Pertanian Jadi Yeey Oke Jos
Pertanian Jadi Yeey Oke Jos
Pembangunan yang terpaku pada pertumbuhan dan terlalu urban bias dengan
mengandalkan industri padat modal berteknologi tinggi terbukti memiliki
kemampuan yang sangat rendah dalam mengatasi problematika ekonomi yang
bersifat struktural, seperti mengatasi pengangguran dan memberantas kemiskinan.
Industri semacam ini memang penting karena dengan cepat memberikan hasil
berupa devisa yang besar, namun karena kurang memperhatikan aspek
keterkaitannya dengan komunitas lokal, akhirnya menghasilkan aliansi. Tuntutan
sejumlah daerah kaya sumber daya alam atas alokasi manfaat ekonomi yang lebih
adil pada era otonomi sekarang setidaknya mencerminkan pentingnya penguatan
pembangunan berbasis sumber daya lokal yang secara langsung terkait komunitas
setempat.
Pembiayaan sesuai dengan karakter dan jenis dalam pola produksi pertanian
menjadi syarat yang penting bagi keberhasilan revitalisasi pertanian. Pola
pembiayaan jangka panjang yang bankable hanya mungkin dilakukan bila usaha
pertanian memiliki skala usaha yang memadai, berdaya saing tinggi, dan memiliki
prospek usaha pasar cukup kompetitif.
Untuk memotivasi petani dan pelaku ekonomi agribisnis lain agar lebih fokus
pada upaya peningkatan daya saing, diperlukan kebijakan proteksi dan promosi
selama masa transisi menuju liberalisasi perdagangan-mengingat hampir semua
produk pertanian masih harus diimpor. Kebijakan proteksi menyangkut
perlindungan dari masuknya produk impor secara membabi-buta dan yang masuk
secara ilegal, sedangkan kebijakan promosi berupa insentif bagi petani yang
berkomitmen meningkatkan produktivitas.
Sumber pembiayaan tersebut dapat berasal dari lembaga keuangan perbankan dan
nonperbankan. Sumber pembiayaan nonperbankan yang telah berkembang, antara
lain taskin agribisnis, modal ventura, laba BUMN, pegadaian, lembaga keuangan
mikro, pola kontrak investasi kolektif (KIK) dan lain-lain.
Dari beberapa informasi yang diperoleh, petani dan pelaku agribisnis memiliki
usaha yang feasible, bahkan ada yang mampu membayar harga modal 5-20% per
bulan, namun seringkali petani dan pelaku agribisnis tidak bankable. Pada
prinsipnya, petani dan pelaku agribisnis lebih mengharapkan mekanisme
pembayaran yang mudah jika dibandingkan dengan pembiayaan yang murah.
Ada beberapa faktor yang menyebabkan petani dan pelaku agribisnis tidak
bankable, antara lain:
3. Kredit investasi kecil (KIK) dan kredit modal kerja permanen (KMKP)
kredit ini pertama kali diperkenalkan pada tahun 1973 dengan tujuan untuk
memberikan KIK dan KMKP kepada usaha-usaha kecil di segala sektor dalam
perekonomian. Tujuan lain dari program ini adalah penciptaan lapangan kerja,
penyebaran investasi secara geografis, dan pengembangan sektor pertanian
tertentu, misalnya perikanan, tembakau, peternakan ungags, peternakan domba,
dan cengkeh. KIK dan KMKP merupakan suatu kebijaksanaan kredit yang
bersifat jangka menengah atau jangka panjang dan diberikan kepada pengusaha
perorangan atau perusahaan kecil pribumi dengan persyaratan dan prosedur kusus
atau dengan pertimbangan kelayakan. Preogram KIK iini biasanya digunakan
untuk pembiayaan investasi barang modal dan jasa yang diperlukan dalam rangka
perluasan proyek lama atau baru, serta rehabilitasi aset yang sudah ada. Program
KMKP hanya diberikan untuk pembiayaan modal secara terus-menerus digunakan
untuk kelancaran usaha.
KUT merupakan salah satu kredit program yang diberikan oleh bank untuk
membiayai suatu usaha atau kegiatan tertentu dengan jumlah maksimal, serta
persyaratan dan prosedur pemberian kredit yang diatur oleh pemerintah. Dalam
rangka pemerataan pembangunan, serta usaha peningkatan dan pemerataan
pendapatan masyarakat (khususnya masyarakatyang bergerak dibidang usaha
kecil), pemerintah mengeluarkan kebijaksanaan mengenai penyediaan fasilitas
kredit program.. sumber dana fasilitas kredit program ini berasal dari pemerintah,
yang dalam hal ini Departemen Keuangan, BI, Bank Umum, dan Bank
Perkreditan Rakyat yang ditunjuk sebagai bank pelaksana. Jenis kredit program
ini dapat dimanfaatkan sebagai sumber pembiayaan usaha dibidang agribisnis dan
industri ikutannya, baik yang pernah ada maupun yang masih berjalan saat ini,
misalnya KUT. KUT merupakan kredit modal kerja untuk membiayai usaha tani
dalam rangka peningkatan inensifikasi padi, tanaman holtikultura, dan tanaman
obat-obatan.
Pegadaian meluncurkan pembiayaan yang dikenal dengan nama “kredit tunda jual
pola gadai gabah". Latar belakang peluncuran kredit tersebut, antara lain:
Intinya petani membutuhkan kredi yang cepat dan mudah dengan agunan gabah
untuk memenuhi kebutuhannya yang mendesak. Tujuan kredit tunda jual pola
gadai gabah adalah memberikan kesempatan kepada petani untuk menunda
menjual gabahnya dengan mendapatkan kredit dari perum pegadaian dan jaminan
adalah gabah miliknya.
2. Modal ventura
a) Bersifat risk capital, yaitu memiliki tingkat risiko atas modal yang ditanamkan
sejak tahun 1994, BUMN wajib menyisihkan sebagian labanya untuk program
PUKK(SK Menkeu No.13/KMK.0l6/94 tanggal 27 juni 1994, jo No
60/KMK,0l6/1996 tanggal 9 Februari 1996, jo No 266/KMK.0l6/1997 tanggal ll
Juni I997. Setiap tahun BUMN menetapkan alokasi dana PUKK untuk setiap
Provinsi/daerah istimewa. Keberhasilan pelaksanaan program PIKK merupakan
salah satu penilaian kinerja BUMN sesuai SK Menkeu No 198/KMK.0l6/1998
tanggal 24 maret 1998 tentang penilaian kesehatan BUMN.
pola ini dilatar belakangi oleh masih besarnya minat masyarakat untuk
menanankan modalnya dalam perusahaan agribisnis. Tentu saja hal tersebut
dilakukan dalam rangka menjamin keamanan modal yang berasal dari
penyertaan/penarikan dana masyarakat (investor) yang dilakukan oleh perusahaan
agribisnis. KIK ini dilakukan setelah terbit surat keputusan bersama (SKB)
Menteri Pertanian (Mentan) dan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal (Bapepam)
No. 392.1/Kpts/SR.330/8/2003 KEP 29/PM/2003.
5. lembaga keuangan mikro agribisnis (LKM-A),
adalah lembaga keuangan mikro yang tumbuh dan berasal dari kelompok tani
yang memberikan pelayanan jasa keuangan kepada masyarakat tani dan pelaku
agribisnis. Bentuk LKM nonbank yang saat ini sudah berkembang di masyarakat,
antara lain:
a. Adanya kelompok tani yang sudah mengelola dana penguatan modal usaha,
terutama BPLM.
b. Adanya kebutuhan pembiayaan spesifik untuk pengembangan usaha tani
sesuai dengan komoditas yang diusahakan.
c. Adanya keterkaitan sosial-budaya yang diwujudkan dalam ikatan emosional
antara petani dengan LKM-A untuk menghindari penyalahgunaan dalam
pembiayaan.
a. Modal awal LKM-A haruslah bersumber dari pendiri dan anggota melalui
pola penghimpunan dana dari simpanan pokok pendiri.
b. Modal usaha bersumber dari dana penyiapan modal usaha, terutama BPLM
yang saat ini dikelola.
c. Modal LKM-A secara otimatis akan bertambah dari simpanan pokok anggota,
simpanan wajib, simpanan sukarela, dll.
d. Pelayanan pembiayaan dan simpanan hanya diberikan kepada anggota.
Salah satu tujuan yang ingin dicapai oleh pemerintah Indonesia selama bertahun-
tahun adalah memperkuat koperasi Sejak tahun 1940-an, pendirian koperasi telah
diatur dalam undang-undang, direvisi, dan kemudian diatur kembali dengan
berbagai macam keputusan presiden dan peraturan pemerintah. Sejak akhir tahun
1960-an, gagasan yang muncul adalah untuk membuat gerakan koperasi menjadi
sebuah instrumen penting dalam pembangunan yang dilakukan oleh pemerintah.
Pada tahun 1970, pemerintah membentuk organisasi desa baru yang kemudian
dikenal dengan nama Badan Usaha Unit Desa (BUUD), yang bertugas menangani
pengolahan dan pemasaran padi, serta distribusi input. Program BIMAS baru yang
dijalankan oleh BUUD dengan intruksi membeli padi dari petani dengan harga
rendah menghilangkan kepercayaan petani terhadap program BIMAS, yang
dianggap lebih memperlihatkan kepentingan konsumen daripada kepentingan
petani selaku produsen.
Pada tahun 1978, KUD disahkan secara resmi oleh pemerintah dan berhak
menerima bantuan. Fungsi utama BUUD/KUD adalah memberikan kredit dan
input pertanian kepada petani, serta mengumpulkan padi ketika panen tiba yang
bekerja sama dengan BULOG. Sampai sejauh itu terjadi peningkatan jumlah
kredit yang disalurkan, serta penjualan pupuk dan pestisida. Pada tahun 1980,
BULOG meningkatkan peranan KUD dengan mendirikan penggilingan padi yang
dilengkapi dengan alat pengering otomatis, lantai pengering, serta gudang pupuk
dan padi. Dalam perkembangan selanjutnya, diharapkan KUD dapat menangani
semua aktivitas ekonomi dan kebutuhan yang ada di pedesaan.