kota dan Jenis Unggas


:\\

di Provinsi Banten (ekor), 2009


tp

Poultry Population by Regency/Municipality and Kind of Poultries


in Banten Province (heads), 2009 ............................................................................... 206
ht

6.5.3. Jumlah Ternak Yang Dipotong Menurut Kabupaten/Kota dan Jenis Ternak
di Provinsi Banten (ekor), 2009
Livestock Slaughtered by Regency/Municipality and Kind of Livestock
in Banten Province (heads), 2009 ................................................................................ 207
6.5.4. Jumlah Unggas Yang Dipotong Menurut Kabupaten/Kota dan Jenis Unggas
di Provinsi Banten (ekor), 2009
Poultry Slaughtered by Regency/Municipality and Kind of Poultries
in Banten Province (heads), 2009 ............................................................................... 208
6.5.5. Produksi Daging Ternak Menurut Kabupaten/Kota dan Jenis Ternak
di Provinsi Banten (ton), 2009
Meat Production by Regency/Municipality and Kind of Livestock
in Banten Province (tons), 2009 ................................................................................... 209

Banten dalam Angka 2010 xxxv


LIST OF TABLES

6.5.6. Produksi Daging Unggas Menurut Kabupaten/Kota dan Jenis Unggas


di Provinsi Banten (ton), 2009
Meat Production by Regency/Municipality and Kind of Poultries
in Banten Province (ton), 2009 .................................................................................... 210
6.5.7. Produksi Telur Unggas Menurut Kabupaten/Kota
di Provinsi Banten (ton), 2009
Production of Poultry Eggs by Regency/Municipality
in Banten Province (ton), 2009 .................................................................................... 211

6.6. PERIKANAN / FISHERY


6.6.1. Jumlah Rumah Tangga Perikanan Tangkap Menurut Kabupaten/Kota dan Subsektor
di Provinsi Banten, 2009
Number of Fish Capture Household by Regency/Municipality and Fishery
Subsector in Banten Province, 2009 ............................................................................ 212
6.6.2. Produksi Perikanan Tangkap Menurut Kabupaten/Kota

id
di Provinsi Banten (ton), 2009

.
Production of Fish Capture by Regency/Municipality

go
in Banten Province (tons), 2009 ................................................................................... 213

s.
6.6.3. Nilai Produksi Ikan Tangkap Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Banten
(ribu rupiah), 2009

bp
Production Value of Fish Capture by Regency/Municipality in Banten Province
(thousand rupiahs), 2009 ............................................................................................. 214
n.
6.6.4. Jumlah Perahu/Kapal Penangkapan Ikan Menurut Kabupaten/Kota
te

dan Jenis Perahu/Kapal di Provinsi Banten, 2009


Number of Fishing Boats by Regency/Municipality and Type of Boat
an

in Banten Province, 2009 ............................................................................................ 215


6.6.5. Jumlah Unit Penangkapan Ikan Menurut Kabupaten/Kota dan Jenis Penangkapan
.b

di Provinsi Banten, 2009


Number of Marine Fisheries Catching by Regency/Municipality and Type of
w

Fisheries Catching in Banten Province, 2009 ............................................................. 216


w

6.6.6. Jumlah Rumahtangga Perikanan Budidaya Menurut Kabupaten/Kota


w

dan Jenis Budidaya di Provinsi Banten, 2009


Number of Fish Culture Households by Regency/Municipality
:\\

and Type of Culture in Banten Province, 2009 ........................................................... 219


tp

6.6.7. Produksi Perikanan Budidaya Menurut Kabupaten/Kota


di Provinsi Banten (ton), 2009
ht

Production of Fish Culture Households by Regency/Municipality


in Banten Province (tons), 2009 ................................................................................... 221
6.6.8. Nilai Produksi Perikanan Budidaya Menurut Kabupaten/Kota
di Provinsi Banten (ribu rupiah), 2009
Production Value of Fish Culture Households by Regency/Municipality
in Banten Province (thousand rupiahs), 2009 ............................................................. 223
6.6.9. Luas Areal Budidaya Perikanan Menurut Kabupaten/Kota dan Jenis Budidaya
di Provinsi Banten (ha), 2009
Fish Culture Areas by Regency/Municipality and Type of Culture
in Banten Province (ha), 2009 ..................................................................................... 225

xxxvi Banten in Figures 2010


DAFTAR TABEL

7. INDUSTRI, ENERGI DAN AIR MINUM


MANUFACTURING INDUSTRY, ENERGY, AND WATER SUPPLY

7.1. INDUSTRI PENGOLAHAN / MANUFACTURING INDUSTRY


7.1.1. Jumlah Perusahaan dan Tenaga Kerja Industri Besar dan Sedang
Menurut Golongan Industri di Provinsi Banten, 2008
Number of Establishments and Workers Engaged of Large and Medium
Manufacturing Establishments by Industrial Group in Banten Province, 2008 ......... 239
7.1.2. Jumlah Perusahaan dan Tenaga Kerja Industri Besar dan Sedang
Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Banten, 2008
Number of Establishments and Workers Engaged of Large and Medium
Manufacturing Establishments by Regency/Municipality in Banten Province, 2008 242
7.1.3. Nilai Output, Input dan Nilai Tambah Industri Besar dan Sedang
Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Banten (juta rupiah), 2008
Output, Inpu,t and Value Added of Large and Medium Manufacturing

id
Establishments by Regency/Municipality in Banten Province (million rupiahs), 2008 243

.
7.1.4. Nilai Output, Input dan Nilai Tambah Industri Besar dan Sedang

go
Menurut Golongan Industri di Provinsi Banten (juta rupiah), 2008
Output, Input, and Value Added of Large and Medium Manufacturing

s.
Establishments by Industrial Group in Banten Province (million rupiahs), 2008 ....... 244

7.2. ENERGI / ENERGY


bp
n.
7.2.1. Jumlah Pelanggan, Daya Tersambung dan Energi Terjual
Perusahaan Listrik Negara (PLN) Menurut Jenis Tarif di Provinsi Banten, 2009
te

Number of Customers, Connected Power and Sold Electrical Energy


of State Electricity Company by Classification of Tariff in Banten Province, 2009 .... 245
an

7.2.2 Penyediaan, Penjualan dan Susut Energi Listrik Perusahaan Listrik Negara (PLN)
di Provinsi Banten (kWh), 2008-2009
.b

Supply, Sold and Lost Electricity of State Electricity Company


w

in Banten Province (kWh), 2008-2009 ......................................................................... 246


w

7.2.3. Jumlah Transformator Distribusi Terpasang Perusahaan Listrik Negara (PLN)


di Provinsi Banten, 2000-2009
w

Number of Connected Distribution Transformators of State Electricity Company


:\\

in Banten Province, 2000-2009 .................................................................................... 247


7.2.4. Perkembangan PLTD Pulo Panjang, 2008-2009
tp

Trend of Pulo Panjang Power Plant, 2008-2009 ......................................................... 248


ht

7.2.5. Realisasi Penjualan Gas Kota Bulanan di Provinsi Banten, 2008-2009


Actual Monthly City Gas Sales in Banten Province, 2008-2009 ................................. 249
7.2.6. Kuota Bahan Bakar Migas (BBM) Provinsi Banten dalam APBN (liter), 2006-2009
Quota of Fuel Oil for Banten Province in The Central Government Budget (liters),
2006-2009 .................................................................................................................... 250

7.3. AIR MINUM / WATER SUPPLY


7.3.1. Jumlah Perusahaan Air Minum, Kapasitas Produksi, Produksi Air Minum dan
Sumber Air yang Dipakai di Provinsi Banten, 2007-2009
Number of Water Supply Enterprises, Production Capacity, Water Production,
and by Water Resources in Banten Province, 2007-2009 ........................................... 251
7.3.2. Jumlah Pekerja Teknis dan Administrasi PAM
Menurut Pendidikan yang Ditamatkan di Provinsi Banten, 2009
Number of Technical and Administration Workers of Water Supply Enterprise
by Educational Attainment in Banten Province, 2009 ................................................ 252

Banten dalam Angka 2010 xxxvii


LIST OF TABLES

7.3.3. Jumlah Pelanggan, Volume dan Nilai Penjualan Air Minum Menurut Jenis Tarif
di Provinsi Banten, 2009
Number of Water Supply Enterprise Customers, Volume and Values of Sold Water
Supply by Classification of Tariff in Banten Province, 2009 ...................................... 253

8. PERDAGANGAN / TRADE

8.1. Volume Ekspor Provinsi Banten Menurut Bulan (ton), 2008-2009


Volume of Exports of Banten Province by Month (ton), 2008-2009 ........................... 265
8.2. Nilai Ekspor Provinsi Banten Menurut Bulan (Nilai FOB : juta US$), 2008-2009
Value of Exports of Banten Province by Month
(FOB value : million US$), 2008-2009 ....................................................................... 266
8.3. Volume Ekspor Provinsi Banten

id
Menurut Pelabuhan/Bandara Muat (ton), 2008-2009
Volume of Exports of Banten Province by Major Port (ton), 2008-2009 ................... 267

.
go
8.4. Nilai Ekspor Provinsi Banten Menurut Pelabuhan/Bandara Muat
(Nilai FOB : juta US$), 2008-2009

s.
Value of Exports of Banten Province by Port
(FOB value : million US$), 2008-2009 ...................................................................... 268

bp
8.5. Volume Ekspor Provinsi Banten Menurut Negara Tujuan (ton), 2008-2009
Volume of Exports of Banten Province by Country of Destination (ton),
n.
2008-2009 .................................................................................................................... 269
te

8.6. Nilai Ekspor Provinsi Banten Menurut Negara Tujuan Utama


(Nilai FOB : juta US$), 2008-2009
an

Value of Exports of Banten Province by Country of Destination


(FOB value : million US$), 2008-2009 ....................................................................... 272
.b

8.7. Volume Ekspor Provinsi Banten Menurut Golongan HS (2 Digit) (ton),


w

2008-2009
Volume of Exports of Banten Province by HS Group (ton), 2008-2009 ..................... 275
w

8.8. Nilai Ekspor Provinsi Banten Menurut Golongan HS (2 Digit)


w

(Nilai FOB : juta US$), 2008-2009


Volume of Exports of Banten Province by HS Group
:\\

(FOB value : million US$), 2008-2009 ...................................................................... 276


tp

8.9. Volume Impor Provinsi Banten Menurut Bulan (ton), 2008-2009


ht

Volume of Imports of Banten Province by Month (ton), 2008-2009 ........................... 277


8.10 Nilai Impor Provinsi Banten Menurut Bulan (Nilai CIF : juta US$), 2008-2009
. Value of Imports of Banten Province by Month
(CIF Value : million US$), 2008-2009 ....................................................................... 278
8.11 Volume Impor Provinsi Banten
. Menurut Pelabuhan/ Bandara Bongkar (ton), 2008-2009
Volume of Imports of Banten Province by Port (ton), 2008-2009 .............................. 279
8.12 Nilai Impor Provinsi Banten Menurut Pelabuhan / Bandara Bongkar
. (Nilai CIF : juta US$), 2008-2009
Value of Imports of Banten Province
by Port (CIF value : million US$), 2008-2009 ........................................................... 280
8.13 Volume Impor Provinsi Banten Menurut Negara Asal (ton), 2008-2009
. Volume of Imports of Banten Province by Country of Origin (ton), 2008-2009 ......... 283

xxxviii Banten in Figures 2010


DAFTAR TABEL

8.14. Nilai Impor Provinsi Banten Menurut Negara Asal


(Nilai CIF : juta US$), 2008-2009
Value of Imports of Banten Province by Country of Origin
(CIF value : million US$), 2008-2009 ..................................................................... 283
8.15. Volume Impor Provinsi Banten Menurut Golongan HS (2 Digit) (ton), 2008-2009
Volume of Imports of Banten Province by HS Group (ton), 2008-2009 .................. 285
8.16. Nilai Impor Provinsi Banten Menurut Golongan HS (2 Digit)
(Nilai CIF : juta US$), 2008-2009
Value of Imports of Banten Province by HS Group .
(CIF value : million US$), 2008-2009 .................................................................... 286

9. TRANSPORTATION DAN KOMUNIKASI


TRANPORTATION AND COMMUNICATION

id
9.1. TRANSPORTASI DARAT / LAND TRANSPORTATION

.
9.1.1. Panjang Jalan Menurut Tingkat Pemerintah Yang Berwenang, Jenis Permukaan,

go
Kondisi Jalan dan Kelas Jalan di Provinsi Banten (km), 2008-2009
Road Lengths by Level of Government Authorised, Surface Type,

s.
Road Condition, and Class in Banten Province (km), 2008-2009 .......................... 295

bp
9.1.2. Data Ruas Jalan Provinsi dan Nasional di Provinsi Banten, 2009
Data of National and Provincial Authority Road in Banten Province, 2009 ......... 296
n.
9.1.3. Populasi Kendaraan Umum Objek Pajak Menurut Jenis Kendaraan
te

di Provinsi Banten, 2009


Taxable Commercial Vehicle Population by Type of Vehicle
an

in Banten Province, 2009 ........................................................................................ 304


9.1.4. Populasi Kendaraan Bukan Umum Objek Pajak Menurut Jenis Kendaraan
.b

di Provinsi Banten, 2009


Taxable Non-commercial Vehicle Population by Type of Vehicle
w

in Banten Province, 2009 ......................................................................................... 305


w

9.1.5. Populasi Kendaraan Bukan Objek Pajak Menurut Jenis Kendaraan


w

di Provinsi Banten, 2009


Non-taxable Vehicle Population by Type of Vehicle in Banten Province, 2009 ...... 306
:\\

9.1.6. Populasi Kendaraan Menurut Jenis Kendaraan di Provinsi Banten, 2009


tp

Vehicle Population by Type of Vehicle in Banten Province, 2009 ......................... 307


9.1.7. Realisasi Volume Penumpang Kereta Api Bulanan Menurut Stasiun
ht

di Provinsi Banten (orang), 2009


Realization of Rail Transportation Passengers by Station and Month
in Banten Province (person), 2009 ......................................................................... 308
9.1.8. Realisasi Volume Penumpang dan Pendapatan Kereta Api
di Provinsi Banten, 2008-2009
Realization of Total Income and Passenger Volume of Rail Transportations
in Banten Province, 2008-2009 ............................................................................... 310
9.1.9. Realisasi Volume Barang dan Pendapatan Kereta Api Beberapa Stasiun
di Provinsi Banten, 2009
Realization of Total Income and Goods Volume of Rail Transportations
of Some Statitions in Banten Province, 2008-2009 .................................................. 311

Banten dalam Angka 2010 xxxix


LIST OF TABLES

9.2. TRANSPORTASI UDARA / AIR TRANSPORTATION


9.2.1. Banyaknya Penerbangan dan Penumpang Domestik
di Bandara Soekarno-Hatta, 2009
Number of Domestic Flights and Passangers at Soekarno-Hatta Airport, 2009 .... 312
9.2.2. Banyaknya Penerbangan dan Penumpang Internasional
di Bandara Soekarno-Hatta, 2009
Number of International Flights and Passangers
at Soekarno-Hatta Airport, 2009 ............................................................................ 313
9.2.3. Banyaknya Bagasi dan Pos Paket Domestik di Bandara Soekarno-Hatta, 2009
Number of Baggage and Domestic Postal Packages
at Soekarno-Hatta Airport, 2009 ............................................................................ 314
9.2.4. Banyaknya Bagasi dan Pos Paket Internasional di Bandara Soekarno-Hatta, 2009
Number of Baggage and International Postal Packages
at Soekarno-Hatta Airport, 2009 ............................................................................ 315

id
9.2.5. Banyaknya Kargo Domestik dan Internasional di Bandara Soekarno - Hatta, 2009
Number of Domestic and International Cargoes at Soekarno-Hatta Airport, 2009 316

.
go
9.3. TRANSPORTASI LAUT / SEA TRANSPORTATION

s.
9.3.1. Data Tahunan Angkutan Penyeberangan Merak-Bakahuni
di Pelabuhan Penyeberangan Merak, Provinsi Banten, 2007-2009

bp
Annual Data of Merak-Bakahuni Fery Transport
At Merak Port, 2007-2009 ...................................................................................... 317
n.
9.3.2. Data Bulanan Angkutan Penyeberangan Merak-Bakahuni
te

di Pelabuhan Penyeberangan Merak, Provinsi Banten, 2009


Monthly Data of Merak-Bakahuni Fery Transport
an

At Merak Port, 2007-2009 ...................................................................................... 318


9.3.3. Data Operasional Seluruh Pelabuhan di Provinsi Banten, 2009
.b

Operasional Data Port in Banten Province, 2009 ................................................... 321


w

9.4. KOMUNIKASI / COMMUNICATION


w

9.4.1. Perkembangan Kapasitas Sentral dan Pos Telepon Menurut Sambungan,


2003-2009
w

Trend of Central Capacity and Circuit Phones by Connection, 2003-2009 ............ 322
:\\

9.4.2. Jumlah Sambungan Telepon Menurut Kabupaten/Kota, 2006-2009


tp

Number of Telephone Connections by Regency/Municipality, 2006- 2009 ............. 323


9.4.3. Jumlah Sambungan Telepon Menurut Kabupaten/Kota, 2008
ht

Number of Telephone Connections by Regency/Municipality, 2008 ...................... 324


9.4.4. Banyaknya Surat Yang Dikirim dan Diterima PT. Pos Indonesia
Menurut Jenis Surat di Provinsi Banten, 2009
Number of Letters Sent and Received by Type of Letter in Banten Province, 2009 325
9.4.5. Jumlah Desa yang Memiliki Kantor Pos di Provinsi Banten, 2006-2009
Number of Villages which Have Post Office in Banten Province, 2006-2009 ......... 326

xl Banten in Figures 2010


DAFTAR TABEL

10. HOTEL, RESTORAN DAN PARIWISATA


HOTEL, RESTAURANT AND TOURISM

10.1. HOTEL / HOTEL


10.1.1. Banyaknya Akomodasi, Kamar, Tempat Tidur, dan Tingkat Penghunian Kamar
Hotel (TPK) Menurut Kualifikasi Hotel di Provinsi Banten, 2007-2009
Number of Accomodations, Rooms and Beds Available in Hotel and
Room Occupancy Rate (ROR) of Hotel in Banten Province, 2007-2009 ................ 334
10.1.2. Banyaknya Tamu Hotel Menurut Kualifikasi Hotel
di Provinsi Banten (orang), 2007-2009
Number of Hotel Visitors by Hotel Qualifications
in Banten Province (person), 2007-2009 ................................................................ 335
10.1.3. Rata-Rata Lama Menginap Tamu Hotel Menurut Kualifikasi Hotel
di Provinsi Banten (hari), 2007-2009
Average Length of Stay in Hotel by Hotel in Banten Province (days), 2007-2009 . 336

id
10.2.1. Jumlah Objek Wisata Menurut Kabupaten/Kota dan Jenis Wisata

.
di Provinsi Banten, 2009

go
Number of Tourism Objects by Regency/Municipality and Type of Tourism
in Banten Province, 2009 ......................................................................................... 337

s.
10.2.2. Jumlah Museum, Situs Purbakala dan Bangunan Bersejarah Lainnya

bp
Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Banten, 2009
Number of Museums, Archaeological Sites, and Other Historic Buildings
n.
by Regency/Municipality in Banten Province, 2009 ................................................ 338
te

10.2.3. Jumlah Pengunjung Tempat Rekreasi/Taman Hiburan


Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Banten, 2009
an

Number of Visitors of Recreation Places/Amusement Parks


by Regency/Municipality in Banten Province, 2009 ............................................... 339
.b

10.2.4. Jumlah Unit Wisata dan Pengunjung Menurut Kabupaten/Kota


dan Objek Wisata di Provinsi Banten, 2009
w

Number of Tourism Unit and Visitors by Regency/ Municipality


w

and Tourism Object in Banten Province, 2009 ....................................................... 340


w

10.2.5. Jumlah Wisatawan Nusantara dan Wisatawan Mancanegara


Menurut Kabupaten/Kota in Banten Province (orang), 2009
:\\

Number of Domestic and Foreign Tourists by Regency/Municipality


tp

in Banten Province (visitors), 2009 ......................................................................... 341


10.3.1. Jumlah Restoran/Rumah Makan dan Kafe di Provinsi Banten, 2009
ht

Number of Restaurants and Cafes in Banten Province, 2009 342

11. KEUANGAN DAN HARGA-HARGA / FINANCE AND PRICES

11.1. INVESTASI / INVESTMENT


11.1.1. Rekapitulasi Realisasi Penanaman Modal Asing (PMA)
Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Banten, 2009
Recapitulation of Foreign Direct Invesment (PMA) Realization
by Regency/Municipality in Banten Province, 2009 ................................................. 361
11.1.2. Jumlah dan Nilai Proyek Realisasi PMA Menurut Sektor Usaha
di Provinsi Banten, 2009
Number and Realizable Value of FDI Projects by Business Sector
in Banten Province, 2009 ........................................................................................ 362

Banten dalam Angka 2010 xli


LIST OF TABLES

11.1.3. Rekapitulasi Realisasi Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN)


Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Banten, 2009
Recapitulation of Domestic Direct Invesment (DDI) Realization
by Regency/Municipality in Banten Province, 2009 .............................................. 363
11.1.4. Jumlah dan Nilai Proyek Realisasi PMDN Menurut Sektor Usaha
di Provinsi Banten, 2009
Number and Realizable Value of DDI Projects by Business Sector
in Banten Province, 2009 ........................................................................................ 364

11.2 ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH


LOCAL GOVERNMENT BUDGET
11.2.1. Rekapitulasi Realisasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Pemerintah Provinsi
Banten (juta rupiah), 2008-2009
Recapitulation of Local Government Budget Realization of Banten Province
(million rupiahs), 2008-2009 .................................................................................. 365

id
11.2.2. Realisasi Pendapatan Daerah Pemerintah Provinsi Banten

.
(juta rupiah), 2008-2009

go
Actual Local Government Receipt of Banten Province (million rupiahs),
2008-2009 .............................................................................................................. 366

s.
11.2.3. Realisasi Belanja Daerah Pemerintah Provinsi Banten (juta rupiah), 2008-2009

bp
Actual Local Government Expenditures of Banten Province (million rupiahs),
2008-2009 .............................................................................................................. 367
n.
11.2.4. Realisasi Pembiayaan Daerah Pemerintah Provinsi Banten (juta rupiah),
te

2008-2009
Actual Local Government Financing of Banten Province (million rupiahs),
an

2008-2009 ............................................................................................................... 368


.b

11.3. PENERIMAAN PAJAK / TAX RECEIPTS


11.3.1. Realisasi Penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan
w

Menurut Sektor dan Kabupaten/Kota di Provinsi Banten (juta rupiah), 2009


w

Revenue Realization of Land and Housing Tax by Sector and


Regency/Municipality in Banten Province (million rupiahs), 2009 ........................ 369
w

11.3.2. Realisasi Penerimaan Pajak Penghasilan


:\\

Menurut Kantor Pelayanan Pajak (KPP) (juta rupiah), 2009


tp

Realization of Income Tax Receipts by Tax Office in Banten Province


(million rupiahs), 2009 ............................................................................................ 371
ht

11.4. BANK / BANK


11.4.1 Jumlah Kantor Bank Umum Menurut Status Kepemilikan
di Provinsi Banten, 2009
Number of Commercial Bank Offices by Owner Status in Banten Province, 2009 . 372
11.4.2. Jumlah Kantor Bank Syariah Menurut Jenisnya di Provinsi Banten, 2009
Number of Commercial Sharia Bank Offices by Type of Bank
in Banten Province, 2009 ......................................................................................... 373
11.4.3. Posisi Dana Perbankan Menurut Jenisnya
di Provinsi Banten, 2007-2009
Outstanding Bank Fundst by Type of Funds in Banten Province , 2007-2009 ........ 374
11.4.4. Posisi Dana Perbankan Bulanan Menurut Jenis Dana
di Provinsi Banten, 2009
Monthly Outstanding Bank Funds by Type of Funds and Month
in Banten Province , 2009 ...................................................................................... 375

xlii Banten in Figures 2010


DAFTAR TABEL

11.4.5. Posisi Dana Perbankan Menurut Kabupaten/Kota


di Provinsi Banten (juta rupiah), 2007-2009
Outstanding Bank Funds by Regency/Municipality
in Banten Province (million rupiahs), 2009 ........................................................... 377
11.4.6. Posisi Jumlah Rekening/Bilyet Perbankan Menurut Kabupaten Kota
di Provinsi Banten (satuan), 2007-2009
Outstanding Bank Accounts by Regency/Municipality
in Banten Province (units), 2009 ........................................................................... 378
11.4.7. Posisi Pinjaman Perbankan dalam Rupiah dan Valuta Asing
Menurut Jenis Penggunaan di Provinsi Banten (juta rupiah), 2007-2009
Outstanding of Bank Loans in Rupiah and Foreign Currency by Type of Loans
in Banten Province (million rupiahs), 2007-2009 .................................................. 379
11.4.8. Posisi Pinjaman Perbankan Bulanan Dalam Rupiah dan Valuta Asing
Menurut Jenis Penggunaan di Provinsi Banten, 2009

id
Monthly Outstanding of Bank Loans in Rupiah and Foreign Currency
by Type of Loans in Banten Province (million rupiahs), 2009 ............................... 380

.
go
11.4.9. Posisi Pinjaman Perbankan dalam Rupiah dan Valuta Asing
Menurut Sektor Ekonomi di Provinsi Banten (juta rupiah), 2007-2009

s.
Outstanding of Bank Loans in Rupiah and Foreign Currency by Economic Sector
in Banten Province (million rupiahs), 2007-2009 .................................................. 382

bp
11.4.10. Posisi Pinjaman Perbankan Bulanan dalam Rupiah dan Valuta Asing
Menurut Sektor Ekonomi di Provinsi Banten (juta rupiah), 2009
n.
Monthly Outstanding of Bank Loans in Rupiah and Foreign Currency
te

by Economic Sector in Banten Province (million rupiahs), 2009 ........................... 383


11.4.11. Posisi Kredit Perbankan dalam Rupiah dan Valuta Asing
an

Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Banten (juta rupiah), 2007-2009


Outstanding of Bank Loans in Rupiah and Foreign Currency
.b

by Regency/Municipality in Banten Province (million rupiahs), 2007-2009 ........ 385


w

11.4.12. Posisi Kredit Mikro, Kecil, dan Menengah dalam Rupiah dan Valuta Asing
Menurut Jenis Penggunaan di Provinsi Banten (juta rupiah), 2007-2009
w

Outstanding of Micro, Small, and Medium Credits in Rupiah and


w

Foreign Currency by Type of Credits in Banten Province (million rupiahs),


2007-2009 ............................................................................................................... 386
:\\

11.4.13. Posisi Kredit Mikro, Kecil, dan Menengah Bulanan


tp

dalam Rupiah dan Valuta Asing Menurut Jenis Penggunaan


di Provinsi Banten (juta rupiah), 2009
ht

Monthly Outstanding of Micro, Small, and Medium Credits in Rupiah and


Foreign Currency by Type of Credits in Banten Province (million rupiahs), 2009 . 387
11.4.14. Posisi Kredit Mikro, Kecil, dan Menengah dalam Rupiah dan Valuta Asing
Menurut Sektor Ekonomi di Provinsi Banten (juta rupiah), 2007-2009
Outstanding of Micro, Small, and Medium Credits in Rupiah and
Foreign Currency by Economic Sector in Banten Province (million rupiahs),
2007-2009 ............................................................................................................... 389
11.4.15. Posisi Kredit Mikro, Kecil, dan Menengah Bulanan
dalam Rupiah dan Valuta Asing Menurut Sektor Ekonomi
di Provinsi Banten (juta rupiah), 2009
Monthly Outstanding of Micro, Small, and Medium Credits in Rupiah and
Foreign Currency by Economic Sector in Banten Province (million rupiahs), 2009 390

Banten dalam Angka 2010 xliii


LIST OF TABLES

11.4.16. Posisi Kredit Mikro, Kecil, dan Menengah dalam Rupiah dan Valuta Asing
Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Banten (juta rupiah), 2007-2009
Outstanding of Micro, Small, and Medium Credits in Rupiah and
Foreign Currency by Regency/Municipality
in Banten Province (million rupiahs), 2007-2009 .................................................. 392

11.5. HARGA-HARGA / PRICES


11.5.1. Indeks Harga Konsumen (IHK) Bulanan di Banten (2007=100), 2009
Monthly Consumer Price Indice (CPI) of Banten (2007=100), 2009 ................... 393
11.5.2. Indeks Harga Konsumen (IHK) Bulanan di Kota Tangerang (2007=100), 2009
Monthly Consumer Price Indice (CPI) of Tangerang City (2007=100), 2009 ........ 395
11.5.3. Indeks Harga Konsumen (IHK) Bulanan Kota Cilegon (2007=100), 2009
Monthly Consumer Price Indice (CPI) of Cilegon City (2007=100), 2009 .......... 397
11.5.4. Indeks Harga Konsumen (IHK) Bulanan Kota Serang (2007=100), 2009

id
Monthly Consumer Price Indice (CPI) of Serang City (2007=100), 2009 ............ 399
11.5.5. Laju Inflasi Bulanan Menurut Kelompok Pengeluaran

.
go
di Banten (2007=100), 2009
Monthly Inflation Rate by Expenditure Groups

s.
in Banten (2007=100), 2009 .................................................................................. 401
11.5.6. Laju Inflasi Bulanan Menurut Kelompok Pengeluaran

bp
di Kota Tangerang (2007=100), 2009
Monthly Inflation Rate by Expenditure Groups
n.
in Tangerang City (2007=100), 2009 ..................................................................... 403
te

11.5.7. Laju Inflasi Bulanan Menurut Kelompok Pengeluaran


di Kota Cilegon (2007=100), 2009
an

Monthly Inflation Rate by Expenditure Groups


in Cilegon City (2007=100), 2009 .......................................................................... 405
.b

11.5.8. Laju Inflasi Bulanan Menurut Kelompok Pengeluaran


w

di Kota Serang (2007=100), 2009


Monthly Inflation Rate byExpenditure Groups
w

in Serang City (2007=100), 2009 ............................................................................ 407


w

11.5.9. Laju Inflasi Tahun Kalender Menurut Kelompok Pengeluaran


di Banten ( 2007=100), 2009
:\\

Inflation Rate of Calender Year by Expenditure Groups


tp

in Banten (2007=100), 2009 .................................................................................. 409


11.5.10 Laju Inflasi Tahun Kalender Menurut Kelompok Pengeluaran
ht

di Kota Tangerang (2007=100), 2009


Inflation Rate of Calendar Year by Expenditure Groups
in Tangerang City (2007=100), 2009 ..................................................................... 411
11.5.11. Laju Inflasi Tahun Kalender Menurut Kelompok Pengeluaran
di Kota Cilegon (2007=100), 2009
Inflation Rate of Calendar Year byExpenditure Groups
in Cilegon City (2007=100), 2009 ........................................................................... 413
11.5.12. Laju Inflasi Tahun Kalender Menurut Kelompok Pengeluaran
di Kota Serang (2007=100), 2009
Inflation Rate of Calendar Year by Expenditure Groups
in Serang City (2007=100), 2009 ........................................................................... 415

xliv Banten in Figures 2010


DAFTAR TABEL

11.5.13.1 Laju Inflasi dari Tahun ke Tahun Menurut Kelompok Pengeluaran


di Banten (2007=100), 2009
Inflation Rate of Year on Year by Expenditure Groups
in Banten (2007=100), 2009 ................................................................................... 417
11.5.14. Laju Inflasi dari Tahun ke Tahun Menurut Kelompok Pengeluaran
di Kota Tangerang (2007=100), 2009
Inflation Rate of Year on Year by Expenditure Groups
in Tangerang City (2007=100), 2009 ..................................................................... 419
11.5.15. Laju Inflasi dari Tahun ke Tahun Menurut Kelompok Pengeluaran
di Kota Cilegon (2007=100), 2009
Inflation Rate of Year on Year by Expenditure Groups
in Cilegon City (2007=100), 2009 .......................................................................... 421
11.5.16. Laju Inflasi dari Tahun ke Tahun Menurut Kelompok Pengeluaran
di Kota Serang (2007=100), 2009
Inflation Rate of Year on Year by Expenditure Groups

id
in Serang City (2007=100), 2009 ........................................................................... 423

.
go
11.5.17. Laju Inflasi 66 Kota di Indonesia (2007=100), 2005-2009
Inflation Rate at 66 Cities in Indonesia (2007=100), 2005 – 2009 ........................ 425

s.
11.5.18. Indeks Harga yang Diterima (It), Indeks Harga yang Dibayar (Ib) dan
Nilai Tukar Petani (NTP) Bulanan di Banten (2007=100), 2009

bp
Prices Received by Farmers Indices (It), Prices Paid by Farmers Indices (Ib),
and Farmers’ Term of Trade (NTP) by Month in Banten (2007=100), 2008-2009 428
n.
11.5.19. Nilai Tukar Petani (NTP) Bulan di Banten Menurut Subsektor (2007=100), 2009
te

Monthly Farmers’ Term of Trade (NTP) by Subsector


in Banten (2007=100), 2009 ................................................................................... 429
an

11.5.20. Inflasi Bulanan di Daerah Perdesaan di Provinsi Banten (2007=100), 2009


Monthly Rural Inflation Rate in Banten Province (2007=100) .............................. 430
.b

11.5.21. Inflasi Tahun Kalender di Daerah Perdesaan


w

di Provinsi Banten (2007=100), 2009


Rural Inflation Rate of Calendar Year in Banten Province (2007=100), 2009 ....... 432
w

11.5.22. Perkembangan Harga Gabah Menurut Bulan di Banten (rupiah/kg), 2009


w

Trend of Unhusked Rice Prices by Month in Banten (rupiahs/kg), 2009 ............... 434
:\\

11.6. KOPERASI / COOPERATIVE


tp

11.6.1. Kinerja Koperasi di Provinsi Banten Menurut Indikator Produksi, 2008-2009


Performance of Cooperatives in Banten Province by Indicator of Production,
ht

2008-2009 ............................................................................................................... 435


11.6.2. Jumlah SIUP yang diberikan Menurut Golongan Usaha
dan Kabupaten/Kota di Provinsi Banten, 2009
Number of Trade Business Permits Issued by Scale of Establishment
and Regency/Municipality in Banten Province, 2009 ............................................. 436
11.6.3. Rekapitulasi Laporan Penerbitan TDP, 2009
Report Recapitulation Of Issuance of Permits Companies, 2009 ........................... 437

Banten dalam Angka 2010 xlv


LIST OF TABLES

12. PENGELUARAN DAN KONSUMSI


EXPENDITURE AND CONSUMTION

12.1. PENGELUARAN PENDUDUK / POPULATION EXPENDITURE


12.1.1. Pengeluaran Rata-rata per Kapita Sebulan di Daerah Perkotaan
Menurut Kelompok Barang dan Golongan Pengeluaran per Kapita Sebulan
di Provinsi Banten (rupiah), 2009
Average Monthly per Capita Expenditure in Urban Areas
by Commodity Group and Monthly per Capita Expenditure Class
in Banten Province (rupiahs), 2009 ......................................................................... 448
12.1.2. Pengeluaran Rata-rata per Kapita Sebulan di Daerah Perdesaan
Menurut Kelompok Barang dan Golongan Pengeluaran per Kapita Sebulan
di Provinsi Banten (rupiah), 2009
Average monthly per Capita Expenditure in Rural Areas
by Commodity Group and Monthly per Capita Expenditure Class

id
in Banten Province (rupiahs), 2009 ........................................................................ 450

.
12.1.3. Pengeluaran Rata-rata per Kapita Sebulan

go
di Daerah Perkotaan dan Perdesaan Menurut Kelompok Barang dan Golongan
Pengeluaran per Kapita Sebulan di Provinsi Banten (rupiah), 2009

s.
Average monthly per Capita Expenditure in Urban and Rural Areas

bp
by Commodity Group and Monthly per Capita Expenditure Class
in Banten Province (rupiahs), 2009 ......................................................................... 452
n.
12.1.4. Pengeluaran Rata-rata per Kapita Sebulan Menurut Kelompok Barang (rupiah),
2008 dan 2009
te

Average monthly per Capita Expenditure by Commodity Group in Banten


an

Province (rupiahs), 2008 and 2009 ......................................................................... 454


12.1.5. Persentase Pengeluaran Rata-rata per Kapita Sebulan
.b

Menurut Kelompok Barang (rupiah), 2008 dan 2009


Percentage of Monthly Average per Capita Expenditure
w

by Commodity Group in Banten Province (rupiahs), 2008 and 2009 .................... 455
w

12.2. KONSUMSI MAKANAN / FOOD CONSUMTION


w

12.2.1. Rata-rata Konsumsi Kalori per Kapita Sehari (kkal) Menurut Kelompok Makanan
:\\

dan Golongan Pengeluaran per Kapita Sebulan (rupiah), 2009


Daily Average per Capita Calory Consumtion
tp

by Commodity Group and Monthly per Capita Expenditure Class in Banten


ht

Province (rupiahs), 2009 ......................................................................................... 456


12.2.2. Rata-rata Konsumsi Kalori per Kapita (kkal) Sehari
Menurut Kelompok Makanan di Provinsi Banten (rupiah), 2008 dan 2009
Daily Average per Capita Calory Consumtion (kkal) by Commodity Group
in Banten Province (rupiahs), 2008 and 2009 ........................................................ 458
12.2.3. Rata-rata Konsumsi Protein per Kapita Sehari (gram) Menurut Kelompok
Makanan dan Golongan Pengeluaran per Kapita Sebulan (rupiah), 2009
Daily Average per Capita Protein Consumtion (gram) by Commodity Group and
Monthly per Capita Expenditure Class in Banten Province (rupiahs), 2009 .. 459
12.2.4. Rata-rata Konsumsi Protein per Kapita Sehari (gram)
Menurut Kelompok Makanan di Provinsi Banten (rupiah), 2008 dan 2009
Daily Average per Capita Protein Consumtion (gram)
by Commodity Group in Banten Province (rupiahs), 2008 and 2009 .................... 461

xlvi Banten in Figures 2010


DAFTAR TABEL

12.3 KETERSEDIAAN MAKANAN / FOOD AVAILABILITY


12.3.1. Perkembangan Persediaan Beras di Provinsi Banten (ton), 2009
Trend of Rice Stock in Provinsi Banten (ton), 2009 ................................................ 462
12.3.2. Laporan Kontrak dan Realisasi Pengadaan Gabah dan Beras
di Provinsi Banten, 2009
Report of Actual Procurement and Contract of Rice and Unhusked Rice .............. 463

13 . PENDAPATAN REGIONAL / REGIONAL INCOME

13.1 PDRB PROVINSI BANTEN / GRDP OF BANTEN PROVINCE


13.1.1. Produk Domestik Regional Bruto Provinsi Banten Atas Dasar Harga Berlaku
Menurut Lapangan Usaha (juta rupiah), 2007-2009
Gross Regional Domestic Product of Banten Province At Current Market Prices
by Industrial Origin (million rupiahs), 2007-2009 ................................................. 476

id
13.1.2. Produk Domestik Regional Bruto Provinsi Banten

.
Atas Dasar Harga Konstan 2000 Menurut Lapangan Usaha

go
(juta rupiah), 2007-2009
Gross Regional Domestic Product of Banten Province

s.
At 2000 Constant Market Prices by Industrial Origin

bp
(million rupiahs), 2007-2009 .................................................................................. 477
13.1.3. Distribusi Persentase Produk Domestik Regional Bruto Provinsi Banten Atas
n.
Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha (persen), 2007-2009
Distribution of Gross Regional Domestic Product of Banten Province
te

At Current Market Prices by Industrial Origin (percent), 2007-2009 .................... 478


an

13.1.4. Laju Pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto Provinsi Banten Atas Dasar
Harga Konstan 2000 Menurut Lapangan Usaha (persen), 2007-2009
.b

Growth Rate of Gross Regional Domestic Product of Banten Province


at 2000 Constant Market Prices by Industrial Origin (percent), 2007-2009 ......... 479
w

13.1.5. Produk Domestik Regional Bruto Provinsi Banten Atas Dasar Harga Berlaku
w

Menurut Jenis Pengeluaran (juta rupiah), 2007-2009


Gross Regional Domestic Product of Banten Province at Current Market Prices
w

by Type Expenditure (million rupiahs), 2007-2009 ................................................ 480


:\\

13.1.6. Produk Domestik Regional Bruto Provinsi Banten


tp

Atas Dasar Harga Konstan 2000


Menurut Jenis Pengeluaran (juta rupiah), 2007-2009
ht

Gross Regional Domestic Product of Banten Province


at 2000 Constant Market Prices by Type Expenditure
(million rupiahs), 2007-2009 .................................................................................. 481
13.1.7. Distribusi Produk Domestik Regional Bruto Provinsi Banten
Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Jenis Pengeluaran (persen), 2007-2009
Distribution of Gross Regional Domestic Product of Banten Province at Current
Market Prices by Type of Expenditure (percent), 2007-2009 ................................. 482
13.1.8. Laju Pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto Provinsi Banten Atas Dasar
Harga Konstan 2000 Menurut Jenis Pengeluaran (persen), 2007-2009
Growth Rate of Gross Regional Domestic Product of Banten Province at 2000
Constant Market Prices by Type Expenditure (percent), 2007-2009 ..................... 483

Banten dalam Angka 2010 xlvii


LIST OF TABLES

13.1.9. Perkembangan Beberapa Agregat PDRB dan PDRB per Kapita


Provinsi Banten, 2007 - 2009
Trend of Several GRDP Agregates and per Capita GRDP
of Banten Province, 2007 – 2009 ............................................................................ 484

13.2 PDRB PROVINSI BANTEN MENURUT KABUPATEN/KOTA


GRDP OF BANTEN PROVINCE BY REGENCY/MUNICIPALITY
13.2.1. Produk Domestik Regional Bruto Provinsi Banten
Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Kabupaten/Kota (juta rupiah), 2007-2009
Gross Regional Domestic Product of Banten Province
at Current Market Prices by Regency/Municipality (million rupiahs), 2007-2009 . 486
13.2.2. Produk Domestik Regional Bruto Provinsi Banten
Atas Dasar Harga Konstan 2000 Menurut Kabupaten/Kota
(juta rupiah), 2007-2009
Gross Regional Domestic Product of Banten Province

id
at 2000 Constant Market Prices by Regency/Municipality

.
(million rupiahs), 2007-2009 .................................................................................. 487

go
13.2.3. Distribusi Produk Domestik Regional Bruto Provinsi Banten
Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Kabupaten/Kota (persen), 2007-2009

s.
Distribution of Gross Regional Domestic Product of Banten Province

bp
At Current Market Prices by Regency/Municipality (percent), 2007-2009 ............ 488
13.2.4. Laju Pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto Provinsi Banten
n.
Atas Dasar Harga Konstan 2000 Menurut Kabupaten/Kota (persen), 2007-2009
Growth Rate of Gross Regional Domestic Product of Banten Province
te

At 2000 Constant Market Prices by Regency/Municipality (percent), 2007-2009 .. 489


an

13.2.5. Produk Domestik Regional Bruto per Kapita Provinsi Banten


Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Kabupaten/Kota (rupiah), 2007-2009
.b

Per Capita Gross Regional Domestic Product of Banten Province


at Current Market Prices by Regency/Municipality (rupiahs), 2007-2009 ............. 490
w

13.2.6. Laju Pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto per Kapita Provinsi Banten
w

Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Kabupaten/Kota (persen), 2007-2009


Growth Rate of per Capita Gross Regional Domestic Product of Banten Province
w

At at Current Market Prices by Regency/Municipality (percent), 2007-2009 ........ 491


:\\
tp
ht

xlviii Banten in Figures 2010


PENJELASAN UMUM
EXPLANATORY NOTES

Tanda-tanda yang digunakan dalam publikasi ini adalah sebagai berikut:


Symbols which are used in this publication, are as follows:

Data tidak tersedia …………………… : …


Data not yet available

id
Tidak ada atau nol …………………… : -

.
go
Null or zero

s.
Data dapat diabaikan …………………… : 0

bp
Data negligible n.
Tanda desimal …………………… : ,
te

Decimal point
an
.b
w
w
w
:\\
tp
ht

Banten dalam Angka 2010 xlix


ht
tp
:\\
w
w
w
.b
an
te
n.
bp
s.
go
.id
SEJARAH SINGKAT BANTEN

Banten sebagai nama suatu wilayah sudah dikenal dan diperkenalkan


sejak abad ke 14. Mula-mula Banten merupakan pelabuhan yang sangat ramai
disinggahi kapal dan dikunjungi pedagang dari berbagai wilayah hingga orang
Eropa yang kemudian menjajah bangsa ini. Pada tahun 1330 orang sudah
mengenal sebuah negara yang saat itu disebut Panten, yang kemudian wilayah
ini dikuasai oleh Majapahit di bawah Mahapatih Gajah Mada dan Raja Hayam

id
Wuruk. Pada masa-masa itu Kerajaan Majapahit dan Kerajaan Demak

.
merupakan dua kekuatan terbesar di Nusantara. Tahun 1524 – 1525 para

go
pedagang Islam berdatangan ke Banten dan saat itulah dimulai penyebaran

s.
bp
agama Isalm di Banten. Sekitar dua abad kemudian berdiri Kadipaten Banten di
Surasowan pada 8 Oktober 1526. Pada tahun 1552 – 1570 Maulana Hasanudin
n.
te

Panembahan Surosowan menjadi Sultan Banten pertama. Sejak itu dimulailah


an

pemerintahan kesultanan di Banten yang diakhiri oleh Sultan Muhammad


.b

Rafi’uddin (1813 – 1820) merupakan sultan ke dua puluh setelah sultan dan
w

rakyat masa sebelumnya berperang melawan penjajah. Namun demikian


w

perjuangan rakyat Banten terus berlanjut hingga detik terakhir kaki penjajah
w

berada di bumi Banten.


:\\
tp

Setelah memasuki masa kemerdekaan muncul keinginan rakyat Banten


ht

untuk membentuk sebuah provinsi. Niatan tersebut pertama kali mencuat di


tahun 1953 yang kemudian pada 1963 terbentuk Panitia Provinsi Banten di
Pendopo Kabupaten Serang. Dalam pertemuan antara Panitia Provinsi Banten
dengan DPR-GR sepakat untuk memperjuangkan terbentuknya Provinsi Banten.
Pada tanggal 25 Oktober 1970 Sidang Pleno Musyawarah Besar Banten
mengesahkan Presidium Panitia Pusat Provinsi Banten. Namun ternyata
perjuangan untuk membentuk Provinsi Banten dan terpisah dari Jawa Barat

Banten dalam Angka 2010 li


A BRIEF HYSTORY OF BANTEN PROVINCE

tidaklah mudah dan cepat. Selama masa Orde Baru kenginan tersebut belum
bisa direalisir.
Pada Orde Reformasi perjuangan masyarakat Banten semakin gigih
karena mulai terasa semilirnya angin demokrasi dan isu tentang otonomi daerah.
Pada 18 Juli 1999 diadakan Deklarasi Rakyat Banten di Alun-alun Serang yang
kemudian Badan Pekerja Komite Panitia Provinsi Banten menyusun Pedoman
Dasar serta Rencana Kerja dan Rekomendasi Komite Pembentukan Provinsi
Banten (PPB). Sejak itu mulai terbentuk Sub-sub Komite PPB di berbagai

id
wilayah di Banten untuk memperkokoh dukungan terbentuknya Provinsi

.
Banten. Setelah melalui perjuangan panjang dan melelahkan akhirnya pada 4

go
Oktober 2000 Rapat Paripurna DPR-RI mengesahkan RUU Provinsi Banten

s.
bp
menjadi Undang-Undang No. 23 Tahun 2000 tentang Pembentukan Provinsi
Banten. Kemudian pada tanggal 17 Oktober 2000 Presiden Abdurrahman
n.
te

Wahid mengesahkan UU No. 23 Tahun 2000 tentang PPB. Sebulan setelah itu
an

pada 18 Nopember 2000 dilakukan peresmian Provinsi Banten dan pelantikan


.b

Pejabat Gubernur H. Hakamudin Djamal untuk menjalankan pemerintah


w

provinsi sementara waktu sebelum terpilihnya Gubernur Banten definitif. Pada


w

tahun 2002 DPRD Banten memilih Dr. Ir. H. Djoko Munandar, MEng dan Hj.
w

Atut Chosiyah sebagai Gubernur dan Wakil Gubernur Banten pertama.


:\\
tp
ht

Sumber : Buku ”Sekapur Sirih Perjalanan Panjang dan Kronologis


Terbentuknya Propinsi Banten 1953 – 2000”,
oleh Drs. E. Iwa Tuskana Supandri

lii Banten in Figures 2010


SEJARAH SINGKAT BANTEN

Brief History of Banten Province

Banten is the name of the area has been know since 14 century. In the
beginning Banten is a port which the ships and trader are coming from any
country, and finally Euro people control this area. In 1330 people have known a
country which as Panten, and then this area controlled by Kingdom of
Majapahit with Gajah Mada and Hayam Wuruk as a leader. At that time,

id
Kingdom of Majapahit and Kingdom of Demak are two of Kingdom has power

.
in Nusantara (Indonesia). In 1524 – 1525 Moslem traders came to Bnaten and

go
that time; begin of Islam religious growth in Banten. In about two century later,

s.
bp
regency (Kadipaten) of Banten has been build at Surasowan in October 8, 1526.
In 1552 -1570 Maulana Hasanudin Princes (Panembahan) of Surasowan
n.
te

become the first leader (Sultan) of Baneten. At that time the government of
an

Sultan has begun which finally Sultan Muhammad Rafi’uddin (1813 – 1820) is
.b

the 20th Sultan with all the people of Banten attack for the illegal government.
w

But war of Banten forever until the illegal government goes out from Banten.
w

Since the freedom of Indonesia, people of Banten want to build a Banten


w

province. That hoping had existed since 1953 and in 1963 made committee of
:\\
tp

Banten Province at Serang regency. In the meeting between Committee of


ht

Banten Province with legislative (DPR-GR) agree to make a frame of Banten


province. In October 25, 1970 the great meeting of Banten has declared the
Presidium of Committee of Banten Province. But not convenient to build the
province which unravel of West Java. In era Orde Baru struggle of Banten
Province can not release yet.
In reformation order (Orde Reformasi), struggle of Banten people is
very obstinate because free democracy and regency autonomy (self-government)

Banten dalam Angka 2010 liii


A BRIEF HYSTORY OF BANTEN PROVINCE

has issue by central government. In July 18, 1999 there was declaration of
Banten people in Serang, later official of Committee of Banten Province (Badan
Pekerja Komite Panitia Provinsi Banten) arrange the basic guide and job
planning recommended Committee of Institution of Banten Province (Komite
Pembentukan Provinsi Banten /PBB). Since that, conformed subs of commission
PBB in some regency in Banten to fasted conformation of Banten Province.
After through martial aborious ultimately at October 4, 2000 tight at great
meeting of legislative (Rapat Paripurna DPR-RI) affirm draft of law (RUU) of

id
Banten Province become act the law No. 23 Year 2000 about Institution of

.
Banten Province. Posterior at October 17, 2000 President Abdurrahman Wahid

go
affirms the law No. 23 Year 2000 about PBB. One month after that at November

s.
bp
18, 2000 there was agreement of Banten Province, and functionary governor H.
Hakamudin Djamal to implement officer transitory province before definitive
n.
te

governor electing. In 2002 Local legislative (DPRD) of Banten elected Dr. Ir. H.
an

Djoko Munandar, M.Eng as Governor, and Hj. Atut Chosiyah as Vice Governor.
.b
w
w

Source : From the book ”Sekapur Sirih Perjalanan Panjang dan Kronologis
w

Terbentuknya Propinsi Banten 1953 – 2000”,


:\\
tp

by Drs. E. Iwa Tuskana Supandri


ht

liv Banten in Figures 2010


UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 16 TAHUN 1997
TENTANG STATISTIK
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

. id
go
Menimbang : a. bahwa statistik penting artinya bagi perencanaan,
pelaksanaan, pemantauan, dan evaluasi penyelenggaraan

s.
berbagai kegiatan di segenap aspek kehidupan

bp
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara dalam
pembangunan nasional sebagai pengamalan Pancasila,
n.
untuk memajukan kesejahteraan rakyat dalam rangka
te

mencapai cita-cita bangsa sebagaimana tercantum dalam


an

Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945;


.b

b. bahwa dengan memperhatikan pentingnya peranan


w

statistik tersebut, diperlukan langkah-langkah untuk


w

mengatur penyelenggaraan statistik nasional terpadu


w

dalam rangka mewujudkan Sistem Statistik Nasional yang


andal, efektif, dan efisien;
:\\
tp

c. bahwa Undang-undang Nomor 6 Tahun 1960 tentang


ht

Sensus dan Undang-undang Nomor 7 Tahun 1960 tentang


Statistik pada saat ini tidak sesuai lagi dengan
perkembangan keadaan, tuntutan masyarakat, dan
kebutuhan pembangunan nasional;

d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud


dalam huruf a, b, c di atas, dipandang perlu membentuk
Undang-undang tentang Statistik yang baru;

Mengingat : Pasal 5 ayat (1) dan Pasal 20 ayat (1) Undang-Undang Dasar
1945;

Banten dalam Angka 2010 lv


Law No.16 of 1997 on Statistics

Dengan persetujuan

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

MEMUTUSKAN:

Menetapkan : UNDANG-UNDANG TENTANG STATISTIK.

BAB I
KETENTUAN UMUM

id
Pasal 1

.
go
Dalam Undang-undang ini yang dimaksud dengan :

s.
bp
1. Statistik adalah data yang diperoleh dengan cara pengumpulan, pengolahan,
penyajian, dan analisis serta sebagai sistem yang mengatur keterkaitan antar
n.
unsur dalam penyelenggaraan statistik.
te
an

2. Data adalah informasi yang berupa angka tentang karakteristik (ciri-ciri


khusus) suatu populasi.
.b
w

3. Sistem Statistik Nasional adalah suatu tatanan yang terdiri atas unsur-unsur
w

yang secara teratur saling berkaitan, sehingga membentuk totalitas dalam


w

penyelenggaraan statistik.
:\\

4. Kegiatan statistik adalah tindakan yang meliputi upaya penyediaan dan


tp

penyebarluasan data, upaya pengembangan ilmu statistik, dan upaya yang


ht

mengarah pada berkembangnya Sistem Statistik Nasional.

5. Statistik dasar adalah statistik yang pemanfaatannya ditujukan untuk


keperluan yang bersifat luas, baik bagi pemerintah maupun masyarakat,
yang memiliki ciri-ciri lintas sektoral, berskala nasional, makro, dan
penyelenggaraannya menjadi tanggung jawab Badan.

6. Statistik sektoral adalah statistik yang pemanfaatannya ditujukan untuk


memenuhi kebutuhan instansi tertentu dalam rangka penyelenggaraan
tugas-tugas pemerintahan dan pembangunan yang merupakan tugas pokok
instansi yang bersangkutan.

lvi Banten in Figures 2010


UU No.10 Tahun 1997 Tentang Statistik

7. Statistik khusus adalah statistik yang pemanfaatannya ditujukan untuk


memenuhi kebutuhan spesifik dunia usaha, pendidikan, sosial budaya, dan
kepentingan lain dalam kehidupan masyarakat, yang penyelenggaraannya
dilakukan oleh lembaga, organisasi, perorangan, dan atau unsur masyarakat
lainnya.

8. Sensus adalah cara pengumpulan data yang dilakukan melalui pencacahan


semua unit populasi di seluruh wilayah Republik Indonesia untuk
memperoleh karakteristik suatu populasi pada saat tertentu.

9. Survei adalah cara pengumpulan data yang dilakukan melalui pencacahan


sampel untuk memperkirakan karakteristik suatu populasi pada saat

id
tertentu.

.
go
10. Kompilasi produk administrasi adalah cara pengumpulan, pengolahan,
penyajian, dan analisis data yang didasarkan pada catatan administrasi yang

s.
ada pada pemerintah dan atau masyarakat.

11. Badan adalah Badan Pusat Statistik. bp


n.
te

12. Populasi adalah keseluruhan unit yang menjadi objek kegiatan statistik baik
an

yang berupa instansi pemerintah, lembaga, organisasi, orang, benda maupun


objek lainnya.
.b
w

13. Sampel adalah sebagian unit populasi yang menjadi objek penelitian untuk
w

memperkirakan karakteristik suatu populasi.


w

14. Sinopsis adalah suatu ikhtisar penyelenggaraan statistik.


:\\
tp

15. Penyelenggara kegiatan statistik adalah instansi pemerintah, lembaga,


ht

organisasi, perorangan, dan atau unsur masyarakat lainnya.

16. Petugas statistik adalah orang yang diberi tugas oleh penyelenggara
kegiatan statistik untuk melaksanakan pengumpulan data, baik melalui
wawancara, pengukuran, maupun cara lain terhadap objek kegiatan statistik.

17. Responden adalah instansi pemerintah, lembaga, organisasi, orang, dan atau
unsur masyarakat lainnya yang ditentukan sebagai objek kegiatan statistik.

Banten dalam Angka 2010 lvii


Law No.16 of 1997 on Statistics

BAB II
ASAS, ARAH, DAN TUJUAN

Pasal 2

Selain berlandaskan asas-asas pembangunan nasional, undang-undang ini juga


berasaskan :

a. keterpaduan;
b. keakuratan; dan
c. kemutakhiran.

. id
go
Pasal 3

s.
Kegiatan statistik diarahkan untuk :

a. Mendukung pembangunan nasional; bp


n.
b. Mengembangkan Sistem Statistik Nasional yang andal, efektif, dan efisien;
te

c. Meningkatkan kesadaran masyarakat akan arti dan kegunaan statistik; dan


an

d. Mendukung pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.


.b
w

Pasal 4
w
w

Kegiatan statistik bertujuan untuk menyediakan data statistik


:\\

yang lengkap, akurat dan mutakhir dalam rangka mewujudkan


tp

Sistem Statistik Nasional yang andal, efektif, dan efisien


guna mendukung pembangunan nasional.
ht

lviii Banten in Figures 2010


UU No.10 Tahun 1997 Tentang Statistik

BAB III
JENIS STATISTIK DAN CARA
PENGUMPULAN DATA

Bagian Pertama
Jenis Statistik

Pasal 5

Berdasarkan tujuan pemafaatannya, jenis statistik terdiri atas :

a. statistik dasar;

id
b. statistik sektoral; dan

.
c. statistik khusus.

go
s.
bp
Pasal 6
n.
(1) Statistik dasar dan statistik sektoral terbuka pemanfaatanya untuk umum,
te

kecuali ditentukan lain oleh peraturan perundang-undangan yang berlaku.


an

(2) Setiap orang memiliki kesempatan yang sama untuk mengetahui dan
.b

memanfaatkan statistik khusus dengan tetap memperhatikan hak


w

seseorang atau lembaga yang dilindungi Undang-undang.


w

Bagian Kedua
w

Cara Pengumpulan Data


:\\
tp

Pasal 7
ht

Statistik diselenggarakan melalui pengumpulan data yang dilakukan


dengan cara :

a. sensus;
b. survei;
c. kompilasi produk administrasi; dan
d. cara lain sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

Banten dalam Angka 2010 lix


Law No.16 of 1997 on Statistics

Pasal 8

(1) Sensus sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 huruf a diselenggarakan


sekurang-kurangnya sekali dalam 10 (sepuluh) tahun oleh Badan, yang
meliputi:

a. sensus penduduk;
b. sensus pertanian; dan
c. sensus ekonomi.

(2) Penetapan tahun penyelenggaraan dan perubahan jenis sensus


sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), diatur lebih lanjut dengan

id
Peraturan Pemerintah.

.
go
Pasal 9

s.
bp
(1) Survei sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 huruf b diselenggarakan
secara berkala dan sewaktu-waktu untuk memperoleh data yang rinci.
n.
te

(2) Survei antarsensus dilakukan pada pertengahan 2 (dua) sensus sejenis


an

untuk menjembatani 2 (dua) sensus tersebut.


.b

Pasal 10
w
w

(1) Kompilasi produk administrasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7


huruf c dilaksanakan dengan memanfaatkan berbagai dokumen produk
w

administrasi.
:\\
tp

(2) Hasil kompilasi produk administrasi milik instansi pemerintah terbuka


ht

pemanfaatannya untuk umum, kecuali ditentukan lain oleh peraturan


perundang-undangan yang berlaku.

(3) Setiap orang mempunyai kesempatan yang sama untuk mengetahui dan
memanfaatkan hasil kompilasi produk administrasi milik lembaga,
organisasi, perorangan, dan atau unsur masyarakat lainnya dengan tetap
memperhatikan hak seseorang atau lembaga yang dilindungi undang-
undang.

lx Banten in Figures 2010


UU No.10 Tahun 1997 Tentang Statistik

BAB IV
PENYELENGGARAAN STATISTIK

Bagian Pertama
Statistik Dasar

Pasal 11

(1) Statistik dasar diselenggarakan oleh Badan.

(2) Dalam menyelenggarakan statistik dasar sebagaimana dimaksud dalam


ayat (1), Badan memperoleh data dengan cara:

id
a. sensus;

.
go
b. survei;

s.
c. kompilasi produk administrasi; dan

bp
d. cara lain sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi.
n.
te
an

Bagian Kedua
Statistik Sektoral
.b
w

Pasal 12
w
w

(1) Statistik sektoral diselenggarakan oleh instansi pemerintah sesuai lingkup


:\\

tugas dan fungsinya, secara mandiri atau bersama dengan Badan.


tp

(2) Dalam menyelenggarakan statistik sektoral, instansi pemerintah


ht

memperoleh data dengan cara:

a. survei;
b. kompilasi produk administrasi; dan
c. cara lain sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan
dan teknologi.

(3) Statistik sektoral harus diselenggarakan bersama dengan Badan apabila


statistik tersebut hanya dapat diperoleh dengan cara sensus dan dengan
jangkauan populasi berskala nasional.

Banten dalam Angka 2010 lxi


Law No.16 of 1997 on Statistics

(4) Hasil statistik sektoral yang diselenggarakan sendiri oleh instansi


pemerintah wajib diserahkan kepada Badan.

Bagian Ketiga
Statistik Khusus

Pasal 13

(1) Statistik khusus diselenggarakan oleh masyarakat baik lembaga,


organisasi, perorangan maupun unsur masyarakat lainnya secara mandiri
atau bersama dengan Badan.

id
(2) Dalam menyelenggarakan statistik khusus sebagaimana dimaksusd dalam

.
go
ayat (1), masyarakat memperoleh data dengan cara:

s.
a. survei;

b. kompilasi produk administrasi; dan bp


n.
te

c. cara lain sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan


an

teknologi.
.b

Pasal 14
w
w

(1) Dalam rangka pengembangan Sistem Statistik Nasional, masyarakat


w

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 ayat (1) wajib memberitahukan


sinopsis kegiatan statistik yang telah selesai diselenggarakannya kepada
:\\

Badan.
tp
ht

(2) Sinopsis sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) memuat:


a. judul;
b. wilayah kegiatan statistik;
c. objek populasi;
d. jumlah responden;
e. waktu pelaksanaan;
f. metode statistik;
g. nama dan alamat penyelenggara; dan
h. abstrak.

lxii Banten in Figures 2010


UU No.10 Tahun 1997 Tentang Statistik

i. Penyampaian pemberitahuan sinopsis dapat dilakukan melalui pos,


jaringan komunikasi data, atau cara penyampaian lainnya yang
dianggap mudah bagi penyelenggara kegiatan statistik.

j. Kewajiban memberitahukan sinopsis sebagaimana dimaksud dalam


ayat (1), tidak berlaku bagi statistik yang digunakan untuk memenuhi
kebutuhan intern.

BAB V
PENGUMUMAN DAN PENYEBARLUASAN

id
Pasal 15

.
go
(1) Badan berwenang mengumumkan hasil statistik yang
diselenggarakannya.

s.
(2) Pengumuman hasil statistik dimuat dalam Berita Resmi Statistik.

Pasal 16 bp
n.
te

Badan menyebarluaskan hasil statistik yang diselenggarakannya.


an
.b

BAB VI
w

KOORDINASI DAN KERJA SAMA


w
w

Pasal 17
:\\

(1) Koordinasi dan kerja sama penyelenggaraan statistik dilakukan oleh


tp

Badan dengan instansi pemerintah dan masyarakat, di tingkat pusat dan


ht

daerah.

(2) Dalam rangka mewujudkan dan mengembangkan Sistem Statistik


Nasional, Badan bekerja sama dengan instansi pemerintah dan
masyarakat untuk membangun pembakuan konsep, definisi, klasifikasi,
dan ukuran-ukuran.

(3) Koordinasi dan kerja sama sebagaimana dimaksud dalam ayat (1)
dilaksanakan atas dasar kemitraan dan dengan tetap mengantisipasi serta
menerapkan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

Banten dalam Angka 2010 lxiii


Law No.16 of 1997 on Statistics

(4) Ketentuan mengenai tata cara dan lingkup koordinasi dan kerja sama
penyelenggaraan statistik antara Badan, instansi pemerintah, dan
masyarakat diatur lebih lanjut dengan Keputusan Presiden.

Pasal 18

(1) Kerja sama penyelenggaraan statistik dapat juga dilakukan oleh Badan,
instansi pemerintah, dan atau masyarakat dengan lembaga internasional,
negara asing, atau lembaga swasta asing sesuai dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.

(2) Kerja sama penyelenggaraan statistik sebagaimana dimaksud dalam ayat

id
(1) didasarkan pada prinsip bahwa penyelenggara utama adalah Badan,
instansi pemerintah, atau masyarakat Indonesia.

.
go
s.
BAB VII

bp
HAK DAN KEWAJIBAN
n.
te

Bagian Pertama
an

Penyelenggara Kegiatan Statistik


.b

Pasal 19
w
w

Penyelenggara kegiatan statistik berhak memperoleh keterangan dari responden


w

mengenai karakterisrik setiap unit populasi yang menjadi objek.


:\\

Pasal 20
tp
ht

Penyelenggara kegiatan statistik wajib memberikan kesempatan yang sama


kepada masyarakat untuk mengetahui dan memperoleh manfaat dari
statistik yang tersedia, sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.

Pasal 21

Penyelenggara kegiatan statistik wajib menjamin kerahasiaan keterangan


yang diperoleh dari responden.

lxiv Banten in Figures 2010


UU No.10 Tahun 1997 Tentang Statistik

Bagian Kedua
Petugas Statistik

Pasal 22

Setiap petugas statistik Badan berhak memasuki wilayah kerja yang telah
ditentukan untuk memperoleh keterangan yang diperlukan.

Pasal 23

Setiap petugas statistik wajib menyampaikan hasil pelaksanaan statistik


sebagaimana adanya.

id
Pasal 24

.
go
Ketentuan mengenai jaminan kerahasiaan keterangan sebagaimana dimaksud

s.
dalam Pasal 21 berlaku juga bagi petugas statistik.

Pasal 25 bp
n.
te

Setiap petugas statistik harus memperlihatkan surat tugas dan atau tanda
an

pengenal, serta wajib memperhatikan nilai-nilai agama, adat istiadat setempat,


tata krama, dan ketertiban umum.
.b
w
w

Bagian Ketiga
w

Responden
:\\

Pasal 26
tp
ht

(1) Setiap orang berhak menolak untuk dijadikan responden, kecuali dalam
penyelenggaraan statistik dasar oleh Badan.

(2) Setiap responden berhak menolak petugas statistik yang tidak dapat
memenuhi ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 25.

Pasal 27

Setiap responden wajib memberikan keterangan yang diperlukan dalam


penyelengaraan statistik dasar oleh Badan.

Banten dalam Angka 2010 lxv


Law No.16 of 1997 on Statistics

BAB VIII
KELEMBAGAAN

Pasal 28

(1) Pemerintah membentuk Badan yang berada di bawah dan bertanggung


jawab langsung kepada Presiden.

(2) Badan mempunyai perwakilan wilayah di Daerah yang merupakan


instansi vertikal.

(3) Ketentuan mengenai tugas, fungsi, susunan organisasi, dan tata kerja

id
Badan, sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dan ayat (2), diatur lebih
lanjut dengan Keputusan Presiden.

.
go
Pasal 29

s.
bp
(1) Pemerintah membentuk Forum Masyarakat Statistik yang bertugas
memberikan saran dan pertimbangan di bidang statistik kepada Badan.
n.
te

(2) Forum sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) bersifat nonstruktural dan
an

independen, yang anggotanya terdiri atas unsur pemerintah, pakar,


praktisi, dan tokoh masyarakat.
.b
w

Pasal 30
w
w

(1) Instansi pemerintah dapat membentuk satuan organisasi di lingkungannya


untuk melaksanakan statistik sektoral.
:\\
tp

(2) Ketentuan mengenai tugas, fungsi, susunan organisasi, dan tata kerja
ht

satuan organisasi sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) diatur oleh


instansi yang bersangkutan berdasarkan peraturan perundang-undangan
yang berlaku.

(3) Dalam menyelenggarakan statistik sektoral, satuan organisasi


sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) harus mengadakan koordinasi
dengan Badan untuk menerapkan penggunaan konsep, definisi,
klasifikasi, dan ukuran-ukuran yang telah dibakukan dalam rangka
pengembangan Sistem Statistik Nasional.

lxvi Banten in Figures 2010


UU No.10 Tahun 1997 Tentang Statistik

BAB IX
PEMBINAAN

Pasal 31

Badan bekerja sama dengan instansi pemerintah dan unsur masyarakat


melakukan pembinaan terhadap penyelenggara kegiatan statistik dan
masyarakat, agar lebih meningkatkan kontribusi dan apresiasi masyarakat
terhadap statistik, mengembangkan Sistem Statistik Nasional,
dan mendukung pembangunan Nasional.

Pasal 32

id
Dalam rangka pembinaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 31,

.
go
Badan melakukan upaya-upaya sebagai berikut:

s.
a. meningkatkan kemampuan sumber daya manusia dalam penyelenggaraan

bp
statistik; n.
b. mengembangkan statistik sebagai ilmu;
te
an

c. meningkatkan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi yang dapat


mendukung penyelenggaraan statistik;
.b
w

d. mewujudkan kondisi yang mendukung terbentuknya pembakuan dan


w

pengembangan konsep, definisi, klasifikasi, dan ukuran-ukuran dalam


w

kerangka semangat kerja sama dengan para penyelenggara kegiatan statistik


lainnya;
:\\
tp

e. mengembangkan sistem informasi statistik;


ht

f. meningkatkan penyebarluasan informasi statistik;


g. meningkatkan kemampuan penggunaan dan pemanfaatan hasil statistik
untuk mendukung pembangunan nasional; dan

h. meningkatkan kesadaran masyarakat akan arti dan kegunaan statistik.

Pasal 33

Pelaksanaan pembinaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 31 diatur lebih


lanjut dengan Peraturan Pemerintah.

Banten dalam Angka 2010 lxvii


Law No.16 of 1997 on Statistics

BAB X
KETENTUAN PIDANA

Pasal 34

Setiap orang yang tanpa hak menyelenggarakan sensus sebagaimana dimaksud


dalam Pasal 11 ayat (2) huruf a, dipidana dengan pidana penjara paling lama 2
(dua) tahun dan denda paling banyak Rp. 50.000.000,00 (lima puluh juta
rupiah).

Pasal 35

id
Setiap orang yang dengan sengaja melanggar ketentuan sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 14 ayat (1), dipidana dengan pidana kurungan paling lama 1 (satu)

.
go
tahun atau denda paling banyak Rp. 25.000.000,00 (dua puluh lima juta rupiah).

s.
Pasal 36

(1) bp
Penyelenggara kegiatan statistik yang dengan sengaja dan tanpa alasan
n.
yang sah tidak memenuhi kewajiban sebagaimana dimaksud dalam Pasal
te

20, dipidana dengan pidana kurungan paling lama 1 (satu) tahun atau
an

denda paling banyak Rp. 25.000.000,00 (dua puluh lima juta rupiah).
.b

(2) Penyelenggara kegiatan statistik yang dengan sengaja melanggar


w

ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21, dipidana dengan


w

pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun dan denda paling banyak
w

Rp.100.000.000,00 (seratus juta rupiah).


:\\

Pasal 37
tp
ht

Petugas statistik yang dengan sengaja melanggar ketentuan sebagaimana


dimaksud dalam Pasal 24, dipidana dengan pidana penjara paling lama 1 (satu)
tahun 6 (enam) bulan dan denda paling banyak Rp. 15.000.000,00 (lima belas
juta rupiah).

Pasal 38

Responden yang dengan sengaja melanggar ketentuan


sebagaimana dimaksud dalam Pasal 27, dipidana dengan
pidana penjara paling lama 1 (satu) tahun 6 (enam) bulan dan
denda paling banyak Rp. 25.000.000,00 (dua puluh lima juta rupiah).

lxvii Banten in Figures 2010


i
UU No.10 Tahun 1997 Tentang Statistik

Pasal 39

Setiap orang yang dengan sengaja dan tanpa alasan yang sah mencegah,
menghalang-halangi, atau menggagalkan jalannya penyelenggaraan statistik
yang dilakukan oleh penyelenggara kegiatan statistik dasar dan atau statistik
sektoral, dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun dan
denda paling banyak Rp. 100.000.000,00 (seratus juta rupiah).

Pasal 40

(1) Tindak pidana sebagaimana dimaksud dalam Pasal 34, Pasal 36 ayat (2),
Pasal 37, Pasal 38, dan Pasal 39 adalah kejahatan.

id
(2) Tindak pidana sebagaimana dimaksud dalam Pasal 35 dan Pasal 36 ayat
(1) adalah pelanggaran.

.
go
s.
BAB XI

bp
KETENTUAN PERALIHAN
n.
Pasal 41
te
an

Semua peraturan pelaksanaan Undang-undang Nomor 6 Tahun 1960 tentang


Sensus dan Undang-undang Nomor 7 Tahun 1960 tentang Statistik dinyatakan
.b

tetap berlaku sepanjang tidak bertentangan atau belum diganti dengan yang baru
w

berdasarkan Undang-undang ini.


w
w

BAB XII
KETENTUAN PENUTUP
:\\
tp

Pasal 42
ht

Pada saat mulai berlakunya Undang-undang ini, maka Undang-undang Nomor 6


tahun 1960 tentang Sensus dan Undang-undang Nomor 6 Tahun 1960
tentang Statistik dinyatakan tidak berlaku.

Pasal 43

Undang-undang ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.


Agar setiap orang dapat mengetahuinya, memerintahkan pengundangan
Undang-undang ini dengan penempatannya
dalam Lembaran Negara Republik Indonesia.

Banten dalam Angka 2010 lxix


Law No.16 of 1997 on Statistics

Disahkan di Jakarta
Pada tanggal 19 Mei 1997

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

(Ttd)

SOEHARTO

id
Diundangkan di Jakarta
Pada tanggal 19 Mei 1997

.
go
MENTERI NEGARA SEKRETARIS NEGARA

s.
REPUBLIK INDONESIA

(Ttd) bp
n.
te

MOERDIONO
an
.b

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA


w

TAHUN 1997 NOMOR 39


w
w

Salinan sesuai dengan aslinya Salinan sesuai dengan salinan aslinya


:\\

SEKRETARIAT KABINET BIRO PUSAT STATISTIK


tp

REPUBLIK INDONESIA
ht

Kepala Biro Hukum Kepala Biro Kepegawaian


dan Perundang-undangan dan Organisasi

(Ttd) (Ttd)

Lambock V. Nahattands Pietojo, MSA

lxx Banten in Figures 2010


LAW OF REPUBLIC OF INDONESIA

NUMBER 16 OF 1997

ON STATISTICS

. id
WITH THE MERCY AND COMPASSION OF THE ONE ONLY GOD

go
THE PRESIDENT OF THE REPUBLIC OF INDONESIA

s.
Considering : a.
bp
That a statistics are important of planning, implementation,
n.
monitoring and evaluation of various activities is every
aspect of the community, nation, state in the context of national
te

development , as the implementation of Panacea, which aims to


an

promote public Welfare in an effort to achieve the national goals as


stated in the preambule to the constitution of 1945;
.b

b. That in the above mentioned importance of statistics mean, that steps


w

must be taken to regulate integrated national statistics in the effort to


w

create a reliable, effective, and efficient National statistics System;


w

c. That in the law number 6 of 1960 on Censuses and Law Number 7 of


:\\

1960 on Statistics are no longer appropriate in light of subsequent


developments, community demands, and the requirement of national
tp

development;
ht

d. That in light of letter a, b, and c above, a new Law on Statistics is


demand necessary;

In View of : Article 5 Section (1) and Article 20 section (1) of the Constitution of 1945.

Banten dalam Angka 2010 lxxi


Law No.16 of 1997 on Statistics

With The Approval Of :

THE PEOPLE REPRESENTATIVE COUNCIL

OF THE INDONESIA DECREES :

To Stipulate : THE LAW ON STATISTICS

CHAPTER I

GENERAL PROVISIONS

Article 1

id
In this law :

.
1. Statistics are the obtained by collection, preparation, presentation and analysis, and is system

go
which regulates the connection between elements of statistics collection.

s.
2. Data are information in the form of numbers which concern the special characteristics of

bp
population. n.
3. The National Statistics System is an institution consisting of parts which are interlinked in an
order manner to form a totality in statistical collections.
te
an

4. Statistic activities are measures directed towards providing and disseminating data,
advancing the science of statistics, and eventually developing a national statistics system.
.b

5. Basic statistics are statistics utilized for a broad range of (Both government and community)
w

Purpose, which have cross-sectoral characteristics, are on a nation and macro scale, and will
w

be the responsibility of the agency.


w

6. Sectoral statistics are statistics utilized to satisfy the need of particular institution in on effort
:\\

to perform the duties of the administration and to further development, the primary duty of the
institution in question.
tp
ht

7. Special statistics are statistics utilized to fulfill The specific need of business, education,
socioculture, and community interest, undertaken by non government institution,
organizations, individuals, and/or other parts of the community.

8. A census is a data collected by enumerating a census of all population units in the entire
territory of the republic of the Indonesia to determine the characteristic of population at a
given time.

9. A survey is data collection method whereby a simple census is taken in other estimate the
characteristics of a population at a given time.

10. The compilation of administrative products is collecting, preparing, presenting and analyzing
data from administrative records available from the government and/or community.

lxxii Banten in Figures 2010


UU No.10 Tahun 1997 Tentang Statistik

11. The agency is the BPS – Statistics Indonesia.

12. Population is the unit or object of statistical activities, and includes government institutions,
non government institutions, organization, individuals, items, and so on.

13. A sample is a unit of the population used to estimate the characteristics of population.

14. A synopsis is an outline of a statistical collection.

15. A conductor of statistical activities may be a government institutions, a non government


institution, an organization, an individual, or another part of the community.

16. An enumerator is an individual assigned by the conductor of statistical activities to collect data
by interviewing, measuring (or using some other method on) the object of statistical activity.

id
17. A respondents a government institution, a non government institution, an organization, an
individual, or another part of the community which has been selected as the object of statistical

.
activity.

go
s.
bp
CHAPTER IIn.
PRINCIPLES, DIRECTION, AND AIMS
te

Article 2
an

In addition to the basic principles of national development, this law based on :


.b

a. Integrity;
w

b. Accuracy; and
w

c. Currency.
w
:\\

Article 3
tp

Statistical activities should :


ht

a. support national development;


b. develop a reliable, effective, and efficient national statistics system;
c. increase public awareness of the significance and function of statistics; and
d. support development of science and technology.

Article 4

Statistical activities aim to provide complete, accurate, and current statistical data in order to create
a reliable, effective, and efficient national statistic system to support national development.

Banten dalam Angka 2010 lxxiii


Law No.16 of 1997 on Statistics

CHAPTER III

TYPE OF STATISTICS AND METHOD OF DATA COLLECTION

Part One

Types of Statistics

Article 5

Based on the purpose for which they are used, statistics are classified the following types:

a. basic statistics;
b. sectoral statistics; and

id
c. special statistics.

.
go
Article 6

s.
(1) Basic statistics and sectoral statistics are available for public utilization unless it is specified
otherwise in prevailing legislation.

(2) bp
Every individual has equal opportunity to access and make use of special statistics but must
n.
maintain regard for the legally protected right of a person or an institution.
te
an

Part Two
.b

Data Collection Methods


w

Article 7
w
w

Statistics are collected by :


:\\

a. census;
tp

b. survey;
ht

c. the compilation of administrative products; and


d. other methods in keeping with developments in science and technology.

Article 8

(1) Censuses as referred to in article 7 letter a, will be conducted at least once every ten years by
the agency, and will consist of :

a. a population census;
b. an agricultural census; and
c. an economic census.

lxxiv Banten in Figures 2010


UU No.10 Tahun 1997 Tentang Statistik

(2) Changes to the Census and when it is to be conducted as referred to in section (1) will be
further regulated in a government regulation.

Article 9

(1) Surveys is referred to in article 7 letter b, will be conducted periodically or at any time in
order to obtain detailed data.

(2) Intercencal surveys will be carried out between censuses in order to bridge them.

Article 10

(1) Compilation of administrative product referred to in article 7 letter c, will be collected by

id
utilizing various documents from administrative records.

.
(2) Compilation of administrative products will be owned by government institution but will be

go
available for public utilization unless prevailing legislation specifies otherwise.

s.
(3) Every individual will have an equal Opportunity to access the compilation of administrative

bp
product owned by a non government institution, an organization, an individual, or another
part of the community but must maintain regard for the legally protected right of an individual
n.
or an institution.
te
an

CHAPTER IV
.b

STATISTICS COLLLECTION
w

Part One
w

Article 11
w
:\\

(1) The Agency is responsible for basic statistics collection.


tp

(2) When collecting basic statistics referred to in section (1), the agency will obtained date by :
ht

a. census;
b. survey;
c. compilation of administrative product; and
d. other methods in keeping with developments in science and technology.

Banten dalam Angka 2010 lxxv


Law No.16 of 1997 on Statistics

Part two

Sectoral Statistics

Article 12

(1) A government institution will collect sectoral statistics in accordance with the scope of its
duties and function, either independently or in cooperation with the agency.

(2) When collecting sectoral statistics, the government institution will obtained data by:

a. survey;
b. compilation of administrative products; and
c. other methods in keeping with developments in science and technology.

. id
(3) Sectoral statistics must be collected in cooperation with the agency when the statistics can only

go
be obtained by census and need to be collected on a national scale.

s.
(4) The results of sectoral statistics activity when carried out by a government institution on its
own must be submitted to the agency.

bp
n.
Part Three
te

Specials Statistics
an

Article 13
.b
w

(1) Specials statistics will be collected by the community whether by a non government institution,
an organization, an individual, or another part of the community either independently or in a
w

cooperation with the agency.


w

(2) The community may collect special statistics as referred to in section (1) by:
:\\
tp

a. Survey;
ht

b. The compilation of administration products; and


c. other methods in keeping with developments in science and technology

Article 14

(1) In order to develop a National Statistics System, the community as referred, to in article 13
section (1) must provide the Agency with a synopsis of the statistical activity that it as
undertaken when completed.

lxxvi Banten in Figures 2010


UU No.10 Tahun 1997 Tentang Statistik

(2) The synopsis referred to in section (1) should contain:

a. a title;
b. the are where statistical activities where conducted;
c. the population;
d. the number of respondents;
e. the time taken;
f. the statistical method;
g. the name address of the conductor of statistics activities; and
h. an abstract.

id
(3) The synopsis can be delivered by post, a data communication network, or other mean deemed
convenient for the conductor of the statistical activity.

.
go
(4) The obligation to provide a synopsis as referred to in section (1) does not apply to statistics
which are used to fulfill internal requirement.

s.
bp
n.
CHAPTER V
te

PUBLICATION AND DISEMINATION


an

Article 15
.b

(1) The agency may publish the statistics it has collected.


w
w

(2) The statistics are to be published in the official Statistics News


w

Article 16
:\\

The agency is to disseminates the statistics it has collected.


tp
ht

CHAPTER VI

COORDINATION AND COOPERATION

Article 17

(1) The coordination and cooperation the collection of statistics will be the responsibility of the
Agency in consultation with government institutions and the community, at both central and
regional levels.

(2) In the frame work of achieving and developing a National Statistics System, the Agency will
cooperate with government institutions and the community to standardize concepts, definition
classifications, and measurements.

Banten dalam Angka 2010 lxxvii


Law No.16 of 1997 on Statistics

(3) The coordination and cooperation referred to in section (1) are to be conduct on the basis of
partnership, and developments in science and technology will be anticipated and applied.

(4) The method and scope of the coordination and cooperation in the collection of statistics
between the Agency, government institution, and the community will be further regulated by a
presidential Decree.

Article 18

(1) There may also be cooperation in collecting statistics between the Agency, government
institutions, and/or the community and international institution, foreign countries institutions
in accordance with prevailing legislation.

(2) The cooperation in he collection of statistics referred to in section (1) is based on the principle

id
that the principal conductor of the statistical activities will be the Agency, the government
institution, or the Indonesian community.

.
go
s.
bp
CHAPTER VIIn.
RIGHT AND OBLIGATIONS
te

Part One
an

Conductor of Statistic Activities


.b

Article 19
w
w

The conductor of statistical activities may obtain information from respondents on the
characteristics of every population which is the object of the research.
w
:\\

Article 20
tp

In accordance with prevailing legislation, the conductor of statistical activities must provide equal
ht

opportunity to access available statistics.

Article 21

The conductor of statistical activities must ensure the confidentiality of the information obtained
from respondents.

lxxviii Banten in Figures 2010


UU No.10 Tahun 1997 Tentang Statistik

Part Two

Enumerator

Article 22

Every enumerator from the Agency may enter an appointed working area in order to obtain
necessary information.

Article 23

Every enumerator must deliver the results of the statistical activity without altering team.

Article 24

id
Stipulation ensuring the confidentiality of the information collected referred to in article 21 also
apply to enumerators.

.
go
Article 25

s.
Every enumerator must display his or her letter of assignment and/or identification, and must

bp
observe religious beliefs, local customs, etiquette and public order.
n.
Part Three
te
an

Respondents
.b

Article 26
w

(1) Every individual has the right of to refuse to be respondent, except when the Agency is
w

collecting basic statistics.


w

(2) Every respondent may turn away any enumerator who fails to satisfy the requirements of
:\\

article 25.
tp

Article 27
ht

Every respondent must provide the required information when the Agency is
collecting basic statistics.

CHAPTER VIII

INSTITUTIONAL ISSUES

Article 28

(1) The government will establish a Agency which will be under and directly responsible to
the president.

(2) The Agency has regional representatives vertically.

Banten dalam Angka 2010 lxxix


Law No.16 of 1997 on Statistics

(3) Stipulations regarding the Agency’s duties, function, organizational structure, and working
procedures, as referred to in section (1), will be further regulated by a presidential Decree.

Article 29

(1) The government will establish a statistics community forum which will provide advice on
statistics to the Agency.

(2) The forum referred to in section (1) will not have a formal structure but will be independent, its
member will consist of government representatives, experts, practitioners, and public figure.

Article 30

(1) A government institution may establish an organizational unit within its field of operation to

id
collect sectoral statistics.

.
go
(2) The duties, functions, organizational structural, and working procedures of the organizational
unit referred to in section (1) will be regulated by the relevant institution base on prevailing

s.
legislation.

(3)
bp
When collecting sectoral statistics, the organizational unit referred to in section (1) must
n.
coordinate with the Agency to apply standardized concepts, definitions, classifications, and
measurements to further develop the National Statistics System, and to support nations
te

development.
an
.b

CHAPTER IX
w
w

GUIDANCE
w

Article 31
:\\

The Agency will cooperate with government institution and the community to guide the statistics
tp

collecting body and the community, in order to further increase the community’s contributions to,
ht

and appreciation of statistic, to develop a National Statistic System, and to support national
development.

Article 32

The Agency should provide guidance as referred to in article 31, by:

a. increasing the capabilities of the human resources used in statistics collections;


b. developing statistics as a science;
c. increasing mastery of science and technology which can support statistics collections;

lxxx Banten in Figures 2010


UU No.10 Tahun 1997 Tentang Statistik

d. creating conditions that support the necessary standardization and development of


concepts, definitions, classifications, and measurements in cooperation with other
statistics collectors;
e. developing an information statistic system;
f. improving the dissemination of statistical information;
g. increasing the ability to use and utilize statistics to support national development; and
h. promoting public awareness of the significance and function of statistics.

Article 33

The guidance directive referred to in article 31 will be further regulated in a government regulation.

. id
go
CHAPTER X

s.
CRIMINAL PENALTIES/PROVISIONS

Article 34
bp
n.
Any individual who unlawfully conducts a census in breach of article 11 section (2) letter a, will be
te

subject to imprisonment for a period not exceeding two years and a fine not exceeding Rp.
an

50.000.000
.b

Article 35
w

Any individual who deliberately violates article 14 section (1), will be subject to imprisonment for a
w

period not exceeding one year or a fine of up to Rp 25.000.000.


w

Article 36
:\\

(1) any conductor of statistical activities who deliberate, and without legal justification, fail to
tp

fulfill his or her obligation as set out in article 20, will be subject to imprisonment for one year
ht

or a fine not exceeding Rp 25.000.000.

(2) any conductor of statistical activities who deliberate violate article 21 will be subject to
imprisonment for a period not exceeding five years and a fine not exceeding Rp. 100.000.000.

Article 37

Enumerators who deliberately violate article 24 will be subject to imprisonment


for a period not exceeding one years and six month and a fine not exceeding 25.000.000.

Banten dalam Angka 2010 lxxxi


Law No.16 of 1997 on Statistics

Article 38

Respondent who deliberately violate article 27 will be subject to imprisonment


for a period not exceeding one year and six month and a fine not exceeding Rp. 25.000.000.

Article 39

Any individual who deliberately and without legal justification prevents, interrupts, or causes the
conductor of statistical activities to fail to collect basic or sectoral statistics will be subject to
imprisonment for a period not exceeding Rp. 100.000.000.

Article 40

(1) The criminal acts referred to in article 34, article 36 section (2), article 37, article 38, and
article 39, are crimes.

id
(2) The criminal acts referred to in article 35 and article 36 section (1) are violation.

.
go
CHAPTER XI

s.
bp
TRANSITIONAL PROVISION
n.
Article 41
te

All regulations which implement Law Number 6 of 1960 on censuses and Law Number 7 on
an

Statistics remain effective period they do not conflict with, or have not been repealed by,
this Law or any subsequent legislation.
.b
w

CHAPTER XII
w

CLOSING PROVISIONS
w
:\\

Article 42
tp

When this Law takes effect, Law Number 6 of 1960 on census as Law Number 7 of 1960 on statistics
ht

will be invalid.

Article 43

This Law will taken effect on hen date in is enacted. In order for every individual to know of this law,
this legislation must be published in this state gazette of the Republic of Indonesia.

lxxxii Banten in Figures 2010


UU No.10 Tahun 1997 Tentang Statistik

Ratified in Jakarta

on May 19, 1997

The President of Republic of Indonesia

Signed

SOEHARTO

Promulgated in Jakarta

On May 19, 1997

id
THE MINISTER / STATE SECRETARY

.
go
OF THE REPUBLIC OF INDONESIA

s.
Signed

MOERDIONO
bp
n.
te
an

STATE GAZATTE OF THE REPUBLIC OF INDONESIA OF 1997


.b

NUMBER 39
w

Copy of original text Copy of original text


w
w

SECRETARY OF THE CABINET BPS - STATISTIC OF INDONESIA


:\\

OF THE REPUBLIC OF INDONESIA


tp

Head of the Bureau of Head of the Bureau of


ht

Law and Regulations, Personnel and Organization,

signed signed

Lambock V. Nahattands Pietojo, MSA

Banten dalam Angka 2010 lxxxiii


ht
tp
:\\
w
w
w
.b
an
te
n.
bp
s.
go
.id
INDIKATOR KUNCI

Indikator Kunci, 2008 - 2009


Key Indicators, 2008 - 2009

Uraian Satuan
2008 2009
Description Unit
(1) (2) (3) (4)

SOSIAL / SOCIAL
Penduduk / Population ribu / thousand 9 602,44 9 782,78
Laju Pertumbuhan Penduduk / persen / 1,90 1,88
Population Growt Rate percent
Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) persen / 64,80 63,74

id
Labor Force Participaton Rate (LFPR) percent

.
Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) persen / 15,18 14,97

go
Open Unemployment Rate (OUR) percent

s.
EKONOMI / ECONOMIC
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Juta rupiah /
bp 122 490 654,25 133 048 007,12
n.
Harga Berlaku / Gross Domestic Regional miilion rupiahs
Bruto (GRDP)At Current Price
te

Laju Pertumbuhan Ekonomi / persen / 5,77 4,69


Economic Growth Rate percent
an

PDRB Per Kapita Harga Berlaku rupiah / 12 756 194 13 600 226
Per Capita GRDP at Current Price rupiahs
.b

Realisasi Belanja Daerah / Juta rupiah / 2 253 982,71 2 420 828,80


w

Actual Local Government Expenditures miilion rupiahs


w

Realisasi Pendapatan Daerah Juta rupiah / 2 351 380,50 2 436 066,74


Actual Local Government Receipt miilion rupiahs
w

Realisasi Pendapatan Asli Daerah (PAD)/ Juta rupiah / 1 661 168,63 1 687 721,37
:\\

Actual Local Government Original Receipt miilion rupiahs


tp

Ekspor / Juta US$ / 6 971,91 5 806,33


Export miilion US$
ht

Impor/ Juta US$ / 7 178,23 5 523,09


Import miilion US$
Investasi (PMA+PMDN) *) Juta rupiah / 6 436 273,96 4 910 951,81
Investment (FDI+DDI) *) miilion rupiahs
Posisi Dana Perbankan Juta rupiah / 36 231 967 43 194 467
Outstanding Bank Funds miilion rupiahs
Posisi Pinjaman Perbankan Juta rupiah / 57 996 147 58 017 506
Outstanding Bank Loans miilion rupiahs
Inflasi / Inflation persen / percent 11,47 2,86
Nilai Tukar Petani (NTP) satuan/ 97,31 97,75
Farmers’ Term of Trade unit

Catatan / Note : *) 1 US$ = 9.000 IDR

Banten dalam Angka 2010 1


ht
tp
:\\
w
w
w
.b
an
te
n.
bp
s.
go
.id
.id
go
s.
bp
n.
te
an
.b

1
w
w
w
:\\
tp
ht

KONDISI GEOGRAFIS
Geographical Condition
ht
tp
:\\
w
w
w
.b
an
te
n.
bp
s.
go
.id
BAB I KONDISI GEOGRAFIS

Kondisi Geografis Geographical Condition

Provinsi Banten adalah salah satu Banten Province is one of


daerah pemekaran yang dulu termasuk expansion area that used to be
dalam wilayah Karesidenan Banten - included in the residence area of
Provinsi Jawa Barat dan terbentuk Banten – Jawa Barat and established
melalui Undang-undang No. 23 Tahun by Law No. 23/2000. In the begining,
2000. Pada awalnya, Provinsi Banten Banten Province consists of four
terdiri dari empat kabupaten yaitu regencies namely Pandeglang,
Kabupaten Pandeglang, Lebak, Lebak, Tangerang, Serang and two
Tangerang, Serang dan dua kota yaitu municipalities namely Tangerang
Kota Tangerang dan Kota Cilegon. and Cilegon. Until now, Serang
Dalam perkembangannya terjadi Municipality was split from Serang

id
pemekaran wilayah, Kabupaten Serang Regency. Furthermore, Tangerang

.
menjadi Kabupaten Serang dan Regency was expanded into Tangerang

go
Kota Serang. Selanjutnya, Kabupaten Regency and Tangerang Selatan
Tangerang dimekarkan menjadi Municipality. Thus, Banten Province

s.
Kabupaten Tangerang dan Kota currently consists of four regencies

bp
Tangerang Selatan. Sehingga, Provinsi and four municipalities.
Banten saat ini terdiri dari empat
n.
kabupaten dan empat kota.
te
an

Secara geografis, Provinsi Banten Geographically, Banten Province is


terletak di ujung barat Pulau Jawa dan located at the western tip of Java
.b

berjarak sekitar 90 km dari DKI island and is about 90 km from DKI


w

Jakarta serta memiliki luas sebesar Jakarta and has a total area is
9.662,92 km2 atau sekitar 0,51 persen 9,662.92 km2, or about 0.51 percent of
w

dari luas wilayah Negara Kesatuan the total area of State Unitary of
w

Republik Indonesia. Wilayahnya, Republic of Indonesia.. Its Area


:\\

berbatasan langsung dengan Provinsi directly adjacent to the Province of


tp

DKI Jakarta dan Jawa Barat di sebelah DKI Jakarta and Jawa Barat in the
timur, Laut Jawa di sebelah utara, east, the Java Sea to the north, the
ht

Samudra Hindia di sebelah selatan, dan Indian Ocean in the south, and west of
Selat Sunda di sebelah barat. Dengan the Sunda Strait. Thus, Banten
demikian, Provinsi Banten mempunyai Province has a strategic position as a
posisi yang strategis yaitu sebagai jalur connecting land between Java and
penghubung darat antara Pulau Jawa Sumatra Island. Part of Banten
dan Pulau Sumatera. Sebagian territory was the regency of
wilayahnya pun yaitu Kabupaten Tangerang, Tangerang Municipality
Tangerang, Kota Tangerang, dan Kota and Tangerang Selatan Municipality
Tangerang Selatan menjadi hinterland has become the hinterland of DKI
bagi Provinsi DKI Jakarta. Jakarta Province.

Banten dalam Angka 2010 5


GEOGRAPHICAL CONDITION CHAPTER I

Secara astronomis, wilayah Pro- Astronomically, Banten Province is


vinsi Banten terletak pada 507’50” - located at 507’50” - 701’1” south
701’1” Lintang Selatan dan 10501’11” - latitude and 10501’11” - 10607’12”
10607’12” Bujur Timur. east longitude.

Ekosistem wilayah Provinsi Banten The Ecosystem of Banten Province


pada dasarnya terdiri dari : basically consists of :
a. Lingkungan Pantai Utara yang a. North Coast environment that is
merupakan ekosistem sawah irigasi technically irrigated rice
teknis dan setengah teknis, kawasan ecosystems and semi-technical,
pemukiman dan industri. industrial and residential areas.
b. Kawasan Banten Bagian Tengah b. Regions Banten Central Section in
berupa irigasi terbatas dan kebun the form of irrigation is limited and

id
campur, sebagian berupa pemukiman mixed garden, some form of rural

.
pedesaan, mempunyai ketersediaan settlements, have adequate water

go
air yang cukup dan dengan availability and the quantity is
kuantitas yang stabil. stable.

s.
c. Kawasan Banten sekitar Gunung c. Banten area around Mount Mist-

bp
Halimun-Kendeng hingga Maling- Kendeng until Malingping,
ping, Leuwidamar, Bayah berupa Leuwidamar, Bayah form the
n.
pegunungan yang relatif sulit untuk mountains are relatively difficult to
te

di akses, namun menyimpan potensi access, but to save natural


an

sumber daya alam. resources.


d. Banten Bagian Barat (Saketi, d. Western Bantam (Saketi, water-
.b

Daerah Aliran Sungai atau DAS shed or river basin and slope
w

Cidano dan lereng kompleks complex Cidano Mount Reef -


Gunung Karang – Aseupan dan Aseupan and Coastal Watershed
w

Pulosari sampai Pantai DAS pulosari until Ciliman -


w

Ciliman – Pandeglang dan Serang Pandeglang and Serang West


:\\

bagian Barat) yang kaya akan section), which is rich in water


tp

potensi air, merupakan kawasan potential, an agricultural area that


pertanian yang masih perlu still needs to be improved
ht

ditingkatkan (intensifikasi) (intensification).


e. Ujung kulon sebagai Taman e. Ujungkulon as a National Park
Nasional Konservasi Badak Jawa Conservation of Javan Rhino
(Rhinoceros Sondaicus). (Rhinoceros Sondaicus).

6 Banten in Figures 2010


BAB I KONDISI GEOGRAFIS

f. DAS Cibaliung - Malingping, f. DAS Cibaliung - Malingping,


merupakan cekungan yang kaya air a water-rich basin but has not been
tetapi belum dimanfaatkan secara used effectively and productively.
efektif dan produktif. Sekelilingnya Surrounding the form of undulating
berupa bukit-bukit bergelombang hills with mixed hue and Talun
dengan rona lingkungan kebun garden environment, forests are
campur dan talun, hutan rakyat yang less productive.
tidak terlalu produktif.

Banyaknya pulau-pulau yang ber- There are about 55 potential islands


potensi bagi masyarakat Banten sekitar for the community of Banten, scattered
55 pulau, yang tersebar di wilayah in Banten Province and its territory.
Provinsi Banten maupun di perbatasan- While the rivers that pass through the

id
nya. Sedangkan sungai-sungai yang area of Banten Province amounted to

.
melewati wilayah Provinsi Banten 91 rivers. Ciujung River is the most

go
berjumlah 91 sungai, dengan sungai famous river with drainage area
yang paling terkenal adalah Sungai tributaries more than one thousand

s.
Ciujung yang luas daerah pengaliran square kilometers.

bp
sungainya lebih dari seribu kilometer
persegi.
n.
te
an
.b
w
w
w
:\\
tp
ht

Banten dalam Angka 2010 7


GEOGRAPHICAL CONDITION CHAPTER I

Grafik 1.1 Persentase Luas Daerah Kabupaten/Kota


Figure di Provinsi Banten, 2009
Percentage Area of Regencies/Municipalities
in Banten Province, 2009

Kota Ta nge rang


1 ,59%
Kab. Ta ng eran g
Kab. Seran g
10 ,4 7%
17 ,9 5%
Ko ta C ile gon
Kab. Le bak
1,82%
35,46 %

Kab. Pand egl ang

id
Kota Sera ng
2 8,43% 2,76 %

.
go
Kota Tang sel

s.
1,52 %

bp
n.
Sumber / Source :
te

BPS Provinsi Banten, berdasarkan Peraturan Mendagri No.6 Tahun 2008 tanggal 31 Januari 2008
dan Ditjen PUM Kementerian Dalam Negeri, Mei 2010
BPS Statistics of Banten Province, based on Home affairs Ministerial Regulation No.6 / 2008, January 31, 2008
an

and Directorate General Authority – Ministry of Home Affairs, May 2010


.b
w
w
w
:\\
tp
ht

8 Banten in Figures 2010


BAB I KONDISI GEOGRAFIS

Tabel Luas Daerah Menurut Kabupaten/Kota


1.1
Table di Provinsi Banten, 2009
Total Area by Regency/Municipality
in Banten Province, 2009

Persentase Terhadap
Kabupaten/Kota Ibukota Luas (km²) Luas Provinsi Banten
Regency/Municipality Capital City Area (sq.km) Percentage to
Banten Province

(1) (2) (3) (4)

id
Kabupaten / Regency

.
go
1. Pandeglang Pandeglang 2 746,89 28,43

s.
2. Lebak Rangkasbitung 3 426,56 35,46

3. Tangerang Tigaraksa
bp 1 011,86 10,47
n.
4. Serang Ciruas 1 734,28 17,95
te
an

Kota / Municipality
.b

5. Tangerang Tangerang 153,93 1,59


w

6. Cilegon Purwakarta 175,50 1,82


w

7. Serang Serang 266,71 2,76


w
:\\

8. Tangerang Selatan Pamulang 147,19 1,52


tp
ht

Provinsi Banten Kota Serang 9 662,92 r) 100,00

Sumber / Source : BPS Provinsi Banten / BPS Statistics of Banten Province

Catatan / Note : r) Revisi berdasarkan / Revised based on :


- Peraturan Mendagri Nomor 6 Tahun 2008 tanggal 31 Januari 2008
Home Affairs Ministerial Regulation No. 6/2008, Januari 31, 2008
- Ditjen PUM Kementerian Dalam Negeri, Mei 2010
Directorate General of Regional Authority - Ministry of Home Affairs, May 2010

Banten dalam Angka 2010 9


GEOGRAPHICAL CONDITION CHAPTER I

Tabel Jarak Antar Kota


1.2
Table di Provinsi Banten dan Sekitarnya (km)
Distance among Selected Cities
in Banten Province and Nearby (km)

Rangkasbitung
Pandeglang

Tangerang
Pamulang
Tigaraksa

Bandung
Cilegon
Jakarta

Serang

Bekasi
Ciruas
Kota
City

id
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12)

.
go
Jakarta - 111 131 57 20 25 81 90 110 29 187

s.
Pandeglang 111 - 20 25 114 86 30 21 41 140 298

bp
n.
Rangkasbitung 131 20 - 74 134 106 50 41 61 160 227
te

Tigaraksa 57 54 74 - 60 32 24 33 51 86 244
an

Pamulang 20 114 134 60 - 28 64 73 113 46 184


.b
w

Tangerang 25 86 106 32 28 - 56 65 85 54 212


w
w

Ciruas 81 30 50 24 64 56 - 9 29 110 268


:\\
tp

Serang 90 21 41 33 73 65 9 - 20 119 277


ht

Cilegon 110 41 61 51 113 85 29 20 - 139 297

Bekasi 29 140 160 86 46 54 110 119 139 - 154

Bandung 187 298 227 244 184 212 268 277 297 154 -

Sumber / Source : BPS Provinsi Banten / BPS Statistics of Banten Province

10 Banten in Figures 2010


BAB I KONDISI GEOGRAFIS

Tabel Letak Astronomis Wilayah Provinsi Banten


1.3
Table Menurut Kabupaten/Kota
Astronomical Position of Banten Province
by Regency/Municipality

Kabupaten/Kota Letak Lintang Selatan / Letak Bujur Timur /


Regency/Municipality Location Of South Latitude Location of East Longitude

(1) (2) (3)

Kabupaten / Regency

id
1. Pandeglang 06º21' 00" - 07º10'00" 105º48'00" - 106º11'00"

.
go
2. Lebak 05º00' 00" - 10º00'00" 106º00'00" - 06º21'00"

s.
3. Tangerang 1) 06º00' 00" - 06º20'00" 106º20'00" - 106º43’00"

4. Serang 05º50' 00" - 06º20'00"


bp 105º00'00" - 106º22’00"
n.
Kota / Municipality
te

5. Tangerang 06º06'00" - 06º13'00" 106º36'00" - 103º42'00"


an

6. Cilegon 05º52'24" - 06º04'07" 105º54'05" - 106º05'11"


.b

7. Serang 06º01'00" - 06º12'00" 106º03'00" - 106º16'00"


w
w

8. Tangerang Selatan ... ...


w
:\\

Provinsi Banten 05º07'50"- 07º01'01" 105º01'11"- 106º07'12"


tp
ht

Sumber / Source : BPS Provinsi Banten / BPS Statistics of Banten Province

Catatan / Note : 1) Termasuk Kota Tangerang Selatan / Including Tangerang Selatan Municipality

Banten dalam Angka 2010 11


GEOGRAPHICAL CONDITION CHAPTER I

Tabel Pulau-pulau yang Berpotensi bagi Provinsi Banten


1.4
Table Menurut Kabupaten/Kota
Potential Islands for Banten Province
by Regency/Municipality

Kabupaten/Kota Nama Pulau Luas / Area Keterangan *)


Regency/Municipality Name of Islands (ha) Notes *)

(1) (2) (3) (4)

01. Kabupaten 1. Popole 1 200 Tidak Berpenghuni


Pandeglang

id
2. Liwungan 5 000 Tidak Berpenghuni

.
3. Oar 1 100 Tidak Berpenghuni

go
4. Sumur 1 500 Tidak Berpenghuni

s.
5. Omang 1 000 Tidak Berpenghuni

bp
6. Mangir 1 500 Tidak Berpenghuni
7. Pamagangan 900 Hutan Lindung
n.
8. Boboko 900 Hutan Lindung
te

9. Handeuleum 6 000 Hutan Lindung


10. Peucang 50 000 Hutan Lindung
an

11. Panaitan 107 000 Hutan Lindung


.b

12. Deli 95 000 Penangkar Kera


w

13. Tinjil 59 000 Penangkar Kera


w

14. Badul 1 500 Penangkar Kera


w

03. Kabupaten 1. Laki 106 000 Berpenghuni


:\\

Lebak
2. Lancang Besar 2 137 000 Berpenghuni
tp

3. Lancang Kecil 1 103 000 Berpenghuni


ht

4. Bokor 732 000 Cagar Alam


5. Rambut 1 527 000 Cagar Alam
6. Untung Jawa 2 062 000 Berpenghuni
7. Bidadari 603 000 Berpenghuni
8. Kelor 193 000 Tidak Berpenghuni
9. Cipir/Kayangan 123 000 Berpenghuni
10. Payung Besar 1 342 000 Tidak Berpenghuni
11. Payung Kecil 178 000 Tidak Berpenghuni
12. Tidung Besar 4 892 000 Berpenghuni

12 Banten in Figures 2010


BAB I KONDISI GEOGRAFIS

Lanjutan Tabel / Continued Table 1.4

Kabupaten/Kota Nama Pulau Luas / Area Keterangan


Regency/Municipality Name of Islands (ha) Notes

(1) (2) (3) (4)

03. Kabupaten 13. Tidung Kecil 1 740 000 Tidak Berpenghuni


Tangerang

id
14. Aer Besar 650 000 Berpenghuni

.
15. Kapal 713 000 Tidak Berpenghuni

go
16. Gosong Lancang 412 000 Tidak Berpenghuni

s.
17. Pari 2 231 000 Berpenghuni

bp
18. Tukis 186 000 Tidak Berpenghuni
19. Kongsi 257 000 Tidak Berpenghuni
n.
20. Burung 218 000 Tidak Berpenghuni
te

21. Tengah 496 000 Tidak Berpenghuni


an

04. Kabupaten 1. Sangiang 84 550 Berpenghuni


Serang
.b

2. Salira 188 Tidak Berpenghuni


3. Kali 650 Tidak berpenghuni
w

4. Tarahan 1 188 Tidak Berpenghuni


w

5. Kamanisan 750 Tidak Berpenghuni


w

6. Cikantung 125 Tidak Berpenghuni


:\\

7. Panjang 50 200 Berpenghuni


tp

8. Semut 188 Tidak Berpenghuni


ht

9. Kubur 438 Tidak Berpenghuni


10. Lima 350 Tidak Berpenghuni
11. Gedang/Pisang 156 Tidak Berpenghuni
12. Dua/Burung 938 Tidak Berpenghuni
13. Satu/Tanjung Batu 250 Tidak Berpenghuni
14. Pamujan Besar 1 500 Tidak Berpenghuni
15. Pamujan Kecil 063 Tidak Berpenghuni
16. Tunda/Babi 25 750 Berpenghuni

Banten dalam Angka 2010 13


GEOGRAPHICAL CONDITION CHAPTER I

Lanjutan Tabel / Continued Table 1.4

Kabupaten/Kota Nama Pulau Luas / Area Keterangan


Regency/Municipality Name of Islands (ha) Notes

(1) (2) (3) (4)

72. Kota 1. Merak Besar 1 000 Tidak Berpenghuni


Cilegon

id
2. Merak Kecil 200 Tidak Berpenghuni

.
3. Pulorida 200 Tidak Berpenghuni

go
s.
Sumber / Source : Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Banten

bp
Office of Marine and Fishery Service of Banten Province

Catatan / Note : *) Tidak Berpenghuni / Uninhabited


n.
Berpenghuni / Inhabited
Cagar Alam / Conservation Area
te

Hutan Lindung / Proctected Forest


Penangkar Kera / Mongkey Breeder
an
.b
w
w
w
:\\
tp
ht

14 Banten in Figures 2010


BAB I KONDISI GEOGRAFIS

Tabel Nama-nama Sungai di Provinsi Banten


1.5
Table Menurut Kabupaten/Kota
Name of Rivers in Banten Province
by Regency/Municipality

Kabupaten/Kota Nama Sungai Panjang Lokasi


Regency/Municipality Name of Rivers Length (km) Location

(1) (2) (3) (4)

01. Kabupaten 01.Cikupa 4 Pandeglang


Pandeglang

id
02.Cimasayang 5 Pandeglang

.
03.Cisangu 3 Cadasari

go
04.Cihaseum 3 Cadasari

s.
05.Cipanas 10 Banjar

bp
06.Cinunggal 10 Banjar
07.Cibali 5 Banjar
n.
08.Cijebuh 10 Banjar
te

09.Cilemer 12 Cimanuk
10.Cilancar 18 Cimanuk
an

11.Cikoleang 14 Cimanuk
.b

12.Cikadueun 6 Cipeucang
w

13.Cilemer 14 Mandalawangi
w

14.Cikarungkang 9 Saketi
15.Cisata 6 Saketi
w

16.Cikadueun 4 Saketi
:\\

17.Cimoyang 3 Saketi
tp

18.Ciandur 3 Saketi
ht

19.Cimanunjang 3 Saketi
20.Cikembang 4 Saketi
21.Ciwates 4 Saketi
22.Cikadueun 15 Bojong
23.Cilemer 17 Bojong
24.Cijakan 9 Bojong
25.Cibama Hulu 4 Bojong
26.Cipurang 4 Bojong
27.Cigondang 10 Menes
28.Cisuwuk 8 Menes
29.Ciasata 15 Menes

Banten dalam Angka 2010 15


GEOGRAPHICAL CONDITION CHAPTER I

Lanjutan Tabel / Continued Table 1.5

Kabupaten/Kota Nama Sungai Panjang Lokasi


Regency/Municipality Name of Rivers Length (km) Location

(1) (2) (3) (4)

01. Kabupaten 30.Cikembang 5 Menes


Pandeglang

id
31.Cikuncil 5 Menes

.
32.Cisitugunung 9 Menes

go
33.Cibama 12 Menes

s.
34.Ciwates 15 Jiput

bp
35.Cikadueun 15 Bojong
36.Cilemer 17 Bojong
n.
37.Cijakan 9 Bojong
te

38.Cibama Hulu 4 Bojong


39.Cipurang 4 Bojong
an

40.Cigondang 10 Menes
.b

41.Cisuwuk 8 Menes
w

42.Ciasata 15 Menes
w

43.Cikembang 5 Menes
44.Cikuncil 5 Menes
w

45.Cisitugunung 9 Menes
:\\

46.Cibama 12 Menes
tp

47.Ciwates 15 Jiput
ht

48.Ciatuy 9 Jiput
49.Cikadubuluh 20 Jiput
50.Cipunten Agung 18 Jiput
51.Cimala 18 Jiput
52.Cibama 25 Jiput
53.Ciletik 15 Jiput
54.Cicarita 6 Labuan
55.Cibeureum 2 Labuan
56.Cikoreng 3 Labuan
57.Citajur 7 Labuan
58.Cilurah 7 Labuan

16 Banten in Figures 2010


BAB I KONDISI GEOGRAFIS

Lanjutan Tabel / Continued Table 1.5

Kabupaten/Kota Nama Sungai Panjang Lokasi


Regency/Municipality Name of Rivers Length (km) Location

(1) (2) (3) (4)

01. Kabupaten 60.Cibungur 10 Pagelaran


Pandeglang

id
61.Ciliman 25 Pagelaran

.
62.Cisurineun 20 Pagelaran

go
62.Cisolodeungeun 13 Cigelis

s.
63.Ciseukeut 14 Cigelis

bp
64.Cikeruh 10 Cigelis
65.Cilamis 8 Cigelis
n.
66.Cibaliung 12 Cibaliung
te

67.Cikeusik 13 Cikeusik
68.Cijalarang 8 Cimanggu
an

69.Cihandoyan 15 Cimanggu
.b

70.Cihonje 12 Cibaliung
w

71.Cijengkol 3 Cibaliung
w

72.Cicibaliung 6 Cibaliung
73.Cinimbang 6 Cibaliung
w

74.Cicorogol 4 Cibaliung
:\\

75.Cikoleang 4 Cibaliung
tp

76.Ciletuk 5 Cibaliung
ht

77.Ciliman 20 Munjul

Banten dalam Angka 2010 17


GEOGRAPHICAL CONDITION CHAPTER I

Lanjutan Tabel / Continued Table 1.5

Kabupaten/Kota Nama Sungai Panjang Lokasi


Regency/Municipality Name of Rivers Length (km) Location

(1) (2) (3) (4)

02. Kabupaten 01.Cibareno 42 Bayah


Lebak

id
02.Cikidang 10 Bayah

.
03.Sawarna 30 Bayah

go
04.Cimanumbulan 10 Bayah

s.
05.Cidikit 45 Bayah
06.Cidikit Leutik 20 Bayah
07.Cimandur
bp 55 Panggarangan
n.
08.Cimancak 15 Panggarangan
te

09.Cisiih 40 Panggarangan
10.Cisiih Leutik 10 Panggarangan
an

11.Cimandiri 10 Panggarangan
.b

12.Cihara 41 Panggarangan
w

13.Cimasuk 8 Panggarangan
20 Malingping
w

14.Cilangkahan
15.Cipeucangpari 15 Malingping
w

16.Cibinuangeun 38 Malingping
:\\

17.Ciliman 35 Malingping
tp

18.Cilemer 15 Banjarsari
ht

19.Cimalur 10 Banjarsari
20.Ciujung 58 Rangkasbitung
21.Cimangeunteung 10 Cipanas
22.Cimaur 10 Cipanas
23.Ciberang 50 Cipanas
24.Cisimeut 30 Leuwidamar
25.Cilaki 25 Leuwidamar
26.Ciminyak 25 Muncang
27.Cicinta 15 Maja
28.Cibeureum 15 Maja
29.Cidurian 25 Maja

18 Banten in Figures 2010


BAB I KONDISI GEOGRAFIS

Lanjutan Tabel / Continued Table 1.5

Kabupaten/Kota Nama Sungai Panjang Lokasi


Regency/Municipality Name of Rivers Length (km) Location

(1) (2) (3) (4)

03. Kabupaten 01.Cisadane 314,3 Legok, Curug


Tangerang

. id
go
04. Kabupaten 01.Teneng 58,0 Anyar
Serang
02.Cisaat 40,0 Padarincang

s.
03.Ciujung 44,0 Pamarayan
04.Kalimati
bp 24,0 Pontang
n.
05.Ciwaka 25,0 Baros
06.Cibanten 20,0 Ciomas
te

07.Cisangu 48,0 Cikeusal


an

08.Dahu 25,0 Cikeusal


.b

09.Cibango 39,0 Petir


w

71. Kota 01.Cisadane 100,0 Tangerang,


w

Tangerang Karawaci,
Neglasari
w
:\\

Sumber / Source : Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Banten


tp

Office of Marine and Fishery Service of Banten Province


ht

Banten dalam Angka 2010 19


ht
tp
:\\
w
w
w
.b
an
te
n.
bp
s.
go
.id
id
.
go
s.
bp
n.
te
an
.b
w

2
w
w
:\\
tp
ht

KONDISI IKLIM
Climate Condition
ht
tp
:\\
w
w
w
.b
an
te
n.
bp
s.
go
.id
BAB II KEADAAN IKLIM

Penjelasan Teknis Technical Notes

1. Cuaca merupakan kondisi sesaat dari 1. Weather is the instantaneous


fisika atmosfer sedangkan iklim condition of the physics of the
adalah statistik cuaca jangka atmosphere, while climate is the
panjang. Rotasi bumi menyebabkan long-term weather statistics. Earth's
tiap tempat mengalami perubahan rotation causes each place with
cuaca dengan pola siklus diurnal, changing weather patterns diurnal
jangka waktu 24 jam. cycle, a period of 24 hours.

2. Iklim terbentuk melalui proses 2. Climate formed through the


integrasi berbagai unsur fisika yang integration of the various elements
di sebut sebagai unsur-unsur iklim of physics referred to as the climatic

id
(climatic elements). Proses revolusi elements. This process resulted in

.
bumi mengakibatkan tiap tempat each revolution of the earth where

go
juga mengalami perubahan cuaca the weather is also changing on a
secara teratur dengan pola antar regular basis with the pattern of

s.
bulan dan pola musim dalam jangka inter-month and seasonal patterns

bp
waktu setahun. n. within a year.

3. Zona Musim (ZOM) adalah suatu 3. Season Zone (ZOM) is an area that
te

daerah yang mempunyai perbedaan has a clear seasonal difference that


an

musim yang jelas yaitu terjadi occurred in wet season and dry
musim hujan dan musim kemarau. season. The Area of ZOM does not
.b

Luas suatu wilayah ZOM tidak always equal to the area of


w

selalu sama dengan luas suatu government administration. Thus,


wilayah administrasi pemerintahan. one area of ZOM consists of several
w

Dengan demikian, satu wilayah regency/city, and the opposite, one


w

ZOM bisa terdiri dari beberapa regency/city can be composed of


:\\

kabupaten/kota, dan sebaliknya satu several ZOM.


tp

wilayah kabupaten/kota bisa terdiri


dari beberapa ZOM.
ht

4. Musim hujan ditandai dengan curah 4. The rainy season is marked by


hujan yang terjadi dalam satu rainfall occurred in one dasarian
dasarian (rentang waktu selama (period of time for ten days) of 50
sepuluh hari) sebesar 50 mm atau mm or more, followed by the next
lebih yang diikuti oleh dasarian dasarian, or in a month occurred
berikutnya, atau dalam satu bulan more than 150 mm. That means that
terjadi lebih dari 150 mm. Berarti, if rainfall occurred less than the
jika curah hujan yang terjadi kurang criteria above, then the phase is
dari kriteria di atas, maka fase considered as the dry season.
tersebut dianggap sebagai musim
kemarau.

Banten dalam Angka 2010 23


CLIMATE CONDITION CHAPTER II

5. Musim kemarau di suatu tempat 5. The dry season in a place often


sering diidentikkan dengan kejadian associated with drought events.
kekeringan. Kekeringan sendiri Drought itself is a state where
merupakan suatu keadaan dimana rainfall is lower than normal.
curah hujan yang terjadi lebih
rendah dari normalnya.

6. Curah hujan merupakan ketinggian 6. Rainfall is the height of rain water


air hujan yang terkumpul dalam collected in a flat place, do not
tempat yang datar, tidak menguap, evaporate, does not sink in, and
tidak meresap, dan tidak mengalir does not flow in units of
dalam satuan milimeter (mm). millimeters (mm). Rainfall 1 (one)
Curah hujan 1 (satu) milimeter, of a millimeter, which means that

id
artinya dalam luasan satu meter in the area of one square meter on

.
persegi pada tempat yang datar a flat one-millimeter-high water

go
tertampung air setinggi satu collected or recovered as much as
milimeter atau tertampung air one liter of water.

s.
sebanyak satu liter.

7. Intensitas hujan merupakan besar- bp


7. The intensity of rain is the amount
n.
nya hujan harian yang terjadi pada of daily rainfall that occurred at a
te

suatu waktu. Umumnya memiliki time. Generally it has units of mm /


an

satuan mm/jam. Intensitas hujan hour. The intensity of rain is


dibagi menjadi 3 (tiga) katagori, divided into 3 (three) categories,
.b

yaitu : namely :
w

a. Enteng (tipis) : jika nilai curah a. Light Rainfall : if the value of


hujan kurang dari 13 mm/jam rainfall of less than 13 mm/hr
w

b. Sedang : jika nilai curah hujan b. Medium Rainfall : if the value


w

antara 13 – 38 mm/jam of rainfall between 13-38


:\\

c. Lebat : jika nilai curah hujan mm/hr


tp

lebih dari 38 mm/jam c. Heavy Rainfall : if the value of


rainfall of more than 38 m/hr
ht

24 Banten in Figures 2010


BAB II KEADAAN IKLIM

2. Kondisi Iklim 2. Climate Condition

Iklim wilayah Banten sangat Banten climate is strongly


dipengaruhi oleh Angin Monson dan influenced by the Monson wind and
Gelombang El Nino. Saat musim El Nino. In rainy season (November to
penghujan (November - Maret ), cuaca March), the weather is dominated by
didominasi oleh angin barat (dari the west wind (from Sumatra, Indian
Sumatera, Samudra Hindia sebelah Ocean south of India) that joined the
selatan India) yang bergabung dengan winds from Asia through South China
angin dari Asia yang melewati Laut Sea. In dry season (June-August),
Cina Selatan. Pada musim kemarau weather is dominated by the east wind
(Juni–Agustus), cuaca didominasi oleh that caused Banten region experienced
angin timur yang menyebabkan harsh drought, particularly in

id
wilayah Banten mengalami kekeringan the north coast, especially when

.
yang keras terutama di wilayah bagian El Nino occured.

go
pantai utara, terlebih lagi bila
berlangsung El Nino.

s.
bp
Pada tahun 2009, suhu udara rata- In 2009, the monthly average of air
rata bulanan sebesar 32,20C, dimana temperature is 32.2 Celcius, where
n.
suhu udara maksimum dan minimum the maximum and minimum air
te

terjadi pada bulan September, yaitu temperature occurred in September,


masing-masing sebesar 34,00C dan
an

which is respectively 34.0 Celcius and


22,10C. Sedangkan untuk tahun 2008, 22.1 Celcius. While in 2008, the
.b

suhu udara rata-rata bulanan sebesar monthly average of air temperature


31,50C, dengan suhu udara maksimun
w

is 31.5 Celcius, with maximum


dan minimum masing-masing sebesar and minimum air temperatures
w

32,80C terjadi di bulan September dan respectively at 32.8 Celcius occurred


w

sebesar 22,70C yang terjadi pada bulan in September and amounted to 22.7
:\\

Juni dan September. Berarti, suhu Celcius occurred in June and


tp

udara pada tahun 2009 relatif lebih September. It means that in 2009 the
hangat dan dengan tingkat volatilitas air temperature is relatively warmer
ht

yang lebih tinggi pula bila and with higher volatility levels
dibandingkan dengan tahun 2008. compared to 2008.

Banten dalam Angka 2010 25


CLIMATE CONDITION CHAPTER II

Curah hujan tertinggi pada tahun The highest rainfall in 2009


2009 terjadi di bulan Januari (339 occurred in January (339 mm), and
mm), dan terendah pada bulan Agustus the lowest rainfall is in August
hanya sebesar 2 mm. Rata-rata curah amounted to 2 mm only. The average
hujan bulanan pada Tahun 2009 of monthly rainfall in 2009 amounted
sebesar 116 mm, lebih rendah bila to 116 mm, lower than the previous
dibandingkan dengan tahun sebelum- year which is amounted to 123 mm.
nya yang sebesar 123 mm. Meskipun Nevertheless, there is no difference of
demikian, tidak ada perbedaan siklus rain cycle between 2008 and 2009,
hujan antara tahun 2009 dengan 2008, whereas in the period of January to
dimana pada periode Januari-Maret March rainfall is relatively high,
curah hujan relatif tinggi, kemudian then began declining in April and
mulai menurun di bulan April dan started up again around October.

id
mulai naik kembali sekitar bulan

.
Oktober.

go
Sementara itu, jumlah hari hujan Meanwhile, the number of rainy

s.
pada tahun 2009 sebanyak 170 hari, days in 2009 are 170 days, more

bp
sedikit lebih banyak bila dibandingkan slightly compared to 2008 that are 167
dengan tahun 2008 yang sebanyak 167 days. However, in 2008 and 2009
n.
hari. Meskipun demikian, pada tahun the average of rainfall occurred in 14
te

2009 dan 2008 hujan turun rata-rata days in a month or about two days to
an

selama 14 hari dalam sebulan atau rain. Meanwhile, the average of


sekitar dua hari sekali turun hujan. rainfall in 2009 and 2008 is in
.b

Sedangkan, rata-rata intensitas hujan the category of light rain. However,


w

pada tahun 2009 dan 2008 ini medium rainfall also occurred in
termasuk dalam kategori hujan enteng. January and November of 2009 and in
w

Meskipun demikian, hujan berkategori January of 2008.


w

sedang juga terjadi pada Januari dan


:\\

November tahun 2009 dan pada bulan


tp

Januari tahun 2008.


ht

26 Banten in Figures 2010


BAB II KEADAAN IKLIM

Grafik 2.1 Curah Hujan dan Hari Hujan Bulanan di Provinsi Banten, 2009
Figure Rainfall and Rainy Days by Month in Banten Province, 2009

mm hari / days
400 30
339
350 306
25
279
300
20
250

200 15
131
150 113
102 10
100
45

id
29 20 5
50 17
3 2

.
go
0 0
Jan Feb Mar Apr Mei Juni Juli Agust Sep Okt Nov Des

s.
Hari Hujan / Rainy Days (hari/days) Curah Hujan / Rainfalls (mm)

bp
Sumber / Source : Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) – Stasiun Meteorologi Kelas III Serang
n.
Meteorology, Climatology and Geophysical Agency – Serang Meteorological Station Class III
te

Grafik 2.2 Rentang Suhu Udara dan Suhu Udara Rata-rata


an

Figure di Provinsi Banten (oC), 2009


Temperature Range and Average Temperatures
.b

in Banten Province (oC), 2009


w
w

36
w

34
:\\

32
tp

30
ht

28

26

24

22

20
Jan Feb Mar Apr Mei Juni Juli Agust Sep Okt Nov Des

Rata-rata (Average)

Sumber / Source : Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) – Stasiun Meteorologi Kelas III Serang
Meteorology, Climatology and Geophysical Agency – Serang Meteorological Station Class III

Banten dalam Angka 2010 27


CLIMATE CONDITION CHAPTER II

Tabel Pembagian Wilayah Zona Musim (ZOM)


2.1
Table di Provinsi Banten
Zone Division Season in Banten Province

Panjang Normal
Periode Normal Musim Hujan Normal
Nama Daerah Musim Hujan (Dasarian) Curah Hujan
No.
Name of Region Normal Period Normal Length of Normal Rainfall
of Rainy Season Rainy Season (mm)
(Ten days period)
(1) (2) (3) (4) (5)

. id
1. Kabupaten Serang

go
a. Serang Selatan (ZOM 28) Okt I - Jun I 25 2 006 – 2 713
b. Serang Utara (ZOM 30)

s.
Des I - Mar III 12 918 – 1 242

bp
2. Kabupaten Pandeglang
a. Sebagian besar Pandeglang
n.
(ZOM 27) Sep III - Mei III 25 2 486 – 3 363
te

b. Sebagian Pandeglang bagian


Utara (ZOM 28) Okt I - Jun I 25 2 006 – 2 713
an

3. Kabupaten Lebak Okt I - Jun I 25 2 101 – 2 842


.b

a. Sebagian besar Lebak


w

(ZOM 29) Okt I - Jun I 25 2 101 – 2 842


w

b. Sebagian Lebak bagian utara


(ZOM 29) Okt I - Jun I 25 2 101 – 2 842
w

c. Sebagian Lebak bagian barat


:\\

(ZOM 29)
tp

4. Kota Cilegon
Okt I - Jun I 25 2 006 – 2 713
ht

(ZOM 28)

5. Kabupaten Tangerang
(ZOM 30) Des I - Mar III 12 918 – 1 242

Sumber / Source : Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) – Stasiun Meteorologi Kelas III Serang
Meteorology, Climatology and Geophysical Agency – Serang Meteorological Station Class III

28 Banten in Figures 2010


BAB II KEADAAN IKLIM

Tabel Suhu Udara Maksimum, Rata-rata dan Minimum


2.2
Table di Provinsi Banten, 2009
Maximum, Average, and Minimum Temperature
in Banten Province, 2009

Suhu / Temperature
(0Celcius)
Bulan
Month
Maksimum Minimum Rata-rata
Maximum Minimum Average
(1) (2) (3) (4)

. id
Januari / January 30,2 23,6 26,3

go
Februari / February 30,0 23,5 26,4

s.
Maret / March 32,0 23,4 26,9

April / April 32,3 bp 23,4 27,1


n.
Mei / May 32,2 23,6 27,1
te

Juni / June 32,6 23,3 27,2


an

Juli / July 32,6 22,4 26,9


.b
w

Agustus / August 32,8 22,8 27,1


w

September / September 34,0 22,1 27,9


w

Oktober / October 33,7 23,9 28,1


:\\

November / November 31,9 23,8 27,2


tp

Desember / December 31,8 23,8 27,3


ht

Rata-rata / Average 32,2 23,3 27,1

2008 31,5 23,1 26,6

Sumber / Source : Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) – Stasiun Meteorologi Kelas III Serang
Meteorology, Climatology and Geophysical Agency – Serang Meteorological Station Class III

Banten dalam Angka 2010 29


CLIMATE CONDITION CHAPTER II

Tabel Curah Hujan, Hari Hujan dan Kelembaban Relatif


2.3
Table di Provinsi Banten, 2009
Rainfall, Rainy Days, and Relative Humidity
by Month in Banten Province, 2009

Hari Hujan
Curah Hujan Kelembaban Relatif
Bulan (hari)
Rainfalls Relative Humadity
Month Rainy Days
(mm) (%)
(days)
(1) (2) (3) (4)

id
Januari / January 339 24 85

.
Februari / February 306 26 86

go
Maret / March 131 18 84

s.
April / April 113 17 84

Mei / May 102 bp 13 84


n.
te

Juni / June 29 13 82
an

Juli / July 3 4 77

Agustus / August 2 2 78
.b
w

September / September 17 2 74
w

Oktober / October 20 10 76
w

November / November 279 22 83


:\\
tp

Desember / December 45 19 82
ht

Jumlah / Total 1 386 170 975

Rata-rata / Average 116 14 81

2008

Jumlah / Total 1 476 167 1 016

Rata-Rata / Average 123 14 84

Sumber / Source : Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) – Stasiun Meteorologi Kelas III Serang
Meteorology, Climatology and Geophysical Agency – Serang Meteorological Station Class III

30 Banten in Figures 2010


BAB II KEADAAN IKLIM

Tabel Arah dan Kecepatan Angin Menurut Bulan


2.4
Table di Provinsi Banten, 2009
Velocity and Direction of Wind by Month
in Banten Province, 2009

Kecepatan Angin Rata-rata Kecepatan Angin Terbesar


Average Speed of Biggest Speed of
Bulan Wind Velocity Wind Velocity
Month
Nilai / Value Arah Terbanyak Nilai / Value Arah

id
(knot) Majority Direction (knot) Direction

.
(1) (2) (3) (4) (5)

go
Januari / January 3,0 B 14,0 B

s.
bp
Februari / February 3,0 n.B 14,0 BL

Maret / March 2,0 B 16,0 B


te

April / April 2,0 U 12,0 B


an

Mei / May 1,0 U 14,0 TG


.b

Juni / June 2,0 TL 16,0 B


w

Juli / July 2,0 TL 10,0 T


w

Agustus / August 2,0 U 15,0 U


w

September / September 2,0 U 15,0 T


:\\
tp

Oktober / October 2,0 U 14,0 U


ht

November / November 3,0 B 14,0 TL

Desember / December 3,0 B 14,0 B

Rata-rata / Average 2,3 U/B 14,0 B

2008 2,3 B / TL 14,0 B

Sumber / Source : Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) – Stasiun Meteorologi Kelas III Serang
Meteorology, Climatology and Geophysical Agency – Serang Meteorological Station Class III
Catatan / Note : Arah / Direction :
U = Utara / North ; T = Timur / East ; TL = Timur Laut / Northeast ;
B = Barat / West ; BL = Barat Laut / Northwest ; TG = Tenggara / Southeast

Banten dalam Angka 2010 31


ht
tp
:\\
w
w
w
.b
an
te
n.
bp
s.
go
.id
ht
tp
:\\
w
w
w
.b
an

3
te

Government
n.

PEMERINTAHAN
bp
s.
go
.id
ht
tp
:\\
w
w
w
.b
an
te
n.
bp
s.
go
.id
BAB III PEMERINTAHAN

Penjelasan Teknis Technical Notes

Berdasarkan Undang-Undang Republik Based on Republic of Indonesia Law


Indonesia No. 32 Tahun 2004 Tentang No. 32/2004 about Local Governance :
Pemerintahan Daerah :

1. Pemerintahan daerah adalah penye- 1. Local Governance is management


lenggaraan urusan pemerintahan of government affairs by the local
oleh pemerintah daerah dan DPRD government and parliament
menurut asas otonomi dan tugas according to the principles of
pembantuan dengan prinsip autonomy and duty of assistance to
otonomi seluas-luasnya dalam the principle of autonomy within the
sistem dan prinsip Negara Kesatuan system and the principle of the

id
Republik Indonesia sebagaimana Unitary of Republic of Indonesia as

.
dimaksud dalam Undang-Undang stipulated in the Constitution of the

go
Dasar Negara Republik Indonesia Republic of Indonesia Year 1945.
Tahun 1945.

s.
bp
2. Pemerintah daerah adalah 2. The local government is the
Gubernur, Bupati, atau Walikota, governor, regent, or mayor, and
n.
dan perangkat daerah sebagai unsur local devices as elements of
te

penyelenggarapemerintahan daerah. regional governance.


an

3. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah 3. Regional Representatives Council,


.b

yang selanjutnya disebut DPRD hereinafter referred to Parliament


w

adalah lembaga perwakilan rakyat is the people's representative


daerah sebagai unsur penyeleng- institutions as elements of regional
w

gara pemerintahan daerah. governance.


w
:\\

4. Negara Kesatuan Republik 4. Unitary State of Indonesia is


tp

Indonesia dibagi atas daerah-daerah divided into provinces and those


provinsi dan daerah provinsi itu provinces shall be divided into
ht

dibagi atas kabupaten dan kota regencies and municipalities, each


yang masing-masing mempunyai of which has a regional
pemerintahan daerah. administration.

5. Pemerintahan daerah adalah : 5. Regional governance is :


a. Pemerintahan daerah provinsi a. Provincial government consisting
yang terdiri atas pemerintah of the provincial government and
daerah provinsi dan DPRD the provincial parliament;
provinsi;
b. Pemerintahan daerah kabupaten/ b. Regencies/Municipality consists
kota yang terdiri atas pemerintah of local government of Regency/
daerah kabupaten/kota dan Municipality and DPRD of
DPRD kabupaten/kota. Regency/ Municipality.

35 Banten in Figures 2010


GOVERNMENT CHAPTER III

6. Kecamatan dipimpin oleh seorang 6. Sub Districts led by a Sub District


Camat yang berkedudukan di Head which is located under and
bawah dan bertanggung jawab responsible to the Mayor / Regent
kepada Walikota/Bupati melalui through the Regional Secretary of
Sekretaris Kabupaten/Kota the Regency / Municipality
Administrasi. Administration.

7. Kelurahan dipimpin oleh seorang 7. Special Villages led by a Special


Lurah yang berkedudukan di Village Chief, which is located
bawah dan bertanggung jawab under and responsible to the
kepada Walikota/Bupati melalui Mayor / Regent through the Sub
Camat. Desa dipimpin oleh seorang District Head. Villages led by a
Kepala Desa yang berkedudukan di village chief, which is located

id
bawah dan bertanggung jawab under and directly responsible to

.
langsung kepada Walikota/Bupati. the Mayor / Regent.

go
s.
bp
n.
te
an
.b
w
w
w
:\\
tp
ht

36 Banten in Figures 2010


BAB III PEMERINTAHAN

3. Pemerintahan 3. Government

Provinsi Banten terbagi dalam 4 Banten Province is divided into


kabupaten dan 4 kota, yaitu Kabupaten four regencies and four municipalities,
Pandeglang, Kabupaten Lebak, namely Pandeglang, Lebak,
Kabupaten Tangerang dan Kabupaten Tangerang and Serang while
Serang serta Kota Tangerang, Kota municipalities are Tangerang,
Cilegon, Kota Serang dan Kota Cilegon, Serang and Tangerang
Tangerang Selatan. Adapun jumlah Selatan. The number of sub districts in
kecamatan di seluruh Banten sebanyak Banten are 154 and divided into 1,535
154 yang terbagi lagi menjadi 1.535 villages/ special villages. The number
desa/kelurahan. Banyaknya desa ini of village is increasing by 31 units in
bertambah 31 unit mulai tahun 2009, early 2009, previously it amounted to

id
sebelumnya berjumlah 1.504 desa/ 1,504 villages/ special villages.

.
kelurahan.

go
s.
Pemerintahan Provinsi Banten Banten Provincial Government
selama tahun 2009 didukung oleh during 2009 supported by the 3,291
3.291 orang Pegawai Negeri Sipil
bp
Civil Servants (PNS) consist of 2,209
n.
(PNS) yang terdiri dari 2.209 orang men and 1,082 women. This number
laki-laki dan 1.082 orang perempuan. increased by 2.11 percent compared to
te

Jumlah ini meningkat 2,11 persen bila 2008. The increase occurred only in
an

dibandingkan dengan tahun 2008. female civil servants about 78 persons


Peningkatan tersebut terjadi hanya (7.77 %), whereas male civil servants
.b

pada PNS perempuan yaitu sebanyak actually decreased by 0.45 percent. By


w

78 orang (7,77%), sedangkan PNS the level of education, majority of civil


w

laki-laki justru turun sebesar 0,45 servants in the Government of Banten


persen. Dilihat dari tingkat Province is 44.79 percent graduates of
w

pendidikannya, mayoritas PNS di S1, followed Senior High School


:\\

lingkungan Pemerintah Provinsi graduate (24.49%) and S2 graduate


tp

Banten adalah tamatan S1 dengan (13.16%), while the educational


ht

persentase 44,79 persen, disusul structure of both male and female civil
kemudian PNS tamatan SMTA servants are almost the same, majority
(24,49%) dan S2 (13,16%), dimana are S1 and SMTA graduates.
struktur pendidikan PNS laki-laki dan
perempuan hampir sama, mayoritas
tamatan S1 dan SMTA.

37 Banten in Figures 2010


GOVERNMENT CHAPTER III

Kondisi berbeda untuk PNS di While civil servants of vertical


lingkungan instansi vertikal yang ada institutions in Banten province
di provinsi Banten. Mayoritas PNS-nya majority are under S1 graduate with
tamatan di bawah S1 sebanyak 51,33 51.33 percent of 1,948 civil servants.
persen dari total 1.948 PNS instansi Civil servant with S1 graduate and
vertikal. PNS dengan tamatan S1 ke above are only 39.63 percent, while
atas hanya 39,63 persen, sedangkan the civil servants in Banten provincial
PNS pemda provinsi Banten dengan government with the same level of
tingkat pendidikan seperti itu mencapai education reached 59.37 percent.
59,37 persen.

Pada tahun 2009, jumlah anggota In 2009, the number of parliament


DPRD Provinsi Banten sebanyak 85 members of Banten Province are 85

id
orang, terdiri dari 71 orang laki-laki persons, comprising 71 men and 14

.
dan 14 orang perempuan. Total women. Total members of Parliament

go
anggota DPRD Kabupaten/Kota se Regency/Municipality of Banten
Provinsi Banten berjumlah 375 orang Province amounted to 375 persons

s.
dengan 48 diantaranya adalah with 48 of them are women legislators.

bp
legislator perempuan. Sedangkan While members of Parliament from
anggota DPR RI yang berasal dari constituencies of Banten numbered 21
n.
daerah pemilihan Banten berjumlah 21 persons consisting of 16 men and
te

orang yang terdiri dari 16 orang laki- 5 women.


an

laki dan 5 orang perempuan.


.b
w
w
w
:\\
tp
ht

38 Banten in Figures 2010


BAB III PEMERINTAHAN

Grafik 3.1 Persentase Jumlah Pegawai Negeri Sipil Daerah


Figure di Lingkungan Pemerintahan Provinsi Banten
Menurut Tingkat Pendidikan, 2009
Percentage of Civil Servants of Banten Province Government
by Educational Level, 2009

0,91% 0,40%

13,25%
SD / Elementary School
24,49%
SMP / Junior High School
SLTA / Senior High School

id
DI-DII / Diploma I-II
3,83% DIII-DIV / Diploma III-IV

.
go
S1 / Bachelor Degree
44,79% 12,34%
S2/S3 / Master/ Doctoral Degree

s.
bp
n.
te

Sumber / Source : Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Banten / Local Civil Service Agency of Banten Province
an

Grafik 3.2 Jumlah Anggota DPRD Kabupaten/Kota


.b

Figure di Provinsi Banten Menurut Jenis Kelamin, 2009


w

Number of Regency/Municipality Parliament Members


in Banten Province by Sex, 2009
w
w
:\\

60
tp

50 3
5 4
ht

8 6

8 7
40

7
30

45 46 47
42 44
20 38
37
28
10

0
Kab. Kab. Lebak Kab. Kab. Serang Kota Kota Cilegon Kota Serang Kota Tangsel
Pandeglang Tangerang Tangerang
Laki-laki Perempuan

Sumber / Source : Sekretariat DPRD Provinsi Banten / Secretariate of Banten Province Parliament

39 Banten in Figures 2010


GOVERNMENT CHAPTER III

Tabel Jumlah Kecamatan, Desa dan Kelurahan


3.1
Table di Provinsi Banten, 2009
Number of Districts, Villages and Special Villages
in Banten Province, 2009

Desa / Kelurahan
Village / Special Village
Kabupaten/Kota Kecamatan
Regency/Municipality Districts
Desa Kelurahan Jumlah
Village Special Village Total
(1) (2) (3) (4) (5)

. id
Kabupaten / Regency

go
1. Pandeglang 35 322 13 335

s.
2. Lebak 28 340 5 345

3. Tangerang 29 246 bp 28 274


n.
4. Serang 28 314 - 314
te
an

Kota / Municipality
.b

5. Tangerang 13 - 104 104


w

6. Cilegon 8 - 43 43
w

7. Serang 6 46 20 66
w

8. Tangerang Selatan 7 5 49 54
:\\
tp

Provinsi Banten 154 1 273 262 1 535


ht

2008 154 1 242 262 1 504

Sumber / Source : Badan Pemberdayaan Perempuan dan Masyarakat Desa Provinsi Banten
Women and Rural Society Empowerment Board of Banten Province

40 Banten in Figures 2010


BAB III PEMERINTAHAN

Tabel Jumlah Desa/Kelurahan Menurut Klasifikasi


3.2
Table di Provinsi Banten, 2009
Number of Villages /Special Villages by Classification
in Banten Province, 2009

Klasifikasi Desa/Kelurahan
Villages Classification
Kabupaten/Kota Kecamatan
Swa- Belum
Regency/Municipality District Swadaya Swakarsa sembada Terklasi- Jumlah
Self-Help Self-Work Self- fikasi Total
Supporting Unclassified

. id
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

go
Kabupaten / Regency

s.
1. Pandeglang 35 266 69 - - 335

2. Lebak 28 306 bp
14 - 25 345
n.
te

3. Tangerang 1) 29 294 34 - - 328


an

4. Serang 28 276 32 - 6 314


.b

Kota / Municipality
w

5. Tangerang 13 27 77 - - 104
w

6. Cilegon 8 14 29 - - 43
w
:\\

7. Serang 6 46 20 - - 66
tp

8. Tangerang Selatan ... ... ... ... ... ...


ht

Provinsi Banten 154 1 229 275 - 31 1 535

2008 154 1 229 275 - - 1 504

Sumber / Source : Badan Pemberdayaan Perempuan dan Masyarakat Desa Provinsi Banten
Women and Rural Society Empowerment Board of Banten Province
Catatan / Note : 1) Termasuk desa/kelurahan di Kota Tangerang Selatan
Including villages / special-villages in Municipality of Tangerang Selatan

41 Banten in Figures 2010


GOVERNMENT CHAPTER III

Tabel Jumlah Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM)


3.3
Table Menurut Kategori di Provinsi Banten, 2009
Number of Institute For Community Empowerment
by Category in Banten Province, 2009

Klasifikasi Desa/Kelurahan
Villages Classification
Kabupaten/Kota Kecamatan
Swa- Belum
Regency/Municipality District Swadaya Swakarsa sembada Terklasi- Jumlah
Self-Help Self-Work Self- fikasi Total
Supporting Unclassified

id
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

.
go
Kabupaten / Regency

s.
1. Pandeglang 35 266 69 - - 335

2. Lebak 28 306
bp
14 - 25 345
n.
3. Tangerang 1) 36 294 34 - - 328
te

4. Serang 28 276 32 - 6 314


an
.b

Kota / Municipality
w

5. Tangerang 13 27 77 - - 104
w

6. Cilegon 8 14 29 - - 43
w

7. Serang 6 46 20 - - 66
:\\
tp

8. Tangerang Selatan ... ... ... ... ... ...


ht

Provinsi Banten 154 1 229 275 - 31 1 535

2008 154 1 229 275 - - 1 504

Sumber / Source : Badan Pemberdayaan Perempuan dan Masyarakat Desa Provinsi Banten
Women and Rural Society Empowerment Board of Banten Province
Catatan / Note : 1) Termasuk desa/kelurahan di Kota Tangerang Selatan
Including villages / special-villages in Municipality of Tangerang Selatan

42 Banten in Figures 2010


BAB III PEMERINTAHAN

Tabel Jumlah Personil Perlindungan Masyarakat


3.4
Table Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Banten, 2008 - 2009
Number of Civilian Reserve Personnel
by Regency/Municipality in Banten Province, 2008 - 2009

Kabupaten/Kota
2008 2009
Regency/Municipality

(1) (2) (3)

Kabupaten / Regency

id
1. Pandeglang 4 340 4 340

.
go
2. Lebak 4 292 4 292

s.
3. Tangerang 1) 11 566 7 714

4. Serang 4 634
bp 4 634
n.
Kota / Municipality
te

5. Tangerang 6 836 6 836


an

6. Cilegon 1 178 1 186


.b
w

7. Serang 1 792 1 792


w

8. Tangerang Selatan ... 3 848


w
:\\

Provinsi Banten 34 638 34 642


tp
ht

Sumber / Source : Badan Pemberdayaan Perempuan dan Masyarakat Desa Provinsi Banten
Women and Rural Society Empowerment Board of Banten Province

Catatan / Note : 1) Termasuk desa/kelurahan di Kota Tangerang Selatan untuk tahun 2008
Including villages / special-villages in Tangerang Selatan Municipality for the year 2008

43 Banten in Figures 2010


GOVERNMENT CHAPTER III

Tabel Jumlah Pegawai Negeri Sipil Daerah


3.5
Table di Lingkungan Pemerintahan Provinsi Banten
Menurut Unit Organisasi dan Jenis Kelamin, 2009
Number of Civil Servants of Banten Province Government
by Name of Organization and Sex, 2009

Unit Organisasi Laki-laki Perempuan Jumlah


Organization Male Female Total

(1) (2) (3) (4)

1. Sekretariat Daerah 9 - 9

id
2. Biro Umum dan Perlengkapan 85 42 127
3. Biro Kesejahteraan Rakyat 29 20 49

.
go
4. Biro Organisasi 22 18 40
5. Biro Hukum 32 14 46

s.
6. Biro Pemerintahan 28 14 42

bp
7. Biro Perekonomian Daerah 20 16 36
8. Biro Administrasi Pembangunan 22 10 32
n.
9. Biro Hubungan Masyarakat dan Protokol 28 23 51
te

10. Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat 66 26 92


an

11. Inspektorat Provinsi 47 18 65


12 Badan Kesatuan Bangsa dan Politik 34 12 46
.b

13. Badan Pendidikan dan Pelatihan 44 22 66


w

14. Badan Pemberdayaan Perempuan dan Masyarakat Desa 33 20 53


w

15. Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah 49 26 75


16. Badan Koordinasi Penanaman Modal Daerah 27 15 42
w

17. Badan Pemberdayaan Perempuan dan Masyarakat Desa 30 25 55


:\\

18. Badan Kepegawaian Daerah 37 25 62


tp

19. Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah 32 11 43


ht

20 Badan Ketahanan Pangan Daerah 33 11 44


21 Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah 31 12 43
22. Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah 207 100 307
23. Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika 107 25 132
24. Dinas Perindustrian dan Perdagangan 77 16 93
25. Dinas Pertanian dan Peternakan 134 42 176
26. Dinas Bina Marga dan Tata Ruang 86 12 98
27. Dinas Kesehatan 49 63 112
28. Dinas Pertambangan dan Energi 66 11 77
29. Dinas Pendidikan 81 57 138
30. Dinas Kebudayaan dan Pariwisata 38 38 76

44 Banten in Figures 2010


BAB III PEMERINTAHAN

Lanjutan Tabel / Continued Table 3.5

Unit Organisasi Laki-laki Perempuan Jumlah


Organization Male Female Total

(1) (2) (3) (4)

31. Dinas Kelautan dan Perikanan 65 17 82

id
32. Dinas Kehutanan dan Perkebunan 73 23 96

.
33. Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi 43 15 58

go
34. Dinas Sosial 50 27 77

s.
35. Dinas Pemuda dan Olah Raga 39 11 50

bp
36. Dinas Sumber Daya Air dan Pemukiman 105 17 122
37. Dinas Koperasi dan Usaha Mikro Kecil Menengah 24 16 40
n.
38. Satuan Polisi Pamong Praja 69 5 74
te

39. Kantor Penghubung 10 10 20


an

40. Rumah Sakit Umum Daerah Malingping 23 27 50


.b

41. BSKP Jabodetabekjur 6 1 7


w

42. Sekretariat Dewan KORPRI 13 3 16


43. Komisi Pemilihan Umum 11 10 21
w

44. PLB Kabupaten Serang 13 17 30


w

45. PLB Kabupaten Pandeglang 23 29 52


:\\

46. PLB Kabupaten Lebak 13 20 33


tp

47. PLB Kabupaten Tangerang 8 31 39


ht

48. PLB Kota Tangerang 18 30 48


49. PLB Kota Cilegon 4 20 24
50. SMA CMBS 16 7 23
51. PLB Kota Serang - 2 2

Jumlah / Total 2 209 1 082 3 291

2008 2 219 1 004 3 223

Sumber / Source : Badan Kepegawaian Daerah - Provinsi Banten


Local Civil Service Agency of Banten Province

45 Banten in Figures 2010


GOVERNMENT CHAPTER III

Tabel Jumlah Pegawai Negeri Sipil Daerah


3.6
Table di Lingkungan Pemerintahan Provinsi Banten
Menurut Golongan/Ruang dan Jenis Kelamin, 2009
Number of Civil Servants of Banten Province Government
by Grade/Rank and Sex, 2009

Jenis Kelamin / Sex


Golongan/Ruang Jumlah Persentase
Grade/Rank Laki-laki Perempuan Total Percentage
Male Female
(1) (2) (3) (4) (5)

id
Golongan I 11 - 11 0,33
I/a 2 - 2 0,06

.
go
I/b - - - -
I/c 4 - 4 0,12

s.
I/d 5 - 5 0,15

Golongan II 573 369


bp 942 28,62
n.
II/a 217 105 322 9,78
II/b 186 99 285 8,66
te

II/c 96 89 185 5,62


an

II/d 74 76 150 4,56


.b

Golongan III 1 286 627 1 913 58,13


w

III/a 401 256 657 19,96


III/b 424 252 676 20,54
w

III/c 234 70 304 9,24


w

III/d 227 49 276 8,39


:\\

Golongan IV 339 86 425 12,91


tp

IV/a 193 77 270 8,20


ht

IV/b 98 6 104 3,16


IV/c 35 2 37 1,12
IV/d 13 1 14 0,43
IV/e - - - -

Jumlah / Total 2 209 1 082 3 291 100,00

2008 2 219 1 004 3 223 100,00

Sumber / Source : Badan Kepegawaian Daerah - Provinsi Banten


Local Civil Service Agency of Banten Province

46 Banten in Figures 2010


BAB III PEMERINTAHAN

Tabel Jumlah Pegawai Negeri Sipil Daerah


3.7
Table di Lingkungan Pemerintahan Provinsi Banten
Menurut Tingkat Pendidikan dan Jenis Kelamin, 2009
Number of Civil Servants of Banten Province Government
by Educational Level and Sex, 2009

Tingkat Pendidikan Laki-laki Perempuan Jumlah


Educational Level Male Female Total

(1) (2) (3) (4)

SD / Primary School 29 1 30

id
SMP / Junior High School 12 1 13

.
go
SLTA / Senior High School 582 224 806

s.
Diploma I / Diploma I 33 16 49

Diploma II / Diploma II
bp 26 51 77
n.
Diploma III / Sarjana Muda 191 171 362
te

Diploma III / Bachelor Graduate


an

Diploma IV / Diploma IV 38 6 44

Strata I / Bachelor Degree 943 531 1 474


.b
w

Strata II / Master Degree 352 81 433


w

Strata III / Doctoral Degree 3 - 3


w
:\\

Jumlah / Total 2 209 1 082 3 291


tp
ht

2008 2 219 1 004 3 223

Sumber / Source : Badan Kepegawaian Daerah - Provinsi Banten


Local Civil Service Agency of Banten Province

47 Banten in Figures 2010


GOVERNMENT CHAPTER III

Tabel Jumlah Pegawai Negeri Sipil Pusat


3.8
Table di Luar Pemerintahan Provinsi Banten
Menurut Unit Organisasi dan Jenis Kelamin, 2009
Number of Indonesian Government Civil Servants
in Banten Province by Organization and Sex, 2009

Tingkat Pendidikan Laki-laki Perempuan Jumlah


Educational Level Male Female Total

(1) (2) (3) (4)

1. Badan Pusat Statistik 30 19 49

id
2. BKKBN 29 20 49

.
go
3 Badan Pertanahan Nasional 43 15 58

s.
4. Kantor Wilayah Departemen Agama 111 49 160

5. Kantor Wilayah DJP Jawa Banten


bp
79 15 94
n.
6. Kanwil Hukum dan HAM 908 347 1 255
te

7. Dolog Banten 53 11 64
an

8. Pengadilan Tinggi Agama 23 8 31


.b

9. Pengadilan Tinggi 32 22 54
w

10. Kejaksaan Tinggi 92 42 134


w
w
:\\

Jumlah / Total 1 400 548 1 948


tp

2008 1 312 476 1 788


ht

Sumber / Source : Dari instansi yang bersangkutan


From related institutions/offices

48 Banten in Figures 2010


BAB III PEMERINTAHAN

Tabel Jumlah Pegawai Negeri Sipil Pusat


3.9
Table di Luar Pemerintahan Provinsi Banten
Menurut Golongan/Ruang dan Jenis Kelamin, 2009
Number of Indonesian Government Civil Servants
in Banten Province by Grade/Rank and Sex, 2009

Jenis Kelamin / Sex


Golongan/Ruang Jumlah Persentase
Grade/Rank Laki-laki Perempuan Total Percentage
Male Female
(1) (2) (3) (4) (5)

id
Golongan I 6 - 6 0,31
I/a 3 - 3 0,15

.
go
I/b - - - -
I/c 2 - 2 0,10

s.
I/d 1 - 1 0,05

Golongan II 514 183 bp 697 35,78


n.
II/a 208 59 267 13,71
II/b 155 63 218 11,19
te

II/c 76 35 111 5,70


an

II/d 75 26 101 5,18


.b

Golongan III 769 341 1 110 56,98


w

III/a 236 114 350 17,97


III/b 314 150 464 23,82
w

III/c 89 41 130 6,67


w

III/d 130 36 166 8,52


:\\

Golongan IV 111 24 135 6,93


tp

IV/a 61 10 71 3,64
ht

IV/b 26 10 36 1,85
IV/c 11 2 13 0,67
IV/d 6 1 7 0,36
IV/e 7 1 8 0,41

Jumlah / Total 1 400 548 1 948 100,00

2008 1 312 476 1 788 100,00

Sumber / Source : Dari instansi yang bersangkutan


From related institutions/offices

49 Banten in Figures 2010


GOVERNMENT CHAPTER III

Tabel Jumlah Pegawai Negeri Sipil Pusat


3.10
Table di Luar Pemerintahan Provinsi Banten
Menurut Pendidikan dan Jenis Kelamin, 2009
Number of Indonesian Government Civil Servants
in Banten Province by Education and Sex, 2009

Tingkat Pendidikan Laki-laki Perempuan Jumlah


Education Level Male Female Total

(1) (2) (3) (4)

SD / Primary School 15 - 15

id
SMP / Junior High School 53 3 56

.
go
SLTA / Senior High School 735 265 1 000

s.
Diploma I /Diploma I 13 3 16

Diploma II / Diploma II
bp - 2 2
n.
Diploma III / Sarjana Muda 45 42 87
te

Diploma III / Bachelor


an

Diploma IV / Diploma IV 14 5 19

Strata I / Bachelor Degree 389 197 586


.b
w

Strata II / Master Degree 135 28 163


w

Strata III / Doctoral Degree 2 2 4


w
:\\

Jumlah / Total 1 400 548 1 948


tp
ht

2008 1 312 476 1 788

Sumber / Source : Dari instansi yang bersangkutan


From related institutions/offices

50 Banten in Figures 2010


BAB III PEMERINTAHAN

Tabel Jumlah Anggota DPRD Provinsi Banten


3.11
Table Menurut Partai dan Jenis Kelamin, 2009
Number of Parliament Members of Banten Province
by Party and Sex, 2009

Partai Laki-laki Perempuan Jumlah


Party Male Female Total

(1) (2) (3) (4)

Partai Demokrat (PD) 15 3 18

id
Partai Golongan Karya (Golkar) 11 2 13

.
Partai Keadilan Sejahtera (PKS) 8 3 11

go
Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan 8 2 10

s.
(PDIP)
Partai Hati Nurani (Hanura) 5 1 6
Partai Persatuan Pembangunan (PPP) 3 bp 2 5
n.
5 - 5
Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra)
te

Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) 5 - 5


an

Partai Bulan Bintang (PBB) 3 - 3


.b

Partai Amanat Nasional (PAN) 1 1 2


w

Partai Karya Pembangunan Bangsa (PPKB) 2 - 2


w

Partai Bintang Reformasi (PBR) 1 - 1


w

Partai Persatuan Nahdlatul Ummah Indonesia 1 - 1


:\\

(PPNUI)
tp

Partai Damai Sejahtera (PDS) 1 - 1


ht

1 - 1
Partai Kebangkitan Nasional Ulama (PKNU)

Partai Persatuan Daerah (PPD) 1 - 1

Jumlah / Total 71 14 85

2008 69 6 75

Sumber / Source : Sekretariat DPRD Provinsi Banten


Secretariate of Banten Province Parliament

51 Banten in Figures 2010


GOVERNMENT CHAPTER III

Tabel Jumlah Anggota DPRD Provinsi Banten


3.12
Table Menurut Fraksi dan Jenis Kelamin, 2009
Number of Parliament Members of Banten Province
by Faction and Sex, 2009

Fraksi Laki-laki Perempuan Jumlah


Fraction Male Female Total

(1) (2) (3) (4)

Fraksi Partai Demokrat (FPD) 15 3 18

id
Fraksi Partai Golongan Karya (FPG) 11 2 13

.
Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (FPKS) 8 3 11

go
Fraksi Partai Demokrasi Indonesia 8 2 10

s.
Perjuangan (FPDIP)

bp
Fraksi Partai Hati Nurani (FHanura) 6
n. 1 7
Fraksi Partai Persatuan Pembangunan 3 2 5
(FPPP)
te

Fraksi Partai Gerakan Indonesia Raya 5 - 5


an

(FGerindra)
.b

Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa (FPKB) 5 - 5


w

Framsi Bulan Bintang Peduli Bangsa 5 - 5


w

Fraksi Amanat Reformasi Daerah Ulama 5 1 6


w
:\\

Jumlah / Total 71 14 85
tp

2008 69 6 75
ht

Sumber / Source : Sekretariat DPRD Provinsi Banten


Secretariate of Banten Province Parliament

52 Banten in Figures 2010


BAB III PEMERINTAHAN

Tabel Jumlah Keputusan DPRD Provinsi Banten,


3.13
Table 2008-2009
Number of Parliament Decrees of Banten Province,
2008-2009

Jenis Keputusan
2008 2009
Type of Decree

(1) (2) (3)

1. Surat Keputusan Pimpinan DPRD 6 5

id
Parliament Chairman’s Decrees Paper

.
go
2. Surat Keputusan Dewan 31 38

s.
Parliament Decree

3. Peraturan Daerah bp17 5


n.
Regional Regulation
te
an

Jumlah / Total 54 48
.b
w

Sumber / Source : Sekretariat DPRD Provinsi Banten


w

Secretariate of Banten Province Parliament


w
:\\
tp
ht

53 Banten in Figures 2010


GOVERNMENT CHAPTER III

Tabel Jumlah Anggota DPRD Kabupaten/Kota


3.14
Table Menurut Jenis Kelamin di Provinsi Banten, 2009
Number of Parliament Members Regency/Municipality
in Banten Province by Sex, 2009

Kabupaten/Kota Laki-laki Perempuan Jumlah


Regency/Municipality Male Female Total

(1) (2) (3) (4)

Kabupaten / Regency

id
1. Pandeglang 45 5 50

.
go
2. Lebak 42 8 50

s.
3. Tangerang 46 4 50

4. Serang 47
bp 3 50
n.
Kota / Municipality
te

5. Tangerang 44 6 50
an

6. Cilegon 28 7 35
.b

7. Serang 37 8 45
w
w

8. Tangerang Selatan 38 7 45
w
:\\

Provinsi Banten 327 48 375


tp

2008 286 19 305


ht

Sumber / Source : Sekretariat DPRD Provinsi Banten


Secretariate of Banten Province Parliament

54 Banten in Figures 2010


BAB III PEMERINTAHAN

Tabel Jumlah Anggota DPR RI


3.15
Table dari Daerah Pemilihan Banten
Menurut Partai dan Jenis Kelamin, 2009
Number of Indonesian Parliament Members
from the Constituency of Banten Province
by Party and Sex, 2009

Partai Laki-laki Perempuan Jumlah


Party Male Female Total

(1) (2) (3) (4)

Partai Demokrat (PD) 3 3 6

id
Partai Golongan Karya (Golkar) 4 - 4

.
go
Partai Keadilan Sejahtera (PKS) 2 1 3
Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan 2 - 2

s.
(PDIP)

bp
Partai Hati Nurani (Hanura) 1 - 1
Partai Persatuan Pembangunan (PPP) 2 1 3
n.
Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) 1 - 1
te

Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) - - -


an

Partai Bulan Bintang (PBB) - - -


.b

Partai Amanat Nasional (PAN) 1 - 1


w

Partai Karya Pembangunan Bangsa


- - -
w

(PPKB)
w

Partai Bintang Reformasi (PBR) - - -


:\\

Partai Persatuan Nahdlatul Ummah - - -


tp

Indonesia (PPNUI)
ht

Partai Damai Sejahtera (PDS) - - -


Partai Kebangkitan Nasional Ulama - - -
(PKNU)
Partai Persatuan Daerah (PPD) - - -

Jumlah / Total 16 5 21

Sumber / Source : www.dpr.go.id

55 Banten in Figures 2010


ht
tp
:\\
w
w
w
.b
an
te
n.
bp
s.
go
.id
. id
go
s.
bp
n.
te
an
.b
w

4
w
w
:\\
tp
ht

PENDUDUK DAN TENAGA KERJA


Population and Employment
ht
tp
:\\
w
w
w
.b
an
te
n.
bp
s.
go
.id
BAB IV PENDUDUK DAN TENAGA KERJA

Penjelasan Teknis Technical Notes

1. Sumber utama data kependudukan 1. The main source of demographic


adalah Sensus Penduduk yang data is Population Census, which
dilaksanakan setiap sepuluh tahun is conducted every ten years.
sekali. Sensus Penduduk telah Population Census has been
dilaksanakan sebanyak lima kali conducted five times since
sejak Indonesia merdeka yaitu Indonesia’s independence: 1961,
tahun 1961, 1971, 1980, 1990 dan 1971, 1980, 1990 and 2000. In
2000. Selain Sensus Penduduk, addition to the Census, BPS also
untuk menjembatani ketersediaan conducted Intercensal Population
data kependudukan diantara dua Survey, called SUPAS which is
periode sensus, BPS melakukan designed to proceed demographic

id
Survei Penduduk Antar Sensus data between two censuses.

.
(SUPAS). SUPAS telah dilakukan SUPAS has been conducted four

go
sebanyak empat kali, tahun 1976, times: 1976, 1985, 1995 and 2005.
1985, 1995 dan 2005. Data Besides Population Census and

s.
kependudukan Sensus dan SUPAS SUPAS, this report also uses

bp
adalah proyeksi penduduk. n. population projection.

2. Penduduk adalah semua orang 2. Population are all residents who


te

yang berdomisili di suatu daerah have stayed for six months or


an

selama 6 bulan atau lebih dan atau longer, and those who intended to
mereka yang berdomisili kurang stay more than six months even
.b

dari 6 bulan tetapi bertujuan though their length of stay is less


w

menetap. than six months.


w

3. Rata-rata Pertumbuhan Penduduk 3. Average growth of population is


w

adalah angka yang menunjukkan the annual population growth rate


:\\

tingkat pertambahan penduduk per over a certain period.


tp

tahun dalam jangka waktu tertentu.


ht

4. Kepadatan Penduduk adalah 4. Population density is the number


banyaknya penduduk per km of people per square kilometer.
persegi.

5. Rasio Jenis Kelamin adalah 5. Sex Ratio is the ratio of the


perbandingan antara banyaknya number of males to the number of
penduduk laki-laki dengan banyak- females in a given area and time,
nya penduduk perempuan pada usually expressed as the number
suatu daerah dan waktu tertentu. of males for every 100 females.
Biasanya dinyatakan dengan
banyaknya penduduk laki-laki
untuk 100 penduduk perempuan.

Banten dalam Angka 2010 59


POPULATION AND EMPLOYMENT CHAPTER IV

6. Rumah Tangga adalah seseorang 6. Household is an individual or a


atau sekelompok orang yang group of people living in a
mendiami sebagian atau seluruh physical/census building unit or
bangunan fisik/sensus, dan biasanya part of it and usually commit on a
tinggal bersama serta pengelolaan common provision for food and
makan dari satu dapur. Yang other essentials of living. Common
dimaksud makan dari satu dapur provision for food means one
adalah jika pengurusan kebutuhan organising daily needs for all of
sehari-harinya dikelola bersama- household members
sama menjadi satu.

7. Anggota Rumah Tangga adalah 7. Household member is a person


semua orang yang biasanya who usually lives in a household

id
bertempat tinggal di suatu rumah regardless of their location at the

.
tangga, baik yang berada di rumah time of enumeration. Average

go
pada waktu pencacahan maupun household size is the average
yang sementara tidak ada. Rata-rata number of household members per

s.
Anggota Rumah Tangga adalah household.

bp
angka yang menunjukkan rata-rata
jumlah anggota rumah tangga per
n.
rumah tangga.
te
an

8. Sumber utama data ketenaga- 8. The main source of employment


kerjaan adalah Survei Angkatan data is National Labour Force
.b

Kerja Nasional (Sakernas), yang Survey (Sakernas). This survey is


w

khusus dirancang untuk mengum- specifically designed to collect


pulkan informasi/data ketenaga- information on employment
w

kerjaan dan dimaksudkan untuk statistics and is intended to


w

memantau indikator ketenaga- monitor the employment indicator


:\\

kerjaan yang mengacu pada KILM refers to the KILM (Key


tp

(Key Indicators of the Labour Indicators of the Labour Market)


Market) yang direkomendasikan recommended by ILO (Inter-
ht

oleh ILO (International Labour national Labour Organization).


Organization). Sakernas pertama The first Sakernas was conducted
kali diselenggarakan pada tahun in 1976 and since 2005, Sakernas
1976 dan mulai tahun 2005 has been conducted in semester
pengumpulan datanya dilaksanakan period, i.e February (the first
secara semesteran pada bulan semester) and August (the second
Pebruari (semester I) dan Agustus semester).
(semester II).

60 Banten in Figures 2010


BAB IV PENDUDUK DAN TENAGA KERJA

Sejak Sakernas 2001, konsep Since 2001 Sakernas, the concept


status pekerjaan dan pengang- of employment status and
guran mengalami perluasan dan unemployment was revised. The
penyem-purnaan. Status pekerjaan employment status, previously
yang sebelumnya hanya 5 covered only 5 categories, but
kategori, mulai tahun 2001 since 2001 two new categories of
ditambahkan kategori baru yaitu: casual employee both in
pekerja bebas di pertanian dan agriculture and in non agriculture
pekerja bebas di non pertanian. sectors have been added. To
Selain itu, dalam rangka adapt the ILO concept, the
menyesuaikan dengan konsep concept of open unemployment
ILO, konsep pengangguran was also extended. Open
terbuka diperluas yaitu di samping unemployment now covers

id
mencakup penduduk yang aktif population who were looking for

.
mencari pekerjaan, mencakup pula work, population who were

go
kelompok penduduk yang sedang establishing a new business/firm/
mempersiapkan usaha/pekerjaan establishment, discouraged job

s.
baru, dan kelompok penduduk seekers, and those who were not

bp
yang tidak mencari pekerjaan, actively looking for work with the
karena merasa tidak mungkin reason of already having job but
n.
mendapatkan pekerjaan serta not starting to work.
te

kelompok penduduk yang tidak


an

aktif mencari pekerjaan dengan


alasan sudah diterima bekerja/
.b

mempunyai pekerjaan tetapi


w

belum mulai bekerja.


w

9. Penduduk Usia Kerja adalah 9. Working Age Population is


w

penduduk yang berumur 15 tahun population aged 15 years and


:\\

ke atas. over.
tp

10. Angkatan Kerja adalah penduduk 10. Labor Force are people aged 15
ht

usia kerja yang bekerja atau punya years old and over who, in the
pekerjaan namun sementara tidak previous week, were working,
bekerja dan pengangguran. temporarily absent from work but
having jobs, and those who did
not have job and were looking for
work.

Banten dalam Angka 2010 61


POPULATION AND EMPLOYMENT CHAPTER IV

11. Penduduk Usia Kerja adalah 11. Working Age Population is


penduduk yang berumur 15 tahun population aged 15 years and
ke atas. over.

12. Angkatan Kerja adalah penduduk 12. Labor Force are people aged 15
usia kerja yang bekerja atau punya years old and over who, in the
pekerjaan namun sementara tidak previous week, were working,
bekerja dan pengangguran. temporarily absent from work but
having jobs, and those who did
not have job and were looking for
work.

13. Bekerja adalah melakukan peker- 13. The concept of working means

id
jaan dengan maksud memperoleh activity intended to earn income

.
atau membantu memperoleh by doing work or helping to do

go
pendapatan atau keuntungan dan work at least one hour
lamanya bekerja paling sedikit continuously during the reference

s.
1 jam secara terus menerus dalam week (including unpaid family

bp
seminggu yang lalu (termasuk worker/s for any economic
pekerja keluarga tanpa upah yang activity).
n.
membantu dalam suatu usaha/
te

kegiatan ekonomi).
an

14. Jumlah jam kerja seluruhnya 14. Total Working Hours is the total
.b

adalah jumlah jam kerja yang hours spent by an employee to


w

digunakan untuk bekerja (tidak perform all jobs (excluding the


termasuk jam kerja istirahat resmi time used for other activities
w

dan jam kerja yang digunakan which are not classified as work).
w

untuk hal-hal di luar pekerjaan).


:\\
tp

15. Lapangan Usaha adalah bidang 15. Industry is field of a person’s


kegiatan dari pekerjaan/tempat activity or establishment. The
ht

bekerja dimana seseorang bekerja. classification of industries follows


Klasifikasi lapangan usaha the Indonesia Standard Industrial
mengikuti Klasifikasi Baku Classification (KBLI) in one digit.
Lapangan Usaha Indonesia
(KBLI) dalam 1 digit.

16. Status Pekerjaan adalah kedudukan 16. Employment Status is the status of
seseorang dalam unit usaha/ a person at his place of work or
kegiatan dalam melakukan establishment where he was
pekerjaan. employed.

62 Banten in Figures 2010


BAB IV PENDUDUK DAN TENAGA KERJA

17. Pekerja Tak Dibayar adalah 17. Unpaid Worker is a person who
seseorang yang bekerja membantu intended to work without pay in
usaha untuk memperoleh an establishment run by other
penghasilan/keuntungan yang members of the family, relative or
dilakukan oleh salah seorang neighbour.
anggota rumah tangga atau bukan
anggota rumah tangga tanpa
mendapat upah/gaji.

. id
go
s.
bp
n.
te
an
.b
w
w
w
:\\
tp
ht

Banten dalam Angka 2010 63


POPULATION AND EMPLOYMENT CHAPTER IV

4.1. Penduduk 4.1. Population

Penduduk merupakan salah satu Population is one factor that must


faktor yang harus diperhatikan dalam be considered in the development
proses pembangunan dewasa ini. process today. Where, let alone large
Dimana, jumlah penduduk yang besar population with composition and more
apalagi dengan komposisi dan equitable distribution, it can be
distribusi yang lebih merata, dapat potential but can also be a burden in
menjadi potensi tetapi dapat pula the development process if the quality
menjadi beban dalam proses is low. Therefore, the development
pembangunan apabila berkualitas process undertaken in addition to be
rendah. Karena itu, proses directed in order to improve the
pembangunan yang dilakukan selain quality of human resources, must also

id
diarahkan dalam rangka meningkatkan include efforts to control the rate of

.
kualitas sumber daya manusia, harus growth and balance the composition

go
pula mencakup upaya untuk and distribution of population.
mengendalikan laju pertumbuhan serta

s.
menyeimbangkan komposisi dan

bp
distribusi penduduk. n.
Jumlah penduduk Provinsi Banten Total population of Banten
te

dari tahun ke tahun terus mengalami Province from year to year is


an

peningkatan. Pada tahun 2000, constantly increasing. In 2000, the


penduduk Banten berjumlah 8,10 juta population numbered 8.10 million
.b

jiwa tapi pada tahun 2009 meningkat people of Banten but then increased to
w

menjadi 9,78 juta jiwa, atau tumbuh 9.78 million people in 2009, or grow
rata-rata sebesar 2,12 persen per tahun. an average of 2.12 percent per year.
w

Apabila dibandingkan dengan proyeksi When compared with a projected


w

penduduk Indonesia yang mencapai population of Indonesia reached


:\\

231,37 juta orang maka penduduk 231.37 million people so Banten


tp

Banten pada tahun 2009 sudah population in 2009 has reached 4.20
mencapai 4,20 persen dari total percent of the total population of
ht

penduduk Indonesia, sehingga Banten Indonesia, therefore Banten has


menjadi provinsi dengan populasi become the fifth largest population in
terbesar kelima di Indonesia. Pada Indonesia. In 2009, Banten is also one
tahun 2009, Banten juga termasuk of four large provinces with densest
empat besar provinsi yang terpadat population. Its density level reached
penduduknya yaitu dengan tingkat 1,085 inhabitants per km2, or for
kepadatan mencapai 1.085 jiwa per every one square kilometer area of
km2 atau untuk setiap satu kilometer Banten Province is inhabited by about
persegi wilayah Provinsi Banten dihuni 1,085 residents.
oleh sekitar 1.085 penduduk.

64 Banten in Figures 2010


BAB IV PENDUDUK DAN TENAGA KERJA

Persebaran penduduk di Banten Distribution of population in


secara spasial tidak merata, karena Banten spatially uneven, because it is
masih terkonsentrasi di wilayah still concentrated in Tangerang
Kabupaten Tangerang, Kota Regency, Tangerang Municipality, and
Tangerang, dan Kota Tangerang Tangerang Selatan Municipality. With
Selatan. Dengan luas wilayah kurang an area of less than 14 percent of total
dari 14 persen dari seluruh luas area in Banten Province, those areas
wilayah Provinsi Banten, ketiga inhabited by approximately 53.47
wilayah tersebut pada tahun 2009 percent of the total population of
dihuni oleh sekitar 53,47 persen dari Banten in 2009. As a result, the level
seluruh penduduk Banten. Akibatnya, of population density among regions
tingkat kepadatan penduduk antar in Banten became very unevenly.
wilayah di Banten menjadi sangat tidak Noted, Tangerang Municipality is the

id
merata. Tercatat, Kota Tangerang area with the highest density levels,

.
merupakan wilayah dengan tingkat reaching 10,101 inhabitants per km2.

go
kepadatan tertinggi, mencapai 10.101 While the lowest was Lebak with
jiwa per km2. Sedangkan yang population density is only 367

s.
terendah adalah Kabupaten Lebak inhabitants per km2. It means

bp
yaitu dengan tingkat kepadatan Tangerang City almost 28 times more
penduduk hanya 367 jiwa per km2. dense compared to Lebak.
n.
Berarti, Kota Tangerang hampir 28
te

kali lebih padat bila dibandingkan


an

dengan Kabupaten Lebak.


.b
w

4.2. Ketenagakerjaan 4.2. Employment


w

Tenaga kerja merupakan salah satu Workforce is one of the most


w

faktor yang paling menentukan dalam decisive factor in the development


:\\

proses pembangunan di suatu wilayah. process in a region. The greater the


tp

Semakin besar jumlah tenaga kerja, amount of labor, especially when


lebih-lebih apabila disertai dengan accompanied with the adequate
ht

keahlian yang cukup memadai, akan expertise, the more rapid development
semakin pesat pula perkembangan of all developments in the region.
pembangunan di wilayah tersebut.

Banten dalam Angka 2010 65


POPULATION AND EMPLOYMENT CHAPTER IV

Jumlah angkatan kerja di Provinsi Total labor force in Banten


Banten pada tahun 2009 mencapai Province reached 4.36 million people
4,36 juta orang, bertambah sebanyak in 2009, increased by 31,785 people
31.785 orang bila dibandingkan compared to the previous year as
dengan tahun sebelumnya yang many as 4.33 million people. Additions
hanya sebanyak 4,33 juta orang. occurred due to the addition of
Penambahan tersebut terjadi karena components working labor force that
adanya penambahan pada komponen increased by 35,883 people, while
angkatan kerja yang bekerja yang unemployment declined as much as
bertambah sebanyak 35.883 orang, 4,098 people. It means the quantity,
sedangkan pengangguran justru turun condition of employment in Banten in
sebanyak 4.098 orang. Berarti secara 2009 has improved because of
kuantitas, kondisi ketenagakerjaan di opportunities created are greater

id
Banten pada tahun 2009 semakin when compared with the addition of a

.
membaik karena kesempatan kerja new workforce.

go
yang tercipta masih lebih besar bila
dibandingkan dengan penambahan

s.
angkatan kerja baru.

Secara spasial, pada tahun 2009 bp


Spatially, in 2009 is only in
n.
ini hanya di Kota Tangerang dan Tangerang City and Serang (Serang
te

Kabupaten Serang yang lama Regency and Serang City) are getting
an

(Kabupaten Serang dan Kota Serang) better employment conditions for their
saja yang kondisi ketenagakerjaannya respective working opportunities
.b

semakin membaik karena kesempatan increased by 80,147 men and 29,775


w

kerjanya masing-masing bertambah people, while the workforce only


sebanyak 80.147 orang dan 29.775 increased their respectively of 46,579
w

orang, padahal angkatan kerjanya people and 17,923 people. While for
w

hanya bertambah masing-masing the other regency / city, the addition


:\\

sebanyak 46.579 orang dan 17.923 of employment opportunities even


tp

orang. Sedangkan untuk kabupaten/ smaller compared with the addition of


kota lainnya, penambahan kesem- the workforce.
ht

patan kerja justru lebih kecil bila


dibandingkan dengan penambahan
angkatan kerjanya.

66 Banten in Figures 2010


BAB IV PENDUDUK DAN TENAGA KERJA

Sementara itu, bagian besar atau Meanwhile, most or or exactly 2.35


tepatnya 2,35 juta orang tenaga kerja million workers in Banten province
di Provinsi Banten bekerja antara 35 work between 35 to 49 hours per week.
sampai 49 jam per minggu. Lebih More than 50 percent of total labor
dari 50 persen dari total tenaga kerja force residing in Banten province
Provinsi Banten berdomisili di Tangerang Regency (including South
Kabupaten Tangerang (termasuk Tangerang City) and Tangerang,
Kota Tangerang Selatan) dan Kota which is the district / town known as a
Tangerang, yaitu kabupaten/kota major business and industrial
yang terkenal sebagai pusat bisnis concentration. Consequently, the
dan konsentrasi industri. Akibatnya, absorption of labor in Sector Trade
serapan tenaga kerja di Sektor and Industry Sector so dominate
Perdagangan dan Sektor Industri employment in the province of Banten.

id
begitu mendominasi penyerapan Both sectors are expected to absorb

.
tenaga kerja di Provinsi Banten. the labor force respectively 26.18

go
Kedua sektor tersebut diperkirakan percent and 22.77 percent.
mampu menyerap tenaga kerja Meanwhile, the Agricultural Sector is

s.
masing-masing sebesar 26,18 persen in third position in labor absorption by

bp
dan 22,77 persen. Sementara itu, absorption of 20.12 percent of the
Sektor Pertanian berada pada posisi total labor force, and appear to
n.
ketiga dalam penyerapan tenaga kerja dominate in the absorption of labor in
te

yaitu dengan serapan sebesar 20,12 Lebak, Pandeglang and Serang.


an

persen dari keseluruhan tenaga kerja,


dan terlihat mendominasi dalam
.b

penyerapan tenaga kerja di


w

Kabupaten Lebak, Kabupaten


Pandeglang dan Kabupaten Serang.
w
w
:\\
tp
ht

Banten dalam Angka 2010 67


POPULATION AND EMPLOYMENT CHAPTER IV

Grafik 4.1 Distribusi Persentase Penduduk Menurut Kabupaten/Kota


Figure di Provinsi Banten, 2009
Percentage Distribution of Population by Regency/Municipality
in Banten Province, 2009

Kota Cilego n
3,57 %
Kab . Sera ng
Kota Tang eran g
1 3,68%
15 ,9 1%
Ko ta Se rang
5 ,1 2%
Kab . Tan gera ng
3 7,52% Kab . Pan deg la ng
11,26 %
Ka b. L eba k

id
12 ,94%

.
go
s.
bp
n.
Sumber / Source : BPS Provinsi Banten, Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) – Juli 2009
te

BPS Statistics of Banten Province, National Socio Economic Survey – July 2009
an

Grafik 4.2 Laju Pertumbuhan Penduduk Menurut Kabupaten/Kota


Figure di Provinsi Banten (persen), 2000 – 2009
.b

Population Growth Rate by Regency/Municipality


w

in Banten Province (percent), 2000 – 2009


w
w

4
:\\

3,15
tp

3
ht

2,25
2,12
1,79 1,89
2

1,22 1,22
0,93
1

0
K ab. K ab. Lebak Kab. Kab. Serang K ota Kota Cilegon Kot a S erang Provinsi
Pandeglang Tangerang Tangerang B ant en

Sumber / Source : BPS Provinsi Banten, Sensus Penduduk 2000 dan Susenas, Juli 2009
BPS Statistics of Banten Province, 2000 Indonesian Population Census and National Socio Economic Survey, July 2009

68 Banten in Figures 2010


BAB IV PENDUDUK DAN TENAGA KERJA

Grafik 4.3 Persentase Penduduk Berumur 15 Tahun Ke Atas


Figure Menurut Jenis Kegiatan, 2009
Percentage of Population 15 Years of Age and Over
by Type of Activity, 2009

Angkatan Kerja Yang


Menganggur /
Unemployment Bukan Angkatan Kerja
9,54% / Not Economically
Active
36,26%

Angkatan Kerja Yang

id
Bekerja / Employed
54,19%

.
go
s.
bp
n.
Sumber / Source : BPS Provinsi Banten, Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) – Juli 2009
te

BPS Statistics of Banten Province, National Socio Economic Survey – July 2009
an

Grafik 4.4 Persentase Penduduk Berumur 15 Tahun Ke Atas yang Bekerja


.b

Figure Menurut Lapangan Pekerjaan Utama, 2009


Percentage of Population 15 Years Of Age and Over who Worked
w

by Main Industry, 2009


w
w
:\\
tp

Jasa-jasa / Services
14,08%
ht

Lainnya / Others
Perdagangan /
16,85%
Trading
26,18%

Pertanian / Agriculture
Industri / Industry 20,12%
22,77%

Sumber / Source : BPS Provinsi Banten, Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) – Juli 2009
BPS Statistics of Banten Province, National Socio Economic Survey – July 2009

Banten dalam Angka 2010 69


POPULATION AND EMPLOYMENT CHAPTER IV

4.1 PENDUDUK
POPULATION

Tabel Penduduk dan Rasio Jenis Kelamin


4.1.1
Table Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Banten, 2009
Population and Sex Ratio by Regency/Municipality
in Banten Province, 2009

Penduduk
Population Rasio Jenis
Kabupaten/Kota
Kelamin

id
Regency/Municipality
Laki-laki Perempuan Jumlah Sex Ratio

.
Male Female Total

go
(1) (2) (3) (4) (5)

s.
Kabupaten / Regency

1. Pandeglang 563 258 536 488 bp 1 099 746 105


n.
2. Lebak 647 008 611 885 1 258 893 106
te
an

3. Tangerang 1) 1 876 065 1 800 619 3 676 684 104

4. Serang 684 155 661 402 1 345 557 103


.b
w

Kota / Municipality
w

5. Tangerang 795 375 759 452 1 554 827 105


w
:\\

6. Cilegon 178 773 170 389 349 162 105


tp

7. Serang 256 136 241 774 497 910 106


ht

8. Tangerang Selatan ... ... ... ...

Provinsi Banten 5 000 770 4 782 009 9 782 779 105

Sumber / Source : BPS Provinsi Banten, Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) – Juli 2009
BPS Statistics of Banten Province, National Socio Economic Survey – July 2009

Catatan / Note : 1) Termasuk Kota Tangerang Selatan / Including Tangerang Selatan Municipality

70 Banten in Figures 2010


BAB IV PENDUDUK DAN TENAGA KERJA

Tabel Penduduk Menurut Kelompok Umur


4.1.2
Table dan Jenis Kelamin di Provinsi Banten, 2009
Number of Population by Age Group
and Sex in Banten Province, 2009

Kelompok Umur Laki-laki Perempuan Jumlah


Age Group Male Female Total

(1) (2) (3) (4)

0–4 505 002 482 401 987 403

id
5–9 497 402 476 301 973 703

.
go
10 – 14 506 101 500 601 1 006 702

s.
15 – 19 468 702 467 901 936 603

20 – 24 461 301
bp 474 202 935 503
n.
25 – 29 452 977 460 176 913 153
te

30 – 34 409 901 447 902 857 803


an

35 – 39 386 402 401 302 787 704


.b

40 – 44 352 602 328 401 681 003


w

45 – 49 281 402 251 702 533 104


w
w

50 – 54 214 302 181 401 395 703


:\\

55 – 59 150 001 122 701 272 702


tp

60 – 64 96 302 83 302 179 604


ht

65 + 156 695 165 394 322 089

Jumlah / Total 4 939 091 4 843 688 9 782 779

Sumber / Source : BPS Provinsi Banten, Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) – Juli 2009
BPS Statistics of Banten Province, National Socio Economic Survey 2009 – July 2009

Banten dalam Angka 2010 71


POPULATION AND EMPLOYMENT CHAPTER IV

Tabel Distribusi Persentase Penduduk dan


4.1.3
Table Kepadatan Penduduk Menurut Kabupaten/Kota
di Provinsi Banten, 2008-2009
Percentage Distribution of Population and
Population Density by Regency/Municipality
in Banten Province, 2008-2009

Persentase Penduduk Kepadatan Penduduk per km2


Kabupaten/Kota Percentage of Population Population Density per sq. km)
Regency/Municipality
2008 2009 2008 2009
(1) (2) (3) (4) (5)

id
Kabupaten / Regency

.
go
1. Pandeglang 11,38 11,24 398 400

s.
2. Lebak 12,86 12,87 360 367

3. Tangerang 1) 37,22 bp
37,58 3 532 3 634
n.
te

4. Serang 2) 19,02 13,75 850 715


an

Kota / Municipality
.b

5. Tangerang 15,95 15,89 9 950 10 101


w

6. Cilegon 3,58 3,57 1 958 1 990


w
w

7. Serang ... 5,09 ... 1 867


:\\

8. Tangerang Selatan ... ... ... ...


tp
ht

Provinsi Banten 100,00 100,00 994 1 012

Sumber / Source : BPS Provinsi Banten, Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) – Juli 2009
BPS Statistics of Banten Province, National Socio Economic Survey – July 2009

Catatan / Note : 1) Termasuk Kota Tangerang Selatan / Including Tangerang Selatan Municipality
2) Termasuk Kota Serang untuk tahun 2008 / Including Serang Municipality for the year 2008

72 Banten in Figures 2010


BAB IV PENDUDUK DAN TENAGA KERJA

Tabel Jumlah Rumahtangga dan Rata-rata Banyaknya


4.1.4
Table Anggota Rumahtangga Menurut Kabupaten/Kota
di Provinsi Banten, 2008-2009
Number of Household and Average Household Size
by Regency/Municipality in Banten Province, 2008-2009

Rata-rata Banyaknya
Jumlah Rumahtangga
Anggota Rumahtangga
Kabupaten/Kota Number of Household
Average Household Size
Regency/Municipality

2008 2009 2008 2009

id
(1) (2) (3) (4) (5)

.
go
Kabupaten / Regency

s.
1. Pandeglang 260 162 249 566 4,20 4,41

2. Lebak 307 573


bp
327 623 4,01 3,84
n.
3. Tangerang 1) 851 620 905 635 4,20 4,06
te

4. Serang 2) 430 322 307 171 4,24 4,38


an
.b

Kota / Municipality
w

5. Tangerang 364 222 401 228 4,21 3,88


w

6. Cilegon 75 940 80 178 4,52 4,35


w
:\\

7. Serang ... 111 029 ... 4,48


tp

8. Tangerang Selatan ... ... ... ...


ht

Provinsi Banten 2 289 839 2 382 430 4,19 4,11

Sumber / Source : BPS Provinsi Banten, Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) – Juli 2009
BPS Statistics of Banten Province, National Socio Economic Survey – July 2009

Catatan / Note : 1) Termasuk Kota Tangerang Selatan / Including Tangerang Selatan Municipality
2) Termasuk Kota Serang untuk tahun 2008 / Including Serang Municipality for the year 2008

Banten dalam Angka 2010 73


POPULATION AND EMPLOYMENT CHAPTER IV

Tabel Penduduk Menurut Kabupaten/Kota


4.1.5
Table di Provinsi Banten, 1961-2009
Population by Regency/Municipality
in Banten Province, 1961-2009

Kabupaten/Kota
1961 1971 1980 1990 2000 2009
Regency/Municipality

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

Kabupaten / Regency

id
1. Pandeglang 440 213 572 628 694 759 858 435 1 011 788 1 099 746

.
go
2. Lebak 427 802 546 364 682 868 873 646 1 030 040 1 258 893

s.
3. Tangerang 1) 643 647 789 870 1 131 199 1 843 755 2 781 428 3 676 684

4. Serang 2) 648 115 766 410


bp
968 358 1 244 755 1 652 763 1 345 557
n.
te

Kota / Municipality
an

5. Tangerang 206 743 276 825 397 825 921 848 1 325 854 1 554 827
.b

6. Cilegon 72 054 93 057 140 828 226 083 294 936 349 162
w

7. Serang ... ... ... ... ... 497 910


w

8. Tangerang Selatan ... ... ... ... ... ...


w
:\\

Provinsi Banten 2 438 574 3 045 154 4 015 837 5 968 522 8 096 809 9 782 779
tp
ht

Sumber / Source : BPS Provinsi Banten, Sensus Penduduk 1961, 1971, 1980, 1990, 2000 dan Susenas 2009
BPS Statistics of Banten Province, Indonesian Population Census in 1961, 1971, 1980, 1990, 2000 and
National Socio Economic Survey, 2009
Catatan / Note : 1) Termasuk Kota Tangerang Selatan / Including Tangerang Selatan Municipality
2) Termasuk Kota Serang untuk tahun 2008 / Including Serang Municipality for the year 2008

74 Banten in Figures 2010


BAB IV PENDUDUK DAN TENAGA KERJA

Tabel Laju Pertumbuhan Penduduk


4.1.6
Table Menurut Kabupaten/Kota
di Provinsi Banten (persen), 1961 – 2009
Population Growth Rate by Regency/Municipality
in Banten Province (percent), 1961 – 2009

Kabupaten/Kota
1961-1971 1971-1980 1980-1990 1990-2000 2000-2009
Regency/Municipality

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

Kabupaten / Regency

id
1. Pandeglang 2,66 2,17 2,14 1,71 0,93

.
go
2. Lebak 2,48 2,51 2,49 1,72 2,25

s.
3. Tangerang 1) 4,07 4,07 5,00 4,35 3,15

4. Serang 2) 2,69 2,63 bp 2,54 2,98 1,22


n.
te

Kota / Municipality
an

5. Tangerang 2,96 4,11 8,77 3,83 1,79


.b

6. Cilegon 2,59 4,71 4,85 2,79 1,89


w

7. Serang ... ... ... ... 1,22


w

8. Tangerang Selatan ... ... ... ... ...


w
:\\
tp

Provinsi Banten 2,25 3,12 4,04 3,10 2,12


ht

Sumber / Source : BPS Provinsi Banten. Sensus Penduduk 1961, 1971, 1980, 1990, 2000 dan Susenas 2009
BPS Statistics of Banten Province, Indonesian Population Census in 1971, 1980, 1990, 2000 and
National Socio Economic Survey, 2009
Catatan / Note : 1) Termasuk Kota Tangerang Selatan / Including Tangerang Selatan Municipality
2) Termasuk Kota Serang untuk tahun 2008 / Including Serang Municipality for the year 2008

Banten dalam Angka 2010 75


POPULATION AND EMPLOYMENT CHAPTER IV

4.2 KETENAGAKERJAAN
EMPLOYMENT

Tabel Penduduk 15 Tahun Ke Atas Yang Bekerja,


4.2.1
Table Mencari Pekerjaan dan Bukan Angkatan Kerja
Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Banten, 2009
Number of Population 15 Years of Age and Over Who
Worked, Looked for Job, and Not Economically Active
by Regency/Municipality in Banten Province, 2009

Angkatan Kerja
Economically Active Bukan
Kabupaten /Kota Angkatan Kerja

id
Regency/Municapitaly Not Economically
Bekerja Pengangguran Jumlah
Active

.
Working Unemployment Total

go
(1) (2) (3) (4) (5)

s.
Kabupaten / Regency

1. Pandeglang 409 424 50 480 bp 459 904 409 424


n.
te

2. Lebak 472 440 73 207 545 647 472 440


an

3. Tangerang 1) 1 360 327 256 372 1 616 699 1 360 327


.b

4. Serang 461 688 78 010 539 698 461 688


w

Kota / Municipality
w
w

5. Tangerang 705 412 130 122 835 534 383 988


:\\

6. Cilegon 130 787 29 224 160 011 106 296


tp

7. Serang 164 700 35 047 199 747 130 336


ht

8. Tangerang Selatan ... ... ... ...

Provinsi Banten 3 704 778 652 462 4 357 240 2 479 178

2008 3 668 895 656 560 4 325 455 2 349 440

Sumber / Source : BPS Provinsi Banten, Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) – Agustus 2009
BPS Statistics of Banten Province, National Labor Force Survey – August 2009

Catatan / Note : 1) Termasuk Kota Tangerang Selatan / Including Tangerang Selatan Municipality

76 Banten in Figures 2010


BAB IV PENDUDUK DAN TENAGA KERJA

Tabel Penduduk Usia 15 Tahun Ke Atas Yang Bekerja


4.2.2
Table Menurut Kabupaten/Kota dan Lapangan Usaha Utama
di Provinsi Banten, 2009
Population 15 Years of Age and Over Who Worked
by Regency/Municipality and Main Industry
in Banten Province, 2009

Lapangan Usaha Utama


Main Industry
Kabupaten/Kota
Regency/Municipality
Pertanian Industri Perdagangan Jasa-jasa Lainnya
Agriculture Industry Trading Services Others

id
(1) (2) (3) (4) (5) (6)

.
go
Kabupaten / Regency

s.
1. Pandeglang 191 291 28 773 103 011 39 177 47 172

bp
2. Lebak 265 804 28 472 n. 70 746 37 847 69 571

3. Tangerang 1) 118 861 391 361 367 135 229 839 253 131
te

4. Serang 136 559 95 583 121 982 38 348 69 216


an

Kota / Municipality
.b

5. Tangerang 7 013 241 737 205 555 130 287 120 820
w

6. Cilegon 5 929 30 098 38 109 21 856 34 795


w
w

7. Serang 19 811 27 694 63 289 24 408 29 498


:\\

8. Tangerang Selatan ... ... ... ... ...


tp
ht

Provinsi Banten 745 268 843 718 969 827 521 762 624 203

2008 813 003 705 831 979 925 528 869 641 267

Sumber / Source : BPS Provinsi Banten, Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) – Agustus 2009
BPS Statistics of Banten Province, National Labor Force Survey – August 2009

Catatan / Note : 1) Termasuk Kota Tangerang Selatan / Including Tangerang Selatan Municipality

Banten dalam Angka 2010 77


POPULATION AND EMPLOYMENT CHAPTER IV

Tabel Penduduk 15 Tahun ke Atas Yang Bekerja


4.2.3
Table Menurut Kabupaten/Kota dan Jenis Pekerjaan Utama
di Provinsi Banten, 2009
Population 15 Years of Age and Over Who Worked by
Regency/Municipality and Type of Primary Job
in Banten Province, 2009

Jenis Pekerjaan Utama


Type of Primary Job

Kabupaten/Kota Tenaga
Regency/Municipality Kepemimpinan/ Tenaga Usaha
Pejabat Tata Usaha
Profesional Penjualan
Administration

id
Managerial/ Sales
Professional

.
go
(1) (2) (3) (4)

s.
Kabupaten / Regency

1. Pandeglang 15 723
bp 5 983 93 620
n.
2. Lebak 21 784 7 515 63 375
te

3. Tangerang 1) 89 800 100 572 317 221


an

4. Serang 10 943 6 292 108 122


.b
w

Kota / Municipality
w

5. Tangerang 59 862 79 425 155 178


w
:\\

6. Cilegon 10 447 7 764 35 082


tp

7. Serang 10 100 8 065 55 607


ht

8. Tangerang Selatan ... ... ...

Provinsi Banten 218 659 215 616 828 205

2008 273 659 232 858 864 073

78 Banten in Figures 2010


BAB IV PENDUDUK DAN TENAGA KERJA

Lanjutan Tabel / Continued Table 4.2.3

Jenis Pekerjaan Utama


Type of Primary Job

Kabupaten/Kota
Regency/Municipality Tenaga Usaha Tenaga Usaha Tenaga
Jumlah
Jasa Pertanian Produksi
Total

id
Service Agriculture Production

.
go
(1) (5) (6) (7) (8)

s.
Kabupaten / Regency

1. Pandeglang 16 323 bp
190 280 87 495 409 424
n.
2. Lebak 13 710 263 121 102 935 472 440
te

3. Tangerang 1) 137 341 116 415 598 978 1 360 327


an

4. Serang 21 089 134 791 180 451 461 688


.b
w

Kota / Municipality
w

5. Tangerang 76 888 6 509 327 550 705 412


w
:\\

6. Cilegon 11 993 5 789 59 712 130 787


tp

7. Serang 10 098 19 308 61 522 164 700


ht

8. Tangerang Selatan ... ... ... ...

Provinsi Banten 287 442 736 213 1 418 643 3 704 778

2008 256 994 800 984 1 240 327 3 668 895

Sumber / Source : BPS Provinsi Banten, Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) – Agustus 2009
BPS Statistics of Banten Province, National Labor Force Survey – August 2009

Catatan / Note : 1) Termasuk Kota Tangerang Selatan / Including Tangerang Selatan Municipality

Banten dalam Angka 2010 79


POPULATION AND EMPLOYMENT CHAPTER IV

Tabel Penduduk 15 Tahun ke Atas Yang Bekerja


4.2.4
Table Menurut Kabupaten/Kota dan Status Pekerjaan
Utama di Provinsi Banten, 2009
Population 15 Years of Age and Over Who Worked by
Regency/Municipality and Main Employment Status
in Banten Province, 2009

Status Pekerjaan Utama


Main Status Employment
Dibantu buruh
Kabupaten/Kota tidak tetap/ Dibantu buruh
Regency/Municipality Berusaha Self Employed tetap/ Buruh/Karyawan
Sendiri/ Assisted by Employer with Employee

id
Self Employed Family Member/ Permanent

.
Temporary Workers

go
Worker
(1) (2) (3) (4) (5)

s.
bp
Kabupaten / Regency n.
1. Pandeglang 96 929 83 258 9 485 57 384
te

2. Lebak 73 363 146 495 9 036 61 242


an

3. Tangerang 1) 343 373 117 684 45 168 758 355


.b

4. Serang 123 344 100 339 11 496 132 221


w
w

Kota / Municipality
w

5. Tangerang 142 186 41 980 16 975 466 493


:\\

6. Cilegon 36 794 11 716 3 879 62 768


tp

7. Serang 57 197 17 183 7 515 54 122


ht

8. Tangerang Selatan ... ... ... ...

Provinsi Banten 873 186 518 655 103 554 1 592 585

2008 916 409 585 788 102 513 1 442 221

80 Banten in Figures 2010


BAB IV PENDUDUK DAN TENAGA KERJA

Lanjutan Tabel / Continued Table 4.2.4

Status Pekerjaan Utama


Main Employment Status
Kabupaten/Kota Jumlah
Pekerja Bebas Pekerja bebas
Regency/Municipality Pekerja tidak Total
Pertanian/ non pertanian/
dibayar/
Causal Employee Causal Employee
Unpaid Worker
in Agriculture not in Agriculture

id
(1) (6) (7) (8) (9)

.
go
Kabupaten / Regency

s.
1. Pandeglang 66 437 38 625 57 306 409 424

2. Lebak 37 988 bp
44 382 99 934 472 440
n.
te

3. Tangerang 1) 16 481 35 217 44 049 1 360 327


an

4. Serang 18 015 26 033 50 240 461 688


.b

Kota / Municipality
w

5. Tangerang - 12 884 24 894 705 412


w
w

6. Cilegon 1 020 6 357 8 253 130 787


:\\

7. Serang 7 814 9 164 11 705 164 700


tp

8. Tangerang Selatan ... ... ... ...


ht

Provinsi Banten 147 755 172 662 296 381 3 704 778

2008 165 770 172 472 283 722 3 668 895

Sumber / Source : BPS Provinsi Banten, Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) – Agustus 2009
BPS Statistics of Banten Province, National Labor Force Survey – August 2009

Catatan / Note : 1) Termasuk Kota Tangerang Selatan / Including Tangerang Selatan Municipality

Banten dalam Angka 2010 81


POPULATION AND EMPLOYMENT CHAPTER IV

Tabel Penduduk 15 Tahun ke Atas Yang Bekerja Seminggu


4.2.5
Table Yang Lalu Menurut Kabupaten/Kota dan Jumlah
Jam Kerja Seluruhnya di Provinsi Banten, 2009
Population 15 Years of Age and Over Who Worked
During The Previous Week by Regency/Municipality
and Total Working Hours in Banten Province, 2009

Jumlah Jam Kerja Seluruhnya


Kabupaten/Kota Total Working Hours
Regency/Municipality
0 *) 1–9 10 – 24 25 – 34

(1) (2) (3) (4) (5)

. id
Kabupaten / Regency

go
1. Pandeglang 27 778 12 766 61 791 57 487

s.
2. Lebak 39 064 9 620 64 913 60 714

3. Tangerang 1) 44 584 bp
18 574 71 142 75 164
n.
te

4. Serang 13 511 5 827 49 391 46 627


an

Kota / Municipality
.b

5. Tangerang 9 892 10 225 31 506 27 392


w

6. Cilegon 905 1 540 6 884 8 354


w
w

7. Serang 6 675 3 367 10 272 14 173


:\\

8. Tangerang Selatan ... ... ... ...


tp
ht

Provinsi Banten 142 409 61 919 295 899 289 911

2008 125 582 46 946 342 970 376 458

82 Banten in Figures 2010


BAB IV PENDUDUK DAN TENAGA KERJA

Lanjutan Tabel / Continued Table 4.2.5

Jumlah Jam Kerja Seluruhnya


Kabupaten/Kota Total Working Hours Jumlah
Regency/Municipality Total
35 – 44 45 – 59 60+

(1) (6) (7) (8) (9)

. id
Kabupaten / Regency

go
1. Pandeglang 95 534 110 103 43 965 409 424

s.
bp
2. Lebak 117 730 145 070
n. 35 329 472 440

3. Tangerang 1) 306 171 576 924 267 768 1 360 327


te

4. Serang 115 805 178 657 51 870 461 688


an

Kota / Municipality
.b

5. Tangerang 237 381 272 782 116 234 705 412


w
w

6. Cilegon 33 999 52 585 26 520 130 787


w

7. Serang 46 138 63 462 20 613 164 700


:\\

8. Tangerang Selatan ... ... ... ...


tp
ht

Provinsi Banten 952 758 1 399 583 562 299 3 704 778

2008 974 557 1 209 174 593 208 3 668 895

Sumber / Source : BPS Provinsi Banten, Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) – Agustus 2009
BPS Statistics of Banten Province, National Labor Force Survey – August 2009

Catatan / Note : 1) Termasuk Kota Tangerang Selatan / Including Tangerang Selatan Municipality
*) Sementara tidak bekerja / Temporary not working

Banten dalam Angka 2010 83


POPULATION AND EMPLOYMENT CHAPTER IV

Tabel Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) dan


4.2.6
Table Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK)
Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Banten, 2008-2009
Open Unemployment Rate (OURs) and Labor Force
Participation Rate (LFPRs) Population 15 Years of Age
and Over by Regency/Municipality
in Banten Province, 2008-2009

TPT / OURs TPAK / LFPRs


Kabupaten/Kota
Regency/Municipality
2008 2009 2008 2009

id
(1) (2) (3) (4) (5)

.
go
Kabupaten / Regency

s.
1. Pandeglang 11,13 10,98 65,44 63,52

2. Lebak 10,68
bp
13,42 67,62 67,69
n.
3. Tangerang 1) 15,23 15,86 65,89 62,12
te

4. Serang 2) 16,49 14,45 60,14 60,78


an

Kota / Municipality
.b

5. Tangerang 18,62 15,57 66,00 68,51


w
w

6. Cilegon 18,65 18,26 59,99 60,09


w

7. Serang ... 17,55 ... 60,51


:\\

8. Tangerang Selatan ... ... ... ...


tp
ht

Provinsi Banten 15,18 14,97 64,80 63,74

Sumber / Source : BPS Provinsi Banten, Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) – Agustus 2009
BPS Statistics of Banten Province, National Labor Force Survey – August 2009

Catatan / Note : 1) Termasuk Kota Tangerang Selatan / Including Tangerang Selatan Municipality
2) Termasuk Kota Serang untuk tahun 2008 / Including Serang Municipality for the year 2008

84 Banten in Figures 2010


BAB IV PENDUDUK DAN TENAGA KERJA

Tabel Informasi Ketenagakerjaan Menurut Jenis Kelamin


4.2.7
Table di Provinsi Banten, 2009
Employment Information by Sex in Banten Province,
2009

Uraian Laki-laki Perempuan Jumlah


Description Male Female Total

(1) (2) (3) (4)

Sisa pencari kerja tahun 2008 88 330 78 477 166 807

id
Job applicants remaining in the year 2008

.
go
Pencari kerja yang terdaftar tahun 2009 65 559 60 444 126 003
Job applicants who registered in the year 2009

s.
Lowongan kerja yang terdaftar tahun 2009 25 283 28 517 53 800
Job vacancies registered in the year 2009
bp
n.
Penempatan tenaga kerja tahun 2009 19 318 21 644 40 962
te

Job applicants who placed in the year 2009


an

Penghapusan pencari kerja tahun 2009


40 185 29 981 70 166
Job applicant are removed From The list of job seekers
.b

in the year 2009


w

Sisa pencari kerja tahun 2009 94 386 87 296 181 682


Job applicants remaining in the year 2009
w
w

Sumber / Source : Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Banten


:\\

Office of Man Power and Transmigration Services of Banten Province


tp
ht

Banten dalam Angka 2010 85


ht
tp
:\\
w
w
w
.b
an
te
n.
bp
s.
go
.id
ht
tp
:\\
w
w
w
.b
an

5
Social
SOSIAL
te
n.
bp
s.
go
.id
ht
tp
:\\
w
w
w
.b
an
te
n.
bp
s.
go
.id
BAB V SOSIAL

Penjelasan Teknis Technical Notes

1. Masih bersekolah adalah mereka 1. Attending school is someone who is


yang terdaftar dan aktif mengikuti currently attending primary,
pendidikan di suatu jenjang secondary or tertiary education.
pendidikan formal, baik pendidikan For students who are on leave are
dasar, menengah maupun pendi- considered still in school.
dikan tinggi. Bagi mahasiswa yang
sedang cuti dianggap masih
bersekolah.

2. Sekolah adalah lembaga pendidikan 2. School is formal education


formal yang dimulai dari pendidikan institution starting from primary,

id
dasar, menengah, dan tinggi. secondary and tertiary education.

.
Pendidikan yang dicatat adalah The education data recorded in the

go
pendidikan formal berdasar survey covering data on formal
kurikulum Departemen Pendidikan education based on the curriculum

s.
Nasional, termasuk pendidikan set up by Ministry of National

bp
yang diselenggarakan oleh pondok Education including education
pesantren dengan memakai carried out by Muslim Boarding
n.
kurikulum Departemen Pendidikan School (Pondok Pesantren)
te

Nasional, seperti Madrasah Ibti- implementing the Ministry of


an

daiyah (MI), Madrasah Tsanawiyah National Education curriculum,


(MTs), dan Madrasah Aliyah (MA). such as Madrasah Ibtidaiyah
.b

Pondok pesantren/madrasah diniyah (Islamic Primary School),


w

adalah sekolah yang tidak memakai Madrasah Tsanawiyah (Islamic


kurikulum dari Departemen Junior High School), and
w

Pendidikan Nasional. Madrasah Aliyah (Islamic Senior


w

High School). Pondok pesantren


:\\

/madrasah diniyah (Islamic


tp

boarding school/Islamic school) is


school which does not implement
ht

curriculum from the Ministry of


National Education.

Banten dalam Angka 2010 89


SOCIAL CHAPTER V

3. Madrasah Ibtidaiyah adalah lembaga 3. Madrasah Ibtidaiyah is Islamic


pendidikan berciri khas Islam pada school at primary education.
jenjang Sekolah Dasar. Madrasah Madrasah Tsanawiyah is Islamic
Tsanawiyah adalah lembaga school at lower secondary
pendidikan berciri khas Islam pada education and Madrasah Aliyah is
jenjang Sekolah Menengah Pertama, Islamic School at higher secondary
Madrasah Aliyah adalah lembaga education (SMA).
pendidikan berciri khas Islam
pada jenjang Sekolah Menengah
Atas (SMA).

4. Dapat membaca dan menulis 4. Able to read and write is the ability
artinya dapat membaca dan menulis to read and write at least a simple

id
kata-kata/kalimat sederhana dengan sentence.

.
suatu aksara tertentu.

go
5. Rumah Sakit adalah tempat 5. Hospital is a place for health

s.
pemeriksaan dan perawatan check, usually controlled/supervised

bp
kesehatan, biasanya berada di by doctors / medical personnel.
bawah pengawasan dokter / tenaga Including in this category are
n.
medis, termasuk rumah sakit khusus special hospitals such Lung
te

seperti rumah sakit perawatan paru- Hospital and Coronary Hospital.


an

paru, dan RS jantung.


.b

6. Puskesmas (Pusat Kesehatan 6. Public Health Centre (PHC) is a


w

Masyarakat) adalah unit pelayanan health centre provided by the


kesehatan milik pemerintah government that is responsible for
w

yang bertanggungjawab terhadap the delivery of health services to the


w

pelayanan kesehatan masyarakat community at the sub-district level,


:\\

untuk wilayah kecamatan, sebagian part of subdistrict or villages (e.g.


tp

kecamatan, atau kelurahan (misal in DKI Jakarta). Officials in the


di DKI Jakarta). Tim Puskesmas PHC as scheduled can provide
ht

sesuai jadwal dapat melakukan health services in their working


kegiatan Puskesmas Keliling areas in the effort of closing their
ke tempat-tempat tertentu dalam services to the community through
wilayah kerjanya, untuk mendekat- Mobile PHC program.
kan pelayanan dengan masyarakat.

90 Banten in Figures 2010


BAB V SOSIAL

7. Apotik adalah tempat penjualan 7. Pharmacy is a place of selling


obat yang mempunyai izin operasi medicines having permit operation
dari Kementerian Kesehatan, u.p. from the Ministry of Health,
Ditjen POM, di bawah pengawasan through Directorate General for
apoteker. Food and Medicine Supervision,
under the control of pharmacist.

8. Imunisasi adalah memasukkan 8. Immunization is putting enervated


kuman atau racun penyakit tertentu microbe of a certain disease into
yang sudah dilemahkan (vaksin) ke human body by injection or
dalam tubuh dengan cara disuntik drinking (dropping into mouth) to
atau diminum (diteteskan dalam make the body immune to that
mulut) dengan maksud agar terjadi disease.

id
kekebalan tubuh terhadap penyakit

.
tersebut.

go
9. Luas lantai adalah luas lantai yang 9. Floor area is the total area which

s.
ditempatkan dan digunakan untuk is occupied and utilized daily.

bp
keperluan sehari-hari. n.
10. Air leding adalah sumber air yang 10. Pipe water is refined water
te

berasal dari air yang telah diproses distributed by water refinery


an

menjadi jernih sebelum dialirkan company.


kepada konsumen melalui instalasi
.b

berupa saluran air. Sumber air ini


w

biasanya diusahakan oleh PAM/


PDAM/BPAM.
w
w

11. Status penguasaan bangunan 11. Own ownership property status is


:\\

tempat tinggal milik sendiri adalah a status of dwelling occupied


tp

jika tempat tinggal tersebut pada belongs to the head of household


waktu pencacahan betul-betul or one of the household member.
ht

sudah milik kepala rumah tangga Houses bought through bank credit
atau salah seorang anggota rumah or houses with leasing status
tangga. Rumah yang dibeli secara were also categorized as an own
angsuran melalui kredit bank atau property.
rumah dengan status sewa beli
dianggap rumah milik sendiri.

Banten dalam Angka 2010 91


SOCIAL CHAPTER V

12. Bencana Alam : Bencana alam 12. Natural Disaster : Natural disaster
adalah peristiwa alam yang is a natural phenomenon leading
menimbulkan kesengsaraan, to misery, damages or detriment,
kerusakan alam dan lingkungan, and financial loss, as well as the
serta mengakibatkan kesengsaraan, suffering of people. Not including
kerugian, dan penderitaan pada in this category is disaster from
penduduk. Tidak termasuk bencana plant microbe or outbreak. The
yang disebabkan karena hama natural disasters recorded in this
tanaman atau wabah. Bencana category include land slide, flood,
alam yang disajikan antara lain : and earthquake.
tanah longsor, banjir, dan gempa
bumi.

. id
go
s.
bp
n.
te
an
.b
w
w
w
:\\
tp
ht

92 Banten in Figures 2010


BAB V SOSIAL

5.1. Pendidikan 5.1. Education

Pada tahun 2009, jumlah SD In 2009, number of primary


mengalami peningkatan 405 unit dari schools increased by 405 units from
4.527 unit menjadi 4.932 unit. 4,527 units to 4,932 units. The
Kenaikan terjadi pada SD Negeri yaitu increase occurred in elementary
dari 4.152 unit menjadi 4.513 unit school, from 4,152 units to 4,513
atau naik 8,69 persen. SD Swasta units or an increase of 8.69 percent.
mengalami peningkatan 44 unit dari Private primary schools increased by
375 unit menjadi 419 unit. Kondisi 44 units from 375 units to 419 units.
yang sama juga terjadi pada jenjang The same condition occurs in middle
SMP dan SMA, jumlah sekolah school and high school levels, the
mengalami peningkatan, baik sekolah number of schools has increased,

id
negeri maupun swasta. Pada jenjang both public and private schools.

.
SMP, terdapat penambahan 352 unit Junior High School increased 352

go
terdiri dari 183 unit SMP Negeri dan units totally consisting of 183 units of
169 unit SMP Swasta, sehingga pada Junior High School and 169 units of

s.
tahun 2009 jumlah SMP menjadi 1.174 Private Junior High School, so that in

bp
unit. Penambahan jumlah SMU (SMA 2009 has increased to 1,174 units.
dan SMK) lebih sedikit bila The increment of high school (Senior
n.
dibandingkan dengan jumlah SMP High School and Vocational High
te

yaitu sebanyak 236 unit. Tahun School) is more than the number of
an

sebelumnya jumlah SMU sebanyak Junior High School which are 236
635 unit, sedangkan tahun 2009 units. On previous year, the number
.b

menjadi 871 unit. Penambahan of high school amounted to 635 units,


w

tersebut, terbanyak berasal dari SMA while in 2009 amounted to 871 units.
sebanyak 124 unit, sedangkan dari These increment, mostly derived from
w

SMK sebanyak 112 unit. Senior High School amounted to 124


w

units, while of Vocational High


:\\

School amounted to 112 units.


tp

Sementara itu, angka partisipasi Meanwhile, school participation


ht

sekolah penduduk Banten pada tahun rate of Banten in 2009 each increased
2009 untuk semua kelompok umur from 97.56 percent to 97.85 percent
(KU) mengalami kenaikan yaitu KU 7 for age group of 7-12; from 79.87
– 12 tahun naik dari 97,56 persen ke percent to 80,88 percent for age
97,85 persen; KU 13-15 naik dari group of 13-15; from 48.40 percent to
79,87 persen ke 80,88 persen; KU 16- 50.00 percent for age group of 16-18,
18 dari 48,40 persen ke 50,00 persen from 10.50 percent to 11.07 percent
dan KU 19-24 dari 10,50 persen ke for age group of 19-24. It means, in
11,07 persen. Berarti, pada tahun 2009 the number of school-person in
2009 jumlah penduduk Banten yang Banten is more prevalent than in
bersekolah lebih banyak bila 2008.
dibandingkan dengan tahun 2008.

Banten dalam Angka 2010 93


SOCIAL CHAPTER V

Rasio murid terhadap guru pada The ratio of students to teachers in


tahun 2009 sedikit mengalami 2009 was slightly improved, except for
perbaikan, kecuali untuk jenjang SMP. junior high school level. At the
Pada jenjang SD, setiap satu orang elementary school, every teacher
guru rata-rata menangani 22,76 murid, taught an average of 22.76 students,
tahun sebelumnya 23,11 murid. Pada and 23.11 students on previous year.
tingkat SMP, rasio murid terhadap At junior high school, the ratio of
guru berubah dari 16,59 menjadi students to teachers also increased
17,15. Pada jenjang SMA rasio murid from 16.59 to 17.15. While the ratio of
terhadap guru turun dari 16,62 students to teachers at senior high
menjadi 15,11. Penurunan rasio murid school decreased from 16.62 to 15.11.
terhadap guru pada jenjang SD The decreasing of ratio of students to
dan SMA diharapkan meningkatkan teachers in elementary and senior high

id
kualitas pendidikan pada kedua jenjang school are expected to improve the

.
tersebut. quality of education at both levels.

go
s.
5.2. Kesehatan dan 5.2. Health and
Keluarga Berencana
bp Family Planning
n.
Pada tahun 2008 jumlah sarana The number of health facilities such
te

kesehatan berupa rumah sakit dan as hospitals and public health centers
an

puskesmas mengalami peningkatan. has increased in 2008. The number of


Rumah sakit bertambah 25 unit dari 41 hospitals increased by 25 units, from
.b

unit menjadi 66 unit, sedangkan 41 units to 66 units, while the number


w

puskesmas bertambah 10 unit sehingga of public health center increased by


w

menjadi 197 unit. Daerah yang 10 units thus becomes 197 units. The
mengalami penambahan puskesmas number of public health center was
w

adalah Kabupaten Lebak (1 unit), increased in Lebak (1 unit),


:\\

Kabupaten Tangerang dan Kota Tangerang Regency and Tangerang


tp

Tangerang Selatan (2 unit) dan Kota Selatan Municipality (2 units) and


ht

Tangerang (5 unit). Sehingga, jika Tangerang Municipality (5 units).


dibandingkan dengan jumlah Thus, compared to the number of
kecamatan yang ada di provinsi districts in Banten Province, can be
Banten, dapat dikatakan bahwa semua said that all sub districts have public
kecamatan telah memiliki puskesmas. health center. Even some subdistricts
Bahkan ada beberapa kecamatan have more than one unit of public
memiliki lebih dari satu unit health center.
puskesmas.

94 Banten in Figures 2010


BAB V SOSIAL

Penambahan kondisi sarana The increment of health facilities


kesehatan juga diikuti oleh pening- conditions also followed by an
katan jumlah dokter yaitu dari 2.052 increase on the number of doctors, i.e.
orang menjadi 2.348 orang atau from 2,052 to 2,348 or increased by
bertambah sebanyak 296 orang. 296 doctors. However, the increment
Meskipun demikian, penambahan of doctors only happened to general
dokter hanya terjadi pada dokter umum practitioners and specialists, each of
dan dokter spesialis yang masing- them increased by two persons and
masing bertambah sebanyak 2 orang 304 persons. Meanwhile, dentist has
dan 304 orang. Sedangkan, dokter gigi 10 persons of a decrease.
berkurang sebanyak 10 orang.

Persalinan di Provinsi Banten Births in Banten Province during

id
selama tahun 2009 umumnya dibantu 2009 were generally assisted by

.
oleh tenaga medis, dalam hal ini dokter medical personnel such as doctors

go
dan bidan. Dimana, persentase and midwives. In which, percentage
kelahiran yang persalinannya di bantu of births attended by doctors and

s.
oleh dokter dan bidan masing-masing midwives respectively 15.61 percent

bp
sebesar 15,61 persen dan 52,92 persen, and 52.92 percent, increasing
mengalami peningkatan bila diban- respectively 15.38 percent and 47.05
n.
dingkan dengan tahun sebelumnya percent compared to previous year.
te

yang masing-masing mencapai 15,38 Instead, births attended by doctors and


an

persen dan 47,05 persen. Sebaliknya, midwives such by traditional healers


persalinan yang ditolong oleh selain and families decreased from 37.57
.b

dokter dan bidan seperti oleh dukun percent in 2008 to 31.47 percent in
w

dan keluarga mengalami penurunan 2009.


dari 37,57 persen pada tahun 2008
w

menjadi 31,47 persen di tahun 2009.


w
:\\

5.3. Perumahan dan Lingkungan 5.3. Housing and Environment


tp

Umumnya, rumah tangga di Banten Generally, about 2.38 million or


ht

yang jumlahnya 2,38 juta menempati 74.35 percent of households in Banten


bangunan rumah milik sendiri yaitu occupied own ownership buildings. In
dengan persentase sebesar 74,35 addition, there are also households
persen. Disamping itu, ada juga rumah occupied with lease/contract of status
tangga yang menempati bangunan building with 15.07 of percentage.
dengan status sewa/kontrak. Meanwhile, those who occupy other
Persentase rumah tangga ini mencapai status of building (rent free, office’s
15,07 persen. Sementara yang menem- house, family home, parent’s house)
pati bangunan lainnya (bebas sewa, reached 10.57 percent.
dinas, rumah famili, orang tua)
mencapai 10,57 persen.

Banten dalam Angka 2010 95


SOCIAL CHAPTER V

Bila dibandingkan dengan tahun 2008, Households who occupy the status of
terlihat bahwa rumahtangga yang occupied buildings with leases /
menempati menempati bangunan contracts have increased compared to
dengan status sewa / kontrak 2008, which indicates that the dense
mengalami peningkatan, yang meng- population in the region seem to have
indikasikan bahwa populasi di wilayah more increase than other regions.
padat industri sepertinya mengalami
peningkatan lebih besar dibandingkan
daerah lainnya.

Berdasarkan data Susenas 2009, Based on Susenas 2009, majority of


mayoritas rumah tangga di Banten households in Banten occupy buildings
menempati bangunan dengan luas with floor areas of 50-99 m2. It has

id
lantai 50-99 m2. Persentase mereka reached 42.66 percent, decreased

.
mencapai 42,66 persen, turun bila comparing with previous years which

go
dibandingkan dengan tahun sebelum- is 47.45 percent. Next sequence is the
nya yang besarnya 47,45 persen. households who occupy the building

s.
Urutan selanjutnya adalah rumah floor area of 20-49 m2 percentage of

bp
tangga yang menempati luas lantai 33.81 percent. There is also household
bangunan 20-49 m2 dengan persentase with an extensive house floor is less
n.
33,81 persen. Ada juga rumah tangga than 20 m2 with 8.61 of percentage.
te

dengan rumah yang luas lantainya While households with floor area of
more than 100 m2 building reached
an

kurang dari 20 m2. Persentase rumah


tangga ini mencapai 8,61 persen. 14.92 percent, slightly decreased when
.b

Sedangkan rumah tangga dengan luas compared to previous year which


m2
w

lantai bangunan 100 lebih amounted to 15.33 percent.


mencapai 14,92 persen, sedikit
w

menurun bila dibandingkan tahun


w

sebelumnya yang sebesar 15,33


:\\

persen.
tp

Rumah tangga yang menggunakan Households that use bottled water


ht

air dalam kemasan sebagai sumber air as a main source of drinking water has
minum utama mengalami peningkatan increased from 25.81 percent in 2008
sebesar 25,81 persen pada tahun 2008 to 26.86 percent. This is in line with
menjadi 26,86 persen. Hal ini seiring the increasing numbers of bottled
dengan semakin banyaknya jumlah drinking water outlets. Meanwhile, the
outlet air minum kemasan. Sementara majority of households in Banten still
itu, mayoritas rumah tangga di Banten use pump drinking water sources to
masih memanfaatkan sumber air fulfill their drinking water needs, with
minum pompa untuk memenuhi 32.23 of percentage.
kebutuhan air minum, yaitu sebesar
32,23 persen.

96 Banten in Figures 2010


BAB V SOSIAL

5.4. Kriminalitas dan Bencana Alam 5.4. Crimes and Natural Disasters

Pada tahun 2009 tercatat terjadi In 2009 recorded 1,403 cases of


1.403 kasus kejahatan di provinsi crimes happening in Banten with 47
Banten., dengan kasus atau 47, percent of completed cases. Crimes
persennya dapat diselesaikan. Kasus such as theft of motor vehicles
kejahatan berupa pencurian kendaraan (curanmor) and theft by weighting is
bermotor (curanmor) dan pencurian ranked top. Case of curanmor reached
dengan pemberatan (curat) menempati 32.72 percent of total cases, while
urutan teratas. Kasus curanmor theft by weighting case of 32.29
mencapai 32,72 persen dari total kasus percent. Both cases probably related
yang terjadi, sedangkan kasus curat to poverty and unemployment which
sebesar 32,29 persen. Tingginya kedua are relatively high in Banten.

id
kasus ini sangat mungkin terkait

.
dengan kemiskinan dan pengangguran

go
yang relatif tinggi di provinsi Banten.

s.
Setiap tahun selalu ada kejadian There are always natural disasters

bp
bencana alam di provinsi Banten. Hal in Banten every year. This can be seen
ini terlihat dari adanya penduduk from victims of natural disasters. In
n.
korban bencana alam. Pada tahun 2009 2009 there were 12 842 victims of
te

terdapat 12.842 orang korban bencana natural disasters, while on previous


an

alam, tahun sebelumnya mencapai year reached 8649 persons.


8.649 orang. Kabupaten Pandeglang Pandeglang Regency and Tangerang
.b

dan Kota Tangerang merupakan dua Municipality are two regions with the
w

daerah yang paling banyak korbannya. most victims. In 2009, about 61.9
Pada tahun 2009, 61,9 persen korban percent of victims from Tangerang
w

dari kota Tangerang dan 23,8 persen Municipality, and 23.8 percent of
w

dari Pandeglang. Tahun sebelumnya victims from Pandeglang Regency. On


:\\

korban dari kota Tangerang mencapai previous year, victims of natural


tp

29,0 persen sedangkan dari Pandeglang disaster reached 29.0 percent of


58,4 persen. Tangerang Municipality, while 58.4
ht

percent of victims of natural disaster


in Pandeglang Regency.

Banten dalam Angka 2010 97


SOCIAL CHAPTER V

5.5. Agama 5.5. Religion

Agama Islam merupakan agama Islam is religion professed by


yang dianut oleh mayoritas penduduk majority of population of Banten
Banten dengan persentase mencapai reaches 87.73 of percentage. Followed
87,73 persen. Disusul kemudian oleh later by Protestant Christians,
pemeluk agama Kristen Protestan, Catholic Christians, Hindus and
Kristen Katholik, Hindu dan Budha Buddhists with their respective
dengan persentase masing-masing percentages of 5.89 percent, 1.42
sebesar 5,89 persen; 1,42 persen; 0,97 percent, 0.97 percent and 4.00
persen; 4,00 persen. Secara spasial, percent. Spatially, the highest
persentase pemeluk agama islam percentage of Islam religious
terbanyak di Kabupaten Pandeglang adherents is in Pandeglang Regency

id
yaitu sebesar 99,42 persen dan yang with 99.42 of percentage and the

.
terendah sebesar 66,80 persen di Kota lowest at 66.80 percent is in

go
Tangerang. Tangerang Municipality.

s.
bp
n.
te
an
.b
w
w
w
:\\
tp
ht

98 Banten in Figures 2010


BAB V SOSIAL

Grafik 5.1 Angka Partisipasi Sekolah (APS) Menurut Jenis Kelamin


Figure dan Kelompok Umur di Provinsi Banten, 2009
School Enrollment Ratio by Sex and Age Group
in Banten Province, 2009

100
97,69 98,03 97,85
90
Laki-laki / Male
80 Perempuan / Female
81,13 80,63 80,88
Laki-laki + Perempuan / Total
70

60

50 53,95
50,00
40 45,39

id
30

.
go
20

10

s.
11,62 10,51 11,07
0

bp
7 - 12 13 - 15 16 - 18 19 - 24
Kelompok Umur (tahun) / Age Group ( years )
n.
Sumber / Source : BPS Provinsi Banten / BPS Statistics of Banten Province
te
an

Grafik 5.2 Distribusi Persentase Penduduk Usia 10 Tahun ke Atas


Figure Menurut Pendidikan Yang Ditamatkan di Provinsi Banten, 2009
.b

Percentage Distribution of Population 10 Years of Age and Over


w

By Educational Attainment in Banten Province, 2009


w
w
:\\

Tamat DI/DII
tp

0,69%
Tamat SLTP
8,69% Tamat SLTA
ht

20,89%

Tamat SD
34,82%

Tidak Tamat
29,73%

Tamat DIII/Sarjana
5,18%

Sumber / Source : BPS Provinsi Banten / BPS Statistics of Banten Province

Banten dalam Angka 2010 99


SOCIAL CHAPTER V

Grafik 5.3 Jumlah Rumah Sakit dan Puskesmas


Figure Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Banten, 2009
Number of Hospitals a nd Public Health Center
by Regency/Municipality in Banten Province, 2009

45

40 Rumah Sakit / Hospital


40 Pus kesmas / Public Health Center
39
35
36

30
30
25 28

20 23

id
15 17

.
go
10
11
10

s.
8
5
6
5

bp
1 3 2 4
0
Kab. Pandeglang Kab. Lebak Kab. Tangerang K ab. Serang Kot a Tangerang Kota Cilegon K ot a Serang K ot a Tangsel
n.
Sumber / Source : Dinas Kesehatan Provinsi Banten / Office of Health Services of Banten Province
te
an

Grafik 5.4 Persentase Balita Menurut Penolong Persalinan


Figure di Provinsi Banten, 2008-2009
.b

Percentage of Children Under Five Years by Birth Attendant


w

in Banten Province, 2009


w
w

1 00%
:\\

90%
tp

3 1,4 7
80% 3 7,57
ht

70%

60%
Lai nnya / Others
50%
Bidan / Midwi fe
5 2,9 2 Dokter / D octor
40% 4 7,05

30%

20%

10% 1 5,6 1 1 5,38

0%
2 008 20 09

Sumber / Source : Dinas Kesehatan Provinsi Banten / Office of Health Services of Banten Province

100 Banten in Figures 2010


BAB V SOSIAL

Grafik 5.5 Persentase Rumah Tangga Menurut Kabupaten/Kota


Figure dan Status Penguasaan Bangunan Tempat Tinggal
di Provinsi Banten, 2009
Percentage of Household by Regency/Municipality
and Dwelling Occupancy Status in Banten Province, 2009

100%
4,8
9,19 11,63 10,3 4 10 ,57
1,79 1 3,11 13,31 14
90% 0,29
1,56
9,06 15 ,07
80% 20,7 1 4,2
34,6 2
70%

60%

50%
90,52 93,42
8 5,33
40% 76,94 74 ,35

id
7 2,5
67,67
30%
55,0 5

.
go
20%

10%

s.
0%
Kab. Pandegl ang Kab. Lebak Kab. Tangerang Kab. Serang Kota Tangerang Kot a Cilegon Kota Serang Provinsi Banten

Milik Sendiri Kontrak/Sewa


bp Lainny a
n.
Sumber / Source : BPS Provinsi Banten / BPS Statistics of Banten Province
te
an

Grafik 5.6 Persentase Penduduk Menurut Agama


Figure di Provinsi Banten, 2009
.b

Percentage of Population by Religion


w

in Banten Province, 2009


w

Protestan; 5,89 Katolik; 1,42


w
:\\
tp

Hindu; 0,97
ht

Islam; 87,73 Budha; 4,00

Sumber / Source : Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Banten


Regional Office of Ministry of Religious Affairs in Banten Province

Banten dalam Angka 2010 101


SOCIAL CHAPTER V

Grafik 5.7 Jumlah Jamaah Haji Menurut Kabupaten/Kota


Figure dan Jenis Kelamin di Provinsi Banten, 2009
Number of Pilgrims by Regency/Municipality
and Sex in Banten Province, 2009

1400
1351
1200
1156 1168
1000

934 926
800
798
600

400 472

id
382 348 369 334
200 303

.
go
0
Kab. Pandeglang Kab. Lebak Kab. Tanger ang Kab. Ser ang Kota Tangerang Kota Cilegon

s.
bp
Laki-laki / Male Perempuan / Female
n.
Sumber / Source : Kantor Wilayah Kementerian Agama of Provinsi Banten
Regional Office of Ministry of Religious Affairs in Banten Province
te
an

Grafik 5.8 Banyaknya Tindak Kejahatan Yang Terjadi


Figure Menurut Jenis Kejahatan di Provinsi Banten, 2009
.b

Number of Crimes Commited by Type of Crime


w

in Banten Province, 2009


w
w

5 00 453 4 59
:\\

4 50
4 00
tp

3 50
ht

3 00
2 50
183
2 00
1 50 113
1 00 67 60
30 16
50 13 9
0

Pembunuh an / Murd er Ani rat


Curat / Theft with the weig hting Cu ras / Theft with vi olence
Curan mor / Moto r vehicle theft Keb akaran / Fire
Perjudian / Gambling Pemerasa n / Extorti on
Perkosaan / Rape Na rkoti ka / Narco tics

Sumber / Source : Kepolisian Daerah Banten / Regional Office of Indonesian National Police in Banten Territory

102 Banten in Figures 2010


BAB V SOSIAL

5.1 PENDIDIKAN
EDUCATION

Tabel Angka Partisipasi Sekolah (APS) Menurut Jenis Kelamin


5.1.1
Table dan Kelompok Umur di Provinsi Banten, 2008-2009
School Enrollment Ratio by Sex and Age Group
in Banten Province, 2008-2009

Jenis Kelamin / Kelompok Umur


2008 2009
Sex / Age Group

id
(1) (2) (3)

.
go
Laki-laki / Male

s.
7 - 12 97,21 97,69

bp
13 - 15 n.81,03 81,13
16 - 18 50,86 53,95
te

19 - 24 11,34 11,62
an

Perempuan / Female
.b

7 - 12 97,94 98,03
w

13 - 15 78,75 80,63
w

16 - 18 45,97 45,39
w

19 - 24 9,69 10,51
:\\
tp

Laki-laki + Perempuan / Male + Female


ht

7 - 12 97,56 97,85
13 - 15 79,87 80,88
16 - 18 48,40 50,00
19 - 24 10,50 11,07

Sumber / Source : BPS Provinsi Banten, Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas), Juli 2009
BPS Statistics of Banten Province, National Socio Economic Survey, July 2009

Banten dalam Angka 2010 103


SOCIAL CHAPTER V

Tabel Jumlah Sekolah, Murid dan Guru


5.1.2
Table Taman Kanak-kanak (TK) Menurut Kabupaten/Kota
di Provinsi Banten, 2009/2010
Number of Schools, Students, and Teachers
in Kindergarten by Regency/Municipality
in Banten Province, 2009/2010

Sekolah Murid Guru


Schools Students Teachers
Kabupaten/Kota
Regency/Municipality
Negeri Swasta Negeri Swasta Negeri Swasta
Public Private Public Private Public Private
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

. id
Kabupaten / Regency

go
1. Pandeglang 4 216 198 7 298 32 1 051

s.
bp
2. Lebak 2 89 161 2 455 5 295

3. Tangerang 1) 9 740 449 32 586 32 3 812


n.
te

4. Serang 3 68 135 3 131 5 301


an

Kota / Municipality
.b

5. Tangerang 1 352 84 18 419 45 1 535


w

6. Cilegon 6 65 243 3 546 116 491


w

7. Serang 3 68 135 3 131 12 356


w
:\\

8. Tangerang Selatan ... ... ... ... ... ...


tp
ht

Provinsi Banten 28 1 598 1 405 70 566 247 7 841

2008/2009 11 1 437 1 089 91 589 66 5 998

Sumber / Source : Dinas Pendidikan Provinsi Banten / Office of Education Service of Banten Province

Catatan / Note : 1) Termasuk data Kota Tangerang Selatan / Including Tangerang Selatan Municipality

104 Banten in Figures 2010


BAB V SOSIAL

Tabel Jumlah Sekolah, Murid dan Guru


5.1.3
Table Sekolah Dasar (SD) Menurut Kabupaten/Kota
di Provinsi Banten, 2009/2010
Number of Schools, Students, and Teachers
in Primary Schools by Regency/Municipality
in Banten Province, 2009/2010

Sekolah Murid Guru


Schools Students Teachers
Kabupaten/Kota
Regency/Municipality
Negeri Swasta Negeri Swasta Negeri Swasta
Public Private Public Private Public Private
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

. id
Kabupaten / Regency

go
1. Pandeglang 868 5 171 756 612 11 122 60

s.
bp
2. Lebak 752 6 169 666 894 8 463 23

3. Tangerang 1) 956 242 278 509 34 033 9 672 2 175


n.
te

4. Serang 705 12 185 080 2 080 8 127 141


an

Kota / Municipality
.b

5. Tangerang 378 120 136 288 29 555 1 965 1 965


w

6. Cilegon 149 22 40 919 5 019 2 219 347


w

7. Serang 705 12 185 620 2 475 8 127 177


w
:\\

8. Tangerang Selatan ... ... ... ... ... ...


tp
ht

Provinsi Banten 4 513 419 1 167 838 74 668 49 695 4 888

2008/2009 4 152 375 1 150 354 97 390 48 360 5 641

Sumber / Source : Dinas Pendidikan Provinsi Banten / Office of Education Service of Banten Province

Catatan / Note : 1) Termasuk data Kota Tangerang Selatan / Including Tangerang Selatan Municipality

Banten dalam Angka 2010 105


SOCIAL CHAPTER V

Tabel Jumlah Sekolah, Murid dan Guru


5.1.4
Table Sekolah Menengah Pertama (SMP)
Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Banten, 2009/2010
Number of Schools, Students, and Teachers
in Junior High Schools by Regency/Municipality
in Banten Province, 2009/2010

Sekolah Murid Guru


Schools Students Teachers
Kabupaten/Kota
Regency/Municipality
Negeri Swasta Negeri Swasta Negeri Swasta
Public Private Public Private Public Private
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

. id
Kabupaten / Regency

go
1. Pandeglang 110 17 39 556 2 090 2 310 149

s.
bp
2. Lebak 140 25 40 742 3 938 2 398 432

3. Tangerang 1) 74 299 44 850 44 029 1 775 3 480


n.
te

4. Serang 82 68 35 262 13 443 1 976 1 017


an

Kota / Municipality
.b

5. Tangerang 24 151 22 150 41 702 1 512 1 267


w

6. Cilegon 12 22 7 385 5 551 446 398


w

7. Serang 82 68 35 262 14 259 1 976 1 286


w
:\\

8. Tangerang Selatan ... ... ... ... ... ...


tp
ht

Provinsi Banten 524 650 225 207 125 012 12 393 8 029

2008/2009 341 481 175 951 126 997 10 652 7 611

Sumber / Source : Dinas Pendidikan Provinsi Banten / Office of Education Service of Banten Province

Catatan / Note : 1) Termasuk data Kota Tangerang Selatan / Including Tangerang Selatan Municipality

106 Banten in Figures 2010


BAB V SOSIAL

Tabel Jumlah Sekolah, Murid dan Guru


5.1.5
Table Sekolah Menengah Atas (SMA)
Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Banten, 2009/2010
Number of Schools, Students, and Teachers
in Senior High Schools by Regency/Municipality
in Banten Province, 2009/2010

Sekolah Murid Guru


Schools Students Teachers
Kabupaten/Kota
Regency/Municipality
Negeri Swasta Negeri Swasta Negeri Swasta
Public Private Public Private Public Private
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

. id
Kabupaten / Regency

go
1. Pandeglang 18 15 9 280 1 679 655 290

s.
bp
2. Lebak 26 23 11 282 2 537 657 284

3. Tangerang 1) 44 130 25 057 21 644 1 018 1 699


n.
te

4. Serang 25 37 13 855 3 049 859 566


an

Kota / Municipality
.b

5. Tangerang 15 70 13 351 18 489 750 1 404


w

6. Cilegon 5 18 3 956 2 843 48 448


w

7. Serang 25 37 13 855 4 713 858 738


w
:\\

8. Tangerang Selatan ... ... ... ... ... ...


tp
ht

Provinsi Banten 158 330 90 636 54 954 4 845 5 429

2008/2009 137 227 75 951 58 001 4 256 3 356

Sumber / Source : Dinas Pendidikan Provinsi Banten / Office of Education Service of Banten Province

Catatan / Note : 1) Termasuk data Kota Tangerang Selatan / Including Tangerang Selatan Municipality

Banten dalam Angka 2010 107


SOCIAL CHAPTER V

Tabel Jumlah Sekolah, Murid dan Guru


5.1.6
Table Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)
Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Banten, 2009/2010
Number of Schools, Students, and Teachers
in Senior Vocational High Schools
by Regency/Municipality in Banten Province, 2009/2010

Sekolah Murid Guru


Schools Students Teachers
Kabupaten/Kota
Regency/Municipality
Negeri Swasta Negeri Swasta Negeri Swasta
Public Private Public Private Public Private
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

. id
Kabupaten / Regency

go
1. Pandeglang 8 33 5 406 6 707 332 775

s.
bp
2. Lebak 7 35 3 612 4 474 241 518

3. Tangerang 1) 10 123 6 097 48 883 344 1 882


n.
te

4. Serang 4 28 2 055 4 003 235 345


an

Kota / Municipality
.b

5. Tangerang 8 83 5 748 25 499 401 1 696


w

6. Cilegon 3 9 1 530 4 141 48 81


w

7. Serang 4 28 2 055 5 700 235 556


w
:\\

8. Tangerang Selatan ... ... ... ... ... ...


tp
ht

Provinsi Banten 44 339 26 503 99 407 1 836 5 853

2008/2009 36 235 22 285 79 858 1 503 5 090

Sumber / Source : Dinas Pendidikan Provinsi Banten / Office of Education Service of Banten Province

Catatan / Note : 1) Termasuk data Kota Tangerang Selatan / Including Tangerang Selatan Municipality

108 Banten in Figures 2010


BAB V SOSIAL

Tabel Jumlah Sekolah, Murid dan Guru


5.1.7
Table Raudhatul Athfal (RA) / Bustanul Athfal (BA)
Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Banten, 2009/2010
Number of Schools, Students, and Teachers
in Islamic Kindergarten by Regency/Municipality
in Banten Province, 2009/2010

Sekolah Murid Guru


Schools Students Teachers
Kabupaten/Kota
Regency/Municipality
Negeri Swasta Negeri Swasta Negeri Swasta
Public Private Public Private Public Private
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

. id
Kabupaten / Regency

go
1. Pandeglang - 124 - 3.999 - 552

s.
bp
2. Lebak - 110 - 1.550 - 310

3. Tangerang 1) - 340 - 12 822 - 1 399


n.
te

4. Serang 2) - 146 - 5 039 - 495


an

Kota / Municipality
.b

5. Tangerang - 295 - 11 116 - 1 431


w

6. Cilegon - 42 - 1 964 - 325


w

7. Serang ... ... ... ... ... ...


w
:\\

8. Tangerang Selatan ... ... ... ... ... ...


tp
ht

Provinsi Banten - 1 057 - 36 490 - 4 512

2008/2009 - 765 - 30 609 - 3 453

Sumber / Source : Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Banten


Regional Office of Ministry of Religious Affairs in Banten Province

Catatan / Note : 1) Termasuk data Kota Tangerang Selatan / Including Tangerang Selatan Municipality
2) Termasuk data Kota Serang / Including Serang Municipality

Banten dalam Angka 2010 109


SOCIAL CHAPTER V

Tabel Jumlah Sekolah, Murid dan Guru


5.1.8
Table Madrasah Ibtidaiyah (MI)
Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Banten, 2009/2010
Number of Schools, Students, and Teachers
in Islamic Primary Schools
by Regency/Municipality in Banten Province, 2009/2010

Sekolah Murid Guru


Schools Students Teachers
Kabupaten/Kota
Regency/Municipality
Negeri Swasta Negeri Swasta Negeri Swasta
Public Private Public Private Public Private
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

. id
Kabupaten / Regency

go
1. Pandeglang 3 139 580 15 125 223 1 364

s.
bp
2. Lebak 2 175 422 20 048 253 1 888

3. Tangerang 1) 9 415 4 343 56 537 404 3 171


n.
te

4. Serang 2) 4 118 1 389 19 177 62 918


an

Kota / Municipality
.b

5. Tangerang 1 100 393 19 810 160 1 218


w

6. Cilegon 1 10 514 1 335 120 143


w

7. Serang ... ... ... ... ... ...


w
:\\

8. Tangerang Selatan ... ... ... ... ... ...


tp
ht

Provinsi Banten 20 957 7 641 132 032 1 222 8 702

2008/2009 19 948 6 325 124 543 405 7 800

Sumber / Source : Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Banten


Regional Office of Ministry of Religious Affairs in Banten Province

Catatan / Note : 1) Termasuk data Kota Tangerang Selatan / Including Tangerang Selatan Municipality
2) Termasuk data Kota Serang / Including Tangerang Selatan Municipality

110 Banten in Figures 2010


BAB V SOSIAL

Tabel Jumlah Sekolah, Murid dan Guru


5.1.9
Table Madrasah Tsanawiyah (MTs)
Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Banten, 2009/2010
Number of Schools, Students, and Teachers
in Islamic Junior High Schools
by Regency/Municipality in Banten Province, 2009/2010

Sekolah Murid Guru


Schools Students Teachers
Kabupaten/Kota
Regency/Municipality
Negeri Swasta Negeri Swasta Negeri Swasta
Public Private Public Private Public Private
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

. id
Kabupaten / Regency

go
1. Pandeglang 6 134 3 607 18 253 235 2 182

s.
bp
2. Lebak 4 130 2 085 16 490 136 1 613

3. Tangerang 1) 7 215 5 236 59 609 269 4 341


n.
te

4. Serang 2) 7 198 4 738 33 514 286 3 115


an

Kota / Municipality
.b

5. Tangerang 3 50 2 110 8 756 138 856


w

6. Cilegon 3 34 1 902 7 415 154 1 110


w

7. Serang ... ... ... ... ... ...


w
:\\

8. Tangerang Selatan ... ... ... ... ... ...


tp
ht

Provinsi Banten 30 761 19 678 144 037 1 218 13 217

2008/2009 28 640 18 234 131 085 957 12 524

Sumber / Source : Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Banten


Regional Office of Ministry of Religious Affairs in Banten Province

Catatan / Note : 1) Termasuk data Kota Tangerang Selatan / Including Tangerang Selatan Municipality
2) Termasuk data Kota Serang / Including Tangerang Selatan Municipality

Banten dalam Angka 2010 111


SOCIAL CHAPTER V

Tabel Jumlah Sekolah, Murid dan Guru


5.1.10
Table Madrasah Aliyah (MA)
Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Banten, 2009/2010
Number of Schools, Students, and Teachers
in Islamic Senior High Schools
by Regency/Municipality in Banten Province, 2009/2010

Sekolah Murid Guru


Schools Students Teachers
Kabupaten/Kota
Regency/Municipality
Negeri Swasta Negeri Swasta Negeri Swasta
Public Private Public Private Public Private
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

. id
Kabupaten / Regency

go
1. Pandeglang 4 46 1 389 3 911 125 847

s.
bp
2. Lebak 2 37 591 3 913 52 518

3. Tangerang 1) 6 64 2 412 8 768 196 1 110


n.
te

4. Serang 2) 3 61 1 774 4 388 80 1 226


an

Kota / Municipality
.b

5. Tangerang 2 15 1 044 1 395 88 315


w

6. Cilegon 2 18 699 3 050 114 508


w

7. Serang ... ... ... ... ... ...


w
:\\

8. Tangerang Selatan ... ... ... ... ... ...


tp
ht

Provinsi Banten 19 241 7 909 25 425 655 4 524

2008/2009 19 228 6 887 23 974 623 4 363

Sumber / Source : Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Banten


Regional Office of Ministry of Religious Affairs in Banten Province

Catatan / Note : 1) Termasuk data Kota Tangerang Selatan / Including Tangerang Selatan Municipality
2) Termasuk data Kota Serang / Including Tangerang Selatan Municipality

112 Banten in Figures 2010


BAB V SOSIAL

Tabel Jumlah Lembaga, Santri dan Guru


5.1.11
Table Pondok Pesantren Salafiyah Murni
Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Banten, 2009/2010
Number of Institutions, Students, and Teachers
in Traditional Islamic Boarding Schools
by Regency/Municipality in Banten Province, 2009/2010

Kabupaten/Kota Lembaga Santri Guru


Regency/Municipality Institutions Students Teachers

(1) (2) (3) (4)

Kabupaten / Regency

. id
1. Pandeglang 1 052 83 896 8 416

go
2. Lebak 618 57 611 4 944

s.
3. Tangerang 1) 714 50 282 5 712

4. Serang 2) 783 bp 22 350 6 264


n.
te

Kota / Municipality
an

5. Tangerang 103 188 091 824


.b

6. Cilegon 53 535 989 106


w

7. Serang ... ... ...


w

8. Tangerang Selatan ... ... ...


w
:\\

Provinsi Banten 3 323 938 219 26 266


tp
ht

2008/2009 782 112 830 344

Sumber / Source : Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Banten


Regional Office of Ministry of Religious Affairs in Banten Province

Catatan / Note : 1) Termasuk data Kota Tangerang Selatan / Including Tangerang Selatan Municipality
2) Termasuk data Kota Serang / Including Tangerang Selatan Municipality

Banten dalam Angka 2010 113


SOCIAL CHAPTER V

Tabel Jumlah Perguruan Tinggi Menurut Kabupaten/Kota


5.1.12
Table di Provinsi Banten, 2009
Number of Universities by Regency/Municipality
in Banten Province, 2009

Kabupaten/Kota Politeknik Akademi Institut Universitas Sekolah


Regency/Municipality Polytechnics Academy Institute University Tinggi

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

Kabupaten / Regency

id
1. Pandeglang - - - 1 6

.
go
2. Lebak - - - - 5

s.
3. Tangerang 1) 1 3 - 1 17

4. Serang 2 4
bp 1 2 11
n.
te

Kota / Municipality
an

5. Tangerang - 12 1 3 15
.b

6. Cilegon 1 5 6
w

7. Serang 2 4 1 2 10
w

8. Tangerang Selatan ... ... ... ... ...


w
:\\

Provinsi Banten 6 28 3 9 70
tp
ht

2008/2009 6 28 3 9 70

Sumber / Source : Dinas Pendidikan Provinsi Banten / Office of Education Service of Banten Province

Catatan / Note : 1) Termasuk data Kota Tangerang Selatan / Including Tangerang Selatan Municipality

114 Banten in Figures 2010


BAB V SOSIAL

Tabel Persentase Penduduk Usia 10 Tahun ke Atas


5.1.13
Table Menurut Kabupaten/Kota dan Pendidikan Yang
Ditamatkan di Provinsi Banten, 2009
Percentage of Population Aged 10 Years and Over
by Regency/Municipality and Educational Attainment
in Banten Province, 2009

Pendidikan Yang Ditamatkan


Educational Attainment
Kabupaten/Kota
Regency/Municipality
< SD SD / Sederajat SLTP
< Primary School Elementary School Junior High School

id
(1) (2) (3) (4)

.
go
Kabupaten / Regency

s.
1. Pandeglang 36,83 38,45 13,65

2. Lebak 37,75
bp 42,49 12,20
n.
3. Tangerang 1) 23,45 24,03 19,84
te

4. Serang 30,91 35,87 19,35


an

Kota / Municipality
.b
w

5. Tangerang 13,12 21,68 20,04


w

6. Cilegon 17,90 27,94 21,21


w

7. Serang 23,19 30,90 17,75


:\\

8. Tangerang Selatan ... ... ...


tp
ht

Provinsi Banten 25,88 29,71 18,10

2008 29,14 27,02 16,86

Banten dalam Angka 2010 115


SOCIAL CHAPTER V

Lanjutan Tabel / Continued Table 5.1.13

Pendidikan Yang Ditamatkan


Educational Attainment
Kabupaten/Kota
Regency/Municipality
SLTA Jumlah
Dipl. I / II Dipl. III - Univ.
Senior High Sch. Total

id
(1) (5) (6) (7) (8)

.
go
Kabupaten / Regency

s.
1. Pandeglang 8,32 0,98 1,78 100,00

bp
2. Lebak 6,13 n. 0,47 0,95 100,00

3. Tangerang 1) 26,14 0,52 6,01 100,00


te

4. Serang 12,32 0,55 0,99 100,00


an

Kota / Municipality
.b

5. Tangerang 33,23 0,76 11,17 100,00


w

6. Cilegon 27,71 0,82 4,43 100,00


w
w

7. Serang 22,18 0,90 5,08 100,00


:\\

8. Tangerang Selatan ... ... ... ...


tp
ht

Provinsi Banten 20,73 0,64 4,94 100,00

2008 20,67 0,61 5,70 100,00

Sumber / Source : BPS Provinsi Banten, Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas), Juli 2009
BPS Statistics of Banten Province, National Socio Economic Survey, July 2009

Catatan / Note : 1) Termasuk data Kota Tangerang Selatan / Including Tangerang Selatan Municipality

116 Banten in Figures 2010


BAB V SOSIAL

Tabel Penduduk Usia 10 Tahun ke Atas


5.1.14
Table Menurut Kabupaten/Kota dan Kepandaian Membaca
dan Menulis di Provinsi Banten, 2009
Population 10 Years of Age and Over
by Regency/Municipality and
Reading and Writing Ability in Banten Province, 2009

Kepandaian Membaca dan Menulis


Reading dan Writing Ability

Kabupaten/Kota Jumlah
Regency/Municipality Huruf Latin & Total
Huruf Latin Huruf Lainnya Tidak Dapat
Huruf Lainnya
Latin Other Can’t
Latin & Other

. id
go
(1) (2) (3) (4) (5) (6)

s.
Kabupaten / Regency

1. Pandeglang 58,00 2,31


bp 33,82 5,86 100,00
n.
2. Lebak 37,61 3,89 54,51 3,98 100,00
te

3. Tangerang 1) 46,59 2,84 47,07 3,50 100,00


an

4. Serang 12,52 3,77 79,72 4,00 100,00


.b

Kota / Municipality
w
w

5. Tangerang 47,11 1,41 49,10 2,37 100,00


w

6. Cilegon 25,63 2,72 70,18 1,46 100,00


:\\

7. Serang 21,10 3,05 73,34 2,51 100,00


tp

8. Tangerang Selatan ... ... ... ... ...


ht

Provinsi Banten 40,01 2,82 53,59 3,58 100,00

2008 35,73 1,35 58,55 4,37 100,00

Sumber / Source : BPS Provinsi Banten, Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas), Juli 2009
BPS Statistics of Banten Province, National Socio Economic Survey, July 2009

Catatan / Note : 1) Termasuk data Kota Tangerang Selatan / Including Tangerang Selatan Municipality

Banten dalam Angka 2010 117


SOCIAL CHAPTER V

5.2 KESEHATAN
HEALTH

Tabel Jumlah Rumah Sakit dan Puskesmas


5.2.1
Table Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Banten, 2009
Number of Hospitals and Public Health Center
By Regency/Municipality in Banten Province, 2009

Rumah Sakit
Hospital Puskesmas
Kabupaten/Kota
Public Health

id
Regency/Municipality Jumlah Tempat Tidur Center

.
Total Beds

go
(1) (2) (3) (4)

s.
Kabupaten / Regency

1. Pandeglang 1 bp 228 36
n.
2. Lebak 3 232 40
te

3. Tangerang 11 999 39
an

4. Serang 2 330 28
.b
w

Kota / Municipality
w

5. Tangerang 23 1 817 30
w

6. Cilegon 4 501 8
:\\
tp

7. Serang 5 372 6
ht

8. Tangerang Selatan 17 732 10

Provinsi Banten 66 4 979 197

2008 41 4 025 191

Sumber / Source : Dinas Kesehatan Provinsi Banten / Office of Health Service of Banten Province

118 Banten in Figures 2010


BAB V SOSIAL

Tabel Jumlah Dokter Rumah Sakit Umum dan Puskesmas


5.2.2
Table Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Banten, 2009
Number of Medical Doctors at Public Hospital
and Health Center by Regency/Municipality
in Banten Province, 2009

Kabupaten/Kota Dokter Umum Dokter Ahli


Dokter Gigi Jumlah
General Medical
Regency/Municipality Dentist Total
Practitioner Specialist

(1) (2) (3) (4) (5)

Kabupaten / Regency

. id
1. Pandeglang 51 16 9 76

go
2. Lebak 69 40 11 120

s.
3. Tangerang 204 318 93 615

4. Serang 41 6 bp 26 73
n.
te

Kota / Municipality
an

5. Tangerang 280 615 140 1 035


.b

6. Cilegon 93 86 27 206
w

7. Serang 42 46 28 116
w

8. Tangerang Selatan 36 52 19 107


w
:\\
tp

Provinsi Banten 816 1 179 353 2 348


ht

2008 814 875 363 2 052

Sumber / Source : Dinas Kesehatan Provinsi Banten / Office of Health Service of Banten Province

Banten dalam Angka 2010 119


SOCIAL CHAPTER V

Tabel Cakupan Imunisasi Bayi Menurut Kabupaten/Kota


5.2.3
Table dan Jenis Imunisasi di Provinsi Banten, 2009
Infant Immunization Coverage by Regency/Municipality
and Type of Immunization in Banten Province, 2009

Jenis Imunisasi / Type of mmunization


Kabupaten/Kota
Regency/Municipality Campak
BCG DPT-I DPT-II DPT-III Polio-I Polio -IV
Measles
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)

id
Kabupaten / Regency

.
go
1. Pandeglang 21 291 22 951 22 464 21 139 20 415 24 184 21 347

s.
2. Lebak 22 930 26 108 24 875 24 092 22 882 25 955 23 646

bp
3. Tangerang 52 057 55 876 54 063 n. 53 003 53 080 56 413 52 157

4. Serang 29 275 28 964 28 039 27 394 27 628 30 548 27 921


te

Kota / Municipality
an

5. Tangerang 30 946 31 009 30 403 30 208 29 897 31 204 29 563


.b

6. Cilegon 8 182 8 190 8 034 7 795 7 541 8 411 7 850


w

7. Serang 12 056 11 976 11 595 11 709 11 681 12 414 11 929


w
w

8. Tangerang Selatan 23 606 23 251 22 575 22 323 22 386 23 270 21 897


:\\
tp

Provinsi Banten 200 343 208 325 202 048 197 663 195 510 212 399 196 310
ht

2008 201 098 213 106 205 970 200 632 201 531 219 198 198 642

Sumber / Source : Dinas Kesehatan Provinsi Banten / Office of Health Service of Banten Province

120 Banten in Figures 2010


BAB V SOSIAL

Tabel Persentase Balita Menurut Kabupaten/Kota


5.2.4
Table dan Penolong Persalinan di Provinsi Banten, 2009
Percentage of Children Under Five Yearss
by Regency/Municipality And Birth Attendant
in Banten Province, 2009

Kabupaten/Kota Dokter Bidan Lainnya Jumlah


Regency/Municipality Doctor Midwife Others Total

(1) (2) (3) (4) (5)

Kabupaten / Regency

id
1. Pandeglang 3,35 36,05 60,60 100,00

.
go
2. Lebak 2,86 27,20 69,94 100,00

s.
3. Tangerang 1) 21,01 63,79 15,20 100,00

4. Serang 5,50 41,99


bp 52,51 100,00
n.
Kota / Municipality
te

5. Tangerang 33,94 61,52 4,54 100,00


an

6. Cilegon 10,34 77,55 12,11 100,00


.b

7. Serang 6,94 61,72 31,34 100,00


w
w

8. Tangerang Selatan ... ... ... ...


w
:\\

Provinsi Banten 15,61 52,92 31,47 100,00


tp

2008 15,38 47,05 37,57 100,00


ht

Sumber / Source : BPS Provinsi Banten, Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas), Juli 2009
BPS Statistics of Banten Province, National Socio Economic Survey, July 2009

Catatan / Note : 1) Termasuk data Kota Tangerang Selatan / Including Tangerang Selatan Municipality

Banten dalam Angka 2010 121


SOCIAL CHAPTER V

Tabel Jumlah Tenaga Kesehatan Selain Dokter


5.2.5
Table di Puskesmas dan Rumah Sakit Umum
Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Banten, 2009
Number of Health Professionals Other Than Doctor
at Public Health Center and Government Hospital
by Regency/Municipality in Banten Province, 2009

Kabupaten/Kota Sarjana Farmasi SKM Perawat


Regency/Municipality Pharmacy Health School Nurse

(1) (2) (3) (4)

id
Kabupaten / Regency

.
1. Pandeglang 9 34 526

go
2. Lebak 7 42 511

s.
3. Tangerang 27 65 854

4. Serang 2 bp 21 230
n.
te

Kota / Municipality
an

5. Tangerang 47 142 1 575


.b

6. Cilegon 2 6 61
w

7. Serang 5 12 278
w

8. Tangerang Selatan 66 12 542


w
:\\
tp

Provinsi Banten 165 334 4 577


ht

2008 100 329 3 931

122 Banten in Figures 2010


BAB V SOSIAL

Lanjutan Tabel / Continued Table 5.2.5

Paramedis Non
Kabupaten/Kota Bidan Non Medis
Keperawatan
Regency/Municipality Midwife Not Medical
Not Nurse

(1) (5) (6) (7)

id
Kabupaten / Regency

.
go
1. Pandeglang 413 151 439

s.
2. Lebak 306 129 572

bp
3. Tangerang 716
n. 305 187
4. Serang 248 57 240
te

Kota / Municipality
an

5. Tangerang 392 609 1 575


.b

6. Cilegon
w

84 31 26
7. Serang
w

126 64 33
w

8. Tangerang Selatan 190 108 20


:\\
tp

Provinsi Banten 2 475 1 454 3 092


ht

2008 2 342 328 2 720

Sumber / Source : Dinas Kesehatan Provinsi Banten / Office of Health Service of Banten Province

Banten dalam Angka 2010 123


SOCIAL CHAPTER V

Tabel Jumlah Penyalur Obat Menurut Kabupaten/Kota


5.2.6
Table di Provinsi Banten, 2009
Number of Drug Distributors by Regency/Municipality
in Banten Province, 2009

Pedagang Industri Kecil


Industri Farmasi
Kabupaten/Kota Besar Farmasi Apotik Obat Lainnya Jumlah
Pharmaceutical
Regency/Municipality Pharmaceutical Dispensaries Other Drug Total
Industry
Whole Sale Industry

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

id
Kabupaten / Regency

.
go
1. Pandeglang - - 32 - 32

s.
2. Lebak - 1 17 - 18

3. Tangerang 15 21
bp 143 24 203
n.
4. Serang 4 10 16 - 30
te

Kota / Municipality
an

5. Tangerang 11 22 269 22 324


.b

6. Cilegon - 1 48 - 49
w
w

7. Serang - 8 45 2 55
w

8. Tangerang Selatan - 18 75 - 93
:\\
tp

Provinsi Banten 30 81 645 48 804


ht

2008 28 86 634 49 797

Sumber / Source : Dinas Kesehatan Provinsi Banten / Office of Health Service of Banten Province

124 Banten in Figures 2010


BAB V SOSIAL

Tabel Jumlah Akseptor Keluarga Berencana


5.2.7
Table Menurut Kabupaten/Kota dan Alat/Cara Kontrasepsi
yang Digunakan di Provinsi Banten, 2009
Number of Family Planning Acceptors
by Regency/Municipality and Method of Contraception
Based on The Result of Family Registration
in Banten Province, 2009

Metode Jangka Panjang (MJP)


Long Term Method
Kabupaten/Kota
Regency/Municipality
IUD MOP MOW Susuk

id
IUD Vasectomy Tubectomy Implant

.
go
(1) (2) (3) (4) (5)

s.
Kabupaten / Regency

bp
1. Pandeglang 6 424 1 253 2 129 11 530
n.
2. Lebak 5 633 2 540 2 307 19 245
te

3. Tangerang 39 285 7 822 4 071 15 050


an

4. Serang 7 676 2 295 2 978 13 033


.b

Kota / Municipality
w
w

5. Tangerang 33 374 1 719 4 662 7 128


w

6. Cilegon 2 645 206 892 8 259


:\\

7. Serang 4 748 437 1 634 2 897


tp

8. Tangerang Selatan 82 703 1 508 10 492 1 160


ht

Provinsi Banten 182 488 17 780 29 165 78 302

2008 133 002 18 360 21 406 67 487

Banten dalam Angka 2010 125


SOCIAL CHAPTER V

Lanjutan Tabel / Continued Table 5.2.7

Non Metode Jangka Panjang (Non MJP)


Non Long Term Method
Jumlah
Kabupaten/Kota
Tradisional Total
Regency/Municipality
Suntik Pil Kondom & Lainnya (MJP + Non MJP)
Injection Pil Condom Traditional

id
& Others

.
(1) (6) (7) (8) (9) (10)

go
Kabupaten / Regency

s.
1. Pandeglang 83 921 30 359 339 - 135 955

2. Lebak 85 049 46 003 bp 2 231 - 163 008


n.
te

3. Tangerang 160 276 67 090 2 019 - 295 613


an

4. Serang 101 909 49 943 1 853 - 179 687


.b

Kota / Municipality
w

5. Tangerang 114 336 49 891 2 355 - 213 465


w

6. Cilegon 27 906 6 916 913 - 47 737


w
:\\

7. Serang 37 272 14 067 975 - 62 030


tp

8. Tangerang Selatan 1 868 48 622 1 477 - 147 830


ht

Provinsi Banten 612 537 312 891 12 162 - 1 245 325

2008 620 580 299 898 6 546 - 1 167 279

Sumber / Source : Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional Provinsi Banten


National Family Planning Coordinating Board of Banten Province

126 Banten in Figures 2010


BAB V SOSIAL

Tabel Jumlah Pasangan Usia Subur Menurut Kabupaten/Kota


5.2.8
Table dan Umur Isteri di Provinsi Banten, 2009
Number of Fertile Age Couple by Regency/Municipality
and Wife Age in Banten Province, 2009

Umur Isteri (tahun) / Wife Age (years old)


Kabupaten/Kota Jumlah
Regency/Municipality Total
< 20 20 – 29 > 29
(1) (2) (3) (4) (5)

Kabupaten / Regency

. id
1. Pandeglang 11 883 88 913 111 371 212 167

go
2. Lebak 21 159 103 143 116 701 241 003

s.
3. Tangerang 34 680 232 308 216 962 483 950

4. Serang 7 688 100 361 bp 147 203 255 252


n.
te

Kota / Municipality 10 600 81 613 171 917 264 130


an

5. Tangerang 10 600 81 613 171 917 264 130


.b

6. Cilegon 1 037 19 759 45 688 66 484


w

7. Serang 3 634 36 799 56 525 96 958


w

8. Tangerang Selatan 6 451 83 153 109 422 199 026


w
:\\

Provinsi Banten 97 132 746 049 975 789 1 818 970


tp
ht

2008 106 971 694 278 954 765 1 756 014

Sumber / Source : Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional Provinsi Banten


National Family Planning Coordinating Board of Banten Province

Banten dalam Angka 2010 127


SOCIAL CHAPTER V

Tabel Jumlah Keluarga Menurut Kabupaten/Kota dan


5.2.9
Table Tahapan Keluarga Sejahtera di Provinsi Banten, 2009
Number of Family by Level of Prosperous Family
in Banten Province, 2009

Keluarga Keluarga Sejahtera Keluarga Sejahtera


Kabupaten/Kota Pra Sejahtera Tahap I Tahap II
Regency/Municipality Pre-level Prosperous Family Prosperous Family
Prosperous Family Level I Level II
(1) (2) (3) (4)

id
Kabupaten / Regency

.
go
1. Pandeglang 85 633 82 150 64 846

s.
2. Lebak 80 028 91 162 103 525

bp
3. Tangerang 162 496 n. 170 104 146 988

4. Serang 90 849 81 377 97 065


te

Kota / Municipality 21 618 60 541 111 014


an

5. Tangerang 21 618 60 541 111 014


.b

6. Cilegon 5 949 10 348 36 577


w
w

7. Serang 18 907 29 095 45 743


w

8. Tangerang Selatan 13 798 43 805 89 936


:\\
tp

Provinsi Banten 479 278 568 582 695 694


ht

2008 489 654 530 357 662 572

128 Banten in Figures 2010


BAB V SOSIAL

Lanjutan Tabel / Continued Table 5.2.9

Keluarga Sejahtera Keluarga Sejahtera


Kabupaten/Kota Tahap III Tahap III Plus Jumlah
Regency/Municipality Prosperous Family Prosperous Family Total
Level III Level III Plus
(1) (5) (6) (7)

id
Kabupaten / Regency

.
go
1. Pandeglang 44 010 12 674 289 313

s.
2. Lebak 41 353 8 333 324 401

3. Tangerang 105 807


bp 42 365 627 760
n.
4. Serang 58 578 12 062 339 931
te
an

Kota / Municipality
.b

5. Tangerang 103 130 37 294 333 597


w

6. Cilegon 21 512 7 368 81 754


w

7. Serang 25 883 4 759 124 387


w

8. Tangerang Selatan 69 780 31 946 249 265


:\\
tp

Provinsi Banten 470 053 156 801 2 370 408


ht

2008 445 027 141 456 2 269 066

Sumber / Source : Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional Provinsi Banten


National Family Planning Coordinating Board of Banten Province

Banten dalam Angka 2010 129


SOCIAL CHAPTER V

5.3 PERUMAHAN DAN LINGKUNGAN


HOUSING AND ENVIRONMENT

Tabel Persentase Rumah Tangga Menurut Kabupaten/Kota


5.3.1
Table dan Status Penguasaan Bangunan Tempat Tinggal
di Provinsi Banten, 2009
Percentage of Households by Regency/Municipality
and Dwelling Occupancy Status in Banten Province, 2009

Status Penguasaan Bangunan Tempat Tinggal


Dwelling Occupancy Status
Kabupaten/Kota Jumlah

id
Regency/Municipality Total
Milik Sendiri Kontrak Sewa Lainnya

.
Owner Self Contract Rent Other

go
(1) (2) (3) (4) (5) (6)

s.
Kabupaten / Regency

1. Pandeglang 90,52 0,16 bp 0,13 9,19 100,00


n.
2. Lebak 93,42 1,62 0,17 4,8 100,00
te

3. Tangerang 67,67 11,02 9,68 11,63 100,00


an

1)

4. Serang 85,33 0,95 0,61 13,11 100,00


.b
w

Kota / Municipality
w

5. Tangerang 55,05 11,90 22,72 10,34 100,00


w
:\\

6. Cilegon 72,50 4,37 9,83 13,31 100,00


tp

7. Serang 76,94 7,95 1,11 14 100,00


ht

8. Tangerang Selatan ... ... ... ... ...

Provinsi Banten 74,35 7,07 8,00 10,57 100,00

2008 77,12 4,88 8,85 9,15 100,00

Sumber / Source : BPS Provinsi Banten / BPS Statistics of Banten Province


Catatan / Note : 1) Termasuk data Kota Tangerang Selatan / Including Tangerang Selatan Municipality

130 Banten in Figures 2010


BAB V SOSIAL

Tabel Persentase Rumah Tangga Menurut Kabupaten/Kota


5.3.2
Table dan Jenis Lantai Terluas di Provinsi Banten, 2009
Percentage of Households by Regency/Municipality
and Widest Floor Type in Banten Province, 2009

Jenis Lantai Terluas


Widest Floor Type
Kabupaten/Kota Jumlah
Regency/Municipality Total
Tanah Bukan Tanah
Ground Floor Not The Ground Floor
(1) (2) (3) (4)

. id
Kabupaten / Regency

go
1. Pandeglang 21,58 78,42 100,00

s.
2. Lebak 9,07 90,93 100,00

3. Tangerang 1) 10,09 bp 89,91 100,00


n.
4. Serang 15,07 84,93 100,00
te
an

Kota / Municipality
.b

5. Tangerang 1,32 98,68 100,00


w

6. Cilegon 3,04 96,96 100,00


w

7. Serang 4,70 95,3 100,00


w

8. Tangerang Selatan ... ... ...


:\\
tp

Provinsi Banten 9,83 90,17 100,00


ht

2008 9,20 90,80 100,00

Sumber / Source : BPS Provinsi Banten / BPS Statistics of Banten Province


Catatan / Note : 1) Termasuk data Kota Tangerang Selatan / Including Tangerang Selatan Municipality

Banten dalam Angka 2010 131


SOCIAL CHAPTER V

Tabel Persentase Rumah Tangga Menurut Kabupaten/Kota


5.3.3
Table dan Luas Lantai Rumah di Provinsi Banten, 2009
Percentage of Households by Regency/Municipality
and House Floor Area in Banten Province, 2009

Luas Lantai Rumah (m2)


Kabupaten/Kota House Floor Area (m2) Jumlah
Regency/Municipality Total
<20 20 – 49 50 – 99 100 – 149 150+

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

id
Kabupaten / Regency

.
go
1. Pandeglang 0,25 41,47 46,95 8,09 3,23 100,00

s.
2. Lebak 0,89 57,70 38,37 2,78 0,25 100,00

3. Tangerang 11,60 32,97


bp
45,63 6,88 2,92 100,00
1)
n.
4. Serang 2,50 29,01 55,50 10,18 2,81 100,00
te

Kota / Municipality
an

5. Tangerang 21,27 23,68 25,48 14,54 15,02 100,00


.b
w

6. Cilegon 1,44 15,99 43,18 29,66 9,72 100,00


w

7. Serang 2,11 15,67 47,68 21,50 13,04 100,00


w

8. Tangerang Selatan ... ... ... ... ... ...


:\\
tp

Provinsi Banten 8,61 33,81 42,66 9,61 5,31 100,00


ht

2008 7,40 29,83 47,45 9,30 6,03 100,00

Sumber / Source : BPS Provinsi Banten / BPS Statistics of Banten Province


Catatan / Note : 1) Termasuk data Kota Tangerang Selatan / Including Tangerang Selatan Municipality

132 Banten in Figures 2010


BAB V SOSIAL

Tabel Persentase Rumah Tangga Menurut Kabupaten/Kota


5.3.4
Table dan Sumber Air Minum di Provinsi Banten, 2009
Percentage of Households by Regency/Municipality
and Source of Drinking Water in Banten Province, 2009

Sumber Air Minum


Source of Drinking Water
Kabupaten/Kota Jumlah
Air dalam Total
Regency/Municipality Ledeng Pompa Sumur
kemasan Lainnya
Pipe Well Water
Packaged Other
Water Pumps Wells
Water

id
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

.
go
Kabupaten / Regency

s.
1. Pandeglang 2,88 6,39 6,09 45,41 39,23 100,00

2. Lebak 1,44 2,78 bp


9,63 57,26 28,89 100,00
n.
3. Tangerang 1) 31,22 6,98 48,71 11,33 1,76 100,00
te

4. Serang 23,62 5,54 27,17 27,40 16,27 100,00


an
.b

Kota / Municipality
w

5. Tangerang 49,28 12,14 34,73 1,44 2,40 100,00


w

6. Cilegon 47,56 6,94 23,60 18,51 3,39 100,00


w

7. Serang 33,13 6,72 34,33 24,40 1,42 100,00


:\\
tp

8. Tangerang Selatan ... ... ... ... ... ...


ht

Provinsi Banten 26,86 7,01 32,23 22,47 11,43 100,00

2008 25,81 7,72 29,74 25,35 11,37 100,00

Sumber / Source : BPS Provinsi Banten / BPS Statistics of Banten Province


Catatan / Note : 1) Termasuk data Kota Tangerang Selatan / Including Tangerang Selatan Municipality

Banten dalam Angka 2010 133


SOCIAL CHAPTER V

5.4 KERAWANAN SOSIAL DAN KRIMINALITAS


SOCIAL INSECURITY AND CRIME

Tabel Karakteristik Kerawanan Sosial Menurut


5.4.1
Table Kabupaten/Kota di Provinsi Banten, 2009
Social Insecurity Characteristics
by Regency/Municipality in Banten Province, 2009

Masyarakat
Korban yang tinggal di
Komunitas Korban Bencana
Kabupaten/Kota Bencana Alam Daerah Rawan

id
Adat Terpencil Sosial/Pengungsi
Natural Bencana
Regency/Municipality Tribal Social Disaster
Disaster People Living

.
Communities Victims/Refugee

go
Victims in Disaster
Prone Areas

s.
(1) (2) (3) (4) (5)

Kabupaten / Regency bp
n.
1. Pandeglang 1 271 7 724 2 951 64 992
te

2. Lebak 4 040 813 99 118


an

3. Tangerang - 596 233 2 336


.b

4. Serang - 379 18 -
w
w

Kota / Municipality
w

5. Tangerang - 2 969 - 2 591


:\\
tp

6. Cilegon - - 22 -
ht

7. Serang - 1 - -

8. Tangerang Selatan - - - -

Provinsi Banten 5 311 12 482 3 323 70 037

134 Banten in Figures 2010


BAB V SOSIAL

Lanjutan Tabel / Continued Table 5.4.1

Kekerasan Terhadap Kekerasan Terhadap Kekerasan Terhadap


Kabupaten/Kota Wanita Lansia Anak
Regency/Municipality Violence Against Violence Against Violence Against
Women Elderly Children

(1) (6) (7) (8)

.id
Kabupaten / Regency

go
1. Pandeglang 238 179 2 002

s.
2. Lebak 543 21 36

3. Tangerang 247 bp 276 397


n.
4. Serang 39 158 38
te

- -
an

Kota / Municipality
.b

5. Tangerang 31 80 5
w

6. Cilegon 3 - -
w

7. Serang 19 1 -
w
:\\

8. Tangerang Selatan 1 - -
tp
ht

Provinsi Banten 1 121 715 2 478

Sumber / Source : Dinas Sosial Provinsi Banten / Office of Social Service of Banten Province

Banten dalam Angka 2010 135


SOCIAL CHAPTER V

Tabel Potensi dan Sumber Kesejahteraan Sosial


5.4.2
Table Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Banten, 2009
Potency and Source Of Social Welfare
by Regency/Municipality in Banten Province, 2009

Pekerja
Keperintisan
Sosial Organisasi Karang
dan
Kabupaten/Kota Masya- Sosial Taruna
Kepahlawanan KLSDU WKSBM
Regency/Municipality rakat Social Youth
Independent
Social Organization Club
Patriot
Workers

id
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

.
go
Kabupaten/Regency

s.
1. Pandeglang 1 675 121 335 36 7 15

bp
2. Lebak 1 306 139 n. 300 - 4 40

3. Tangerang 1) 1 640 435 302 67 140 220


te

4. Serang 372 50 203 - 89 6


an

Kota/Municipality
.b

5. Tangerang 520 302 410 12 1 591 549


w
w

6. Cilegon 86 9 11 24 7 1 400
w

7. Serang 73 23 73 9 - -
:\\

8. Tangerang Selatan ... ... .. ... ... ...


tp
ht

Provinsi Banten 5 672 1 079 1 634 148 1 838 2 230

Sumber / Source : Dinas Sosial Provinsi Banten / Office of Social Service of Banten Province
Catatan / Note : 1) Termasuk data Kota Tangerang Selatan / Including Tangerang Selatan Municipality
- KLSDU : Kerjasama Lintas Sektor dan Dunia Usaha
- WKSBM : Wahana Kesejahteraan Sosial Berbasis Masyarakat

136 Banten in Figures 2010


BAB V SOSIAL

Tabel Jumlah Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial


5.4.3
Table (PMKS) Menurut Jenis dan Kabupaten/Kota
di Provinsi Banten (jiwa), 2009
Number of Social Welfare Problem Bearers
by Kind and Regency/Municipality
in Banten Province (person), 2009

Anak Balita
Anak Nakal Wanita
Kabupaten/Kota Terlantar Pengemis Gelandangan Terlantar
Naughty Tuna Susila
Regency/Municipality Neglated Beggar Vagrant Baby
Children Prostitute
Children Neglated

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

id
Kabupaten / Regency

.
go
1. Pandeglang 10 196 797 177 871 1 131 6 024

s.
2. Lebak 174 - 232 52 - 208

3. Tangerang 1) 4 644 443


bp
332 252 168 335
n.
4. Serang 4 409 166 26 757 185 1 601
te
an

Kota / Municipality
.b

5. Tangerang 4 109 99 20 158 2 618


w

6. Cilegon 645 4 12 31 7 347


w

7. Serang 548 120 81 311 6 97


w
:\\

8. Tangerang Selatan ... ... ... ... ... ...


tp
ht

Provinsi Banten 24 725 1 629 880 2 432 1 499 9 230

Banten dalam Angka 2010 137


SOCIAL CHAPTER V

Lanjutan Tabel / Continued Table 5.4.3

Korban Keluarga Lansia


Bekas
Kabupaten/Kota NAPZA Bermasalah Terlantar Jumlah
Narapidana
Regency/Municipality Drugs Sosial Abondoned Total
Presiour Scor
Addicted Psikologi Elderly

(1) (8) (9) (10) (11) (12)

id
Kabupaten/Regency

.
go
1. Pandeglang 106 418 5 046 11 793 36 559

s.
2. Lebak 536 1 616 65 403 3 286

3. Tangerang 1) 198 313


bp 242 3 269 10 196
n.
4. Serang 8 324 347 8 464 16 287
te
an

Kota/Municipality
.b

5. Tangerang 407 296 189 4 480 10 378


w

6. Cilegon 407 51 247 204 1 955


w

7. Serang 21 173 - 195 1 552


w
:\\

8. Tangerang Selatan ... ... ... ... ...


tp
ht

Provinsi Banten 1 683 3 191 6 136 28 808 80 213

Sumber / Source : Dinas Sosial Provinsi Banten / Office of Social Services – Banten Province Government
Catatan / Note : 1) Termasuk data Kota Tangerang Selatan / Including Tangerang Selatan Municipality

138 Banten in Figures 2010


BAB V SOSIAL

Tabel Banyaknya Tindak Kejahatan Yang Terjadi


5.4.4
Table Menurut Jenis Kejahatan di Provinsi Banten, 2009
Number of Crimes Commited by Type of Crime
in Banten Province, 2009

Tindak Kejahatan / Crime


Jenis Kejahatan
Type of Crime Tindak Pidana Penyelesaian Tindak Pidana
Crime The Settlement of Criminal
(1) (2) (3)

id
1. Pembunuhan / Murder 13 12

.
go
2. Penganiyaan dengan pemberatan 183 82
3. Pencurian dengan pemberatan (Curat) 453 270

s.
bp
4. Pencurian dengan kekerasan (Curas) 67 36
Theft with violence
n.
5. Pencurian kendaraan bermotor (Curanmor) 459 78
te

Motor vehicle theft


an

6. Kebakaran / Fire 30 10
7. Perjudian / Gambling 60 53
.b

8. Pemerasan / Extortion 9 6
w

9. Perkosaan / Rape 16 9
w

10. Narkotika / Narcotics 113 115


w

11. Kenakalan Remaja / Adolescent hoax - -


:\\
tp
ht

Jumlah / Total 1 403 671

2008 1 194 775

2007 178 161

2006 1 465 767

2005 1 435 680

Sumber / Source : Kepolisian Daerah Banten / Regional Office of Indonesian National Police in Banten Province

Banten dalam Angka 2010 139


SOCIAL CHAPTER V

Tabel Banyaknya Kecelakaan Lalu Lintas dan


5.4.5
Table Jumlah Korban di Wilayah Kepolisian Banten, 2009
Number of Accidents and Victims
in The Territory of State Police of Banten, 2009

Korban (orang)
Jumlah Victim (person)
Bulan
Kecelakaan
Month
Total Accidents Meninggal Luka Berat Luka Ringan
Deaths Seriously Injured Slightly Injured
(1) (2) (3) (4) (5)

. id
Januari / January 29 6 35 22

go
Februari / February 29 12 25 29

s.
Maret / March 27 6 26 24

April / April 44 13 bp 39 34
n.
Mei / May 25 17 30 20
te

Juni / June 43 15 32 33
an

Juli / July 106 30 75 99


.b
w

Agustus / August 90 23 72 95
w

September / September 166 30 88 179


w

Oktober / October 139 21 73 180


:\\

November / November 113 26 67 119


tp

Desember / December 144 30 74 161


ht

Jumlah / Total 955 229 636 995

2008 482 156 380 372

2007 379 190 299 334

2006 364 187 248 304

2005 195 203 186 116

Sumber / Source : Kepolisian Daerah Banten / Regional Office of Indonesian National Police in Banten Province

140 Banten in Figures 2010


BAB V SOSIAL

Tabel Perkiraan Kerugian Materi Pada Kecelakaan


5.4.6
Table Lalu Lintas di Wilayah Kepolisian Banten
(ribuan rupiah), 2005-2009
Material Lost Estimation of Accident
in The Territory of State Police of Banten
(thousand rupiahs), 2005-2009

Kabupaten/Kota 2005 2006 2007 2008 2009

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

Kabupaten / Regency

1. Pandeglang 32 500 1 887 350 416 700 271 00 196 450

. id
2. Lebak 75 700 89 750 123 800 197 00 181 350

go
3. Tangerang 1) 285 560 817 050 1 007 350 1 189 900 1 026 179

s.
4. Serang 2) 72 000 73 650 106 350 292 050 933 550

bp
n.
Kota / Municipality
te

5. Tangerang 123 408 916 650 770 775 1 078 940 624 400
an

6. Cilegon 211 500 498 800 529 750 231 760 491 000
.b

7. Serang ... ... ... ... ...


w

8. Tangerang Selatan ... ... ... ... ...


w

Jalan Tol Jakarta-Merak


w

... ... 791 000 2 374 050 1 962 500


km 47-98
:\\
tp

Provinsi Banten 800 668 2 135 715 3 745 725 5 634 700 5 415 429
ht

Sumber / Source : Kepolisian Daerah Banten / Regional Office of Indonesian National Police in Banten Province

Catatan / Note : 1) Termasuk data Kota Tangerang Selatan / Including Tangerang Selatan Municipality
2) Termasuk data Kota Serang / Including Serang Municipality

Banten dalam Angka 2010 141


SOCIAL CHAPTER V

5.5 AGAMA
RELIGION

Tabel Jumlah Tempat Ibadah Menurut Kabupaten/Kota


5.5.1
Table di Provinsi Banten, 2009
Number of Religious Worship Places
by Regency/Municipality in Banten Province, 2009

Gereja Gereja
Mesjid/ Pura Vihara
Kabupaten/Kota Protestan Katolik Jumlah
Musholla Budhist Buddhist

id
Regency/Municipality Protestan Chatolic Total
Mosque Temple Monasteries
Churches Church

.
go
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

s.
Kabupaten / Regency

1. Pandeglang 3 592 5
bp
1 - 1 3 599
n.
2. Lebak 3 793 6 3 - 2 3 804
te

3. Tangerang 1) 9 775 317 18 4 37 10 151


an

4. Serang 2) 5 721 21 2 - 3 5 747


.b
w

Kota / Municipality
w

5. Tangerang 879 287 12 6 35 1 219


w

6. Cilegon 976 8 1 1 4 990


:\\
tp

7. Serang ... ... ... ... ... ...


ht

8. Tangerang Selatan ... ... ... ... ... ...

Provinsi Banten 24 736 644 37 11 82 25 510

2008 24 680 644 37 11 81 25 453

Sumber / Source : Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Banten


Regional Office of Ministry of Religious Affairs in Banten Province

Catatan / Note : 1) Termasuk data Kota Tangerang Selatan / Including Tangerang Selatan Municipality
2) Termasuk data Kota Serang / Including Serang Municipality

142 Banten in Figures 2010


BAB V SOSIAL

Tabel Persentase Penduduk Menurut Agama


5.5.2
Table di Provinsi Banten, 2009
Percentage of Population by Religion
in Banten Province, 2009

Agama / Religion
Kabupaten/Kota Jumlah
Regency/Municipality Total
Islam Protestan Katolik Hindu Budha
(1) (2) (3) (4) (5) (6)

id
Kabupaten / Regency

.
1. Pandeglang 99,42 0,21 0,03 0,14 0,21 100,00

go
2. Lebak 97,62 1,06 0,32 0,41 0,57 100,00

s.
3. Tangerang 1) 85,66 6,13 1,58 1,36 5,26 100,00

4. Serang 2) 97,99 0,95 bp


0,51 0,28 0,27 100,00
n.
te

Kota / Municipality
an

5. Tangerang 66,80 17,73 3,54 1,66 10,27 100,00


.b

6. Cilegon 93,51 3,28 1,34 1,06 0,80 100,00


w

7. Serang ... ... ... ... ... ...


w

8. Tangerang Selatan ... ... ... ... ... ...


w
:\\
tp

Provinsi Banten 87,73 5,89 1,42 0,97 4,00 100,00


ht

Sumber / Source : Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Banten


Regional Office of Ministry of Religious Affairs in Banten Province

Catatan / Note : 1) Termasuk data Kota Tangerang Selatan / Including Tangerang Selatan Municipality
2) Termasuk data Kota Serang / Including Serang Municipality

Banten dalam Angka 2010 143


SOCIAL CHAPTER V

Tabel Jumlah Calon/Jamaah Haji


5.5.3
Table dan Besarnya Biaya Haji di Provinsi Banten, 2002-2009
Number of Applicants/Pilgrims
and Cost to Mecca in Banten Province, 2000-2009

Calon Jamaah Haji Jamaah


Musim Haji Besarnya ONH
Jamaah Haji Berangkat Yang Batal
Periode Cost
Applicant Departure Cancelling
(1) (2) (3) (4) (5)

id
Rp 800 000 +
2002 4 866 4 865 -
US$ 2 677,00

.
go
Rp 967 500 +
2003 5 150 5 110 40
US$ 2 675,00

s.
Rp 967 500 +

bp
2004 5 216 5 216 -
n. US$ 2 675,00

Rp 963 266 +
2005 5 128 5 128 -
US$ 2 668,00
te

Rp 466 864 +
2006 8 505 8 401 104
an

US$ 2 851,70

Rp 400 100 +
.b

2007 8 474 8 366 98


US$ 2 925,90
w

Rp 501 000 +
2008 8 554 8 534 21
US$ 3 429,60
w
w

Rp 100 000 +
2009 8 572 8 541 31
US$ 3 444,00
:\\
tp

Sumber / Source : Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Banten


ht

Regional Office of Ministry of Religious Affairs in Banten Province

144 Banten in Figures 2010


BAB V SOSIAL

Tabel Jumlah Jamaah Haji Menurut Kabupaten/Kota


5.5.4
Table dan Jenis Kelamin di Provinsi Banten, 2009
Number of Pilgrims by Regency/Municipality
and Sex in Banten Province, 2009

Jenis Kelamin / Sex


Kabupaten/Kota Jumlah
Regency/Municipality Total
Laki-laki / Male Perempuan / Female
(1) (2) (4) (5)

Kabupaten / Regency

. id
1. Pandeglang 382 472 854

go
2. Lebak 348 369 717

s.
3. Tangerang 1) 1 156 1 351 2 507

4. Serang 2) 798 bp 934 1 732


n.
te

Kota / Municipality
an

5. Tangerang 926 1 168 2 094


.b

6. Cilegon 303 334 637


w

7. Serang ... ... ...


w

8. Tangerang Selatan ... ... ...


w
:\\

Provinsi Banten 3 913 4 628 8 541


tp
ht

2008 3 997 4 537 8 534

2007 3 861 4 505 8 366

2006 3 908 4 493 8 401

Sumber / Source : Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Banten


Regional Office of Ministry of Religious Affairs in Banten Province

Catatan / Note : 1) Termasuk data Kota Tangerang Selatan / Including Tangerang Selatan Municipality
2) Termasuk data Kota Serang / Including Serang Municipality

Banten dalam Angka 2010 145


SOCIAL CHAPTER V

Tabel Tingkat Usia Jamaah Haji di Provinsi Banten, 2009


5.5.5
Table Number of Pilgrims by Age Group
in Banten Province, 2009

Kelompok Umur (tahun) / Age Group (year)


Kabupaten/Kota Jumlah
Regency/Municipality Total
0 - 30 31 – 40 41 - 50 51+
(1) (2) (3) (4) (5) (6)

Kabupaten / Regency

id
1. Pandeglang 55 163 250 386 854

.
go
2. Lebak 42 122 184 369 717

s.
3. Tangerang 1) 125 473 869 1 040 2.507

4. Serang 2) 133 384


bp 595 620 1.732
n.
te

Kota / Municipality
an

5. Tangerang 92 289 683 1 030 2.094


.b

6. Cilegon 13 108 241 275 637


w

7. Serang ... ... ... ... ...


w

8. Tangerang Selatan ... ... ... ... ...


w
:\\

Banten 460 1 539 2 822 3 720 8 541


tp
ht

2008 428 1 473 2 810 3 790 8 501

2007 590 1 608 2 695 3 473 8 366

2006 531 1 795 2 717 3 358 8 401

Sumber / Source : Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Banten


Regional Office of Ministry of Religious Affairs in Banten Province

Catatan / Note : 1) Termasuk data Kota Tangerang Selatan / Including Tangerang Selatan Municipality
2) Termasuk data Kota Serang / Including Serang Municipality

146 Banten in Figures 2010


BAB V SOSIAL

5.6 SOSIAL LAINNYA


OTHER SOCIAL MATTER

Tabel Jumlah Perkara yang Diputus


5.6.1
Table Di Wilayah Pengadilan Tinggi Agama Banten
Menurut Jenis Perkara, 2009
Number of Cases Decided in Islamic High Court Territory
of Banten by Type of Cases, 2009

Perkara
yang diputus oleh Perkara yang
Jenis Perkara
Pengadilan Agama Dimohonkan Banding
Kind of Cases
Things that be on High- The proposed appeal

id
Level Religious Court

.
go
(1) (2) (3)

s.
1. Ijin Poligami / Polygamy Permission 24 -

bp
2. Pencegahan Perkawinan / Marriage Preventation - -
3. Penolakan Perkawinan / Marriage Rejection - -
4. Pembatalan Perkawinan / Marriage Disqualification 11 -
n.
5. Kelalaian Kewajiban / Derelication of The Duty - -
te

6. Cerai Talak / Divorce 1 373 21


7. Cerai Gugat / Divorce (woman’s inisiative) 3 138 26
an

8. Pembagian Harta Bersama / Herritage by Married 28 3


9. Penguasaan Anak / Child Guardian 9 1
.b

10. Nafkah dari Ibu / Mother’s Finance - -


11. Hak Bekas Istri / Right of Ex-wife - -
w

12. Pengesahan Kekuasaan / Derectionary Retification - -


13. Pencabutan Kekuasaan / Revocation of Authority 1 -
w

14. Perwalian / Trusteeship 12 -


w

15. Penunjukan sebagai Wali / Reference as Trustee - -


16. Ganti Rugi terhadap Wali / Compens. about Trustee - -
:\\

17. Asal Usul Anak / Child Origin - -


tp

18. Kawin Campuran / Mixed Marriage 2 -


19. Itsbat Nikah / Compirmation Marriage 628 -
ht

20. Ijin Kawin / Marriage Permission - -


21. Dispensasi Kawin / Dispensation Marriagre 4 -
22. Wali Adhol / Adhol Substitute 25 -
23. Ekonomi Syariah / Syariah Economic - 4
24. Warisan / Legacy 31 -
25. Hibah/Wakaf/Zakat / Grant/Edification/Foot - -
26. Penetapan Ahli Waris / Determining Relation 95 -
27. Lain-lain / Others 21 -
28. Dicabut/Ditolak/Gugur/Dicoret
- -
Cancelled/Refused/Failed/Scratch

Jumlah / Total 5 402 55

Sumber / Source : Pengadilan Tinggi Agama Provinsi Banten / Regional Islamic High Court in Banten Province

Banten dalam Angka 2010 147


SOCIAL CHAPTER V

Tabel Jumlah Perkara yang Dimohonkan Banding


5.6.2
Table pada Pengadilan Tinggi Agama Provinsi Banten, 2009
Number of Cases Which Petitioned Appeal in
Islamic High Court of Banten, 2009

Sisa Perkara Jumlah Jumlah Jumlah


Tahun Lalu Perkara Seluruh Perkara Sisa Perkara
Bulan
The Rest Diterima Perkara Diputus The Rest
Month
Cases Number of Number of Number of Cases
Last Year Registered All Cases Sentenced

id
(1) (2) (3) (4) (5) (6)

.
go
Januari / January 4 7 11 5 6

s.
Pebruari / February 6 4 10 5 5

Maret / March 5 4
bp 9 5 4
n.
April / April 4 6 10 7 3
te

Mei / May 3 6 9 5 4
an

Juni / June 4 6 10 3 7
.b

Juli / July 7 2 9 5 4
w

Agustus / August 4 4 8 3 5
w

September / September 5 3 8 2 6
w
:\\

Oktober / October 6 5 11 4 7
tp

Nopember / November 7 4 11 5 6
ht

Desember / December 6 4 10 5 5

Jumlah / Total 4 55 59 54 5

Sumber / Source : Pengadilan Tinggi Agama Provinsi Banten / Religious High Court of Banten Province

148 Banten in Figures 2010


BAB V SOSIAL

Tabel Rekapitulasi Perkara Yang Diterima dan Diputus


5.6.3
Table pada Pengadilan Agama di Provinsi Banten, 2009
Recapitulation Case Received and Decided
on Islamic Court in Banten Province, 2009

Sisa Perkara Jumlah Jumlah Jumlah


Sisa Perkara
Pengadilan Agama Tahun Lalu Perkara Seluruh Perkara
Lower-Level Diterima Perkara Diputus Remaining
Remaining
Religious Court Case in
Case in Number of Number of Number of
The Last Year
The Last Year Registered All Cases Sentenced

id
(1) (3) (4) (5) (6) (7)

.
go
1. Serang 88 937 1 025 867 158

s.
2. Tangerang 196 1 296 1 492 1 227 265

bp
n.
3. Rangkasbitung 28 343 371 331 40
te

4. Pandeglang 25 299 324 270 54


an

5. Tigaraksa 263 1 893 2 156 1 791 365


.b
w

6. Cilegon 30 634 664 619 45


w
w
:\\

Jumlah / Total 630 5 402 6 032 5 105 927


tp
ht

Sumber / Source : Pengadilan Tinggi Agama Provinsi Banten / Religious High Court of Banten Province

Banten dalam Angka 2010 149


SOCIAL CHAPTER V

Tabel Jumlah Tahanan di UPT Lembaga Pemasyarakatan (LP)


5.6.4
Table Menurut Jenis Kejahatan di Provinsi Banten (jiwa), 2009
Number of Prisoners in Prison House Units (LP)
by Type of Crimes in Banten Province (Person), 2009

LP Klas I LP
Pasal Tangerang Serang
Jenis Kejahatan KUHP/UU
Type of Crimes Pria Wanita Pria Wanita
Regulations
Man Woman Man Woman

Politik / Politics 104-129 - - - -

id
Terhadap Kepala Negara
UU 20/01 - - - -
Offence Against Head Of State

.
go
Terhadap Ketertiban
154-181 54 - 14 -
To Safety General

s.
Pembakaran / Arson 187-188 5 - 8 -
Penyuapan / Bribery
Mata Uang / Coins
209-210
244-251
-
14 bp -
-
-
9
-
-
n.
Memalsu Meterai/Surat
te

253-275 - - 3 -
Postage Stamp
an

Kesusilaan / Prostitution 281-297 95 - 42 -


Perjudian / Gambling 303 8 - 3 -
.b

Penculikan / Abducion 324-336 15 - 5 -


w

Pembunuhan / Murder 338-350 100 - 64 -


w

Penganiayaan / Torture 351-356 37 - 16 -


w

Pencurian / Theft 362-364 199 - 161 -


Perampokan / Robbery 365 122 - 134 -
:\\

Memeras/Mengancam
tp

368-369 9 - 7 -
Black Mail
ht

Penggelapan / Fraud 372-375 78 - 27 -


Penipuan / Cheated 378-395 50 - 29 -
Merusak Barang / Vandalize 406-410 - - - -
Dalam Jabatan / Funcionary UU 8/92 10 - - -
Penadahan / Fance 480-481 26 - 6 -
Ekonomi / Economics UU 359 76 - 3 -
Subversi / Subversion UU 10/95 - - - -
Narkotika / Psikotropika UU 22/97 831 - 183 -
Korupsi / Corruption … 1 - 8 -
Penyelundupan / Smuggler … - - - -
Penyelenggaraan KUHP
15/01 - - - -
Organizing KUHP

150 Banten in Figures 2010


BAB V SOSIAL

Lanjutan Tabel / Continued Table 5.6.4

Rutan Rutan Rutan


Jenis Kejahatan Serang Pandeglang Rangkasbitung
Type of Crimes Pria Wanita Pria Wanita Pria Wanita
Man Woman Man Woman Man Woman

Politik / Politics - - - - - -

id
Terhadap Kepala Negara
- - - - - -
Offence Against Head Of State

.
go
Terhadap Ketertiban
24 - 1 - 7 -
To Safety General

s.
Pembakaran / Arson - - - - - -
Penyuapan / Bribery
Mata Uang / Coins
-
-
-
1 bp-
5
-
2
-
-
-
-
n.
Memalsu Meterai/Surat
te

- 1 - - - -
Postage Stamp
an

Kesusilaan / Prostitution 8 - 4 - 17 -
Perjudian / Gambling 78 - 19 1 11 1
.b

Penculikan / Abducion - - 2 - - -
w

Pembunuhan / Murder 4 - 2 - 6 -
w

Penganiayaan / Torture 33 1 5 - - -
w

Pencurian / Theft 92 1 86 - 114 2


Perampokan / Robbery 26 - 15 - 12 -
:\\

Memeras/Mengancam
tp

29 - 2 - - -
Black Mail
ht

Penggelapan / Fraud 19 2 8 - 11 -
Penipuan / Cheated 43 1 21 - 17 -
Merusak Barang / Vandalize - - - - - -
Dalam Jabatan / Funcionary - - - - - -
Penadahan / Fance 8 - 5 - 5 -
Ekonomi / Economics - - - - - -
Subversi / Subversion - - - - - -
Narkotika / Psikotropika 55 1 24 - 27 1
Korupsi / Corruption 12 - 9 - - -
Penyelundupan / Smuggler - - - - - -
Penyelenggaraan KUHP
- - - - - -
Organizing KUHP

Banten dalam Angka 2010 151


SOCIAL CHAPTER V

Lanjutan Tabel / Continued Table 5.6.4

LP LP LP Anak
Jenis Kejahatan Wanita Pemuda Child Prison
Type of Crimes Woman Young Man Pria Wanita
Prison Prison Boy Girl

Politik / Politics - - - -

id
Terhadap Kepala Negara
- - - -
Offence Against Head Of State

.
go
Terhadap Ketertiban
- 96 17 3
To Safety General

s.
Pembakaran / Arson - 11 - -
Penyuapan / Bribery
Mata Uang / Coins
-
6 bp30
5
-
-
-
1
n.
Memalsu Meterai/Surat
te

4 19 - -
Postage Stamp
an

Kesusilaan / Prostitution 4 29 14 -
Perjudian / Gambling 4 352 1 -
.b

Penculikan / Abducion 8 14 - 2
w

Pembunuhan / Murder 11 40 19 1
w

Penganiayaan / Torture 2 52 4 2
w

Pencurian / Theft 29 356 43 19


Perampokan / Robbery 3 260 13 1
:\\

Memeras/Mengancam
tp

- 44 - -
Black Mail
ht

Penggelapan / Fraud 19 110 2 13


Penipuan / Cheated 14 132 - 6
Merusak Barang / Vandalize - 9 - -
Dalam Jabatan / Funcionary - 2 - -
Penadahan / Fance 2 83 1 -
Ekonomi / Economics - - - -
Subversi / Subversion - - - -
Narkotika / Psikotropika 286 1 702 90 106
Korupsi / Corruption 2 13 - -
Penyelundupan / Smuggler - - - -
Penyelenggaraan KUHP
- - - -
Organizing KUHP

152 Banten in Figures 2010


BAB V SOSIAL

Lanjutan Tabel / Continued Table 5.6.4

LP Klas I LP
Pasal Tangerang Serang
Jenis Kejahatan KUHP/UU
Type of Crimes Pria Wanita Pria Wanita
Regulations
Man Woman Man Woman

Kenakalan / Mischief 23/92 - - - -


Lain-lain / Others 39/04 - - 19 -

id
UU Darurat / Emergency Laws UU 12/51 - - - -

.
go
UU Pemalsuan Merk
UU 15/01 - - - -
Law Forgery Brand

s.
UU Kesehatan / Act Health UU 23/92 - - - -

bp
UU Perfilman / Act film UU 8/92 - - - -
UU Bea Cukai / Law Customs UU 10/95 - - - -
n.
UU Perindustrian / Industry Act UU 5/84 - - - -
te

UU Perlindungan Anak
UU 23/02 - - 40 -
Laws Child Protection
an

UU Perbankan / Banking Law UU 10/98 - - - -


UU Hak Cipta / Law Copyright UU 19/02 - - - -
.b

KDRT / Domestic Violence UU 23/04 - - - -


w

UU TKI / The Law of Labor UU 39/04 - - - -


w

UU Perlindungan Konsumen
UU 8/99 - - - -
Act Consumer Protection
w

UU Keimigrasian
UU 9/92 - - - -
:\\

Immigration laws
tp

UU No 22 Tahun 2001 22/01 - - - -


Perdagangan Orang
UU 21/07 - - - -
ht

Trafficking of People
Menelantarkan Anak
305 KUHP - - - -
Strand Children
Illegal Logging - - - 1 -
Lantas 359-360 - - - -
Kehutanan / Forestry UU 41/99 - - - -
Kelautan / Marine UU 5/90 - - - -

Jumlah / Total 1 730 - 782 -

Banten dalam Angka 2010 153


SOCIAL CHAPTER V

Lanjutan Tabel / Continued Table 5.6.4

Rutan Rutan Rutan


Jenis Kejahatan Serang Pandeglang Rangkasbitung
Type of Crimes Pria Wanita Pria Wanita Pria Wanita
Man Woman Man Woman Man Woman

Kenakalan / Mischief - - - - - -

id
Lain-lain / Others 37 - 22 - 44 -
UU Darurat / Emergency Laws - - 5 - - -

.
go
UU Pemalsuan Merk
- - - - - -
Law Forgery Brand

s.
UU Kesehatan / Act Health - - - - - -

bp
UU Perfilman / Act film - - - - - -
UU Bea Cukai / Law Customs - - - - - -
n.
UU Perindustrian / Industry Act - - - - - -
te

UU Perlindungan Anak
- - 4 - - -
Laws Child Protection
an

UU Perbankan / Banking Law - - - - - -


UU Hak Cipta / Law Copyright - - - - - -
.b

KDRT / Domestic Violence - - - - - -


w

UU TKI / The Law of Labor - - - - - -


w

UU Perlindungan Konsumen
- - - - - -
w

Act Consumer Protection


UU Keimigrasian
:\\

- - - - - -
Immigration laws
tp

UU No 22 Tahun 2001 - - - - - -
Perdagangan Orang
ht

- - - - - -
Trafficking of People
Menelantarkan Anak
- - - - - -
Strand Children
Illegal Logging - - 2 - - -
Lantas - - 7 - - -
Kehutanan / Forestry - - 3 - - -
Kelautan / Marine - - - - - -

Jumlah / Total 468 8 251 3 271 4

154 Banten in Figures 2010


BAB V SOSIAL

Lanjutan Tabel / Continued Table 5.6.4

LP LP LP Anak
Jenis Kejahatan Wanita Pemuda Child Prison
Type of Crimes Woman Young Man Pria Wanita
Prison Prison Boy Girl

Kenakalan / Mischief - - - -

id
Lain-lain / Others 13 25 3 -
UU Darurat / Emergency Laws - 73 - -

.
go
UU Pemalsuan Merk
- 5 - -
Law Forgery Brand

s.
UU Kesehatan / Act Health - 9 - -

bp
UU Perfilman / Act film - 13 - -
UU Bea Cukai / Law Customs - 10 - -
n.
UU Perindustrian / Industry Act - 4 - -
te

UU Perlindungan Anak
- 17 18 2
Laws Child Protection
an

UU Perbankan / Banking Law - 12 1 -


UU Hak Cipta / Law Copyright - 11 - -
.b

KDRT / Domestic Violence - 17 - -


w

UU TKI / The Law of Labor - 10 - -


w

UU Perlindungan Konsumen
- 8 - -
Act Consumer Protection
w

UU Keimigrasian
:\\

- 2 - -
Immigration Law
tp

UU No 22 Tahun 2001 - 25 - -
Perdagangan Orang
ht

- - - 1
Trafficking of People
Menelantarkan Anak
- - - 1
Strand Children
Illegal Logging - - - -
Lantas - - - -
Kehutanan / Forestry - - - -
Kelautan / Marine - - - -

Jumlah / Total 407 3 600 226 158

Sumber / Source : Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM Provinsi Banten
Regional Office of Ministry of Law and Human Rights in Banten Province

Banten dalam Angka 2010 155


SOCIAL CHAPTER V

Tabel Rekapitulasi Produksi Sertifikat


5.6.5
Table oleh Badan Pertanahan Nasional (BPN)
Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Banten,
Hingga Tahun 2009
Production of Certificate by National Land Agency
by Regency/Municipality in Banten Province,
Until Year 2009

Hak Guna Usaha


Hak Milik Hak Guna Bangunan
Concession
Proprietary Rights Building Used Rights
Kabupaten/Kota Used Rights

Regency/Municipality Luas Luas Luas


Bidang Bidang Bidang

id
Area Area Area
Field Field Field
(ha) (ha) (ha)

.
go
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

s.
Kabupaten / Regency

1. Pandeglang 150 020 23 605,58


bp
40 1 252,55 62 788 7 759,00
n.
2. Lebak 66 050 35 769,58 57 14 536,48 3 214 3 335,09
te

3. Tangerang 1) 110 669 33 111,75 61 14 651,50 10 328 5 779,07


an

4. Serang 2) 415 580 29 700,98 12 974,57 372 460 15 398,60


.b
w

Kota / Municipality
w

5. Tangerang 179 343 14 508,54 42 1,26 72 767 8 570,56


w

6. Cilegon 102 171 12 868,25 - - 13 878 3 411,21


:\\

7. Serang ... ... ... ... ... ...


tp
ht

8. Tangerang Selatan ... ... ... ... ... ...

Provinsi Banten 1 023 833 149 564,68 212 31 416,36 535 435 44 253,53

2009 967 886 255 292,83 115 26 591,80 465 316 98 010,04

156 Banten in Figures 2010


BAB V SOSIAL

Lanjutan Tabel / Continued Table 5.6.5

Hak Pakai Hak Pengelolaan


Used Rights Management Rights
Kabupaten/Kota
Regency/Municipality Luas Luas
Bidang Bidang
Area Area
Field Field
(ha) (ha)

id
(1) (2) (3) (4) (5)

.
go
Kabupaten / Regency

s.
1. Pandeglang 1 270 1 410,93 141 797,14

2. Lebak 746
bp
2 356,66 1 5,00
n.
3. Tangerang 1) 654 4 846,54 7 9,06
te

4. Serang 2) 552 1 296,27 17 107,05


an

Kota / Municipality
.b

5. Tangerang 550 603,67 53 0,40


w
w

6. Cilegon 344 282,50 27 54,50


w

7. Serang ... ... ... ...


:\\

8. Tangerang Selatan ... ... ... ...


tp
ht

Provinsi Banten 4 116 10 796,57 246 973,15

2008 4 121 31 464,29 221 30 132,77

Banten dalam Angka 2010 157


SOCIAL CHAPTER V

Lanjutan Tabel / Continued Table 5.6.5

Hak Sarusun Tanah Wakaf


Sarusun Rights Wakaf Land
Kabupaten/Kota
Regency/Municipality Luas Luas
Bidang Bidang
Area Area
Field Field
(ha) (ha)

id
(1) (2) (3) (4) (5)

.
go
Kabupaten / Regency

s.
1. Pandeglang 2 683 6,34 3 978 635,92

2. Lebak 500
bp
3,50 103 8,05
n.
3. Tangerang 1) - - 853 452,60
te

4. Serang 2) 6 607 - 247 13,00


an

Kota / Municipality
.b

5. Tangerang 5 180 2 492,76 57 0,34


w
w

6. Cilegon 650 2,25 108 29,03


w

7. Serang ... ... ... ...


:\\

8. Tangerang Selatan ... ... ... ...


tp
ht

Provinsi Banten 15 620 2 504,85 5 346 1 138,94

2008 14 169 72,97 5 245 45 948,67

Sumber / Source : Badan Pertanahan Nasional / National Land Agency

Catatan / Note : 1) Termasuk data Kota Tangerang Selatan / Including Tangerang Selatan Municipality
2) Termasuk data Kota Serang / Including Serang Municipality

158 Banten in Figures 2010


BAB V SOSIAL

Tabel Jumlah Pejabat Pembuat Akte Tanah (PPAT)


5.6.6
Table dan Penerbitan Akta Menurut Kabupaten/Kota
di Provinsi Banten, 2009
Number of Officials Making Land Deed and
Certificate Publishing in Banten Province, 2009

Jumlah PPAT Jenis Akta / Produksi (Jumlah Akta)


Total PPAT Kind of Acta / Production (Total Acta)
Wilayah Kerja
Kabupaten/Kota Pembagian
Work Area PPAT PPAT Hak Tukar Pelepasan
Jual Beli Hibah
Regency/City Sementara Notaris Bersama Menukar Hak
Purchasing Gift

id
Provisional Notary Right Exchange Right Free
Division

.
go
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)

s.
Kabupaten / Regency

1. Pandeglang 35 16 2 000
bp
230 205 - -
n.
2. Lebak 28 7 2 510 160 10 - -
te

3. Tangerang 1) 36 407 47 250 1 074 530 100 100


an

4. Serang 2) 34 103 15 340 730 520 100 100


.b
w

Kota / Municipality
w

5. Tangerang 13 118 15 000 550 230 - -


w

6. Cilegon 8 28 2 100 256 105 - -


:\\

7. Serang ... ... ... ... ... ... ...


tp
ht

8. Tangerang Selatan ... ... ... ... ... ... ...

Provinsi Banten 154 679 84 200 3 000 1 600 200 200

2008 154 620 91 428 3 183 2 093 1 686

Banten dalam Angka 2010 159


SOCIAL CHAPTER V

Lanjutan Tabel / Continued Table 5.6.6

Jenis Akta / Produksi (Jumlah Akta)


Wilayah Kerja Kind of Acta / Production (Total Acta)
Kabupaten/Kota
Work Area
Regency/City APDP APHT SK.MHT Jumlah / Total

id
(1) (9) (10) (11) (12)

.
go
Kabupaten / Regency

s.
1. Pandeglang - 900 900 4 235

bp
2. Lebak - 670
n. 550 3 900

3. Tangerang 1) 100 14 000 14 050 77 204


te

4. Serang 2) 100 3 530 3 500 23 920


an

Kota / Municipality
.b

5. Tangerang - 7 900 9 400 33 080


w
w

6. Cilegon 20 1 300 2 600 6 381


w

7. Serang ... ... ... ...


:\\

8. Tangerang Selatan ... ... ... ...


tp
ht

Provinsi Banten 220 28 300 31 000 148 720

2008 - 24 961 21 345 144 471

Sumber / Source : Badan Pertanahan Nasional / National Land Agency

Catatan / Note : 1) Termasuk data Kota Tangerang Selatan / Including Tangerang Selatan Municipality
2) Termasuk data Kota Serang / Including Serang Municipality

160 Banten in Figures 2010


BAB V SOSIAL

Tabel Banyaknya Penerbitan Surat Ijin Mengemudi (SIM)


5.6.7
Table oleh Kepolisian Daerah Banten, 2009
Number of Driving Licences
Issued by Indonesian Police of Banten Territory, 2009

Jenis SIM Perpanjangan SIM SIM Baru Jumlah


Kind of Driving Licences Add New Total

(1) (2) (3) (4)

1. SIM C 17 652 37 787 55 439

id
2. SIM A 10 181 17 092 27 273

.
go
3. SIM B - I 996 2 150 3 146

s.
4. SIM B - II 943 737 1 680

bp
n.
Jumlah / Total 29 772 57 766 87 538
te

2008 15 147 53 687 78 283


an

2007 15 147 64 068 79 215


.b

2006 18 494 58 602 77 096


w

2005 44 300 23 174 67 474


w
w

Sumber / Source : Kepolisian Daerah Banten / Regional Office of Indonesian National Police in Banten Province
:\\
tp
ht

Banten dalam Angka 2010 161


SOCIAL CHAPTER V

Tabel Banyaknya Penerbitan STNK


5.6.8
Table oleh Kepolisian Daerah Banten, 2009
Total of Vehicle Registered Number (URM)
Issued by Indonesian Police of Banten Territory, 2009

Pindah
Kendaraan Balik Nama Hilang/ Pengesahan
Bulan Daerah
Baru Transfer Salinan New Printing
Month Moved to
New Car Duties Lost /Copy Legalization
Another Place

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

id
Januari / January 6 265 345 334 64 17 607

.
go
Pebruari / February 5 168 325 401 60 16 431

s.
Maret / March 5 518 319 406 42 13 252

April / April 5 974 336


bp 530 49 14 869
n.
Mei / May 5 918 408 485 76 17 491
te

Juni / June 7 306 363 475 82 20 074


an

Juli / July 8 217 405 402 65 21 754


.b

Agustus / August 9 009 419 444 78 18 318


w
w

September / September 7 557 320 251 62 19 658


w

Oktober / October 9 960 464 442 94 20 634


:\\

Nopember / November 7 388 476 470 72 20 538


tp

Desember / December 8 809 380 401 25 21 150


ht

Jumlah / Total 87 089 4 560 5 041 769 221 776

2008 94 947 - 4 489 - 188 297

2007 75 037 - 2 136 - 32 251

2006 67 720 2 711 2 086 547 157 529

2005 80 089 - 2 177 11 019 32 700

Sumber / Source : Kepolisian Daerah Banten / Regional Office of Indonesian National Police in Banten Province

162 Banten in Figures 2010


ht
tp
:\\
w
w
w
.b
an

6
te

Agriculture
PERTANIAN
n.
bp
s.
go
.id
ht
tp
:\\
w
w
w
.b
an
te
n.
bp
s.
go
.id
BAB VI PERTANIAN

Penjelasan Teknis Technical Notes

1. Pengumpulan data Statistik 1. Agricultural Survey is carried out


Pertanian (SP) diselenggarakan oleh by the BPS Statistics Indonesia in
Badan Pusat Statistik bekerja cooperation with the Directorate
sama dengan Direktorat Jenderal General of Food Crops, The
Tanaman Pangan, Kementerian Ministry of Agriculture.
Pertanian.

2. Data pokok tanaman pangan yang 2. The main food crops data collected
dikumpulkan adalah luas panen dan consists of area harvested and
produktivitas (hasil per hektar). productivity (yield per hectare).
Produksi tanaman pangan merupa- Food crops production is generated

id
kan hasil perkalian antara luas byarea harvested multiply by
panen dengan produktivitas. Data productivity. Food crops data

.
go
tanaman pangan mencakup padi dan covers paddy and secondary food
palawija (jagung, kedelai, kacang crops (maize, soybeans, peanuts,

s.
tanah, ubi kayu, dan ubi jalar). cassava, and sweet potatoes). The

bp
Pengumpulan data luas panen area harvested data is collected
dilakukan setiap bulan oleh Mantri every month by the Agriculture
n.
Pertanian/Kepala Cabang Dinas Extension Workers (called KCD for
te

Kecamatan (KCD) dan dilaporkan Kepala Cabang Dinas) and


dengan formulir Statistik Pertanian reported in Agriculture Statistics
an

(SP). Pengumpulan data dilakukan Form. Data collection is conducted


.b

dengan pendekatan area kecamatan by sub district area approach in all


di seluruh wilayah Indonesia. over Indonesia. Area harvested in
w

Pengumpulan data luas panen di each sub district is estimated based


w

tingkat kecamatan tersebut on the area harvested in each


w

didasarkan pada hasil pengumpulan village in the sub district. Food


:\\

data dari seluruh desa/kelurahan crops productivity (yield per


tp

di kecamatan bersangkutan. hectare) data are collected through


Pengumpulan data produktivitas the Crop Cutting Survey using
ht

tanaman pangan dilakukan melalui SUB-S form. The data collection is


Survei Ubinan dengan meng- conducted in every sub round (four
gunakan formulir SUB-S. Periode monthly) with Sub District Statistics
pengumpulan data dilakukan Coordinator (called KSK for
setiap subround (caturwulan/empat Koordinator Statistik Kecamatan)
bulanan) dengan petugas lapangan and KCD as the enumerator.
adalah Mantri Statistik (Koordinator
Statistik Kecamatan) / KSK dan
KCD.

Banten dalam Angka 2010 165


AGRICULTURE CHAPTER VI

Pengumpulan data produktivitas The productivity is collected by


tanaman pangan dilakukan secara sampling method through crop
sampel melalui survei ubinan cutting survey with household
dengan pendekatan rumah tangga. approach. The measurement is
Metode pengumpulan data conducted directly in 2½ m x 2½ m
produktivitas menggunakan metode crop cutting plot. The productivity
pengukuran langsung pada plot measurement is conducted at the
ubinan yang berukuran 2½ m x 2½ time farmers do harvest.
m. Pengumpulan data produktivitas
dilakukan sesuai dengan waktu
panen petani.

3. Produksi padi mencakup padi sawah 3. The production of paddy covers the

id
dan padi ladang. Kualitas produksi production of wet land rice and dry
padi dan palawija adalah: gabah land rice. Production of rice and

.
go
kering giling (padi), pipilan kering secondary crops are presented in
(jagung), biji kering (kedelai dan form of : dry unhusked rice

s.
kacang tanah), dan umbi basah (ubi (paddy), dry loose maize (maize),

bp
kayu dan ubi jalar). dry shells crops (soybeans and
peanuts) and fresh roots (cassava
n.
and sweet potatoes).
te
an

4. Survei Pertanian Hortikultura (SPH) 4. The Agricultural Survey for


diselenggarakan oleh Badan Pusat Horticulture (SPH) is carried out
.b

Statistik bekerja sama dengan by the BPS-Statistics Indonesia


w

Direktorat Jendral Hortikultura, in cooperation with the Directorate


Kementrian Pertanian. General of Horticulture, The
w

Ministry of Agriculture.
w
:\\

5. Metode yang digunakan dalam 5. The method used in this survey is


tp

survei ini adalah metode pencacahan complete enumeration for all of


lengkap terhadap seluruh kecamatan districts in Indonesia and reported
ht

di Indonesia dan dilaporkan secara monthly for SPH-SBS and quarterly


rutin bulanan untuk data tanaman for SPH-BST, SPH-TBF, SPH-TH
sayuran dan buah-buahan semusim by agriculture extension services.
dan triwulanan untuk tanaman buah-
buahan dan sayuran tahunan oleh
mantri tani/KCD.

166 Banten in Figures 2010


BAB VI PERTANIAN

6. Tanaman sayuran dan buah-buahan 6. Seasonal vegetables and fruit


semusim. plants.
a. Tanaman sayuran semusim a. Seasonal vegetables plants are
adalah tanaman sumber vita- plants which are the sources of
min, garam mineral dan lain- vitamin, mineral salt, etc,
lain yang dikonsumsi dari consumed from the part of the
bagian tanaman yang berupa plant in the form of leaf,
daun, bunga, buah dan umbi- flower, fruit and root with the
nya, yang berumur kurang dari age of less than one year.
satu tahun. b. Seasonal fruits plants are
b. Tanaman buah-buahan semusim plants which are the sources of
adalah tanaman sumber vita- vitamin, mineral salt, etc,
min, garam mineral dan lain- consumed from the part of the

id
lain yang dikonsumsi dari plant in the form of fruits.
bagian tanaman yang berupa These plants are creeps with

.
go
buah, berumur kurang dari satu the age of less than one year.
tahun, tidak berbentuk pohon/

s.
rumpun tetapi menjalar dan

bp
berbatang lunak. n.
7. Tanaman buah-buahan dan sayuran 7. Annual fruit and vegetable plants.
te

tahunan. Tanaman buah-buahan Annual fruits plants are plants


an

tahunan adalah tanaman sumber which are the sources of vitamin,


vitamin, garam mineral dan lain- contained mineral salt, etc,
.b

lain yang dikonsumsi dari bagian consumed from the part of plant in
w

tanaman yang berupa buah dan the form of fruits and more than
merupakan tanaman tahunan. one year of age. Annual vegetable
w

Tanaman sayuran tahunan adalah plants are plants which are the
w

tanaman sumber vitamin, garam sources of vitamin, contained


:\\

mineral dan lain-lain yang mineral salt, etc, consumed from


tp

dikonsumsi dari bagian tanaman the part of the plant in the form of
yang berupa daun dan atau buah vegetable and more than one year
ht

yang berumur lebih dari satu tahun. of age.

8. Tanaman biofarmaka. Tanaman 8. Medicinal plants. Medicinal plants


biofarmaka adalah tanaman yang are plants which are usefull for
bermanfaat untuk obat-obatan, medicine. It is consumed from
kosmetik dan kesehatan yang parts of the plants such as leaf,
dikonsumsi atau digunakan dari flower, fruit, tubber and root.
bagian-bagian tanaman seperti
daun, batang, buah, umbi (rimpang)
ataupun akar.

Banten dalam Angka 2010 167


AGRICULTURE CHAPTER VI

9. Tanaman hias. Tanaman hias 9. Ornamental plants. Ornamental


adalah tanaman yang mempunyai plants are plants which have a
nilai keindahan baik bentuk, warna beauty value, either in shape,
daun, tajuk maupun bunganya, colour of leaf or crown of flower,
sering digunakan untuk penghias and they are often used as a yard
pekarangan dan lain sebagainya. decorator.

10. Data yang dikumpulkan dalam 10. Agriculture Survey collects the
SPH mencakup : data tentang luas information on the planted area,
penanaman, luas panen (untuk harvested area (for annual
buah-buahan tahunan adalah vegetables the number of planted),
banyaknya tanaman yang meng- production, damaged area, plant
hasilkan), produksi, luas rusak, area in the end of month, and

id
luas tanaman akhir dan harga jual price on the farm-gate level.
petani.

.
go
11. Luas panen adalah luas tanaman 11. Harvested area is vegetable, fruit,

s.
sayuran, buah-buahan, biofarmaka medicinal and ornamental plant

bp
dan tanaman hias yang diambil of crop harvested during the
hasilnya/dipanen pada periode period of report.
n.
pelaporan.
te
an

12. Luas panen untuk tanaman 12. Harvested area of vegetables :


sayuran : luas tanaman yang entirely plant harvested
.b

dipanen sekaligus/habis/dibongkar (demolished) and plant harvested


w

dan luas tanaman yang dipanen several times (undemolished).


berkali-kali (lebih dari satu kali)/ Entirely plants harvested
w

belum habis. Tanaman yang (demolished) are plants usually


w

dipanen sekaligus/habis/dibongkar harvested once and demolished to


:\\

adalah tanaman yang sehabis be substituted by other plants,


tp

panen langsung dibongkar/ consisting of : shallots, garlic,


dicabut, terdiri dari bawang merah, leeks, potato, cabbage, cauli
ht

bawang putih, bawang daun, flower, mustard green, carrots,


kentang, kol/kubis, kembang kol, chinese radish and red kidney
petsai/sawi, wortel, lobak dan beans.
kacang merah.

168 Banten in Figures 2010


BAB VI PERTANIAN

Tanaman yang dipanen berkali- Plants harvested several times


kali (lebih dari satu kali) / belum (undemolished) are plants usually
habis adalah tanaman yang harvested more than once and
pemanenannya lebih dari satu kali demolished in the case that the
dan biasanya dibongkar apabila last harvest was economically not
panenan terakhir sudah tidak profitable. They consist of : yard
memadai lagi, terdiri dari : kacang long beans, chili, small chili,
panjang, cabe besar, cabe rawit, mushroom, tomatoes, egg plant,
jamur, tomat, terung, buncis, frech beans, cucumber, pumpkin/
ketimun, labu siam, kangkung, chajota, swampcabbage, spinach,
bayam, melon, semangka dan melon, watermelon and blewah.
blewah.

id
13. Produksi adalah hasil menurut 13. Production is the standard
bentuk produk dari setiap tanaman production quantity form of

.
go
sayuran, buah-buahan, biofarmaka vegetable, fruit, medicinal and
dan tanaman hias yang diambil ornamental plant based on

s.
berdasarkan luas yang dipanen harvested area reported monthly/

bp
pada bulan/triwulan laporan. n. quarterly.
te

14. Data statistik perkebunan merupa- 14. Data on estate are secondary data
an

kan data sekunder yang diperoleh aquired from from the Office of
dari Dinas Kehutanan dan Forestry and Estate Service of
.b

Perkebunan Provinsi Banten. Banten Province.


w
w

15. Data statistik kehutanan meru- 15. Forestry statistics are secondary
w

pakan data sekunder yang data obtained from the Office of


:\\

diperoleh dari Dinas Kehutanan Forestry and Estate Service of


tp

dan Perkebunan Provinsi Banten Banten and Perum Perhutani Unit


dan Perum Perhutani Unit III III Banten.
ht

Banten.

Banten dalam Angka 2010 169


AGRICULTURE CHAPTER VI

16. Kawasan hutan adalah wilayah 16. Forest Area is a specific territory
tertentu yang berupa hutan, yang of forest ecosystem determined
ditunjuk dan atau ditetapkan oleh and or decided by the government
pemerintah untuk dipertahankan as a permanent forest. Such
keberadaannya sebagai hutan decision is important to maintain
tetap. Hal ini untuk menjamin the size of forest area and to
kepastian hukum mengenai status ensure its legitimation and
kawasan hutan, letak batas dan boundary demarcation of
luas suatu wilayah tertentu yang permanent forest. Indonesian
sudah ditunjuk menjadi kawasan forest area is determined by the
hutan tetap. Kawasan hutan Minister of Forestry in the format
Indonesia ditetapkan oleh Menteri of Ministerial Decree on the
Kehutanan dalam bentuk Surat Designation of Provincial Forest

id
Keputusan Menteri Kehutanan Area and Inland Water, Coastal
tentang Penunjukan Kawasan and Marine Ecosystem The

.
go
Hutan dan Perairan Provinsi. designation of Forest Area is
Penunjukan Kawasan Hutan ini formulated based on integrated

s.
disusun berdasarkan hasil and harmonized of Provincial

bp
pemaduserasian antara Rencana Spatial Planning (RTRWP) and
Tata Ruang Wilayah Provinsi Forest Land Use by Concensus
n.
(RTRWP) dengan Tata Guna (TGHK). The designation of
te

Hutan Kesepakatan (TGHK). forest area in some cases also


an

Penunjukan kawasan hutan cover inland water, coastal and


mencakup pula kawasan perairan marine ecosystem that may
.b

yang menjadi bagian dari Kawasan become part of Sanctuary


w

Suaka Alam (KSA) dan Kawasan Reserve Area (KSA) and Nature
Pelestarian Alam (KPA). Conser-vation Area (KPA).
w
w

17. Berdasarkan Undang-Undang 17. In accordance to the Act on


:\\

No.41 Tahun 1999 tentang Forestry No. 41/1999, forest area


tp

Kehutanan, kawasan hutan dibagi is categorized as Conservation


ke dalam kelompok Hutan Forest, Protection Forest and
ht

Konservasi, Hutan Lindung, dan Production Forest.


Hutan Produksi.

18. Hutan konservasi adalah kawasan 18. Conservation forest is a forest


hutan dengan ciri khas tertentu, area having specific charac-
yang mempunyai fungsi pokok teristic established for the
pengawetan keanekaragaman purposes of conservation of
tumbuhan dan satwa serta animal and plant species and
ekosistemnya. their ecosystem.

170 Banten in Figures 2010


BAB VI PERTANIAN

19. Hutan Lindung adalah kawasan 19. Protection Forest is a forest area
hutan yang mempunyai fungsi designated to serve life support
pokok sebagai perlindungan sistem system, maintain hydrological
penyangga kehidupan untuk system, prevent of flood, erotion
mengatur tata air, mencegah control, seawater intrusion, and
banjir, mengendalikan erosi, maintain soil fertility.
mencegah intrusi air laut, dan
memelihara kesuburan tanah.

20. Hutan Produksi adalah kawasan 20. Production forest is a forest area
hutan yang mempunyai fungsi designated mainly to promote
pokok memproduksi hasil hutan. sustainable forest production.
Hutan produksi terdiri dari Hutan Production forest is classified as

id
Produksi Tetap (HP), Hutan permanent production forest,
Produksi Terbatas (HPT), dan limited production forest, and

.
go
Hutan Produksi yang dapat convertible production forest.
dikonversi.

s.
bp
21. Data statistik peternakan merupa- 21. Livestock statistics are secondary
kan data sekunder yang diperoleh data obtained from the Office of
n.
dari Dinas Pertanian dan Agriculture and Livestock Service
te

Peternakan Provinsi Banten. of Banten Province.


an

22. Data statistik perikanan merupa- 22. Fishery Statistics are secondary
.b

kan data sekunder yang diperoleh data obtained from the Office of
w

dari Dinas Kelautan dan Perikanan Marine and Fishery Service of


Provinsi Banten. Statistik Banten Province. Fishery
w

perikanan dibedakan atas data statistics are categorized into


w

Perikanan Tangkap dan Perikanan two: capture fisheries and


:\\

Budidaya. Perikanan Tangkap aquaculture. Capture fisheries


tp

diklasifikasikan atas penangkapan are further classified into: marine


ikan di laut dan penangkapan ikan capture fisheries and inland open
ht

di perairan umum. Perikanan water capture fisheries.


Budidaya diklasifi-kasikan atas Aquaculture are further classified
jenis budidaya yaitu budidaya laut, into several types of culture :
tambak, kolam, karamba, jaring marine culture; brackish water
apung dan sawah. pond; fresh water pond; cage;
floating net and fish breeding in
paddy fields.

Banten dalam Angka 2010 171


AGRICULTURE CHAPTER VI

6.1. Tanaman Pangan 6.1. Food Crops

Tanaman pangan terutama padi/ Food crops, especially paddy / rice


beras menjadi komoditas yang sangat became strategic commodity because
strategis karena merupakan bahan it is staple food for the nation of
makanan pokok bagi bangsa Indonesia. Indonesia. So that the performance
Sehingga peningkatan kinerja improvement of food crops is being
pertanian tanaman pangan menjadi one key in maintaining, preserving,
salah satu andalan untuk menjaga, and enhancing food security in
memelihara dan meningkatkan Indonesia.
ketahanan pangan di Indonesia.

Produksi padi di Banten sendiri Paddy production of Banten in

id
pada tahun 2009 adalah sebesar 1,85 2009 amounted to 1.85 million tons of
dry milled grain (DUP), increased by

.
juta ton gabah kering giling (GKG),

go
meningkat sebesar 0,03 juta ton atau 0.03 million tons or 1.70 percent
sebesar 1,70 persen bila dibandingkan compared with previous year. The

s.
dengan tahun sebelumnya. Peningkatan increase occurred because of an

bp
tersebut terjadi karena adanya pening- increase in harvested area by 0.97
katan luas panen sebesar 0,97 persen percent caused by increasing rice
n.
yang sepertinya disebabkan oleh cultivation indices because the number
te

meningkatnya indeks penanaman of rainy days per month which is


an

sebagai akibat relatif lebih meratanya relatively more evenly distributed in


jumlah hari hujan setiap bulanya pada 2009 compared to 2008.
.b

tahun 2009 bila dibandingkan dengan


w

tahun 2008.
w

Disamping itu, adanya program In addition, the existence of seed


w

bantuan benih unggul yang berasal aid programs originating from SLPTT
:\\

dari program SLPTT (Sekolah programs (School of Integrated Field


tp

Lapang Pertanian Tanaman Terpadu), Crops), CBN (National Seed


CBN (Cadangan Benih Nasional), Reserves), and BLBU (Help Seed
ht

dan BLBU (Bantuan Langsung Benih Superior) causes the productivity of


Unggul), membuat produktivitas padi paddy increased from 50.14 kw / ha in
meningkat yaitu dari 50,14 kw/ha di in 2008 to 50.50 kw / ha in 2009.
tahun 2008 menjadi 50,50 kw/ha
pada tahun 2009.

Sementara itu, dari 6 (enam) jenis Meanwhile, out of 6 (six) types of


komoditas tanaman palawija,hanya commodity crops, only cassava
komoditas ubi kayu saja yang production decreased, from 115.60
mengalami penurunan produksi, yaitu thousand tons in 2008 to 105.62
dari 115,60 ribu ton pada tahun 2008 thousand tonnes in 2009. Meanwhile,

172 Banten in Figures 2010


BAB VI PERTANIAN

menjadi 105,62 ribu ton di tahun 2009. maize, soya beans, peanuts, green
Sedangkan, komoditas tanaman jagung; beans and sweet potatoes, have
kacang kedelai; kacang tanah; kacang increased their own production of
hijau dan ubi jalar, justru mengalami 20.17 thousand tons, 6.45 thousand
peningkatan produksi masing-masing tons; 16.32 thousand tons; 1.907
dari 20,17 ribu ton; 6,45 ribu ton; thousand tons and 33.79 thousand tons
16,32 ribu ton; 1,907 ribu ton dan in the year 2008 amounted to 27.08
33,79 ribu ton di tahun 2008 menjadi thousand tons; 15.89 thousand tons;
sebesar 27,08 ribu ton;15,89 ribu ton; 19.78 thousand tons; 1.911 thousand
19,78 ribu ton; 1,911 ribu ton dan tonnes and 34.55 thousand tonnes.
34,55 ribu ton.
6.2. Horticulture
6.2. Tanaman Hortikultura

id
Like other provinces in Java,

.
Seperti provinsi lainnya di Pulau Banten also have different types of

go
Jawa, Banten juga mempunyai horticulture crops that can be used for
berbagai jenis tanaman hortikultura consumption or other purposes.

s.
yang bisa dimanfaatkan untuk

bp
konsumsi atau keperluan lainnya.
In 2009, there are 3 (three) annual
n.
Pada tahun 2009, terdapat 3 (tiga) vegetable crops with relatively
te

komoditas tanaman sayuran semusim considerable amount of production of


an

dengan jumlah produksi relatif cukup cucumbers, green beans and mustard
banyak yaitu ketimun; kacang panjang greens, with each production
.b

dan petsai/sawi, dengan produksi amounted to 21.25 thousand tons;


w

masing-masing sebesar 21,25 ribu ton; 13.66 and 11.91 thousand tonnes
13,66 ribu ton dan 11,91 ribu ton. Bila thousand tons. Compared to 2008,
w

dibandingkan dengan tahun 2008, cucumbers and bean production


w

ketimun dan kacang panjang meng- decreased respectively by 21.24


:\\

alami penurunan produksi masing- percent and 13.28 percent, while the
tp

masing sebesar 21,24 persen dan 13,28 mustard greens have increased
persen, sedangkan petsai/sawi justru production by 13.14 percent. In
ht

mengalami peningkatan produksi addition, Banten province also has a


sebesar 13,14 persen. Disamping itu, seasonal fruit crops and export quality
Provinsi Banten juga mempunyai seed of a melon which is concentrated
tanaman buah-buahan semusim in Cilegon, which in 2009 was a
unggulan dan berkualitas ekspor yaitu significant production increased from
buah melon yang terkonsentrasi di only 0.09 thousand tons in 2008 to as
Kota Cilegon, yang pada tahun 2009 much as 0.46 thousand tons in 2009.
ini produksinya mengalami pening-
katan yang signifikan dari hanya
0,09 ribu ton di tahun 2008
menjadi sebanyak 0,46 ribu ton pada
tahun 2009.

Banten dalam Angka 2010 173


AGRICULTURE CHAPTER VI

Potensi tanaman sayuran dan buah- Potential of vegetable crops and


buahan tahunan di Banten juga terlihat fruits annually in Banten were also
cukup besar. Komoditas tanaman seen quite large. Fruit crops with
buah-buahan yang tertinggi banana plants as the highest
produksinya adalah tanaman pisang production of fruit was recorded at
yang pada tahun 2009 ini tercatat 194.84 thousand tonnes in 2009,
sebesar 194,84 ribu ton, lebih tinggi higher than the previous year that is
bila dibandingkan dengan tahun only 114.47 thousand tons. Banten
sebelumnya yang hanya 114,47 ribu durian fruit has been widely known
ton. Buah durian asal Banten sendiri with its delicious, increased by 20.96
yang kelezatannya sudah terkenal luas, percent to 28.15 thousand tonnes of
produksinya pada tahun 2009 ini production in 2009. Meanwhile,
mengalami peningkatan sebesar 20,96 melinjo plants that are often used for

id
persen hingga menjadi 28,15 ribu ton. industrial raw materials melinjo chips

.
Sedangkan, komoditas tanaman which is known as typical food of

go
melinjo yang hasilnya kebanyakan Banten, has amounted to 25.10
digunakan untuk industri emping thousand tonnes of production in

s.
melinjo yang merupakan makanan 2009, lower than in 2008 which

bp
khas Banten, pada tahun 2009 reached 26.05 thousand tonnes of
mempunyai produksi sebesar 25,10 production.
n.
ribu ton, lebih Rendah bila
te

dibandingkan dengan produksinya


an

pada tahun 2008 yang mencapai 26,05


ribu ton.
.b
w

Sementara itu, untuk jenis tanaman Meanwhile, the drug crop


obat-obatan, yang terbanyak produksi- production was the most laos, ginger,
w

nya adalah laos; jahe; kunyit dan turmeric and kencur each as much as
w

kencur dengan produksi masing- 1.79 thousand tons; 1.67 thousand


:\\

masing sebanyak 1,79 ribu ton; 1,67 tons, 1.18 tons and 0.77 thousand tons.
tp

ribu ton; 1,18 ribu ton dan 0,77 ribu While for most ornamental plant
ton. Sedangkan untuk jenis tanaman production is the cultivation of orchids
ht

hias, tanaman budi daya anggrek which reached 1.45 million stems,
merupakan tanaman dengan produksi with production centers in Tangerang
terbanyak yaitu mencapai 1,45 juta Selatan Municipality.
tangkai, dengan sentra produksi di
Kota Tangerang Selatan.

174 Banten in Figures 2010


BAB VI PERTANIAN

6.3. Perkebunan 6.3. Estate

Perusahaan perkebunan besar milik Large state-owned plantation


negara di Banten yang mayoritas company in Banten, majority located
terletak di Kabupaten Pandeglang dan in Pandeglang and Lebak regency, in
Kabupaten Lebak, pada tahun 2009 2009 effort commodity rubber,
mengusahakan komoditas tanaman coconut and oil palm acreage for each
karet, kelapa dan kelapa sawit dengan crop is 1,500 hectares, 54 hectares,
luas areal untuk masing-masing 8,429 hectares. These plants produce
tanaman tersebut adalah 1.500 hektar, respectively 1,301 tons, 26 tons, and
54 hektar, 8.429 hektar. Produksi yang 16,287 tons.
dihasilkan oleh masing-masing
tanaman tersebut adalah 1.301 ton, 26

id
ton, dan 16.287 ton.

.
go
Sedangkan, Perusahaan Perkebunan Meanwhile, Large Private
Besar Swasta di Banten pada tahun Plantation Companies in Banten is

s.
2009 hanya mengusahakan komoditas only getting crops of cocoa and rubber

bp
tanaman kakao dan karet, dengan luas in 2009, with acreage and production
areal dan produksi untuk masing- for each type of plant is 1,022 hectares
n.
masing jenis tanaman tersebut adalah and 568 hectares and 4,668 tons and
te

1.022 hektar dan 568 ton serta 4.668 3,253 tons.


hektar dan 3.253 ton.
an
.b

Sementara itu, hasil produksi Meanwhile, Smallholder production


Perkebunan Rakyat untuk komoditas of commodity crops for rubber,
w

tanaman karet, kelapa, kopi, kakao dan coconut, coffee, cocoa and palm, in
w

aren, pada tahun 2009 tercatat masing- 2009 was recorded respectively for
w

masing sebesar 6.445 ton, 57.082 ton, 6,445 tons, 57,082 tons, 2,809 tons,
:\\

2.809 ton, 1.873 ton dan 1.645 ton. 1,873 tons and 1,645 tons.
tp
ht

6.4. Kehutanan 6.4. Forestry

Luas hutan produksi dan hutan Area of production forest and limited
produksi terbatas di Banten pada tahun production forests in Banten in 2009
2009 tercatat masing-masing seluas was recorded respectively 41,153
41.153 hektar dan 28.113 hektar. hectares and 28,113 hectares. In
Dimana, untuk hutan produksi 64 which, about 64 percent of production
persennya terletak di Kabupaten forests located in Pandeglang and 68
Pandeglang dan 68 persen hutan percent of limited production forest
produksi terbatas terletak di Kabupaten was situated in Lebak regency.
Lebak.

Banten dalam Angka 2010 175


AGRICULTURE CHAPTER VI

Produksi kehutanan pada tahun Forestry production in 2009 was


2009 adalah kayu jati sebanyak 24.296 24,296 m3 of teak with a value of 49
m3 senilai 49 milyar rupiah dan kayu billion dollars and as many as 36,716
rimba sebanyak 36.716 m3 dengan m3 of timber forests with a value of 13
nilai 13 milyar rupiah. Apabila billion rupiah. When compared to the
dibandingkan dengan keadaan pada previous year, for the production of
tahun sebelumnya, untuk produksi teak wood, there was an increase of
kayu jati terjadi penambahan sebanyak 7,920 m3 or a value of 16 billion
7.920 m3 dengan nilai 16 milyar rupiah rupiah and vice versa for forest timber
dan sebaliknya untuk kayu rimba production decreased by as much as
justru mengalami penurunan produksi 10,286 m3 with a value of four billion
sebanyak 10.286 m3 senilai 4 milyar dollars.
rupiah.

. id
go
6.5. Peternakan 6.5. Livestock

s.
Hingga tahun 2009, tercatat Until 2009, recorded buffalo

bp
populasi ternak kerbau mendominasi population dominates a large livestock
populasi ternak besar dengan jumlah population with 151,976 of population.
n.
populasi sebanyak 151.976 ekor. The dominance of buffaloes more
te

Dominasi ternak kerbau sepertinya likely caused by type of livestock is


an

lebih disebabkan karena jenis ternak also used for rice farming interests,
ini juga digunakan untuk kepentingan which is for purposes of land
.b

usaha pertanian tanaman padi, yaitu management. The population of beef


w

untuk keperluan pengelolaan tanah. cattle and dairy cows in the year 2009
Populasi sapi potong dan sapi perah were each only 73,515 heads and 15
w

sendiri pada tahun 2009 masing- heads only.


w

masing hanya sebanyak 73.515 ekor


:\\

dan 15 ekor saja.


tp

Sementara itu, kambing dan domba Meanwhile, goats and sheep in the
ht

pada tahun 2009 masih mendominasi year 2009 still dominates the small
kelompok ternak kecil dengan populasi group of cattle with their respective
masing-masing sebanyak 800.777 ekor populations as much as 800,777 heads
dan 617.924 ekor. Sedangkan populasi and 617,924 heads. While the poultry
ternak unggas, seperti ayam buras atau population, such as free-range chicken
ayam kampung, ayam ras petelur, or chicken, layer, broiler and duck in
ayam ras pedaging dan itik pada tahun the year 2009 carrying each of 9.7
2009 tercatat masing-masing sebanyak million head of poultry; 4.8 million
9,7 juta ekor; 4,8 juta ekor; 31,8 juta head of poultry; 31.8 million heads of
ekor dan 1,7 juta ekor. poultry and 1.7 million heads of
poultry.

176 Banten in Figures 2010


BAB VI PERTANIAN

6.6. Perikanan 6.6. Fishery

Produksi ikan di Banten pada tahun Fish production in Banten


2009 tercatat sebesar 89,05 ribu ton. amounted to 89.05 thousand tons in
Dimana, sekitar 62,74 persennya atau 2009. In which, approximately 62.74
55,87 ribu ton berasal dari hasil percent or 55.87 thousand tons coming
penangkapan, terutama hasil tangkapan from the arrests, particularly marine
ikan laut yang mencapai 55,14 ribu fish catch reached 55.14 thousand
ton. Sisanya, yaitu sekitar 37,26 persen tons. The rest, ie approximately 37.26
atau 33,18 ribu ton berasal dari percent or 33.18 thousand tons came
budidaya perikanan, dimana budidaya from aquaculture, where fish farming
tambak ikan penyumbang terbesar ponds as the largest contributor to the
dengan perolehan sebanyak 14,94 ribu acquisition of 14.94 thousand tons.

id
ton.

.
go
Adapun armada penangkapan ikan The marine fishing fleet in the year
laut pada tahun 2009 berjumlah 5.830 2009 amounted to 5,830 units

s.
buah yang terdiri dari 4.198 motor consisting of 4,198 outboard motor,

bp
tempel, 1.170 kapal motor dan perahu 1,170 motor boats and sailboats of
layar berbagai ukuran sebanyak 95 various sizes as many as 95 pieces.
n.
buah. Sementara luas areal budidaya While fish farming area in the year
te

ikan pada tahun 2009 mencapai 2009 reached 11.86 hectare, which is
an

11,86 hektar, dimana budidaya terbesar the largest conducted in paddy


dilakukan di sawah dengan luas 5,57 cultivation with an area of 5.57
.b

hektar dan terkecil pada jaring hectare and the smallest in floating net
w

terapung seluas 0,72 hektar. area of 0.72 hectare.


w
w
:\\
tp
ht

Banten dalam Angka 2010 177


AGRICULTURE CHAPTER VI

Grafik 6.1 Luas Panen dan Produksi Padi (Padi Sawah dan Padi Ladang)
Figure Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Banten, 2009
Harvested Area and Production of Paddy (Wetland and Dryland)
by Regency/Municipality in Banten Province, 2009

(ha) (ton)

120 000 600 000

523 460
100 000 500 000
446 484
420 329
80 000 400 000
365 217

60 000 300 000

id
40 000 200 000

.
go
20 000 100 000
71 398

s.
0 8 810 12 279 1 031 0
Kab. Pandeglang Kab. Lebak Kab. Tangerang Kab. Serang Kota Tangerang Kota Cilegon Kota Serang Kota Tangsel

Luas Panen / Harvested Area (ha)


bp Produksi / Production (ton)
n.
Sumber / Source : BPS Provinsi Banten / BPS Statistics of Banten Province
te
an

Grafik 6.2 Jumlah Pohon dan Produksi Melinjo


Figure di Provinsi Banten, 2009
.b

Number of Trees and Production of Melinjo (Genetum Gnemon)


w

in Banten Province, 2009


w

(pohon/tree) (ton)
w

800 000 26 200


:\\

26 051
26 000
tp

790 000

25 800
ht

780 000
25 600
770 000
25 400
760 000 25 102
25 200
750 000
25 000
787 533 752 969
740 000 24 800

730 000 24 600


2008 2009

Jumlah Pohon / Number of Trees Produksi / Production (ton)

Sumber / Source : BPS Provinsi Banten / BPS Statistics of Banten Province

178 Banten in Figures 2010


BAB VI PERTANIAN

Grafik 6.3 Persentase Luas Areal Tanaman Karet


Figure Menurut Kepemilikan di Provinsi Banten, 2009
Percentage of Rubber Estate Area
by Ownership in Banten Province, 2009

P erkebunan B esar S wasta /


P rivat e Large Estate Crops
21,12%

Perkebunan Rakyat /
S mall hoder Est at e Crops
72,09%

id
P erkebunan B esar Negara /
Nat ional Large E st at e Crops

.
go
6,79%

s.
bp
n.
Sumber / Source : Dinas Kehutanan dan Perkebunan Provinsi Banten
Office of Forestry and Estate Service of Banten Province
te
an

Grafik 6.4 Produksi Kayu Jati dan Rimba


Figure di Provinsi Banten (m3), 2005-2009
.b

Production of Jati and Rimba Woods


w

in Banten Province (m3), 2005-2009


w
w

60 000
:\\

Kayu Jati / Jati Wood


tp

50 000
Kayu Rimba / Rimba Wood
ht

40 000

30 000
50 732
47 002
20 000
36 716

25 884 24 296
10 000
14 780 16 376
13 944
8 116 10 050

0
2005 2006 2007 2008 2009

Sumber / Source : KPH Banten, Perum Perhutani Unit III Jabar – Banten

Banten dalam Angka 2010 179


AGRICULTURE CHAPTER VI

Grafik 6.5 Produksi Telur Unggas di Provinsi Banten (ton), 2009


Figure Production of Poultry Eggs in Banten Province (ton), 2009

50 000

45 000
2008 2009
40 000

35 000

30 000

25 000
42 950 43 620
20 000

15 000

id
10 000

.
go
5 000 8 740
1 755 4 724 4 869

s.
0
Ayam Buras / Native Chicken Ayam Ras Petelur / Layer Itik / Duck

bp
n.
Sumber / Source : Dinas Pertanian dan Peternakan Provinsi Banten
Office of Agriculture and Livestock Service of Banten Province
te
an

Grafik 6.6 Persentase Produksi Perikanan Budidaya Menurut Jenis Budidaya


Figure di Provinsi Banten, 2009
.b

Production Percentage of Fish Culture Households by Type of Culture


in Banten Province, 2009
w
w
w
:\\

Kola m / Fresh Wate r


tp

Po nd Ka ramba / Cage
28,2 7% Sawa h / Pad dy Field 0,05%
ht

11,22%

Bu didaya Lau t / Ma riti m


Ta mb ak / Brackish Water Cu lture
Pon d 13,51%
45 ,03 %
Ja ring Tera pung /
Floating Cage Net
1,92%

Sumber / Source : Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Banten


Office of Marine and Fishery Service of Banten Province

180 Banten in Figures 2010


BAB VI PERTANIAN

6.1 PERTANIAN TANAMAN PANGAN


FOOD CROPS

Tabel Luas Panen, Produktivitas dan Produksi


6.1.1
Table Tanaman Pangan di Provinsi Banten, 2008-2009
Harvested Area, Productivity, and Production of
Food Crops in Banten Province, 2008-2009

2008 2009

Jenis Tanaman Luas Panen Produk- Luas Panen Produk-

id
tivitas Produksi Produksi
Crops Harvested Harvested tivitas
Production Production

.
Area Area Productivity

go
Productivity (ton) (ton)
(ha) (kw/ha) (ha) (kw/ha)

s.
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

Padi / Paddy
bp
n.
1. Padi Sawah 326 776 52,36 1 710 894 332 776 52,32 1 740 952
te

Wetland Paddy
2. Padi Ladang 35 861 29,91 107 272 33 362 32,39 108 056
an

Dryland Paddy
3. Padi (sawah+ladang) 362 637 50,14 1 818 166 366 138 50,50 1 849 008
.b

Paddy (Wet+Dryland)
w

Palawija / Other Food Crops


w

1. Jagung 6 288 32,08 20 169 8 425 32,15 27 083


w

Maize
:\\

2. Kedelai 4 975 12,97 6 452 12 198 13,02 15 887


Soybeans
tp

3. Kacang Tanah 12 299 13,27 16 319 12 971 15,25 19 782


ht

Peanuts
4. Kacang Hijau 2 179 8,75 1 907 2 280 8,38 1 911
Mungbeans
5. Ubi Kayu 8 271 139,75 115 591 7 407 142,60 105 621
Cassava
6. Ubi Jalar 2 884 117,17 33 792 2 942 117,43 34 549
Sweet Potatoes

Sumber / Source : BPS Provinsi Banten / BPS Statistics of Banten Province

Banten dalam Angka 2010 181


AGRICULTURE CHAPTER VI

Tabel Luas Panen, Produktivitas dan Produksi Padi


6.1.2
Table Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Banten, 2008-2009
Harvested Area, Productivity and Production of Paddy
by Regency/Municipality in Banten Province, 2008-2009

2008 2009

Kabupaten/Kota Luas Panen Produk- Luas Panen Produk-


Produksi Produksi
Regency/Municipality Harvested tivitas Harvested tivitas
Production Production
Area Productivity Area Productivity
(ton) (ton)
(ha) (kw/ha) (ha) (kw/ha)

id
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

.
go
Kabupaten / Regency

s.
1. Pandeglang 111 824 48,32 540 284 106 992 48,93 523 460

2. Lebak 84 125 49,39


bp
415 487 89 607 49,83 446 484
n.
3. Tangerang 1) 75 993 51,93 394 610 70 115 52,09 365 217
te

4. Serang 2) 86 767 51,55 447 256 81 375 51,65 420 329


an
.b

Kota / Municipality
w

5. Tangerang 1 480 52,36 7 749 1 684 52,32 8 810


w

6. Cilegon 2 448 52,21 12 780 2 351 52,23 12 279


w

7. Serang ... ... ... 13 815 51,68 71 398


:\\
tp

8. Tangerang Selatan ... ... ... 199 51,82 1 031


ht

Provinsi Banten 362 637 50,14 1 818 166 366 138 50,50 1 849 008

Sumber / Source : BPS Provinsi Banten / BPS Statistics of Banten Province


Catatan / Note : 1) Termasuk Kota Tangerang Selatan untuk tahun 2008
Including The Municipality of Tangerang Selatan in 2008
2) Termasuk Kota Serang untuk tahun 2008
Including The Municipality of Serang in 2008

182 Banten in Figures 2010


BAB VI PERTANIAN

Tabel Luas Panen, Produktivitas dan Produksi Jagung


6.1.3
Table Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Banten, 2008-2009
Harvested Area, Productivity and Production of Maize
by Regency/Municipality in Banten Province, 2008-2009

2008 2009

Kabupaten/Kota Luas Panen Produk- Luas Panen Produk-


Produksi Produksi
Regency/Municipality Harvested tivitas Harvested tivitas
Production Production
Area Productivity Area Productivity
(ton) (ton)
(ha) (kw/ha) (ha) (kw/ha)

id
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

.
go
Kabupaten / Regency

s.
1. Pandeglang 2 042 32,08 6 551 3 219 32,15 10 348

2. Lebak 1 762 32,08


bp
5 652 2 180 32,15 7 008
n.
3. Tangerang 1) 297 32,08 953 209 32,15 672
te

4. Serang 2) 2 114 32,08 6 782 2 241 32,15 7 204


an
.b

Kota / Municipality
w

5. Tangerang 4 32,08 13 3 32,15 10


w

6. Cilegon 69 32,08 221 27 32,15 87


w

7. Serang ... ... ... 488 32,15 1 569


:\\
tp

8. Tangerang Selatan ... ... ... 58 32,15 185


ht

Provinsi Banten 6 288 32,08 20 169 8 425 32,15 27 083

Sumber / Source : BPS Provinsi Banten / BPS Statistics of Banten Province


Catatan / Note : 1) Termasuk Kota Tangerang Selatan untuk tahun 2008
Including The Municipality of Tangerang Selatan in 2008
2) Termasuk Kota Serang untuk tahun 2008
Including The Municipality of Serang in 2008

Banten dalam Angka 2010 183


AGRICULTURE CHAPTER VI

Tabel Luas Panen, Produktivitas dan Produksi Kedelai


6.1.4
Table Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Banten, 2008-2009
Harvested Area, Productivity and Production of Soybeans
by Regency/Municipality in Banten Province, 2008-2009

2008 2009

Kabupaten/Kota Luas Panen Produk- Luas Panen Produk-


Produksi Produksi
Regency/Municipality Harvested tivitas Harvested tivitas
Production Production
Area Productivity Area Productivity
(ton) (ton)
(ha) (kw/ha) (ha) (kw/ha)

id
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

.
go
Kabupaten / Regency

s.
1. Pandeglang 4731 12,97 6136 10 343 13,02 13 471

2. Lebak 225 12,97


bp
292 1 628 13,02 2 120
n.
3. Tangerang - - - 9 13,02 12
te

4. Serang 19 12,97 25 217 13,02 283


an
.b

Kota / Municipality
w

5. Tangerang - - - - - -
w

6. Cilegon 1 13,02 1 1 13,02 1


w

7. Serang - - - - - -
:\\
tp

8. Tangerang Selatan - - - - - -
ht

Provinsi Banten 4 975 12,97 6 452 12 198 13,02 15 887

Sumber / Source : BPS Provinsi Banten / BPS Statistics of Banten Province

184 Banten in Figures 2010


BAB VI PERTANIAN

Tabel Luas Panen, Produktivitas dan Produksi Kacang Tanah


6.1.5
Table Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Banten, 2008-2009
Harvested Area, Productivity and Production of Peanuts
by Regency/Municipality in Banten Province, 2008-2009

2008 2009

Kabupaten/Kota Luas Panen Produk- Luas Panen Produk-


Produksi Produksi
Regency/Municipality Harvested tivitas Harvested tivitas
Production Production
Area Productivity Area Productivity
(ton) (ton)
(ha) (kw/ha) (ha) (kw/ha)

id
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

.
go
Kabupaten / Regency

s.
1. Pandeglang 984 13,27 1 306 845 15,25 1 289

2. Lebak 650 13,27


bp863 594 15,25 906
n.
3. Tangerang 1) 317 13,27 421 172 15,25 263
te

4. Serang 2) 7 610 13,27 10 098 6 383 15,25 9 735


an
.b

Kota / Municipality
w

5. Tangerang - - - - - -
w

6. Cilegon 2 738 13,27 3 633 2 897 15,25 4 418


w

7. Serang ... ... ... 1 963 15,25 2 994


:\\
tp

8. Tangerang Selatan ... ... ... 117 15,25 178


ht

Provinsi Banten 12 299 13,27 16 319 12 971 15,25 19 782

Sumber / Source : BPS Provinsi Banten / BPS Statistics of Banten Province


Catatan / Note : 1) Termasuk Kota Tangerang Selatan untuk tahun 2008
Including The Municipality of Tangerang Selatan in 2008
2) Termasuk Kota Serang untuk tahun 2008
Including The Municipality of Serang in 2008

Banten dalam Angka 2010 185


AGRICULTURE CHAPTER VI

Tabel Luas Panen, Produktivitas dan Produksi Kacang Hijau


6.1.6
Table Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Banten, 2008-2009
Harvested Area, Productivity and Production
of Mungbeans by Regency/Municipality
in Banten Province, 2008-2009

2008 2009

Kabupaten/Kota Luas Panen Produk- Luas Panen Produk-


Produksi Produksi
Regency/Municipality Harvested tivitas Harvested tivitas
Production Production
Area Productivity Area Productivity
(ton) (ton)
(ha) (kw/ha) (ha) (kw/ha)

id
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

.
go
Kabupaten / Regency

s.
1. Pandeglang 1 075 8,75 941 1 333 8,38 1 117

2. Lebak 183 8,75


bp
160 278 8,38 233
n.
3. Tangerang 24 8,75 21 1 8,38 1
te

4. Serang 1) 851 8,75 745 459 8,38 385


an
.b

Kota / Municipality
w

5. Tangerang - - - 5 8,38 4
w

6. Cilegon 46 8,75 40 99 8,38 83


w

7. Serang ... ... ... 105 8,38 88


:\\
tp

8. Tangerang Selatan - - - - - -
ht

Provinsi Banten 2 179 8,75 1 907 2 280 8,38 1 911

Sumber / Source : BPS Provinsi Banten / BPS Statistics of Banten Province


Catatan / Note : 1) Termasuk Kota Serang untuk tahun 2008
Including The Municipality of Serang in 2008

186 Banten in Figures 2010


BAB VI PERTANIAN

Tabel Luas Panen, Produktivitas dan Produksi Ubi Kayu


6.1.7
Table Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Banten, 2008-2009
Harvested Area, Productivity and Production of Cassava
by Regency/Municipality in Banten Province, 2008-2009

2008 2009

Kabupaten/Kota Luas Panen Produk- Luas Panen Produk-


Produksi Produksi
Regency/Municipality Harvested tivitas Harvested tivitas
Production Production
Area Productivity Area Productivity
(ton) (ton)
(ha) (kw/ha) (ha) (kw/ha)

id
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

.
go
Kabupaten / Regency

s.
1. Pandeglang 1 675 139,75 23 408 1 636 142,60 23 329

2. Lebak 2 251 139,75


bp
31 458 2 222 142,60 31 685
n.
3. Tangerang 1) 456 139,75 6 373 300 142,60 4 278
te

4. Serang 2) 3 734 139,75 52 183 2 737 142,60 39 029


an

Kota / Municipality
.b

5. Tangerang 22 139,75 307 18 142,60 257


w

6. Cilegon 133 139,75 1 859 76 142,60 1 084


w
w

7. Serang ... ... ... 283 142,60 4 035


:\\

8. Tangerang Selatan ... ... ... 135 142,60 1 925


tp
ht

Provinsi Banten 8 271 139,75 115 591 7 407 142,60 105 621

Sumber / Source : BPS Provinsi Banten / BPS Statistics of Banten Province


Catatan / Note : 1) Termasuk Kota Tangerang Selatan untuk tahun 2008
Including The Municipality of Tangerang Selatan in 2008
2) Termasuk Kota Serang untuk tahun 2008
Including The Municipality of Serang in 2008

Banten dalam Angka 2010 187


AGRICULTURE CHAPTER VI

Tabel Luas Panen, Produktivitas dan Produksi Ubi Jalar


6.1.8
Table Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Banten, 2008-2009
Harvested Area, Productivity and Production
of Sweet Potatoes by Regency/Municipality
in Banten Province, 2008-2009

2008 2009

Kabupaten/Kota Luas Panen Produk- Luas Panen Produk-


Produksi Produksi
Regency/Municipality Harvested tivitas Harvested tivitas
Production Production
Area Productivity Area Productivity
(ton) (ton)
(ha) (kw/ha) (ha) (kw/ha)

id
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

.
go
Kabupaten / Regency

s.
1. Pandeglang 644 117,17 7 546 616 117,43 7 234

2. Lebak 684 117,17


bp
8 014 831 117,43 9 759
n.
3. Tangerang 1) 185 117,17 2 168 115 117,43 1 351
te

4. Serang 2) 1323 117,17 15 502 1 189 117,43 13 963


an
.b

Kota / Municipality
w

5. Tangerang 3 117,17 35 - - -
w

6. Cilegon 45 117,17 527 25 117,43 294


w

7. Serang ... ... ... 100 117,43 1 174


:\\
tp

8. Tangerang Selatan ... ... ... 66 117,43 775


ht

Provinsi Banten 2 884 117,17 33 791 2 942 117,43 34 549

Sumber / Source : BPS Provinsi Banten / BPS Statistics of Banten Province


Catatan / Note : 1) Termasuk Kota Tangerang Selatan untuk tahun 2008
Including The Municipality of Tangerang Selatan in 2008
2) Termasuk Kota Serang untuk tahun 2008
Including The Municipality of Serang in 2008

188 Banten in Figures 2010


BAB VI PERTANIAN

6.2 HORTIKULTURA
HORTICULTURE

Tabel Luas Panen, Produktivitas dan Produksi Sayuran dan


6.2.1
Table Buah-buahan Semusim Menurut Jenis Tanaman
di Provinsi Banten, 2008-2009
Harvested Area, Productivity and Production of Seasonal
Vegetables and Fruits by Kind of Plant
in Banten Province, 2008-2009

2008 2009

Jenis Sayuran/Buah Luas Panen Produk- Luas Panen Produk-

id
Produksi Produksi
Crops Harvested tivitas Harvested tivitas
Production Production

.
Area Productivity Area Productivity

go
(ton) (ton)
(ha) (kw/ha) (ha) (kw/ha)

s.
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
Bawang Merah / Onions
Bawang Daun
23 68,70
bp 158 85 78,59 668
n.
86 13,60 117 112 30,27 339
Spring Onions
te

Kentang / Potatoes - - - 6 141,67 85


Kubis / Cabbage 1 60,00 6 - - -
an

Kembang Kol 3 173,33 52 3 140,00 42


Petsai / Sawi
.b

1 881 55,95 10 525 1 715 69,43 11 908


Mustard Green
Wortel / Carrots 4 25,00 10 11 35,45 39
w

Lobak / Radish - - - 8 67,50 54


w

Kacang Merah
15 19,33 29 23 17,83 41
w

Red Beans
Kacang Panjang
:\\

3 447 45,71 15 756 3 208 42,59 13 664


Long Beans
tp

Cabe Besar / Large Chili 1 170 38,75 4 534 1 118 36,46 4 076
Cabe Rawit / Chili 489 48,88 2 390 629 37,38 2 351
ht

Jamur / Mushroam *) 1 164 19,97 2 324 1 644 8,46 1 391


Tomat / Tomatoes 507 54,14 2 745 561 76,22 4 276
Terung / Eggplants 1 053 68,68 7 232 1 052 59,30 6 238
Buncis / String Beans 87 30,00 261 152 45,20 687
Ketimun / Cucumber 3 702 72,87 26 976 3 027 70,19 21 245
Labu Siam / Gourd 86 67,09 577 102 50,88 519
Kangkung
1 913 53,44 10 223 1 822 60,84 11 085
Swamp Cabbage
Bayam / Spinach 1 612 32,16 5 184 1 567 37,47 5 872
Melon 11 85,45 94 55 83,09 457
Semangka / Water Melon 185 132,59 2 453 164 184,51 3 026
Blewah 59 124,41 734 37 96,76 358

Sumber / Source : BPS Provinsi Banten / BPS Statistics of Banten Province


Catatan / Note : *) Luas panen dalam m2 dan produksi dalam kg / Harvested area in m2 and production in kg

Banten dalam Angka 2010 189


AGRICULTURE CHAPTER VI

Tabel Luas Panen, Produktivitas dan Produksi Sayuran dan


6.2.2
Table Buah-buahan Tahunan Menurut Jenis Tanaman
di Provinsi Banten, 2008-2009
Harvested Area, Productivity and Production of Annual
Vegetables and Fruits by Kind of Plant
in Banten Province, 2008-2009

2008 2009

Produk- Produk-
Jenis Sayuran/Buah Jumlah Jumlah
tivitas Produksi tivitas Produksi
Crops Pohon Pohon
(kg/pohon) Production (kg/pohon) Production
Number of Number of
Productivity (ton) Productivity (ton)
Trees Trees
(kg/tree) (kg/tree)

id
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

.
go
Alpukat / Avocado 5 132 82,23 422 6 596 93,54 617
Belimbing / Star Fruit 16 208 73,79 1 196 17 226 84,35 1 453

s.
Duku / Langsat /
34 684 122,33 4 243 18 743 76,67 1 437

bp
Kokosan / Lanzon
Durian / Durian 279 424 83,29 23 274 182 128 154,57 28 152
n.
Jambu Biji / Guava 88 181 58,86 5 190 72 470 42,45 3 076
Jambu Air /
te

64 190 37,42 2 402 55 096 56,10 3 091


Common Guava
Jeruk Siam /
an

22 566 43,92 991 19 425 61,62 1 197


Siam Orange
Jeruk Besar
.b

3 130 47,28 148 7 583 48,27 366


Large Orange
w

Mangga / Mango 388 777 61,64 23 964 257 867 93,04 23 991
Manggis / Manggis 70 627 33,06 2 335 65 696 44,55 2 927
w

Nangka / Cempedak 61 241 86,95 5 325 56 959 108,97 6 207


w

Nenas / Pineapple *) 53 943 5,67 306 40 794 9,05 369


Pepaya / Papaya 105 183 46,15 4 854 87 324 46,50 4 061
:\\

Pisang / Banana *) 3 712 819 30,83 114 471 4 433 363 43,95 194 835
tp

Rambutan 366 376 53,68 19 668 378 131 62,26 23 541


Salak / Salacia *) 180 246 4,28 771 287 450 4,85 1 394
ht

Sawo / Sapodilla 23 244 85,27 1 982 18 849 113,64 2 142


Markisa / Konyal /
1 912 20,92 40 890 53,93 48
Marcissa
Sirsak / Sirsak 35 479 27,96 992 45 714 32,31 1 477
Sukun / Sukun 114 862 32,59 3 743 42 405 69,97 2 967
Melinjo / Melinjo 787 533 33,08 26 051 752 969 33,34 25 102
Petai 169 380 37,44 6 342 78 650 78,14 6 146
Jengkol 72 956 14,13 1 031 55 702 56,71 3 159

Sumber / Source : BPS Provinsi Banten / BPS Statistics of Banten Province


Catatan / Note : *) Satuan tanaman dalam rumpun / Plant units are clump

190 Banten in Figures 2010


BAB VI PERTANIAN

Tabel Luas Panen, Produktivitas dan Produksi


6.2.3
Table Tanaman Bio Farmaka Menurut Jenis Tanaman
di Provinsi Banten, 2008-2009
Harvested Area, Productivity and Production of
Medicinal Plants by Kind of Plant
in Banten Province, 2008-2009

2008 2009

Jenis Tanaman Luas Panen Produk- Luas Panen Produk-


Produksi Produksi
Crops Harvested tivitas Harvested tivitas
Production Production
Area Productivity Area Productivity
(kg) (kg)
(m2) (kg/m2) (m2) (kg/m2)

id
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

.
go
Jahe / Ginger 1 573 311 1,03 1 625 095 1 658 665 1,00 1 665 266

s.
Laos / Lengkuas 1 817 186 1,28 2 320 358 1 742 518 1,03 1 786 822

bp
Kencur 2 897 286 1,95 n. 5 655 532 649 904 1,18 765 962
Kunyit / Turmeric 2 311 844 0,74 1 709 811 1 305 181 0,90 1 176 279
te

Lempuyang 95 892 1,51 144 401 95 094 1,19 113 392


Temulawak 86 805 1,42 123 575 40 994 1,05 43 238
an

Temuireng 36 493 1,47 53 715 17 655 1,34 23 668


.b

Kejibeling 56 141 1,24 69 715 18 732 1,57 29 500


w

Temukunci 57 830 0,73 42 105 24 360 1,20 29 124


w

Dlingo / Dringo 31 660 1,13 35 711 27 354 2,18 59 545


w

Kapolaga / Cardamom 82 063 1,18 96 438 62 268 0,29 18 185


:\\

Mengkudu / Pace *) 90 591 3,05 276 048 84 676 5,39 456 584
tp

Mahkota Dewa *) 13 412 65,05 872 394 14 623 14,76 215 788
ht

Sambiloto 56 682 0,93 52 508 18 261 0,76 13 911


Lidah Buaya 17 251 1,70 29 405 18 633 4,19 78 108

Sumber / Source : BPS Provinsi Banten / BPS Statistics of Banten Province


Catatan / Note : *) Satuan luas adalah pohon / Harvested area is tree

Banten dalam Angka 2010 191


AGRICULTURE CHAPTER VI

Tabel Luas Panen, Produktivitas dan Produksi


6.2.4
Table Tanaman Hias Menurut Jenis Tanaman
di Provinsi Banten, 2008-2009
Harvested Area, Productivity and Production of
Ornamental Plants by Kind of Plant
in Banten Province, 2008-2009

2008 2009

Jenis Tanaman Luas Panen Produk- Luas Panen Produk-


Produksi Produksi
Crops Harvested tivitas Harvested tivitas
Production Production
Area Productivity Area Productivity
(tangkai) (tangkai)
(m2) (tangkai/m2) (m2) (tangkai/m2)

id
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

.
go
Anggrek 1 573 311 1,03 1 625 095 85 209 17,06 1 453 304
Anthurium 1 817 186 1,28 2 320 358 12 181 4,09 49 864

s.
Anyelir 2 897 286 1,95 5 655 532 10 628 2,83 30 072

bp
Garbera (Hebras) 2 311 844 0,74 1 709 811 6 671 2,41 16 061
Gladiol 95 892 1,51 144 401 2 352 3,45 8 110
n.
Heliconia (Pisang-
4 418 3,56 15 748
pisangan) 86 805 1,42 123 575
te

Krisan 36 493 1,47 53 715 1 234 2,06 2 548


Mawar 56 141 1,24 69 715 5 332 2,44 13 020
an

Sedap Malam 57 830 0,73 42 105 32 504 5,41 175 954


Dracaena 31 660 1,13 35 711 2 498 2,77 6 907
.b

Melati / Jasmine 82 063 1,18 96 438 11 471 1,02 11 738


w

Palem / Palm 1) 90 591 3,05 276 048 25 807 2,60 67 090


Aglonema *) 55 310 3,57 197 413 10 026 7,81 78 301
w

Adenium (Kamboja
76 679 11,07 848 674 17165 4,30 73 751
w

Jepang) *)
Euphorbia *) 49 425 8,67 428 758 11 496 7,15 82 225
:\\

Phylodendron *) 54 949 8,13 446 808 10 762 62,04 667 669


tp

Pakis *) 5 033 1,79 8 998 1 922 2,56 4 911


Monstera *) 3 967 1,39 5 501 1 380 1,76 2 428
ht

Soka (Ixora) *) 19 667 14,48 284 754 5 175 22,57 116 819
Cordyline *) 4 157 1,88 7 796 1 495 1,58 2 362
Diffenbahia *) 3 527 1,62 5 731 1 620 1,14 1 846
Xansifera (pedang-
11 686 1,69 19 692 5 208 2,77 14 442
pedangan) *)
Anthurium Daun *) 22 257 3,16 70 358 8 654 2,37 20 490
Caladium *) 5 458 0,16 852 2 028 1,51 3 059

Sumber / Source : BPS Provinsi Banten / BPS Statistics of Banten Province


Catatan / Note : *) Luas panen dalam m2 dan produksi dalam kg / Harvested area in m2 and production in kg
1) Satuan luas dan produksi tanaman palem adalah pohon

Unit of area harvested and production of palm is tree

192 Banten in Figures 2010


BAB VI PERTANIAN

6.3 TANAMAN PERKEBUNAN


ESTATE CROPS

Tabel Luas Areal dan Produksi Perkebunan Besar Negara


6.3.1
Table Menurut Jenis Tanaman di Provinsi Banten, 2009
Area and Production of National Large Estate Crops
by Types of Crops in Banten Province, 2009

Luas Areal (ha) / Area (ha) Produksi / Production

Jenis Tanaman

id
Tanaman Meng- Tanaman Wujud
Kind of Plants Jumlah
Muda hasilkan Rusak Jumlah Produksi

.
Quantity

go
Young Produced Damage Total Type of
(ton)
Crops Crops Crops Products

s.
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

1. Karet bp
n.
79,00 1 191,29 229,62 1 499,91 1 306,92 Lump
Rubber
te

2. Kelapa Dalam
- 54,49 - 54,49 26,30 Kopra
Coconut
an

3. Kelapa Sawit
2 621,59 5 807,16 - 8 428,75 16 287,10 CPO
.b

Palm Oil
w

4. Teh
- - - - - -
Tea
w

5. Kina
w

- - - - - -
Cinchona
:\\

6. Kakao
- - - - - -
tp

Cocoa
ht

7. Cengkeh
- - - - - -
Clove
8. Tebu
- - - - - -
Sugar Cane

Sumber / Source : Dinas Kehutanan dan Perkebunan Provinsi Banten


Office of Forestry and Estate Service of Banten Province

Banten dalam Angka 2010 193


AGRICULTURE CHAPTER VI

Tabel Luas Areal dan Produksi Perkebunan Besar Swasta


6.3.2
Table Menurut Jenis Tanaman di Provinsi Banten, 2009
Area and Production of Private Large Estate Crops
by Types of Crops in Banten Province, 2009

Luas Areal (ha) / Area (ha) Produksi / Production

Jenis Tanaman Tanaman Meng- Tanaman Wujud


Kind of Plants Jumlah
Muda hasilkan Rusak Jumlah Produksi
Quantity
Young Produced Damage Total Type of
(ton)
Crops Crops Crops Products

id
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

.
go
1. Akar Wangi - - - - - -

s.
2. Cengkeh / Clave - - - - - -
3. Kakao / Cocoa 80,85 836,85
bp
103,95 1 021,65 568,00 Biji Kering
n.
4. Karet / Rubber 737,93 3 041,65 887,95 4 667,53 3 253,13 Lump
te

5. Kelapa Dalam - - - - - -
an

6. Kelapa Hibrida - - - - - -
7. Kelapa Sawit - - - - - -
.b

Oil Palm
w

8. Kemiri / Candlenut - - - - - -
w

9. Kenanga - - - - - -
w

10. Kina / Cinchona - - - - - -


:\\

11. Kopi / Coffee - - - - - -


tp

12. Serehwangi - - - - - -
ht

13. The / Tea - - - - - -


14. Murbai - - - - - -

Sumber / Source : Dinas Kehutanan dan Perkebunan Provinsi Banten


Office of Forestry and Estate Service of Banten Province

194 Banten in Figures 2010


BAB VI PERTANIAN

Tabel Luas Areal dan Produksi Perkebunan Rakyat


6.3.3
Table Menurut Jenis Tanaman di Provinsi Banten, 2009
Area and Production of Smallholders Estate Crops
by Types of Crops in Banten Province, 2009

Luas Areal (ha) Produksi


Area (ha) Production
Jenis Tanaman
Tanaman Meng- Tanaman Wujud
Kind of Plants Jumlah
Muda hasilkan Rusak Jumlah Produksi
Quantity
Young Produced Damage Total Type of
(ton)
Crops Crops Crops Products

id
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

.
go
1. Aren 1 144,10 1 408,30 241,50 2 793,90 1 644,55 Gula merah

s.
2. Cengkeh / Clove 1 765,00 10 363,00 3 478,00 15 606,00 2 765,00 Bunga kering

bp
3. Jahe / Ginger 11,50 12,00 - 23,50 - Rimpang basah
4. Jambu Mete - 7,25 6,00 13,25 5,50 Biji mete
n.
5. Kakao / Cocoa 2 650,58 2 375,00 553,10 5 578,68 1 873,40 Biji kering
te

6. Kapuk / Kapok 45,50 359,70 146,40 551,60 63,60 Biji kering


an

7. Kapulaga / Cardamom 55,75 68,25 3,25 127,25 14,30


8. Karet / Rubber 1 586,00 12 883,00 1 462,00 15 931,00 6 445,23 Lump
.b

9. Kayumanis - - - - -
w

10. Kelapa Dalam 13 741,31 78 554,36 5 460,91 97 756,58 57 082,40 Kopra


11. Kelapa Hibrida - 371,75 391,15 762,90 89,20 Butiran
w

12. Kelapa Sawit 76,00 4 345,00 1 234,55 5 655,55 10 910,00 CPO


w

13. Kemiri / Candlenut 47,25 227,75 11,40 286,40 5,90 Biji kering
:\\

14. Kenanga - - - - -
tp

15. Kencur 51,26 63,29 2,03 116,58 455,90 Rimpang basah


ht

16. Kina / Cinchona - - - - -


17. Kopi / Cofee 1 846,00 6 777,00 1 242,00 9 865,00 2 809,45 Berasan
18. Kumis Kucing 1,50 6,00 3,00 10,50 1,80
19. Kunyit 63,55 98,50 1,03 163,08 81,50 Rimpang basah
20. Lada / Pepper 390,25 550,00 111,75 1 052,00 348,30 Biji kering
21. Laos 52,94 429,86 353,53 836,33 66,80 Rimpang basah
22. Mendong - - - - -

Banten dalam Angka 2010 195


AGRICULTURE CHAPTER VI

Lanjutan Tabel / Continued Table 6.3.3

Luas Areal (ha) Produksi


Area (ha) Production
Jenis Tanaman
Tanaman Meng- Tanaman Wujud
Kind of Plants Jumlah
Muda hasilkan Rusak Jumlah Produksi
Quantity
Young Produced Damage Total Type of
(ton)
Crops Crops Crops Products

id
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

.
go
23. Pala / Nutmeg 4,10 17,10 - 21,20 2,90 Biji kering

s.
24. Pandan 268,90 202,70 102,00 573,60 364,00

bp
25. Vanili / Vanilla 65,15 103,95 32,60 201,70 49,40 Buah kering
26. Pinang / Areca nut - - - - - -
n.
27. Serehwangi - - - - - -
te

28. Tebu / Sugar cane - - - - - -


an

29. Teh / Tea - - - - - -


30. Tembakau / Tobacco - - - - - -
.b

31. Akar Wangi - - - - - -


w
w

Sumber / Source : Dinas Kehutanan dan Perkebunan Provinsi Banten


Office of Forestry and Estate Service of Banten Province
w
:\\
tp
ht

196 Banten in Figures 2010


BAB VI PERTANIAN

Tabel Luas Areal dan Produksi Tanaman Karet


6.3.4
Table Menurut Kepemilikan di Provinsi Banten, 2009
Area and Production of Rubber
by Ownership in Banten Province, 2009

Perkebunan Perkebunan Besar Perkebunan Besar


Rakyat Swasta Negara
Smallholder Private Large National Large
Kabupaten/Kota Estate Crops Estate Crops Estate Crops
Regency/Municipality
Luas Areal Produksi Luas Areal Produksi Luas Areal Produksi
Area Production Area Production Area Production

id
(ha) (ton) (ha) (ton) (ha) (ton)

.
go
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

s.
Kabupaten / Regency

1. Pandeglang 2 633,00 780,40


bp
542,55 585,00 1 123,41 1 136,60
n.
2. Lebak 13 298,00 5 664,83 3 756,83 2 374,93 376,50 170,32
te

3. Tangerang - - - - - -
an

4. Serang - - 368,15 293,20 - -


.b

Kota / Municipality
w
w

5. Tangerang - - - - - -
w

6. Cilegon - - - - - -
:\\

7. Serang - - - - - -
tp

8. Tangerang Selatan - - - - - -
ht

Provinsi Banten 15 931,00 6 445,23 4 667,53 3 253,13 1 499,91 1 306,92

2008 15 931,00 6 445,23 4 473,23 3 253,13 1 499,91 1 306,92

Sumber / Source : Dinas Kehutanan dan Perkebunan Provinsi Banten


Office of Forestry and Estate Service of Banten Province

Banten dalam Angka 2010 197


AGRICULTURE CHAPTER VI

Tabel Luas Areal dan Produksi Tanaman Kelapa


6.3.5
Table Menurut Kepemilikan di Provinsi Banten, 2009
Area and Production of Coconut
by Ownership in Banten Province, 2009

Perkebunan Perkebunan Besar Perkebunan Besar


Rakyat Swasta Negara
Smallholder Private Large National Large
Kabupaten/Kota Estate Crops Estate Crops Estate Crops
Regency/Municipality
Luas Areal Produksi Luas Areal Produksi Luas Areal Produksi
Area Production Area Production Area Production

id
(ha) (ton) (ha) (ton) (ha) (ton)

.
go
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

s.
Kabupaten / Regency

1. Pandeglang 42 469,05 23 835,60


bp - - 54,49 26,30
n.
2. Lebak 19 628,53 12 347,59 - - - -
te

3. Tangerang 11 017,00 5 763,13 - - - -


an

4. Serang 19 785,50 12 132,00 - - - -


.b

Kota / Municipality
w
w

5. Tangerang - - - - - -
w

6. Cilegon 4 141,00 2 066,03 - - - -


:\\

7. Serang 715,50 938,05 - - - -


tp

8. Tangerang Selatan - - - - - -
ht

Provinsi Banten 97 756,58 57 082,40 - - 54,49 26,30

2008 95 905,60 56 256,80 - - 50,49 26,30

Sumber / Source : Dinas Kehutanan dan Perkebunan Provinsi Banten


Office of Forestry and Estate Service Banten Province Government

198 Banten in Figures 2010


BAB VI PERTANIAN

Tabel Luas Areal dan Produksi Tanaman Kopi


6.3.6
Table Menurut Kepemilikan di Provinsi Banten, 2009
Area and Production of Coffee
by Ownership in Banten Province, 2009

Perkebunan Perkebunan Besar Perkebunan Besar


Rakyat Swasta Negara
Smallholder Private Large National Large
Kabupaten/Kota Estate Crops Estate Crops Estate Crops
Regency/Municipality
Luas Areal Produksi Luas Areal Produksi Luas Areal Produksi
Area Production Area Production Area Production

id
(ha) (ton) (ha) (ton) (ha) (ton)

.
go
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

s.
Kabupaten / Regency

1. Pandeglang 2 960,00 1 485,10


bp - - - -
n.
2. Lebak 2 030,00 500,15 - - - -
te

3. Tangerang - - - - - -
an

4. Serang 4 837,00 793,00 - - - -


.b

Kota / Municipality
w
w

5. Tangerang - - - - - -
w

6. Cilegon - - - - - -
:\\

7. Serang 38,00 31,20 - - - -


tp

8. Tangerang Selatan - - - - - -
ht

Provinsi Banten 9 865,00 2 809,45 - - - -

2008 9 865,00 2 809,45 - - - -

Sumber / Source : Dinas Kehutanan dan Perkebunan Provinsi Banten


Office of Forestry and Estate Service of Banten Province

Banten dalam Angka 2010 199


AGRICULTURE CHAPTER VI

Tabel Luas Areal dan Produksi Tanaman Kakao


6.3.7
Table Menurut Kepemilikan di Provinsi Banten, 2009
Area and Production of Cacao
by Ownership in Banten Province, 2009

Perkebunan Perkebunan Besar Perkebunan Besar


Rakyat Swasta Negara
Smallholder Private Large National Large
Kabupaten/Kota Estate Crops Estate Crops Estate Crops
Regency/Municipality
Luas Areal Produksi Luas Areal Produksi Luas Areal Produksi
Area Production Area Production Area Production

id
(ha) (ton) (ha) (ton) (ha) (ton)

.
go
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

s.
Kabupaten / Regency

1. Pandeglang 1 990,88 546,05


bp - - - -
n.
2. Lebak 3 005,00 1 253,51 1 021,65 568,00 - -
te

3. Tangerang - - - - - -
an

4. Serang 582,80 73,84 - - - -


.b

Kota / Municipality
w
w

5. Tangerang - - - - - -
w

6. Cilegon - - - - - -
:\\

7. Serang - - - - - -
tp

8. Tangerang Selatan - - - - - -
ht

Provinsi Banten 5 578,68 1 873,40 1 021,65 568,00 - -

2008 4 786,60 1 771,71 973,00 568,00 - -

Sumber / Source : Dinas Kehutanan dan Perkebunan Provinsi Banten


Office of Forestry and Estate Service of Banten Province

200 Banten in Figures 2010


BAB VI PERTANIAN

Tabel Luas Areal dan Produksi Tanaman Aren


6.3.8
Table Menurut Kepemilikan di Provinsi Banten, 2009
Area and Production of Sugar Palm
by Ownership in Banten Province, 2009

Perkebunan Perkebunan Besar Perkebunan Besar


Rakyat Swasta Negara
Smallholder Private Large National Large
Kabupaten/Kota Estate Crops Estate Crops Estate Crops
Regency/Municipality
Luas Areal Produksi Luas Areal Produksi Luas Areal Produksi
Area Production Area Production Area Production

id
(ha) (ton) (ha) (ton) (ha) (ton)

.
go
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

s.
Kabupaten / Regency

1. Pandeglang 317,00 275,00


bp - - - -
n.
2. Lebak 2 296,90 1 308,25 - - - -
te

3. Tangerang - - - - - -
an

4. Serang 145,00 39,30 - - - -


.b

Kota / Municipality
w
w

5. Tangerang - - - - - -
w

6. Cilegon - - - - - -
:\\

7. Serang 35,00 22,00 - - - -


tp

8. Tangerang Selatan - - - - - -
ht

Provinsi Banten 2 793,90 1 644,55 - - - -

2008 2 793,90 1 644,55 - - - -

Sumber / Source : Dinas Kehutanan dan Perkebunan Provinsi Banten


Office of Forestry and Estate Service of Banten Province

Banten dalam Angka 2010 201


AGRICULTURE CHAPTER VI

6.4 KEHUTANAN
FORESTRY

Tabel Luas Kawasan Hutan Negara


6.4.1
Table Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Banten (ha), 2009
National Forest Area by Regency/Municipality
in Banten Province (ha), 2009

Hutan
Hutan Hutan Hutan Produksi
Konversi PHPA
Kabupaten/Kota Produksi Lindung Terbatas

id
Regency/Municipality Convertible
Production Proctected Limited Production
Production

.
Forest Forest Forest

go
Forest

(1) (2) (3) (4) (5)

s.
bp
Kabupaten / Regency n.
1. Pandeglang 26 350,10 - 3 682,57 5 935,45
te

2. Lebak 13 381,09 - 2 915,16 19 070,48


an

3. Tangerang - - - -
.b

4. Serang 723,67 - 553,50 3 107,26


w

Kota / Municipality
w
w

5. Tangerang - - - -
:\\

6. Cilegon 698,01 - 716,30 -


tp

7. Serang - - - -
ht

8. Tangerang Selatan - - - -

Banten 41 152,87 - 7 867,53 28 113,19

2008 41 152,87 - 7 867,53 28 113,19

Sumber / Source : KPH Banten, Perum Perhutani Unit III Jabar – Banten

Catatan / Note : Kabupaten/Kota Tangerang termasuk Wilayah KPH Bogor


Forest in Tangerang (Regency and Municipality) is under management of KPH Bogor

202 Banten in Figures 2010


BAB VI PERTANIAN

Tabel Luas Kawasan Hutan Negara


6.4.2
Table Menurut Kesatuan Pemangku Hutan (KPH)
di Provinsi Banten, 2009
National Forest Area by Forest Administrator Districs
in Banten Province, 2009

Kesatuan
Kabupaten/Kota Luas / Area
Pemangku Hutan
Regency/Municipality (ha)
Forest Administrator Districs

(1) (2) (3)

id
Kabupaten 01. Malimping 1 510,43

.
go
Pandeglang
02. Serang 721,92

s.
03. Pandeglang 8 443,78

04. Sobang bp 11 538,57


n.
te

05. Cikeusik 13 753,42


an

Kabupaten 06. Rangkasbitung 7 433,12


.b

Lebak
07. Gunung Kencana 8 984,44
w
w

08. Malimping 13 291,29


w

09. Bayah 5 657,88


:\\
tp

Kabupaten 10. Serang 2 744,55


Serang
ht

11. Pandeglang 1 639,88

Kota 12. Serang 1 414,31


Cilegon

Jumlah / Total 77 133,59

Sumber / Source : KPH Banten, Perum Perhutani Unit III Jabar – Banten

Banten dalam Angka 2010 203


AGRICULTURE CHAPTER VI

Tabel Produksi dan Nilai Produksi Kayu Jati dan Rimba


6.4.3
Table di Provinsi Banten, 2000-2009
Production and Value of Jati and Rimba Woods
in Banten Province, 2000-2009

Kayu Jati Kayu Rimba


Jati Woods Rimba Woods
Tahun
Nilai Produksi Nilai Produksi
Year Produksi (juta rupiah) Produksi (juta rupiah)
Production Production
(m3) Value (m3) Value

id
(million rupiahs) (million rupiahs)

.
(1) (2) (3) (4) (5)

go
2000 2 863,00 2 066,81 10 431,00 1 385,02

s.
bp
2001 5 297,00 3 574,60
n. 13 784,00 2 294,39

2002 6 485,00 5 673,79 8 248,00 2 243,48


te

2003 4 114,00 9 800,20 6 219,00 2 236,64


an

2004 16 549,00 27 174,65 9 510,00 3 448,85


.b

2005 13 944,30 19 767,33 50 731,74 1 564,83


w

2006 14 780,35 21 678,35 8 115,92 3 059,11


w

2007 25 884,29 40 868,12 10 049,70 3 626,09


w

2008 16 376,00 33 063,14 47 002,00 17 004,96


:\\
tp

2009 24 296,37 49 054,36 36 716,01 13 283,56


ht

Sumber / Source : KPH Banten, Perum Perhutani Unit III Jabar – Banten

204 Banten in Figures 2010


BAB VI PERTANIAN

6.5 PETERNAKAN
ANIMAL HUSBANDRY

Tabel Populasi Ternak Menurut Kabupaten/Kota


6.5.1
Table dan Jenis Ternak di Provinsi Banten (ekor), 2009
Livestock Population by Regency/Municipality
and Kind of Livestock in Banten Province (heads), 2009

Sapi Sapi
Kabupaten/Kota Kerbau Kuda Kambing Domba Babi
Potong Perah
Reg./Municipality Buffalo Horse Goat Sheep Pig
Cow Milk Cow

id
.
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)

go
Kabupaten / Reg.

s.
1. Pandeglang 451 - 43 293 - 175 027 154 284 -

2. Lebak 4 557 - 56 105 bp - 200 569 171 437 -


n.
te

3. Tangerang 55 213 8 24 520 27 159 362 127 170 6 153


an

4. Serang 6 687 5 21 498 16 194 832 128 367 -


.b

Kota / Mun.
w

5. Tangerang 1 422 - 61 8 300 4 748 1 551


w

6. Cilegon 116 - 184 5 7 087 250 -


w
:\\

7. Serang 467 2 5 761 5 48 837 28 511 -


tp

8. Tangerang Sel. 4 602 - 554 12 14 763 3 157 36


ht

Provinsi Banten 73 515 15 151 976 73 800 777 617 924 7 740

2008 60 680 14 153 004 137 821 588 612 568 7 024

Sumber / Source : Dinas Pertanian dan Peternakan Provinsi Banten


Office of Agriculture and Livestock Service of Banten Province

Banten dalam Angka 2010 205


AGRICULTURE CHAPTER VI

Tabel Populasi Unggas Menurut Kabupaten/Kota


6.5.2
Table dan Jenis Unggas di Provinsi Banten (ekor), 2009
Poultry Population by Regency/Municipality
and Kind of Poultries in Banten Province (heads), 2009

Ayam Ras Ayam Ras


Kabupaten/Kota Ayam Buras Itik
Petelur Pedaging
Regency/Municipality Native Chicken Duck
Layer Broiler

(1) (2) (3) (4) (5)

id
Kabupaten / Regency

.
go
1. Pandeglang 2 281 609 - 1 158 630 141 674

s.
2. Lebak 1 795 102 - 1 464 604 79 033

bp
3. Tangerang 3 375 517 3 250 168
n. 21 878 396 1 443 368

4. Serang 1 427 922 663 918 1 600 822 1 052 293


te

Kota / Municipality
an

5. Tangerang 94 559 31 977 89 108 491 473


.b

6. Cilegon 360 131 647 729 4 298 810 33 770


w

7. Serang 127 712 2 487 136 151 48 330


w
w

8. Tangerang Selatan 206 858 207 300 1 260 497 46 203


:\\
tp

Provinsi Banten 9 669 410 4 803 579 31 887 018 3 336 144
ht

2008 10 120 412 5 896 334 40 011 606 1 647 179

Sumber / Source : Dinas Pertanian dan Peternakan Provinsi Banten


Office of Agriculture and Livestock Service of Banten Province

206 Banten in Figures 2010


BAB VI PERTANIAN

Tabel Jumlah Ternak Yang Dipotong


6.5.3
Table Menurut Kabupaten/Kota dan Jenis Ternak
di Provinsi Banten (ekor), 2009
Livestock Slaughtered by Regency/Municipality
and Kind of Livestock in Banten Province (heads), 2009

Sapi Sapi
Kabupaten/Kota Kerbau Kuda Kambing Domba Babi
Potong Perah
Reg./Municipality Buffalo Horse Goat Sheep Pig
Cow Milk Cow

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)

id
Kabupaten / Reg.

.
1. Pandeglang 589 - 16 508 1 161 122 172 774 -

go
2. Lebak 235 - 653 - 1 348 1 560 -

s.
bp
3. Tangerang 12 705 - 1 777 - 74 096 53 445 2 138

4. Serang 6 047 - 8 613 - 74 752 42 742 -


n.
te

Kota / Mun.
an

5. Tangerang 90 303 - 216 - 35 257 16 782 5 340


.b

6. Cilegon 3 007 - 25 - - - -
w

7. Serang 522 - 2 259 - 10 040 8 657 -


w

8. Tangerang Sel. 12 410 - - - 5 475 - -


w
:\\
tp

Provinsi Banten 125 818 - 30 051 1 362 090 295 960 7 478
ht

2008 127 511 - 36 466 - 206 965 154 198 4 440

Sumber / Source : Dinas Pertanian dan Peternakan Provinsi Banten


Office of Agriculture and Livestock Service of Banten Province

Banten dalam Angka 2010 207


AGRICULTURE CHAPTER VI

Tabel Jumlah Unggas Yang Dipotong


6.5.4
Table Menurut Kabupaten/Kota dan Jenis Unggas
di Provinsi Banten (ekor), 2009
Poultry Slaughtered by Regency/Municipality
and Kind of Poultries in Banten Province (heads), 2009

Ayam Ras Ayam Ras


Kabupaten/Kota Ayam Buras Itik
Petelur Pedaging
Regency/Municipality Native Chicken Duck
Layer Broiler

(1) (2) (3) (4) (5)

id
Kabupaten / Regency

.
go
1. Pandeglang 1 924 311 - 5 237 671 300 984

s.
2. Lebak 706 995 32 552 2 476 000 2 457

bp
3. Tangerang 6 097 394 1 862 861
n. 20 836 568 385 412

4. Serang 1 084 260 155 223 6 341 768 2 725 000


te

Kota / Municipality
an

5. Tangerang 191 181 109 440 14 515 336 333 483


.b

6. Cilegon - - - -
w
w

7. Serang 98 293 144 994 20 634 287 5 103


w

8. Tangerang Selatan - - 8 785 550 9 684


:\\
tp

Provinsi Banten 10 102 434 2 305 070 78 827 180 3 762 123
ht

2008 5 594 508 3 282 493 86 001 744 2 242 418

Sumber / Source : Dinas Pertanian dan Peternakan Provinsi Banten


Office of Agriculture and Livestock Service of Banten Province

208 Banten in Figures 2010


BAB VI PERTANIAN

Tabel Produksi Daging Ternak Menurut Kabupaten/Kota


6.5.5
Table dan Jenis Ternak di Provinsi Banten (ton), 2009
Meat Production by Regency/Municipality