Anda di halaman 1dari 16

PENYAKIT ASMA (ASTHMA)

Penyakit Asma (asthma) adalah suatu keadaan di mana saluran nafas mengalami penyempitan
karena hiperaktivitas terhadap rangsangan tertentu, yang menyebabkan peradangan. Penyempitan
tersebut bersifat sementara, yang dapat dipicu oleh berbagai rangsangan, seperti serbuk sari, debu,
bulu binatang, asap, udara dingin dan olahraga. Gejala episodik berulang yang timbul berupa mengi
(nafas berbunyi ngik-ngik), sesak nafas, dada terasa berat dan batuk-batuk terutama malam menjelang
dini hari.
Pada suatu serangan penyakit asma, otot polos dari bronki mengalami kejang dan jaringan
yang melapisi saluran udara mengalami pembengkakan karena adanya peradangan dan pelepasan
lendir ke dalam saluran udara. Hal ini akan memperkecil diameter dari saluran udara (disebut
bronkokonstriksi) dan penyempitan ini menyebabkan penderita harus berusaha sekuat tenaga supaya
dapat bernafas.

Tanda dan Gejala Penyakit Asma

Gejala umum yang terlihat pada penderita penyakit asma adalah mengeluh sesak nafas karena udara
pernafasan tidak dapat mengalir lancar pada saluran nafas yang sempit dan hal tersebut juga yang
menyebabkan nafas berbunyi ngik-ngik (mengi) . Penyempitan saluran pernafasan yang terjadi dapat
berupa pengerutan dan tertutupnya saluran oleh dahak yang dirpoduksi secara berlebihan dan
menimbulkan batuk sebagai mekanisme respon untuk mengeluarkan dahak tersebut.

Pada anak-anak, gejala awal serangan penyakit asma bisa berupa rasa gatal di dada atau di leher.
Batuk kering di malam hari atau ketika melakukan olah raga juga bisa merupakan satu-satunya gejala.

Pada kasus terjadinya serangan penyakit asma yang hebat menyebabkan penderita tidak dapat
berbicara karena kesulitannya dalam mengatur pernafasan

Penyebab Serangan Penyakit Asma (Asthma)

Teori atau hypotesis mengenai penyebab seseorang menderita penyakit asma belum disepakati oleh
para ahli. Namun, sel-sel tertentu di dalam saluran udara (terutama sel mast) diduga
bertanggungjawab terhadap awal mula terjadinya penyempitan saluran pernafasan. Sel mast di
sepanjang bronki melepaskan bahan seperti histamin dan leukotrien yang menyebabkan terjadinya: -
kontraksi otot polos - peningkatan pembentukan lendir - perpindahan sel darah putih tertentu ke
bronki. Sel mast mengeluarkan bahan tersebut sebagai respon terhadap sesuatu yang mereka kenal
sebagai benda asing (alergen), seperti serbuk sari, debu halus yang terdapat di dalam rumah atau bulu
binatang.
Serangan penyakit asma juga bisa terjadi pada beberapa orang tanpa alergi tertentu. Reaksi yang sama
terjadi jika orang tersebut melakukan olah raga atau berada dalam cuaca dingin. Stres atau kecemasan
juga bisa memicu dilepaskannya histamin dan leukotrien. Serangan penyakit asma juga bisa dialami
oleh beberapa wanita dimasa siklus menstruasi, namun hal ini sangat jarang sekali
Sel lainnya (eosnofil) yang ditemukan di dalam saluran udara penderita penyakit asma melepaskan
bahan lainnya (juga leukotrien), yang juga menyebabkan penyempitan saluran udara.
Kemungkinan menderita penyakit asma akan lebih tinggi dikaitkan dengan adanya faktor resiko yang
mendukung seseorang menderita penyakit asma, misalnya faktor keturunan. Jika seorang ibu atau
ayah menderita penyakit asma, maka kemungkinan besar adanya penderita asma dalam anggota
keluarga tersebut.

Pencegahan
Serangan penyakit asma dapat dicegah jika faktor pemicunya diketahui dan bisa dihindari. Serangan
penyakit asma yang dipicu oleh olah raga bisa dihindari dengan meminum obat sebelum melakukan
olah raga.
OKSIGENASI

Kebutuhan oksigenasi merupakan kebutuhan dasar manusian yang digunakan untuk kelangsungan
metabolisme sel metabolisme sel tubuh bagi individu dan untuk mempertahankan hidupnya.

Pemenuhan kebutuhan oksigenasi dalam tubuh terdapat sistem organ yang berperan,
diantaraanya:
1. Saluran pernafasan bagian atas yaitu hidung, faring, laring, dan epiglotis.
Saluran pernafasan atas fungsinya menghangatkan,melembabkan,dan menyaring udara. Hidung
merupakan bagian yang terdiri nares anterior (saluran di dalam lubang hidung) yang memuat kelenjar
sebaseus dengan ditutupi bulu yang kasar yang bermura di lubang hidung,rongga hidung yang dilapisi
oleh selaput lendir yang mengandung pembuluh darah.udara masuk melalui hidung udara akan
disaring oleh bulu-bulu yang ada didalam vestibulum (bagian rongga hidung)
Bersama udara,masuk berbagai patogen,yang dapat nyangkut di hidung,farings(tonsila),larings,atau
trakea,dan dapat berpoliferasi,bila daya tahan tubuh menuru.Penyebaran infeksi(bila
terjadi)tegantung pada pertahanan tubuh,dan dari virulensi kuman yang bersangkutan.
Contoh: ISPA adalah nasofarings,influenza,(virus) yaitu radang nasofarings, farings, larings
,trakea,disertai pembengkakan membran mukosa dan keluarnya eksudat serosa mukopululen (infeksi
sekunder)
2. Saluraan pernapasaan bagian bawah yaitu trakea, tandan bronchus, sekmen brochii dan bronchiolus.
Saluran pernafasan dapat disebabkan oleh patogen yang mengenai saluran pernafasan atas.Infeksi ini
menimbulkan berbagai gambaran patologis dan klinis bergantung pada ketahanan hospes pada
virulensi organism.
3. Paru
· Hidung merupakan bagian yang terdiri dari:
1. Nares anterior (saluran didalam lubang hidung yang memuat kelenjar sebaseus dengan ditutupi
bulu yang kasar yang bermuara dirongga hidung.
2. Rongga hidung yang dilapisi oleh selaput lendir yang mengandung pembulu darah. Disinilah
proses oksigenasi diawali, dimana saat udara masuk melalui hidung udara akan disaring oleh bulu-
bulu yang ada didalam vestibulum (bagian rongga hidung) kemudian dihangatkan serta dilembabkan.
· Faring merupakan pipa yang memiliki otot yang panjangnya mulai dari dasar tengkorak sampai
denga isofagus yang terletak dibelakang naso faling (dibelakang hidung), dibelakang mulut
(orofaring), dan dibelakang laring (laringo faring).
· Laring atau tenggorokan merupakan saluran pernapasan setelah faring yang terdiri dari tulang
rawan yang diikat bersama ligamen dan membran, yang terdiri dari dua laminan yang bersambung
digaris tengah
· Epiglotis, merupakan katup tulang rawan yang bertugas membantu menutup laring sewaktu orang
menelan
· Trakhea atau disebut sebagai batang tenggorok yang memiliki panjang kurang lebih 9 cm, yang
dimulai dari laring sampai kira-kira ketinggian vetebra thorakalis kelima. Trakhea tersebut tersusun
atas enam belas sampai dua puluh lingkaran tak lengkap yang berupa cincin, trakea ini dilapisi oleh
selaput lendir yang terdiri atas epitelium yang bersilia yang dapat mengeluarkan debu atau benda
asing.
· Bronkhus, merupakan bentuk percabangan atau kelanjutan dari trakhea yang terdiri dari dua
percabangan yakni kanan dan kiri, pada bagian kanan lebih pendek dan lebih lebar dari pada bagian
kiri yang memiliki tiga lobus atas, tengah dan bawah, sedangkan bronkus kiri lebih panjang dari
bagian kanan yang berjalan dri lobus atas dan bawah. Kemudian saluran setelah bronchus adalah
bagian percabangan yang disebut sebagai bronchiolus.
· Paru merupakan organ yang utama dalam sistem pernafasan, letak paru itu sendiri didalam rongga
thoraks setinggi tulang selangka sampai dengan diafragma. Paru terdiri dari beberapa lobus yang
diselaputi oleh pleura, yaitu pleura parietalis dan pleura viseralis, kemudian juga dilindungi oleh
cairan pleura yang berisi cairan surfaktan.
sebagai alat pernafasan utama terdiri dari dua bagian (paru kanan dan kiri) dan bagian tengah dari
organ jantung beserta pembuluh darah yang berbentuk kerucut dengan bagian puncak disebut apex.
Paru memiliki jaringan yang bersifat elastik, berpori, dan memiliki fungsi sebagai pertukaran gas
oksigen dan karbon dioksida.

Proses Oksigenasi
Dalam proses pemenuhan organ-organ diatas memiliki peranandalam proses oksigenasi
(pemenuhan kebutuhan oksigen).
3 tahapan dalam proses oksigenasi diantaranya yaitu :

a) Vertilisasi, merupakan proses keluar masuknya oksigen dari atmosfer ke dalam alveoli atau dari
alveoli ke atmosfer.
Ventilasi yaitu masuk dan keluarnya udara atmosfir dari alveolus ke paru-paru atau sebaliknya.
Proses keluar masuknya udara paru-paru tergantung pada perbedaan tekanan antara udara atmosfir
dengan alveoli. Pada inspirasi, dada ,mengembang, diafragma turun dan volume paru bertambah.
Sedangkan ekspirasi merupakan gerakan pasif.
Faktor-faktor yang mempengaruhi ventilasi :
a. Tekanan udara atmosfir
b. Jalan nafas yang bersih
c. Pengembangan paru yang adekuat
b) Difusi , merupakan pertukaran oksigen alveoli dengan kapiler paru dan CO2 kapiler dengan alveoli.
Difusi yaitu pertukaran gas-gas (oksigen dan karbondioksida) antara alveolus dan kapiler paru-paru.
Proses keluar masuknya udara yaitu dari darah yang bertekanan/konsentrasi lebih besar ke
darah dengan tekanan/konsentrasi yang lebih rendah. Karena dinding alveoli sangat tipis dan
dikelilingi oleh jaringan pembuluh darah kapiler yang sangat rapat, membran ini kadang
disebut membran respirasi.
Perbedaan tekanan pada gas-gas yang terdapat pada masing-masing sisi membran respirasi
sangat mempengaruhi proses difusi. Secara normal gradien tekanan oksigen antara alveoli
dan darah yang memasuki kapiler pulmonal sekitar 40 mmHg.
Faktor-faktor yang mempengaruhi difusi :
a. Luas permukaan paru
b. Tebal membran respirasi
c. Jumlah darah
d. Keadaan/jumlah kapiler darah
e. Afinitas
f. Waktu adanya udara di alveoli
c) Transportasi , merupakan transportasi antara O2 kapiler ke jaringan tubuh dan CO2 jaringan tubuh
ke kapiler. Pada proses transportasi O2 akan berikatan dengan Hb membentuk Oxyhemoglobin (97%)
dan larut dalam plasma (3%). Kemudian pada (30%), dan larut dalam plasma (5%), kemudian
sebagian mendjadi HCOO3 berda pada darah (65%).
Oksigen perlu ditransportasikan dari paru-paru ke jaringan dan karbondioksida harus
ditransportasikan dari jaringan kembali ke paru-paru. Secara normal 97 % oksigen akan berikatan
dengan hemoglobin di dalam sel darah merah dan dibawa ke jaringan sebagai oksihemoglobin.
Sisanya 3 % ditransportasikan ke dalam cairan plasma dan sel-sel.
Faktor-faktor yang mempengaruhi laju transportasi :
a. Curah jantung (cardiac Output / CO)
b. Jumlah sel darah merah
c. Hematokrit darah
d. Latihan (exercise)
Faktor yang mempengaruhi kebutuhan oksigenasi
1. Syaraf otonomik, rangsangan simpatis dan parasimpatis dapat memengaruhi kemampuan untuk
dilataksi dan konstriksi, hal ini dapat terlihat keduanya baik simpatis maupun parasimpatis ketika
terjadi rangsangan uung saraf dapat mengeluarkan neurotransmiter (untuk simpatis dapat
mengeluarkan noradrenalin yang berpengaruh pada bronchodilatasi dan untuk parasimppatis
mengeluarkan acetylcolin yang beroengaruh pada bronchokonstriksi) karena pada saluran pernafasan
terdapat adrenergic reseptor dan cholinergic reseptor
2. Hormonal dan obat-obatan, semua hormon yang termasuk derivat catecholamine dapat melebarkan
saluran pernafasan, kemudian obat-obat yang tergolong parasympatic dapat melebarkan tractus
respiratorius, seperti sulfas atropin, extr. Belladona dan obat-obatan yang menghambat adrenergic
tipe beta (khususnya beta-2) dapat mempersempit tractus respiratorius.
3. Adanya alergi pada saluran nifas
4. Paktor perkembangan dapat mempengaruhi kematangan organ termasuk organ pernafasan sehingga
berdampak pada kemampuan pemenuhan oksigen
5. Faktor lingkungan, seperti dataran tinggi, lingkungan dengan polusi tinggi, dan lain-lain
6. Faktor perilaku, seerti perilaku merokok dapat menyebabkan proses penyempitan pada pembuluh
darah, dan lain-lain.

Gangguan/ masalah kebutuhan oksigen


1. hipoksia, merupakan kondisi kurangnya kebutuhan oksigen dalam tubuh atau tidak tercukupinya
pemenuhan kebutuhan oksigen dalam tubuh akibat defisiensi oksigen atau peningkatan penggunaan
oksigen dalam tingkat sel.
2. Tachypnea, merupakan pernafasan yang sangat cepat. Pernafasan ini memiliki frekuensi melebihi
24 kali per menit, yang dapat disebabkan karena paru dalam keadaan atelektaksis atau terjadi emboli.
3. Bradypnea, ditandai dengan pola lambat dan kurang lebih 10 kali permenit, pola ini dapat ditemukan
seseorang dalam keadaan peningkatan tekanan intra karnial yang disertai narkotik atau serdatif.
4. Hiperventilasi, ditandai dengan adanya peningkatan denyut nadi, nafas pendek, adanya nyeri dada,
menurunnya konsentrasi dan lain-lain, keadaan demikian dapat disebabkan karena adaanya infeksi,
keseimbangan asaam baasaa atau gangguan psikologis.
5. Hipokapnea yaitu berkurangnya CO2 tubuh dibawah batas normal, sehingga rangsangan terhadap
pusat pernafasan menurun.
6. Kusmaul, merupakan pola pernafasan cepat dan dangkal yang dapat ditemukan pada orang dalam
keadaan asidosis metabolik.
7. Hipoventilasi, merupakan upaya tubuh untuk mengeluarkan karbondioksida dengan cukup, yang
dilakukan pada saat ventilasi alveolar tidak cukup dalam penggunaan oksigen dengan ditandai adanya
nyeri kepala, penurunan kesadaran, disorientasi atau ketidak seimbangan elektrolit yang dapaat terjadi
akibat atelektasis, otot-otot pernafasan lumpuh, depresi pusat pernafasan, tahanan jalan udara
meningkat, tahanan jaringan paru dan thorax menurun, compliance paru dan thorax menurun.
8. Hiperkapnia yaitu retensi CO2 dalam tubuh senhingga PCO2 meningkat (akibat hipoventilasi)
sehingga menyebabkaann depresi susunan saraf pusat
NYERI DADA

Nyeri dada adalah rasa sakit pada area dada yang memiliki tingkatan bermacam-macam, mulai
dari rasa sakit seperti ditusuk sampai hanya nyeri biasa atau perasaan tidak nyaman. Nyeri dada
memiliki ciri sensasi nyeri, terikat, atau tertekan yang menyerang bagian dada. Bagian tubuh yang
terasa nyeri bisa dimulai dari bahu hingga ke tulang rusuk. Walau jarang terjadi, tapi rasa sakit bisa
menjalar ke rahang, leher, dan hingga ke tangan. Karena sangat luasnya definisi nyeri dada, pada
artikel ini akan dibahas nyeri dada serta kemungkinan penyebabnya melihat anatomi dari dada itu
sendiri.

Hal pertama yang Anda mungkin pikirkan adalah serangan jantung. Tentu nyeri dada bukanlah
sesuatu yang remeh. Tapi Anda harus tahu bahwa nyeri dada memiliki banyak kemungkinan
penyebab. Bahkan, rata-rata orang mengalami nyeri dada yang tidak berhubungan dengan
jantung.Nyeri dada juga bisa disebabkan oleh masalah di paru-paru, kerongkongan, otot, tulang rusuk,
atau saraf, misalnya. Beberapa kondisi ini serius dan mengancam nyawa. Lainnya tidak. Jika Anda
memiliki nyeri dada yang tidak dapat dijelaskan, satu-satunya cara untuk mengkonfirmasi
penyebabnya adalah mengunjungi dokter untuk mengevaluasi Anda. Anda mungkin merasa nyeri
dada di mana saja dari leher Anda sampai dengan perut bagian atas Anda. Tergantung pada
penyebabnya, nyeri dada mungkin:

 Tajam
 Tumpul
 Serasa terbakar
 Tertusuk
 Nyeri
 Ketat, diemas

Penyebab Nyeri Dada

Penyebab nyeri dada dapat dipengaruhi oleh masalah-masalah berikut ini:

 Jantung
 Paru-paru
 Gastrointestinal
 Tulang
 Otot

KORTIKOSTEROID

Kortikosteroid adalah sekumpulan hormon yang diproduksi oleh tubuh manusia melalui
kelenjar adrenal yang terletak di atas ginjal. Hormon ini berfungsi dalam pengaturan metabolisme
karbohidrat, lemak dan protein, regulasi cairan tubuh, sistem pertahanan tubuh, dan pembentukan
tulang.

Apa fungsi obat kortikosteroid?


Kortikosteroid digunakan untuk gangguan produksi hormon oleh kelenjar adrenal yang
mengakibatkan tubuh kekurangan hormon steroid. Kondisi lain yang sering diobati dengan
kortikosteroid antara lain adalah penyakit alergi seperti asma, urtikaria konjungtivitis alergi dan
lainnya, penyakit autoimun, peradangan sistemik, transplantasi, pembengkakan otak, dan masih
banyak lagi.
Apa efek samping obat kortikosteroid?
Penggunaan kortikosteroid pada pasien harus dipertimbangkan dengan baik, dikarenakan efek
sampingnya yang luas. Timbulnya efek samping dipengaruhi banyak hal, penggunaan lebih dari 2
minggu dapat menyebabkan timbul efek samping yang serius. Kortikosteroid potensi kuat dengan
dosis tinggi lebih sering menyebabkan efek samping. Efek samping yang timbul tergantung daripada
bagaimana penggunaannya, karena penggunaan secara sistemik umumnya menyebabkan efek
samping yang lebih besar.

Kortikosteroid sistemik

Sediaan kortikosteroid sistemik biasanya berbentuk tablet atau injeksi ke dalam pembuluh darah.
Efek samping yang bisa timbul adalah :

 Hipertensi
 Peningkatan gula darah, diabetes
 Tukak lambung
 Perdarahan saluran cerna
 Penyembuhan luka yang lama dan abnormal
 Kekurangan kalium
 Osteoporosis
 Mudah terkena infeksi
 Gangguan emosi
 Insomnia
 Peningkatan nafsu makan
 Glaukoma
 Otot yang melemah
 Penipisan kulit

Kortikosteroid lokal
Sediaan kortikosteroid lokal bisa bermacam-macam, termasuk injeksi, inhalasi, dan salep. Efek
samping kortikosteroid injeksi

 Nyeri dan pembengkakan pada otot atau sendi yang disuntik


 Kelemahan otot dan tendon
 Infeksi
 Penipisan kulit

Efek samping kortikosteroid inhalasi

 Sariawan di mulut atau tenggorokan


 Mimisan ringan
 Suara serak atau kesulitan berbicara
 Batuk
 Jamur di rongga mulut
 Peningkatan risiko infeksi pneumonia pada pasien penyakit paru obstruktif kronik

Efek samping kortikosteroid salep

 Penipisan kulit
 Warna kulit menjadi lebih pucat
 Peningkatan risiko infeksi kulit
 Menghambat penyembuhan luka

Pada kasus yang lebih berat, penggunaan kortikosteroid dosis tinggi dapat menyebabkan sindom
Cushing, yang ditandai oleh:

 Obesitas
 Hipertensi
 Mudah lelah
 Striae abdomen, garis berwarna ungu di perut
 Pembengkakan
 Penumpukan lemak di wajah (moon face) dan di belikat (buffalo hump)
 Hirsutisme, pertumbuhan rambut di tempat yang tidak umum pada wanita
 Gangguan menstruasi pada wanita
Bagaimana penggunaan kortikosteroid yang aman?
Oleh karena berbagai efek samping di atas, penggunaan kortikosteroid haru sesuai dengan
petunjuk dokter, baik berapa dosisnya, berapa kali minum dalam sehari, dan untuk diminum berapa
harinya. Masyarakat tidak disarankan untuk mengonsumsi atau menambah-kurangi dosis obat ini
tanpa petunjuk dokter. Untuk mengurangi efek samping kortikosteroid, pasien dapat mengikuti tips
berikut:

 Jangan meminum kortikosteroid saat lambung kosong, untuk mengurangi efek samping
terhadap sistem pencernaan
 Gunakan spacer pada kortikosteroid inhalasi, untuk mengurangi risiko terjadinya infeksi
jamur di rongga mulut
 Lakukan penyuntikan di tempat berbeda, maksimal penyuntikan kortikosteroid di tempat yang
sama yaitu tiga kali
 Pada daerah kulit yang tipis atau lipatan, gunakalah steroid dengan potensi lemah
 Hati-hati pada penggunaan sekitar mata, karena dapat menyebabkan glaukoma atau katarak

Jangan hentikan pengobatan mendadak. Pada penggunaan jangka panjang, dokter biasanya
melakukan “tappering off” saat akan menghentikan pengobatan, yaitu dengan cara dosis obat
diturunkan perlahan-lahan baru kemudian dihentikan. Penghentian mendadak kortikosteroid dapat
menyebabkan sindrom Addison.
LUKA BAKAR

Luka bakar adalah kerusakan pada kulit yang sering disebabkan oleh panas dan bisa sangat
menyakitkan hingga mengakibatkan gejala seperti:

 Kulit memerah
 Kulit mengelupas
 Luka melepuh
 Kulit hangus
 Pembengkakan

Berikut ini adalah beberapa penyebab luka bakar yang sering terjadi:

 Suhu panas. Biasanya disebabkan oleh api, uap, cairan, atau benda yang panas.
 Listrik. Ini bisa disebabkan karena terkena arus listrik ataupun petir.
 Suhu dingin, umumnya muncul karena kulit terkena air, angin atau kondisi dingin.
 Sinar matahari. Kondisi ini disebabkan karena pajanan terhadap sinar matahari. Beberapa
alat untuk menggelapkan warna kulit juga bisa mengakibatkan luka bakar.
 Gesekan, disebabkan oleh gesekan kulit dengan permukaan keras dan kasar seperti jalan raya,
atau karpet.
 Kimia. Biasanya disebabkan karena bersentuhan dengan bahan kimia rumah tangga maupun
industri.
 Radiasi. Peralatan seperti X-ray dan terapi radiasi untuk penderita kanker juga bisa
mengakibatkan luka bakar pada kulit.

Selain menyebabkan kerusakan pada lapisan kulit, penyebab-penyebab di atas juga bisa melukai
bagian tubuh lainnya, seperti otot, pembuluh darah, saraf, paru-paru, dan mata.

Tingkat Keparahan
Bagi Anda yang mengalami luka bakar ringan, pastikan luka bakar tetap dalam kondisi bersih.
Hindari memecahkan sendiri luka melepuh pada kulit guna mencegah infeksi dan memperparah luka
bakar yang sudah terjadi.
Tingkat keparahan luka bakar seseorang sangat tergantung kepada:

 Ketebalan lapisan kulit yang terbakar


 Ukuran dan lokasi luka bakar
 Penyebab luka bakar
 Usia dan faktor kesehatan penderita luka bakar

Terdapat beberapa luka yang harus langsung ditangani oleh IGD di rumah sakit, terutama luka bakar
akibat bahan kimia dan listrik. Luka bakar yang luas dan dalam juga perlu ditangani secepatnya.
Begitu juga dengan luka bakar pada sebagian lapisan kulit wajah, tangan, lengan, kaki, atau alat
kelamin juga dianggap sebagai kondisi yang memerlukan penanganan medis. Terutama pada wanita
hamil dan juga balita, luka bakar juga harus mendapatkan penanganan sesegera mungkin. Operasi
plastik mungkin diperlukan jika luka bakar yang terjadi terlalu parah. Jika Anda menghirup asap atau
pun uap kimia atau bersuhu panas, segera periksakan diri Anda ke dokter. Menghirup uap panas atau
gas bisa menyebabkan paru-paru terluka. Menghirup gas beracun seperti karbonmonoksida bisa
mengakibatkan kondisi keracunan.

Pengobatan Luka Bakar


Terdapat beberapa langkah yang bisa dilakukan untuk menangani luka bakar sebagai pertolongan
pertama. Langkah pertama adalah mendinginkan luka bakar yang terjadi dengan air biasa kira-kira
selama 20-30 menit. Pastikan tidak memakai es, air es, krim, atau bahan yang berminyak untuk
mendinginkan luka bakar. Es atau pun air es yang diterapkan secara langsung, bisa membuat luka
semakin parah.

Singkirkan pakaian atau pun aksesoris yang menutupi kulit yang terbakar. Jika pakaian atau pun
aksesoris yang ada sudah menempel pada kulit yang terbakar, usahakan untuk tidak mengangkatnya.

Usahakan untuk mendudukkan penderita luka bakar dalam posisi tegak, jika wajah atau matanya yang
mengalami luka bakar. Sebab posisi duduk tegak akan mengurangi resiko terjadinya pembengkakan.
Pastikan orang yang mengalami luka bakar tetap merasa hangat. Bisa menggunakan selimut untuk
menutupi tubuhnya, tapi jangan sampai menggores bagian kulit yang mengalami luka bakar. Luka
bakar bisa ditutupi dengan plastik atau perban steril. Dan terakhir, penderita disarankan untuk minum
obat pereda rasa sakit seperti parasetamol atau ibuprofen jika sakit mengganggu atau terasa tidak
tertahankan. Bacalah petunjuk dan peringatan yang terkandung di bungkus obat sebelum mulai
mengonsumsinya.

Bayi dan anak kecil sering mengalami luka bakar serius karena kelalaian atau karena mereka bermain
dengan peralatan dan perlengkapan rumah. Berikut ini adalah beberapa cara untuk menghindarkan
anak mengalami luka bakar:

 Ajari anak untuk tidak bermain di wilayah dapur. Banyak peralatan atau bahan yang bisa
menimbulkan luka bakar.
 Usahakan untuk menyetrika di atas meja yang cukup tinggi dan jauh dari jangkauan anak
kecil. Jangan lupa untuk segera mematikan setrika setelah memakainya.
 Simpan korek api atau peralatan yang dapat menghasilkan api jauh dari jangkauan dan
penglihatan anak-anak.
 Jauhkan minuman panas dari anak kecil.
 Ajari anak untuk tidak dekat-dekat dengan knalpot kendaraan yang panas atau kendaraan yang
baru dipakai.
 Periksa suhu air yang akan dipakai untuk mandi bayi Anda. Gunakan siku Anda untuk
memeriksa kehangatan air.
 Berikan pengertian tentang peralatan dan perlengkapan rumah tangga yang bisa menyebabkan
luka bakar pada anak Anda. Terutama perlengkapan yang menggunakan arus listrik.
MORFIN

Morfin adalah jenis obat yang masuk ke dalam golongan analgesik opium atau narkotik. Obat
ini digunakan untuk mengatasi rasa sakit yang terbilang parah dan berkepanjangan atau kronis, seperti
misalnya nyeri pada kanker stadium lanjut. Morfin bekerja pada saraf dan otak sehingga tubuh tidak
merasakan rasa sakit.

Meskipun memiliki manfaat besar, morfin sangat menyebabkan ketergantungan. Risiko


ketergantungan ini bahkan lebih tinggi lagi pada pasien yang di masa lalunya pernah kecanduan
alkohol atau narkoba.

Menghentikan pengobatan morfin yang telah berlangsung jangka panjang tidak bisa dilakukan
sekaligus, terutama pada pasien yang menggunakan morfin dalam dosis besar. Hal ini dapat
menimbulkan gejala putus obat seperti kegelisahan, tubuh berkeringat, nyeri otot, dan mual. Untuk
mengatasinya dokter akan mengurangi dosis secara bertahap hingga pasien benar-benar lepas dari
morfin.

Merk dagang: MST Continus

Tentang Morfin

Golongan Analgesik opium

Kategori Obat resep

Manfaat Meredakan rasa sakit yang parah

Dikonsumsi oleh Dewasa dan anak-anak

Kategori kehamilan
Kategori N: Belum dikategorikan.
dan menyusui

Bentuk obat Tablet, kapsul, sirup, rektal (dari dubur), dan suntik

Peringatan:

 Bagi wanita yang sedang merencanakan kehamilan, tengah hamil, atau sedang menyusui,
sebaiknya tidak menggunakan obat ini.
 Harap berhati-hati bagi penderita gangguan jantung, ginjal, pernapasan, prostat, saluran
empedu, tiroid, pankreas, adrenal, penderita tekanan darah rendah, epilepsi, radang usus, dan
myasthenia gravis, yaitu suatu kondisi yang menyebabkan otot melemah.
 Harap waspada bagi yang mengalami sembelit selama lebih dari satu minggu, baru saja
mengalami cedera parah di kepala, dan pernah mengalami ketergantungan terhadap obat-
obatan atau minuman keras.
 Jika terjadi reaksi alergi atau overdosis, segera temui dokter.

Dosis Morfin

Untuk tahap awal, dosis morfin yang diberikan biasanya berkisar antara 5-20 mg tiap empat jam
sekali. Dosis bisa dinaikkan menjadi 5-20 mg dua kali sehari jika kondisi semakin parah. Untuk
morfin dengan obat suntik, dosis akan diberikan dokter di rumah sakit sesuai dengan kondisi pasien.

Mengonsumsi Morfin dengan Benar

Ikuti anjuran dokter dengan seksama dan baca informasi yang tertera pada kemasan morfin sebelum
mulai mengonsumsinya. Pengobatan akan efektif jika dilakukan segera setelah gejala pertama
muncul. Jika dilakukan saat kondisi semakin parah, pengobatan ini tidak akan efektif. Morfin dapat
dikonsumsi sebelum atau sesudah makan. Jika dokter memberikan resep berupa tablet, telanlah tablet
tersebut dengan bantuan air minum dan jangan menghancurkannya. Namun jika morfin yang
diresepkan dokter berbentuk kapsul, Anda bisa menelannya secara utuh dengan air atau dengan
mencampurkan isi kapsul pada makanan. Pastikan ada jarak waktu yang cukup antara satu dosis
dengan dosis berikutnya. Bagi pasien yang lupa mengonsumsi morfin, disarankan untuk
melewatkannya. Jangan menggandakan dosis morfin untuk mengganti dosis yang terlewat. Di
samping itu, jangan mengonsumsi morfin melebihi waktu yang ditetapkan oleh dokter untuk
menghindari ketergantungan terhadap obat.

Jika berencana melakukan perjalanan ke luar negeri, mintalah surat keterangan dari dokter bahwa
Anda sedang menjalani pengobatan morfin. Sebab, morfin termasuk obat yang penggunaannya
diawasi, dan beberapa negara menerapkan aturan tersebut demi mencegah terjadinya penyalahgunaan
obat-obatan.

Interaksi Obat

Jika dikonsumsi dengan obat-obatan tertentu, morfin bisa menimbulkan reaksi berupa peningkatan
efek samping atau justru mengurangi efektivitas obat tersebut. Untuk menghindarinya, jangan
mengonsumsi morfin dengan beberapa jenis obat berikut ini:

 Campuran opioid agonist/antagonist (pentazocine, nalbuphine, butorphanol) atau opioid


antagonists (naltrexone).
 Obat pereda nyeri opioid dan batuk (codeine, hydrocodone).
 Obat tidur atau gangguan kecemasan (alprazolam, lorazepam, zolpidem)
 Obat relaksan otot (carisoprodol, cyclobenzaprine).
 Minuman beralkohol karena dapat menimbulkan reaksi dan efek samping, seperti mengantuk
atau pusing.

Kenali Efek Samping dan Bahaya Morfin

Sama seperti obat-obat lainnya, morfin juga berpotensi menyebabkan efek samping. Beberapa efek
samping yang bisa terjadi setelah mengonsumsi morfin antara lain adalah:

 Mengantuk.
 Pusing atau sakit kepala.
 Mual.
 Sembelit.
 Sulit buang air kecil.
 Gangguan tidur.
 Mulut terasa kering.
 Tubuh berkeringat.

Biasanya efek samping akan hilang dengan sendirinya setelah tubuh menyesuaikan diri dengan obat.
Jika efek samping tidak kunjung hilang atau justru memburuk, segera hubungi dokter.

Anda mungkin juga menyukai