Bab I Skripsi Andhi Revisi
Bab I Skripsi Andhi Revisi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
yang lebih bermutu dan terjangkau oleh masyarakat agar terwujud derajat
oleh persepsi kualitas jasa dan produk yang diterima pasien. Pasien adalah
1
2
(Tjiptono, 2002). Ada tiga tingkat kepuasan, bila penampilan kurang dari
makna atau arti (Taylor, dkk 1993). Namun sebaliknya pasien jarang untuk
merupakan upaya yang efektif dan efisien dilihat dari segi waktu, tenaga
sakit selanjutnya, terutama pada rumah sakit yang sama. Pelanggan yang
puas akan membawa orang lain untuk datang, jadi dengan memuaskan
pasien dan untuk memperjelas dan mengurangi beban perasaan dan pikiran
serta dapat mengambil tindakan untuk mengubah situasi yang ada bila
inap, rawat jalan dan di instalasi gawat darurat. Instalasi Gawat Darurat
penanganan yang cepat dan tepat. Pelayanan IGD merupakan tolak ukur
2010 sebanyak 8609 orang, pada tahun 2011 sebanyak 9864 orang, pada
tahun 2012 sebanyak 11281 orang. Jumlah pasien dari 3 bulan terakhir
yaitu bulan Desember 2012 sebanyak 1063 orang, pada bulan Januari 2013
sebanyak 1020 orang dan pada bulan Februari 2013 sebanyak 820 orang.
Jadi rata-rata pasien yang datang berobat di ruangan Triase IGD RSUD
Pariaman adalah 940 orang per bulannya (Rekam Medis RSUD Pariaman,
2012).
pelayanan perawat.
6
bertemu dengan pasien, dimana perawat tidak bertindak cepat saat pasien
komunikasi terapeutik itu sendiri karena perawat melihat dari situasi yang
jarang juga pasien dan keluarganya pergi saja atau lari dari pelayanan yang
Sumatera Barat.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
tahun 2013.
2. Tujuan Khusus
Pariaman.
8
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Perawat
Pariaman.
3. Bagi Peneliti
komunikasi terapeutik.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Kepuasan Pasien
1. Pengertian Kepuasan
sakit. Didalam suatu proses keputusan, konsumen yaitu pasien, tidak akan
itu akan menghasilkan perasaan puas atau tidak puas (Sumarwan, 2003).
terpenuhi sama sekali. Kepuasan seorang penerima jasa layanan dapat tercapai
prosedur serta sikap yang diberikan oleh pemberi pelayanan kesehatan itu
9
10
yang dirasakan dan diharapkan. Kepuasan pasien adalah tingkat kepusan dari
salah satu indikator kinerja rumah sakit. Bila pasien menunjukkan hal-hal
dan pasien mengindikasikan dengan perilaku positifnya, maka dapat kita tarik
(Purnomo, 2002).
apakah pasien sangat puas, puas, tidak puas adalah teori performasi yang
kepusan adalah fungsi dari harapan pasien tentang jasa dan performasi yang
diterimanya. Jika jasa sesuai dengan harapannya ia akan puas; jika jasa kurang
sesuai dengan yang diharap,ia akan merasa tidak puas. Kepuasan atau ketidak
puasan pasien akan meningkat jika ada jarak yang lebar antara harapan dan
2002).
kecewa. Bila kinerja sesuai harapan, maka pelanggan akan sangat puas.
dari kerabatnya serta janji dan informasi dari berbagai media. Pelanggan yang
puas akan setia lebih lama, kurang sensitive terhadap harga dan memberi
yaitu :
a. Karakteristik Produk
kelengkapannya.
12
b. Harga
c. Pelayanan
pelayanan keperawatan.
d. Lokasi
e. Fasilitas
dan prasarana, tempat parkir, ruang tunggu yang nyaman dan ruang
(Utama, 2003).
f. Image
yang tinggi. Pasien akan tetap setia menggunakan jasa rumah sakit
g. Desain Vital
tidak rumit. Tata ruang dan dekorasi rumah sakit ikut menetukan
kenyamanan suatu rumah sakit. Oleh karena itu desain dan visual
h. Suasana
rumah sakit yang tenang, nyaman, sejuk dan indah akan sangat
Selain itu tidak hanya bagi pasien saja yang menikmati itu akan
i. Komunikasi
penyediaan pelayanan yang lebih baik, lebih efisien dan lebih efektif.
17
sasaran (Hadisugito, 2005). Bila pelanggan tidak puas atau kecewa, harus
kecewa.
lebih lama, kurang sensitive terhadap harga dan memberi komentar yang
mempertahankan pelanggannya.
pelanggan.
b. Ghost shopping
tanggapan dan umpan balik secara langsung dari pelanggan dan juga
adalah tersedianya umpan balik yang segera, berarti dan objektif. Dengan hasil
pelanggan.
prestasi yang harus dicapai, yang akan mengarahkan mereka menuju mutu
bila pelanggan sendiri yang mengukur kinerja pelaksana atau yang memberi
pelayanan.
pasien yang terbanyak, maka banyak sekali manfaat yang dapat diperoleh bila
diikuti oleh pasien yang merasa puas terhadap pelayanan rumah sakit.
b. Terciptanya citra positif dan nama baik rumah sakit karena pasien yang puas
pelayanan yang memuaskan seperti yang selama ini mereka dengar akan
perusahaan asuransi akan lebih menaruh kepercayaan pada rumah sakit yang
lebih diwarnai dengan situasi pelayanan yang menjunjung hak- hak pasien.
terjadi.
5. Klasifikasi Kepuasan
a. Sangat Puas
tinggi.
b. Puas
kategori sedang.
c. Tidak Puas.
Tidak Puas, dan Sangat Tidak Puas, yang diberi nilai sebagai berikut
(Supranto, 2006) :
Penting, Penting, Tidak Penting, dan Sangat Tidak Penting, yang diberi
Xi
Tki x 100%
Yi
Dimana :
% dan dikatakan tidak baik apabila skornya < 90 % (LAN dan BPKP).
24
pada komunikasi terapeutik selalu terdapat tujuan atau arah yang spesifik
pasien.
(2003) meliputi :
yang realistik.
Dari unsur komunikasi ini maka komunikasi dapat tercapai dengan baik
Suryani, 2006)
maupun mental.
maupun mental.
mempertahankan konsistensinya.
terapeutik.
mengganggu.
manusiawi.
orang lain.
2008).
29
a. Mendengarkan (Listening)
pada orang lain bahwa apa yang dikatakannya adalah penting dan dia
Sundeen, 2001).
c. Mengulang (Restating)
pasien dan memberikan respon terhadap apa yang baru saja dikatakan
oleh pasien.
d. Penerimaan (Acceptance).
e. Klarifikasi
pasien.
f. Refleksi
g. Asertif
pikiran dan perasaan diri dengan tetap menghargai perasaan orang lain.
h. Memfokuskan
Cara ini dengan memilih topic yang penting atau yang telah
i. Membagi persepsi
j. Identifikasi”tema”
k. Diam
juga dapat diartikan sebagai mengerti atau marah. Diam disini juga
l. Informing
m. Humor
mengurangi ketegangan dan rasa sakit yang disebabkan oleh stres, dan
menggunakan humor untuk menutupi rasa takut dan tidak enak atau
33
n. Saran
pemecahan masalah. Teknik ini tidak tepat dipakai pada fase kerja dan
tahap mempunyai tugas yang harus diselesaikan oleh perawat (Stuart &
Sundeen, 2001).
Pada tahap ini juga perawat mencari informasi tentang pasien sebagai
dalam Suryani, 2005). Hal ini disebabkan oleh adanya kesalahan dalam
perawat merasa cemas, dia tidak akan mampu mendengarkan apa yang
mengidentifikasi kecemasan.
b. Fase Interaksi
keakuratan data dan rencana yang telah dibuat sesuai dengan keadaan
pasien saat ini, serta mengevaluasi hasil tindakan yang telah lalu
(Stuart.G.W, 1998).
komunikasi terbuka.
35
c. Fase Kerja
d. Fase Terminasi
pertemuan perawat dan pasien, setelah hal ini dilakukan perawat dan
pasien masih akan bertemu kembali pada waktu yang berbeda sesuai
proses keperawatan.
pertemuan berikutnya.
a. Perkembangan.
baik dari sisi bahasa maupun proses berfikir orang tersebut. Adalah
sangat berbeda cara berkomunikasi anak usia remaja dengan anak usia
balita.
b. Persepsi
komunikasi.
38
c. Gender
kelompoknya.
d. Nilai
berkomunikasi.
f. Emosi
perlu mengevaluasi emosi yang ada pada dirinya agar dapat melakukan
g. Pengetahuan
secara profesional.
i. Lingkungan
Suasana yang bising, tidak ada privasi yang tepat akan menimbulkan
j. Jarak
dengan pasien.
k. Masa Bekerja
perbaikan emosi pasien. Bagi pasien, dalam hal ini perawat memakai
untuk pasien.
41
BAB III
KERANGKA KONSEP
A. Kerangka Konsep
Tingkat Kepuasan :
Komuniasi Terapeutik :
1. Puas
1. Fase Pra Interaksi 2. Tidak Puas
2. Fase Interaksi
3. Fase Kerja
4. Fase Terminasi
Klien
42
43
B. Hipotesa Penelitian
secara jelas dan tidak bermakna ganda, harus dapat diuji, maksudnya ialah
sebagai berikut:
pasien.
BAB IV
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
1. Populasi
penelitian ini adalah pasien yang datang berobat di Instalasi Gawat Darurat
RSUD Pariaman dengan kategori usia dewasa antara 20-65 tahun sebanyak
115 orang.
2. Sampel
yang dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiyono, 2008). Dalam hal ini yang
44
45
n= N
1 + N (d²)
Keterangan :
n = Jumlah sampel
N =Jumlah populasi
65 Th.
isi komunikasi.
Kriteria eksklusi :
D. Variabel Penelitian
E. Instrumen Penelitian
ini berupa kuesioner yang memuat 45 pernyataan. Instrumen ini terdiri dari 21
(2006) yang telah dimodifikasi dan disesuaikan dengan keadaan yang ada
F. Etika Penelitian
mulai menyebarkan angket kepada responden yang telah ditunjuk. Dalam hal
ini setiap responden diberi hak apakah dia bersedia atau menolak menjadi
dengan kriteria, setelah itu peneliti menjelaskan tentang tujuan penelitian dan
b. Lembar kuesioner tidak memuat nama responden, tetapi hanya kode dan
lembar persetujuan.
49
c. Lembar persetujuan, dan berkas kuesioner hanya dapat dilihat oleh peneliti
1. Data Primer
Data primer yang diperoleh dalam penelitian ini adalah data yang didapatkan
oleh peneliti sendiri langsung dari keluhan pasien, keluarga pasien dengan
2. Data Sekunder
rekam medik RSUD Pariaman tahun 2012 dan dari hasil penelitian
terdahulu.
H. Pengolahan Data
kegiatan ini adalah untuk mencek setiap pertanyaan yang telah diisi
jawaban
50
pengolahan data.
3. Processing / Memproses
Pada tahap ini dilakukan kegiatan memproses data terhadap kuesioner yng
benar dan lengkap untuk dianalisa, memproses data agar dapat dianalisa
komputer
4. Cleaning / Pembersihan
I. Analisis Data
terapeutik terhadap tingkat kepuasan pasien melalui jumlah yang telah dihitung
sesuai dengan perhitungan strata sampel, yaitu : pasien yang datang berobat
dan dirawat di ruangan instalasi gawat darurat RSUD Pariaman. Data akan
1. Analisa Univariat.
dalam bentuk persentase, karena data yang digunakan dalam penelitian ini
a. Tingkat Kepuasan :
Xi
Tki x 100%
Yi
Ket :
b. Komunikasi Terapeutik :
f
P= x 100 %
n
f = Frekwensi
2. Analisa Bivariat
X
2 O E 2
E
Keterangan:
O = frekuensi yang diamati.
E = Nilai ekspektasi/harapan
∑ = Jumlah/total