PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sekitar tahun 1960, diabetes mellitus diartikan sebagai penyakit
metabolisme yang dimasukkan ke dalam kelompok gula darah yang melebihi
batas normal atau hiperglikemia (lebih dari 100 mg/l). Dari berbagai sumber,
dapat dikatakan bahwa hingga akhir abad ke – 20, diabetes mellitus merupakan
suatu masalah kesehatan terbesar bagi negara-negara berkembang.
Orang yang bergaya hidup tradisional jarang terjangkit penyakit diabetes
mellitus jika dibandingkan dengan kaum urban yang gaya hidupnya seperti orang
barat. Dimana disini diabetes mellitus bisa disebabkan karena faktor keturunan,
virus dan bakteri, bahan beracun dan nutrisi. Diabetes mellitus diklasifikasikan
berdasasrkan perubahan pola makan, gejala klinis, dan resiko tinggi untuk
menderita diabetes mellitus.
Kesehatan merupakan kondisi dimana kita berada jauh atau terbebas dari
penyakit. Merupakan suatu hal yang mahal jika dibandingkan dengan hal-hal
yang lain. Bagaimana tidak, harta yang melimpah, memiliki paras tampan atau
cantik, memiliki badan tegap dan gagah, semuanya itu akan sirna dengan sekejap
jika kita terserang penyakit atau tidak sehat. Dengan penyakit harta bisa habis
digunakan untuk berobat, paras tampan atau cantik berubah menjadi pucat dan
tidak enak untuk dipandang, badan yang tegap dan gagah seketika roboh
dikarenakan lemas dan lesu akibat kondisi tubuh yang menurun drastis.
Beginilah alur kehidupan, semuanya menjadi seimbang. Ada sehat dan ada sakit,
kita tidak akan selalu sehat dan kita juga tidak akan selalu sakit. Semuanya itu
bagaimana kita bisa menjaga diri untuk terhindar dari penyakit sehingga
kesehatan itu merupakan hal yang mutlak harus dijaga.
Mencegah sakit adalah lebih mudah dan murah dari pada mengobati seseorang
apabila jatuh sakit. Salah satu cara untuk mencegah hal tersebut adalah dengan
bergaya hidup sehat. Gaya hidup sehat adalah segala upaya untuk menerapkan
kebiasaan yang baik dalam menciptakan hidup yang sehat dan menghindarkan
1
kebiasaan buruk yang dapat mengganggu kesehatan. Dengan semakin banyaknya
penderita penyakit tidak menular (degeneratif) seperti jantung, tekanan darah
tinggi, kanker, stress dan penyakit tidak menular lainnya yang disebabkan karena
gaya hidup yang tidak sehat, maka untuk menghindarinya kita perlu bergaya
hidup yang sehat
1.3 Tujuan
1. Pengertian dan faktor resiko maupun faktor pencetus DM ?
2. Mengetahui bagaimana cara penjangkitan atau penularan pada penyakit
diabetes mellitus ?
3. Apa saja hak pasien ketika di rumah sakit atau ketika akan pulang ?
4. Mengetahui promosi kesehatan di rumah sakit ?
5. Penata laksanaan diet bagi pasian DM setelah keluar dari RS ?
BAB II
2
PEMBAHASAN
Keadaan sehat adalah kehendak semua pihak, tidak hanya di dominasi oleh
perorangan, akan tetapi juga harus dimiliki oleh kelompok dan bahkan oleh
masyarakat. Dalam UU Kesehatan RI No.36 Tahun 2009, “ Kesehatan adalah
keadaan sehat, baik secara fisik, mental, spritual maupun sosial yang
memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara sosial dan ekonomis”.
Hal ini berarti bahwa kesehatan pada diri seseorang atau individu itu mencakup
aspek fisik, mental, spiritual dan sosial demi tercapainya keadaan yang sejahtera
bagi seseorang baik dengan produkivitasnya dan juga ekonominya.
Promosi kesehatan bagi pasien dan keluarganya membantu pasien untuk dapat
berpatisipasi lebih baik dalam perawatan dan mengambil keputusan-keputusan
perawatan. Penyuluhan ini diberikan oleh berbagai staf rumah sakit. Penyuluhan
diberikan pada saat pasien betinteraksi dengan dokternya atau dengan
perawat. Pihak lain memberikan penyuluhan pada saat mereka memberikan
layanan-layanan khusus, seperti rehabilitasi atau terapi nutrisi, atau saat
mempersiapkan pasien untuk pulang dan perawatan lanjutan. Oleh karena
banyaknya staf yang membantu menyuluh pasien dan keluarganya, maka staf
rumah sakit perlu mengkoordinasikan kegiatan mereka dan memfokuskan diri
pada apa saja yang perlu dipelajari pasien.
3
A. Diabetes Melitus (Kencing Manis)
Diabetes mellitus (DM) atau yang lebih dikenal dengan penyakit gula atau
kencing manis merupakan kumpulan gejala yang timbul pada seseorang akibat
tubuh mengalami gangguan dalam mengontrol kadar gula darah (Anani 2012).
Pada dasarnya, diabetes mellitus merupakan penyakit kelainan metebolisme
yang disebabkan kurangnya hormon insulin. Hormon insulin dihasilkan oleh
sekelompok sel beta pangkreas dan sangat berperan dalam metabolisme glukosa
bagi sel tubuh. Kadar glokosa darah yang tinggi dalam tubuh diabetisi tidak bisa
diserap semua dan tidak mengalami metabolisme dalam sel. Akibatnya, penderita
akan kekurangan energi, sehingga penderita mudah lelah dan berat badan terus
menurun. Kadar glukosa yang berlebihan tersebut dikeluarkan melalui ginjal dan
dikeluarkan bersama urine. Gula bersifat menarik air sehingga penderita banyak
mengeluarkan urine dan selalu merasa kehausan.
Penyebab Diabetes Mellitus
Penyebab diabetes mellitus adalah kurangnya produksi dan ketersediaan
insulin dalam tubuh atau terjadinya gangguan fungsi insulin, yang sebenarnya
jumlahnya cukup.
Ada beberapa faktor yang menyebabkan diabetes mellitus yaitu sebagai
berikut:
a. Genetika atau faktor keturunan
Para ahli kesehatan menyebutkan bahwa sebagian besar diabetes melitus
memiliki riwayat keluarga penderita diabetes mellitus. Penderita diabetes mellitus
yang sudah dewasa, lebih dari 50% berasal dari keluarga yang menderita diabetes
mellitus. Kelompok penderita lainnya hanya sekitar 15% yang memiliki riwayat
keluarga diabetes mellitus. Dengan begitu dapat dikatakan bahwa diabetes
mellitus cenderung diturunkan, bukan ditularkan.
b. Virus dan bakteri
Virus yang diduga menyebabkan diabetes mellitus adalah rubela, mumps, dan
human coxsac / cievirus B4. Hasil penelitian menyebutkan bahwa virus dapat
menyebabkan diabetes mellitus melalui mekanisme infeksi sitolitik pada sel beta
yang mengakibatkan destruksi atau perusakan sel. Selain itu, melalui reaksi
otoimunitas yang menyebabkan hilangnya otoimun pada sel.
c. Bahan toksin atau beracun
Ada beberapa bahan toksin yang mampu merusak sel beta langsung, yakni
4
alloxan, pyrinuron (rodentisida), dan streptozotocin (produk dari sejenis jamur).
Bahan toksin lain berasal dari cassava atau singkong.
d. Nutrisi
Diabetes mellitus dikenal sebagai penyakit yang berhubungan dengan nutrisi,
baik sebagai faktor penyebab maupun pengobatan. Nutrisi yang berlebihan (over
nutrition) merupakan faktor resiko pertama yang diketahui menyebabkan diabetes
mellitus. Semakin lama dan berat obesitas akibat nutrisi berlebihan, semakin
besar kemungkinan terjangkitnya diabetes mellitus.
5
berpikir seseorang.
6
banyak yang menderita diabetes mellitus dari pada penduduk desa. Penelitian
selanjutnya menunjukkan bahwa pria lebih sering terserang diabetes mellitus dan
sering diikuti dengan komplikasi seperti retinopati dan hipertensi (tekanan darah
tinggi). Di Indonesia diabetes mellitus pada usia muda atau diabetes mellitus
juvenil masih sangat jarang. Diabetes mellitus juvenil adalah diabetes mellitus
yang terjadi pada masa kanak-kanak. Biasanya penderita diabetes mellitus ini
seumur hidupnya tergantung pada injeksi insulin. Berdasarkan beberapa
penelitian dapat disimpulkan bahwa berjangkitnya diabetes mellitus diakibatkan
faktor keturunan. Faktor ini keterlibatannya begitu nyata, tetapi peran faktor
lingkungan perlu diperhatikan.
7
Kewajiban pasien yang diatur dalam Pasal 53 Undang-undang No. 29 Tahun
2004 tentang Praktik Kedokteran ini adalah:
8
Kelompok atau individu yang sehat (keluarga pasien dan pengunjung)
Petugas Kesehatan / karyawan yang bekerja di rumah sakit
Meliputi :
Meliputi :
9
Cara pencegahan penyakit
Meliputi :
Kriteria :
1. Kurus ( underweight ) : RBW < 90 %
2. Normal : RBW 90 – 110 %
3. Gemuk ( overweight ) : RBW > 110 %
4. Obesitas : RBW > 120 %
Pedoman jumlah kalori yang diperlukan untuk penderita yang bekerja biasa
adalah sebagai berikut :
1. Kurus : BB x 40 – 60 kalori sehari
2. Normal : BB x 30 kalori sehari
3. Gemuk : BB x 20 kalori sehari
10
4. Obesitas : BB x 10 – 15 kalori sehari
Indikasi Diet :
1. Diit I s/d III : diberikan kepada penderita yang terlalu gemuk
2. Diit IV s/d V : diberikan kepada penderita yang mempunyai berat badan
normal
3. Diit VI s/d VIII : diberikan kepada penderita kurus, diabetes remaja atau
diabetes
dengan
komplikasi
11
Tabel 2 Konversi Ukuran Rumah Tangga Beberapa Bahan Makanan
1. Penatalaksanaan Aktifitas
1. Prinsip
Prinsip olah raga pada DM sama saja dengan prinsip olahraga secara umum, yaitu
memenuhi hal berikut ini (F.I.T.T) :
Frekuensi : jumlah olah raga perminggu sebaiknya dilakukan secara teratur
Intensitas : ringan dan sedang yaitu 60 % - 70% MHR
Time (durasi) : 30 – 60 menit
Tipe (jenis) : olahraga endurance (aerobic) unuk meningkatkan kemampuan
kardiorespirasi seperti jalan, jogging, berenang, dan bersepeda. (Ilyas (2009)
dalam Soegondo 2011)
1. Jenis
Jenis olah raga yang baik untuk pengidap DM adalah olah raga yang
memperbaiki kesegaran jasmani. Oleh karena itu harus dipilih jenis olah raga
yang memperbaiki semua komponen kesegaran jasmani yaitu yang memenuhi
ketahanan, kekuatan, kelenturan tubuh, keseimbangan, ketangkasan, tenaga dan
kecepatan.
Contoh jenis-jenis olah raga yang di anjurkan utuk penderita DM, adalah:
a. Jogging
b. Senam aerobic
c. Bersepeda
d. Berenang
e. Jalan santai
f. Senam kesehatan jasmani (SKJ
Jenis olah raga yang tersebut di atas adalah olah raga yang bersifat :
a. Continuous
12
Latihan yang diberikan harus berkesinambungan, dilakukan terus menerus tanpa
berhenti. Contoh : bila dipilih jogging 30 menit, maka selama 30 menit pengidap
melakukan jogging tanpa istirahat.
a. Rhythmical
Latihan olah raga harus dipilih yang berirama, yaitu otot-otot berkontraksi dan
relaksasi secara teratur. Contoh : latihan ritmis adalah jalan kaki, jogging,
berenang, bersepeda, mendayung.
a. Intensity
Latihan olah raga yang dilakukan selang seling antara gerak cepat dan lambat.
Misalnya, jalan cepat diselingi jalan lambat, jogging diselingi jalan. Dengan
kegiatan yang bergantian pengidap dapat bernafas dengan lega tanpa
menghentikan latihan sama sekali.
a. Progressive
Latihan yang dilakukan harus berangsur-angsur dari sedikit ke latihan yang lebih
berat, secara bertahap. Jadi beban latihan olah raga dinaikan sedikit demi sedikit
sesuai dengan pencapaian latihan sebelumnya
a. Endurance
Latihan daya tahan tubuh memperbaiki system kardiovaskuler. Oleh karena itu
sebelum ikut program latihan olah raga, terhadap pengidap harus dilakukan
pemeriksaan kardiovaskuler. (Ilyas (2009) dalam Soegondo 2011)
13
Pada tahap ini denyut nadi di usahakan mencapai target tekanan darah normal
agar latihan benar-benar bermanfaat. Bila target normal tidak tercapai maka
latihan tidak bermanfaat, bila melebihi normal akan menimbulkan resiko yang
tidak diinginkan.
a. Pendinginan (cooling-down)
Untuk melemaskan dan melenturkan otot-otot yang masih teregang. (Ilyas (2009)
dalam Soegondo 2011)
1. Penatalaksanaan Medis
Apabila terapi tanpa obat (pengaturan diet dan olahraga) belum berhasil
mengendalikan kadar glukosa darah penderita, maka perlu dilakukan langkah
berikutnya berupa terapi obat, baik dalam bentuk terapi obat hipoglikemik oral
,terapi insulin atau kombinasi keduanya (Saraswati 2009).
Tujuan utama dari pengobatan diabetes adalah untuk mempertahankan kadar gula
darah dalam kisaran yang normal. Kadar gula darah yang benar-benar normal
sulit untuk dipertahankan, tetapi semakin mendekati kisaran yang normal, maka
kemungkinan terjadinya komplikasi sementara maupun jangka panjang semakin
berkurang. (Saraswati 2009)
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
14
Keadaan sehat adalah kehendak semua pihak, tidak hanya di dominasi oleh
perorangan, akan tetapi juga harus dimiliki oleh kelompok dan bahkan oleh
masyarakat.
DAFTAR PUSTAKA
Allman Barbara dan Freeman S. 2010. Menjadi Guru Kreatif. Jogjakarta: Golden
Book
Anani, S., Ari Udoyono, & Praba Ginanjar. 2012. Hubungan antara Perliaku
15
Pengendalian Diabetes dan Kadar Glukosa Darah Pasien Rawat Jalan Diabetes
Melitus. Jurnal Kesehatan Masyarakat, Volume 1, Nomor 2.
www.ejournals1.undip.ac.id.
Green, Andy. 2004. Kreativitas dalam public Relational Edisi kedua. Jakarta:
Erlangga
Guyton dan Hall.(1996). Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Edisi 15. Jakarta: EGC
Guyton & Hall. 2002. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Jakarta: EGC
Kimble, Koda et al. 2009. Applied Therapeutics: The Clinical Use Of Drugs, 9th
Edition. Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins.
RG, Frykberg et al. 2000. Diabetic Foot Disorders: a Clinical Practice Guideline.
American College of Foot and Ankle Surgeons, 39 (5 suppl): S1-60.
Smeltzer, Suzanne C. & Bare, Brenda G., 2004. Brunner & Suddarth’s Textbook
of Medical Surgical Nursing 10th edition.Philadelphia : Lippincott Williams &
Wilkins
16
Soegondo, dkk. 2009. Penatalaksanaan Diabetes Melitus Terpadu. Jakarta:
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
Notoatmodjo, S. 2007. Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. PT. Rhineka Cipta
: Jakarta.
17
18