Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

Ilmu Sosial Budaya Daerah


“Kebudayaan Pacitan, Jawa Timur”

Penyusun:
Achmad Arief Mualimin
Ayu Andari Anggreanti
Rizki Rahmad Husein
Sukma Nurul Laily

AKADEMI REFRAKSI OPTISI LEPRINDO


2016
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT, atas


terselesaikannya makalah yang berjudul ‘Makalah
Tentang Kebudayaan Pacitan’. Makalah yang masih
perlu dikembangkan lebih jauh ini diharapkan dapat
memberikan manfaat bagi semua pihak yang
membacanya. Secara garis besar makalah ini memuat
pembahasan tentang Kebudayaan Pacitan.
Penyusun menyadari bahwa tanpa bantuan,
bimbingan, dan dorongan dari berbagai pihak, penyusun
tidak mungkin menyelesaiakan pembuatan makalah ini,
untuk itu penyusun mengucapkan terima kasih kepada
semua pihak yang telah membantu.
Penuyusun menyadari bahwa makalah ini masih
banyak kekurangan sehingga penyusun mengharapkan
kritik dan saran yang konstruktif.

Ciputat, 19 Mei 2017

Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Peralatan pertama yang digunakan oleh manusia purba adalah alat-alat dari
batu yang seadanya dan juga dari tulang. Peralatan ini berkembang pada zaman
Paleolitikum atau zaman batu tua. Zaman batu tua ini bertepatan dengan zaman
Neozoikum terutama pada akhir zaman Tersier dan awal zaman Quartair. Zaman
ini berlangsung sekitar 600.000 tahun lalu. Zaman ini merupakan zaman yang
sangat penting karena terkait dengan munculnya kehidupan baru, yakni
munculnya jenis manusia purba. Zaman ini dikatakan zaman batu karena hasil
kebudayaan terbuat dari batu yang relatif masih sederhana dan kasar.
Kebudayaan zaman Paleolitikum ini secara umum terbagi menjadi kebudayaan
Pacitan.

B. Rumusan Masalah
· Apakah yang di maksud dengan budaya ?
· Bagaimana sejarah Pacitan?
· Apakah mata pencaharian penduduk Pacitan?
· Bagaimana adat istiadat penduduk Pacitan?
· Apa saja hasil benda dari kebudayaan Pacitan?
· Apa makanan khas Pacitan?
· Apa tempat wisata di daerah Pacitan?
· Bagaimana perkembangan budaya di Pacitan?

C. Tujuan
· Mengetahui tentang arti budaya
· Mengetahui sejarah Pacitan
· Mengetahui mata pencaharian penduduk Pacitan
· Mengetahui adat istiadat penduduk Pacitan
· Mengetahui benda dari kebudayaan Pacitan
· Mengetahui makanan khas Pacitan
· Mengetahui tempat wisata di daerah Pacitan
· Mengetahui perkembangan budaya di Pacitan

D. Manfaat
· Dapat digunakan sebagai bahan masukan bagi pembaca untuk
menambah pengetahuan tentang kebudayaan Pacitan
· Dapat menjadi informasi berharga bagi para penulis guna menciptakan
tulisan yang lebih bermanfaat bagi masyarakat untuk bisa mengetahui
pola kehidupan pada kebudayaan Pacitan
KEBUDAYAAN PACITAN JAWA TIMUR

APA SAJA KEBUDAYAAN JAWA TIMUR KHUSUSNYA


KEBUDAYAAN KABUPATEN PACITAN??
Dalam kesempatan ini saya akan membahas beberapa Kebudayaan dari
Kabupaten Pacitan yang terkenal di Indonesia atau di mata dunia.
1. SEJARAH PACITAN
Untuk asal usul lahirnya nama Pacitan berasal dari kata Pacitan yang berarti
camilan, sedap-sedapan, tambul, yaitu makanan kecil yang tidak sampai
mengenyangkan.
Letak Geografi Daerah Kabupaten Pacitan.
Kabupaten Pacitan terletak di ujung barat daya Provinsi Jawa Timur.
Wilayahnya berbatasan dengan Kabupaten Ponorogo di utara,Kabupaten
Trenggalek di timur, Samudra Hindia di selatan, serta Kabupaten Wonogiri
(Jawa Tengah) di barat. Sebagian besar wilayahnya berupa pegunungan kapur,
yakni bagian dari rangkaian Pegunungan Kidul. Tanah tersebut kurang cocok
untuk pertanian.
2. MATA PENCAHARIAN/AKTIVITAS PENDUDUK PACITAN
Mata pencaharian masyarakat di daerah pantai :
a. Nelayan
Pekerjaan sehari-hari seorang nelayan adalah menagkap ikan dilaut. Biasnya
nelayan mulai berangkat menangkap ikan pada malam hari. Pagi hari mereka
pulang dengan membawa ikan.Ikan-ikan tersebut akan dijual ditempat pelelangan
ikan.
Ada 2 macam nelayan, yakni nelayan pengusaha dan nelayan penyewa atau buruh.
Nelayan pengusaha mempunyai kapal/perahu untuk menangkap ikan. Nelayan
penyewa/ buruh tidak mempunyai kapal/perahu. Nelayan penyewa/buruh
tergantung pad anelayan pengusaha.

b. Petani tambak
Petani tambak ialah orang yang bekerja pada pengusaha tambak. Petani tambak
mendapatkan upah dari pengusaha tambak. Jumlah mereka lebih banyak dari pada
pengusaha tambak.
c. Pengusaha tambak
Pengusaha tambambak ialah pemilik modal dalam usaha tambak. Biasanya ia
memiliki lahan tambak. Biasanya tambak digunakan untuk memelihara udang dan
ikan bandeng.

d. Petani garam
Petani garam ialah para pekerja/buruh yang mengerjakan usaha pembuatan garam.
Pengusaha garam biasanya sekaligus sebagai pengusaha tambak. Jadi, petani
garam juga tergantung pada pengusaha tambak atau garam.
e. Pengrajin
Laut juga menghasilkan kerang, bunga karang, dan batu-batu laut. Hasil laut itu
dijadikan bahan-bahan untuk membuat barang-barang kerajinan. Penduduk pantai
banyak yang bekerja sebagai pembuat barang kerajinan.

3. ADAT ISTIADAT PENDUDUK PACITAN


a. Upacara Ceprotan Menjadi Idola Wisata Tradisional Pacitan
Kita mendengar sebutan Pacitan, mungkin benak pikiran kita hanya
terpancang
pada dampak negatifnya bahwa Kota Pacitan merupakan kota yang tandus
dan
terpencil dibanding dengan Daerah Tingkat II yang lain di Propinsi Jawa
Timur.
Namun dibalik semua itu Kabupaten Daerah Tingkat II Pacitan, telah
menyimpan
banyak potensi yang cukup handal seperti halnya industri kerajinan batu
akik,
hasil perkebunan buah jeruk yang sudah dikenal dengan jeruk pacitannya.
Lebih dari itu potensi-potensi pariwisata yang dimiliki oleh kabupaten ini
cukup
banyak jumlahnya dan sangat menarik obyek wisatanya.
Hal ini dapat dibuktikan dengan banyaknya wisatawan mancanegara yang
mondar-mandir di kota pacitan maupun ditempat obyek wisata, bahakn tak
jarang pula wisatawan mancanegara tersebut yang menyempatkan untuk
bermalam sekaligus menikmati suasana malam di kabupaten pacitan yang
terpencil. Kabupaten Pacitan, memang merupakan salah satu pintu masuk
wisatawan yang cukup potensial, khususnya para wisatawan dari Wonogiri
Solo
Jawa Tengah. Satu hal yang menjadi kendala bagi wisatawan setelah
menikmati
berbagai obyek-obyek wisata di Kabupaten Pacitan, mereka umumnya
enggan
untuk melanjutkan perjalanan ke kabupaten-kabupaten lain yang terdekat
dengan
Pacitan, karena jaraknya yang terlalu jauh dan tanpa didukung obyek wisata.
Untuk itulah maka wisatawan mancanegara lebih senang setelah menikmati
keindahan Pacitan, kembali lewat Wonogiri menuju Solo untuk melanjutkan
perjalanan ke obyek wisata lain sesuai dengan selera.

Upacara Tradisional Ceprotan


Wisata budaya berupa upacara tradisional Ceprotan, nampaknya sudah
menjadi
idola bagi masyarakat Pacitan, bahkan banyak pula wisatawan dari luar
Kabupaten yang datang untuk menyaksikan jalannya upacara tradisional
Ceprotan
tersebut. Upacara tradisional Ceprotan ini biasanya diselenggarakan pada
hari
Senin Kliwon, jika tidak ada hari Senin Kliwon pada bulan itu diadakan pada
hari
Minggu Kliwon bulan Longkang bertempat di desa Sekar Kecamatan
Donorejo
Kabupaten Pacitan. Untuk penyelenggaraan upacara tradisional Ceprotan
pada
tahun ini jatuh pada tanggal 1 Mei 1994 ditempat yang sama dan dimulai
pada
pukul 16.00 WIB.

Lokasi upacara Ceprotan ini terletak didaerah perbatasan dengan Wonogiri,


atau
sekitar 40 km arah barat daya dari Kota Pacitan, dapat ditempuh dengan
kendaraan pribadi maupun kendaraan umum dengan memakan waktu
hampir satu
setengah jam.
b. Upacara Perkawinan Kabupaten Pacitan
Bagi muda-mudi yang orang tuanya telah mengikuti kemajuan, sebelum
peminangan secara resmi dilakukan, mereka biasanya sudah saling dan
sudah
sepakat untuk mengadakan perkawinan, maka diadakan upacara lamaran
(pinangan). Adat pinangan di desa grogol sama seperti orang jawa pada
umumnya, tetapi di desa sawo mungkin berbeda dengan desa-desa lain di
jawa
timur, karena di desa tersebut pinangan datang dari pihak wanita, adapun
jalannya
upacara pinangan adalah sebagai berikut pada hari yang telah ditentukan,
wakil
dari keluarga calon pengantin puteri datang berkunjung ke rumah orang tua
calon
pengantin pria untuk meminang (melamar), setelah pinangan diterima
kemudian
diteruskan dengan masa pertunangan, masa pertunangan kadang sangat
singkat
bahkan ada kalanya tidak diadakan. kemudian diteruskan dengan gethetan
dino,
yaitu penentuan hari untuk melaksanakan upacara perkawinan. Menjelang
upacara
perkawinan, beberapa orang utusan dari keluarga pengantin pria datang ke
pihak
pengantin wanita untuk mengantarkan hadiah perkawin an yang disebut srah

srahan yang biasanya terdiri dari uang, bahan makanan, dan lain
sebagainya.

Untuk keperluan upacara perkawinan itu 2 (dua) hari atau sehari sebelumnya
di
rumah orang yang mempunyai haj-ad (biasa- nya di rumah pihak wanita)
memaeang tarub, yaitu Janur kuning dan daun-daun tertentu (tuwuhan),
pada
serambi rianah. Tuwuhan tersebut antara lain: daun beringin, daun kluwih,
daun
ilalang, daun Opo-opo, daun andong, bunga jambe (mayang), pahon tebu,
pohon
pisang raja dengan buahnya kelapa muda (Jawa: cengkir). Kemudian pada
malam
hari menjelang pesta perkawinan diadakan Upacara midodareni, Pada saat
itu
orang-orang tua dan sanak saudara orang yang punya hajad,
mengadakantirakatan
hingga larut malam, bahkan ada kalanya sampai pagi hari, menurut
kepercayaan,
pada malam itu para bidadari turun dari kah-yangan memberikan doa restu
kepada mempelai. pada malam itu juga perlengkapan upacara temu yaitu
kembar
mayang dan sadak telah dipersiapkan. Selanjutnya pada keesokan harinya,
pada
saat yang telah ditentukan berdasar perhitimgan adat Jawa, dilangsungkan
upacara
Ijab, Ijab ini dapat dilakukan di Kantor Urusan Agama S£ tempat, atau dapat
juga
dilaksanakan di rumah pengantin wanita, dengan mendatangkan PenghuflLu
atau
naib, Setelah ijab selesai, upacara selanjutnya ialah upacara temu yakni
pertemuan
pengantin Putera dengan pengantin Puteri, Kemudian kedua mempelai itu
didudukkan di Pelaminan yang pada umumnya terletak di depan Senthoag
tengah
(petanen), Di muka petanen ini diada kan Upacara kacar.-kucur atau tampa
kaya.
Upacara ini mewujudkan pemberian nafkah mempelai putera kepada
isterinya.
sebagai rangkaian upacara yang terakhir di dalam upacara temu ialah
upacara
dhadar kembul, dimana kedua mempelai tersebut saling menyuap nasi
prasiar
(nasi kuning). Upacara ini mengandung suatu harapan agar di kelak
kemudian
antara suami isteri dalam kehidupan sehari hari selalu saling bantu-
membantu di
dalam kesulitan maupun kebahagian.
4. HASIL BENDA DARI KEBUDAYAAN PACITAN
a. Kebudayaan Paleolithikum (kebudayaan Pacitan dan kebudayaan
Ngandong)
Berdasarkan penemuan peralatan kehidupan dan fosil manusia prasejarah
indonesia, para pakar sejarah menyimpulkan bahwa kebudayaan Indonesia
perdana telah dimulai sejak zamari paleolithikum. Para pakar lebih lanjut
membedakan kebudayaan pada zaman paleolithikum tersebut menjadi
kebudayaan pacitan dan kebudayaan Ngandong.
Dalam penemuannya pada tahun 1935 di pacitan, von koenigswaid
menemukan
sejumlah alat-alat batu. alat-alat tersebut dinamakan kapak genggam yang
terkenal
juga dengan sebutan kapak perimbas atau chopper. alat yang dimaksud
berupa
kapak tetapi tidak bertangkai. kapak ini digunakan hanya dengan
menggenggamnya. pembuatannya dilakukan dengan cara memangkas
salah satu
sisi batu sampai menajam. sisi lainnya dibiarkan apa adanya sebagai tempat
menggenggam. di antara kapak-kapak yang ditemukan itu, masih ada yang
dibuat
secara kasar, tergantung dari bagaimana memangkasnya. Diperkirakan,
kebudayaan pacitan ini berasal dari masa dan tempat manusia jenis
pithecanthropus eructus hidup. tadinya kesimpulan itu cukup diragukan.
akan
tetapi, keraguan itu pupus berkat adanya petunjuk dari peninggalan alat-alat
serupa di beijing (dulu peking), cina.
Alat-alat itu berasal dari manusia jenis Sinanthropus pekinensis.
Padahal dapat diketahui dengan pasti bahwa fosil Sinanthropus pekinensis
seumur dengan fosil Pithecanthropus erectus.
Maka dari itu, dapat dipastikan bahwa alat-alat kebudayaan Pacitan digalang oleh
Pithecanthropus erectus. Selain di Pacitan, alat-alat serupa juga diketemukan di
Gombong (Jawa Tengah), Sukabumi (Jawa Barat), dan daerah Lahat (Sumatera
Selatan).
Di daerah Ngandong dan Sidorejo, dekat Ngawi, Jawa Timur, di samping kapak
genggam, ditemukan alat-alat yang terbuat dan tulang binatang. Alat macam ini
berfungsi sebagai menjadi alat penusuk (belati). Alat ini digunakan dalam usaha
mencari makan, seperti berburu binatang, atau menggali ubi-ubian. Selain itu,
ditemukan juga alat-alat serpih (flakes), yang terbuat dari batu-batu dalam bentuk
yang khas. Kemungkinan besar, alat-alat tersebut dibuat oleh Homo soloensis
clan Homo wajakensis.
Intinya kebudayaan pacitan dan ngandong maksudnya kebudayaan manusia
purba yang terdapat di pacitan dan ngandong ( dua daerah itu terdapat di jawa
timur) dari golongan Homo Eructus (manusia yang berdiri tegak). dengan begitu,
kebudayaanya juga bersifat purba, misalnya telah mengenal kapak batu, pisau
batu semacam tombak untuk berburu dan peralatan untuk menggali tanah, serta
perhiasan manik-manik yang terbuat dari tulang hewan dan batu kecil yang
eksotik.

5. Makanan Khas Pacitan


Nasi Tiwul adalah makanan pokok pengganti nasi beras yang dibuat dari ketela
pohon atau singkong. Penduduk Pegunungan Kidul (Pacitan, Wonogiri, Gunung
Kidul) dikenal mengonsumsi jenis makanan ini sehari-hari. Tiwul dibuat dari
gaplek. Sebagai makanan pokok, kandungan kalorinya lebih rendah daripada
beras namun cukup memenuhi sebagai bahan makanan pengganti beras. Tiwul
dipercaya mencegah penyakit maag, perut keroncongan, dan lain sebagainya.
Tiwul pernah digunakan untuk makanan pokok sebagian penduduk Indonesia
pada masa penjajahan Jepang. Memang tiwul terkesan sebagai makanan NDESO,
tapi tidak untuk sekarang. Nasi tiwel dan jagung biasanya identik dengan
kemiskinan, tapi tidak demikian halnya dengan yang ada di Madiun, Jawa Timur.
Perpaduan nasi tiwul dan jagung, menjadi makanan favorit dan menyehatkan,
khususnya bagi penderita diabetes, darah tinggi, dan sebagainya.
wajar jika di era modern seperti sekarang, nasi tiwul dan jagung menjadi salah satu
menu istimewa.

Kue Bajingan
Sebagai salah satu kekayaan kuliner Nusantara, Putri Gunung dengan cita rasa
tersendiri, legit serasa memanjakan lidah. Berbahan dasar Ketela Pohong atau
lebih dikenal dengan Telo Kaspe.

Putri Gunung yang ini dulu lebih dikenal dengan Kue Bajingan. Kue Putri
Gunung merupakan hasil olahan sederhana walaupun proses pembuatannya
membutuhkan waktu hingga 7 jam. Melalui proses fermentasi karena adanya
ragi tape didalamnya yang menambah kekenyalan dan kenikmatan rasanya.

Sebagai salah satu makanan khas dari Kabupaten Pacitan, Jawa Timur, Putri
Gunung berhasil mencuri perhatian siapapun yang pernah datang ke Kbupaten
Pacitan. Sering dihadirkan sebagai teman pelengkap minum kopi.

Rasa legit dari perpadun Ketela Pohong, Gula Jawa, Santan Kelapa, juga hasil
fermentasi serta pengolahan yang sederhana itu ternyata sangat layak untuk
diangkat menjadi kuliner tradisional khas Kabupaten Pacitan selain Nasi Tiwul.
Makanan ini cocok untuk kawula muda sampai tua.
Sate Ikan Hiu
Seperti membuat sate pada umumnya, sate ikan hiu juga melalui proses yang
sama yakni dipotong sesuai selera dan ditusuk menggunakan bambu sebelum
dibakar. Selama proses pembakaran, tusukan daging dimasukkan kedalam
bumbu rempah-rempah berulangkali hingga matang. Sate ikan hiu disajikan
bersama kecap, cabe, bawang merah dan tomat . Sementara bagi Tumiran,
dirinya sengaja menghadirkan sate ikan hiu untuk memperkaya pilihan makanan
di masyarakat.

6. Tempat Wisata Khas Pacitan


Pantai Buyutan
Yang menarik dari pantai ini adalah pasir putihnya yang indah dan bersih serta
birunya warna laut yang berpadu dengan semilirnya angin khas pantai. pantai
buyutan adalah salah satu pantai di kota 1001 goa yang terletak di kecamatan
Donorojo, pacitan. Letak wilayahnya dekar dengan pantai klayar yang juga berada
di daerah yang sama.
Pantai Karang Bolong
Pantai ini masih berada di Kelurahan Sendang, Donorojo Pacitan,
atau jika menuju ke Pantai Klayar, letak pantai Karang Bolong yang ada di
sebelah
barat. Jalan masuknya tepat di depan pos retribusi pantai Klayar. Namun hingga
saat ini, aksesnya masih alami dan cukup sulit apalagi dalam kondisi jalan basah.
Sepertinya jalan yang masih dari tanah ini terbentuk karena kebiasaan kendaraan
melewati jalur ini.
Panorama khas Pantai Karang Bolong adalah kita bisa menikmati keindahan
pantai selatan dengan tebing-tebing hijau yang gagah dengan tebing yang
menjorok kelaut yang berada di tepi Barat pantai ini. Tak jauh beda dengan pantai
Uluwatu yang ada di Bali.

Pantai Klayar adalah pantai dengan karakteristik berupa hamparan


pasir putih, air laut yang berwarna biru atau bisa juga disebut Hijau Tosca,
batu karang yang mempesona, dan air mancur alami. Semua itu
menjadikannya pantai dengan pesona alam indah di Pacitan, Jawa Timur.
Yang menjadi ciri khas dan membuat Pantai ini indah adalah bentuk batuan
karang Tanah Lot yang indah dengan bebatuannya, juga di pinggiran
Pantai Klayar banyak gundukan yang memiliki ciri khas dari pantai lain
yang berada di pacitan.
Goa Gong
Pacitan ''Kabupaten Seribu Goa',' memiliki banyak goa di antara gugusan
pegunungan kapur. Padang gersang yang ternyata menyimpan panorama bawah
tanah yang menakjubkan.
Goa Gong terletak di desa Bomo, kecamatan Punung, kabupaten Pacitan, sekitar
30 km dari pusat kota Pacitan. Anda bisa menuju kota ini dari Yogyakarta melalui
Wonosari Gunungkidul, Solo, maupun Ponorogo Jawa Timur. Cara termudah
adalah menggunakan kendaraan dari kota Solo karena jalannya relatif halus
meski
harus melalui jalan yang berliku naik turun khas pegunungan. Jalur ini bisa
ditempuh kira-kira 3 jam dengan mobil. Goa ini terletak kira-kira 12 km dari Goa
Tabuhan, tujuan wisata Pacitan lain yang tak kalah menarik.

Anda mungkin juga menyukai