Anda di halaman 1dari 4

Langkah kerja Cooling Tower

Berikut adalah step by step kerj Cooling Tower:

 Langkah pertama adalah memompa air panas dari kondensor menuju menara cooling tower melalui
system pemipaan yang pada ujungnya memiliki banyak nozzle untuk tahap spraying atau semburan.
 Air panas yang keluar dari nozzle (spray) secara langsung melakukan kontak dengan udara sekitar yang
bergerak secara paksa karena pengaruh.fan/blower yang terpasang pada cooling tower.
 Kemudaian air yang sudah mengalami penurunan temperature ditampung dalam bak/basin untuk
kemudian dipompa kembali menuju kondensor yang berada di dalam chiller.
 Pada cooling tower juga dipasang katup make up water yang dihubungkan ke sumber air terdekat untuk
menambah kapasitas air jika terjadi kehilangan air ketika proses evaporative dan blowdown.
 Prestasi menara pendingin biasanya dinyatakan dalam “range” dan “approach”, dimana range adalah
penurunan suhu air yang melewati cooling tower dan approach adalah selisih antara suhu udara wet-bulb
dan suhu air yang keluar.
 Perpindahan kalor yang terjadi pada cooling tower berlangsung dari air ke udara tak jenuh. Ada dua
penyebab terjadinya perpindahan kalor yaitu perbedaan suhu dan perbedaan tekanan parsial antara air
dan udara. Suhu pengembunan yang rendah pada cooling tower membuat sistem ini lebih hemat energi
jika digunakan untuk system refrigerasi pada skala besar seperti chiller

Mengapa Perlu ada Cooling tower ?

Proses yang terjadi pada chiller atau unit pendingin untuk system AC sentral dengan system kompresi
uap terdiri dari proses kompresi, kondensasi, ekspansi(perubahan tekanan) dan evaporasi. Proses ini
terjadi dalam satu siklus tertutup yang menggunakan media berupa refrigerant yang mengalir dalam
system pemipaan yang terhubung dari satu komponen ke komponen lainnya. Untuk mendinginkan
refrigran, Kondensor menggunakan air sebagai media untuk proses pendinginannya. Uap refrigeran
panas mengalir dalam pipa yang berada di dalam tabung sehingga terjadi proses pertukaran kalor. Uap
refrigeran panas berubah fase dari fase gas menjadi cair, yang memiliki tekanan tinggi mengalir menuju
alat ekspansi (perubah tekanan) , sementara air yang keluar dari kondensor memiliki temperatur yang
lebih tinggi. Karena air ini akan digunakan lagi untuk proses pendinginan kondensor maka
temperaturnya harus diturunkan kembali atau didinginkan pada cooling tower.

Cooling Tower atau menara pendingin sering atau banyak kita jumpai di Pabrik-pabrik, mall atau
sejenisnya. Cooling Tower Salah satu komponen utama pada AC sentral selain chiller, AHU, dan ducting
adalah cooling tower atau menara pendingin.Apakah fungsi cooling tower, cara kerja, dan jenis-jenisnya?
Di uraian singkat berikut dijelaskan mengenai cooling tower.

Fungsi Cooling Tower adalah sebagai alat untuk mendinginkan air panas dari kondensor dengan cara
dikontakkan langsung dengan udara secara konveksi paksa menggunakan fan/kipas. Berikut gambar
Cooling tower dengan sistem kerjanya:
Komponen Cooling tower
Komponen dasar sebuah Cooling tower meliputi rangka dan wadah, bahan pengisi, kolam air dingin,
eliminator aliran, saluran masuk udara, louvers, nosel dan fan. Kesemuanya dijelaskan dibawah ini:

1. Rangka dan wadah. Hampir semua menara memiliki rangka berstruktur yang menunjang
tutup luar (wadah/casing), motor, fan, dan komponen lainnya. Dengan rancangan yang lebih
kecil, seperti unit fiber glass, wadahnya dapat menjadi rangka.
2. Bahan Pengisi. Hampir seluruh Cooling tower menggunakan bahan pengisi (terbuat dari
plastic atau kayu) untuk memfasilitasi perpindahan panas dengan memaksimalkan kontak
udara dan air. Terdapat dua jenis bahan pengisi:
o Bahan pengisi berbentuk percikan/Splash fill: air jatuh diatas lapisan yang berurut
dari batang pemercik horisontal, secara terus menerus pecah menjadi tetesan yang lebih
kecil, sambil membasahi permukaan bahan pengisi. Bahan pengisi percikan dari plastic
memberikan perpindahan panas yang lebih baik daripada bahan pengisi percikan dari
kayu.
o Bahan pengisi berbentuk film: terdiri dari permukaan plastik tipis dengan jarak yang
berdekatan dimana diatasnya terdapat semprotan air, membentuk lapisan film yang
tipis dan melakukan kontak dengan udara. Permukaannya dapat berbentuk datar,
bergelombang, berlekuk, atau pola lainnya. Jenis bahan pengisi film lebih efisien dan
memberi perpindahan panas yang sama dalam volume yang lebih kecil daripada bahan
pengisi jenis splash.
3. Kolam air dingin. Kolam air dingin terletak pada atau dekat bagian bawah Cooling tower, dan
menerima air dingin yang mengalir turun melalui Cooling tower dan bahan pengisi. Kolam
biasanya memiliki sebuah lubang atau titik terendah untuk pengeluaran air dingin.
4. Drift eliminators. Alat ini menangkap tetes-tetes air yang terjebak dalam aliran udara supaya
tidak hilang ke atmosfir.
5. Saluran udara masuk. Ini merupakan titik masuk bagi udara menuju Cooling tower . Saluran
masuk bisa berada pada seluruh sisi menara (desain aliran melintang) atau berada dibagian
bawah menara (desain aliran berlawanan arah).
6. Louvers. Pada umumnya, Cooling tower dengan aliran silang memiliki saluran masuk louvers.
Kegunaan louvers adalah untuk menyamakan aliran udara ke bahan pengisi dan menahan air
dalam Cooling tower. Beberapa desain Cooling tower aliran berlawanan arah tidak
memerlukan louver.
7. Nosel. Alat ini menyemprotkan air untuk membasahi bahan pengisi. Distribusi air yang
seragam pada puncak bahan pengisi adalah penting untuk mendapatkan pembasahan yang
benar dari seluruh permukaan bahan pengisi. Nosel dapat dipasang dan menyemprot dengan
pola bundar atau segi empat, atau dapat menjadi bagian dari rakitan yang berputar seperti pada
Cooling tower dengan beberapa potongan lintang yang memutar.
8. Fan. Fan aksial (jenis baling-baling) dan sentrifugal keduanya digunakan dalam Cooling
tower. Umumnya fan dengan baling-baling/propeller digunakan pada Cooling tower induced
draft dan baik fan propeller dan sentrifugal dua-duanya ditemukan dalam menara forced draft.
Tergantung pada ukurannya, jenis fan propeller yang digunakan sudah dipasang tetap atau
dengan dapat dirubah-rubah/ diatur. Sebuah fan dengan baling-baling yang dapat diatur tidak
secara otomatis dapat digunakan diatas range yang cukup luas sebab fan dapat disesuaikan
untuk mengirim aliran udara yang dikehendaki pada pemakaian tenaga terendah. Baling-baling
yang dapat diatur secara otomatis dapat beragam aliran udaranya dalam rangka merespon
perubahan kondisi beban.

Desain Cooling Tower

 Counterflow : Dalam desain counterflow, aliran air yang disemprotkan oleh nozzle
berlawanan arah dengan aliran air (lihat diagram dibawah).

 Cross Flow : Crossflow adalah desain di mana aliran udara diarahkan tegak lurus terhadap
aliran air (lihat diagram di bawah). Aliran udara masuk melalui kisi-kisi cooling tower
dimana aliran air mengalir tegak lurus dari udara karena pengaruh grafitasi.

Anda mungkin juga menyukai