Kedokteran Islam
Segera Berobat Ketika Sakit
Oleh:
Fakultas Kedokteran
Universitas Muhammadiyah Kota Makassar
Tahun 2018
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sakit merupakan sunatullah. Tidak ada manusia yang tidak pernah sakit,
semua tentu pernah mengalami sakit. Sekuat apapun fisiknya, pastilah pernah
kesehariannya. Misalkan saja, sakit gigi, orang yang sakit gigi akan sulit beraktifitas
seperti biasa. Apalagi sakit yang lebih berat lagi, tentunya lebih sulit untuk
penyakitnya. Caranya ialah dengan berobat, entah itu dengan cara sendiri atau datang
ke dokter. Berobat tentunya sudah tidak asing lagi bagi kita di zaman ini. Tahukah
anda bahwa berobat itu merupakan suatu keharusan, agar kita dapat melakukan
aktifitas seperti biasa. Begitu juga di dalam Islam, berobat merupakan suatu
keharusan. Karena Nabi Muhammad Saw juga memerintahkannya. Selain itu juga
sejak zaman Nabi dulu, telah ada berbagai macam bentuk pengobatan.
B. Rumusan Masalah
1. Apa hadis tentang perintah berobat dan larangan berobat dengan benda yang
C. Tujuan Penulisan
hamba-Nya
kesembuhan dari Allah semata serta dokter dan obat hanyalah perantara
3. Mengetahui
D. Metode Penulisan
Adapun metode penulisan dalam makalah ini, yakni melalui kajian pustaka
dan penelusuran internet. Sehingga diperlukan berbagai literatur baik dari buku
A. Hadis tentang Perintah Berobat dan Larangan Berobat dengan Benda Haram
ع ْن َ ,َع ْن ِز َيا ِد ب ِْن ِع ََلقَة َ ,َع َوانَة
َ َحدَّثَنَا اَبُو,ي ٌّ َحدَّثَنَا ِب ْش ُر ب ُْن ُم َعا ٍذ ْال َعقَ ِد۲۰۳۸
: قَا َل, ٍسا َمةَ ب ِْن ش َِريْكَ ُا
ِ َ َيا ِع َباد, َن َع ْم:هللا! أ َ ََل نَتَدَ َاوى؟ قَا َل
فَا َِّن هللاَ لَ ْم,هللا! تَدَ َاو ْوا ِ س ْو َلُ َيا َر:ب ُ ت األَع َْر ْ َقَال
هللا! َو َما
ِ س ْو َل ُ َيا َر: قَا َل, اَِلَّ دَا ًء َوا ِحدًا-أ َ ْو قَا َل دَ َوا ًء- ,ض َع لَهُ ِشفَا ًء َ ض ْع دَا ًء اَِلَّ َو َ َي
. ْال َه َر ُم:ُه َو؟ قَا َل
Artinya: Mu’adz Al Aqadi menceritakan kepada kami, Abu Awanah menceritakan
kepada kami, dari Ziyad bin Ilaqah, dari Usamah bin Syarik, ia berkata:
“Seorang Arab Badui berkata, ‘Ya Rasulallah, tidakkah kita (harus)
berobat? Rasulullah SAW menjawab, ‘Ya wahai hamba Allah, berobatlah
kalian. (Sebab), sesungguhnya Allah tidak menciptakan suatu penyakit,
kecuali Ia pun menciptakan penyembuh(nya) –atau ia mengatakan
obat(nya), kecuali satu penyakit. ‘Para sahabat bertanya, ‘Ya Rasulullah,
penyakit apakah itu?’ Rasulullah SAW menjawab, ‘Tua’.”1
َ سلَّ َم
ع ِن َ ُصلَّى هللا
َ علَ ْي ِه َو َ ي َ ِ س َو ْي ِد ْال ُجعَ ِفي
ُّ ِسأ َ َل النَّب ُ َارقَ بْن ِ ط َ ع ْن َوائِ ِل ب ِْن ُح ْج ٍر أ َ َّن َ
.ْس ِبدَ َواءٍ َول ِكنَّهُ دَا ٌء َ اِنَّهُ لَي: قَا َل,صنَعُ َها ِللد ََّوا ِء َ ُْالخ َْم ِر فَ َن َهاه
ْ َ فَقَا َل اِنَّ َما أ,ع ْن َها
Artinya: Berseumber dari Wa’il bin Hujrin bahwasanya Thariq bin Suwaid Al Ju’afiy
bertanya kepada Nabi saw. tentang khamer (arak), beliau lalu melarangnya
dari arak itu. Ia berkata: “Saya hanyalah menggunakan untuk mengobati”.
Nabi bersabda: “Sesungguhnya ia bukanlah obat akan tetapi ia adalah
penyakit”.2
1. Penjelasan Hadis
Hadis yang pertama merupakan dalil perintah untuk berobat. Tampak pada
kalimat tadaawau, kalimat tersebut merupakan kalimat perintah. Sehingga jelaslah
perintah kepada kita untuk berobat ketika kita sakit. Dalam kaidah fikih pun
disebutkan bahwa “Pada dasarnya perintah menunjuk hukum wajib, selama tidak
ada dalil yang mengenyampingkannya”.3
Pada kalimat selanjutnya, Rasulullah Saw menjelaskan bahwa segala penyakit
itu pasti ada obatnya. Mengenai hal ini, Ibnu Qayyim dalam Zadul Ma’ad
berpendapat bahwa sabda tersebut merupakan penguat (sugesti) bagi jiwa pasien
1
Muhammad Nashiruddin Al Albani, Shahih Sunan At-Tirmidzi (2), Penerj. Fachrurazi, Jakarta:
Pustaka Azzam, 2006, h. 592-593. Diriwayatkan juga oleh Ibnu Majah (3436).
2
Al Imam Muhammad Asy Syaukani, Nailul Authar jilid 9, Penerj. Adib Bisri Mustafa dkk., Semarang:
Asy Sifa’, 1994, h. 166. Diriwayatkan juga oleh Ahmad, Muslim, Abu Dawud dan Turmudzi dan ia telah
menshahihkannya.
3
Abd. Rahman Dahlan, Ushul Fiqh, Jakarta: Amzah, 2011, h.324.
dan dokter. Dengan demikian, harapan hatinya untuk sembuh akan bertambah.
Kendati sang dokter tidak menemukan obatnya, dengan adanya hadis ini maka ia
akan terus berusaha mencari obat untuk penyakit tersebut.4
Kalimat terakhir, Rasulullah mengecualikan penyakit yang tidak ada obatnya,
yaitu penyakit tua. Dalam riwayat lain disebutkan dengan kata kepikunan, dan ada
juga disebut dengan kematian.5 Dari ketiga redaksi tersebut, meskipun berbeda
tetapi memiliki substansi yang sama. Bahwa ketika kita telah berusia lanjut (tua),
hal itu tidak bisa kita obati agar kita menjadi muda. Sama halnya dengan
kepikunan, kepikunan juga terjadi ketika kita telah berusia lanjut. Sehingga
mustahil untuk disembuhkan. Apalagi kematian, itu sudah jelas-jelas sebuah
takdir. Sebagaimana dikatakan oleh Al Imam Muhammad Asy-Syaukani bahwa
“kecuali penyakit kematian artinya penyakit yang ditakdirkan untuk kematian
orang yang menderitanya”.6
Mengenai keharaman berobat menggunakan sesuatu yang haram. Hal itu
sudah jelas bahwa kita tidak boleh berobat dengan sesuatu yang haram. Tetapi jika
terjadi situasi darurat, dan hanya ada satu-satunya obat yang haram untuk
kesembuhan seseorang, maka hukumnya mubah. Seperti dalam kaidah fikih
bahwa “kemudaratan membolehkan hal-hal yang dilarang”.7
2. Asbabul Wurud
Asbabul wurud dari hadis pertama di atas tampak terlihat dari teks hadis itu
sendiri. Bahwa seorang Arab Badui yang menanyakan bolehkah ia berobat. Dan
selanjutnya Rasulullah menyampaikan hadisnya. Kemudian dalam hadis kedua,
dalam buku Asbabul Wurud 2 disebutkan:
Sebagaimana dalam al-Jami’ul Kabir dari Walid, katanya: “Sesungguhnya
seorang lak-laki disebut orang namanya Suwaid ibnu Thariq pernah
bertanya kepada Nabi SAW mengenai Khamer. Beliau melarang
(memium)-nya. Dia menjelaskan:”Saya membuatnya sebagai obat:”maka
Nabi SAW bersabda: “Sesungguhnya...”8
3. Kandungan Hukum Hadis
4
Yusuf Qardhawi, Sunnah Rasul Sumber Ilmu Pengetahuan dan Peradaban, Penerj. Abdul Hayyie Al-
Kattanie dan Abduh Zulfidar, Jakarta: Gema Insani Press, , 1998, h. 309.
5
Lihat Al Imam Muhammad, Nailul, h. 161.
6
Ibid.
7
Abd. Rahman, Ushul Fiqh, h. 332.
8
Ibnu Hamzah Al Husaini Al Hanafi AD Damsyiqi, Asbabul Wurud 2, Penerj. Suwarta Wijaya,
Zafrullah Salim, Jakarta: Kalam Mulia, 2009, h. 152.
Kandungan hukum dalam kedua hadis di atas dapat disimpulkan sebagai
berikut:
a) Wajib berobat ketika sakit
b) Haram berobat dengan benda yang haram
c) Boleh berobat dengan benda haram dalam keadaan darurat
B. Hadis tentang Bekam
9
Muhammad Nashiruddin Al Albani, Shahih Sunan Ibnu Majah jilid 3, penerj. Iqbal, Mukhlis BM,
Jakarta: Pustaka Azzam, 2007. h. 243. Diriwayatkan juga oleh Ash-Shahihah (760) Bukhari.
10
Tri Rama K., Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, Surabaya: Karya Agung, h. 83.
11
Lihat Santi, “Makalah : Hadis tentang Perintah Berobat dan Pengobatan Ala Rasusullah
SAW”Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Palangka Raya, 2012, h. 7.
12
Wikipedia, Bekam, http://id.wikipedia.org/wiki/Bekam , diunduh 22 April 2013 21:09 WIB.
Thomas W. Anderson telah menulis sebuah buku berjudul 100 Diseases
Treated by Cupping Methode. Beberapa di antara penyakit yang berespon
cukup baik dengan Terapi bekam adalah Hipertensi, hiperuricemia
(Gout/Pirai), hiperkolesterolemia, stroke, parkinson, epilepsy, migrain, vertigo,
gagal ginjal, varises, wasir (hemoroid), dan semua keluhan sakit (rematik,
ischialgia/sciatica, nyeri pinggang bawah), penyakit darah (leukemia,
thalasemia), tinnitus, asma, alergi, penyakit sistem imun (SLE, HIV), infeksi
(Hepatitis, elefantiasis), Glaukoma, Insomnia, enuresis/mengompol, mania,
skizofren dan trans (gangguan sihir/jin), dll. Begitu juga bekam untuk
kesuburan (fertilitas) dan kecantikan (menghilangkan jerawat, komedo,
vitiligo, menurunkan berat badan, dll).13
2. Asbabul Wurud
Asbabul wurud hadis ini mengenai sahabat Nabi Saw yang menderita sakit.
Seperti yang tercantum dalam buku Asbabul Wurud 2 berikut:
‘Ashim mengatakan : “Telah datang kepada keluarga kami Jabir dan
seorang laki-laki yang mengeluh sakit karena luka-luka. Jabir bertanya
tentang keluhan laki-laki itu, yang dijawabnya tentang mulutnya yang
berdarah. Lalu Jabir meminta kepada pemuda itu untuk membawa alat
bekam. Dia bertanya apa yang akan dia lakukan dengan alat bekam itu. Jabir
menjelaskan bahwa di akan menggantung padanya orang yang dibekam.
Anak muda itu berkata: “Demi Allah, sesungguhnya lalat akan
menggangguku atau pakaian akan menyesakkanku sehingga aku merasa
sakit dan memberatkanku. Ketika dilihatnya Jabir memintal seutas tali untuk
keperluan itu, maka Jabir menjelaskan: “Sesungguhnya aku pernah
mendengar Rasulullah bersabda: “Jika ada sesuatu pengobatan..”14
3. Kandungan Hukum Hadis
Dari penjelasan hadis di atas dapat disimpulkan kandungan hukum dalam hadis
ini. Yaitu anjuran Rasulullah Saw untuk berobat menggunakan teknik bekam.
Karena melihat efektifnya teknik pengobatan ini. Bahkan teknologi modern
dewasa ini telah mengakui keefektifan pengobatan ini. Seperti yang telah banyak
dipraktekkan di negara-negara Eropa.
C. Hadis tentang Ruqyah
ْف ت َ َرى فِي ُ يَا َر: فَقُ ْلنَا, ُكنَّا ن َْرقِي ِفي ْال َجا ِه ِليَّ ِة: قَا َل, ٍف ب ِْن َمالِك
َ سو ََلهللِ! َكي ِ ع ْو َ ع ْن َ
. َمالَ ْم ت َ ُك ْن ِش ْر ًكا,الرقَى َ ْ َلَبَأ,ي ُرقَا ُك ْم
ُّ ِس ب َّ ع َل ُ اع ِْر:ذَ ِل َك؟ فَقَا َل
َ ضوا
Artinya: 3886. Dari Auf bin Malik, dia berkata: Pada Masa Jahiliyah kami pernah
melakukan ruqyah (bacaan yang tidak syar’i), kemudian kami bertanya,
“Wahai Rasulullah SAW,! Bagaimana pendapatmu tentang hal itu?” beliau
bersabda, “Singkirkanlah ruqyah kalian dariku, dan tidak mengapa ruqyah
yang di dalamnya tidak mengandung syirik.”15
13
Ibid.
14
Ibnu Hamzah, Asbabul Wurud, h. 179.
15
Muhmmad Nashiruddin Al Albani, Shahih Sunan Abu Daud jilid 2, penerj. Abd. Mufid Ihsan, M.
Soban Rohman, Jakarta: Pustaka Azzam, 2006, h. 745.
1. Penjelasan Hadis
Ruqyah adalah mantera, jampi, yang seringkali tidak dikenlai bacaannya
untuk digunakan menghindarkan diri dari gangguan jin atau marabahaya.16 Pada
awalnya teknik pengobatan ini berasal dari masyrakat Arab Jahiliyyah. Dalam
Asy Syaukani disebutkan bahwa jampi-jampi ini dilakukan oleh orang-orang kafir
dengan bacaan-bacaan yang tidak diketahui maknanya, sehingga hukumnya
haram. Setelah Islam datang, metode pengobatan ini dimodifikasi. Yaitu dengan
mengganti bacaan-bacaan tersebut dengan ayat-ayat alquran dan hadis-hadis yang
diajarkan Rasulullah Saw. Sehingga hukumnya jadi diperbolehkan.17
Ruqyah syar’i dalam prakteknya sebenarnya bukan hanya untuk megobati
orang kesurupan, gangguan jin, sihir dll., seperti yang banyak diketahui oleh
orang. Tetapi ruqyah syar’i juga dapat untuk mengobati berbagai jenis penyakit.
Seperti dalam sebuah hadis disebutkan seorang sahabat Nabi yang meruqyah
orang yang terkena sengat kalajengking.
Jika kita hayati lebih dalam hadis ini, maka kita akan menemukan makna yang
menunjukkan sedikit keberatan dari Rasulullah Saw membolehkan ruqyah ini.
Seperti halnya dalam Asy Syaukani disebutkan sebagai berikut:
Bahwasanya dalil yang diturunkan dalam meninggalkan jampi-jampi
menunjukkan keafdlan (yang lebih utama tidak menggunakan) dan
menjelaskan tentang tawakal, dan mengenai melakukan jampi-jampi karena
adanya keterangan boleh padahal meninggalkannya lebih utama.18
16
Cyril Glasse, Ensiklopedi Islam (ringkas), Penerj. Ghufron A. Mas’udi, Jakarta: RajaGafindo
Persada, 2002, h. 346.
17
Al Imam Asy Syaukani, Nailul, h. 162.
18
Ibid., h. 163.
19
Ruqyah Syar’iyyah; Cara Pengobatan Dan Bacaannya,
(http://thibbalummah.wordpress.com/2011/03/03/ruqyah-syariyyah-cara-pengobatan-dan-bacaannya/) diunduh 3
Maret 2013 21:17 WIB.
e. Tidak menggunakan benda-benda yang menimbulkan syubhat dan syirik.
f. Cara pengobatan harus sesuai dengan nilai-nilai Syari‘ah.
g. Orang yang melakukan terapi harus memiliki kebersihan aqidah, akhlak yang
terpuji dan istiqomah dalam ibadah.
2. Asbabul Wurud
Dari hadis ini dapat kita lihat sebab disampaikannya hadis ini. Yaitu tentang
seorang sahabat Nabi Auf bin Malik yang bertanya kepada Nabi Saw. Lalu nabi
Saw menjawabnya dalam hadis ini.
3. Kandungan Hukum
a. Boleh pengobatan dengan metode ruqyah syar’i
b. Haram pengobatan dengan ruqyah syirki
D. Hadis tentang Habbatussaudah
ُ س ْف َي
,ان ُ َحدَّثَنَا: قَ َاَل,ي ِ الر ْح َم ِن ْال َم ْخ ُز
ُّ وم َّ ع ْب ِد َ س ِعيدُ ب ِْن ُ َحدَّثَنَا اب ُْن أ َ ِبى۲۰٤۳
َ ع َم َر َو
:سلَّ َم قَا َل َ ُصلَّى هللا
َ علَ ْي ِه َو َ ي َّ ِ أ َ َّن النَّب,َ ع ْن أ َ ِبي ُه َري َْرة
َ س َل َمةَوَ ع ْن أَبِي َ ,ِالز ْه ِري ُّ ع ْن َ
. ُ ْال َم ْوت:سا ُم َّ اَِلَّ ال, ٍ فَا َِّن فِ ْي َها ِشفَا ًء ِم ْن ُك ِل دَاء,اء
َّ َوال.س ِام َّ علَ ْي ُك ْم ِب َه ِذ ِه ْال َحبَّ ِة ال
ِ َس ْود َ
Artinya: 2041. Ibnu Abu Umar dan Sa’id bin Abdurrahman Al Makhzumi
menceritakan kepada kami, keduanya berkata, Sufyan menceritakan kepada
kami, dari Zuhri, dari Abu Salamah, dari Abu Hurairah, bahwa Nabi SAW
bersabda, “Makanlah habbah sauda ini. Sesungguhnya ia mengandung
obat dari berbagai (jenis) penyakit, kecuali kematian”.20
1. Penjelasan Hadis
Habbatussauda di Indonesia disebut dengan jinten hitam, atau bahasa latinnya
Nigella Sativa. Yaitu, tanaman jenis rempah-rempah yang dapat digunakan sebagai
obat.21
Rasulullah Saw dalam hadis ini menganjurkan kepada kita untuk berobat
dengan jinten hitam ini. Sungguh lagi-lagi suatu bukti kebenaran Muhammad Saw
sebagai Rasulullah. Dari beberapa teknik pengobatan yang Rasul anjurkan,
20
Muhammad Nashiruddin, Shahih Sunan At Tirmidzi, h. 594. Diriwayatkan juga oleh Ibnu Majah
(3447).
21
Wikipedia, Jinten Hitam, http://id.wikipedia.org/wiki/Jintan_hitam, diunduh 30 april 2013 21:30
WIB.
ternyata semuanya terbukti manfaatnya dalam mengatasi berbagai macam
penyakti. Di dalam Wikipedia disebutkan berbagai manfaat tersebut, di antaranya:
a. Memperkuat sistem kekebalan tubuh dari serangan Virus, Kuman dan Bakteri.
Hasil Penelitian Dr. Ahmad Al Qadhy, 1986 dan laporan penelitian lainnya
seperti tertera dalam Jurnal Farmasi Pakistan, 1992.
b. Mempertahankan tubuh dari serangan kanker dan HIV. Hasil penelitian Prof. G
Reitmuller, Direktur Institut Immonologi dari Universitas Munich dan laporan
terpisah dari penelitian tim Dr. Basil Ali, Universitas King Faisal, Arab Saudi,
serta laporan penelitian Immono Biology Laboratory, California, AS. Laporan
lain menyebutkan bahwa Habbatussauda dapat menghentikan pertumbuhan sel
tumor.
c. Meningkatkan fungsi otak. Dengan kandungan asam linoleat (Omega 6) dan
asam linolenat (Omega 3), Habbatussauda merupakan nutrisi bagi sel otak
yang berguna untuk meningkatkan daya ingat, kecerdasan, dan relativitas sel
otak agar tidak cepat pikun. Habbatussauda juga memperbaiki mikro
(peredaran darah) ke otak dan sangat cocok diberikan pada anak usia
pertumbuhan dan lansia.
d. Sebagai Anti Histamin & Anti Alergi. Berdasarkan penelitian Nirmal
Chakravaty MD 1993, dan penelitian lain oleh Dr. Med. Peter Schleincher, ahli
immonologi dari Universitas Munich.22
2. Asbabul Wurud
Mengenai hadis ini, penulis tidak menemukan asbabul wurudnya.
3. Kandungan Hukum
Hadis ini memiliki kandungan hukum tentang anjuran berobat dengan
habbatussaudah. Karena khasiatnya memang terbukti, bahkan dunia kedokteran
modern telah mengakuinya.
22
Ibid.
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan