Anda di halaman 1dari 13

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Universitas Aisyiyah Yogyakarta. Responden

dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa semester IV prodi DIV kebidanan di

Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta sebanyak 120 mahasiswa. Penelitian ini bertujuan

untuk mengetahui adanya hubungan sikap teman sebaya tentang LGBT dengan stigma

LGBT pada mahasiswa semester 4 prodi DIV kebidanandi Universitas ‘Aisyiyah

Yogyakarta tahun 2016. Berdasarkan penelitian yang dilakukan didapatkan hasil-hasil

sebagai berikut:

1. Gambaran Umum Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta

Penelitian ini dilakukan disekolah tinggi ilmu kesehatan Yogyakarta, yang

sekarang sudah menjadi Universitas’Aisyiyah Yogyakarta pada tahun 2016

iniyang berdiri sejak tahun 1963 berdasarkan hasil keputusan Mukhtamar

‘Aisyiyah yang ke-35 di Jakarat untuk dapat menyelenggarakan pendidikan

dibidang kesehatan.

Selanjutnya didirikan sekolah penjengan kesehatan tingkat C dan sekolah

bidan ‘Aisyiyah Yogyakarta yang menyelenggarakan program studi Ilmu

Keperawatan(S1) dan studi Kebidanan (D3) pada tahun 2009 mulai dibuka

program studi baru yaitu DIV kebidanan pendidik dengan SK ijin

penyelenggaraan no 397/D/T2009 anggal 18 Juni 2009. Visi perguruan tinggi ini

adalah Kesehatan terbaik di Indonesia 2016.

Metode pembelajaran di Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta adalah denga SCL

(Student Center Learning). Kegiatan praktikum dilaboratorium, klinik dan


komunitas. Menjalin kerjasama dengan baik dalam negeri maupun diluar negeri.

Memiliki dosen yang tersertifikasi dengan lulusan S2 dan DIV.

Penelitian ini dilaksanakan pada mahasiswa program studi DIV bidan

pendidik semester IV yang terdiri dari 120 mahasiswa yang tebagi menjadi dua

kelas yaitu kelas A dan kelas B.

2. Analisis Univariat

a. Sikap teman sebaya tentang LGBT pada mahasiswa semester 4 prodi DIV

kebidanan Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta tahun 2016

Tabel. 4.1 Gambaran Sikap teman sebaya tentang LGBT pada mahasiswa
semester 4 prodi DIV kebidanan Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta tahun
2016

No Sikap LGBT Frekuensi Persentase


1 Baik 0 0%
2 Cukup 0 0%
3 Kurang 120 100%
Total 120 100%
Sumber : Data Primer, 2016

Berdasarkan tabel 4.1 dapat diketahui bahwa gambaran Sikap teman

sebaya tentang LGBT pada mahasiswa semester 4 prodi DIV kebidanan

Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta tahun 2016 bahwa semua mahasiswa 120

orang atau 100% kurang setuju terhadap LGBT.

b. Stigma teman sebaya tentang LGBT pada mahasiswa semester 4 prodi DIV

kebidanan Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta tahun 2016

Tabel. 4.2 Stigma teman sebaya tentang LGBT pada mahasiswa semester 4
prodi DIV kebidanan Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta tahun 2016

No Stigma LGBT Frekuensi Persentase


1 Tinggi 0 0%
2 Sedang 86 71,7%
3 Rendah 34 28,3%
` Total 120 100%
Sumber : Data Primer, 2016
Berdasarkan tabel 4.2 dapat diketahui bahwa sebagian besar Stigma

teman sebaya tentang LGBT pada mahasiswa semester 4 prodi DIV kebidanan

Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta tahun 2016 adaklah kategori sedang yaitu

sebanyak 86 orang atau 71,7% dan masuk kategori rendah sebanyak 34 orang

atau 28,3%.

3. Analisis Bivariat

Tabel. 4.3
Hubungan sikap teman sebaya tentang LGBT dengan stigma LGBT pada
mahasiswa semester 4 prodi DIV kebidanandi Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta
tahun 2016
Stigma

Sikap Baik Sedang Rendah Total

Baik 0 (0%) 0(30%) 0 (0%) 0 (0%)


Cukup 0 (0%) 0 (0%) 0 (0%) 0 (0%)
Kurang 0 (0%) 86( 71,7%) 34 (28,3%) 120(100%)
Total 0 (0%) 86(71,7%) 34 (28,3%) 120(100%)

Dari tabel 8 terlihat bahwa semua responden mempunyai sikap yang kurang

terhadap LGBT sebanyak 120 orang (100%) dan dari 120 orang tersebut

mempunyai stigma yang kurang sebanyak 34 orang atau 28,3% dan stigma sedang

86 orang (71,7%).

Pengujian selanjutnya untuk hubungan sikap teman sebaya tentang LGBT dengan

stigma LGBT pada mahasiswa semester 4 prodi DIV kebidanan di Universitas

‘Aisyiyah Yogyakarta tahun 2016 dilakukan analisa dengan program SPSS

dengan rumus korelasi Kendall Tau yang hasilnya dalam tabel sebagai berikut :

Tabel. 4.9 Hasil uji Kendall Tau

Uji korelasi Koefisien korelasi P-value


Kendall Tau 0,144 0,02
Sumber : Data Primer, 2016
Dalam penelitian ini didapatkan nilai korelasi Kendall Tau yaitu sebesar

0,749 dengan taraf signifikansi (p-value) 0,02. Hasil uji statistic menunjukkan P

value <0,05 sehingga dapat disimpulkan terdapat hubungan antara sikap teman

sebaya tentang LGBT dengan stigma LGBT pada mahasiswa semester 4 prodi

DIV kebidanan Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta tahun 2016.

B. Pembahasan

1. Sikap teman sebaya tentang LGBT pada mahasiswa semester 4 prodi DIV

kebidanan Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta tahun 2016

Sikap merupakan reaksi atau respons yang masih tertutup dari seseorang

terhadap suatu stimulus atau objek. Sikap secara nyata menunjukkan konotasi

adanya kesesuaian reaksi terhadap stimulus tertentu yang dalam kehidupan

sehari–hari merupakan reaksi yang bersifat emosional terhadap stimulus sosial

(Notoatmodjo, 2007).

Hasil penelitian menunjukkan bahwa semua responden 120 orang atau 100%

mahasiswa semester 4 prodi DIV kebidanan Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta

atau 100% mempunyai sikap kurang setuju terhadap LGBT.

Menurut Azwar (2008) sikap sosial terbentuk dari adanya interaksi sosial yang

dialami oleh individu. Interaksi sosial mengandung arti lebih dari pada sekedar

adanya kontak sosial dan hubungan antar individu sebagai anggota kelompok

sosial. Dalam interaksi sosial, terjadi hubungan saling mempengaruhi di antara

individu yang satu dengan yang lain, terjadi hubungan timbal balik yang turut

mempengaruhi pola perilaku masing–masing individu sebagai anggota

masyarakat. Dalam interaksi sosialnya, individu bereaksi membentuk pola sikap

tertentu berbagai objek psikologis yang dihadapinya.


Teman sebaya merupakan salah satu yang paling berpengaruh dalam

menentukan sikap seseorang. Teman sebaya adalah anak-anak atau remaja yang

memiliki usia atau tingkatan kematangan yang kurang lebih sama. Interaksi

diantara teman-teman sebaya yang berusia sama memiliki peran yang unik dalam

budaya AS. Pertemanan berdasarkan tingkatan usia dengan sendirinya akan

terjadi meskipun sekolah tidak menerapkan sistem usia. Remaja dibiarkan untuk

menentukan sendiri komposisi masyarakat mereka. Salah satu fungsi terpenting

dari kelompok teman sebaya adalah sebagai sumber informasi mengenai dunia

diluar keluarga. Remaja memperoleh umpan balik mengenai kemampuannya dari

kelompok teman sebaya. Remaja mempelajari bahwa apa yang mereka lakukan

itu lebih baik, sama baik, atau kurangbaik, dibandingkan remaja-remaja lainnya

(Santrock, 2013).

2. Stigma teman sebaya tentang LGBT pada mahasiswa semester 4 prodi DIV

kebidanan Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta tahun 2016

Stigma menurut kamus besar bahasa Indonesia adalah ciri negatif atau

pemberian faktor-faktor negatif terhadap seseorang atau suatu kelompok karena

pengaruh lingkungannya (Departemen Pendidikan Nasional, 2010). Stigma adalah

teindakan memberikan labelsosial yang bertujuan untuk memisahakan atau

mendeskriditkan seseorang atau kelompok orang dengan cap atau pandangan

buruk (Kemenkes RI, 2012).

Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar Stigma teman sebaya

tentang LGBT pada mahasiswa semester 4 prodi DIV kebidanan Universitas

‘Aisyiyah Yogyakarta tahun 2016 adalah kategori sedang yaitu sebanyak 86

orang atau 71,7% dan masuk kategori rendah sebanyak 34 orang atau 28,3%.
Lesbian, gay, Biseksual dan Transgender/transexual (LGBT) merupakan

sebutan bagi kelompok orang yang memiliki perbedaan orentasi dan identitas

seksual yang berbeda. Definisi seksualitas menurut WHO dalam Ardhanary

Institute dan HIVOS (2009).

LGBT merupakan salah satu hal yang diberi stigma oleh masyarakat karena

dianggap menyimpang dan tidak sesuai dengan norma. Menurut Green dalam

Notoadmodjo (2007) ada 3 faktor yang ikut mempengaruhi stigma dimasyarakat

salah satunya adalah reinforcing factor (faktor pendorong) yang mencakup

intervensi petugas, tokoh masyarakat, teman sebaya, orang tua. Sehingga dalam

hal ini dapat diketahui teman sebaya mempunyai peran penting dalam membentuk

suatu pencitraan. Teman sebaya dapat membentuk suatu pencitraan tertentu dari

suatu peristiwa atau suatu kelompok dan dipahami sebagai kebenaran umum

dalam lingkungan masyarakat.

Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan di Jakarta dan Yogyakarta

terkait stigma, diskriminasi dan kekerasan pada LGBT, menunjukkan bahwa

89,3% LGBT pernah mengalami kekerasan fisik, 79,1% pernah mengalami

kekerasan psikis, 45,1% pernah mengalami kekerasan seksual (Laazulva, 2013).

3. Hubungan sikap teman sebaya tentang LGBT dengan stigma LGBT pada

mahasiswa semester 4 prodi DIV kebidanandi Universitas ‘Aisyiyah

Yogyakarta tahun 2016

Menurut Erving Goffman (1963) Stigma merupakan tanda-tanda yang dibuat

pada tubuh seseorang untuk diperlihatkan dan menginformasikan kepada

masyarakat bahwa orang-orang yang mempunyai tanda-tanda tersebut merupakan

seorang buruh, kriminal, atau seorang penghianat. Tanda-tanda tersebut


merupakan suatu ungkapan atas ketidak wajaran dan keburukan status moral yang

dimiliki oleh seseorang (Retnowati, 2013).

LGBT merupakan singkatan Lesbian, Gay, Biseksual, Transgender atau

Transeksual, Interseks dan Queer. Sebagai bagian dari ragam orentasi seksual dan

identitas gender (SOGIE) LGBTIQ hingga saat ini keberadaanya masih menjadi

masalah secara sosial, teologis dan psikologis. Sehingga pada beberapa hal

mereka mendapat perlakuan yang tidak baik. Anarkisme dan pelecehan tak pernah

alpa dalam hidupnya (Sunhiyah, 2014).

LGBT dianggap oleh sebagian masyarakat sebagai pendosa, penyimpangan

seksual dan kelainan seksual sehingga tak jarang kelompok ini mengalami

diskriminasi dan stigma. Pada awal tahun 1970, homoseksual dianggap kelompok

yang berbeda. Pada tahun 1980 dan 1990 para pakar peneliti dan masyarakat

melihat mereka sebagai orang yang rentan secara psikologis, rentan terhadap

depresi dan keinginan bunuh diri. Pada tahun 1990-an hingga saat ini masyarakat

dapat lebih memahami dan menerima seseorang yang menyukai sesama jenis

(Brook Jane dalam Sunhiyah 2014).

Remaja lebih banyak berada di luar rumah bersama dengan teman

sebayanya. Jadi dapat dimengerti bahwa sikap, pembicaraan, minat, penampilan,

dan perilaku teman sebaya lebih besar pengaruhnya daripada keluarga. Di dalam

kelompok sebaya, remaja berusaha menemukan konsep dirinya. Disini ia dinilai

oleh teman sebayanya tanpa memerdulikan sanksi-sanksi dunia dewasa.

Kelompok sebaya memberikan lingkungan, yaitu dunia tempat remaja melakukan

sosialisasi di mana nilai yang berlaku bukanlah nilai yang ditetapkan oleh orang

dewasa, melainkan oleh teman seusianya (Depkes, 2012).


Pengaruh teman sebaya dapat menentukan bagaimana seorang individu

mengambil sikap atau berperilaku. Pengaruh teman sebaya dapat berpengaruh

terhadap sikap posistif dan negatif, melalui interaksi teman sebayalah anak-anak

dan remaja belajar mengenal pola hubungan yang timbal balik dan setara mereka

juga belajar mengamati dengan teliti minat dan pandangan teman sebaya dengan

tujuan untuk memudahkan proses penyatuan dirinya ke dalam aktivitas teman

sebaya yang sedang berlangsung (Piaget dalam Santrock, 2007).

Hasil penelitian dengan analisis Kendall Tau dapat diketahui bahwa nilai p

lebih kecil dari 0,05 (0,02 < 0,05) sehingga dapat dinyatakan hipotesis diterima.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara sikap teman

sebaya tentang LGBT dengan stigma LGBT pada mahasiswa semester 4 prodi

DIV kebidanan Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta tahun 2016.

Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan Brian et al

(2010). Penelitian yang dilakukan di Amerika juga menyatakan stigma

hubunganras, gender, danseksualdengangangguan mentaldi kalanganlesbian, gay,

biseksual, dan transgender(LGBT) pemuda, hasil penelitian menunjukkan

sepertiga dari responden mengalami 17%gangguan mental, 15% depresi berat,

dan9% strespasca traumakekacauan (Anoreksia dan bulimiayanglangka),31 %

melakukan upayabunuh diri.

Penelitian lain yang senada dengan penelitian ini adalah penelitian David

(2008) tentang diskriminasi dan kekeran fisik pada laki laki gay dengan jumlah

1248 sampel laki-laki gay dan biseksual yang umurnya berkisar hanya 18-27

tahun, usia rata-rata 23 tahun. Hasilnya 39,7% mengalami pelecahan,11,2%

mengalami diskriminasi, 13,8% mengalami kekerasan fisik.


C. Keterbatasan
Keterbatasan dalam penelitian ini antara lain :
1. Pada penelitian ini peneliti menggunakan kuesioner yang dibagikan kepada

mahasiswa, sehingga peneliti tidak mengetahui secara persis apakah

responden dalam hal ini menulis yang sebenernya atau tidak.

2. Dalam penelitian ini, peneliti hanya meneliti hubungan antara sikap teman

sebaya tentang LGBT dengan stigma LGBT tanpa mempertimbangkan faktor

lain yang kemungkinan juga dapat mempengaruhi sikap dan stigma

mahasiswa tentang LGBT seperti Tingkat Pengetahuan,Tingkat Pendidikan, Sosial

Ekonomi, Budaya, Sarana Prasarana, Media, Fasilitas dan Orang Tua


BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan analisis data dan inteprestasinya, maka dapat ditarik

kesimpulan penelitian sebagai berikut :

1. Sikap teman sebaya tentang LGBT pada mahasiswa semester 4 prodi DIV

kebidanan Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta tahun 2016 bahwa semua mahasiswa

120 orang atau 100% kurang setuju terhadap LGBT.

2. Stigma teman sebaya tentang LGBT pada mahasiswa semester 4 prodi DIV

kebidanan Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta tahun 2016 adaklah kategori sedang

yaitu sebanyak 86 orang atau 71,7% dan masuk kategori rendah sebanyak 34

orang atau 28,3%.

3. Terdapat hubungan antara sikap teman sebaya tentang LGBT dengan stigma

LGBT pada mahasiswa semester 4 prodi DIV kebidanan Universitas ‘Aisyiyah

Yogyakarta tahun 2016. Hasil nilai uji statistik Kendall Tau 0,02< 0,05.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disampaikan beberapa saran sebagai

berikut :

a. Bagi tenaga kesehatan

Penelitian ini diharapkan sebagai bahan referensi atau masukan bagi profesi agar

lebih meningkatkan pelayanan dan perhatian tentang stigma LGBT khususnya

kesehatan kelompok LGBT.


b. Bagi mahasiswa

Mahasiswa diharapkan meningkatkan informasi dan pengetahuan tentang LGBT

dengan sehingga bisa memiliki sikap dan stigma yang baik terhadap kelompok

LGBT.
LAMPIRAN

1. UNIVARIAT

A. SIKAP TERHADAP LGBT

Sikap LGBT

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent

Valid kurang 120 100.0 100.0 100.0

B. STIGMA TERHADAP LGBT

Stigma LGBT

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent

sedang 86 71.7 71.7 71.7

Valid rendah 34 28.3 28.3 100.0

Total 120 100.0 100.0

2. BIVARIAT

Sikap LGBT * stigma LGBT Crosstabulation

stigmaoke Total

sedang rendah

Count 86 34 120

sikapoke kurang % within sikapoke 71.7% 28.3% 100.0%

% within stigmaoke 100.0% 100.0% 100.0%


Count 86 34 120

Total % within sikapoke 71.7% 28.3% 100.0%

% within stigmaoke 100.0% 100.0% 100.0%


Nonparametric Correlations

Correlations

sikap_LGBT stigma_LGBT

Correlation Coefficient 1.000 .144*

sikap_LGBT Sig. (2-tailed) . .029

N 120 120
Kendall's tau_b
Correlation Coefficient .144* 1.000

stigma_LGBT Sig. (2-tailed) .029 .

N 120 120

*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

Keterangan : warna merah p value menunjukkan ada hubungan karena nilainya ,0,05
Warna biru keeratan hubungan rendah( bintang 1)

Anda mungkin juga menyukai