Oleh :
Syaibatul Aslamyiah 15631486
Yulanda Amang Sundari 15631518
Risa Ilmi Kumalasari 15631512
Tri Endang Kusumawati 15631494
Yesi Febriana 15631471
Sawiji Hartatik 15631508
Siti Munawaroh 15631509
A. Termasuk jenis fraktur apakah yang dialami klien tersebut? Jelaskan alasan
anda!
1. Berdasarkan etiologi
Pasien mengalami fraktur traumatic karena fraktur traumatic terjadi
secara tiba-tiba. Fraktur yang disebabkan oleh trauma di mana terdapat
tekanan yang berlebihan pada tulang yang biasanya di akibatkan secara
langsung dan tidak langsung dan sering berhubungan dengan olahraga,
pekerjaan atau luka yang di sebabkan oleh kendaraan bermotor.
2. Berdasarkan sifat fraktur (luka yang ditimbulkan)
Faktur Tertutup (Closed), karena pada tulang yang mengalami fraktur
tertutup akan terdapat diskontinuitas tulang dan biasannya disertai cedera
jaringan disekitarnya yaitu ligament, otot, tendon, pembuluh darah dan
syaraf. Diskontinuitas tulang juga dapat mengakibatkan deformitas
tulang. Dan juga salah satu gejala atau tanda dari fraaktur tertutup adalah
krepitasi
3. Berdasarkan pergeseran fragmen tulang
Fraktur Displaced (bergeser): terjadi pergeseran fragmen tulang yang
juga disebut lokasi fragmen, terbagi atas:
a. Dislokasi ad longitudinam cum contractionum (pergeseran
searah sumbu dan overlapping).
b. Dislokasi ad axim (pergeseran yang membentuk sudut).Dislokasi ad
latus (pergeseran dimana kedua fragmen saling menjauh).
4. Berdasarkan jenisnya
Fraktur iga atau fraktur costae yang secara garis besar disebabkan oleh
trauma yaitu trauma tumpul. Penyebab trauma tumpul yang sering
mengakibatkan adanya fraktur costa antara lain: Kecelakaan lalulintas,
kecelakaan pada pejalan kaki ,jatuh dari ketinggian, atau jatuh pada dasar
yang keras atau akibat perkelahian.
Untuk fraktur costae yang perlu diwaspadai dapat mengancam jiwa klien
adalah saat klien mengalami kesulita bernafas hal ini dikarenakan ketika
fragmen costa mencederai parenkim paru-paru yang akan dapat menimbulkan
pneumothorak.
Pemeriksaan Fisik
1. Inspeksi :
a. Adanya jejas
b. Area yang mengalami krepitasi terlihat tertinggal dibanding sisi yang
lain
c. Px tambak sesak, RR = 30 x/menit
2. Auskultasi : adanya krepitasi dicastae 3 - 4 sebelah kiri
Pemeriksaan penunjang
Hasil pemeriksaan sinar X ; adanya fraktur di costae 3 -4 sebelah kiri
Analisa Data
NO Kelompok Data Problem Etiologi
1 DS : - Pola nafas tidak Perubahan aliran
DO : efektif darah, emboli,
1. Px tampak sesak nafas perubahan
dengan RR 30 x/menit membran
2. Adanya krepitasi di alveolar/kapiler
costae 3 - 4 sebelah kiri (interstisial,
3. Area yang mengalami edema paru,
krepitasi terlihat kongesti)
tertinggal dibanding
sisi lainya
1. Respiratory
status:
ventilation
NIC:
2. Respiratory st
patency 1. Memaksimalkan
3. Vital sign status ventilasi
2. Pasang mayo bila
Setelah dilakukan
perlu
tindakan
3. Lakukan fisioterapi
keperawatan selama
dada jika perlu
pasien
4. Batuk efektif/suction
Pola nafas tidak mennunjukkan
5. Auskultasi suara
efektif b/d keefektifan pola
nafas, adanya suara
perusakan/pelemahan nafas dibuktikan
tambahan
muskuloskeletal dengan
6. Berikan
Kriteria hasil: bronkodilator
7. Berikan
1. Efektif dan suara
pelembabudara kassa
nafas bersih,
basah NACL
tidak ada
8. Atur
sianosis dan
mengoptimalkan
dypneu (mampu
keseimbangan
mengeluarkan
9. Monitor respirasi
sputum, bernafas
dan oksigen
dengan mudah,
tidak ada pursed
lips)
2. Yang paten
(kklien tidak
merasa tercekik,
irama nafas,
frekuensi
pernafasan
dalam rentang
normal, tidak
ada suara nafas
abnormal)
3. Tanda-tanda
rentang normal
(tekanan darah,
nadi,
pernafasan)
DAFTAR PUSTAKA
Smeltzer Suzanne, C (1997). Buku Ajar Medikal Bedah, Brunner & Suddart.
Edisi 8. Vol 3. Jakarta. EGC
Barbara Engram, (1994), Rencana Asuhan Keperwatan Medikal-Bedah, jakarta,
EGC