Anda di halaman 1dari 18

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sekitar tahun 1960, diabetes mellitus diartikan sebagai penyakit
metabolisme yang dimasukkan ke dalam kelompok gula darah yang melebihi
batas normal atau hiperglikemia (lebih dari 100 mg/l). Dari berbagai sumber,
dapat dikatakan bahwa hingga akhir abad ke – 20, diabetes mellitus merupakan
suatu masalah kesehatan terbesar bagi negara-negara berkembang.
Orang yang bergaya hidup tradisional jarang terjangkit penyakit diabetes
mellitus jika dibandingkan dengan kaum urban yang gaya hidupnya seperti orang
barat. Dimana disini diabetes mellitus bisa disebabkan karena faktor keturunan,
virus dan bakteri, bahan beracun dan nutrisi. Diabetes mellitus diklasifikasikan
berdasasrkan perubahan pola makan, gejala klinis, dan resiko tinggi untuk
menderita diabetes mellitus.

Kesehatan merupakan kondisi dimana kita berada jauh atau terbebas dari
penyakit. Merupakan suatu hal yang mahal jika dibandingkan dengan hal-hal
yang lain. Bagaimana tidak, harta yang melimpah, memiliki paras tampan atau
cantik, memiliki badan tegap dan gagah, semuanya itu akan sirna dengan sekejap
jika kita terserang penyakit atau tidak sehat. Dengan penyakit harta bisa habis
digunakan untuk berobat, paras tampan atau cantik berubah menjadi pucat dan
tidak enak untuk dipandang, badan yang tegap dan gagah seketika roboh
dikarenakan lemas dan lesu akibat kondisi tubuh yang menurun drastis.

Beginilah alur kehidupan, semuanya menjadi seimbang. Ada sehat dan ada sakit,
kita tidak akan selalu sehat dan kita juga tidak akan selalu sakit. Semuanya itu
bagaimana kita bisa menjaga diri untuk terhindar dari penyakit sehingga
kesehatan itu merupakan hal yang mutlak harus dijaga.

Mencegah sakit adalah lebih mudah dan murah dari pada mengobati seseorang
apabila jatuh sakit. Salah satu cara untuk mencegah hal tersebut adalah dengan
bergaya hidup sehat. Gaya hidup sehat adalah segala upaya untuk menerapkan
kebiasaan yang baik dalam menciptakan hidup yang sehat dan menghindarkan

1
kebiasaan buruk yang dapat mengganggu kesehatan. Dengan semakin banyaknya
penderita penyakit tidak menular (degeneratif) seperti jantung, tekanan darah
tinggi, kanker, stress dan penyakit tidak menular lainnya yang disebabkan karena
gaya hidup yang tidak sehat, maka untuk menghindarinya kita perlu bergaya
hidup yang sehat

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa pengertian dan faktor resiko maupun faktor pencetus DM ?
2. Bagaimana cara penjangkitan atau penularan pada penyakit diabetes
mellitus ?
3. Apa saja hak pasien ketika di rumah sakit atau ketika akan pulang ?
4. Bagaimana promosi kesehatan di rumah sakit ?
5. Bagaimana penata laksanaan diet bagi pasian DM setelah keluar dari RS ?

1.3 Tujuan
1. Pengertian dan faktor resiko maupun faktor pencetus DM ?
2. Mengetahui bagaimana cara penjangkitan atau penularan pada penyakit
diabetes mellitus ?
3. Apa saja hak pasien ketika di rumah sakit atau ketika akan pulang ?
4. Mengetahui promosi kesehatan di rumah sakit ?
5. Penata laksanaan diet bagi pasian DM setelah keluar dari RS ?

BAB II

2
PEMBAHASAN

2.1 Landasan Teori

Keadaan sehat adalah kehendak semua pihak, tidak hanya di dominasi oleh
perorangan, akan tetapi juga harus dimiliki oleh kelompok dan bahkan oleh
masyarakat. Dalam UU Kesehatan RI No.36 Tahun 2009, “ Kesehatan adalah
keadaan sehat, baik secara fisik, mental, spritual maupun sosial yang
memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara sosial dan ekonomis”.
Hal ini berarti bahwa kesehatan pada diri seseorang atau individu itu mencakup
aspek fisik, mental, spiritual dan sosial demi tercapainya keadaan yang sejahtera
bagi seseorang baik dengan produkivitasnya dan juga ekonominya.

Upaya ini adalah untuk mewujudkan derajat kesehatan masyarakat setinggi-


tingginya sebagai satu investasi bagi pembangunan sumber daya manusia yang
produktif. Dalam mengupayakan perilaku ini dibutuhkan komitmen bersama-
sama saling mendukung dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat
khususnya keluarga sehingga pembangunan kesehatan dapat tercapai maksimal.

Promosi kesehatan bagi pasien dan keluarganya membantu pasien untuk dapat
berpatisipasi lebih baik dalam perawatan dan mengambil keputusan-keputusan
perawatan. Penyuluhan ini diberikan oleh berbagai staf rumah sakit. Penyuluhan
diberikan pada saat pasien betinteraksi dengan dokternya atau dengan
perawat. Pihak lain memberikan penyuluhan pada saat mereka memberikan
layanan-layanan khusus, seperti rehabilitasi atau terapi nutrisi, atau saat
mempersiapkan pasien untuk pulang dan perawatan lanjutan. Oleh karena
banyaknya staf yang membantu menyuluh pasien dan keluarganya, maka staf
rumah sakit perlu mengkoordinasikan kegiatan mereka dan memfokuskan diri
pada apa saja yang perlu dipelajari pasien.

2.2 Pengertian dan Faktor Resiko maupun Faktor Pencetus DM

3
A. Diabetes Melitus (Kencing Manis)
Diabetes mellitus (DM) atau yang lebih dikenal dengan penyakit gula atau
kencing manis merupakan kumpulan gejala yang timbul pada seseorang akibat
tubuh mengalami gangguan dalam mengontrol kadar gula darah (Anani 2012).
Pada dasarnya, diabetes mellitus merupakan penyakit kelainan metebolisme
yang disebabkan kurangnya hormon insulin. Hormon insulin dihasilkan oleh
sekelompok sel beta pangkreas dan sangat berperan dalam metabolisme glukosa
bagi sel tubuh. Kadar glokosa darah yang tinggi dalam tubuh diabetisi tidak bisa
diserap semua dan tidak mengalami metabolisme dalam sel. Akibatnya, penderita
akan kekurangan energi, sehingga penderita mudah lelah dan berat badan terus
menurun. Kadar glukosa yang berlebihan tersebut dikeluarkan melalui ginjal dan
dikeluarkan bersama urine. Gula bersifat menarik air sehingga penderita banyak
mengeluarkan urine dan selalu merasa kehausan.
Penyebab Diabetes Mellitus
Penyebab diabetes mellitus adalah kurangnya produksi dan ketersediaan
insulin dalam tubuh atau terjadinya gangguan fungsi insulin, yang sebenarnya
jumlahnya cukup.
Ada beberapa faktor yang menyebabkan diabetes mellitus yaitu sebagai
berikut:
a. Genetika atau faktor keturunan
Para ahli kesehatan menyebutkan bahwa sebagian besar diabetes melitus
memiliki riwayat keluarga penderita diabetes mellitus. Penderita diabetes mellitus
yang sudah dewasa, lebih dari 50% berasal dari keluarga yang menderita diabetes
mellitus. Kelompok penderita lainnya hanya sekitar 15% yang memiliki riwayat
keluarga diabetes mellitus. Dengan begitu dapat dikatakan bahwa diabetes
mellitus cenderung diturunkan, bukan ditularkan.
b. Virus dan bakteri
Virus yang diduga menyebabkan diabetes mellitus adalah rubela, mumps, dan
human coxsac / cievirus B4. Hasil penelitian menyebutkan bahwa virus dapat
menyebabkan diabetes mellitus melalui mekanisme infeksi sitolitik pada sel beta
yang mengakibatkan destruksi atau perusakan sel. Selain itu, melalui reaksi
otoimunitas yang menyebabkan hilangnya otoimun pada sel.
c. Bahan toksin atau beracun
Ada beberapa bahan toksin yang mampu merusak sel beta langsung, yakni

4
alloxan, pyrinuron (rodentisida), dan streptozotocin (produk dari sejenis jamur).
Bahan toksin lain berasal dari cassava atau singkong.
d. Nutrisi
Diabetes mellitus dikenal sebagai penyakit yang berhubungan dengan nutrisi,
baik sebagai faktor penyebab maupun pengobatan. Nutrisi yang berlebihan (over
nutrition) merupakan faktor resiko pertama yang diketahui menyebabkan diabetes
mellitus. Semakin lama dan berat obesitas akibat nutrisi berlebihan, semakin
besar kemungkinan terjangkitnya diabetes mellitus.

B. Gejala Umum Diabetes Mellitus


Gejala diabetes mellitus sangat bervariasi. Biasanya, gejala diabetes
mellitus baru ditemukan pada saat pemeriksaan penyaring atau pemeriksaan
untuk penyakit selain penyakit diabetes. Bisa juga gejala diabetes mellitus timbul
secara mendadak. Umumnya gejala yang drasakan diabetesi adalah sering buang
air kecil terutama pada malam hari (poliuria), sering haus (polidipsia), dan sering
lapar (polifagia). Hal lain yang sering menyebabkan diabetisi datang berobat ke
dokter adalah adanya keluhan sebagai berikut:
1. Kelainan kulit, seprti gatl dan bisul. Biasanya, bagian tubuh yang terasa gatal
adalah daerah genital atau daerah lipatan kulit, seperti ketiak an bawah payudara.
2. Kelainan ginekologi, seperti keputihan yang diakibatkan adanya jamur candida
3. Kesemutan dan mati rasa (baal) yang diakibatkan neuropati
4. Tubuh menjadi lemah dan mudah merasa lemah
5. Luka atau bisul yang tak kunjung sembuh, meskipun luka hanya timbul karena
hal sepele seperti luka lecet
6. Infeksi saluran kemih
7. Keluhan impotensi yang diderita kaum pria
8. Katarak atau gangguan refraksi akibat perubahan-perubahan pada lensa akibat
hiperglifemia
9. Diabetes wanita yang hamil akan melahirkan bayi yang beratnya lebih dari 4 kg.

Gejala diabetes biasnya masih ringan dan belum begitu dirasakan.


Diabetes mellitus dikatahui setelah dilakukan pemeriksaan di laboratorium. Jika
gejala itu diketahui sejak awal, tentu penanganannya lebih mudah. Pengobatan
yang salah atau tertunda akan menimbulkan berbagai komplikasi yang dapat
menyerang organ-organ tubuh penting, seperti mata buta, penyakit jantung,
ginjla, gangguan kulit, saraf pembusukan dibagian tubuh, dan penurunan
kemampuan seksual. Gangguan yang paling berat adalah hilangnya kemampuan

5
berpikir seseorang.

C. Klasifikasi Diabetes Mellitus


1. Kelompok berdasarkan perbedaan pola makanan
1. Jenis diabetes mellitus yang menjangkit wilayah dengan penduduk bepola makan
dan berpola hidup modern
2. Jenis diabetes mellitus yang menjangkit wilayah dengan penduduk bepola makan
bepola hidup tradisional
3. Jenis diabetes mellitus yang disebabkan kekurangan makanan (malnutrition).

2. Kelompok bedasarkan gejalah klinis atau medis


1. Diabetes Mellitus (DM)
- DM tipe I DMTI (diabetes melitus tergantung insulin)
- DM tipe 2 atau DMTTI (diabetes melitus tidak tergantung insulin)
- DMTM (diabetas mellitus tekait malnutrisi)
- Diabetes mellitus yang berhubungan dengan keadaan atau sindrom tertentu.
2. Gangguan toleransi glukosa (GRG)
Gangguan ini tejadi pada kelompok tidak gemuk, gemuk dan behubungan denan
keadaan atau sindrom tertentu
3. Diabetes mellitus pada kehamilan (gestational DM)
Dialami seorang yang baru menderita diabetes mellitus setelah hamil. Padahal
sebelumnya kadar glukosa darah dalam keadaan normal.

3. Kelompok bedasarkan resiko tinggi untuk menderita diabetas mellitus


1. Toleransi glokosanya pernah abnormal
2. Kedua orang tua mengidap diabetes mellitus
3. Pernah melahirkan bayi dengan berat badan lebih dari 4 kg

2.3 Berjangkitnya Diabetes Mellitus


Beberapa penelitian menunjukkan bahwa peningkatan kejangkitan
diabetes mellitus diseluruh dunia sangat dipengaruhi oleh peradaban bangsa
Barat. Akibatnya kaum ini jarang terjangkit diabetes mellitus jika dibandingkan
dengan kaum urban yang gaya hidupnya seperti orang barat. Di Indonesia,
sebelum perang dunia ke-2 perhatian terhadap diabetes mellitus belum begitu
mendalam. Baru tahun 1952, seorang bernama Zuidema mengemukakan kasus-
kasus tibrosin pangkreas dengan diabetes mellitus yang disebabkan kekurangan
gizi. Diabates mellitus ini ditemukan pada penderita yang berbadan kurus dan
berasal dari golongan ekonomi lemah.
Penyelidikan berjangkitnya diabetes mellitus baru dilakukan sekitar
tahun 1976. Penyelidikan ini melaporkan bahwa penduduk kota ternyata lebih

6
banyak yang menderita diabetes mellitus dari pada penduduk desa. Penelitian
selanjutnya menunjukkan bahwa pria lebih sering terserang diabetes mellitus dan
sering diikuti dengan komplikasi seperti retinopati dan hipertensi (tekanan darah
tinggi). Di Indonesia diabetes mellitus pada usia muda atau diabetes mellitus
juvenil masih sangat jarang. Diabetes mellitus juvenil adalah diabetes mellitus
yang terjadi pada masa kanak-kanak. Biasanya penderita diabetes mellitus ini
seumur hidupnya tergantung pada injeksi insulin. Berdasarkan beberapa
penelitian dapat disimpulkan bahwa berjangkitnya diabetes mellitus diakibatkan
faktor keturunan. Faktor ini keterlibatannya begitu nyata, tetapi peran faktor
lingkungan perlu diperhatikan.

2.4 Pengertian Pasien, Hak Pasien dan Kewajiban Pasien

Menurut Pasal 1 Undang-undang No. 29 Tahun 2004 Tentang Praktik Kedokteran


menjelaskan definisi pasien adalah setiap orang yang melakukan konsultasi
masalah kesehatannya untuk memperoleh pelayanan kesehatan yang diperlukan
baik secara langsung maupun tidak langsung kepada dokter atau dokter gigi.

Pasien adalah seseorang yang menerima perawatan medis, seringkali pasien


menderita penyakit atau cedera dan memerlukan bantuan dokter untuk
memulihkannya.

Hak-hak yang dimiliki pasien sebagaimana diatur dalam Pasal 52 Undang-


undang No.29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran, adalah :

1. Mendapatkan penjelasan secara lengkap tentang tindakan medis;


2. Meminta pendapat dokter atau dokter gigi lain;
3. Mendapat pelayanan sesuai dengan kebutuhan medis;
4. Menolak tindakan medis; dan
5. Mendapatkan isi rekam medis.

7
Kewajiban pasien yang diatur dalam Pasal 53 Undang-undang No. 29 Tahun
2004 tentang Praktik Kedokteran ini adalah:

1. Memberikan informasi yang lengkap dan jujur tentang masalah kesehatanya


2. Mematuhi nasehat dan petunjuk dokter atau doter gigi
3. Mematuhi ketentuan yang berlaku disarana pelayanan kesehatan dan
4. Memberikan imbalan jasa atas pelayanan yang diterima

2.5 Promosi Kesehatan di Rumah Sakit

Rumah sakit merupakan salah satu institusi kesehatan. Dimana, institusi


kesehatan itu sendiri adalah sarana yang diselenggarakan oleh pemerintah/swasta
atau perorangan yang digunakan untuk kegiatan pelayanan kesehatan bagi
masyarakat. Salah satu bentuk promosi kesehatan di rumah sakit adalah
penerapan PHBS.

Promosi kesehatan di rumah sakit merupakan upaya untuk memberdayakan


pasien, masyarakat pengunjung, dan petugas agar tahu, mau, dan mampu
mempraktikkan perilaku hidup bersih dan sehat serta berperan aktif dalam
mewujudkan intitusi kesehatan ber-PHBS.

PHBS di Pelayanan Kesehatan khususnya di rumah sakit sangat diperlukan


sebagai salah satu upaya untuk mencegah penularan penyakit, infeksi nosokomial
dan mewujudkan Institusi Kesehatan yang sehat. Oleh karena itu, sudah
seharusnya semua pihak ikut rnemelihara, menjaga dan mendukung terwujudnya
Institusi Kesehatan Sehat.

Sasaran Promosi kesehatan di rumah sakit adalah :

 Pasien (penderita) pada berbagai tingkat penyakit

8
 Kelompok atau individu yang sehat (keluarga pasien dan pengunjung)
 Petugas Kesehatan / karyawan yang bekerja di rumah sakit

Dalam mengembangkan promosi kesehatan di rumah sakit, ada beberapa


prinsip dasar yang perlu diperhatikan yaitu :

1. Promosi kesehatan di rumah sakit dikhususkan bagi individu-individu yang


sedang memerlukan pengobatan atau perawatan di rumah sakit
2. Promosi kesehatan di rumah sakit pada prinsipnya adalah pengembangan
pengertian atau pemahaman pasien dan keluarganya terhadap masalah kesehatan
atau penyakit yang dideritanya
3. Promosi kesehatan di rumah sakit juha mempunyai prinsip pemberdayaan pasien
dan keluarganya dalam kesehatan
4. Promosi kesehatan di rumah sakit pada prinsipnya adalaah penerapan proses
belajar kesehatan di rumah sakit

Materi Promosi kesehatan di rumah sakit adalah sebagai berikut :

1. Pesan kesehatan yang terkait dengan pemeliharaan dan peningkatan kesehatan

Meliputi :

 Makan dengan menu/susunan makanan dengan gizi yang seimbang


 Aktifitas fisik secara rutin, termasuk olahraga
 Tidak merokok/minum minuman keras
 Mengendalikan stress
 Istirahat yang cukup

1. Pesan kesehatan yang terkait dengan pencegahan serangan penyakit

Meliputi :

 Gejala atau tanda-tanda penyakit


 Penyebab penyakit
 Cara penularan penyakit

9
 Cara pencegahan penyakit

1. Pesan kesehatan yang terkait dengan proses penyembuhan dan pemulihan

Meliputi :

 Diet terhadap pantangan dari suatu penyakit


 Pengetahuan tentang pola hidup sehat

2.6 Penatalaksanaan Diet

Penentuan Jumlah Kalori Diet Dibates Melitus


Penentuan jumlah kalori diet diabetes disesuaikan dengan status gizi penderita.
Penentuan status gizi dilaksanakan dengan menghitung percentage of relative
body weight (RBW),
Rumus :
RBW =

Kriteria :
1. Kurus ( underweight ) : RBW < 90 %
2. Normal : RBW 90 – 110 %
3. Gemuk ( overweight ) : RBW > 110 %
4. Obesitas : RBW > 120 %

Pedoman jumlah kalori yang diperlukan untuk penderita yang bekerja biasa
adalah sebagai berikut :
1. Kurus : BB x 40 – 60 kalori sehari
2. Normal : BB x 30 kalori sehari
3. Gemuk : BB x 20 kalori sehari

10
4. Obesitas : BB x 10 – 15 kalori sehari

Tabel 1 Macam Diet dan Indikasi Pemberian ;


Macam Diet
Kalori
Protein
Lemak
Karbohidrat

I II III IV V VI VII VIII


1100 1300 1500 1700 1900 2100 2300 2500
43 gr 45 gr 51.5gr 55.5 gr 60 gr 62gr 73 gr 80 gr
30 gr 35 gr 36.5 gr 36.5 gr 48 gr 53gr 59 gr 62 gr
172 gr 192 gr 235 gr 275 gr 299 gr 319 gr 369 gr 396 gr

Indikasi Diet :
1. Diit I s/d III : diberikan kepada penderita yang terlalu gemuk
2. Diit IV s/d V : diberikan kepada penderita yang mempunyai berat badan
normal
3. Diit VI s/d VIII : diberikan kepada penderita kurus, diabetes remaja atau
diabetes
dengan
komplikasi

11
Tabel 2 Konversi Ukuran Rumah Tangga Beberapa Bahan Makanan

1. Penatalaksanaan Aktifitas

1. Prinsip

Prinsip olah raga pada DM sama saja dengan prinsip olahraga secara umum, yaitu
memenuhi hal berikut ini (F.I.T.T) :
Frekuensi : jumlah olah raga perminggu sebaiknya dilakukan secara teratur
Intensitas : ringan dan sedang yaitu 60 % - 70% MHR
Time (durasi) : 30 – 60 menit
Tipe (jenis) : olahraga endurance (aerobic) unuk meningkatkan kemampuan
kardiorespirasi seperti jalan, jogging, berenang, dan bersepeda. (Ilyas (2009)
dalam Soegondo 2011)
1. Jenis

Jenis olah raga yang baik untuk pengidap DM adalah olah raga yang
memperbaiki kesegaran jasmani. Oleh karena itu harus dipilih jenis olah raga
yang memperbaiki semua komponen kesegaran jasmani yaitu yang memenuhi
ketahanan, kekuatan, kelenturan tubuh, keseimbangan, ketangkasan, tenaga dan
kecepatan.
Contoh jenis-jenis olah raga yang di anjurkan utuk penderita DM, adalah:
a. Jogging
b. Senam aerobic
c. Bersepeda
d. Berenang
e. Jalan santai
f. Senam kesehatan jasmani (SKJ

Jenis olah raga yang tersebut di atas adalah olah raga yang bersifat :
a. Continuous

12
Latihan yang diberikan harus berkesinambungan, dilakukan terus menerus tanpa
berhenti. Contoh : bila dipilih jogging 30 menit, maka selama 30 menit pengidap
melakukan jogging tanpa istirahat.
a. Rhythmical

Latihan olah raga harus dipilih yang berirama, yaitu otot-otot berkontraksi dan
relaksasi secara teratur. Contoh : latihan ritmis adalah jalan kaki, jogging,
berenang, bersepeda, mendayung.
a. Intensity

Latihan olah raga yang dilakukan selang seling antara gerak cepat dan lambat.
Misalnya, jalan cepat diselingi jalan lambat, jogging diselingi jalan. Dengan
kegiatan yang bergantian pengidap dapat bernafas dengan lega tanpa
menghentikan latihan sama sekali.
a. Progressive

Latihan yang dilakukan harus berangsur-angsur dari sedikit ke latihan yang lebih
berat, secara bertahap. Jadi beban latihan olah raga dinaikan sedikit demi sedikit
sesuai dengan pencapaian latihan sebelumnya
a. Endurance

Latihan daya tahan tubuh memperbaiki system kardiovaskuler. Oleh karena itu
sebelum ikut program latihan olah raga, terhadap pengidap harus dilakukan
pemeriksaan kardiovaskuler. (Ilyas (2009) dalam Soegondo 2011)

1. Tahap-tahap yang dilakukan setiap latihan

Pemanasan (warming up)

Mengurangi kemungkinan terjadinya akibat berolahraga. Lama pemanasan cukup


5 – 10 menit.
a. Latihan inti (conditioning)

13
Pada tahap ini denyut nadi di usahakan mencapai target tekanan darah normal
agar latihan benar-benar bermanfaat. Bila target normal tidak tercapai maka
latihan tidak bermanfaat, bila melebihi normal akan menimbulkan resiko yang
tidak diinginkan.
a. Pendinginan (cooling-down)

Pendinginan dilakukan untuk mencegah terjadinya penimbunan asam laktat yang


dapat menimbulkan rasa nyeri pada otot, pusing, sesudah berolah raga. Lama
pendinginan kurang lebih 5-10 menit hingga denyut nadi mendekati denyut nadi
istirahat.
a. Peregangan (stretching)

Untuk melemaskan dan melenturkan otot-otot yang masih teregang. (Ilyas (2009)
dalam Soegondo 2011)
1. Penatalaksanaan Medis

Apabila terapi tanpa obat (pengaturan diet dan olahraga) belum berhasil
mengendalikan kadar glukosa darah penderita, maka perlu dilakukan langkah
berikutnya berupa terapi obat, baik dalam bentuk terapi obat hipoglikemik oral
,terapi insulin atau kombinasi keduanya (Saraswati 2009).

Tujuan utama dari pengobatan diabetes adalah untuk mempertahankan kadar gula
darah dalam kisaran yang normal. Kadar gula darah yang benar-benar normal
sulit untuk dipertahankan, tetapi semakin mendekati kisaran yang normal, maka
kemungkinan terjadinya komplikasi sementara maupun jangka panjang semakin
berkurang. (Saraswati 2009)

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

14
Keadaan sehat adalah kehendak semua pihak, tidak hanya di dominasi oleh
perorangan, akan tetapi juga harus dimiliki oleh kelompok dan bahkan oleh
masyarakat.

Penyuluhan bagi pasien dan keluarganya membantu pasien untuk dapat


berpatisipasi lebih baik dalam perawatan dan mengambil keputusan-keputusan
perawatan. Penyuluhan ini diberikan oleh berbagai staf rumah sakit. Penyuluhan
diberikan pada saat pasien betinteraksi dengan dokternya atau dengan perawat.
Penyuluhan yang efektif diawali dengan melakukan penilaian terhadap kebutuhan
belajar pasien dan keluarganya. Penilaian ini menentukan bukan hanya apa yang
harus dipelajari melainkan juga bagaimana cara terbaik untuk melaksanakan
pembelajaran tersebut

DAFTAR PUSTAKA

Allman Barbara dan Freeman S. 2010. Menjadi Guru Kreatif. Jogjakarta: Golden
Book

Anani, S., Ari Udoyono, & Praba Ginanjar. 2012. Hubungan antara Perliaku

15
Pengendalian Diabetes dan Kadar Glukosa Darah Pasien Rawat Jalan Diabetes
Melitus. Jurnal Kesehatan Masyarakat, Volume 1, Nomor 2.
www.ejournals1.undip.ac.id.

Arifin, S. 2008. Modul Pelatihan Bagi Tenaga Kesehatan di Pukesmas. Jakarta:


Departemen Kesehatan RI

Asmin. 2002. Konsep dan Metode Pembelajaran untuk Orang Dewasa


(Andragogi). Medan: Universitas Medan

Dariyo, Agoes. 2004. Psikologi Perkembangan: Dewasa Muda. Jakarta: Grasindo

Efendi, Makhfudli. 2009. Keperawatan Kesehatan Komunitas: Teori dan Praktik


dalam Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika

Green, Andy. 2004. Kreativitas dalam public Relational Edisi kedua. Jakarta:
Erlangga

Guyton dan Hall.(1996). Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Edisi 15. Jakarta: EGC

Guyton & Hall. 2002. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Jakarta: EGC

Kemenkes RI. 2011. Promosi Kesehatan Di Daerah Bermasalah Kesehatan:


Panduan bagi Petugas Kesehatan di Puskesmas.

Kementrian Kesehatan RI. 2012. Pedoman Pelayanan Gizi. Jakarta: Kementrian


Kesehatan RI

Kimble, Koda et al. 2009. Applied Therapeutics: The Clinical Use Of Drugs, 9th
Edition. Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins.

Kozier. Erb. Berman. Snyder. 2011. Fundamental Keperawatan. Jakarta: EGC

Lanywati, Endang. 2011. Diabetes Mellitus: Penyakit Kencing Manis.


Yogyakarta: Kanisius.

Papalia, Diane E, Dkk. 2007. Human Development. Jakarta: Kencan

RG, Frykberg et al. 2000. Diabetic Foot Disorders: a Clinical Practice Guideline.
American College of Foot and Ankle Surgeons, 39 (5 suppl): S1-60.

Santrock, jhon w. 2005. Life Span Development. Jakarta: Erlangga

Saraswati, Sylvia. 2009. Diet Sehat. Jogjakarta: A+Plus Books

Smeltzer, Suzanne C. & Bare, Brenda G., 2004. Brunner & Suddarth’s Textbook
of Medical Surgical Nursing 10th edition.Philadelphia : Lippincott Williams &
Wilkins

16
Soegondo, dkk. 2009. Penatalaksanaan Diabetes Melitus Terpadu. Jakarta:
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.

Soegondo, S., & Soewondo P.S. 2011. Penatalaksanaan Diabetes Melitus


Terpadu. Jakarta : Pusat Diabetes dan Lipid RSUP Nasional Dr. Cipto
Mangunkusumo, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.

Suprijanto. 2009. Pendidikan Orang Dewasa. Jakarta: PT. Bumi Aksara

Sutriani, Ni Made. 2001. Buku Perkembangan Peserta Didik. Bali : Universitas


Hindu Indonesia

Notoatmodjo, S. 2007. Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. PT. Rhineka Cipta
: Jakarta.

Promosi Kesehatan. 2008. (Online), (http://iqbal-iqi.blogspot.com/ ,diakses pada


31 Maret 2012)

Perilaku Hidup Bersih dan Sehat. 2011. (Online),


(http://www.perdhaki.org/content/perilaku-hidup-bersih-dan-sehat ,diakses
pada 31 Maret 2012)

Pradana, A. 2012. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat. (Online), (http://info-


kesehatan-kita.blogspot.com/2012/01/perilaku-hidup-bersih-dan-sehat-
phbs.html ,diakses pada 31 Maret 2012)

Pusat Promosi Kesehatan. 2012. Promosi Kesehatan Dalam Pencapaian Perilaku


Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). (Online), (http://www.promosikesehatan.com/?
act=program&id=12 ,diakses pada 31 Maret 2012)

Promosi Kesehatan. (Online), (http://id.wikipedia.org/wiki/Promosi_kesehatan


,diakses pada 31 Maret 2012)

17
18

Anda mungkin juga menyukai