Kelas : XI-IA2
No.absen :2
I. SEJARAH
Johannes Kepler yang lahir tahun 1571 di kota Weil der Stadt, Jerman, penemu hukum
pergerakan planit-planit. Penemuan Kepler in cuma dua puluh delapan tahun sesudah
penerbitan buku De revolutionibus orbium coelestium, buku besar yang di dalamnya
memuat teori Copernicus bahwa planit-planit berputar mengitari mentari dan bukannya
mengitari bumi. Kepler belajar di Universitas Tubingen, peroleh gelar sarjana muda
tahun 1588 dan gelar sarjana penuh tiga tahun kemudian. Umumnya para ilmuwan saat
itu menolak teori "heliocentris" Copernicus; tetapi, ketika Kepler di Tubingen dia
dengar hipotesa heliocentris itu dan memperincinya dengan kecerdasan tinggi, akhirnya
dia mempercayainya.
Kepler menerima undangan ini dan bergabung dengan Tycho bulan Januari 1600. Tycho
meninggal dunia tahun berikutnya, tetapi Kepler sudah berhasil menyuguhkan kesan
baik pada bulan-bulan sebelumnya sehingga Kaisar Romawi Suci --Rudolph II-- segera
menunjuknya menggantikan Tycho selaku matematikus kerajaan. Kepler menduduki
posisi itu selama sisa hidupnya.
Sebagai pengganti Tycho Brahe, Kepler mewarisi setumpuk besar catatan hasil
pengamatan cermat ihwal planit-planit yang telah digarap Tycho bertahun-tahun.
Karena Tycho --astronom besar terakhir sebelum diketemukan teleskop-- juga pengamat
yang hati-hati dan teliti yang pernah dikenal dunia, catatan-catatan itu teramat besar
harganya. Kepler percaya bahwa catatan analisa matematika Tycho yang cermat
memungkinkannya menentukan kesimpulan bahwa teori gerakan planit adalah benar:
teori heliocentris Copernicus; teori geocentris Ptolemy yang lebih lamaan; atau bahkan
teori ketiga yang dirumuskan Tycho sendiri. Tetapi, sesudah bertahun-tahun melakukan
sejumlah perhitungan yang cermat, Kepler dengan rasa cemas menemukan bahwa
pengamatan Tycho tidaklah konsisten dengan teori-teori yang mana pun juga!
Akhirnya Kepler menyadari bahwa masalahnya adalah: dia, seperti juga Copernicus dan
Tycho Brahe dan semua astronom klasik telah menduga bahwa orbit keplanitan terdiri
dari lingkaran-lingkaran atau gabungan dari lingkaran-lingkaran. Tetapi, kenyataan
menunjukkan bahwa orbit keplanitan tidaklah melingkar, melainkan agak oval, ellips.
Hukum Kepler, dengan menyuguhkan gambaran pokok yang komplit dan tepat tentang
gerak planit-planit mengitari
matahari, memecahkan masalah utama bidang astronomi, yang bahkan oleh orang-orang
genius seperti Copernicus dan Galileo terliwatkan. Tentu saja, Kepler tidak menjelaskan
mengapa planit-planit bergerak pada orbitnya seperti itu; masalah ini terpecahkan di
abad berikutnya oleh Isaac Newton. Tetapi, hukum Kepler merupakan pendahulu vital
buat sintesa besar Newton. ("Jika saya melihat lebih dulu dari orang lain," begitu pernah
Newton bilang, "ini akibat saya berdiri di atas pundak-pundak para raksasa." Tak salah
lagi, Kepler adalah salah satu dari raksasa-raksasa itu yang dimaksud Newton).
Sumbangan Kepler kepada astronomi hampir bisa disejajarkan dengan Copernicus. Dan
sesungguhnya, dalam beberapa hal hasil karya Kepler bahkan lebih mengesankan. Dia
lebih orisinal,, dan kesulitan matematika yang dihadapinya bagaikan menggunung.
Teknik matematika pada saat itu tidaklah sesempurna perkembangannya seperti halnya
kini, dan saat itu tak ada mesin kalkulator yang menolong Kepler dalam tugas
penghitungan-penghitungannya.
Ditinjau dari sudut arti penting karya Kepler, adalah mengherankan bilamana pada
mulanya hampir tidak digubris orang, bahkan oleh seorang ilmuwan besar seperti
Galileo. (Galileo tak ambil perhatian hukum Kepler sungguh mencengangkan karena
kedua orang itu saling berkorespondensi satu sama lain, dan juga karena hasil karya
Kepler dapat menolong menguji teori Ptolemy). Tetapi bila yang lain-lainnya agak
lambat menghargai ketinggian hasil karya Kepler, ini dapat difahami oleh Kepler
sendiri.
Dalam nada letupan kegembiraan Kepler menulis "... Buku telah kutulis! Telah
kupersembahkan sesuatu anugerah kesenangan yang suci. Dia akan dibaca baik oleh
orang sejamanku atau oleh generasi sesudahku. Aku tidak peduli. Bisa jadi buku itu
harus menunggu 100 tahun untuk menjumpai seorang pembaca, seperti halnya Tuhan
menunggu 6000 tahun seseorang yang bisa memahami kebesaran karyanya."
Salah satu masalah adalah soal nafkah. Kekaisaran Romawi Suci lambat dalam
pembayaran gajinya, walau dalam keadaan yang tidak gawat. Dalam keadaan perang
yang kacau-balau, gaji Kepler ditunggak terus. Karena Kepler kawin dua kali dan punya
dua belas anak, kesulitan duit ini betul-betul berat. Masalah lain menyangkut bundanya
yang di tahun 1620 ditahan dengan tuduhan jadi "dukun sihir." Kepler banyak buang
waktu hingga akhirnya sang ibu bisa dibebaskan tanpa mengalami siksaan.
Kepler meninggal dunia tahun 1630 di Regensburg, Bavaria. Dalam masa "Perang tiga
puluh tahun" yang mengganas itu, kuburnya diobrak-abrik. Tetapi, hukum gerakan
planitnya terbukti lebih menjadi kenangan yang lestari dari sekadar sepotong batu nisan.
II. Bunyi Hukum Kepler
Hukum Pertama
Figure 2: Hukum Kepler pertama menempatkan Matahari di satu titik fokus edaran
elips.
“Setiap planet bergerak dengan lintasan elips, matahari berada di salah satu fokusnya.”
Pada zaman Kepler, klaim di atas adalah radikal. Kepercayaan yang berlaku (terutama
yang berbasis teori epicycle) adalah bahwa orbit harus didasari lingkaran sempurna.
Pengamatan ini sangat penting pada saat itu karena mendukung pandangan alam
semesta menurut Kopernikus. Ini tidak berarti ia kehilangan relevansi dalam konteks
yang lebih modern.
Meski secara teknis elips yang tidak sama dengan lingkaran, tetapi sebagian besar
planet planet mengikuti orbit yang bereksentrisitas rendah, jadi secara kasar bisa
dibilang mengaproksimasi lingkaran. Jadi, kalau ditilik dari observasi jalan edaran
planet, tidak jelas kalau orbit sebuah planet adalah elips. Namun, dari bukti perhitungan
Kepler, orbit-orbit itu adalah elips, yang juga memeperbolehkan benda-benda angkasa
yang jauh dari matahari untuk memiliki orbit elips. Benda-benda angkasa ini tentunya
sudah banyak dicatat oleh ahli astronomi, seperti komet dan asteroid. Sebagai contoh,
Pluto, yang diobservasi pada akhir tahun 1930, terutama terlambat diketemukan karena
bentuk orbitnya yang sangat elips dan kecil ukurannya.
Hukum Kedua
Figure 3: Illustrasi hukum Kepler kedua. Bahwa Planet bergerak lebih cepat di dekat
matahari dan lambat di jarak yang jauh. Sehingga, jumlah area adalah sama pada jangka
waktu tertentu.
“Luas daerah yang disapu pada selang waktu yang sama akan selalu sama.”
Secara matematis:
Kuadrat waktu yang diperlukan oleh planet untuk menyelesaikan satu kali orbit
sebanding dengan pangkat tiga jarak rata-rata planet-planet tersebut dari matahari.
Jika T1 dan T2 menyatakan periode dua planet, dan r1 dan r2 menyatakan jarak rata-rata
mereka dari matahari, maka
Newton menunjukkan bahwa Hukum III Kepler juga bisa diturunkan secara matematis
dari Hukum Gravitasi Universal dan Hukum Newton tentang gerak dan gerak
melingkar. Sekarang mari kita tinjau Hukum III Kepler menggunakan pendekatan
Newton.
Terlebih dahulu kita tinjau kasus khusus orbit lingkaran, yang merupakan kasus khusus
dari orbit elips. Semoga dirimu belum melupakan Hukum Newton dan pelajaran Gerak
Melingkar…
Sekarang kita masukan persamaan Hukum Gravitasi Newton dan percepatan sentripetal
ke dalam persamaan Hukum II Newton :
m1 adalah massa planet, mM adalah massa matahari, r1 adalah jarak rata-rata planet dari
matahari, v1 merupakan laju rata-rata planet pada orbitnya.
Waktu yang diperlukan sebuah planet untuk menyelesaikan satu orbit adalah T1, di
mana jarak tempuhnya sama dengan keliling lingkaran, 2 phi r1. Dengan demikian,
besar v1 adalah :
Misalnya persamaan 1 kita turunkan untuk planet venus (planet 1). Penurunan
persamaan yang sama dapat digunakan untuk planet bumi (planet kedua).
T2 dan r2 adalah periode dan jari-jari orbit planet kedua. Sekarang coba anda perhatikan
persamaan 1 dan persamaan 2. Perhatikan bahwa ruas kanan kedua persamaan memiliki
nilai yang sama. Dengan demikian, jika kedua persamaan ini digabungkan, akan kita
peroleh :
Persamaan ini adalah Hukum III Kepler…
Kita juga bisa menurunkan persamaaan untuk menghitung besarnya periode gerak
planet (T) dengan cara lain. Pertama terlebih dahulu kita turunkan untuk kasus gerak
melingkar.
Pada pembahasan mengenai gerak melingkar beraturan, kita mempelajari bahwa laju v
adalah perbandingan jarak tempuh dalam satu kali putaran (2phir) dengan periode
(waktu yang dibutuhkan untuk melakukan satu kali putaran), yang secara matematis
dirumuskan sebagai berikut :
Pada persamaan ini tampak bahwa periode dalam orbit lingkaran sebanding dengan
pangkat 3/2 dari jari-jari orbit. Newton menunjukkan bahwa hubungan ini juga berlaku
untuk orbit elips, di mana jari-jari orbit lingkaran (r) diganti dengan setengah sumbu
utama a