Anda di halaman 1dari 51

BUKU PUTIH SANITASI

KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT TAHUN 2013

BAB 2

GAMBARAN UMUM
KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT

2.1. GEOGRAFIS, ADMINISTRATIF, DAN KONDISI FISIK

2.1.1. Geografis Commented [U1]: No. 2.1.1. geografi dihapus, tidak diminta
dalam buku petunjuk penyusunan buku putih, uraian tetap
Kabupaten Kotawaringin Barat berada di Provinsi Kalimantan Tengah yang terletak di daerah
khatulistiwa yaitu pada 1019’ sampai dengan 3036’ Lintang Selatan dan 110025’ sampai dengan
112050’ Bujur Timur.

2.1.2. Administratif Commented [U2]: No.2.1.2ut administrasi dihapus, tidak


diminta dalam buku petunjuk penyusunan buu putih, uraian pindah
kebawa setelah uraian topografi atau psang sur.
Secara administratif, luas Kabupaten Kotawaringin Barat adalah 10.759 Km2 yang terdiri dari 6
(enam) Kecamatan, 81 (delapan puluh satu) desa dan 13 (tiga belas) Kelurahan. Kecamatan -
Kecamatan tersebut adalah Kecamatan Arut Selatan (13 Desa dan 7 Kelurahan), Kecamatan
Kumai (15 Desa dan 3 Kelurahan), Kecamatan Kotawaringin Lama (15 Desa dan 2 Kelurahan),
Kecamatan Arut Utara (10 Desa dan 1 Kelurahan), Kecamatan Pangkalan Lada (11 Desa)dan
Kecamatan Pangkalan Banteng (17 Desa). Wilayah Administrasi di Kabupaten Kotawaringin
Barat dapat dilihat pada Tabel 2.1.

Adapun batas-batas wilayah secara administratrif, yaitu sebagai berikut:


 Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Lamandau
 Sebelah Selatan berbatasan dengan Laut Jawa
 Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Seruyan
 Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Sukamara Commented [U3]: Pindah ke atas, stelah uraian bujur Timur

II - 1
BUKU PUTIH SANITASI
KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT TAHUN 2013

Tabel 2.1. Wilayah Administrasi Kabupaten Kotawaringin Barat Commented [U4]: Menjadi table 2.2. menjadi Nama,Luas
wilayah Per-kecamatan dan jumlah kelurahan,lihat template hal.50
Luas Form tabel harus sesuai dengan template buku petunjuk penyusunan
Ibukota Banyaknya Desa / Persentase Luas buku putih (table ini diganti)
No. Kecamatan
Kecamatan Kelurahan (Km2) Terhadap Kabupaten

1. Arut Selatan Pangkalan Bun 13 Desa/7 Kel 2.400 22,31


2. Kumai Kumai 15 Desa / 3 Kel 2.921 27,31
3. Kotawaringin Lama Kota Waringin 15 Desa / 2 Kel 1.218 11,32
4. Arut Utara Pangkut 10 Desa / 1 Kel 2.685 24,96
5. Pangkalan Lada Pandu Sanjaya 11 Desa / - 229 2,13
6. Pangkalan Banteng Karang Mulya 17 Desa / - 1.306 12,14
Kotawaringin Barat 81 Desa / 13 Kel 10.759 100

Sumber : Kotawaringin Barat dalam Angka, 2012

Dari Tabel 2.1. terlihat bahwa Kecamatan Kumai merupakan kecamatan terluas dengan luas
wilayah 2.921 km2 (27,14 % luas kabupaten), dan Kecamatan Pangkalan Lada merupakan
kecamatan yang terkecil dengan luas wilayah 229 km2 (3,08 % luas kabupaten).

2.1.3. Kondisi Fisik

2.1.3.1. Topografi Commented [U5]: No. 2.1.3. kondisi fisik dan no. 2.1.3.1
topografi dihapus, tidak diminta dalam buku petunjuk BPS. Uraian
Topografis wilayah Kabupaten Kotawaringin Barat digolongkan menjadi 4 bagian terdiri dari: tetap dipakai

Dataran, Daerah dataran berombak, Daerah berombak berbukit, dan Daerah berbukit‐bukit
yang terdiri dari:
1. Sebelah utara adalah pegunungan dan macam tanah latosol tahan terhadap erosi.

2. Bagian tengah terdiri dari tanah podsolik merah kuning juga tahan terhadap erosi.

3. Sebelah selatan terdiri dari danau dan rawa alluvial/organosol banyak mengandung air.

Wilayah Kabupaten Kotawaringin Barat berada pada ketinggian 0–500 m dari permukaan laut
dan kemiringan antara 0‐40%. Ketinggian tempat berpengaruh terhadap suhu udara, yaitu
setiap naik 100 meter suhu akan turun rata‐rata 0,06 derajat Celsius. Hal tersebut akan
menyebabkan semakin tinggi suatu tempat, maka suhu semakin rendah. Dengan demikian
dipakaiketinggian merupakan faktor yang perlu diperhatikan karena berpengaruh terhadap
tumbuh‐tumbuhan, dapat dilihat pada Tabel 2.2 Tinggi dari Permukaan Laut dan Persentase
Tingkat Kemiringan Menurut Kecamatan di Kabupaten Kotawaringin Barat.

II - 2
BUKU PUTIH SANITASI
KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT TAHUN 2013

Gambar 2.1
Wilayah Administratif Kabupaten Kotawaringin Barat Commented [U6]: Peta ini menjadi 2.2. judul Peta Adminidtrasi
(Sumber : Revisi RTRW Kabupaten Kotawaringin Barat) Kabupaten dan cakupan wiayah kajian . Peta ukuran A3. Skala
1:25.000 atau 1:50.000.

II - 3
BUKU PUTIH SANITASI
KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT TAHUN 2013

Tabel 2.2. Tinggi dari Permukaan Laut dan Persentase Tingkat Kemiringan Menurut
Kecamatan di Kabupaten Kotawaringin Barat Commented [U7]: Tabel ini dihapus, karena tidak diminta dalam
buku petunjuk penyusunan buku putih

Luas (Ha)
Kecamatan
0–2% 2 – 15 % 15 – 40 % > 40 % Jumlah
Kotawaringin
45.903,35 64.739,94 3.000,60 0 113.643,89
Lama
Arut Selatan 113.593,76 69.107,06 34.963,03 0 217.663,86
Kumai 278.812,90 22.572,55 0 0 301.385,44
Pangkalan
16.610,11 56.222,47 0 0 72.832,58
Banteng
Pangkalan
7.189,56 24.120,18 0 0 31.309,74
Lada
Arut Utara 0 292.410,98 121.342,23 72.460,00 249.450,98
Jumlah 462.109,98 292.410,98 159.305,86 72.460,00 986.286,49
% 46,85 29,65 16,15 7,35 100

Sumber : Revisi RTRW Kabupaten Kotawaringin Barat

2.1.3.2. Klimatologi Commented [U8]: No. 2.1.3.2. Klimatologi dihapus. Uraian


tetap dipakai. Urutannya uraian disesuaikan dengan buku petunjuk
penyusunan buku putih
Kabupaten Kotawaringin Barat terletak pada daerah beriklim panas dan lembab. Hal ini
disebabkan karena secara geografis, masih terletak di sekitar khatulistiwa dan bercurah hujan
tinggi. Kabupaten Kotawaringin Barat terletak pada daerah beriklim panas dan lembab. Hal ini
disebabkan karena secara geografis, masih terletak di sekitar khatulistiwa dan bercurah hujan
tinggi.

Berdasarkan pengamatan yang dilakukan di Stasiun Meteorologi Pangkalan Bun Tahun 2011,
mengalami musim hujan sepanjang tahun dengan curah hujan 2087 mm atau 205 hari hujan
(HH). Dengan penyinaran matahari rata-rata 61,9%. Rata-rata suhu udara sepanjang tahun 2011
adalah 27,6oC yang berkisar antara 21,5oC- 33,6oC. Sedangkan curah hujan sepanjang tahun
2011 berkisar antara 16 mm sampai 487 mm. Dengan kelembaban udara tercatat relatif tinggi
berkisar antara 87% sampai 92% dengan rata-rata selama tahun 2011 adalah 89,2 %.

Kondisi suhu udara tiga tahun terakhir, kecepatan angin, banyaknya curah hujan dan persen
penyinaran matahari dan kelembaban udara dapat dilihat pada Tabel 2.3, Tabel 2.4 dan Tabel
2.5dan Tabel 2.6 berikut ini.

II - 4
BUKU PUTIH SANITASI
KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT TAHUN 2013

Gambar 2.2
Peta Kemiringan Lereng Commented [U9]: Peta ini dihapus, karena tidak diminta dalam
(Sumber : Revisi RTRW Kabupaten Kotawaringin Barat) buku petunjuk penyusunan buku putih

II - 5
BUKU PUTIH SANITASI
KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT TAHUN 2013

Tabel 2.3. Suhu Udara Rata-Rata Maksimum/Minimum Commented [U10]: Tabel ini dihapus, tidak diminta dalam buku
petunjuk penyusunan buku putih
Suhu Udara (0C)
No. Bulan 2009 2010 2011
Maks Maks Min Min Maks Min
1. Januari 31,6 23,3 33,8 22,0 32,9 22,9
2. Pebruari 32,4 23,2 32,7 23,3 33,5 22,1
3. Maret 31,9 23,0 32,7 23,1 32,7 22,2
4. April 32,4 23,3 33,3 23,7 32,7 22,4
5. Mei 32,7 23,5 33,5 23,8 33,6 22,8
6. Juni 32,5 23,1 32,6 23,5 32,6 22,4
7. Juli 31,4 21,8 32,2 22,7 32,5 21,5
8. Agustus 32,1 22,3 31,8 23,0 32,6 22,0
9. September 33,4 22,5 32,4 23,2 31,4 22,0
10. Oktober 32,8 22,9 32,6 23,2 33,3 23,2
11. Nopember 32,1 23,3 32,6 23,2 32,5 23,2
12. Desember 31,9 23,4 32,5 22,1 32,6 23,2
Sumber : Kotawaringin Barat Dalam Angka, Tahun 2012

Tabel 2.4. Kecepatan Angin Rata-Rata (Knot) Commented [U11]: Tabel ini dihapus, tidak diminta dalam buku
petunjuk penyusunan buku putih
Tahun
No. Bulan
2002 2003 2007 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011
1. Januari 05 06 05 05 06 06 06 06 06 05
2. Pebruari 05 05 05 05 06 05 07 06 06 05
3. Maret 05 05 05 05 05 06 05 05 06 05
4. April 05 05 05 05 05 05 06 05 05 02
5. Mei 05 06 05 06 05 05 06 05 05 02
6. Juni 05 06 06 06 05 06 06 06 05 03
7. Juli 06 06 06 06 05 06 06 06 05 03
8. Agustus 07 06 06 06 06 06 06 06 06 03
9. September 07 06 06 06 07 06 07 07 06 04
10. Oktober 06 06 06 06 07 06 06 06 06 03
11. Nopember 06 05 05 05 05 06 06 05 05 02
12. Desember 05 06 05 06 05 05 06 05 05 03
Sumber : Kotawaringin Barat Dalam Angka, Tahun 2012

II - 6
BUKU PUTIH SANITASI
KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT TAHUN 2013

Tabel 2.5. Banyaknya Curah HujanDi Kabupaten Kotawaringin Barat (mm) Commented [U12]: Tabel ini dihapus, tidak diminta dalam buku
petunjuk penyusunan buku putih
Tahun
No. Bulan
2009 2010 2011
1. Januari 135,8 288,1 151,0
2. Pebruari 131,8 392,1 77,0
3. Maret 372,2 489,9 254,0
4. April 310,1 267,6 306,0
5. Mei 110,2 375,2 128,0
6. Juni 65,2 291,6 16,0
7. Juli 319,0 391,9 79,0
8. Agustus 94,5 211,7 41,0
9. September 15,6 380,0 117,0
10. Oktober 222,5 220,5 178,0
11. Nopember 238,1 418,0 253,0
12. Desember 407,4 155,4 487,0
2.422,4 3.882,0 2.087,0
Tahun 2008 2.957,2
2007 3.145,6
2006 2.492,7
2005 2.637,6
2004 2.286,3
2003 2.993,7
2002 3.133,1
2001 2.963,4
Sumber : Kotawaringin Barat Dalam Angka, Tahun 2012,

Tabel 2.6. Penyinaran Matahari dan Kelembaban Udara Commented [U13]: Tabel ini dihapus, tidak diminta dalam buku
petunjuk penyusunan buku putih
Tahun
2009 2010 2011
No Bulan
Penyinaran Kelembaban Penyinaran Kelembaban Penyinaran Kelembaban
Matahari % % Matahari % % Matahari % %

1. Januari 44 90 42 88 65 89
2. Pebruari 59 88 56 84 63 88
3. Maret 60 90 55 88 51 91
4. April 54 89 55 89 47 91
5. Mei 68 88 57 89 72 90
6. Juni 73 86 60 89 75 87
7. Juli 67 87 52 90 71 88

II - 7
BUKU PUTIH SANITASI
KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT TAHUN 2013

Tahun
2009 2010 2011
No Bulan
Penyinaran Kelembaban Penyinaran Kelembaban Penyinaran Kelembaban
Matahari % % Matahari % % Matahari % %

8. Agustus 79 84 61 89 80 87
9. September 60 83 49 90 61 88
10. Oktober 57 85 62 89 55 89
11. Nopember 49 90 53 90 53 90
12. Desember 44 89 54 91 50 92
Sumber : Kotawaringin Barat Dalam Angka, Tahun 2012.

2.1.3.3. Hidrologi Commented [U14]: Tulisan No 2.1.3.3. hidrologi dihaapus,


tidak diminta dalam buku petunjuk penyusunan buku putih. Uraian
kalimat tetap dipakai.
Potensi hidrologi Kabupaten Kotawaringin Barat cukup besar, terutama adanya aliran sungai
besar, seperti Sungai Lamandau, Sungai Arut , Sungai Kumai, dan beberapa sungai kecil lainnya.
Kondisi sungai - sungai utama di Kabupaten Kotawaringin Barat dapat dilihat pada Tabel 2.7.

Terdapat 4 daerah aliran sungai, yaitu DAS Kotawaringin lokasi lintas provinsi (Kalimantan Barat
dan Kalimantan Tengah), DAS Kumai lokasi Kabupaten Kotawaringin Barat, DAS Bulu Kecil lokasi
lintas kabupaten (Kabupaten Kotawaringin Barat dan Kabupaten Seruyan) dan DAS Cabang
lokasi kabupaten (Kabupaten Kotawaringin Barat dan Kabupaten Seruyan) dengan luasan DAS
dapat dilihat pada Tabel 2.8.

Tabel 2.7.Keadaan Sungai di Kabupaten Kotawaringin Barat Commented [U15]: Tabel ini dihapus, tidak diminta dalam buku
petunjuk penyusunan buku putih
Dapat Dilayari Rata-rata Rata-rata Lebar
No. Nama Sungai Panjang (Km)
(Km) Kedalaman (m) (m)
1 Kumai 175.00 100.00 6.00 300.00
2 Lamandau 300.00 250.00 6.00 200.00
3 Arut 250.00 190.00 4.00 100.00
Sumber : Kotawaringin Barat Dalam Angka, Tahun 2012

Tabel 2.8.Daerah Aliran Sungai (DAS) di Wilayah Kabupaten/Kota Commented [U16]: Tabel ini menjadi Tabel 2.1. sesuai buku
petunjuk penyusunan buku putih
No DAS Luas (km²)
1 Kotawaringi 13.903
2 Kumai 2.442
3 Bulu Kecil 1.854
4 Cabang 356
Sumber: Lampiran Peraturan Daerah Kabupaten Kotawarigin Barat

II - 8
BUKU PUTIH SANITASI
KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT TAHUN 2013

Gambar 2.3 Aliran Sungai di Wilayah


Peta Pembagian DAS Commented [U17]: Peta inimenjadi peta 2.1. Peta daerah Aliran
(Sumber : Revisi RTRW Kabupaten Kotawaringin Barat) Sungai di Wilayah Kab. Kotawaringin Barat. Ukuran peta A3. Skala
1.25.000 atau 1: 50.000

II - 9
BUKU PUTIH SANITASI
KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT TAHUN 2013

2.1.3.4. Fisiografi Commented [U18]: Dihapus sampai dengan Oksisol, tidak


diminta dalam buku petunjuk penyusunan buku putih

Fisiografi menjelaskan bentuk wilayah dilihat dari proses pembentukannya. Secara garis besar,
satuan fisiografis yang terdapat di Kabupaten Kotawaringin Barat dikelompokkan kedalam 5
satuan fisiografi, yaitu :

a. Daerah dataran alluvial


Dataran alluvial merupakan dataran yang terbentuk oleh endapan sungai dan endapan
laut akibat pengaruh pasang surut.Dataran ini dijumpai 2 – 5 Km kiri kanan sepanjang
Sungai Lamandau, Sungai Kumai dan sepanjang pantai. Daerah ini biasanya mempunyai
drainase yang jelek.

b. Dataran Gambut
Dataran gambut atau dome terbentuk dari endapan bahan organik dalam kondisi drainase
yang terhambat. Dataran ini dapat dijumpai di daerah Tanjung Puting, daerah belakang
pantai dan daerah belakang sungai.Dataran gambut yang luas ditemukan diantara muara
Sungai Lamandau dan Sungai Arut.

c. Daerah teras - teras


Daerah teras –teras ditemukan setelah dataran gambut dan daerah belakang pantai,
terbentuk dari endapan tua dengan formasi material penyusun batuan pasir. Dataran ini
banyak ditemukan pada sekitar pantai dan di daerah Tanjung Puting.

d. Daerah Dataran
Dataran ini merupakan daerah peralihan antara dataran teras-teras dengan daerah
perbukitan. Dataran ini dijumpai mulai dari batas Tanjung Puting ke utara dan dari selatan
Pangkalan Bun hingga utara di daerah Pangkut.

e. Daerah Perbukitan
Daerah perbukitan merupakan daerah patahan dan lipatan yang terbentuk dari batuan
beku dengan material penyusun granit dan batuan pasir serta terbentuk dari endapan
dengan bahan induk batuan liat, lempung dan pasir. Bentuk wilayah berbukit hingga
bergunung. Daerah ini ditemukan sekitar jalan Runtu – Nanga Bulik dan sebelah utara
Pangkut.

II - 10
BUKU PUTIH SANITASI
KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT TAHUN 2013

2.1.3.5. Jenis Tanah

Jenis tanah di daerah selatan berbeda jenis tanah yang terdapat di daerah utara. Jenis tanah yang
terbentuk erat hubungannya dengan bahan induk (geologi), iklim dan keadaan medannya. Secara
garis besar, jenis tanah yang terdapat di Kabupaten Kotawaringin Barat adalah sebagai berikut:

a. Podsolik Merah Kuning,


Tanah podsolik merah kuning merupakan jenis tanah yang sering dijumpai terletak
menyebar di tengah sampai hulu sungai kecamatan Arut Utara, sedikit Arut Selatan dan
kecamatan Kumai. Tanah podsolik telah mengalami perkembangan lebih lanjut, bersolum
dalam, terbentuk dari bahan induk batu liat, dengan bentuk wilayah berombak sampai
agak berbukit. Warna tanah podsolik ini adalah warna merah kuning dengan tekstur halus
sampai kasar, dan memiliki drainase baik dengan reaksi tanah masam.

b. Kompleks Podsolik (Podsolik Merah Kuning-Podsol),


Tanah regosol podsol merupakan jenis tanah terletak menyebar di tengah kecamatan
Kumai, Arut Selatan dan sedikit Kotawaringin Lama. Tanah podsolik telah mengalami
perkembangan lebih lanjut, bersolum dalam, terbentuk dari bahan induk batu liat, dengan
bentuk wilayah berombak sampai agak berbukit. Warna tanah podsol ini adalah warna
coklat dengan tekstur halus sampai kasar, dan memiliki drainase baik dengan reaksi tanah
masam.

c. Kompleks Regosol (Podsol),


Tanah ini dijumpai menyebar dibagian Timur Kecamatan Kumai, tanah ini bersolum dalam
terbentuk dari bahan induk endapan pasir yang didominasi mineral kwarsa. Bentuk
wilayahnya datar sampai berombak, dengan warna tanah coklat sampai kelabu muda,
tekstur kasar, drainase baik dan reaksi tanah masam.

d. Aluvial,
Jenis tanah ini terbentuk hasil endapan, banyak terdapat di sekitar daerah aliran sungai
Lamandau, Arut, dan Kumai serta di daerah pantai sampai kebagian tengah kecamatan
Kumai. Tanah tersebut relatif lebih subur jika dibandingkan dengan tanah-tanah yang
mengalami perkembangan lanjut.

e. Organosol,
Tanah ini terbentuk dari bahan organik yang tertimbun di tempat tersebut, menyebar di
kecamatan Kumai dan sedikit di kecamatan Kotawaringin lama dan Arut Selatan. Warna
tanah ini hitam bersifat asam.

II - 11
BUKU PUTIH SANITASI
KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT TAHUN 2013

f. Oksisol (Lateritik),
Jenis tanah oksilik (lateritik) terdapat bagian atas (hulu) kecamatan Arut Utara. Keadaan
medan bergelombang, berbukit, dan bergunung dengan solum tanahnya dalam. Tanah
jenis ini memiliki tekstur halus, berdrainase baik, hanya saja daerah ini curah hujan sangat
tinggi. Warna tanah oksolik adalah kuning kemerahan dan termasuk jenis tanah yang
telah lanjut mengalami perkembangan pelapukan.

Rincian mengenai susunan tanah dapat dilihat pada Gambar 2.4.

II - 12
BUKU PUTIH SANITASI
KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT TAHUN 2013

Gambar 2.4
Peta Jenis Tanah Commented [U19]: Peta ini dihapus, tidak diminta dalam buku
(Sumber : Revisi RTRW Kabupaten Kotawaringin Barat) petunjuk penyusunan buku putih

II - 13
BUKU PUTIH SANITASI
KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT TAHUN 2013

2.1.3.6. Geologi Commented [U20]: Dihapus, tidak diminta dalam buku


petunjuk penyusunan BPS

Susunan geologi yang terdapat di Kabupaten Kotawaringin Barat tersusun atas 10 formasi, yaitu:
1. Batuan Terobosan Sintang,
2. Granit Mandahan,
3. Granit Sukadana,
4. Batuan GA Berapi,
5. Tonalik Sepauk,
6. Formasi Dahor,
7. Endapan Rawa,
8. Batuan Gunungapi,
9. Alluvium, dan
10. Formasi Laut.

Rincian mengenai susunan geologi di Kabupaten Kotawaringin Barat dapat dilihat pada Tabel 2.9
dan Gambar 2.5.

Berdasarkan Tabel 2.10 di bawah terlihat bahwa formasi geologi terbanyak yang terdapat di
Kabupaten Kotawaringin Barat adalah formasi endapan rawa dan formasi dahor masing-masing
seluas 336.093,50 Ha dan 223.223,25 Ha.

Tabel 2.9.Formasi Geologi Di Kabupaten Kotawaringin Barat Commented [U21]: Table ini dihapus, idak diminta dalam buku
petunjuk penyusunan buku putih
Kecamatan
No. Jenis Formasi Pangk. Jumlah (%)
Ktw. Lama Arut Selatan Kumai Arut Utara Pangk. Lada
Banteng
1. Batuan Terobosan Sintang 0 0 0 89,22 0 0 89,22 0,01
2. Granit Mandahan 265,77 0 0 1.159,50 0 0 1.425,27 0,16
3. Granit Sukadana 0 0 0 84.598,66 0 0 84.598,66 9,71
4. BatuanGA Berapi 10.173,09 0 0 2.115,31 0 0 12.288,40 1,41
5. Tonalit Sepauk 0 0 0 47.049,37 0 0 47.049,37 5,40
6. Formasi Dahor 50.565,04 50.084,89 57.449,03 5.959,05 34.956,68 24.208,56 223.223,25 25,61
7. Endapan Rawa 52.640,00 118.916,03 120.353,27 0 37.083,02 7.101,18 336.093,50 38,56
8. Batuan Gunungapi 0 48.533,61 0 108.479,87 792,87 0 157.806,35 18,11
9. Alluvium 0 0 1.997,15 0 0 0 7.041,34 0,81
10. Formasi Laut 0 0 1.997,15 0 0 0 1.997,15 0,23
JUMLAH 113.643,89 217.663,86 186.711,46 249.450,98 72.832,57 31.309,74 871.612,50 100,00
Sumber : RTRW Tahun 2007 (Diolah dari Peta Geologi Kalimantan Tengah, Tahun 2004)
* Luas lebih kecil, karena sebagian data tidak ada di Kawasan Taman Nasional Tanjung Putting.

II - 14
BUKU PUTIH SANITASI
KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT TAHUN 2013

Gambar 2.5 Commented [U22]: Peta ini dihapus, tidak diminta dalam buku
petunjuk penyusunan buku putih
Peta Geologi
(Sumber : Revisi RTRW Kabupaten Kotawaringin Barat)

II - 15
BUKU PUTIH SANITASI
KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT TAHUN 2013

2.2. DEMOGRAFI

Berdasarkan data Kabupaten Kotawaringin Barat dalam angka 2012, bahwa jumlah penduduk
pada tahun 2011 tercatat 245.762 jiwa yang tersebar secara tidak merata di enam Kecamatan.
Dari jumlah penduduk tersebut yang terbanyak berada di Kecamatan Arut Selatan (101.805
jiwa) dan yang terendah berada di Kecamatan Arut Utara (17.746 jiwa). Tidak meratanya
penyebaran penduduk ini diakibatkan oleh berbagai hal, antara lain: kondisi geografis,
ketersediaan sarana dan prasarana yang tersedia sehingga menyebabkan ketersediaan jumlah
sumber daya manusia di masing-masing wilayahnya.

Sementara itu, dari data yang terkumpul selama lima tahun terakhir, menunjukkan bahwa
perkembangan jumlah penduduk di Kabupaten Kotawaringin Barat selalu bertambah tiap
tahunnya, dengan laju pertumbuhan sebesar 3,74%. Hal ini tentu akan menambah ketersediaan
jumlah sumber daya manusia yang ada juga akan mempengaruhi dalam pemenuhan sarana dan
prasarana yang dibutuhkan.

Apabila dilihat berdasarkan kepadatannya, bahwa Kecamatan Pangkalan Lada merupakan


wilayah yang mempunyai kepadatan penduduk tertinggi sebesar 126,240 jiwa/Km2, sedangkan
tingkat kepadatan terendah terdapat di Kecamatan Arut Utara sebesar 6,609 jiwa/Km2.
Tingginya tingkat kepadatan penduduk di Kecamatan Pangkalan Lada karena luas wilayah yang
sangat kecil sedangkan jumlah penduduk cukup besar. Untuk lebih jelasnya mengenai jumlah
dan tingkat kepadatan penduduk di Kabupaten Kotawaringin Barat dapat dilihat pada Tabel
2.10. Sedangkan untuk proyeksi penduduk dapat dilihat pada Tabel 2.11. Commented [U23]: Table menjadi table 2.3 dan table 2.4

II - 16
BUKU PUTIH SANITASI
KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT TAHUN 2013

Tabel 2.10.Jumlah Penduduk Dan Kepadatannya 5 Tahun Terakhir Commented [U24]: Tabel menjadi table 2.3.Sesuai Template
BPS
Jumlah Penduduk (jiwa) Jumlah KK Tingkat Pertumbuhan (%) Kepadatan Penduduk (jiwa/km2)
No. Kecamatan
2007 2008 2009 2010 2011 2007 2008 2009 2010 2011 2007 -2008 2008 - 2009 2009 -2010 2010 -2011 2007 2008 2009 2010 2011

1. Arut Selatan 89.607 91.043 92.983 100.361 101.805 - - 25.233 26.956 27388 1,577 2,086 7,351 1,418 37,336 37,935 38,743 41,817 42,419

2. Kumai 43.644 44.682 45.367 47.161 47.674 - - 10.112 10.827 11027 2,323 1,510 3,804 1,076 14,941 15,297 15,531 16,145 16,321

3. Kotawaringin Lama 17.292 17.535 17.768 17.100 17.358 - - 4.821 4.729 4807 1,386 1,311 -3,906 1,486 14,197 14,397 14,588 14,039 14,251

4. Arut Utara 13.644 14.292 14.292 16.709 17.746 - - 4.524 4.710 4971 4,534 0,000 14,465 5,844 5,082 5,323 5,323 6,223 6,609

5. Pangkalan Lada 26.707 27.172 27.321 28.493 28.909 - - 7.347 7.868 8033 1,711 0,545 4,113 1,439 116,624 118,655 119,306 124,424 126,240

6. Pangkalan Banteng 32.538 33.071 33.273 31.559 32.270 - - 8.712 9.014 9228 1,612 0,607 -5,431 2,203 24,914 25,322 25,477 24,165 24,709
Sumber: Kabupaten Kotawaringin Barat Dalam Angka, 2008 sampai 2011

Tabel 2.3.Jumlah Penduduk Saat Ini Dan Proyeksinya Untuk 5 Tahun Commented [U25]: Tabel menjadi table 2.3. Sesuai Template
BPS
Proyeksi Penduduk (jiwa) Jumlah KK Tingkat Pertumbuhan Kepadatan Penduduk (jiwa/km2)
No. Kecamatan
2012 2013 2014 2015 2016 2017 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2012 - 2013 2013 - 2014 2014 - 2015 2015 - 2016 2016 - 2017 2012 2013 2014 2015 2016 2017

1. Arut Selatan 104.971 108.137 111.303 114.470 117.636 120.802 28.240 29.092 29.943 30.795 31.647 32.499 2,928% 2,84% 2,77% 2,69% 2,62% 43,74 45,06 46,38 47,70 49,01 50,33

2. Kumai 48.237 48.799 49.362 49.924 50.487 51.049 11.157 11.287 11.417 11.547 11.678 11.808 1,153% 1,14% 1,13% 1,11% 1,10% 16,51 16,71 16,90 17,09 17,28 17,48

3. Kotawaringin Lama 17.370 17.382 17.394 17.407 17.419 17.431 4.810 4.814 4.817 4.820 4.824 4.827 0,070% 0,07% 0,07% 0,07% 0,07% 14,26 14,27 14,28 14,29 14,30 14,31

4. Arut Utara 18.848 19.950 21.052 22.154 23.256 24.358 5.280 5.588 5.897 6.206 6.514 6.823 5,524% 5,23% 4,97% 4,74% 4,52% 7,02 7,43 7,84 8,25 8,66 9,07

5. Pangkalan Lada 29.473 30.036 30.600 31.164 31.728 32.291 8.190 8.346 8.503 8.660 8.816 8.973 1,877% 1,84% 1,81% 1,78% 1,75% 128,70 131,16 133,63 136,09 138,55 141,01

6. Pangkalan Banteng 32.189 32.109 32.028 31.947 31.867 31.786 9.205 9.182 9.159 9.136 9.113 9.090 -0,251% -0,25% -0,25% -0,25% -0,25% 24,65 24,59 24,52 24,46 24,40 24,34

Jumlah 251.088 256.414 261.740 267.066 272.392 277.717 66.882 68.309 69.737 71.164 72.592 74.019 1,883% 1,813% 1,749% 1,690% 1,635% 39,147 39,869 40,591 41,313 42,035 42,757
Sumber: Hasil Analisis, 2013

Demografi merupakan gambaran ringkas kondisi kependudukan di tingkat kecamatan, Rumus untuk menghitung proyeksi penduduk 5 tahun:
Pt = Po (1 + r )t
Keterangan:
Pt = jumlah penduduk pada tahun t (2017).
Po = jumlah penduduk pada tahun awal (2012)
r = angka pertumbuhan penduduk
t = waktu (5)

II - 17
PENYUSUNAN BUKU PUTIH SANITASI
KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT
PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

2.3. KEUANGAN DAN PEREKONOMIAN DAERAH

Secara umum Kabupaten Kotawaringin Barat masih sangat tergantung dengan dana perimbangan dari Pemerintah Pusat. Meskipun ada
kecenderungan meningkatnya PAD tetapi kontribusinya terhadap APBD masih dibawah 10%. Pendapatan KabupatenKotawaringin Barat sesuai
dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah Pasal 25 Pendapatan Daerah
dikelompokkan atas 3 (tiga) komponen yaitu:
a. pendapatan asli daerah;
b. dana perimbangan; dan
c. lain-lain pendapatan daerah yang sah

Pada tabel dibawah ini disajikan data target dan realisasi APBD Kabupaten Kotawaringin Barat mulai tahun 2008 – 2012

Tabel 2.12.Target Dan Realisasi Pendapatan Daerah Kabupaten Kotawaringin Barat Tahun Anggaran 2008-2012 Commented [U26]: Menjadi tabel 2.5. Sel-sel yang tidak terisi,
apakah tidak ada datanya ? jika tidak ada data dijelaskan
Tahun Rata-rata
NO REALISASI ANGGARAN 2008 2009 2010 2011 2012 Pertumbuhan
(Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (%)
A. PENDAPATAN 565.903.431.853,10 567.162.976.255,88 567.195.632.981,86 645.687.706.364,35 771.039.121.031,98 8,37
a.1 Pendapatan Asli Daerah 30.237.426.417,10 35.429.548.643,88 42.815.214.150,86 48.201.992.905,35 65.265.940.703,51 21,50

a.1.1 Pajak daerah 4.059.567.470,00 4.852.483.256,00 5.009.619.990,00 9.432.024.863,25 18.163.795.420,40 50,91

a.1.2. Retribusi daerah 13.937.386.510,00 20.142.469.795,20 28.245.284.789,80 27.409.641.762,00 33.645.759.866,61 26,14

a.1.3. Hasil pengelolaan keuangan daerah yang 1.772.439.234,24 3.204.652.289,07 3.295.802.354,33 4.216.918.525,62 4.720.678.017,73 30,89
dipisahkan
a.1.4. Lain-lain PAD yang sah 10.468.033.202,86 7.229.943.303,61 6.264.507.016,73 7.143.407.754,48 8.735.707.398,77 -1,99
a.2 Dana Perimbangan (Transfer) 499.627.178.783,00 518.230.639.252,00 510.741.217.815,00 517.762.011.239,00 688.515.498.273,47 9,16
a.2.1. Dana Perimbangan dari Pusat 466.933.203.983,00 476.697.131.751,00 445.888.477.000,00 517.762.011.239,00 583.842.053.425,00 6,13

II - 18
PENYUSUNAN BUKU PUTIH SANITASI
KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT
PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

a.2.1.1 Dana bagi hasil pajak 29.309.180.125,00 31.960.664.637,00 41.406.958.462,00 57.887.933.559,00 44.210.434.792,00 13,69
a.2.1.2 Dana bagi hasil bukan pajak 16.802.236.836,00 12.991.563.114,00 11.785.191.538,00 - 24.750.777.633,00 -32,99
a.2.1.3 Dana alokasi umum 362.789.904.000,00 368.740.904.000,00 379.204.727.000,00 432.771.977.680,00 486.941.691.000,00 7,78
a.2.1.4. Dana alokasi khusus 58.031.883.022,00 63.004.000.000,00 13.491.600.000,00 27.102.100.000,00 27.939.150,00 -17,26
a.2.2. Transfer dari Pusat lainnya 32.693.974.800,00 19.595.210.000,00 40.669.818.432,00 49.754.499.000,00 16,87
a.2.2.1 Dana Penyesuaian 32.693.974.800,00 19.595.210.000,00 40.669.818.432,00 - 49.754.499.000,00 16,87
a.2.3. Transfer Pemerintah Propinsi - 21.938.297.501,00 24.182.922.383,00 - 54.918.945.848,47 -22,44
a.2.3.1 Bagi Hasil Pajak Provinsi 0,00 21.938.297.501,00 24.182.922.383,00 0 54.918.945.848,47 -22,44
a.3. Lain-Lain Pendapatan Daerah yang Sah 36.038.826.653,00 13.502.788.360,00 13.639.201.016,00 79.723.702.220,00 17.257.682.055,00 86,16
a.3.1 Hibah 16.133.942.584,00 13.252.788.360,00 13.639.201.016,00 15.267.736.276,00 17.257.682.055,00
a.3.2. Dana darurat - - - - -
Dana bagi hasil pajak dari provinsi
a.3.3 - - - -
kepada kabupaten
Dana penyesuaian dan dana otonomi
a.3.4 - - - 38.319.945.444,00 -
khusus
a.3.5 Bantuan keuangan dari provinsi - 250.000.000,00 - 25.986.020.500,00 -
a.3.6 Pendapatan Lainnya 19.904.884.069,00 - - 150.000.000,00 -
B BELANJA 570.879.732.418,20 602.284.689.574,50 596.418.204.453,54 730.802.994.671,76 673.760.546.764,65 4,81
b.1. Belanja Tidak Langsung 214.762.887.990,00 251.406.782.826,50 294.343.986.826,90 289.734.799.163,88 354.192.519.072,00 13,71
b.1.1. Belanja pegawai 176.676.958.240,00 206.942.488.425,50 250.394.175.218,90 257.830.637.847,00 322.697.200.322,00 16,30
b.1.2. Bunga - - - 151.666.665,00 -
b.1.3. Subsidi - - - -
b.1.4. Hibah 2.493.340.000,00 9.925.385.000,00 17.208.276.830,00 7.291.976.016,00 6.876.600.000,00 77,03
b.1.5. Bantuan sosial 9.836.636.500,00 11.526.439.258,00 8.627.406.000,00 5.414.870.300,00 - -11,30
b.1.6. Belanja bagi hasil 25.453.514.000,00 22.445.805.143,00 17.316.058.094,00 2.077.662.000,00 24.616.707.000,00 240,54

II - 19
PENYUSUNAN BUKU PUTIH SANITASI
KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT
PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

b.1.7. Bantuan keuangan - - - 19.122.015.176,00 - -


b.1.8. Belanja tidak terduga 302.439.250,00 566.665.000,00 798.070.684,00 269.684.000,00 2.011.750,00 -9,32
b.2. Belanja Langsung 356.116.844.428,20 350.877.906.748,00 302.074.217.626,64 290.563.727.080,23 642.265.228.014,65 25,46
b.2.1. Belanja pegawai - - - 22.264.839.300,00 -
b.2.2. Belanja barang dan jasa 124.476.179.753,20 152.081.175.008,00 125.147.327.678,95 107.326.169.420,23 107.108.070.246,25 16,63
b.2.3. Belanja modal 231.640.664.675,00 198.796.731.740,00 176.926.889.947,69 160.972.718.360,00 212.459.957.446,40 0,55
C Pembiayaan (Penerimaan) 131.500.560.261,40 115.767.860.727,30 89.632.812.517,68 114.010.094.085,24 -33,63
Surplus / Defisit Anggaran 126.524.259.696,30 80.646.147.408,68 60.410.241.046,00 62.965.467.280,12 183.377.457.502,57 33,53
Sumber: LPKJ Kabupaten Kotawaringin Barat Tahun 2008 – 2012, diolah

Realisasi belanja Sanitasi di Kabupaten Kotawaringin Barat setiap tahun meningkat. Belanja sanitasi subsektor drainase mempunyai porsi yang
terbanyak. Data Realisasi belanja Sanitasi di Kabupaten Kotawaringin Barat tahun 2008 - 2012 disajikan pada Tabel 2.13 di bawah ini.

Tabel 2.4. Rekapitulasi Realisasi Belanja sanitasi SKPD Kabupaten Kotawaringin Barat Tahun 2008-2012 Commented [U27]: Menjadi tabel 2.6. Sel-sel yang tidak terisi,
apakah tidak ada datanya ? jika tidak ada data dijelaskan
Tahun
No Subsektor / SKPD 2008 2009 2010 2011 2012
A Air Limbah 1.450.000.000,00 2.354.300.000,00 1.227.746.700,00 1.358.500.000,00 1.381.995.375,00
Dinas Pekerjaan Umum 1.450.000.000,00 2.354.300.000,00 1.222.946.700,00 1.358.500.000,00 1.381.995.375,00
RSUD Sultan Imanuddin - - 4.800.000,00 - -
BLH - - 252.793.557,00 - -
B Air Bersih / Air Minum 6.055.900.000,00 6.989.000.000,00 6.654.469.990,00 4.344.831.500,00 6.909.901.480
Dinas Pendidikan - - 153.760.000,00 - 239.859.180,00
Dinas Pekerjaan Umum 6.055.900.000,00 6.989.000.000,00 6.500.709.990,00 4.344.831.500,00 6.660.242.300,00
RSUD Sultan Imanuddin - - - - 9.800.000,00
C Persampahan 606.300.000,00 1.046.933.000,00 6.112.976.150,00 8.469.667.750,00
Dinas Pekerjaan Umum 6.112.976.150,00 6.349.462.000,00 8.311.157.750,00

II - 20
PENYUSUNAN BUKU PUTIH SANITASI
KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT
PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

BLH 606.300.000,00 1.046.933.000,00 - 853.843.426,00 159.500.000,00


D Drainase 11.840.290.000,00 8.736.710.000,00 12.733.077.350,00 16.341.033.600,00 13.715.369.600,00
Dinas Pekerjaan Umum 11.840.290.000,00 8.736.710.000,00 12.733.077.350,00 16.341.033.600,00 13.715.369.600,00
E PHBS - 113.758.000,00 102.435.000,00 229.460.000,00 504.926.100,00
Dinas Kesehatan - 113.758.000,00 102.435.000,00 229.460.000,00 364.829.400,00
Bappeda - - - - 140.096.700,00
Belanja Sanitasi 19.952.490.000,00 19.240.701.000,00 26.830.705.190,00 29.247.670.526,00 30.982.850.305,00
Sumber: Realisasi APBD Tahun 2008 – 2012, diolah

Belanja sanitasi per kapita Kabupaten Kotawaringin Barat Tahun meningkat setiap tahunnya. Data Belanja sanitasi per kapita Kabupaten
Kotawaringin Barat Tahun 2008-2012 disajikan pada Tabel 2.14 di bawah ini.

II - 21
PENYUSUNAN BUKU PUTIH SANITASI
KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT
PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

Tabel 2.14.Belanja Sanitasi per Kapita Kabupaten Kotawaringin Barat Tahun 2008-2012 Commented [U28]: Menjadi table 2.7. sesuai template buku
petunjuk penyusunan buku putih
Tahun
No Deskripsi Rata-rata
2008 2009 2010 2011 2012
Total Belanja Sanitasi
1 19.952.490.000,00 19.240.701.000,00 26.830.705.190,00 29.247.670.526,00 30.982.850.305,00 25.250.883.404,00
Kabupaten Kotawaringin Barat (Rupiah)
2 Jumlah Penduduk (Jiwa) 227.795 231.004 241.383 245.762 251.088 239.406
Belanja Sanitasi Perkapita (Rp/jiwa) 87.589,67 78.267,09 111.154,08 115.533,84 122.832,49 105.473,06

Dalam peta perekonomian tergambarkan bahwa Produk Domestik Regional Bruto ( PDRB ) Kabupaten Kotawaringin Barat merupakan gambaran potensi
wilayah kabupaten sekaligus kemampuan pemerintah dalam mengelola sumber daya yang ada. Pada tabel di bawah terlihat bahwa pertumbuhan ekonomi
yang ditunjukkan oleh PDRB mengalami trend peningkatan. Kecuali pada tahun 2009 (6,44%) mengalami penurunan dibandingkan tahun 2008 (6,95%),hal
tersebut disebabkan dampak dari krisis global yang terjadi pada akhir tahun 2008,dimana sektor riil mengalami dampak paling besar.

Tabel 2.15. Peta Perekonomian Kabupaten Kotawaringin Barat Tahun 2008-2012(data 2012 baru akan keluar bulan Oktober 2013) Commented [U29]: Menjadi table 2.8. Sel-sel yang tidak terisi,
apakah tidak ada datanya ?jika tidak ada dijelaskan
Tahun
No Deskripsi
2008 2009 2010 2011 2012
1 PDRB harga konstan (struktur perekonomian) (Rp.) 2.295.687,30 2.443.634,70 2.603.937,14 2.783.348,41 -
2 Pendapatan Perkapita Kabupaten Kotawaringin Barat 9.465.023,70 9.455.741,26 10.076.037,89 10.770.276,90 -
3 Inflasi (%) 12,46 2,81 6,78 5,58 3,99
4 Upah Minimum Kabupaten(Rp) 781.185,00 890.550,00 1.059.754,00 1.239.912,00 1.401.101,00
3 Pertumbuhan Ekonomi (%) 6,95 6,44 6,56 6,89 6,95
Sumber: RKPD kab.Kotawaringin Barat thn 2013

II - 22
PENYUSUNAN BUKU PUTIH SANITASI
KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT
PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

II - 23
BUKU PUTIH SANITASI
KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT TAHUN 2013

2.4. TATA RUANG DAN WILAYAH

2.4.1. Kebijakan Penataan Ruang Commented [U30]: No.2.4.1. dihapus, uraian sub judul tetap
dipakai

Memperhatikan rumusan tujuan penataan ruang, kapasitas sumber daya wilayah, kebijakan
penataan ruang nasional dan provinsi untuk Kabupaten Kotawaringin Barat, maka rumusan
kebijakan penataan ruang adalah sebagai berikut :
a. Pengaturan keseimbangan pemanfaatan ruang yang berkelanjutan;
b. Pengembangan pertanian dan perkebunan sawit didukung oleh agroindustri yang
berwawasan lingkungan;
c. Pengembangan dan pelestarian potensi sumber daya kelautan sepanjang pantai kumai yang
tidak merusak lingkungan;
d. Pengembangan pariwisata berbasis cagar budaya kerajaan kotawaringin dan pariwisata
ekologis berbasis hutan untuk taman nasional tanjung puting, taman wisata tanjung
keluang dan suaka margasatwa sungai lamandau;
e. Peningkatan fungsi kawasan untuk pertahanan dan keamanan negara; dan
f. Penetapan pusat-pusat kegiatan dengan pendekatan pengembangan wilayah dan dukungan
prasarana wilayah guna mengatasi dan mengurangi ketimpangan pertumbuhan antar
wilayah;

2.4.2. Kebijakan Struktur Ruang Commented [U31]: No.2.4.1. dihapus, uraian sub judul tetap
dipakai

Rencana pengembangan pusat-pusat kegiatan wilayah Kabupaten Kotawaringin Barat mengatur


susunan pusat-pusat kegiatan yang berfungsi sebagai pendukung kegiatan sosial ekonomi
masyarakat yang hierarkis memiliki hubungan fungsional (lihat Tabel 2.22 dan Gambar 2.7).

a. Pusat Kegiatan Wilayah (PKW) Kabupaten Kotawaringin Barat


Pusat Kegiatan Wilayah (PKW) merupakan pusat kegiatan permukiman perkotaan dengan hirarki
pelayanan skala regional/kebupaten (hirarki I), terletak di Kota Pangkalan Bun yang merupakan
Ibukota Kabupaten Kotawaringin Barat dengan arahan pengembangan kegitan utama yaitu sebagai
pusat pemerintahan dan pelayanan publik, perekonomian dan regional, pusat distribusi dan koleksi
barang dan jasa, pusat jasa pendukung kegiatan perekonomian (pengolahan dan pemasaran).
Sedangkan untuk kegiatan penunjang utama yaitu sebagai pusat kegiatan pendidikan, kesehatan,
peribadatan, perdagangan, dan permukiman.

b. Pusat Kegiatan Lokal Promosi (PKLp) Kabupaten Kotawaringin Barat


Pusat Kegiatan Lokal promosi (PKLp) merupakan pusat permukiman perkotaan dengan skala
pelayanan kecamatan (hirarki II) dengan orientasi kegiatan berupa pemerintahan, perdagangan dan

II - 24
BUKU PUTIH SANITASI
KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT TAHUN 2013

jasa, pelayanan masyarakat dan lain-lain. PKLp ini terletak di ibukota Kecamatan yaitu di Kota Kumai
Kecamatan Kumai Kabupaten Kotawaringin Barat.

c. Pusat Pelayanan Kawasan (PPK) Kabupaten Kotawaringin Barat

Pusat Pelayanan Kawasan (PKK) merupakan pusat permukiman/kegiatan dengan skala kecamatan atau
beberapa desa/kelurahan (hirarki III) dengan arahan pengembangan dan pelayanan sesuai dengan
fungsi dan potensi yang dimilikinya. Pusat Pelayanan Kawasan (PPK) meliputi Ibukota Kecamatan (IKK)
Pangkalan Banteng kawasan ini diharapkan menjadi kawasan perkotaan dengan fungsi sebagai pusat
produksi pertanian dan perkebuanan (agropolitan area) dengan skala pelayanan beberapa kecamatan
serta menunjang kota dengan

Lokasi yang direncanakan sebagai PPK di Kabupaten Kotawaringin Barat adalah beberapa pusat
permukiman/kegiatan yang menjadi Pusat Pelayanan Kawasan (PPK) dengan skala kecamatan atau
beberapa desa/kelurahan (hirarki III) dengan arahan pengembangan dan pelayanan sesuai dengan
fungsi dan potensi yang dimilikinya. Meliputi Pangkalan Banteng, IKK Pangkalan Lada, IKK Kotawaringin
Lama dan IKK Arut Utara, Desa Runtu Kecamatan Arut Selatan , Desa Teluk Bogam Dan Desa Kubu Di
Kecamatan Kumai, Desa Sidomulyo Kecamatan Pangkalan Banteng, dan Despot Riam Durian
Kecamatan Kotawaringin Lama

d. Pusat Pelayanan Lingkungan (PPL) Kabupaten Kotawaringin Barat

Pusat Pelayanan Lingkungan (PPL) merupakan pusat permukiman/kegaitan dengan skala


desa/kelurahan atau beberapa kampung (hirarki IV) dengan arahan pengembangan sakala pelayanan
sesuai dengan fungsi dan potensi yang dimilikinya. Pusat pengembangan kegiatan terletak di seluruh
pusat desa di Kabupaten Kotawaringin Barat.

Tabel 2.5.Rencana Sistem Pusat Perkotaan/Kegiatan Commented [U32]: Tabel 2.21 dihapus, Sub Judul tetap
dipakai
Arahan
Pusat
Tingkat Arahan Pengembangan Pengembangan Arahan Pengembangan
Pengembangan
Pelayanan Kegiatan Utama Kegiatan Penunjang Sarana dan Prasarana
Kegiatan
Utama
Pusat Kegiatan Ibukota Kabupaten  Pusat pemerintahan dan  Pendidikan  Pengembangan jalan
Wilayah (PKW) Kotawaringin Barat pelayanan publik  Kesehatan arteri primer
(Kota Pangkalan  Perekonomian jasa  Peribadatan  Pengembangan
Bun) kebupaten dan regional  Perdagangan/ prasarana lingkungan
 Pusat distribusi dan pemasaran  Pengembangan
koleksi barang dan jasa  Permukiman fasilitas perdagangan
 Pusat jasa pendukung  Pariwisata dan jasa
kegiatan perekonomian  Pengembangan
(pengolahan dan fasilitas pendidikan
pemasaran) dan kesehatan
 Pusat pengembangan  Pengembangan
wilayah bagian barat Kal- kawasan pariwisata
Teng  Optimalisasi Bandara
Iskandar

II - 25
BUKU PUTIH SANITASI
KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT TAHUN 2013

Arahan
Pusat
Tingkat Arahan Pengembangan Pengembangan Arahan Pengembangan
Pengembangan
Pelayanan Kegiatan Utama Kegiatan Penunjang Sarana dan Prasarana
Kegiatan
Utama
Pusat Kegiatan Kota .Kumai  Pusat pengembangan  Pelayanan sosial  Pengembangan jalan
Lokal (PKL) (Kecamatan Kumai) sekunder untuk  Perumahan arteri sekunder
menunjang pusat  Pertanian  Pengembangan dan
pelayanan kota hirarki I  Perkebunan dan perbaikan jalan akses
(PKW) kehutanan ke PPK
 Pusat permukiman  Industri  Pengembangan
perdesaan di seluruh  Pariwisata fasilitas lingkungan
kecamatan  Pengembangan
 Perdagangan dan jasa fasilitas perdagangan
skala wilayah dan jasa
pengembangan  Pengembangan
 Pusat pengumpul hasil fasilitas pendidikan
bumi dan kesehatan
 Outlet masuk wilayah  Pengembangan
kabupaten/provinsi industri
melalui laut  Optimalisasi
 Industri pengolahan pelabuhan Kumai
hasil-hasil pertanian
 Distributor barang dan
jasa skala regional
Pusat Pelayanan (IKK) Pangkalan  Pusat pengembangan  Pelayanan sosial  Pengembangan jalan
Kawasan (PPK) Banteng, IKK sekunder untuk  Perumahan arteri sekunder
Pangkalan Lada, IKK menunjang pusat  Pertanian  Pengembangan dan
Kotawaringin Lama pelayanan kota hirarki I  Perkebunan perbaikan jalan akses
dan IKK Arut Utara, (PKW) ke PPK
desa Runtu  Pusat permukiman  Pengembangan
Kecamatan Arut perdesaan di seluruh fasilitas lingkungan
Selatan , desa Teluk kecamatan  Pengembangan
Bogam dan desa  Perdagangan dan jasa fasilitas perdagangan
Kubu di Kecamatan skala wilayah dan jasa
Kumai, desa pengembangan  Pengembangan
Sidomulyo  Pusat pemerintahan dan fasilitas pendidikan
Kecamatan pelayanan publik skala dan kesehatan
Pangkalan Banteng, kecamatan  Pengembangan
dan Despot Riam  Pusat pengumpul hasil fasilitas agropolitan
Durian Kecamatan bumi area
Kotawaringin Lama
PusatPelayanan Semua desa yang  Pusat pengembangan  Permukiman  Pengembangan jalan
Lingkungan (PPL) ada di Kabupaten tersier untuk menunjang  Pertanian poros desa
Kotawaringin Barat pusat pelayanan kota  Perkebunan  Pengembangan
hirarki II dan III  Perdagangan fasilitas lingkungan
 Pengumpul hasil bumi  Pengembangan
agropolitan fasilitas perdagangan
dan jasa
 Pengembangan
fasilitas pendidikan
dan kesehatan
 Pengembangan
fasilitas agropolitan
area
Sumber: Hasil Rencana, Tahun 2011

II - 26
BUKU PUTIH SANITASI
KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT TAHUN 2013

Gambar 2.6
Peta Rencana Sistem Pusat Kegiatan Commented [U33]: Peta ini menjadi Peta 2.3. Rencana Pusat
(Sumber : Revisi RTRW Kabupaten Kotawaringin Barat) Pelayanan Kabupaten Kobar. Legenda PKW,PKLP,PPK,PPL
diperjelas supaya mudah dibaca. Peta ukuran A3. Skala 1:25.000
atau 1:50.000

II - 27
BUKU PUTIH SANITASI
KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT TAHUN 2013

Gambar 2.7
Peta Rencana Struktur Ruang Commented [U34]: Peta ini dihapus, tidak diminta dalam buku
(Sumber : Revisi RTRW Kabupaten Kotawaringin Barat) petunjuk BPS

II - 28
BUKU PUTIH SANITASI
KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT TAHUN 2013

2.4.3. Kebijakan Pola Ruang Commented [U35]: No. 2.4.3. dihapus, uraian tetap dipakai

Kebijakan Pola Ruang di Kabupaten Kotawaring Barat meliputi :

I. KAWASAN LINDUNG

i. Kawasan Hutan Lindung Commented [U36]: Kawasan Lindung dihapus sampai dengan
sub.kawsan Cagar Budaya

Usulan Perubahan Kawasan Hutan

Rencana pola penetapan Kawasan Hutan yang meliputi kawasan hutan lindung,
mengacu pada peraturan terkait oleh menteri kehutanan tanpa mengubah fungsi
dan penggunaan ruangnya. Walaupun begitu, sampai dengan tahun 2009, telah
diajukan beberapa usulan peninjauan kembali dalam rangka melakukan pelepasan,
perluasan, maupun perubahan fungsi ruang yang saat ini merupakan kawasan
hutan lindung oleh pemerintah daerah dalam rangka memaksimalkan fungsi dan
pemanfaatan ruang yang berkelanjutan dan berkesinambungan.

Tujuan ditetapkan hutan lindung adalah mencegah terjadinya erosi, bencana banjir,
sedimentasi dan menjaga fungsi hidrologi tanah untuk menjamin ketersediaan
unsur hara tanah dan air permukaan. Berdasarkan hasil uji konsistensi dengan
RTRWP Kalteng Tahun 2011, maka hingga akhir tahun perencanan 2031, hutan
lindung di Kabupaten Kotawaringin Barat diarahkan pengembangannya menjadi
hutan yang dapat dikonversi menjadi hutan produksi. Pengembangan kawasan
untuk ditetapkan menjadi hutan lindung dalam Penataan Ruang Wilayah di
Kabupaten Kotawaringin Barat saat ini meliputi 10.088,82Ha. Lebih jelasnya lihat
Tabel 2.22.

Kawasan hutan lindung persebarannya terletak di sebagian Kecamatan Arut Utara


dan Pulau Samudera di Desa Tanjung Putri Kecamatan Arut Selatan dengan luas
kurang lebih 10.088,82 ha.

Tabel 2.6.Luas Hutan Lindung Yang Diusulkan di Kabupaten Kotawaringin Barat


No. Kawasan Hutan Lindung Lokasi Luas (Ha)
1 Hutan Lindung Bukit Telawih Kecamatan Arut Utara 10.089
2 Hutan Lindung Pulau Samudera Kecamatan Arut Selatan 240
Jumlah 10.329
Sumber: Revisi RTRW Kabupaten Kotawaringin Barat

II - 29
BUKU PUTIH SANITASI
KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT TAHUN 2013

ii. Kawasan Yang Memberikan Perlindungan Bagi Kawasan Di Bawahnya

a. Kawasan Bergambut
Kawasan gambut yang perlu dilindungi adalah kawasan yang mempunyai
kedalaman > 3m pada hulu sungai dan rawa, yang berfungsi untuk melindungi
hidrologi wilayah. Tanah gambut mempunyai ekosistem hutan gambut dan gambut
mempunyai kemampuan yang besar untuk menyimpan air (dari alam). Kawasan
bergambut berada diantara Sungai Arut dan Sungai Lamandau Kecamatan Arut
Selatan dan Kecamatan Kotawaringin Lama seluas kurang lebih 132,927 hektar.

b. Kawasan Resapan Air


Kawasan resapan air di Kabupaten kotawaringin Barat seluas 28.991 Ha yang
berada di Kecamatan Arut Selatan seluas 491 Ha, Kecamatan Kumai seluas 5.000
Ha, Kecamatan Pangkalan Lada seluas 6.000 Ha, Kecamatan Pangkalan Banteng
seluas 4.500 Ha, Kecamatan Arut Utara seluas 8.000 Ha dan Kecamatan
Kotawaringin Lama seluas 5.000 Ha.

iii. Kawasan Perlindungan Setempat

a. Kawasan Sempadan Pantai


Peruntukkan fungsional kawasan sempadan pantai dimaksudkan dalam upaya
melindungi wilayah pantai dari kegiatan yang mengganggu kelestarian fungsi pantai
dengan batas minimal 50 - 100 meter dari titik pasang tertinggi kearah darat yang
lebarnya proporsional dengan bentuk dan kondisi pantai serta dimaksudkan untuk
mengamankan kerusakan lingkungan akibat gerusan, abrasi dan intrusi air laut.
Kebijaksanaan pemanfaatan kawasan yang ditempuh antara lain:
 Mencegah segala bentuk kawasan kegiatan budidaya disepanjangpantai yang
dapat mengganggu kelestarian fungsi pantai.
 Mengendalikan kegiatan yang telah ada
 Mengembalikan fungsi lindung pantai yang telah mengalami kerusakan.

Kawasan sempadan pantai ini membentang di bagian selatan wilayah pesisir


Kabupaten Kotawaringin Barat, mulai dari Taman Nasional Tanjung Puting (TNTP) di
Kecamatan Kumai sampai wilayah pesisir selatan Kecamatan Arut Selatan. Panjang
pantai ini kurang lebih 156 Km, sehingga luas lahan perlindungan sempadan pantai
adalah 1.560 Ha.

II - 30
BUKU PUTIH SANITASI
KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT TAHUN 2013

b. Kawasan Sempadan Sungai


Sempadan sungai perlu dilindungi dari kegiatan manusia yang dapat mengganggu
dan merusak kualitas air sungai. Sungai-sungai di Kabupaten Kotawaringin Barat
yang perlu dilindungi adalah sungai-sungai besar seperti Sungai Kumai, Sungai Arut
dan Sungai Lamandau. Perlindungannya sekurang-kurangnya 100 meter dari kiri
dan kanan sungai dan 50 meter bagi anak sungai diluar permukiman serta apabila
sungai dan anak sungai tersebut melintasi lingkungan permukiman, maka areal
perlindungannya adalah 10-50 meter di kiri-kanan sungai.

Sempadan Sungai di Kabupaten Kotawaringin Barat mempunyai luas kurang lebih


725 Km². Untuk DAS Arut luas sempadan sungai sekitar 250 Km², sedangkan DAS
Lamandau yang mengalir dari Kabupaten Lamandau memiliki sempadan sungai
yang harus dilindungi seluas 325 Km² dan DAS Kumai yang merupakan kumpulan
anak - anak sungai memiliki luas 150 Km².

c. Kawasan Sempadan Danau/Rawa


Di Kabupaten Kotawaringin Barat terdapat beberapa danau/rawa yang juga perlu
dilindungi sebagai pengendali banjir atau digunakan untuk kepentingan masyarakat
sehari-hari maupun untuk kepentingan pertanian dan perkebunan.

Danau-danau yang dimaksud tersebut adalah Danau Kenambui dan Sulung di


Kecamatan Arut Selatan serta Danau Gatal dan Kotawaringin di Kecamatan
Kotawaringin Lama. Areal yang perlu dilindungi adalah selebar 50-100 meter dari
bibir danau ke arah darat.

d. Kawasan Lindung Spiritual

Berada di Air Terjun Patih Mambang Desa Keraya Kecamatan Kumai

e. Kawasan Lindung Kearifan Lokal Lainnya

Meliputi Desa Pasir Panjang Kecamatan Arut Selatan dan Desa Sekonyer Kecamatan
Kumai

iv. Kawasan Suaka Alam, Pelestarian Alam dan Cagar Budaya

Kawasan suaka alam, pelestarian alam dan cagar budaya merupakan kawasan
pengawetan keanekaragaman tumbuhan dan satwa serta ekosistemnya yang juga
berfungsi sebagai wilayah sistem penyangga kehidupan. Kawasan tersebut di
Kabupaten Kotawaringin Barat terdiri dari:

II - 31
BUKU PUTIH SANITASI
KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT TAHUN 2013

a. Taman Nasional Tanjung Puting

Taman Nasional Tanjung Puting ditetapkan berdasarkan Keputusan Menteri


Kehutanan No. 698/pkts/UM/XI/78, tanggal 13 November 1978 dan SK Menteri
Kehutanan No 687/kpts-II/1996, tanggal 25 Oktober 1996 seluas 415.040 Ha.
Taman ini secara geografis terletak antara 2o35’ - 3 o20’ LS dan 111 o50’ - 112 o15’ BT
sedangkan secara administratif pemerintahan, terletak berbatasan langsung
dengan Kabupaten Seruyan. Luas kawasan yang masuk ke dalam wilayah
administrasi Kabupaten Kotawaringin Barat adalah seluas 240.778 Ha.

Gambar 2.8Taman Nasional Tanjung Puting

b. Suaka Margasatwa Sungai Lamandau

Kawasan Suaka Margasatwa Sungai Lamandau adalah areal yang terletak di


Kecamatan Arut Selatan dan Kecamatan Kotawaringin Lama. Kawasan ini memiliki
luas sebesar 32.711,68 Ha atau 3,1% dari luas wilayah Kabupaten Kotawaringin
Barat.

Gambar 2.9Taman Nasional Sungai Lamandau

II - 32
BUKU PUTIH SANITASI
KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT TAHUN 2013

c. Taman Wisata Alam Tanjung Keluang

Taman Wisata Alam Tanjung Keluang ditetapkan berdasarkan berita acara tata
batas tanggal 5 mei 2011 seluas 2.558,80 Ha. Taman Wisata Tanjung Keluang secara
secara administratif pemerintahan, terletak di Kecamatan Kumai.

Gambar 2.10Taman Nasional Tanjung Keluang

d. Kawasan Suaka Alam Laut dan Perairan Lainnya

Kawasan suaka alam laut di Kabupaten Kotawaringin Barat merupakan kawasan


konservasi tumbuhan laut seperti padang lamun dan terumbu karang. Kawasan
Padang Lamun yang berada di sepanjang garis pantai desa Teluk Bogam, Desa
Sungai Bakau, Gosong Senggora dan Sepagar seluas 210 Ha. Kawasan sebaran
terumbu karang berada di Sei Sungai Cabang Timur, Gosong Senggora dan Sepagar
seluas 200 Ha. Daerah perlindungan laut khususnya ikan berada di Gosong
Senggora dan Tanjung Keluang.

e. Kawasan Pantai Berhutan Bakau Sungai Mambang

Hutan bakau adalah hutan yang tumbuh di atas rawa-rawa berair payau yang
terletak pada garis pantai dan dipengaruhi oleh pasang-surut air laut. Kawasan
berhutan bakau habitat tumbuhnya di Sungai Mambang Desa Kubu hingga Desa
Sungai Bakau di wilayah Kabupaten Kotawaringin Barat seluas 6,973 Ha.

f. Kawasan Taman Wisata Alam Tanjung Keluang

Taman Wisata Alam Tanjung Keluang ditetapkan berdasarkan berita acara tata
batas tanggal 5 mei 2011 seluas 2.558,80 Ha. Taman Wisata Tanjung Keluang secara
secara administratif pemerintahan, terletak di kecamatan Kumai.

II - 33
BUKU PUTIH SANITASI
KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT TAHUN 2013

g. Kawasan Cagar Budaya dan Ilmu Pengetahuan

Kawasan cagar budaya merupakan kawasan yang dilindungi karena memiliki nilai
sejarah dan pengetahuan. Kawasan cagar budaya yang ada di Kabupaten
Kotawaringin Barat yaitu Istana Kuning/Keraton Lawang Agung Bukit Indera
Kencana, Astana Mangkubumi di Kecamatan Arut Selatan, Astana Al-Nursari,
Makam dan Masjid Kyai Gede dan Makam Raja Kuta Tanah di Kecamatan
Kotawaringin Lama.Di Kecamatan Arut Utara yaitu Rumah Adat, Batu Patahan,
Tiang Pantar, Balai Pinyang Laman, Batu Dahiang Burung, Sapundu, Rumah Betang
Kuning, Batu Lancang, Tempayan Hermaung Yadana Dan Monumen Iskandar Sambi.

h. Kawasan Hutan Kota

Kawasan hutan kota yang telah ditetapkan dengan Perda seluas 785,75 Ha,
meliputi:
 Kawasan Wisata Alam Kelurahan Sidorejo seluas 5 Ha SK. Bupati Nomor :
188.45/2/HUK;
 Kawasan Pangkalan TNI AU seluas 713 Ha SK. Bupati Nomor : 3 Tahun 2009;
 Hutan Kota Desa Purbasari seluas 55,75 Ha SK. Bupati Nomor : 188.45/16/HUK;
 Kawasan Klinik Rehabilitasi Orang Utan seluas 12 Ha SK. Bupati Nomor :
188.45/1/HUK pebruari Tahun 2007;
 Hutan lindung dalam arti khusus Desa Pasir Panjang Kecamatan Arut Selatan
seluas 411 Ha;
 Hutan Kota di Kecamatan Arut Selatan dan Kumai (penanaman turus jalan di
Kecamatan Arut Selatan seluas 25 Ha); dan
 Hutan Kota di Kecamatan Arut Selatan (penanaman turus jalan di Kota
Pangkalan Bun seluas 10 Ha).

v. Kawasan Rawan Bencana

a. Kawasan Rawan Kebakaran Hutan Commented [U37]: Dihapus sampai dengan potensi
pertambangan sirkon

Kebakaran hutan merupakan salah satu dari realitas kondisi yang ada saat ini.
Dampak dari kebakaran hutan berupa kabut asap tidak hanya dirasakan secara lokal
namun juga secara regional (lintas wilayah/negara). Untuk itu perlu dilakukan suatu
rencana yang mengakomodir kawasan rawan kebakaran hutan yang ada di
Kabupaten Kotawaringin Barat. Adapun lokasi dari kawasan rawan kebakaran hutan
adalah kawasan yang sebelumnya telah terjadi kebakaran (bekas kebakaran). Di

II - 34
BUKU PUTIH SANITASI
KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT TAHUN 2013

Kabupaten Kotawaringin Barat terdapat 1.122 titik rawan atau seluas 205 km2.
Kawasan-kawasan yang perlu ditetapkan sebagai kawasan rawan kebakaran hutan
adalah kawasan yang terletak di daerah pesisir, dekat pantai dan muara sungai.

Menyingkapi masalah permasalahan kebakaran hutan di Kalimantan Tengah, maka


kegiatan pengendalian kebakaran yang meliputi kegiatan mitigasi, kesiagaan, dan
pemadaman api.

Kegiatan mitigasi bertujuan untuk mengurangi dampak kebakaran seperti pada


kesehatan dan sektor transportasi yang disebabkan oleh asap. Beberapa kegiatan
mitigasi yang dapat dilakukan antara lain: (1) menyediakan peralatan kesehatan
terutama di daerah rawan kebakaran, (2) menyediakan dan mengaktifkan semua
alat pengukur debu di daerah rawan kebakaran, (3) memperingatkan pihak-pihak
yang terkait tentang bahaya kebakaran dan asap, (4) mengembangkan waduk-
waduk air di daerah rawan kebakaran, dan (5) membuat parit-parit untuk
mencegah meluasnya kebakaran beserta dampaknya.

Kesiagaan dalam pengendalian kebakaran bertujuan agar perangkat


penanggulangan kebakaran dan dampaknya berada dalam keadaan siap
digerakkan. Hal yang paling penting dalam tahap ini adalah membangun partisipasi
masyarakat di kawasan rawan kebakaran.

Tahapan ketiga adalah kegiatan pemadaman api. Pada tahap ini usaha lokal untuk
memadamkan api menjadi sangat penting karena upaya di tingkat lebih tinggi
memerlukan persiapan lebih lama sehingga dikhawatirkan api sudah menyebar
lebih luas. Pemadaman api di kawasan bergambut jauh lebih sulit daripada di
kawasan yang tidak bergambut. Hal in terkait dengan kecepatan api yang sangat
cepat dan tipe api di bawah permukaan. Strategi pemadaman api secara
konvensional seperti pada kawasan hutan dan lahan tidak bergambut harus
dikombinasikan dengan cara-cara khas untuk kawasan bergambut, terutama untuk
memadamkan api di bawah permukaan. Pemadaman api di bawah pemukaan
dengan menyemprotkan air ke atas permukaan lahan tidaklah efektif, karena tanah
gambut mempunyai daya hantar air vertikal yang sangat rendah. Cara lainnya
adalah dengan membuat parit yang dialiri, atau penyemprotan air melalui lubang
yang telah digali hingga batas api di bawah permukaan.

II - 35
BUKU PUTIH SANITASI
KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT TAHUN 2013

b. Kawasan Rawan Gelombang Pasang dan Kawasan Rawan Banjir

Wilayah di Kabupaten Kotawaringin Barat yang termasuk daerah rawan bencana


gelombang pasang yaitu Tanjung Pengujan sampai Tanjung Keluang, Teluk Pulai
sampai Teluk Ranggau, Keraya dan Sebuai Kecamatan Kumai. Kawasan rawan banjir
di Kecamatan Arut Selatan (Desa Kumpai Batu Bawah, Rangda, Sulung Kenambui,
Umpang, Tanjung Trantang), Kecamatan Kotawaringin Lama ( Desa Lalang, Rungun
dan Kondang).

vi. Kawasan Lindung Lainnya

a. Kawasan Perlindungan Plasma-Nutfah

Kawasan lindung hutan plasma-nutfah merupakan kekayaan alam yang ada di


Kabupaten Kotawaringin Barat seluas 233.300 Ha yang berada pada Taman
Nasional Tanjung Puting (TNTP) seluas 240.778 Ha, Suaka Marga Satwa Lamandau
seluas 32.711,68 Ha dan Tanjung Keluang seluas 2.558,80 Ha.

b. Kawasan Terumbu Karang dan Biota Laut yang Dilindungi

Kawasan yang merupakan daerah Konservasi Laut Daerah (KKLD) terutama


terumbu karang,ikan dan padang lamun yang dilindungi berada di Gosong Senggora
dan Sepagar secara geografis terletak antara 111˚41'65''BT dan 3˚12'58''LS , dan
daerah perlindungan laut terutama ikan berada di Gosong Sebogor dan Tanjung
Keluang secara geografis terletak antara 111˚29'43''BT dan 2˚58'38''LS.

Pencadangan kawasan konservasi perairan sungai atau danau meliputi :


a. Kawasan konservasi perairan sungai Arut di sungai Desa Panahan seluas 1.500
Ha;
b. Kawasan konservasi perairan Danau Seluluk seluas 200 Ha;
c. Kawasan konservasi perairan Danau Gatal seluas 1.500 Ha;
d. Kawasan konservasi perairan Danau Masorayan seluas 250 Ha.

II. RENCANA KAWASAN BUDIDAYA

i. Kawasan Peruntukan Hutan Produksi

a. Kawasan Hutan Produksi

Kawasan hutan produksi diarahkan pemanfaatannya untuk tujuan pemenuhan


kebutuhan kayu serta keperluan industri, baik untuk tujuan lokal, nasional maupun

II - 36
BUKU PUTIH SANITASI
KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT TAHUN 2013

ekspor. Kawasan Hutan Produksi terdiri dari 3 kawasan, yaitu Kawasan Hutan
Produksi Tetap (HP) dan Kawasan Hutan Produksi Terbatas (HPT) dan Hutan
Produksi yang dapat dikonversi (HPK). Dalam draft Rencana Tata Ruang Wilayah
Provinsi Kalimantan Tengah tahun 2009, kawasan hutan produksi yang masuk ke
dalam wilayah Kabupaten Kotawaringin Barat sebagian besar terletak di kecamatan
Arut Utara, Arut Selatan dan di Kecamatan Kotawaringin Lama, serta sebagian kecil
di Kecamatan Pangkalan Banteng, yang terdiri dari Kawasan Hutan Produksi
Terbatas (HPT) seluas 49.315 Ha dan Kawasan Hutan Produksi Tetap (HP) seluas
246.315 Ha dan Hutan Produksi yang dapat dikonversi (HPK) seluas 156.063 Ha.

b. Kawasan Pengembangan Produksi (KPP)

Kawasan Pengembangan Produksi (KPP) diarahkan penggunaannya untuk kegiatan


budidaya non kehutanan berskala besar, termasuk diantaranya usaha perkebunan
besar swasta (PBS). Luas yang direncanakan untuk Kawasan Pengembangan
Produksi (KPP) ini adalah seluas 110.690,05 Ha atau 10,29 % dari luas wilayah
kabupaten.

ii. Kawasan Hutan Rakyat (HTR)

Penetapan pencadangan lokasi Hutan Tanaman Rakyat (HTR) untuk Kabupaten


Kotawaringin Barat ditetapkan oleh Menteri Kehutanan No. SK. 114/Menhut-II/2008
seluas 11.924 Ha meliputi Kecamatan Arut Utara ( Desa Nanga Mua, Desa Pangkut, Desa
Sukarami, Desa Kerabu, dan Desa Gandis) dan Desa Amin Jaya Kecamatan Pangkalan
Banteng.

iii. Kawasan Pertanian

a. Kawasan Pertanian Tanaman Pangan

Untuk kawasan pertanian di wilayah Kabupaten Kotawaringin Barat terdiri dari;


 kawasan pertanian panganseluas 78.296 hektar meliputi Kecamatan Arut Selatan
seluas 6.617 hektar, Kecamatan Arut Utara seluas 22.954 hektar, Kecamatan
Pangkalan Lada seluas 6.489 hektar, Kecamatan Pangkalan Banteng seluas 30.156
hektar, Kecamatan Kotawaringin Lama seluas 8.340 hektar dan Kecamatan Kumai
seluas 3.740 hektar.
 kawasan peruntukan pertanianpangan berkelanjutan (PLBB) sawah diwilayah
kabupaten seluas 34.861 hektar meliputi Kecamatan Arut Selatan seluas 19.190 ha,

II - 37
BUKU PUTIH SANITASI
KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT TAHUN 2013

Kecamatan Arut Utara seluas 350 hektar, Kecamatan Pangkalan Lada seluas 620
hektar, Kecamatan Pangkalan Banteng seluas 840 hektar, Kecamatan Kotawaringin
Lama seluas 3.175 hektar dan Kecamatan Kumai seluas 10.686 hektar

b. Kawasan Hortikultura

Kawasan hortikultura diarahkan pada Kecamatan Arut Selatan, Kotawaringin Lama,


Kumai, Arut Utara, Pangkalan Banteng dan Pangkalan Lada.

c. Kawasan Perkebunan

Kawasan perkebunan di Kabupaten Kotawaringin Barat dengan luas 1.075.900 Ha,


cadangan lahan perkebunan seluas 212.671 Ha, terdiri dari perkebunan besar kelapa
sawit, karet, lada, kelapa, dll tersebar di 6 Kecamatan di kabupaten Kotawaringin Barat.

iv. Kawasan Perikanan

a. Kawasan Perikanan Tangkap

seluas (156 Km x 4 mil) yang berada di perairan laut sepanjang garis pantai, yaitu Desa
Teluk Bogam, Kubu, Keraya, Teluk Pulai, Sebuai dan Sungai Bakau Kecamatan Kumai;
Untuk kawasan perikanan tangkap tradisional yang diperbolehkan harus berada di luar
zonasi konservasi terumbu karang dan biota laut yang dilindungi dan zona alur
transportasi laut.

b. Kawasan Budidaya Perikanan

Kawasan budidaya perikanan darat terdiri dari keramba, tambak dan rumput laut;
 Keramba berada di Kelurahan Raja Seberang hingga Kelurahan Baru Kecamatan Arut
Selatan dan simpang Sungai Lamandau dan Sungai Arut hingga danau Seluluk;
 Tambak diarahkan Desa Sungai Bakau, Kumai Hilir (Teluk Pengarangan), Sungai
Cabang Timur, Keraya, Sebuai di Kecamatan Kumai dan Desa Tanjung Putri
Kecamatan Arut Selatan;
 Rumput laut diarahkan di Sungai Bakau dan Teluk Bogam Kecamatan Kumai.

c. Kawasan Pengolahan Ikan

Kawasan pengolahan ikan diarahkan di Kecamatan Kumai.

v. Kawasan Pertambangan

Kawasan peruntukan pertambangan, terdiri atas kawasan peruntukan pertambangan


mineral dan batu bara, meliputi:

II - 38
BUKU PUTIH SANITASI
KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT TAHUN 2013

a. Potensi tambangan batubara di Kecamatan Pangkalan Banteng;


b. Potensi tambangan biji besi di kecamatan arut utara meliputi Desa Pandau, Desa
Riam Dan Desa Sambi;
c. Potensi tambangan emas di Kecamatan Arut Utara meliputi Desa Pangkut, Desa
Kerabu Dan Desa Penyombaan; Dan
d. Potensi tambangan zirkon di Kecamatan Pangkalan Banteng Dan Kecamatan Kumai.

vi. Kawasan Industri

Kawasan industri adalah tempat pemusatan kegiatan industri yang dilengkapi dengan
prasarana dan sarana penunjang yang dikembangkan dan dikelola oleh perusahaan
kawasan industri menurut Keppres nomor 41 Tahun 1996. Pengembangan kawasan
industri di Kabupaten Kotawaringin Barat berdasarkan Peraturan Daerah No. 5 Tahun
2008 tentang Rencana Kawasan Industri Kabupaten Kotawaringin Barat.

Lokasi kawasan industri berada di kelurahan Kumai hulu, berada di sebelah selatan
pelabuhan CPO dan pelabuhan Kumai, dan seberang sungai Kumai, berseberangan
dengan pelabuhan CPO pelindo III.

vii. Kawasan Pariwisata

Pemanfaatan ruang untuk daya tarik wisata di Kabupaten Kotawaringin Barat terletak
pada wisata alam yang dapat ditingkatkan pengembangannya secara fisik dan non fisik
sehingga dapat berfungsi dan bernilai tambah. Lokasi-lokasi wisata yang ada di Kabupaten
Kotawaringin Barat antara lain:

1) Kawasan Wisata Alam :


Kecamatan Kumai seperti : Taman Nasional Tanjung Puting, Pantai Kubu, Pantai
Keraya, Pantai Teluk Bogam, Tanjung Keluang, Pantai Sebuai, Air terjun Patih
Mambang, Gosong Senggora, Suaka Marga Satwa Lamandau, Danau naruhum.

2) Kawasan wisata budaya :


 Kecamatan Arut Selatan seperti : Istana Kuning, Astana Mangkubumi,
Kolam Pemandian Putri Raja dan Makam Raja-raja Kutaringin yang terletak
di tengah kota Pangkalan Bun
 Kecamatan Kotawaringin Lama : Astana Al Nursari, Masjid Kyai Gede dan
Makam Kyai Gede terletak di Kecamatan Kotawaringin Lama.

II - 39
BUKU PUTIH SANITASI
KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT TAHUN 2013

viii. Kawasan Peruntukan Permukiman

Pengembangan kawasan permukiman di Kabupaten Kotawaringin Barat diarahkan untuk


pemenuhan perumahan yang layak huni untuk berbagai lapisan masyarakat. Untuk
klasifikasi dari permukiman yang ada di Kabupaten Kotawaringin Barat dapat dibagi
menjadi tiga yaitu :

Kawasan peruntukan permukiman terdiri atas:


a. kawasan peruntukan permukiman perkotaan meliputi pangkalan bun, kotawaringin,
pandu sanjaya, karang mulya, kumai, pangkut;
b. kawasan peruntukan permukiman perdesaan meliputi desa-desa di Kabupaten
Kotawaringin Barat.

Jika dilihat dari kecenderungan yang ada pada umumnya permukiman yang dibangun
oleh pribadi (masyarakat) ada tiga jenis yaitu yang tertata dengan rapi, sembarangan dan
tidak teratur, serta kampung kumuh. Permukiman yang dibangun/dikembangkan oleh
pengembang umumnya berupa rumah dalam berbagai tipe, sedangkan untuk rumah
dinas tidak ada penambahan.

Pengembangan kawasan perumahan dan permukiman di Kabupaten Kotawaringin Barat


ditentukan berdasarkan atas luasan kapling rumah dibawah ini:
a. Rumah kapling kecil, setidaknya seluas ≥200 meter persegi.
b. Rumah kapling menengah, luas lahan antara >250 meter persegi.
c. Rumah kapling besar, luas lahan >500 meter persegi.

II - 40
BUKU PUTIH SANITASI
KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT TAHUN 2013

Tabel 2.7. Rencana Pengembangan Perumahan Commented [U38]: Table ini dihapus, tidak diminta dalam buku
petunjuk BPS
Jumlah Pertambahan Kebutuhan Rumah Tahun 2031 (Unit) Luas Lahan yang Dibutuhkan Untuk Pertambahan Rumah Tahun 2031 (Km2)
Kecamatan
Besar Sedang Kecil Jumlah Besar Sedang Kecil Jumlah
Kotawaringin Lama 638 1.913 3.826 6.377 318.866,36 478.299,54 765.279,26 1.562.445,16
Arut Selatan 3.305 9.915 19.830 33.049 1.652.458,38 2.478.687,57 3.965.900,11 8.097.046,06
Kumai 1.610 4.829 9.658 16.097 804.846,65 1.207.269,97 1.931.631,95 3.943.748,57
Arut Utara 503 1.510 3.019 5.032 251.611,39 377.417,09 603.867,34 1.232.895,83
Pangkalan Banteng 1.200 3.600 7.200 12.001 600.038,96 900.058,43 1.440.093,50 2.940.190,89
Pangkalan Lada 985 2.955 5.910 9.850 492.508,46 738.762,70 1.182.020,31 2.413.291,47
Total 8.241 24.722 49.444 82.407 4.120.330,20 6.180.495,30 9.888.792,48 20.189.617,98
Sumber: Hasil Rencana, Tahun 2031

II - 41
BUKU PUTIH SANITASI
KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT TAHUN 2013

Arahan pengembangan untuk kawasan perumahan di Kabupaten Kotawaringin Barat pada masa
mendatang adalah sebagai berikut :
a. Pembangunan rumah tidak boleh merusak kondisi lingkungan yang ada.
b. Dalam penataan rumah harus memperhatikan lingkungan dan harus berpegang pada
ketentuan KDB dan KLB yang telah ditetapkan.
c. Pada kawasan-kawasan atau lokasi-lokasi yang berfungsi sebagai ruang terbuka hijau dan
bersifat khusus sebaiknya tidak dialihfungsikan untuk permukiman atau kegiatan lain yang
diperkirakan dapat menurunkan kualitas lingkungan.
d. Mendorong partisipasi masyarakat untuk mengadakan rumah sendiri tetapi penataannya
harus mengikuti rencana tata ruang dan advis planning yang dikeluarkan oleh Dinas
Permukiman dan Prasarana Wilayah.
e. Untuk pengembangan perumahan yang dilakukan oleh developer harus disertai juga dengan
pembangunan fasilitas umum dan sosial terutama pada RTH dan lapangan olah raga, tempat
ibadah, makam, perbelanjaan, serta jalan yang menghubungkan dengan jalan yang ada
disekitarnya dan jalan utama kota.
f. Pada kawasan terbangun kota, harus disediakan ruang terbuka hijau yang cukup yaitu:
 Untuk kawasan yang padat, minimum disediakan area 10% dari luas total kawasan.
 Untuk kawasan yang berkepadatan bangunannya sedang harus disediakan ruang terbuka
hijau minimum 20 % dari luas kawasan.
 Untuk kawasan berkepadatan bangunan rendah harus disediakan ruang terbuka hijau
minimum 30 % terhadap luas kawasan secara keseluruhan.
 Untuk kawasan permukiman, taman harus disediakan ruang terbuka hijau 60 % terhadap
luas kawasan secara keseluruhan.

viii. Kawasan Peruntukan Lainnya

Kawasan peruntukan lainnya terdiri dari;


a. kawasan peruntukan pertahanan dan keamanan meliputi hutan kawasan tertentu
untuk latihan militer (hkt-m)di Kecamatan Kumai;
b. kawasan peruntukan perdagangan dan jasa yaitu pengembangan kawasan komersial
dengan kegiatan perdagangan skala besar, sedang dan rumah tangga tersebar di
seluruh ibu kota kecamatan;
c. kawasan peruntukan fasilitas umum meliputi kawasan perkantoran, pendidikan,
pelayanan kesehatan, peribadatan, ruang olah raga tersebar di seluruh ibukota
kecamatan.

II - 42
BUKU PUTIH SANITASI
KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT TAHUN 2013

d. Kawasan peruntukan ruang terbuka hijau seluas 24.420 hektar tersebar di Kecamatan
Arut Utara, Arut Selatan, Kumai dan Pangkalan Banteng.
e. kawasan peruntukan lainnya untuk pertahektarnan dan keamanan adalah
 Komando Distrik Militer (KODIM)-1014/Pangkalan Bun Di Kecamatan Arut
Elatan
 Komando Rayon Militer (KORAMIL) Yang Terdapat Di Kecamatan-Kecamatan
Di Wilayah Kabupaten Kotawaringin Barat
 Lanud TNI-AU Tipe “D” Di Pangkalan Bun.
f. kawasan peruntukan evakuasi bencana berada pada ibukota masing-masing kecamatan
yaitu kecamatan arut utara di pangkut, kecamatan arut selatan di pangkalan bun,
kecamatan pangkalan banteng di karang mulya, kecamatan pangkalan lada di pangkalan
lada, Kecamatan Kumai di Kumai dan Kecamatan Kotawaringin Lama.

Sedangkan sebaran kawasan budidaya di Kabupaten Kotawaringin Barat dapat dilihat pada Gambar 2.9.

II - 43
BUKU PUTIH SANITASI
KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT TAHUN 2013

Gambar 2.8 Peta Rencana Pola Ruang Kabupaten Kotawaringin Barat Commented [U39]: Peta ini menjadi peta 2.4. ukuran peta A3.
Skala 1:25.000 atau 1:50.000

II - 44
BUKU PUTIH SANITASI
KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT TAHUN 2013

Gambar 2.9Peta Sebaran Kawasan Budidaya Kabupaten Kotawaringin Barat Commented [U40]: Peta ini dihapus, tidak diminta dalam buku
petunjuk BPS

II - 45
BUKU PUTIH SANITASI
KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT TAHUN 2013

2.5. SOSIAL DAN BUDAYA

Fasilitas pendidikan yang ada di Kabupaten Kotawaringi Barat seperti Sekolah Lanjutan Pertama relatif menyebar dalam Bagian Wilayah Kota
sehingga masyarakat tidak kesulitan dalam transportasi ke sekolah. Dilihat dari proporsi antara jumlah SD dan TK terlihat bahwa banyak anak yang
langsung masuk ke SD tanpa melalui TK terlebih dahulu.

Juga jika dilihat semakin sedikitnya sekolah pada jenjang yang lebih tinggi berarti banyak anak yang putus sekolah atau melanjutkan sekolah di lain
kota. Total lembaga pendidikan mencapai 375 buah dengan jumlah siswa dan guru sebesar 63.554 jiwa atau sekitar 26% jumlah penduduk. (Lihat
Tabel 2.24)

Tabel 2.8.Jumlah Sarana PendidikanDi Kabupaten Kotawaringin Barat Tahun 2011 Commented [U41]: Tabel ini menjadi table 2.9. Fasilitasi
Pendidikan yang tersedia di Kab. Kobar. Tabel diperbaiki & sesuai
TK Tingkat SD Tingkat SMTP Tingkat SMTA Universitas dengan template Buku petunjuk penyusunan buku putih

No. Kecamatan Dosen/


Guru/m Guru/mu Guru/mu Sekola Guru/mu
Sekolah Sekolah Sekolah UN Maha
urid rid rid h rid
siswa
1 Kotawaringin Lama 7 342 24 2.491 8 907 2 425
2 Arut Selatan 29 1.890 72 14.774 22 6.044 15 5.800 1 1.549
3 Kumai 14 951 39 7.603 18 3.184 6 1.222
4 Pangkalan Banteng 14 662 24 4.128 10 1.771 3 419
5 Pangkalan Lada 11 563 21 3.781 9 1.595 4 808
6 Arut Utara 4 260 13 1.484 4 241 1 660
Jumlah 79 4.668 193 34.261 71 13.742 31 9.334 1 1.549
Sumber : Kabupaten Kotawaringin Barat Dalam Angka 2011

2.5.1. Kondisi Kesehatan Penduduk dan Lingkungan. Commented [U42]: dihapus

II - 46
BUKU PUTIH SANITASI
KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT TAHUN 2013

Peranan sumber daya manusia yang berkualitas memegang peranan penting bagi suksesnya kegiatan pembangunan di suatu wilayah atau daerah.
Salah satu kunci dalam menentukan kualitas sumber daya manusia dapat diihat dari tingkat kesehatannya. Air minum yang memenuhi syarat
kesehatan sangat diperlukan untuk menunjang kegiatan. Kondisi kesehatan penduduk dan lingkungannya bersinergi dengan ketersediaan sumber air
baku air minum yang bebas dari pencemaran.

Berkaitan dengan hal tersebut ketersediaan sarana kesehatan untuk melayani kesehatan penduduk dengan pasokan air minum yang sehat dan
cukup sangatlah penting. Pelayanan kesehatan penduduk dilayani oleh adanya sarana kesehatan berupa Rumah Sakit, Puskesmas dan Puskesmas
Pembantu.

Rumah Sakit Daerah Sultan Imanudin memiliki kapasitas 155 tempat tidur. Selain RSUD fasilitas kesehatan yang terdapat di Kabupaten Kotawaringin
Barat adalah Puskesmas dan Puskesmas Pembantu. Kondisi untuk tahun 2012 dapat dilihat pada Tabel 2.25 dibawah ini.

Tabel 2.9.Jumlah Sarana KesehatanDi Kabupaten Kotawaringin Barat Tahun 2013 Commented [U43]: Tabel ini dihapus, tidak diminta dalam buku
petunjuk penyusunan buku putih
SARANA KESEHATAN
No. Kecamatan Puskesmas Total
Rumah Sakit Puskesmas Poskesdes/Polindes
Pembantu
1 Kotawaringin Lama - 2 12 12 26
2 Arut Selatan 1 5 14 8 28
3 Kumai - 3 17 10 30
4 Pangkalan Banteng - 2 17 14 33
5 Pangkalan Lada - 2 5 5 12
6 Arut Utara - 2 7 5 14
Jumlah 1 16 72 54 143
Sumber: Berdasarkan keputusan Bupati Kotawaringin Barat No. 440/1775/KD.B tgl 01 Mei 2013 tentang Penetapan status Puskesmas dan Wilayah Kerjanya di Kabupaten Kotawaringin Barat

II - 47
BUKU PUTIH SANITASI
KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT TAHUN 2013

Penyakit diare menjadi penyakit menular paling besar penderitanya selain ISPA (Infeksi Saluran pernapasan Atas) dan TBC. Tercatat 71.807 kejadian
diare pada tahun 2010 dan untuk ISPA mencapai 38.014 kejadian, malaria 198 dan TBC 131. Kejadian diare di semua kecamatan menunjukkan pola
yang proporsional dengan jumlah penduduk. Kondisi ini menunjukkan masih perlunya peningkatan kualitas lingkungan terutama sanitasi termasuk
pasokan air bersih/minum terutama pola konsumsi air minum yang sehat. Kualitas udara yang buruk terlihat dengan tingginya kejadian ISPA, kondisi
sangat dimengerti karena potensi bahaya kebakaran hutan sangat besar.

Tabel 2.10.Jumlah Kejadian PenyakitDi Kabupaten Kotawaringin Barat Tahun 2010 Commented [U44]: Tabel ini dihapus, tidak diminta dalam buku
petunjuk penyusunan buku putih
Kejadian Penyakit Menular
No. Kecamatan
Diare ISPA Malaria TB Paru
1 Kotawaringin Lama 4.540 2.367 29 3
2 Arut Selatan 29.615 16.636 41 49
3 Kumai 15.800 9.802 87 36
4 Pangkalan Banteng 13.048 5.113 30 24
5 Pangkalan Lada 4.552 3.008 5 14
6 Arut Utara 4.252 1.088 6 5
Jumlah 71.807 38.014 198 131
Sumber : kabupaten Kota Waringin Barat Dalam Angka 2011

2.5.2. Kemiskinan

Kemiskinan merupakan persoalan multidimensional yang memiliki batas beragam, belum ada satu batasan tunggal dalam menjelaskan fenomena
kemiskinan secara jelas. Namun secara umum cara pengukuran kemiskinan yang dilakukan adalah dengan menggunakan batas garis kemiskinan
(proverty line). Indikator sosial masyarakat di Kabupaten Kotawaringin Barat masih terlihat rentan dan bermasalah yang ditunjukkan dengan masih
adanya kelompok-kelompok keluarga dengan kondisi kesejahteraan keluarga 10% - 30% terendah diindonesia yang ditunjukkan dalam tabel 2.27
dibawah.

II - 48
BUKU PUTIH SANITASI
KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT TAHUN 2013

Tabel 2.11.Jumlah Penduduk Miskin di Kabupaten Kotawaringin Barat Commented [U45]: Tabel ini menjadi table 2.10. Jumlah
penduduk miskin per kecamatan. Kolom table disesuaikan dengan
Jumlah Individu template, hal 55

Nama
Kelompok 1 *) Kelompok 2 *) Kelompok 3 *) TOTAL
Kecamatan
KOTAWARINGIN LAMA 1.039 724 1.008 2.771
ARUT SELATAN 5.033 2.068 1.949 9.050
KUMAI 6.755 2.331 1.933 11.019
PANGKALAN BANTENG 1.690 1.046 1.032 3.768
PANGKALAN LADA 2.601 1.839 1.542 5.982
ARUT UTARA 412 284 317 1.013
JUMLAH 17.530 8.292 7.781 33.603
Ket:
Kelompok 1 : Individu dengan kondisi kesejahteraan sampai dengan 10% terendah di Indonesia
Kelompok 2 : Individu dengan kondisi kesejahteraan antara 11% - 20% terendah di Indonesia
Kelompok 3 : Individu dengan kondisi kesejahteraan antara 21% - 30% terendah di Indonesia
Sumber: Basis Data Terpadu untuk Program Perlindungan Sosial. Maret 2012

Tabel 2.12. Jumlah Rumah di Kabupaten Kotawaringin Barat Commented [U46]: Tabel ini menjadi table 2.11. Jumlah umah
Perkecamatan. Dan seharusnya ada uraian

No. Nama Kecamatan Jumlah Rumah


1. Kotawaringin Lama 4.807
2. Arut Selatan 27.388
3. Kumai 11.027
4. Pangkalan Banteng 9.228
5. Pangkalan Lada 8.033
6. Arut Utara 4.971
Sumber : Kotawaringin Barat Dalam Angka 2012

II - 49
BUKU PUTIH SANITASI
KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT TAHUN 2013

2.6. KELEMBAGAAN PEMERINTAH DAERAH Commented [U47]: Kelembagaan pemerintah daerah,


seharusnya dijelaskan mengenai struktur organisasinya terkait fungsi
dan tupoksinya

KEPALA BADAN

KELOMPOK
JABATAN SEKRETARIAT
FUNGSIONAL

SUB BAGIAN SUB BAGIAN


SUB BAGIAN
UMUM, KEPEGAWAIAN PERENCANAAN DAN
KEUANGAN
DAN PERLENGKAPAN PENGENDALIAN PROGRAM

BIDANG
BIDANG BIDANG BIDANG
PELESTARIAN DAN
ANALISIS DAMPAK PENGAWASAN DAN PEMBINAAN
PEMULIAHAN KUALITAS
LINGKUNGAN PENGENDALIAN LINGKUNGAN HIDUP
LINGKUNGAN

SUB BIDANG SUB BIDANG


SUB BIDANG SUB BIDANG
PENGKAJIAN DAN PENERAPAN PEMANTAUAN DAN
PENCEGAHAN PENCEMARAN KELEMBAGAAN DAN PERAN
ANALISIS DAMPAK PELESTARIAN KUALITAS
AIR, TANAH DAN UDARA SERTA MASYARAKAT
LINGKUNGAN LINGKUNGAN

SUB BIDANG SUB BIDANG BIDANG SUB BIDANG


PENGEMBANGAN KAPASITAS PENGENDALIAN PENCEMARAN PEMULIHAN KUALITAS ADVOKASI
LINGKUNGAN AIR, TANAH DAN UDARA LINGKUNGAN LINGKUNGAN HIDUP

UPTD

II - 50
BUKU PUTIH SANITASI
KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT TAHUN 2013

Gambar 2.13. Kelembagaan Pemerintah Daerah

II - 51

Anda mungkin juga menyukai