Pertemuan 5 G
Pertemuan 5 G
Hasil alterasi :
- kwarsa 50 %
- mika 36,8 %
- topaz 12,1 %
- casiterite 0,4 %
30
Terubahnya ( alterasi batuan yang biasanya batuan granite menjadi pada
kondisi hidrotermal yaitu bertemperatur 400o – 500o C ( Bateman hal 108 ).
Kalau digunung kita jumpai batuan kwarsa semua, maka ini adalah hasil
dari silifikasi.
Batuan prophyllite ini terdiri dari chlarite, epidote dan sedirite, kwarsa,
calsite dan pyrite. Warna prophirite kehijauan. Batuannya semula batuan
intermediete ( andesite dasit).
31
4. Serpertinisasi yaitu batuan yang telah ada beruabah menjadi serperite
yang minerral utamanya adalah Cripiolite disamping ada juga mineral –
mineral lain. Batuan semuala biasanya batuan basa ( andesitte ) yang
berubah karena proses hidrotermal maka batuan basa ini berubah menjadi
serpertisasi. Misal : Geruilite di sulawesi dari kalimantan diubah menjadi
serpentinisasi. Serpentinisasi bisa pula akibat dari pada Weathering, tetapi
daerah yang teralterasi relatif terbatas kecil.
5. Kaolinisasi yaitu batuan yang telah berubah menjadi kaolin. Perubahan ini
bisa karena :
- Weathering
32
Batas – batas peralihan antara batuan – batuan yang terbentuk pada
kondisi hypotermal ; mesotermal dan epitermal tidak begitu terlihat, serupa bisa
diberikan dengan membandingkan kandungan – kandungan mineralnya pada
endapan hypotermal, nmesotermal dan epitermal, karena ada mineral yang khas
terdapat pada kondisi yang tertentu.
Disamping itu ada juga mineral – mineral yang kita dapat pada semua
kondisi ( hypotermal , mesotermal dan epitermal ). Misal : mineral Pirite,
Chalcopirite dan kwarsa yang bisa terbentuk pada hampir semua temperatur dari
juga hampir semua batuan memungkinkan terdapatnya mineral tersebut.
33
d. Karbonisasi : dihasilkan oleh introduksi atau pembentukan
karbonat setempat.
34
m. Zeolitisasi : introduksi mineral – mineral zeolite didalam rongga –
rongga atau perubahan mineral lainnya ( terutama flspar basa dan
felspatoid ) menjadi agregat minerral – mineral zeolite.
35
Mineral asal yang mengalami ubahan pada umumnya adlah
plagioklas basa di dalam gabro dan basalt. Kloritisasi dapat pula
menyertainya.
4. Alterasi hidrotermal yang terjadi sangat kuat pada zona bijih dan batuan
yang berdampingan, menyebar ke arah laur zona bijih dan cukup luas.
Alterasi menghasilkan mineral – mineral silikat sekunder , terutama yang
bersifat “ hidrous “
36
Secara umum, bentuk struktur dan tekstur yang sering diperlihatkan oleh
jebakan hidrotermal antara lain :
Struktur – struktur :
- “ Brecciated “
- Kombinasi.
Struktur Replacment :
37
- Kristalin (cleavage, kembar, “herring bone” (tulang ikan), derditrik atau
zonar).
- Endapan berupa urat – urat dan korok/”dike” yang berasosiasi dengan intrusi
dengan kedalaman yang besar.
- Pada intruisi granit sering berupa endapan mineral logam : Au, Pb, Sn, W dan
Zn.
- tekanan dan temperatur yang berpengaruh lebih rendah dari pada endapan
hydrotermal.
- Endapannya berasosiasi dengan batuan beku asam – bsa dan dekat dengan
permukaan bumi.
38
- Tektur akibat “cavity filling” jelas terlihat, sekalipun sering mengalami proses
“replacment”, antara lain berupa “crustification atau banding”.
- Asosiasi mineralnya berupa sulfida : Au, Cu, Ag, As, Sb dan oksida Sn.
Contoh type endapan lain yang erat hubungan dengan aktifitas larutan
hidrotermal adalah endapan “porpyry – copper”.
39
Endapan “ Porphyry – Copper “
- zona alterasinya pada arah lateral terdiri dari Potassic – core – Phylitic –
Argillic – Propilic. Pada arah vertikal terbagi dua macam alterasi , yaitu :
- Bijih : 70 % dari pada 140,00 ton bijih terdapat pada “ igneus host rock “ dan
30 % nya terdapat pada “ pre – ore rock “
40
- Kadar/ “ metal value “ terdiri dari 0,45 % hipogen Cu dan 0,35 % supergen
Cu serta 0,015 % Mo.
- Dimensi endapan kearah lateral bisa sampai beberapa ratus meter sedangkan
kearah vertikal bisa mencapai 10.000 kaki.
Kesimpulan :
41
2. komposisi heterogen daripada “ pre ore rocks “ terutama bila “ country
rocknya “ berupa batuan sedimen.
3. dislokasi yang terjadi kearah pengaruh sesar maupun “ post ore intrusion
“
42
Contoh lain daripada endapan yang ada hubungannya dengan aktifitas
vilkanik yang disertai pengaruh aktivitas larutan hidrokarbon.
HYDROTERMAL PROCESSES
- OPENING IN ROCK -
Orginal Cavities
1. pore space
2. Cristal Latices
5. Cooling cracks
7. bedding planes
43
Induced Cavities
- saddle reef
4. volcanic pipes
5. tektonik breccias
6. collapse breccias
7. solution caves
44
For convenience , the deposite resulting from cavity filling may be
graouped as below, and discussion of each follow ini sequence :
1. fissure veins
3. stockworks
4. saddle reefs
5. ladder veins
45
TABLE.02. MINERAL OF HIDROTERMAL DEPOSITS
Ket : H : hypotermal
M : Mesotermal
L : Leptothermal
E : Epithermal
46
Magnetite X (X) Garnet X
Arsenopyrite X X Ilvate
Bismuthinite X Vesuvianite
Molybdenite X X Anortite
Bornite X X Wolastonite
Pyrite X X Scapolite
Spalerite X X Biotite
Galeno X X Muscovite
Chalcopirite X X Topaz
Anargite X Tourmalin
( famatinite )
X Albite
Calcocite
(X) Epidote
Jamesonite
(X) X Qwartz
Bournonite
? X Sericite
Boulangerite
(X) Chlorite ( high iron )
47
Silver (native ) (X) Chlorite ( low iron )
Samaltite Rhodonite
Polybasite Barite
Stibnite
Bismute ( native )
Argentite
Selenides
Realgar
cripment
48
TABLE.03. MINERAL OF EPITERMAL DEPOSITE
49
Clerite Chalcopyrite Noccolite Rhodochrosite
50
Aalbite Diposite Muscovite Specularitit
51