Anda di halaman 1dari 39

1

BAB 4

HASIL DAN PEMBAHASAN

Memuat keseluruhan hasil yang telah dilaksanakan dan selanjutnya dibuat

pembahasan sesuai dengan kaidah pembahasan:

4.1. Hasil

4.1.1. Gambaran Lokasi Penelitian

Rumah Sakit Umum Daerah Provinsi Nusa Tenggara Barat

merupakan rumah sakit tipe B dengan akreditasi paripurna bintang

5Rumah sakit ini merupakan rujukan bagi seluruh wilayah di Nusa

Tenggara Barat yang beralamatkan di Jl. Prabu Rangkasari, dasan cermen,

Sandubaya, Kota Mataram, Nusa Tenggara barat. No Telepon (0370)

7502424.

Rumah Sakit Umum Daerah Provinsi Nusa Tenggara Barat

merupakan salah satu unit penyelenggaraan pelayanan kesehatan milik

pemerintah Provinsi NTB. Tanggal 05 November 1969 merupakan hari

yang sangat bersejarah dimana status pengelolaan RS yang semula berada

di bawah pemerintah Kabupaten Lombok Barat diubah menjadi milik dan

pengelolaannya dibawah Pemerintah Daerah Provinsi Nusa Tenggara

Barat.

Dengan memanfaatkan kemajuan teknologi dan informasi, serta

sistem informasi manajemen rumah sakit, RSUD Prov. NTB mencoba

untuk terus berinovasi memberikan kemudahan dengan sentuhan IT pada

seluruh kegiatan di rumah sakit. Sebagai rumah sakit milik pemerintah


2

daerah, Rumah Sakit Umum Daerah Provinsi Nusa Tenggara Barat selalu

berupaya memberikan pelayanan yang terbaik dan bermutu kepada seluruh

masyarakat. Peningkatan mutu layanan kesehatan di RSUD prov. NTB

ditempuh salah satunya dengan mengikuti penilaian akreditasi rumah sakit

versi 2012, peningkatan angka kepuasaan pelanggan, peningkatan dan

kelengkapan SDM, penyediaan system pelayanan yang terintegrasi dan

sarana dan prasarana pendukung yang aman dan nyaman. Hal ini tentunya

membutuhkan perencanaan, biaya operasional dan biaya investasi yang

besar, sehingga memerlukan pengelolaan yang sesuai dengan prinsip good

governance yaitu profesional, akuntabilitas, transparansi, efisiensi dan

efektivitas.

Rumah sakit yang memiliki visi “Menjadi Rumah Sakit Rujukan

yang Unggul dalam Pelayanan Pendidikan & Penelitian di Indonesia

Timur” ini memiliki misi :

1. Meningkatkan kelancaran dan ketepatan pelayanan kedokteran yang

Profesional selaras dengan perkembangan Ilmu Pengetahuan dan

teknologi kedokteran

2. Meningkatkan kelancaran dan kemudahan pelayanan asuhan

keperawatan yang komprehensif

3. Mendorong kelancaran dan ketertiban administrasi ketatausahaan yang

paripurna

4. Mengoptimalkan kemampuan dan kemandirian pengelolaan keuangan

5. Memantapkan keterpaduan dan keseimbangan perencanaan Program


3

6. Mengembangkan ketersediaan, kemampuan dan keterampilan tenaga

Medis/Non Medis

7. Meningkatkan ketersediaan dan keakuratan data hasil penelitian

4.1.2. Pengkajian Keperawatan

Tanggal Pengkajian : Kasus 1 : 19 April 2018

Kasus 2 : 24 April 2018

Ruangan : Gili Gede

Jam Pengkajian : Kasus 1 : 19:00 Wita.

Kasus 2 : 13.30 Wita.

Ruangan : Gili Gede

Tabel 4.1 Pengkajian Keperawatan kasus 1 dan 2


Identitas Kasus 1 Kasus 2
Klien :
Nama Tn “S” Ny “S”
Umur 58 tahun 34 tahun
Jenis Kelamin Laki-laki Perempuan
Alamat Jerneng, Labuapi Kab. Lobar Bima
Suku/bangsa Sasak/Indonesia Mbojo/Indonesia
No.RM 60-39-45 60-41-24
Pendidikan - SD
Pekerjaan Buruh Tani Petani
Agama Islam Islam
Status Menikah menikah
Rujukan Puskesmas Labuapi Puskesmas Rade
Lobar Bima

Tanggal MRS 19 April 2018 24 April 2018


Dx. medis CHF CHF
Penanggung
jawab :
Nama Ny “K” Tn “K”
Umur 43 tahun 38 tahun
Hubungan dengan penderita Istri Suami
Alamat Jerneng Bima
Pekerjaan Buruh Tani. Petani
Keluan Utama Sesak nafas Sesak nafas
Riwayat penyakit sekarang Klien rujukan dari Puskesmas Labuapi klien datang melalui IGD Rumah
ke IGD Rumah Sakit Umum Daerah Sakit Umum Provinsi NTB pada
Provinsi NTB pada hari kamis, 19 tanggal 24 April 2018 pukul 13.30
APRIL 2018 pada pukul 19:00 WITA, WITA, klien rujukan dari
dengan keluhan sesak nafas sejak 3 hari puskesmas Rade Kab. Bima,
4

yang lalu, sesak bertambah berat dengan keluhan sesak nafas sejak 2
terutama saat berjalan dan disertai hari yang lalu, klien juga mengeluh
dengan nyeri dada bagian kiri. Dari hasil badan terasa lemas, di IGD pasien
pemeriksaan didapatkan nyeri dengan diberikan oksigen sebanyak 3 lpm
skala 6 (0-10), TD 120/70 mmHg, N 120 dan terpasang cairan infuse RL 7
dengan irama ireguler, RR 38x/mnt, dari tpm serta dilakukan pemeriksaan
IGD Puskesmas Labuapi klien sudah EKG dengan hasil : irama sinus,
mendapat terapi infuse RL 10 tpm, Heart Rate : 75 kali/menit, axis
injeksi furosemide 1 amp/iv dan O2 4 normal, gelombang P normal,
lpm. Dari IGD klien dipindahkan ke gelombang QRS normal,
ruang rawat inap ruang Gili Gede, saat gelombang T inverted, pasien juga
dianamnesa klien mengeluh sesak nafas, diberikan obat furosemid 10 mg
RR 28 X/Menit, N 110x/mnt secara intravena. Hasil pemeriksaan
TTV, Tekanan Darah : 110/70
mmHg, Nadi : 72 x/menit,
Respirasi : 29 x/menit, Suhu :
36,5oC, Kemudian pasien dibawa
ke Ruang gili Gede pada pukul
18.00 WITA untuk mendapatkan
perawatan lebih lanjut dan
mendapatkan intruksi terapi cairan
infuse RL 7 tpm, injeksi Furosemid
1a/8 jam,
Riwayat Penyakit Dahulu Klien mengatakan pernah dirawat Klien mengatakan tidak pernah
dengan penyakit yang sama yakni mengalami masalah kesehatan
penyakit jantung (CHF) dan Diabetes seperti ini sebelumnya.
Mellitus di RSUD Kota Mataram sekitar
6 bulan yang lalu
Riwayat penyakit keluarga Klien mengatakan memiliki penyakit Klien mengatakan tidak memiliki
keturunan dalam keluarga seperti DM penyakit keturunan dalam keluarga
dan penyakit paru. seperti DM, Hipertensi, asma dan
TBC.
Riwayat Bio Psiko Sosial Pengkajian tahap 1 Pengkajian tahap 1
Spiritual (Calista Roy) Kebutuhan fisiologis Kebutuhan fisiologis
Respirasi Respirasi
Sebelum sakit : Sebelum sakit :
klien mengatakan bahwa klien jarang klien mengatakan bahwa klien
mengalami gangguan pernafasan seperti sering mengalami gangguan
sesak. namun ketika klien melakukan pernafasan seperti sesak, sesak akan
aktivitas berat klein merasakan sesaak bertambah ketika klien melakukan
namun tidak separah waktu sakit. aktifitas sedang.

Saat sakit : Saat sakit :


klien mengatakan bahwa ia merasa klien mengatakan bahwa klien
sesak, pernapasan klien di Bantu dengan merasa sesak, pernafasan klien
oksigen 3 liter/menit dengan nasal kanul dibantu oksigen 3 liter/menit
dan respirasi rate 28x/menit. terdapat dengan nasal kanual dan respirasi
tarikan dinding dada, tampak rate 29x/menit, tidak terdapat
pernafasaan cuping hidung dan terdaapat tarikan dinding dada, tidak tampak
suara nafas tambahan yaitu ronchi pada pernafasan cuping hidung dan tidak
lobus superior paru-paru kanan. terdapat suara nafas tambahan

Nutrisi Nutrisi
Sebelum sakit : Sebelum sakit :
klien mengatakan bahwa nafsu Klien mengatakan bahwa nafsu
5

makannya baik, dengan pola makan 3x makan pasien baik, dengan pola
kali 24 jam. klien makan dengan menu makan 3 kali dalam 24 jam, pasien
yang bervaariasi, seperti nasi, ikan laut, makan dengan menu yang
daging-dagingan, sayur-sayuran, pasien bervariasi, seperti nasi, ikan ,
tidak memiliki alergi makanan. daging-dagingan, sayur-sayuran.
Klien tidak memiliki alergi
makanan.

Saat sakit: Saat sakit :


klien mengatakan bahwa nafsu Klien mengatakan nafsu makannya
makannya menurun, klien makan 3 kali menurun, klien makan 3x sehari
dalam 24 jam namun klien hanya namun klien hanya menghabiskan
menghabiskan seperempat makanan dari setengah dari porsi yang di berikan
porsi yang di sediakan oleh rumah sakit dari rumah sakit

Eliminasi Eliminasi
Sebelum Sakit : Sebelum sakit :
klien mengatakan bahwa dia tidak klien mengatakan bahwa klien tidak
mempunyai gangguan eliminasi, BAB 1 mempunyai gangguan eliminasi,
kali dalam 24 jam dengan kostitensi BAB, 1 kali dalam 24 jam dengan
lunak dan bau khas faces. BAK 3-4kali konsintensi lunak dan bau khas
dalam 24 jam dengan warna kuning faces, BAK 3-4 kali dalam 24 jam
jernih dan bau khas urine dengan warna kuning jernih dan
bau khas urine.

Saat sakit : Saat sakit :


klien mengatakan BAB 1 kali dalam 24 klien mengatakan BAB 1 kali
jam dengan kostitensi lunak dan bau dalam 24 jam dengan konsistensi
khas lunak dan bau khas warna coklat
warna coklat kekuningan. BAK 2-3 kali kekuningan. BAK 2-3 kali dalam
dalam 24 jam kurang lebih 550 cc 24 jan ± 550 cc dengan warna
dengan warn kuning jernih Cdan bau kuning jernih dan bau khas urine.
khas urin.
Aktifitas dan latihan Aktifitas dan latihan
Sebelum sakit Sebelumm sakit :
klien mengatakan bahwa aktivitasnya klien mengatakan tidur 2x dalam
tidak terganggu, dirumahnya klien sehari, tidur siang 1-2 jam., dan
beraktivitas sebagai seorang petani. tidur malam 7-8 jam, tidak ada
Istirahat klien juga tidak terganggu keluhan saat tidur dan klien mampu
dengan tidur siang 2-3 jam dan tidur melakukan aktifitasnya secara
malam 6-7 jam. mandiri.

Saat sakit : Saat sakit :


klien mengatakan bahwa aktivitasnya klien mengatakan tidur 2-3x sehari
terganggu karna kondisi yang tidak dan terkadang klien membutuhkan
memungkinkan, klien mengatakan bantuan untuk melakukan
sering tiba-tiba sesak jika melakukan aktifitasnya.
aktivitas ringan, untuk kebutuhan Makan : 2= mandiri
istirahat pasien tidak tercukupi, karena Mandi : 0= tergantung orang lain
sesak mmbuat pasien tidak dapat Perawatan diri : 0= membutuhkan
beristirahat dengan baik. bantuan orang lain
Makan : 1=butuh bantuan Berpakaian : 1=sebagian di bantu
Mandi : 0=tergantung orang lain Buang air kecil: 2= teratur
Perawatan diri : 0= membutuhkan Buang aicr besr : 2= teratur
bantuan orang lain Penggunaan toilet ; 1=
6

Berpakaian : 1=sebagian di bantu membutuhkan bantuan, tapi dapt


Buang air kecil : 2=kontinensia melakukan beberapa hal sendiri
Buang air besar: 2=kontinensia Transfer : 2= bantuan kecil
Penggunaan toilet : 0=tergantung Mobilitas : 2 berjalan dengan
bantuan orang lain bantuan satu orang
Transfer : 1= butuh bantuan untuk bisa Naik turun tangga : 0= tidak
duduk (2 orang) mampu
Mobilitas : 0= tidak mampu
Naik turun tangga : 0= tidak mampu Hasil : 12= ketergantungan ringan
Hasil : 7 ketergantungan berat

Proteksi/ perlindungan Proteksi/perlindungan


Sebelum sakit : Sebelum sakit:
klien mengatakan mandi 2-3x sehari klien mengatakan mandi 2-3xx
menggunakan sabun dan menggosok gigi sehari dengan menggunakan sabun
serta keramas 1x dalam seminggu secara mandiri. Mengganti pakaian
dengan mandiri 1-2x sehari dengan mandiri

Saat sakit : Saat sakit :


klien mengatakan tidak pernah mandi klien mengatakan tidak pernah
sejak di rawat di RS klien hanya di seka mandi selama di rawat di RS, klien
oleh keluarganya di atas tempat tidur hanya di seka menggunakan air
hangatdi atas tempat tidur dengan
bantuan keluarganya

Sense/rasa Sense/rasa
Sebelum sakit : Sebelum sakit :
klien mengatakan ingatan memorynya klien mengatakan inagatn
masih baik, kesadaran klien baik. Klien memorinya masih baik, klien sering
sering sering mengalami pusing ketika pusing ketika tekanan darahnya
tekanan darahnya naik. Pendengaran naik akan teteapi klien tidak pernah
serta penciuman klien masih baik mengalami stroke. Pendengaran,
pengelihatan serta penciuman klein
masih baik.

Saat sakit : Saat sakit :


kesadaran klien compos menthis, GCS : kesadaran klien comphos menthis,
15 E4 klien mampu membuka mata GCS 15, E4 klien mampu membuka
dengan spontan, V5 klien mampu mata dengan spontan, V5 klien
berbicara dengan baik, M6 klien mampu mampu berkomunikasi dengan
menggerakkan tangannya sesuai baik, M6 klien mampu
peerintah. Pendengaran, pengelihatan, menggerakkan kakinya sesuai
serta penciuman klien tidak mengalami perintah
gangguan

Cairan dan elektrolit Cairan dan elektrolit


Sebelum sakit: Sebelum sakit :
pasien minum 7-.8 gelas per 24 jam pasien minum ± 6 gelas per 24 jam.
pasien biasa minum air putih,terkadang Pasien biasa minum air putih.
pasien juga minum air gula pada pagi
hari.

Saat sakit: Saat sakit :


pasien minum 550 cc dalam 24 jam. pasien minum ± 500 cc dalam 24
selama di rumah sakit pasien hanya jam. Selama di rumah sakit pasien
7

minum air mineral yang di belikan oleh hanya minum air mineral yang
istrinya.Tampak terpasaang infus RL 8 dibelikan oleh keluarganya.
tpm (720cc/24 jam). Tampak terpasang infuse RL
720cc/24 jam.

Neurologi Neurologi
Sebelum sakit: Sebelum sakit:
klien mengatakan tidak pernah klien mengatakan tidak pernah
mengalami nyeri dada. mengalami nyeri ulu hati.

Saat sakit: Saat sakit:


klien tidak ada nafsu makan klien mengatakan tidak merasakan
klien mengatakan kadang merasakan nyeri ulu hati.tidak ada gangguan
nyeri dada pada saat duduk, dan sering dalam saraf kranial
merasa pusing

Model konsep diri Model konsep diri


Sebelum sakit : Sebelum sakit :
klien mengatakan tidak ada bagian tubuh klien mengatakan tidak ada bagian
yang tidak di sukai tubuh yang tidak di sukai. Klien
klien mengatakan bahwa klien adalah dapat menyebutkan nama, umur,
kepala keluarga yang bekerja sebagai jenis kelamin, pekerjaan.klien
petani. Klien dapat menyebutkan nama, mengatakan klien adalah kepala
alamat, umur, jenis kelamin, pekerjaan. keluarga yang bekerja sebagai
buruh

Saat sakit: Saat sakit:


klien menerima penyakitnya dengan klien mengatakan tidak bisa lagi
lapang dada dan penuh dengan bekerja sebagai buruh karena
kesabaran. Klien berharap bisa segera di kondisinya saat ini, klien berharap
beri kesembuhan agar klien dapat bekerja agar diberi kesembuhan agar dapat
kembali sebagai petani bekerja kembali

Model fungsi dan peran Model fungsi dan peran


Sebelum sakit: Sebelum sakit:
klien mengatakan bisa menjalankan klien mengatakan bisa menjalankan
perannya sebagai seorang bapak dan perannya sebagai seorang kepala
kepala keluarga dengan baik keluarga dengan baik

Saat sakit: Saat sakit:


klien mengatakan perannya sebagai klien mengatakan perannya sebagai
seorang bapak dan kepala keluarga seorang kepala keluarga terganggu
terganggu karena keaadaannya sekarang karena keaadaannya sekarang ini.
ini

Model interdependen (kemandirian) Model interdependen


Sebelum sakit : (kemandirian)
klien mengatakan dia mampu untuk Sebelum sakit :
melakukan aktifitasnya secara mandiri. klien mengatakan dia mampu untuk
melakukan aktifitasnya secara
mandiri.

Saat sakit: Saat sakit:


klien mengatakan tidak mampu klien mengatakan masih mampu
melakukan akitifitasnya secara mandiri untuk melakukan aktifitasnya
8

dan selalu minta di bantu oleh istri, anak, secara mandiri meskipun terkadang
dan saudaranya dia meminta bantuan kepada suami,
dan saudaranya.
Observasi Kasus 1 Kasus 2
Keadaan Umum Sedang Sedang
Kesadaran Compos Menthis Compos Menthis
Tekanan Darah 120/70 mmHg 100/60 mmHg
Nadi 100 x/menit 98 x/menit
Suhu 37,00c 37,80c
Respirasi 29 x/menit 27 x/menit
GCS E : 4 V: 5 M: 6 (15) E : 4 V : 5 M : 6 (15)
Pemeriksaan fisik Head To Toe Kasus 1 Kasus 2
Kepala Inspeksi: bentuk kepala normocephal, Inspeksi :bentuk kepala
rambut beruban, distribusi rambut normocephal, rambut beruban,
merata, kulit kepala bersih, tidak ada panjang, kulit kepala tampak bersih,
edema. tidak ada lesi tidak ada edema.
Palpasi : tidak ada nyeri tekan dan Palpasi : tidak ada nyeri tekan dan
oedema pada kulit kepala. edema pada kulit kepala.

Wajah Inspeksi: Bentuk wajah oval, tampak Inspeksi: bentuk wajah oval, tidak
pucat ada lesi
Palpasi : tidak ada oedema pada wajah Palpasi : tidak ada edema pada
wajah

Mata Inspeksi : mata tampak simetris kiri dan Inspeksi : mata tampak simetris
kanan, konjungtiva pucat dan tampak konjungtiva merah muda, seklera
anemis, seklera putih, tidak ada kelainan putih, tidak ada kelainan pada mata.
pada mata. Palpasi: tidak ada nyeri tekan dan
Palpasi: tidak ada nyeri tekan dan tidak edema pada daerah sekitar mata
kterdapat oedema pada daerah sekitar
mata

Telinga Inspeksi: kedua daun telinga simetris, Inspeksi: kedua daun telinga
tidak ada serumen simetris, tidak ada serumen
Palpasi: tidak terdapat nyeri tekan dan Palpasi: tidak terdapat nyeri tekan
edema di daun telinga dan edema di daun telinga

Hidung Inspeksi : lubang hidung simetris, tidak Inspeksi : lubang hidung simetris,
ada kelainan, tampak pernafasan cuping tidak ada polip dan secret,
hidung, tampak terpasang oksigen 3 liter terpasang oksigen 3 liter/menit
per menit dengan menggunakan nasal nasal kanul
kanul Palpasi: tidak terdapat nyeri tekan
Palpasi: tidak terdapat nyeri tekan di di sekitar hidung
sekitar hidung

Rongga Mulut Inspeksi: mukosa bibir tampak lembab, Inspeksi: mukosa mulut lembab,
lidah bersih, gigi lengkap, tidak tampak lidah bersih gigi lengkap putih dan
peradangan gusi, palatum keras, tonsil, bersih, tidak ada peradangan pada
tidak tampak pembesaran ukuran gusi
tonsil,terdapat karang gigi. Palpasi : tidak terdapat nyeri tekan
Palpasi : tidak terdapat nyeri tekan dan di area sekitar mulut
massa

Leher Inspeksi : Tidak ada pembesaran vena Inspeksi : Tidak ada pembesaran
jugularis, kelenjar getah bening, dan vena jugularis, kelenjar getah
9

kelenjar limfe, trakhea selaras bening, dan kelenjar limfe, trakhea


Palpasi: tidak teraba adanya pembesaran selaras.
vena jugularis dan kelenjar tiroid Palpasi: tidak teraba adanya
pembesaran vena jugularis dan
kelenjar tiroid

Dada Paru paru Paru paru


Inspeksi: Pengembangan dada simetris, Inspeksi: Pengembangan dada
terdapat retraksi dinding dada, tidak ada simetris, tidak ada lesi, RR :
lesi, RR= 24x/menit 22x/menit
Palpasi: ada nyeri tekan tidak ada massa. Palpasi: tidak ada nyeri tekan
Perkusi : Terdapat suara sonor Perkusi : Terdapat suara sonor
Auskultasi: terdengar suara Auskultasi: Suara paru vesikuler
tambahanyaitu suara ronchi tidak ada suara tambahan pada paru
seperti wheezing dan ronchi
.
Jantung Inspeksi : Ictus cardis tidak tampak Inspeksi : Ictus cardis tidak tampak
Palpasi: Teraba ictus cardis pada SIC V Palpasi: Teraba ictus cardis pada
dan VI SIC V dan VI
Perkusi : Terdapat suara pekak Perkusi : Terdapat suara pekak
Auskultasi: terdapat suara jantung Auskultasi: tidak terdapat suara
tambahan yaitu murmur , s1 dan s2 jantung tambahan,
melemah

Abdomen Inspeksi : tidak terdapat adanya asites, Inspeksi : tidak terdapat adanya
tidak ada jaringan parut. asites,
Auskultasi : terdengar bising usus Auskultasi : terdengar bising usus
10x/menit, peristaltik usus 14x/menit 9x/menit, peristaltik usus 18x/menit
Palpasi : tidak ada asites, tidak ada nyeri Palpasi : tidak ada nyeri tekan,
tekan, tidak teraba massa tidak ada asites
Perkusi : suara perkusi timpani Perkusi : suara perkusi timpani

Ekstermitas Inspeksi : Inspeksi : simetris kiri dan kanan


Atas : simetris kiri dan kanan terpasang ekstermitas atas dan bawah tidak
infus RL 8 tpm, pada tangan kiri ada oedema. Tidak ada lesi,
Bawah ; tidak simetris tampak edema ekstermitas kanan atas terpasang
pada kedua ekstremitas bawah infus RL 8 tpm,
Palpasi: turgor kulit kembali lambat Palpasi: CRL< 2 detik, akral hangat

Pemeriksaan Penunjang
Laboratorim ( Pemeriksaan Darah Lengkap)
Tanggal pemeriksaan
1. Kasus 1 : 19/04/2018
2. Kasus 2 : 24/04/2018
Tabel 4.2 Pemeriksaan Penunjang.
Jenis Pemeriksaan Hasil kasus 1 Hasil kasus 2 Satuan Nilai Normal
HGB 13,9 14.8 g/dl 13,0-18,0
RBC 4,91 4,08 10^6/uL 4,5-5,5
HCT 41,5 47,0 % 40,0-50,0
MCV 84,5 82,8 fL 82,0-92,0
MCH 27,5 27,3 Pg 27,0-31,0
MCHC 32,5 32,2 g/dL 32,0-37,0
10

RDW-SD 45,4 45,6 fL 35-47


RDW-CV 15,2 12,0 % 11,5-14,5
WBC 5,96 6,02 10^6/uL 4,0-11,0
EO% 0,3 0,8 % 0-1
BASO% 0,2 0,2 % 0-1
NEUT% 4,02 7,05 % 50-70
LYMPH 1,42 12,3* % 25-33
MONO% 0,49 4,7* % 3-8
PLT 187 179 10^3/uL 150-400
PDW 11,8 10,1 fL 9,0-13,0
P-LCR 30,4 27,1 % 15,0-25,0
PCT 0,20 0,23 % 0,150-0,400

Pemeriksaan elektrolit
Tabel 4.3 pemeriksaan Urin dan gula darah
Tanggal pemeriksaan :
1. Kasus 1 : 19/04/2018
2. Kasus 2 : 24/04/2018
Pemeriksaan Hasil kasus 1 Hasil kasus 2 Satuan Nilai normal
Ureum 26 22 Mg/dl 10-50
kreatinin 12 12,5 Mg/dl 0,9-13
GDS 136 - Mg/dl <160,00

Tabel 4.4 Terapi Kasus 1


No. Nama Obat Jam Pemberian Keterangan
Terapi tanggal 20 April 2018
1. Infus RL 8 tpm a. infus RL berfungsi sebagai sumber
elektrolit dan air untuk hidrasi
2. Furosemid 1 ampul/8jam 06.00 wita, 13.00 b. obat furosemid yang berfungsi untuk
wita, 20.00 wita membuang cairan berlebih di dalam
tubuh
3. Spironolacton 1x25 mg 17.00 wita c. obat spironolacton berfungsi untuk
menurunkan tekanan darah
4. Bubur diit jantung RG 06.00 wita, 12.00 d. terapi diit jantung
wita, 17.00 wita e. nasal kanul
5. Oksigen 3 liter
6. Ramipril 2,5 mg
7 Simvastatin
Terapi tanggal 21 April 2018
1. Infus RL 8 tpm a. infus RL berfungsi sebagai sumber
elektrolit dan air untuk hidrasi
2. Furosemid 1 ampul/8jam 06.00 wita, 13.00 b. obat furosemid yang berfungsi
wita, 20.00 wita untuk membuang cairan berlebih di
dalam tubuh
3. Spironolacton 1x25 mg 17.00 wita c. obat spironolacton berfungsi untuk
menurunkan tekanan darah
4. Bubur diit jantung RG 06.00 wita, 12.00 d. terapi diit jantung
wita, 17.00 wita e. nasal kanul
5. Oksigen 3 liter/menit
11

Terapi Kasus 2
No. Nama Obat Jam Pemberian Keterangan
Terapi tanggal 25 April 2018
1. Infus RL 10 tpm a. infus RL berfungsi sebagai sumber
elektrolit dan air untuk hidrasi
2. Furosemid 1 ampul/8jam 06.00 wita, 13.00 b. obat furosemid yang berfungsi untuk
wita, 20.00 wita membuang cairan berlebih di dalam
tubuh
3. Spronolacton 25 mg 17.00 wita c. obat spironolacton berfungsi untuk
4. Ramipril 2,5 mg 17.00 wita menurunkan tekanan darah
d. obat untuk penghambat enzim
pengubah angiotensin
5. Bubur diit jantung RG 06.00 wita, 12.00 e. terapi diit jantung
wita, 17.00 wita
6. Oksigen 3 liter/menit f. nasal kanul
Terapi tanggal 26 April 2018
1. Infus RL 10 tpm a. infus RL berfungsi sebagai sumber
elektrolit dan air untuk hidrasi
2. Furosemid 1 ampul/8jam 06.00 wita, 13.00 b. obat furosemid yang berfungsi untuk
wita, 20.00 wita membuang cairan berlebih di dalam
tubuh
3. Spronolacton 25 mg 17.00 wita c. obat spironolacton berfungsi untuk
menurunkan tekanan darah
4 Ramipril 2,5 mg 17.00 wita d. obat untuk penghambat enzim
pengubah angiotensin
5. Bubur diit jantung RG 06.00 wita, 12.00 e. terapi diit jantung
wita, 17.00 wita
6. Oksigen 3 liter/menit f. nasal kanul

4.1.3. Diagnosa Keperawatan

1. Analisa Data
Nama : Tn”S”
No. RM : 603945
Tabel 4.9 Analisa Data
Kasus 1
No. Simptom Etiologi Problem
1. Data subjektif Gagal pompa ventrikel kanan Pola nafas tidak
efektif
a. klien mengeluh sesak
b. klien mengatakan sesaknya Penurunan ekspansi paru
bertambah ketika melakukan
aktifitas ringan bertambah
mendesak jika terlalu banyak beraktivitas
diafragma

Data objektif sesak nafas


a. klien tampak sesak
b. klien tampak menggunakan
otot bantu nafas oksigen nasal kanul 3 liter/menit.
c. terdapat pernafasan cuping
hidung
d. terdengar suara nafas
tambahan yaitu ronkhi
e. tampak tarikan dinding dada
12

f. CRT> 2 detik
g. Spo2 : 96%
TTV
TD: 120/80 mmHg
N: 120 x/menit
S: 36,50C
RR :28x/menit
2. Data subjektif Gagal jantung Intoleransi
a. klien mengatak tidak ada Aktivitas
tenaga Beban systole meningkat
b. klien mengatakan sesak
c. jika melakukan aktivitas Kontraktilitas menurun

Data objektif Hambatan pengosongan


a. klien tampak lemah pentrikel
b. klien tampak sesak dan cepat
lelah Beban jantung meningkat
c. klien tampak berbaring
di atas tempat tidur Atrofi serabut otot
d. klien sesak jika
melakukan aktivitas ringan
e. Klien memerlukan bantuan
saat beraktifitas
3. Data subjektif Pembesaran vena di Resiko
a. klien mengeluh nafsu makan abdomen Ketidakseimbangan
berkurang Nutrisi kurang dari
b. klien mengatakan hanya kebutuhan tubuh
c. menghabiskan seperempat Mual,tidak ada nafsu makan
makanan yang di berikan
rumah sakit
d. klien mengeluh lemah tidak
ada tenaga

Data objektif
a. klien tampak tidak
b. menghabiskan makanan
yang di berikan
c. makanan tampak masih
d. Tersisa
e. klien tampak lemah tidak
f. ada tenaga
g. K/U : sedang
TTV
TD: 120/80 mmhg
N: 87 x/menit
S: 36,50 C
A : TB : 160 cm,BB : 50 kg
B : Hb : 13,9 g/dl, Leukosit :
5960/mm3
Eritrosit : 4,91 juta/mm3
Trombosit :198.000/mm3
Hematokrit : 41,5%
Na+ : 137 mmol/l
Ka+ : 5,1 mmol/l
Cl+ : 108 mmol/l
13

C: tanda umum : penurunan berat


badan, rambut kusut, gigi karies,
lemah otot, anoreksia
D : Diit jantung III rendah garam

Kasus 2
No Symtomp Etiologi Problem
1 Data Subjektif : Gagal jantung Pola nafas tidak
a. klien mengeluh sesak efektif
b. klien mengatakan sesaknya
bertambah jika melakukan aktivitas Kongesti pulmunalis
sedang

Data Objektif : Tekanan hidrostatik >


a. klien tampak sesak tekanan osmotik
b. Tampak pernafasan cuping hidung
c. terdapat otot bantu nafas
d. Tidak terdapat sianosis dan dyspnea Penurunan ekspansi
e. K/U : Sedang paru
TTV
TD : 120/90 mmHg
N : 98 x/menit
RR : 27 x/menit
S : 37,80C
f. Terpasang O2 3 liter/menit
menggunakan nasal kanual
4 Data Subjektif : Curah jantung Intoleransi Aktifitas
a. klien mengeluh lemah dan tidak menurun
bertenaga
b. klien mengatakan sesaknya
bertambah jika melakukan aktivitas Aliran darah menurun
ringan

Data Objektif : Suplai nutrisi dan


a. klien tampak lemah oksigen menurun
b. klien tampak berbaring diatas tempat
tidur
c. klien tampak sesak Kelemahan
d. klien sesak jika melakukan aktivitas
ringan
e. K/U : Sedang
TTV
TD : 120/90 mmHg
N : 98 x/menit
RR : 27 x/menit
S : 37,80C

Indeks barthel
a. Makan : 1=butuh bantuan
b. Mandi : 0=tergantung orang lain
c. Perawatan diri : 0= membutuhkan
bantuan orang lain
d. Berpakaian : 1=sebagian di bantu
e. Buang air kecil : 2=kontinensia
f. Buang air besar: 2=kontinensia
14

g. Penggunaan toilet : 0=tergantung


bantuan orang lain
h. Transfer : 1= butuh bantuan untuk
bisa duduk (2 orang)
i. Mobilitas : 0= tidak mampu
j. Naik turun tangga : 0= tidak mampu
Hasil : 7 ketergantungan berat

Rumusan Diagnosa.

Rumusan Diagnosa Kasus 1

1. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan perubahan membran

kapiler alveolar, ditandai dengan klien mengeluh sesak, klien

mengatakan sesak jika beraktivitas ringan, klien tampak sesak,

tampak pernapasan cuping hidung, tampak tarikan dinding dada,

terdapat suara ronchi pada lobus superior paru-paru kanan, tidak

terdapat sianosis dan dyspnea, tampak terpasang oksigen 3 liter per

menit menggunakan nasal kanul, kesadaran compos metis (GCS

15: E4, V5, M6), Keadaan umum sedang, tekanan darah 120/80

mmhg, nadi 87x/menit, suhu 36,5C, RR 24x/menit, CRT > 2 deti,

Spo2 : 96%.

2. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan di tandai

dengan klien juga mengeluh tidak ada tenaga, klien mengatakan

sesaknya jika melakukan aktivitas ringan, klien tampak lemah

tidak ada tenaga, pasien hanya berbaring di atas tempat tidur,

klien ketergantungan berat, klien ketergantungan berat,

Kesadaran compos metis (GCS 15 : E4, V5, M6), keadaan umum:

sedang tekanan darah 120/80 mmHg, nadi 87x/menit, suhu 36,5C,


15

RR 28x/menit.

3. Resiko ketidak seimbangan nutrisi berhubungan dengan anoreksia

ditandai dengan klien mengeluh nafsu makan kurang, klien

mengatakan hanya menghabiskan seperempat porsi dari

porsi makanan yang di berikan rumah sakit, klien jugak

mengekuh tidak ada tenaga, makanan tampak masih tersisa,

pasien tampak lemah, tidak ada tenaga, A : TB : 160 cm, BB : 50

kg, B : Hb : 13,9 g/dl,\, Leukosit : 5960/mm3, Eritrosit : 4,91

juta/mm3, Trombosit :198.000/mm3, Hematokrit : 41,5%, Na+ :

137 mmol/l, Ka+ : 5,1 mmol/l, Cl+ : 108 mmol/l, C: tanda umum :

penurunan berat badan, rambut kusut, gigi karies, lemah otot,

anoreksia , D : Diit jantung III rendah garam kesadaran compos

metis (GCS 15 : E4, V5, M6), keadan umum : sedang, tekanan

darah 120/80 mmHg, nadi 87x/menit, suhu 36,5C, RR 24xmenit,

BB: 60 kg, TB :160 CM.

Rumusan Diagnosa Kasus 2

1. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan ketidak seimbangan

perfusi masuk, ditandai dengan klien mengeluh sesak, klien

mengatakan sesaknya bertambah jika klien beraktifitas sedang,

klien tampak sesak, tampak pernafasan cuping hidung, tampak

otot bantu pernafasan, tidak terdapat sianosis dan dyspoea, tampak

terpasang oksigen 3 liter per menit menggunakan nasal kanul,

kesadaran compos mentis (GCS 15 : E4, V5, M6 ), keadaan umum


16

sakit sedang, tekanan darah 120/90 mmHg, nadi 98 x/menit, suhu

37,80C, RR 27x/menit.

2. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan, ditandai

dengan pasien mengeluh tidak ada tenaga, pasien mengatakan

sesak jika melakukan aktivitas sedang , pasien tampak lelah tidak

ada tenaga, pasien hanya berbaring ditempat tidur, ketergantungan

ringan, kesadaran compos mentis (GCS 15 : E4, V5, M6 ), dan

keadaan umum : sedang, tekanan darah 120/90 mmHg, nadi 87

x/menit, RR 22 x/menit, suhu 36,50C

4.1.4. Intervensi Keperawatan

Intervensi Keperawatan Kasus 1

Nama : Tn”S”

No. RM : 603945

Tabel 4.10 Intervensi keperawatan Kasus 1

Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi


Hari/Tanggal No.Dx Rasional
( NOC) (NIC)
Jum’at, 1 Setelah di lakukan Tindakan a. Auskultasi bunyi a. Menyatakan adanya
20 April 2018 3x24 jam di harapkan pola nafas, catat adanya kongestif
nafas tidak efektif dapat bunyi nafas paru/pengumpulan
teratasi dengan kriteria hasil: tambahan secret menunjukkan
a. klien tidak mengeluh kebutuhan untuk
sesak intervensi lebih
b. Tidak ada sianosis dan lanjut.
dyspnea b. Kaji atau pantau b. Takipnea biasanya
c. Mampu bernafas dengan prekuensi ada beberapa derajat
mudah pernapasan dan dapat
d. Frekuensi dalam rentang ditemukan pada
normal ( 16- 20 penerimaan atau
kali/menit selama
e. Tidak ada suara stress/adanya
f. nafas abnormal infeksi akut
g. Tidak menggunakan c. Perhatikan c. Penggunaan otot
oksigen dengan nasal pergerakan dinding bantu dalam
kanul. dada, apakah pernapasan tanda
17

simetris dan terjadinya ketidak


menggunakan otot efektifan pola nafas
bantu
d. Berikan posisi yang d. Peninggian kepada
nyaman seperti tempat tidur
posisi semi fowler mempermudah
fungsi pernafasan
dengan
menggunakan
gravitasi
e. Ajarkan kepada e. Memberikan
pasien dan keluarga pengetahuan kepada
pasien tentang pasien dan
teknik relaksasi keluarga pasien
untuk peningkatan
pola pernafasan
Sabtu, Setelah dilakukan tindakan a. Observasi tanda- a. Mengobservasi
21 April 20187 2x24 jam diharapkan terdapat tanda vital tanda-tanda vital
respon perbaikan dapat mengetahui
Dengan meningkatkan keadaan umum
kemampuan beraktivitas pasien
klien dengan kriteria hasil : b. Anjurkan pasien b. Menurunkan kerja
a. klien tidak lemas tingkatkan istirahat, miokardium dan
b. klien menunjukan batasi aktivitas dan konsumsi oksigen
kemampuan beraktivitas berikan aktivitas
tanpa gejala-gejala senggang yang tidak
berat,terutama mobilisasi berat
di tempat tidur c. Anjurkan c. Mengenjan dapat
c. klien tidak mengalami menghindari mengakibatkan
sesak nafas akibat dari perilaku yang kontraksi otot dan
aktivitas meningkatkan vasokontraksi
tekanan abdomen pembuluh darah
seperti mengejan yang dapat
saat defekasi meningkatkan
preload dan beban
jantung
d. Pertahankan tirah d. Mengurangi beban
baring sementara kerja jantung
pasien sakit
e. Pertahankan e. Meningkatkan
penambahan oksigen oksigenasi jaringan
sesuaiprogram
f. Berikan diit sesuai f. Mencegah retensi
program cairan edema akibat
(pembatasan air dan penurunan
garam) kontraktilita s
jantung
g. Evaluasi g. Dapat menunjukan
peningkatan peningkatan
intolransi aktivitas dekompensasi
jantung dari pada
kelebihan aktivitas
18

Minggu, Setelah di lakukan a. Observasi tanda vital


a. Mengobsevasi
22 April 2018 tindakan 3x24 jam di klien tandatanda vital
harapkan kebutuhan nutrisi dapat mengetahui
klien terpenuhi dengan keadaan umum
kriteria hasil: klien
a. Nafsu makan pasien balk b. Ciptakan lingkungan b. Menciptakan
b. klien mampu yang nyaman lingkungan yang
menghabiskan makanan nyaman dapat
yang di berikan rumah menambah nafsu
sakit c. Anjurkan klien untuk makan klien
c. klien tidak lemah, makan sedikt tapi c. Makan sedikit tapi
makanan tampak habis sering sering dapat
membantu dalam
pemenuhan nutris
d. Anjurkan kepada klien
klien untuk mematuhi d. Makanan yang tidak
diit yang diberikan sesuai dengan diit
dan pada keluarga dapat
untuk tidak mempengaruhi
memberikan makanan proses
sembarangan penyembuhan klien

Nama : Ny. “S”


No. RM : 604124
Tabel 4.8 Intervensi keperawatan Kasus 2
Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi
Hari/Tanggal No.Dx Rasional
(NOC) (NIC)
Selasa, Setelah di lakukan a. Auskultasi bunyi a. Menyatakan adanya
24 April 2018 tindakan 2x24 jam di nafas, catat kongestif
harapkan pola nafas tidak adanya bunyi paru/pengumpulan
efektif dapat teratasi nafas tambahan secretmenunjukkan
dengan kriteria hasil: kebutuhan untuk
a. klien tidak mengeluh intervensi lebih lanjut.
sesak b. Kaji atau pantau b. Takipnea biasanya ada
b. Tidak ada sianosis dan prekuensi beberapa derajat dan
dyspnea pernapasan dapat di temukan pada
c. Mampu bernafas penerimaan atau
dengan mudah selama stress/ adanya
d. Frekuensi dalam infeksi akut
rentang normal ( 16- c. Perhatikan c. Penggunaan otot bantu
20 kali/menin pergerakan dalam pernapasan tanda
e. Tidak ada suara dinding dada, terjadinya ketidak
f. nafas abnormal apakah ssimetris efektifan pola nafas
g. Tidak menggunakan dan menggunakan
oksigen dengan nasal otot bantu
kanul. d. Berikan posisi d. Peninggian kepada
yang nyaman tempat tidur
seperti posisi menipemiudah fungsi
semi fowler pernafasan dengan
menggunakan gravitasi
e. Ajarkan kepada e. Memberikan
klien dan pengetahuan kepada
19

keluarga klien klien dan


tentang teknik keluarga klien
relaksasi untuk
peningkatan pola
pernafasan
Rabu, Setelah dilakukan tindakan a. Observasi tanda- a. Mengobservasi tanda-
25 April 2018 2x24 jam diharapkan tanda vital tanda vital dapat
terdapat respon perbaikan mengetahui keadaan
dengan meningkatkan umum pasien
kemampuan beraktivitas b. Anjurkan klien b. Menurunkan kerja
klien dengan kriteria hasil : tingkatkan miokardium dan
a. klien tidak lemas istirahat, batasi konsumsi oksigen
b. klien menunjukan aktivitas dan
kemampuan beraktivitas berikan aktivitas
tanpa gejala-gejala senggang yang
berat,terutama tidak berat
mobilisasi di tempat c. Anjurkan c. Mengenjan dapat
tidur menghindari mengakibatkan
c. klien tidak mengalami perilaku yang kontraksi otot dan
sesak nafas akibatdari meningkatkan vasokontraksi pembuluh
aktivitas tekanan abdomen darah yang dapat
seperti mengejan meningkatkan preload
saat defekasi dan beban jantung

d. Pertahankan tirah d. Mengurangi beban kerja


baring sementara jantung
pasien sakit
e. Pertahankan e. Meningkatkan
penambahan oksigenasi jaringan
oksigen sesuai
program
f. Berikan diit f. Mencegah retensi cairan
sesuai program edema akibat
(pembatasan air penurunankontraktilita s
dan garam) jantung
g. Evaluasi g. Dapat menunjukan
peningkatan peningkatan
intolransi dekompensasi jantung
aktivitas dari pada kelebihan
aktivitas

4.1.5. Implementasi Keperawatan

Implementasi Keperawatan Kasus 1


Nama : Tn”S”
No. RM : 603945
Tabel 4.11 Implementasi Kasus 1
Hari/Tangga1 No.
Implementasi Respon Hasil Paraf
Jam Dx
Kamis,
19 April 2018
19.20 wita 1,2,3 Mengukur tanda-tanda vital TD: 120/80mmhg
Nadi : 87x/menit
20

Suhu : 36 C
RR : 24x/menit

19.30 wita 1 Memposisikan klien dengan posisi klien tampak nyaman dan
semi fowler rileks

19.40 wita 1 Mengkaji bunyi nafas, frekuensi Adanya suara ronchi dan
nafas, mengobservasi pergerakan lobus superior kanan,
dinding dada, dan pernafasan cuping tampak pernafasan cuping
hidung hidung dan tidak terdapat
tarikan dinding dada

20.00 wita 1 Mengajarkan kepada klien dan Klien tampak lebih rileks
keluarga klien tentang tehnik saat bernafas
relaksasi untuk peningkatan pola
pernafasan

20.15 wita 1 Injeksi furosemid 1 ampul Klien mengatakan merasa


lebih baik setelah di berikan
obat
Memberi oksigen 3 liter dengan Klien tampak lebih tenang
nasal kanul
Klien mengatakan merasa
Injeksi spironolacton 25 mg lebih baik setelah di
injeksikan obat
jumat,
20 April 2018 2 Memotivasi klien agar mematuhi Klien menggatakan mau
06.30 wita dan menghabiskan diit yang di mematuhi diit yang di
berikan rumah sakit berikan, klien hanya
menghabiskan setengah
porsi dari makanan ysng
disajikan

2 Menyajikan makanan dalam Makanan tersaji dalam


06.40 wita keadaan hangat keadaan hanga, klien hanya
mampu memakan setengah
porsi dari makanan yang di
sajikan

2 Menganjurkan klien untuk makan Klien mendengarkan


07.00 wita sedikit tapi sering anjuran yang di berikan,
klien mengatakan makan
dengan di suapi anaknya
dan hanya mampu
menghabiskan setengah
porsi makanan yang telah di
sajikan
jumat, 3 Menganjurkan klien tingkatkan klien mengatakan akan
20 April 2018 istirahat, batasi aktivitas, dan beristirahat
07.10 wita berikan aktivitas senggang yang
tidak berat
07.20 wita 3 Menganjurkan prilaku yang klien mengerti tentang
meningkatkan tekanan abdomen penjelasan yang diberikan
seperti mengejan saat defekasi
Mempertahankan tirah barig klien tampak berbaring di
21

07.25 wita 3 sementara pasien sakit tempat tidur dengan posisi


semi fowler
jumat,
20 April 2018
07.30 wita 1 mengobservsai tanda tanda vital Tanda-tanda vitasl klien TD
klien : 100/70mmhg
N : 80x/menit
S : 36,5C
RR : 22x/menit
07.40 wita 1 mendengarkan bunyi nafas klien, Terdengar suara ronchi,
pernafasan cuping hidung dan tampak pernapasan cuping
mengobservasi pergerakan dinding hidun, tidak ada tarikan
dada dinding dada

07.50 wita 1 memberikan posisi yang nyaman Pasien tampak nyaman


seperti posisi semi fowler dengan posisi semi fowler
yang di berikan

Sabtu,
21 April 2018 2 Menganjurkan klien tingkatkan klien mengatakan akan
14.30 wita istirahat, batasi aktivitas dan berikan beristirahat
aktivitas senggang yang tidak berat

14.40 wita 2 Menciptakan lingkungan yang klien mengatakan nyaman


nyaman dengan lingkungan yang di
berikan

15.00 wita 1 Mengevaluasi bunyi nafas dan masih terdengar suara nafas
frekuensi nafas
klien mendapatkan terapi
15.15 wita 1 Mengobservasi O2 yang digunakan O2 nasal kanul 3 liter
klien

Sabtu,
21 April 2018 1 mempertahankan penambahan Iklien tampak terpasang O2
19.30 wita oksigen sesuai program nasal kanul 2 liter

19.40 wita 2 menganjurkan klien menghindari Klien mengerti tentang


prilaku yang meningkatkan tekanan penjelasan yang di berikan
abdomen seperti mengejan saat
defekasi

19.50 wita 2 mengevaluasi peningkatan Klien belum mampu


intoleransi aktivitas beraktivitas dengan mandiri

20.00 wita 2 mempertahankan tirah baring Klien tampak berbaring


sementara klien sakit. dengan posisi semi fowler

20.15 wita 3 Menghitung intake dan output Intake . 1.820 cc


22

Minggu,
22 April 2018
08.30 wita 1,2,3 Mengobservasi tanda-tanda vital tanda-tanda vital klien:
klien. TD : 120/80
N : 82x/menit
S : 36,2C
RR : 24x/menit

08.40 wita 2 Memberikan posisi yang nyaman klien tampak nyaman


seperti posisi semi fowler dengan posisi semi fowler
yang diberikan

08.50 wita 2 Menciptakan lingkungan yang klien merasa nyaman


nyaman dengan lingkungan di
sekitarnya

09.00 wita 1 Mengevaluasi bunyi nafas masih terdengar suara nafas


ronchi, frekuensi nafas
24x/menit

09.10 wita 1 Mengobservasi O2 yang digunakan klien mendapatkan terapi


klien O2 nasal kanul 3 liter

Minggu,
22 April 2018
13.30 wita 2 Mengkaji sejauh mana klien mampu klien tampak mampu
melakukan aktivitas beraktifitas dengan mandiri

13.35 wita 3 Menyajikan makana dalam keadaan makanan tersaji dalam


hangat keadaan hangat, klien
mampu menghabiskan porsi
makanan yang di sediakan

13.45 wita 3 Menganjurkan klien makan sedikit klien mendengarkan anjuran


tapi sering yang di berikan

13.50 wita 1 Mengevaluasi bunyi nafas masih terdengar suara nafas


ronchi, frekuensi nafas
24x/menit

14.00 wita 2 Memberi dukungan moral klien mengatakan ikhlas


menerima penyakit yang di
deritanya sekarang

14.10 wita 2 Mengevaluasi kemampuan klien klien bisa melakukan


dalam melakukan aktivitas aktivitas dengan mandiri

14.20 wita 1,2,3 Memberikan discharge planning klien tampak kooperatif


Menganjurkan melakukan aktivitas
yang dapat di toleransi sesuai beban .
jantung
Menganjurkan pada saat tidur
dengan posisi semi fowler
Menganjurkan istirahat yang cukup
23

Implementasi Keperawatan Kasus 2


Nama : Ny. “S”
No. RM : 604124
Tabel 4.12 Implementasi Kasus 2
Hari/Tangga1 No.
Implementasi Respon Hasil Paraf
Jam Dx
Selasa, 1 Mengukur tanda-tanda vital TD: 150/90mmhg
24 April 2018 Nadi : 87x/menit
13.40 wita Suhu : 36,8C
RR : 22x/menit
13.45 wita 1 Memposisikan pasien dengan posisi Pasien tampak nyaman dan
semi fowler rileks

13.50 wita 1 Mengkaji bunyi nafas, frekuensi Adanya suara ronchi dan lobus
nafas, mengobservasi pergerakan superior kanan, tampak
dinding dada, dan pernafasan pernafasan cuping hidung dan
cuping hidung tidak terdapat tarikan dinding
dada
14.00 wita 1 Menjelaskan kepada klien dan klien dan keluarga mengerti
keluarga klien tentang tehnik tentang tehnik relaksasi yang di
relaksasi untuk peningkatan pola jelaskan
pernafasan
14.20 wita 1 Berkolaborasi dalam pemberian Klien tampak terpasang nasal
oksigen 3 liter dengan nasal kanull kanul dengan O2 3 liter/menit
Selasa,
24 April 2018
19.00 wita 2 Menganjurkan klien tingkatkan tanda-tanda vitasl klien TD :
istirahat, batasi aktivitas, dan 150/80mmHg, N : 80x/menit, S
berikan aktivitas senggang yang : 36,5C, RR : 22x/menit
tidak berat

19.20 wita 2 Injeksi ramipril 2,5 mg klien lebih rileks setelah di


injeksi
19.50 wita 2 Menganjurkan prilaku yang tidak terdengar suara nafas
meningkatkan tekanan abdomen tambahan(ronchi), tampak
seperti mengejan saat defekasi pernapasan cuping hidun, tidak
ada tarikan dinding dada

20:00 wita 2 Mempertahankan tirah barig klien tampak nyaman dengan


sementara pasien sakit posisi semi fowler yang di
berikan
Rabu,
25 April 2018
06.30 wita 1 Mengukur tanda-tanda vital TD: 120/80mmhg, Nadi :
87x/menit, Suhu : 36,8C, RR :
22x/menit

06.45 wita 1 Injeksi furosemide 1 amp Klien lebih tenang setelah di


injeksi obat

06.50.00 wita 1 Memposisikan pasien dengan posisi klien tampak nyaman dan rileks
semi fowler
07.00 wita 1 Mengkaji bunyi nafas, frekuensi Adanya suara ronchi dan lobus
nafas, mengobservasi pergerakan superior kanan, tampak
24

dinding dada, dan pernafasan pernafasan cuping hidung dan


cuping hidung tidak terdapat tarikan dinding
dada
07.30 wita 1 Menjelaskan kepada klien dan klien dan keluarga mengerti
keluarga klien tentang tehnik tentang tehnik relaksasi yang di
relaksasi untuk peningkatan pola jelaskan
pernafasan
1 Berkolaborasi dalam pemberian Klien tampak terpasang nasal
oksigen 3 liter dengan nasal kanull kanul dengan O2 3 liter/menit
Rabu,
25 April 2018 2 Menganjurkan klien tingkatkan tanda-tanda vitasl klien \
13.20 wita istirahat, batasi aktivitas, dan TD : 110/80mmhg
berikan aktivitas senggang yang N : 80x/menit
tidak berat S : 36,6C
RR : 22x/menit
13.30 wita 2 Menganjurkan prilaku yang tidak terdengar suara nafas
meningkatkan tekanan abdomen tambahan(ronchi), tampak
seperti mengejan saat defekasi pernapasan cuping hidun, tidak
ada tarikan dinding dada

13.40 wita 2 Mempertahankan tirah barig klien tampak nyaman dengan


sementara pasien sakit posisi semi fowler yang di
berikan

4.1.6. Evaluasi Keperawatan

Evaluasi Keperawatan Kasus 1

Nama : Tn”S”
No. RM : 603945
Tabel 4.13 Evaluasi Keperawatan Kasus 1
Hari/ No.
Catatan Perkembangan Paraf
Tanggalaam Dx
Minggu, S:
22 April 2018 a. Klien mengatakan sudah tidak sesak
20.00 wita b. klien mengatakan rileks saat bernafas
O:
a. Klien tampak tidak sesak
b. Tidak nampak pernafasan cuping hidung
c. Tidak tampak otot bantu nafas
d. Frekuensi nafas 20x/menit
e. Klien sudah tidak menggunakan alat abntu nafas
f. klien tampak rileks saat bernafas
1
g. tidak terdengar suara nafas tambahan (ronchi)
A: Masalah pola nafas tidak efektif sudah teratasi
P: Intervensi di pertahankan:
a. Auskultasi bunyi nafas, catat adanya bunyi nafas tambahan
b. Kaji atau pantau frekuensi nafas
c. Perhatikan pergerakan dinding dada
d. Berikan posisi yang nyaman seperti posisi semi fowler
e. Informasikan kepada klien dan keluarga klien tentang
teknik relaksasai untuk peningkatan pola pernafasan
25

Minggu, S:
22 April 2018 a. klien mengatakan sudah tidak lemah
20.00 wita b. klien mengatakan sudah tidak begitu sesak jika melakuakn
aktivitas ringan (bangun dari tidur)
O:
a. Klien tampak segar
b. Klien tampak mampu beraktivitas ringan dengan mandiri
A: Masalah intoleransi aktivitas dapat teratasi
2
P: Intervensi di lanjutkan
a. Observasi tanda-tanda vital
b. Anjurkan klien tingkatkan istirahat, batasi aktivitas
senggang yang berat
c. Anjurkan menghindari prilaku yang meningkatkan tekanan
abdomen
d. Pertahankan tirah baring sementara klien sakit
e. Pertahankan penambahan oksigen sesuai program
Minggu, 3 S:
22 April 2018 a. Klien mengatakan nafsu makannyya bertambah
20.00 wita b. Klien mengatakan sudah menghabiskan makananyang di
berikan
c. Klien mengatakan sudah tidak lemah
O:
a. Klien tampak segar
b. Klien menghabiskan makanan yg di berikan
c. Klien tampak mampu beraktifitas ringan dengan mandiri
A: Masalah resiko ketidakseimbangan nutrisi dapat teratasi
P: Intervensi di lanjutkan
a. Ciptakan lingkungan yang aman dan nyaman
b. Anjurkan klien untuk makan sedikt tapi sering
c. Sajikan makanan dalam keadaan hangat
d. Anjurkan kepada klien untuk tidak memberi makanan
sembarangan

Evaluasi Keperawatan Kasus 2


Nama : Ny. “S”
No. RM : 038011
Tabel 4.13 Evaluasi Keperawatan Kasus 2
Hari No
Catatan Perkembangan Paraf
/tanggal Dx
Rabu, 1 S :
25 April a. Klien mengatakan sesak sudah berkurang
2018 b. Klien mengatakan rileks saat bernafas
16.00 O:
a. Klien tampak tidak sesak
b. Tidak tampak pernafasan cuping hidung
c. Tidak ada syanosis dan dyspnea
d. Tidak tampak otot bantu nafas
e. Frekuensi nafas 20x/menit
f. Klien sudah tidak menggunakan oksigen nasal kanul
g. Klien tampak rileks saat bernafas
A: Masalah pola nafas tidak efektif teratasi sebagian
P: Intervensi di lanjutkan
a. Auskultasi bunyi nafas
b. Perhatikan pergerakan dinding dada
c. Berikan posisi yang nyaman
26

Rabu, 2 S :
25 April a. Klien mengatakan sudah tidak lemah
2018 b. Klien mengatakan sesak sudah berkurang saat
16.00 melakukan aktivitas ringan
O:
a. Klien tampak segar
b. Klien tampak masih di bantu saat melakuakn aktifitas
A: Masalah teratasi sebagian
P: Intervensi di lanjutkan
Observasi tanda-tanda vital
a. Anjurkan klien tingkatkan istirahat, batasi aktivitas
b. Pertahankan tirah baring sementara kliuen sakit
c. Pertahankan penambahan oksigen sesuai program

4.2. Pembahasan

Setelah dilakukan asuhan keperawatan pada klien dengan CHF secara

langsung selama 2x 24 jam, maka penulis akan menguraikan masalah-masalah

yang ditemukan pada kasus 1 dan 2 sehingga dapat di jadikan sebagai bahan

perbandingan dalam menangani kasus CHF yang dapat digambarkan dalam

proses keperawatan berikut ini, mulai dari proses pengkajian keperawatan

yang dilakukan secara menyeluruh, penegakan diagnosa keperawatan

berdasarkan pengelompokan data objektif dan subjektif yang diperoleh dari

klien, Intervensi keperawatan dan Implementasi keperawatan sesuai dengan

keluhan klien, serta Evaluasi keperawatan yang dilakukan di akhir pemberian

Asuhan Keperawatan.

4.2.1. Pengkajian Keperawatan.

Berdasarkan hasil pengkajian keperawatan yang telah dilakukan

oleh perawat melalui tehnik wawancara secara langsung dengan klien

dan observasi secara langsung keadaan umum klien selama 2x 24 jam

dapat di simpulkan bahwa terdapat perbedaan keluhan dan hasil


27

pemeriksaan fisik yang cukup signifikan antara klien pada kasus 1

dengan klien pada kasus 2 yang akan di jabarkan sebagai berikut :

Berdasarkan data yang di peroleh dari hasil pengkajian pada

klien kasus 1 dan klien kasus 2 dapat disimpulakan bahwa keadaan

umum klien pertama lebih lemah di banding dengan keadaan umum

klien pada kasus ke 2 seperti tergambar pada tabel 4.1 Tabel

pengkajian keperawatan

Dalam pembahasan terkait dengan teori CHF menyatakan tanda

dan gejala yang diperoleh seperti sesak nafas menyebabkan penderita

tampak lemah, nafsu makan berkurang berat badan menurun.

Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil pengkajian klien pada

klien kasus 1 dengan klien kasus 2 diperoleh beberapa kesimpulan

yaitu persamaan klien kasus 1 dan klien kasus 2 berdasarkan data yang

di peroleh adalah klien pada kasus 1 dan klien pada kasus 2 sama-

sama mengeluh sesak nafas akibat kelainan kontraktilitas pada gagal

jantung sehingga kemampuan pengosongan ventrikel terganggu.

Kontraktilitas ventrikel kiri yang menurun mengurangi kardiak output

dan meningkatkan volume ventirkel. Dengan meningkatnya EDV

(volume akhir diastolik ventrikel) maka terjadi pula peningkatan

tekanan akhir diatolik kiri (LEDV).Dengan meningkatnya LEDV,

maka terjadi pula peningkatan tekanan atrium (LAP) karena atrium dan

ventrikel berhubungan langsung kedalam anyaman vaskuler paru-paru

meningkatkan tekanan kapiler dan vena paru-paru. Jika tekanan


28

hidrostatik dari anyaman kapiler paru-paru melebihi tekanan osmotic

vaskuler, maka akan terjadi transudasi cairan melebihi kecepatan

darainase limpatik, maka akan terjadi edema interstitial. Peningkatan

tekanan lebih lanjut dapat mengakibatkan cairan merembes ke alveoli

dan terjadilah edema paru-paru.klien sama- sama mengeluh lemah dan

membutuhkan bantuan untuk melakukan aktifitasnya. Sedangkan

perbedaan klien kasus 1 dan klien kasus 2 berdasarkan data yang di

peroleh adalah klien pada kasus 1 memiliki keluhan sesak nafas dan

lemah setelah melakukan aktifitas ringan, sedangkan klien pada ksus 2

memiliki keluhan sesak nafas dan lemah setelah melakukan aktifitas

sedang, vasokontruksi arteri dan registribusi aliran darah mengganggu

perfusi jaringan pada anyaman vaskuler yang terkena menimbulkan

tanda serta gejala, misalnya kelemahan tubuh.klien pada kasus 1

mengeluh nafsu makan berkurang dan klien hanya bisa menghabiskan

¼ dari porsi yang di sediakan,sedangkan pada kasus 2 tidak ada

keluhan nafsu makan berkurang sehingga dapat disimpulkan bahwa

keadaan umum klien lebih baik di bandingkan dengan klien pada kasus

1 dapat dilihat dari tanda tanda vital klien , pernafasan 22x/menit, tidak

ada suara nafas tambahan, klien masih mampu makan ½ porsi yang

disediakan dengan asupan lengkap.

4.2.2. Diagnosa Keperawatan.

Pada tinjauan kasus berdasarkan data-data yang didapatkan pada

proses pengkajian baik pada kasus 1 di temukan 3 diagnosa yang


29

muncul sedangkan pada kasus 2 ditemukan 2 ( dua ) diagnosa yang

muncul, pada kasus 1 dan 2 di temukan masalah keperawatan pola

nafas tidak efektif di tandai dengan klien mengeluh sesak, sesak

bertambah jika terlalu banyak melakukan aktifitas. Menurut Nanda

NIC NOC (2015) klien dengan CHF akan mengalami sesak yang di

sebabkan oleh kegagalan ventrikel kiri dalam memompa darah

sehingga menyebabkan LVED naik, tekanan vena pulmonalis naik,

tekanan kapiler paru meningkat dan terjadi edema pada paru yang

menyebabkan terjadinya sesak nafas.

Masalah keperawatan kedua yang timbul dari kasus 1 dan 2 yaitu

intoleransi aktifitas berhubungan dengan kelemahan di tandai dengan

klien mengeluh lemah, tidak ada tenaga, klien sesak jika terlalu banyak

melakukan aktivitas.Menurut NandaNIC NOC (2015) klien dengan

CHF akan mengalami kelemahan, tidak ada tenaga, sesak jika

melakukan beraktivitas yang disebabkan oleh ketidak mampuan

kontraksi jantung memompa sehingga curah jantung menurun

menyebabkan kelemahan, fatik, kemampuan aktivitas fisik menurun

dan gejala hipoperfusi lainnya.

Masalah keperawatan ketiga yang timbul pada kasus 1 yaitu

ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh di tandai

dengan nafsu makan berkurang, klien mengeluh lemah dan tidak

bertenaga. Menurut Nanda NIC NOC (2015) klien dengan CHF akan

mengalami nafsu makan berkurang yang di sebabkan oleh gagal


30

pompa ventrikel kanan sehingga tidak dapat mengakomodasi semua

darah secara normal kembali ke sirkulasi vena menyebabkan

pembesaran vena di abdomen menyebabkan anoreksia,mual dan nafsu

makan berkurang

Pada tinjauan teori dengan CHF ini dapat ditemukan beberapa

diagnosa diantaranya :

a. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan sesak nafas,

mendesak diafragma, splenomegali

b. Kelebihan volume cairan berhubungan dengan retensi Na+ H2O,

peningkatan ADH

c. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelelahan atau dispneu

akibat turunnya curah jantung

d. Ketidak seimbanggan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

berhubungan dengan pembesaran abdomen dan anoreksia dan mual

e. Resiko penurunan perfusi jaringan jantung berhubungan dengan

gagal pompa kiri, forward failure, penurunan suplay O2 ke otak

f. Ansietas berhubungan dengan kesulitan bernafas dengan

kegelisahaaan akibat oksigenasi yang tidak adekuat

Setelah penulis menganalisa dan membandingkan kedua hal

tersebut diatas yaitu antara tinjauan teori dan kasus 1 dan

2 maka dapat di temukan bahwa antara tinjauan teori dan kasus yang

di temukan di lapangan sesuai.


31

4.2.3. Intervensi Keperawatan

Pada perencanaan keperawatan, peuulis telah menyusun rencana

keperawatan sesuai dengau masalah keperawatan yang ditemukan baik

pada kasus I dan 2. Perencanaan keperawatan yang telah disusun untuk

masalah pola nafas tidak efektif adalah Pantau kecepatan irama,

kedalaman dan upaya pernafasan, Perhatikan pergerakan dada, amati

kesimetrisan, penggunaan otot-otot bantu, serta retaksi otot

supraklavikular dan interkosta.

Perencanaan Keperawatan kedua, Penulis telah menyusun

rencana keperawatan sesuai dengan masalah keperawatan yang

ditemukan baik pada kasus I dan 2.Perencanaan keperawatan yang

telah disusun untuk masalah intoleransi aktifitas adalah mengobservasi

tanda tanda vital, anjurkan klien untuk meningkatkan istirahat, evaluasi

peningkatan intoleransi aktivitas.

Perencanaan keperawatan ketiga, penulis telah menyusun

rencana keperawatan sesuai dengan masalah keperawatan yang di

temukan pada kasus 1.Perencanaan keperawatan yang telah di susun

untuk masalah ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

adalah anjurkan klien untuk makan sedikit tapi sering, menganjurkan

untuk mematuhi diit yang di berikan.

4.2.4. Implementasi Keperawatan

Dalam melaksanakan tahap pelaksanan pada kasus 1 dan 2,

penulis dapat melaksanakan semua rencana yang ada dengan


32

mengadakan kerjasama dengan perawat ruangan, tim medis dan tenaga

kesehatan lainnya untuk mengetahui sejauh mana keefektifan asuhan

keperawatan yang telah dilaksanakan sehingga bisa mengikuti

perkembangan kesehatan klien. Pelaksanaan yang dilakukan pada

kasus 1 dan 2 sama, karena diagnosa keperawatan yang ditemukan

pada kasus 1 dan 2 sama, klien sama-sama mendapatkan terapi obat

furosemid 1 ampl.

Secara teori Implementasi atau pelaksanaan adalah inisiatif dari

rencana tindakan untuk mencapai tujuan yang spesifik, melaksanakan

anjuran dokter dan menjalankan ketentuan-ketentuan rumah sakit

dalam memberikan asuhan keperawatan, pada tahap ini perawat di

tuntut untuk dapat menerapkan keterampilan dan pengetahuan serta

kemampuan berkomunikasi.(Hidayat, 2009).

Setelah penulis menganalisa dari kasus 1 dan kasus 2 dari

implementasi yang diberikan sesuai dengan intervensi yang sudah

dibuat dimana terdapat implementasi yang sama diberikan karena

kesamaan diagnosa dan intervensi yang telah disusun sebelumnya.

4.2.5. Evaluasi Keperawatan

Dari hasil evaluasi terhadap klien, ada 3 masalah yang dapat

teratasi dengan baik yaitu Intoleransi aktifitas, pola nafas tidak efektif,

resiko ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan pada kasus 1.

Adapun faktor penghambat yang penulis rasakan langsung di dalam

pelaksanaan penilaian sehubungan dengan penerapan asuhan


33

keperawatan pada kasus 1 dan 2 adalah dari segi waktu, penulis tidak

dapat memantau secara terus menerus perkembangan keadaan klien,

dokumentasi tindakan keperawatan yang tidak lengkap sehingga

menimbulkan kesulitan bagi penulis untuk memantau respon klien

terhadap tindakan yang diberikan.

Pada kasus 1, sejak klien masuk Rawat Inap Gili Gede pada

tanggal 19 april 2018 dan di rawat oleh penulis mulai tanggal 19 april

2018 sampai 22 april 2018 klien menunjukkan suatu perubahan yang

signifikan ke arah yang lebih baik, semakin hari kondisi klien secara

umum semakin baik.

Sedangkan pada kasus 2, klien masuk ke ruang Gili Gede pada

tanggal 24 april 2018 sampai evaluasi akhir penulis pada tanggal 25

april 2018 klien menunjukkan perubahan yang signifikan ke arah yang

lebih baik.

Secara teori evaluasi adalah tindakan intelektual untuk

melengkapi proses keperawatan yang menandakan seberapa jauh

diagnose keperawatan. Rencana tindakan, dan pelaksanaanyang sudah

berhasil dicapai dengan mengukur pembangunan klien dalam

mencapai sutu tujuan.Maka perawat bisa menentukan efektifitas

keperawatan (Nursalam, 2010).

Pada tahap evaluasi, penulis melakukan penilaian dengan cara

mengamati langsung perubahan-perubahan yang terjadi terhadap


34

kondisi kesehatan klien. Penilaian dilakukan menggunakan metode

SOAP (Subyektif, Obyektif, Analisis, dan Perencanaan).


BAB 5

KESIMPULAN DAN SARAN

1.1 Kesimpulan

Setelah penulis menyusun Karya Tulis Ilmiah ini dari Bab 1 sampai Bab

4, maka penulis dapat menyimpulkan hal-hal yang telah diuraikan diatas, dan

juga penulis dapat memberikan saran yang kiranya dapat dijadikan bahan

pertimbangan dalam melaksanakan Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan

Kasus CHF.

1.1.1 Pengkajian

Pengkajian yang dilakukan pada kasus 1 dan kasus 2

menggunakan data primer dan data sekunder yaitu data yang diperoleh

bukan hanya dari klien, tetapi juga dari keluarga klien. Dalam proses

pengkajian sudah didapatkan data yang menunjang terjadinya masalah

sesuai dengan yang tercantum pada teori.

1.1.2 Diagnosa Keperawatan

Pada tahap diagnosa keperawatan penulis menemukan diagnosa

keperawatan yang sama pada kasus 1 dan 2 yaitu : pola nafa tidak

efektif dan intoleransi aktivitas

1.1.3 Perencanaan

Padatahap perencanaan penulis dapat menyimpulkan bahwa

kegiatan perencanaan pada kasus ditujukan untuk memulihkan keadaan

pasien kedalam keadaan yang normal dengan hari perawatan yang

singkat dan semua permasalahan yang di derita dapat teratasi, sehingga

35
36

klien dapat kembali menyesuaikan diri dengan lingkungan dan dapat

memenuhi kebutuhan.

1.1.4 Pelaksanaan

Pada tahap pelaksanaan ini penulis dapat menyimpulkan bahwa

kegiatan pada tahap ini dapat terlaksana dengan baik, hal ini dapat

terlaksana karena kerjasama dengan tenaga kesehatan lainnya, juga

dengan klien dan keluarganya yang sangat kooperatif dengan semua

anjuran yang diberikan kepadanya untuk kesembuhan klien.

1.1.5 Evaluasi

Pada tahap evaluasi penulis dapat menyimpulkan bahwa pada

tahap itu penulis menggunakan metode SOAP (Subyektif, Obyektif,

Assisment, Planning). Dan dari ketiga diagnosa keperawatan pada

kasus 1 dan 2 yang muncul, semuanya belum teratasi, kecuali diagnosa

keperawatan Intoleransi aktifitas dan gangguan pertukaran gas pada

kasus 1 teratsi dengan baik sesuai dengan kriteria hasil yang

diharapkan.

1.2 Saran

Dari kesimpulan yang diuraikan di atas, penulis mengemukakan

beberapa saran sebagai berikut :

1.2.1 Rumah Sakit

Diharapkan rumah sakit/pelayanan kesehatan dapat

meningkatkan mutu pelayanan dan pengawasan kesehatan khususnya

bagi penderita CHF


37

1.2.2 Institusi Pendidikan

Kepada pembimbing diharapkan bimbingan dan motivasi yang

telah diberikan kepada penulis khususnya, dan rekan-rekan lainnya

dapat ditingkatkan pada generasi berikutnya.

1.2.3 Perawat

1. Diharapkan kepada perawat mampu untuk memberikan asuhan

keperawatan dan pengobatan yang optimal guna meningkatkan

mutu pelayanan dan pengawasan kesehatan khususnya pada kasus

CHF

2. Diharapkan kepada perawat mampu untuk memberikan informasi

yang akurat dan dapat dipahami oleh pasien terutama pada kasus

CHF
DAFTAR PUSTAKA

Ardini, Desta N E. (2010). Perbedaan Etiologi Gagal Jantung Kongestif pada


Usia Lanjut dengan Usia Dewasa.

Huda Nurarif, Amin dan Hardhi Kusuma. (2013). Aplikasi Asuhan Keperawatan
Berdasarkan Diagnosa Medis dan NANDA NIC-NOC, Jilid 1.
Yogyakarta: Media Action.

Ihdayanti, Atni dan Siti Arifah. (2009). Hubungan Tingkat Kecemasan dengan
Mekanisme Koping pada Pasien Gagal Jantung Kongestif di RSU
Pandan Arang Boyolali.

Jayandra, dkk.(2011). Kualitas Tidur pada Berbagai Jenis Dyspnea Pasien


dengan Gagal Jantung Kongestif.

Majid, Abdul. (2010). Analisis Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan


Kejadian Rawat Inap Ulang Pasien Gagal Jantung Kongestif di Rumah
Sakit Yogyakarta Tahun 2010.

Muttaqin, arif (2009).Asuhan keperawatan klien dengan gangguan


kardiovaskular dan hematologi.Jakarta : salemba medika.

Rohmah, Nikmatur dan Saiful Walid.(2014). Proses Keperawatan Teori dan


Aplikasi. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.

Saferi Wijaya, Andra dan Yessie Meriza Putri. (2013). KMB 1, Keperawatan
Medikal Bedah, Keperawatan Dewasa. Yogyakarta: Nuha Medika.

Syaifuddin.(2012). Anatomi Fisiologi Kurikulum Berbasis Kompetensi untuk


Keperawatan dan Kebidanan, Ed 4.Jakarta : EGC.

Udjianti, Wajan Juni. (2011). Keperawatan Kardiovaskuler.Jakarta : Salemba


Medika.
YAYASAN RUMAH SAKIT ISLAM NUSA TENGGARA BARAT
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN YARSI MATARAM
PROGRAM STUDI D. III KEPERAWATAN
Jl. TGH. Ali Batu Lingkar Selatan – Kota Mataram Telp/Fax. (0370) 624972

LEMBAR PERSETUJUAN

(Inform Consent)

Saya yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama :

Umur :

Jenis kelamin :

Alamat :

Pekerjaan :

Setelah mendapat keterangan dan penjelasan secara lengkap, saya

menyatakan bersedia menjadi responden dalam penelitian yang berjudul

“AsuhanKeperawatanPadaKlienDenganGangguanSistem kardiovaskuler

PadaKasus CHF”

Demikian surat persetujuanini saya buat dengan penuh kesadaran dan tanpa ada

paksaan dari pihak manapun.

Mataram,................................. 2017

Peneliti Responden

(__________________) (__________________)

Anda mungkin juga menyukai