Anda di halaman 1dari 2

XI.

Analisa
Pada standarisasi larutan sekunder NaOH dengan KHP, diperoleh normalitas
NaOHN senilai 0,88. Sedangkan secara teoritis, normalitas NaOH adalah 1 N. Perbedaan
ini dikarenakan kesalahan atau ketidak telitian yang dimungkinkan pada saat
penimbangan zat,pembuatan larutan, atau penambahan indicator yang terlalau banyak.
Kesalahan pada pembuatan larutan standar dapat menyebabkan kesalahan pada proses
titrasi yang menggunakan larutan standar tersebut, sehingga persen kesalan pada titrasi
KHP dengan NaOH, titrasi CH3COOH dengan NaOH dan H2SO4 denagn NaOH
memilliki kisaran nilai yang sama, sekitar 12%. Seharusnya , % kesalahan titrasi yang
baik adalah kurang dari sama dengan 5%. Oleh karena itu, dibutuhkan ketelitian dan
ketepatan dalam pengerjaannya.
Pada standarisasi larutan sekunder HCl dengan Na2CO3, diperoleh normalitas
HCl senilai (rata-rata) 0,9556. sedangkan secara teoritis, normalitas HCl adalah 1 N.
perbedaannya tidak terlalau jauh, dengan persen kesalahan standarisai 4,4%. Persen
kesalahan yang diperoleh masih dalam batas toleransi kurang dari sama dengan 5%. Bila
persen kesalahan standarisasi tidak terlalu besa, maka penentuan konsentrasi larutan
denagn menggunakan larutan stansr tersebut memiliki persen kesalahan yang tidak
terlalau jauh, berkiar 4-6 %. Buktinya, persen kesalahan yang diperoleh pada penentuan
konsentrsai larutan NH4OH dengan HCl adalah 6,8%.
Pada titrasi asam basa kali ini, digunakan 2 indikator yaitu fenolftalein diguankan
sebagai indicator pada titrasi KHP denagn NaOH, dan pada titrasi CH 3COOH denagn
NaOH, karena laruatn yang sihasilkan (larutan garam) mempunyai pH > 7. sedangkan
metal orange digunakan pada titrasi Na2CO3 denagn HCl dan titrasi NH4OH denagn HCl,
karena larutan garam yang dihasilkan memiliki pH > 7. penggunaaan indicator harus
disesuaikan denagn jangkauan pH larutan garam yang dihasilkan, sehingga tidak semua
titrasi menggunakan indicator yang sama.
XII. Kesimpulan
Dari percobaan yang te;ah kami lakukan, dapat disimpulkan bahwa:
a. pada standarisai larutan sekunder NaOH dengan KHP
diperoleh - normalitas rata – rata NaOH = 0,88 mek/ml
- persen kesalahan = 12%
- perubahan warna saat titrasi tidak berwarna menjadi merah muda
b. pada standarisasi larutan sekunder HCl dengan Na2CO3
diperoleh - normalitas rata –rata HCl = 0,9556 mek/ml
- persen kesalahan = 4,4%
- perubahan warna yang terjadi merah muda menjadi kuning
c. pada penentuan konsentrasi larutan CH3COOH dengan larutan standar NaOH,
diperoleh - normalitas rata – rata CH3COOH = 0,874 mek/ml
- persen kesalahan 12,6%
- perubahan warna dari bening menjadi merah muda
d. pada penentuan konsentrasi larutan NH4OH dengan larutan std.HCl
diperoleh - normalitas rata – rata NH4OH = 1,084 ek/l
- persen kesalahan 4,5%
- perubahan warna dari orange menjadi merah muda
e. pada penentuan konsentrasi larutan NaOH denmagn HCl, diperoleh :
- normalitas NaOH rata -= rata = 1,073 ek/l
- persen kesalahan 6,8%
- perubahan warna dari merah muda menjadi bening
f. pada penentuan konsentrasi H2SO4 dengan NaOH, diperoleh :
- normalitas H2SO4 rata –rata = 0,855 ek/l
- persen kesalahan 14,5% orange

Anda mungkin juga menyukai