Anda di halaman 1dari 7

Jurnal Perikanan dan Kelautan Vol. VIII No.

2/Desember 2017 (126-132)

ANALISIS SANITASI DAN HIGIENEUNIT PENGOLAHAN IKAN KEP.01/MEN/2007


(STUDI KASUS PENGOLAHAN OTAK-OTAK BANDENG
DI UKMP JUWITA FOOD BANDUNG)

Fevi Nuryanti, Junianto, dan Walim Lili


Universitas Padjadjaran

Abstrak

Kondisi sanitasi higiene suatu usaha pangan menentukan keamanan produk.Penelitian


bertujuan untuk menganalisis tingkat penerapan sanitasi dan higiene serta menganalisis cemaran
mikrobiologis pada pengolahan otak-otak bandeng di UKMP Juwita Food Bandung. Data diperoleh
melalui wawancara dan observasi tempat pengolahan UKMP Juwita Food Bandung menggunakan
lembar penilaian kelayakan unit pengolahanikan (Modifikasi KEP.01/MEN/2007) terhadap praktek
sanitasi higiene pekerja, peralatan pengolahan, bahan baku, dan produk jadi, serta pengujian
mikrobiologi di laboratorium BPMHP Tangerang.Secara keseluruhan kebersihan dan kelengkapan
produksidi UKMP Juita Food ini sudah cukup baik, hail uji mikrobiologi menunjukan kedua bahan
baku dengan sebelum pencucian dan sesudah pencucian didapatkan hasil angka lempeng total
sebanyak 1,2 x 105 koloni/g dan 1,0 x 105 koloni/g sedangkan pada produk otak-otak bandeng
dihasilkan sebanyak 3,8 x 104koloni/g . Hasil dari pengujian bakteri Escherchia coli pada kedua bahan
baku setelah dan sebelum pencucian yaitu < 2 MPN/g dan pada produk otak-otak bandeng < 3MPN/g,
sedangkan untuk hasil pengujian Salmonella dinyatakan negatif.

Kata kunci: Escherchia coli, otak-otak bandeng, salmonella, sanitasi dan hygiene

Abstract

The hygiene sanitation condition of a food business was determines of productsafety. The
research aims to analyze the level of sanitation and hygiene implementation and analyze
microbiological contamination on brain food of milkfish processing in UKMP Juwita Food Bandung.
The information were obtained through interview and observation of processing place of UKMP
Juwita Food Bandung using the feasibility sheet of processing unit (Modification KEP.01 / MEN /
2007) on sanitation practices of worker hygiene, processing equipment, raw materials and the
products, microbiology testing in laboratory BPMHP Tangerang. Overall the cleanliness and
completeness production of UKMP Juita Food was good enough, microbiology test show that both of
raw materials before and after washing obtained total plate number of 1.2 x 10 5colony/g and 1.0 x
105colony/g while in the product brain food of milkfish produced as much as 3.8 x 10 4colony/g.
Result of Escherchia coli bacteria test on both raw materials before and after washing <2 MPN/g and
in product of milkfish's brain <3 MPN/g, while for Salmonella test.

Keywords : Brain food of milkfish , Escherchia coli, Salmonella,Sanitation and hygiene.

126
Fevi Nuryanti : Analisis Sanitasi Dan Higieneunit Pengolahan Ikan ......

PENDAHULUAN Salmonella.Tujuan penelitian ini yaitu untuk


Pangan olahan adalah makanan dan menganalisis tingkat penerapan sanitasi dan
minuman hasil proses dengan cara atau metode higiene serta menganalisis cemaran
tertentu, dengan atau tanpa bahan tambahan mikrobiologis pada pengolahan otak-otak
(PP RI No.28 Tahun 2004). Salah satu dari bandeng di UKMP Juwita Food
bentuk pangan adalah hasil pengolahan ikan. Bandung.Codex, 1997 dalam Rauf 2013
Pengolahan ikan sebagai pasca panen hasil menyatakan bahwa sanitasi adalah penciptaan
perikanan merupakan cara untuk dan pemeliharaan kondisi higiene dan sehat.
mempertahankan mutu produk perikanan. Hal Higiene pangan adalah kondisi dan ukuran
ini dilakukan karena ikan merupakan yang diperlukan untuk menjamin kamanan dan
perishable foodyaitu jenis makanan yang kesesuaian pangan pada tahap rantai makanan.
mudah atau cepat mengalami pembusukan Ikan bandeng (Chanos chanos)
(Sunarti dkk.2001). termasuk jenis ikan pelagis yang mencari
Diversifikasi produk perikanan makan dipermukaandan sering dijumpai
merupakan salah satu cara untuk meningkatkan didaerah pantai atau daerah literal.Pamijiati
konsumsi ikan bagi masyarakat.Kelompok (2009) menyatakan bahwa ikan bandeng
Pengolah dan Pemasar atau yang di singkat banyak digemari oleh sebagian besar
menjadi POKLAHSAR Juwita Food binaan masyarakat Indonesia karena memiliki
BBP2HP dan Dinas Peternakan dan Peikanan kandungan gizi tinggi dan protein yang
Kabupaten Bandung, poklahsar ini mampu lengkap dan penting untuk tubuh.Ikan bandeng
produsi sebanyak 15 kg/hari dengan 5 macam segar memiliki kandungan air paling besar,
produk diantaranya adalah otak-otak bandeng, sebesar 75.85% dibandingkan dengan ikan
basreng ikan, coklat tuna, abon ikan tuna, dan bandeng yang telah diolah.
ice creamrumput laut. Produksi unggulan dari Otak-otak bandeng merupakan
Juwita Food adalah olahan otak-otak bandeng panganan olahan ikan yang termasuk dalam
yang dikemas menggunakan limbah kulit ikan diversifikasi produk olahan hasil perikanan,
bandeng itu sendiri sehingga mengurangi produk ini diolah dengan cara mengeluarkan
limbah produksinya dan menjadikan ramah daging dan tulang ikan kemudian daging
lingkungan.Namun disamping itu, pengolahan dihaluskan dan diberi bumbu lalu dimasukan
ikan dalam usaha kecil menengah biasanya kembali ke dalam kulit ikan dan dimasukan
kurang memperhatikan sanitasi dan (Budiawati 2001 dalam Falahudin2009).
kehigienisan baik dalam melakukan produksi Keamanan pangan adalah kondisi dan upaya
maupun setelah produksi.Hal ini salah satunya yang diperlukan untuk mencegah pangan dari
dipengaruhi oleh kurangnya pemahaman kemungkinan cemaran biologis, kimia dan
pengelola ukm mengenai prinsip-prinsip benda lain yang dapat mengganggu, merugikan
sanitasi yang baik. dan membahayakan kesehatan manusia (PP RI
Setiap industri wajib menerapkan No.28 Tahun 2004).Syarat Mutu dan
sistem sanitasi yang baik serta higienis yang Keamanan Pangan otak-otak ikan berdasarkan
efektif agar kualitas mutu olahan tetap terjaga. SNI 7757:2013 dapat dilihat pada Tabel 1.
Sanitasi merupakan bagian penting dalam Purnawijayanti (2001) sanitasi sebagai
pengolahan yang harus dilaksanakan dengan penciptaan atau pemeliharaan kondisi yang
baik, untuk pencegah penyakit-penyakit mampu mencegah terjadinya kontaminasi
dengan cara menghilangkan atau mengatur makanan atau penyakit yang disebabkan oleh
faktor-faktor lingkungan yang berkaitan makanan.Ada dua kelompok besar mikroba
dengan rantai perpindahan penyakit yang berperan pada mutu dan keamanan
tersebut.sumber kontaminan terbesar yang mikroba produk, diantaranya yaitu mikroba
dapat mentransfer mikroorganisme dari kulit, pathogen dan mikroba pembusuk. Mikroba
hidung, dan juga dari makanan yang ditangani. pathogen merupakan mikroba yang
Mikroba pathogen dapat menyebabkan menentukan keamanan mikrobioligis produk
penyakit jika dalam proses penanganan, dan keberadaannya bisa membahayakan
pengolahan, maupun penyimpanan produk kesehatan yang dapat menimbulkan gejala
tidak dilakukan dengan baik. Cemaran mikroba sakit bila masuk kedalam tubuh, sedangkan
yang biasanya terdapat dalam ikan dan mikroba pembusuk umumnya tidak
menyebabkan kerusakan maupun keracunan mnyebabkan penyakit tetapi jika tumbuh dan
makanan adalah Escherchia Coli dan berkembang biak pada pangan sampai

127
Jurnal Perikanan dan Kelautan Vol. VIII No. 2/Desember 2017 (126-132)

Tabel 1.Syarat Mutu dan Keamanan Pangan otak-otak ikan


Jenis uji Satuan Persyaratan
a. Sensoris Min 7 (skor 3-9)
b. Kimia
- Kadar air % Maks 60,0
- Kadar abu % Maks 2,0
- Kadar protein % Maks 5,0
- Kadar lemak % Maks 16,0
c. Cemaran logam
- ALT Koloni/g Maksimal 5 x 104
- Escherichia coli APM/g <3
- Salmonella - Negative/25 g
-Vibrio cholerae* - Negative/25 g
- Staphylococcus aueus Koloni/g Maksimal 1,0 x 102
d. Cemaran logam*
- Kadium (Cd) mg/kg 0,1
- Merkuri (Hg) mg/kg 0,5
- Timbal (Pb) mg/kg 0,3
- Arsen (As) mg/kg 1,0
- Timah (Sn) mg/kg 40,0
e. Cemaran fisik
- Filth 0
CATATAN *) Bila di perlukan
Sumber : SNI 7757 : 2013

mencapai jumlah yang sangat tinggi dapat sehingga produk pangan asal hewan
mengakibatkan kerusakan makanan. dipertimbangkan menjadi sumber utama pada
Menurut NSHATE (1999) dalam infeksi salmonella pada manusia.Salmonellosis
Winarno dan Surono (2002) mengelompokan merupakan penyakit yang menular pada
prinsip- prinsip sanitasi menjadi 8 kunci manusia (zoonosis).Infeksi salmonella dari
persyaratan Sanitasi, yaitu : pangan asal hewan memiliki peranan penting
dalam kesehatan masyarakat dan khususnya
Kunci 1 : Keamanan Air pada keamanan pangan sehingga produk
Kunci 2 : Kondisi dan kebersihan pangan asal hewan dipertimbangkan menjadi
permukaan yang kontak dengan sumber utama pada infeksi salmonella pada
bahan pangan manusia. Kontaminasi Salmonella dapat
Kunci 3 : Pencegahan kontaminasi silang dicegah dengan mencuci tangan dan menjaga
Kunci 4 : Menjaga fasilitas pencuci kebersihan makanan yang dikonsumsi.Menurut
tangan, sanitasi dan toilet Cichy (1984) dalam Purnawijayanti (2001)
Kunci 5 : Proteksi dari bahan-bahan oleh karena sumber utama kontaminan utama
kontaminasi dari Salmonella adalah manusia yang
Kunci 6 : Pelabelan, penyimpanan, dan menangani makanan, maka pengendalian yang
penggunaan bahan toksin yang paling penting adalah dengan melaksanakan
benar higiene pada personil yang terlibat dalam
Kunci 7 : Pengawasan kondisi kesehatan penanganan makanan.
personil yang dapat Bakteri Escherichia coli merupakan
mengakibatkan kontaminasi mikroflora normal pada usus kebanyakan
Kunci 8 : Menghilangkan pest dari unit hewan berdarah panas. Bakteri ini tergolong
pengolahan bakteri Gram-negatif, berbentuk batang, tidak
membentuk spora, kebanyakan bersifat motil
Salmonellosis merupakan penyakit (dapat bergerak) menggunakan flagela,
yang menular pada manusia (zoonosis).Infeksi Escherichia coli dapat masuk ke dalam tubuh
salmonella dari pangan asal hewan memiliki manusia terutama melalui konsumsi pangan
peranan penting dalam kesehatan masyarakat yang tercemar, misalnya daging mentah,
dan khususnya pada keamanan pangan daging yang dimasak setengah matang, susu

128
Fevi Nuryanti : Analisis Sanitasi Dan Higieneunit Pengolahan Ikan ......

mentah, dan cemaran fekal pada air dan sampel utuh belum dibersihkan serta produk
pangan (SNI 01-2332.1-2015). Selama jadi otak-otak bandeng di laboratorium
bertahun–tahun Escherichia coli dicurigai mikrobiologi. Uji mikrobiologi digunakan
sebagaisalah satu penyebab diare yang timbul sebagai indikator kualitas produk otak-otak
pada manusia khususnya pada anak–anak yang bandeng melalui penerapan sanitasi yang
mengakibatkan kematian. efektif.
Pengujian mikrobiologi dilakukan
dengan cara menguji sampel ikan bandeng
METODE PENELITIAN segar dan produk otak-otak bandeng dengan
Penelitian sanitasi dan higiene telah menggunakan parameter uji yaitu Angka
dilaksanakan di UKMP Juwita Food Bandung Lempeng Total (ALT) Pour Plate Method
pada bulan Januari sampai dengan bulan April (SNI 2332.3:2015), Escherchia coli (SNI
2017, serta pengujian mikrobiologi telah 2332.1:2015), Salmonella(SNI 01-2332.2-
dilaksanakan pula di Balai Pengujian Mutu 2006).
Hasil Perikanan Tangerang Dinas Kelautan
dan Perikanan Provinsi Banten.Alat yang HASIL DAN PEMBAHASAN
digunakan untuk mengamati penerapan sanitasi
Pengolahan otak-otak bandeng yang
pada pengolahan produk otak-otak bandeng
dilakukan oleh UKMP Juwita Food Bandung
yaitu lembar penilaian kelayakan unit
terdiri dari beberapa tahap, diantaranya yaitu:
pengolahan ikan (Modifikasi KEP.01/
Penerimaan bahan baku dan bahan tambahan,
Men/2007). Peralatan yang digunakan untuk
mutu bahan baku akan mempengaruhi mutu
uji mikrobiologi diantaranya yaitu waterbath,
produk akhir yang dihasilkan, bahan baku yang
incubator, stomacher, botol pengencer, tabung
digunakan dalam pembuatan otak-otak
durham, cawan petri, tabung reaksi,
bandeng harus dalam keadaan segar
timbangan, mikroskop, pippetor, plastik steril,
(Hadiwiyoto 1993 dalam Pohan 2016).Bahan
rak tabung reaksi, jarum inokulasi, autoclave,
baku yang digunakan dalam pembuatan otak-
Bunsen, spatula, filter apparatus, hot plate dan
otak bandeng berasal dari pasar induk ciroyom.
stirrer.
Pengangkutan bahan baku menggunakan
Bahan utama yang digunakan dalam
wadah plastik yang berisi es balok yang
penelitian ini adalah ikan bandeng segar yang
dihancurkan selama kurang lebih 49 menit
berasal dari tempat pengolahan yang dibeli di
perjalanan menuju rumah produksi.
pasar ciroyom sebagai bahan baku utama
Sesampainya di rumah produksi, bahan baku
dalam pembuatan otak-otak bandeng serta
yang baru tiba dirumah produksi segera
produk jadi otak-otak bandeng Juwita Food
dikeluarkan dari plastik dan dibersihkan
Bandung. Sedangkan bahan yang digunakan
menggunakan air sumur yang bersih kemudian
untuk uji mikrobiologi diantaranya yaitu
disimpan kembali dalam chast freezer sebelum
Brilliant Green Lactose Broth (BGLB), 2 %
digunakan untuk produksi.Bahaya yang
Lauryl Tryptose Broth (LB), EC
mungkin terjadi pada proses penerimaan bahan
Broth,Levine’s Eosin Methylen Blue (L-EMB)
baku yaitu penguraian oleh mikroorganisme
agar, Tryptone (Tryptophane) Broth (TB), MR-
pembusuk dalam tubuh ikan karena suhu yang
VP Broth, Simmon Citrate Agar, Plate Count
tidak stabil saat bahan baku diangkut dalam
Agar, larutan Butterfield’s Phospate Buffered,
perjalan menggunakan kantong plastik yang
pereaksi Kovacs, Pereaksi VP, indikator MR,
berisi es.Tindakan pencegahan dapat dilakukan
pereaksi pewarnaan gram, Bismuth sulfite Agar
dengan pemantauan suhu pada setiap
(BSA), Brain Heart Infusion Broth, Hectoen
penerimaan bahan baku. Menurut Murniyati
Enteric (HE) Agar, Selenite Cystine Broth
dan Sunarman (2009), sekurang-kurangnya
(SCB), Xylose Lysine Desoxycholate (XLD)
bakteri akan mati atau berhenti beraktivitas
Agar, Aquadest, Ethanol 70%.
pada suhu yang diturunkan sampai 0°C atau
Metode yang digunakan dalam
dinaikan diatas suhu 100°C.
penlitian ini adalah metode survey.
Bahan baku yang telah disimpan
Pengamatan dilakukan dimulai dari proses
dalam chast freezer selama satu hari
pengolahan otak-otak bandeng pada setiap alur
dikeluarkan kemudian di thawing dan setelah
proses pengolahan. Analisis mikrobiologis
itu dibersihkan dibawah air yang
dilakukan dengan meneliti sampel bahan baku
mengalir,kemudian disiangi dibawah air
dengan perlakuan setelah dibersihkan dan

129
Jurnal Perikanan dan Kelautan Vol. VIII No. 2/Desember 2017 (126-132)

mengalir dengan tempat pembuangan limbah ditambahkan jadi satu yang diaduk Adonan
yang diletakan terpisah dari bak pencucian. yang telah tercampur dimasukan kedalam kulit
Proses pencucian ini sesuai dengan teori ikan yang telah dibersihkan secara manual
Afrianto (2008) bahwa pencucian bahan baku menggunakan sendok.Bahaya yang dapat
sebaiknya dilakukan dibawah air yang ditimbulkan dalam proses ini yaitu terjadinya
mengalir sehingga kotoran langsung kontaminasi dan pertumbuhan mikroba
terbuang.Bahaya yang mungkin dapat muncul Colifom, Eschercia.coli, Salmonella dan
pada saat proses penyiangan dan pencucian ini Vibrio cholrae. Sumber kontaminan dapat
dapat terjadinya kontaminasi dan pertumbuhan berasal dari pegawai, bahan baku, peralatan,
mikroba Colifom, Eschercia.coli, Salmonella maupun lingkungan ruang produksi yang
dan Vibrio cholrae. Sumber kontaminan dapat digunakan. Tindakan pencegahan yang dapat
berasal dari peralatan yang digunakan, dilakukan yaitu dengan cara mempertahankan
lingkungan tempat melakukan proses suhu rendah dengan menambahkan es batu
penyiangan dan pencucian maupun kebersihan pada dagingg yang disimpan di dalam wadah
pegawai. Tindakan pencegahan yang dapat sebelum digunakan, menjaga kebersihan dan
dilakukan yaitu dengan mempertahankan suhu kesehatan pegawai dan sanitasi peralatan yang
rendah pada bahan baku setelah pencucian digunakan dengan cara melakukan sterilisasi
kedalam wadah dan dilakukan penanganan panas.
dengan cepat dan tepat dimana bahan baku Proses pengovenan dilakukan dalam
tidak dibiarkan disimpan terlalu lama diruang waktu 40 menit dengan suhu 200°C. Otak-otak
terbuka. bandeng yang akan dioven terlebih dahulu
Pemisahan daging dari kulit dilakukan disusun dalam nampan stainless steel dengan
dengan cara manual, dimana daging ikan yang beralaskan daun pisang.Bahaya yang dapat
telah dibersihkan diremas atau dihancurkan ditimbulkan dalam proses ini yaitu terjadinya
secara perlahan dengan menggunakan kontaminasi dan pertumbuhan mikroba
tangan.Bahaya yang dapat ditimbulkan dalam Colifom, Eschercia.coli, Salmonella dan
proses ini yaitu terjadinya kontaminasi dan Vibrio cholrae. Sumber kontaminan dapat
pertumbuhan mikroba Colifom, Eschercia.coli, berasal dari pegawai itu sendiri maupun dari
Salmonella dan Vibrio cholrae. Sumber bahan baku serta peralatan yang digunakan.
kontaminan dapat berasal dari pegawai itu Tindakan pencegahan yang dapatdilakukan
sendiri maupun dari bahan baku serta peralatan yaitu dengan cara menjaga kebersihan pegawai
yang digunakan. Tindakan pencegahan yang dan sanitasi peralatan yang digunakan.
dapat dilakukan yaitu dengan menjaga Otak-otak bandeng yang telah dioven
kebersihan pegawai pada saat akan melakukan diletakan di ruang produksi kemudian
produksi serta memastikan bahan baku yang didinginkan dengan bantuan kipas angin atau
akan diolah sudah benar-benar dalam keadaan hanya diangin-angin saja di ruang produksi
bersih. Proses penggilingan daging dilakukan tanpa penutup. Bahaya yang dapat ditimbulkan
dengan menggunakan meat grinder. Bahaya pada proses ini yaitu kontaminasi silang yang
yang dapat ditimbulkan dalam proses ini yaitu ditimbulkan dari kipas angin yang digunakan
terjadinya kontaminasi dan pertumbuhan maupun dari pegawai yang melakukan
mikroba Colifom, Eschercia.coli, Salmonella produksi. Bahaya ini dapat dikendalikan
dan Vibrio cholrae. Sumber kontaminan dapat dengan menerapkan GMP dan SSOP yang baik
berasal dari pegawai itu sendiri maupun dari seperti memelihara kondisi lingkungan
bahan baku serta peralatan yang digunakan. produksi dari serangan hama dan hewan
Tindakan pencegahan yang dapat dilakukan pengerat, menjaga kebersihan tempat
yaitu dengan cara mempertahankan suhu prooduksi serta pegaai yang berkontak
rendah dimana pada saat melakukan proses langsung dengan proses produksi. Tindakan
penggilingan ditambahkan es batu, menjaga pencegahan yang dapat dilakukan yaitu dengan
kebersihan pegawai mulai dari pakaian, sarung menjaga kebersihan lingkungan tempat
tangan dan sanitasi peralatan yang produksi dan sanitasi peralatan serta
digunakan.Daging ikan yang sudah digiling kebersihan dan keshatan pegawai yang
dimasukkan kedalam food processor yang berkontak langsung dengan kegiatan
kemudian ditambahkan bumbu-bumbu yang produksi.UKMP Juwita Food dalam
telah dihaluskan.Pada tahap ini semua bahan penyimpanan beku produknya menggunakan
bumbu adonan maupun bahan baku chast freezer. Suhu penyimpanan harus

130
Fevi Nuryanti : Analisis Sanitasi Dan Higieneunit Pengolahan Ikan ......

diperhatikan agar suhu tetap stabil, suhu yang tes tersebut menyatakan bahwa jumlah
digunakan yaitu -15°C. Produk yang sudah mikrobiologis yang terkandung dalam bahan
dibungkus plastik vacum disimpan dalam baku baik tergolong kedalam ambang batas
wadah plastik tertutup kemudian disimpan aman yang mana berdasrkan SNI.2729(2013)
dalam chast freezer. Bahaya yang mungkin tentang batas maksimum jumlah
terjadi yaitu peningkatan suhu penyimpanan mikroorganisme sebesar 5,0 x 105 koloni/gr
beku serta peletakan produk yang tercampur pada produk ikan segar.Hasil pengujian
dengan bahan baku lainnya yang dapat memicu mikrobiologi Escherchia coli bahan baku ikan
pertumbuhan mikroba Colifom, Eschercia.coli, bandeng pada tabel 3 dan 4 menunjukan bahwa
Salmonella dan Vibrio cholrae. jumlah E.coli pada bahan baku baik yang
Hasil dari pengujian ALT pada bahan sudah mengalami prlakuan ataupun elum
baku ikan bandeng segar sebelum perlakuan sama-sama menunjukan hasil < 2 MPN/g.
yaitu sebanyak 1,2 x 105koloni/gr dan pada Jumlah ini sesuai dengan ketentuan SNI.2729
bahan baku ikan bandeng setelah perlakuan (2013). Sedangkann untuk hasil pengujian
pencucian sebanyak 1,0 x 105koloni/gr Salmonella dari kedua bahan baku
(Tabel 2). Nilai yang didapat dari kedua hasil menunjukkan hasil yang negatif.

Tabel 2. Hasil Analisis Mikrobiologi Pada Bahan Baku Ikan Bandeng Segar
Standar Analisis
Parameter Metode Hasil Uji
SNI 2729:2013
Microbiology Test
Angka Lempeng SNI 2332.3:2015 1,2 x 105 5,0 x 105
Total (Colony/g)
Escherchia coli SNI 2332.1:2015 <2 <2
(MPN/g)
Salmonella SNI 01-2332.2- Negative Negative
(per 25g) 2006
Sumber: BPMHP (2017)

Tabel 3. Hasil Analisis Mikrobiologi Pada Bahan Baku Ikan Bandeng Setelah Pencucian
Standar Analisis
Parameter Metode Hasil Uji
SNI 2729:2013
Microbiology Test
Angka Lempeng SNI 2332.3:2015 1,0 x 105 5,0 x 105
Total (Colony/g)
Escherchia coli SNI 2332.1:2015 <2 <2
(MPN/g)
Salmonella SNI 01-2332.2-2006 Negative Negative
(per 25g)
Sumber: BPMHP (2017)

Tabel 4. Hasil Analisis Mikrobiologi Pada Produk Otak-otak Bandeng


Standar Analisis
Parameter Metode Hasil Uji
SNI 77557:2013
Microbiology Test
Angka Lempeng SNI 2332.3:2015 3,8 x 104 5,0 x 104
Total (Colony/g)
Escherchia coli SNI 2332.1:2015 <3 <3
(MPN/g)
Salmonella SNI 01-2332.2-2006 Negative Negative
(per 25g)
Sumber: BPMHP (2017)

131
Jurnal Perikanan dan Kelautan Vol. VIII No. 2/Desember 2017 (126-132)

Hasil dari pengujian angka lempeng DAFTAR PUSTAKA


total pada produk jadi otak-otak bandeng yaitu Afrianto, E.2008.Pengawasan Mutu Bahan
sebanya 3,8 x 104koloni/grdimana masih atau Produk Pangan Jilid 1. Direktorat
Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan.
dikatakan tidak melebihi ambang batas normal
Jakarta.
jumlah yang harus ada sesuai dengan Badan Standarisasi Nasional. SNI 01-2332.2-
SNI.77557 (2013) mengenai otak-otak ikan 2006.Cara Uji Mikrobiologi-Bagian2.
yaitu 5.0 x 104koloni/gr. Cukup tinnginya hasil Penentuan Salmonella Pada Produk
dari pengujian angka lempeng total ini yaitu Perikanan.Jakarta.
kurangnya pengawasan sanitasi yang Badan Standarisasi Nasional. SNI 2332.3-
dilakukan, baik saat pengolahan ataupun 2015.Cara Uji Mikrobiologi Bagian3
Penentuan Angka Lempeng Total (ALT)
pengepakan. Untuk analsisi Escherchia coli
pada Produk Perikanan Jakarta.
didapatkan hasil < 3 MPN/g sesuai dengan
acuan SNI yang digunakan. Naiknya jumlah Badan Standarisasi Nasional. SNI 2332.1-
2015. Cara Uji Mikrobiologi-Bagian1
E.coli ini dimungkinkan karena pengaruh
Penentuan Koliform dan Escherchia coli
sekitar ruang produksi seperti kondisi kamar pada Produk Perikanan. Jakarta.
mandi yang kurang bersih dan dimungkinkan
Badan Standarisasi Nasional. SNI.7757.2013.
adanya indikasi kontaminasi dari pegawai
Baku Mutu Otak-otak Bandeng.Jakarta
yang terlibat langsung pada pengolahan serta
pada saat proses pendinginan sebelum Falahuddin, A.2009.Kitosan Sebagai Edible
dikemas.Sedangkan untuk hasil pengujian Coating pada Otak-Otak Bandeng
(Chanos chanos Forskal) yang Dikmas
Salmonella dari produk jadi otak-otak bandeng Vacum.Program Studi Teknologi Hasil
ini menunjukkan hasil yang negatif. Perikanan.Institut Pertanian Bogor.
Murniyati A,S. dan Sunarman.2009.
SIMPULAN Pendinginan, Pembekuan dan
Sanitasi yang diterapkan Juwita Food
Pengawetan Ikan.Kanisius.Jakarta.
mulai dari lokasi dan lingkungan, penerimaan
bahan baku, proses produksi, pengemasan, Pamijiati.2009.Skripsi.Pengaruh Ekstrak
Daun Selasih (Ocimum basilicum lian)
peralatan, keseatan pegawai sampai
Terhadap Mutu Kesegaran Ikan Bandeng
pendistribusian produk secara keseluruhan Selama Penyimpanan Dingin. Universitas
kebersihan dan kelengkapan produksi sudah Diponegoro.Semarang
cukup baik berdasarkan kessuaian
Pohan, P W.2016. Tingkat Penerapan Sanitasi
KEP.01/MEN/2007. Hasil uji mikrobiologi Terhadap Poopulasi Mikroba Pada Bakso
menunjukkan pada nilai Angka Lempeng Ian Di CV.Bening Jati Anugrah
Total sebanyak 1,2 x 105 koloni/g untuk bahan Kabupaten Bogor.Fakultas Perikanan dan
baku ikan bandeng egar sebelum pencucian, Ilmu Kelautan. Universitas Padjadjaran.
dan 1,0 x 105 koloni/g untuk bahan baku ikan Purnawijayanti, H.A.2001. Sanitasi,Higiene,
bandeng segar sesudah pencucian. Untuk hasil dan Keselamatan Kerja dalam Pengolah-
bakteri Escherchia coli dihasilkan kedua an Makanan .Kanisius. Yogyakarta.
bahan baku setelah dan sebelum perlakuan PeraturanPemerintah.RI.Nomor28.Tahun.2004
yaitu sebanyak < 2 MPN/g, dan untuk hasil uji
Rauf, R.2013. Sanitasi Pangan Dan HACCP-
bakteri Salmonella yaitu negatife. Hasil uji Edisi Pertama. Graha Ilmu. Yogyakarta.
mikrobiologi pada produk otak-otak bandeng
untuk uji angka lempeng total didapatkan nilai Sunarti,D. S.B,dkk.2001.Modul Pelatihan
Tenaga Spsialis Pasca Panen Di Bidang
sebanyak 3,8 x 104koloni/g, bakteri Escherchia
Industri Kelautan. Pusat Penelitian
coli sebesar < 3 MPN/g, dan bakteri Pengembangan Teknologi Lembaga
Salmonella negatif. Hasil yang didapatkan Penelitian.Undip.Semarang.
tersebut dibawah ambang batas persyaratan Winarno dan Surono.2002. Cara Pengolahan
mutu dan keamanan pangan otak-otak ikan. Pangan Yang Baik.M-Briom Press.Bogor.

132

Anda mungkin juga menyukai