Oleh:
FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2017
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN KERJA PRAKTEK
DISETUJUI OLEH :
MENGETAHUI :
GENERAL MANAGER UJP PANGKALAN SUSU
i
NILAI PRAKTEK KERJA LAPANGAN
ii
NILAI PRAKTEK KERJA LAPANGAN
Telah melaksanakan Praktek Kerja Lapangan di PT.indonesia power UJP Pangkalan Susu
mulai tanggal 10 Januari 2017 sampai dengan 2 Februari 2017dengan hasil sebagai berikut :
A. Nilai praktek kerja lapangan
No. Uraian Nilai Keterangan Nilai
I PRAKTEK KERJA A B C D E
1. Wawasan A B C D E A: Sangat Memuaskan
2. Inisiatif A B C D E B : Memuaskan
3. Disiplin A B C D E C : Cukup
4. Kerajinan A B C D E D: Tidak Memuaskan
II. LAPORAN E: Sangat Tidak Memuaskan
1. Isi A B C D E
2. Penguasaan Materi A B C D E
Mengetahui:
SPV HAR IC/HKI / MENTOR GENERAL MANAGER UJP
PANGKALAN SUSU
iii
NILAI PRAKTEK KERJA LAPANGAN
Telah melaksanakan Praktek Kerja Lapangan di PT.indonesia power UJP Pangkalan Susu
mulai tanggal 10 Januari 2017 sampai dengan 2 Februari 2017dengan hasil sebagai berikut :
A. Nilai praktek kerja lapangan
No. Uraian Nilai Keterangan Nilai
I PRAKTEK KERJA A B C D E
1. Wawasan A B C D E A: Sangat Memuaskan
2. Inisiatif A B C D E B : Memuaskan
3. Disiplin A B C D E C : Cukup
4. Kerajinan A B C D E D: Tidak Memuaskan
II. LAPORAN E: Sangat Tidak Memuaskan
1. Isi A B C D E
2. Penguasaan Materi A B C D E
Mengetahui:
SPV HAR IC/HKI / MENTOR GENERAL MANAGER UJP
PANGKALAN SUSU
iv
NILAI PRAKTEK KERJA LAPANGAN
Telah melaksanakan Praktek Kerja Lapangan di PT.indonesia power UJP Pangkalan Susu
mulai tanggal 10 Januari 2017 sampai dengan 2 Februari 2017dengan hasil sebagai berikut :
A. Nilai praktek kerja lapangan
No. Uraian Nilai Keterangan Nilai
I PRAKTEK KERJA A B C D E
1. Wawasan A B C D E A: Sangat Memuaskan
2. Inisiatif A B C D E B : Memuaskan
3. Disiplin A B C D E C : Cukup
4. Kerajinan A B C D E D: Tidak Memuaskan
II. LAPORAN E: Sangat Tidak Memuaskan
1. Isi A B C D E
2. Penguasaan Materi A B C D E
v
KATA PENGANTAR
vi
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................................................. i
NILAI PRAKTEK KERJA LAPANGAN ...................................................................................... ii
KATA PENGANTAR ................................................................................................................... vi
DAFTAR ISI..................................................................................Error! Bookmark not defined.
DAFTAR GAMBAR ................................................................................................................... viii
BAB I PENDAHULUAN .............................................................................................................. 1
vii
DAFTAR GAMBAR
BAB II
Gambar 2. 1 Informasi PLTU Pangkalan Susu ............................................................................... 5
Gambar 2. 2 Gambar Logo PT Indonesia Power ............................................................................ 7
Gambar 2. 3 Lokasi PLTU Pangkalan Susu ................................................................................... 8
Gambar 2. 4 Layout PLTU Pangkalan Susu ................................................................................... 8
Gambar 2. 5 Stuktur Organisasi PT Indonesia Power UJP Pangkalan Susu .................................. 9
BAB III
Gambar 3. 1 Arus Magnitisasi Secara Grafi s tanpa Memperhitungkan Rugi-Rugi Besi. ........... 14
Gambar 3. 2 Arus Magnitisasi Secara Grafis dengan Memperhitungkan Rugi-Rugi Besi. ......... 15
Gambar 3. 3 Hukum Lorenz ......................................................................................................... 15
Gambar 3. 4 Suatu arus listrik mengelilingi inti besi maka besi itu menjadi magnet. .................. 16
Gambar 3. 5 Suatu lilitan .............................................................................................................. 16
Gambar 3. 6 Prinsip Dasar dari Transformator ............................................................................. 16
Gambar 3. 7. Inti Besi dan Laminasi yang diikat Fiber Glass ...................................................... 18
Gambar 3. 8 Kumparan Phasa RST .............................................................................................. 18
Gambar 3. 9 Bushing .................................................................................................................... 20
Gambar 3. 10 Tangki Konservator................................................................................................ 21
Gambar 3. 11 Sistem Pendingin Transformator ........................................................................... 22
Gambar 3. 12 On Load Tap Changer (OLTC) .............................................................................. 23
Gambar 3. 13 Alat Pernafasan Pada Transformator ..................................................................... 24
Gambar 3. 14 Thermometer Pada Transformator ......................................................................... 25
Gambar 3. 15..Alat ukur penunjukan tinggi permukaan minyak .................................................. 26
Gambar 3. 16 Relai Tekanan Lebih .............................................................................................. 27
Gambar 3. 17 Aliran Minyak Pendingin Trafo ............................................................................. 28
Gambar 3. 18 Skema Peralatan Pengukuran Tidak Langsung ..................................................... 29
BAB IV
Gambar 4. 1 Kipas Pendingin Transformator ............................................................................... 35
Gambar 4. 2 Bushing Pada Trafo GT 1 ........................................................................................ 36
Gambar 4. 3 Alat Pernafasan Pada Transformator ....................................................................... 36
viii
BAB I
PENDAHULUAN
Berdasarkan Latar belakang diatas, maka dapat dirumuskan beberapa permasalahan yaitu;
1. Apa spesifikasi Generator Transformator (GT) yang digunakan di PLTU UJP Pangkalan
Susu?
2. Bagaimana Preventif Maintanance pada Generator Transformator (GT) di PLTU UJP
Pangkalan Susu?
1
2 . Bagi institusi pendidikan
a. Menjalin kerjasama antara perguruan tinggi dengan dunia industri.
b. Mendapatkan bahan masukan tentang sistem pengajaran yang lebih sesuai dengan
lingkungan kerja.
c. Untuk meningkatkan kualitas dan pengalaman lulusan yang dihasilkan.
3 . Bagi perusahaan
a. Membina hubungan baik dengan pihak institusi perguruan tinggi dan mahasiswa.
b. Untuk merealisasikan partisipasi dunia usaha terhadap pengembangan dunia
pendidikan.
Tujuan yang ingin dicapai dari pelaksanaan kerja praktek ini adalah Pembuatan laporan kerja
praktek ini bertujuan untuk mencari informasi yang berkaitan dengan prosen maintenance
transformator
2
1.6 Sistematika Pendidikan
Dalam penulisan laporan kerja praktek ini, penulis membagi dalam 5 bab, yaitu :
BAB I : Pendahuluan
Bab ini membahas tentang latar belakang penulisan, maksud dan tujuan kerja praktek,
waktu dan tempat pelaksaaan kerja praktek, batasan masalah, metode pengumpulan data, dan
sistematika penulisan.
BAB V : Penutup
Bab ini berisi kesimpulan dan saran penulis terhadap materi yang penulis tuliskan dalam laporan
ini.
Daftar Pustaka
Berisi buku acuan yang digunakan dalam penulisan laporan kerja praktek ini.
3
BAB II
TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN
4
Gambar 2. 1 Informasi PLTU Pangkalan Susu
2.3 Visi, Misi, Motto & Building Block Indonesia Power Way
2.1.1 Visi :
“Menjadi perusahaan energi terpercaya yang tumbuh berkelanjutan”.
2.1.2 Misi :
“Menyelenggarakan bisnis pembangkitan tenaga listrik dan jasa terkait
yang bersahabat dengan lingkungan”.
2.1.3 Building Block Indonesia Power Way
A. Moto
“Trust Us For Power Excellent”
B. Tujuan
“Terdepan dalam penyediaan energi listrik berbagai jenis pembangkit dengan kinerja
excellent melalui proses prima oleh SDM profesional yang menjamin terwujudnya long
run sustainable company”
C. The Way We Do Business
1. Leadership Excellence
2. Business Process Excellent
3. People Excellence
5
4. Learning Organization
5. Customer & supplier Relationship
6. Stakeholder & Social responsibility
D. The Way We Act
1. Proaktif & pantang menyerah
2. saling percaya & bekerja sama
3. Fokus pada perbaikan proses & hasil
4. Fokus pada pelanggan
5. Mengutamakan Safety & Green
E. The Way We Think
Tujuh Nilai Perusahaan PT INDONESIA POWER (IP-HaPPPI).
a. Integritas.
Sikap moral yang mewujudkan tekad untuk memberikan yang terbaik kepada perusahaan.
b. Profesional.
Menguasai pengetahuan, keterampilan, dan kode etik sesuai bidang.
c. Harmoni.
Serasi, Selarat, Seimbang dalam :
Pengembangan kualitas pribadi.
Hubungan dengan stakeholder (pihak terkait)
Hubungan dengan lingkungan hidup.
d. Pelayanan prima.
Memberikan pelayanan yang memenuhi kepuasan melebihi harapan stakeholder.
e. Peduli.
Peka tanggap dan bertindak untuk melayani stakeholder serta memelihara lingkungan
sekitar.
f. Pembelajar.
Terus menerus meningkatkan pengetahuan dan keterampilan, serta kualitas diri yang
mencakup fisik, mental, sosial, agama dan kemudian berbagai dengan orang lain.
g. Inovatif.
Terus menerus dan berkesinambungan menghasilkan gagasan baru dalam usaha
melakukan pembaharuan untuk penyempurnaan baik proses maupun produk dengan tujuan
peningkatan kerja.
6
2.4 Makna Bentuk Dan Warna Logo
Logo mencerminkan identitas dari PT Indonesia Power sebagai Power Untility
Company terbesar di indonesia.
2.1.4 Bentuk
a. Kerena nama yang kuat, Indonesia ditampilkan dengan menggunakan jenis huruf yang
tegas dan kuat, FUTURA BOOK/REGULER dan FUTURA BOLD.
b. Aplikasi kilatan petir pada huruf ‘O’ melambangkan “TENAGA LISTRIK” yang
merupakan lingkup usaha utama perusahaan.
c. Titik/bulatan merah (Red Dot) diujung kilatan petir merupakan simbol perusahaan yang
telah digunakan sejak masih bernama PLN PJB . titik ini merupakan simbol yang
digunakan sebagian besar materi komunikasi perusahaan dengan sombol kecil ini,
diharapkan identitas perusahaan dapat langsung terwakili.
2.1.5 Warna.
a. Merah.
Di aplikasikan pada kata Indonesia, menunjukan identitas yang kuat dan kokoh
sebagai pemilik seluruh sumberdaya untuk memproduksi tenaga listrik guna
dimanfaatkan di Indonesia, dan juga di luar negeri.
b. Biru.
Diaplikasikan pada power, dasar warna biru mengambarkan sifat pintar dan
bijaksana, dengan diaplikasikan pada kata power maka warna ini menunjukan produk
tenaga listrik yang dihasilkan perusahaan memiliki ciri:
7
2.5 Lokasi Perusahaan
PT Indonesia Power UJP Pangkalan Susu Pembangkitan Sumatera Bagian Utara
berlokasi di Desa Tanjung Pasir Kecamatan Pangkalan Susu, Kabupaten Langkat, Propinsi
Sumatera Utara. Sekitar 120 km dari Medan (3 ½ jam dari bandara terdekat - KNIA Medan).
dibangun diatas area seluas 105 Ha, berkapasitas 2 x 220 MW.
PLTU Pangkalan Susu dibangun diatas area seluas 105 Ha, berlokasi di Desa Tanjung Pasir,
Kecamatan Pangkalan Susu, Kabupaten Langkat, Sumatera Utara. Sekitar 120 km dari Medan
(3 ½ jam dari bandara terdekat - KNIA Medan).
8
2.6 Struktur Organisasi Perusahaan
PT Indonesia Power Unit Jasa Pembangkitan Pangkalan Susu, secara structural
puncak pimpinannya dipegang oleh seorang General Manager yang dibantu oleh Manager
Operasi, Manager Pemeliharaan, Manager Enjiniring, Manager Administrasi. Secara
lengkap struktur organisasinya, diperlihatkan pada bagan di bawah ini.
General
Manager
Manager operasi Manager Pemeliharaan Ahli tata kelola Manager Enjineering Manager Administrasi
pembangkitan
Supervisor senior
Supervisor senior Supervisor senior Supervisor senior
Perencanaan &Pengendalian
Perencanaan Kinerja & Informasi SDM &
Operasi
Pengendalian Kesetariatan
Pemeliharaan &
Ahli muda perencanaan & Inventori Ahli muda
evaluasi operasi kinerja Unit Ahli muda
Pengembangan
Ahli muda SDM
Ahli muda kinerja Operasi Ahli muda
perencanaan &
SMT, KM &
evaluasi
Supervisor senior Operasi AD Kinerja Ahli muda
Pemeliharaan
Kesetariatan &
Ahli muda fasilitas
Supervisor Operasi Unit 1 Ahli muda
Inventori Sistem
kontrol informasi Ahli muda
Operator senior C.Room U1 kinerja Unit
Supervisor senior Condition based
Supervisor Operasi Unit 2 maintenance &
Pemeliharaan
Reliability Supervisor senior
Operator senior C.Room U2 Keuangan
Supervisor
Pemeliharaan Mesin Ahli muda
Supervisor Operasi Unit Alat Bantu Predictive Ahli muda
Maintenance akuntasi &
Teknisi senior mesin Perpajakan
Operator senior Alat Bantu (A-D) turbin & Auxilary
Ahli muda
Teknisi senior mesin Reliability
Supervisor senior
boiler & Auxilary Logistik
Supervisor senior Coal & Ash *Ahli madya enjineering
Handling boiler & Auxiliary
Teknisi senior mesin
BOP& Bengkel *Ahli madya enjineering pelaksana
Supervisor coal & ash Handling turbin & Auxiliary senior
*Ahli madya enjineering pengadaan
Supervisor Pemeliharaan kontrol instrumen barang & jasa
Supervisor senior K3, Kimia & Listrik *Ahli madya enjineering
Lingkungan Supervisor Gudang
listrik
Teknisi senior listrik *Ahli madya Enjineering
coal & Ash Handling
Ahli muda K3 & Supervisor Pemeliharaan *Ahli madya enjineering
lingkungan Kontrol & instrumen Balance of Plant
*Ahli madya enjineering
Ahli muda Kimia Teknisi senior Kontrol & pengendalian kontrak
instrumen *Ahli madya enjineering
manajemen Resiko
9
2.7 Tugas Pokok Organisasi
1. Tugas pokok bagian operasi adalah sebagai berikut :
a. Merencanakan, memonitor dan mengendalkan Rencana Kerja dan Anggaran Bagian
operasi tahunan dan jangka panjang,
b. Menyusun dan mengembangkan sistem prosedur tata kelola manajemen asset dan
basic communication antara asset owner, asset manager dan asset operator terkait
pengoperasian pembangkit, instalasi pelabuhan, instalasi bahan bakar, instalasi abu,
instalasi alat berat, laboratorium PLTU, K3 dan lingkungan,
c. Mengelola sumber daya dan biaya operasi pada bagian operasi secara efektif dan
efisien,
d. Menyusun kebutuhan dan mengelola inventori (kualitas dan kuantitas) energi primer,
e. Merencanakan, menyusun jadwal dan mengendalikan kegiatan pengoperasian
pembangkit, instalasi bahan bakar, instalasi abu, instalasi pelabuhan, instalasi alat
berat dan laboratorium PLTU untuk menjamin pencapaian standar dan peningkatan
keandalan dan efisiensi bagian operasi.
f. Mengelola, memonitor dan mengendailkan eksekusi pengoperasian pembangkit,
instalasi bahan bakar dan instalasi abu(coal dan ash handling.
g. Merencanakan, mengidentifikasi, memonitor dan mengendalikan kegiatan K3 dan
lingkungan di unit bisnis;
h. Merencanakan, memonitor dan mengendalikan kegiatan analisis kimia, Pemantauan
dan Pengelolaan kualitas lingkungan dan laboratorium unit pembangkit,
i. Membina kompetensi pengoperasian pembangkit, instalasi bahan bakar, instalasi abu,
instalasi peiabuhan, aiat berat dan laboratorium PLTU,
j. Mengelola resiko dan K3 bagian operasi;
k. Melaksanakan rekomendasi kegiatan task execution (continuous improvmen) bagian
operasi,
l. Tugas-tugas lain yang diatur dalam perjanjian induk antara PT PLN (persero) dengan
perusahaan termasuk addendum.
10
menjamin pencapaian standar dan peningkatan keandalan dan efisiensi bagian
pemeilharaan,
e. Merencanakan dan menganalisa penyiapan kebutuhan pemeliharaan outage secara
optimal,
f. Mengembangkan data base inventori, daftar riwayat dan realisasi Pemeliharaan unit
Pembangkit;
g. Merencanakan, memonitor dan mengendalikan rencana stock/material cadang,
kebutuhan pengadaan material, yang paling ekonomis dengan menerapkan sistem
inventori untuk dan manajemen material secara baik,
h. Membuat laporan mengenai hasil inspeksi unit pembangkit, realisasi fisik program
pemeliharaan, serta realisasi pemakaian anggaran pemeliharaan dan investasi untuk di
jadikan bahan evaluasi bagi peningkatan kualitas pemeliharaan dan optimalisasi biaya
pemeliharaan pada tahun-tahun mendatang,
i. Membina kompetensi sumber daya manusia bagian pemeliharaan,
j. Mengelola resiko dan K3L bagian pemeliharaan,
k. Melaksanakan rekomendasi kegiatan task execution (continuous improvmen) bagian
pemeliharaan,
l. Tugas-tugas lain yang diatur dalam perjanjian induk antara PT PLN (Persero) dengan
perusahaan temasuk addendum.
12
k. Menyusun rencana dan kegiatan pengadaan barang dan jasa unit bisnis serta
pengembangan data base pengadaan;
l. Menyelenggarakan kegiatan pergudangan serta material handling-nya untuk semua
material milik unit bisnis,
m. Berkoordinasi dengan asset manager dalam mengelola kegiatan administrasi unit
bisnis,
n. Mengelola resiko dan kegiatan K3L bagian administrasi,
Tugas-tugas lain yang diatur dalam perjanjian induk antara PT PLN (Persero) dengan Perusahaan
termasuk addendum
13
BAB III
DASAR TEORI
14
Gambar 3. 2 Arus Magnitisasi Secara Grafis dengan Memperhitungkan Rugi-Rugi Besi.
Selain hukum Faraday, transformator menggunakan hukum Lorenz seperti terlihat pada
gambar 3.3 berikut ini.
15
Gambar 3. 4 Suatu arus listrik mengelilingi inti besi maka besi itu menjadi magnet.
16
Rumus tegangan adalah:
E1 = 4,44 N1 f 1.Ømax 10–8
Maka untuk transformator rumus tersebut sebagai berikut.
E1 = 4,44 N1 f 1.Ømax 10–8
E2 = 4,44 N2 f2 Ømax 10–8
karena f1 = f2
Maka
E1 : E2 = N1: N2
E1 N2 = E2 N1
E2 = (N2 / N1) x E1
Di mana:
E1 = tegangan primer
E2 = tegangan sekunder
N1 = belitan primer
N2 = belitan sekunder
VA primer = VA sekunder
I1 E1 = I2 E2
𝑬𝟏 𝑰𝟐 𝑬𝟏
= maka I1 = I2
𝑬𝟐 𝑰𝟏 𝑬𝟐
Di mana:
I1 = Arus primer
I2 = Arus sekunder
E1 = tegangan primer
E2 = tegangan sekunder
Rumus umum menjadi:
𝑬 𝟏 𝑵𝟏 𝑰 𝟐
𝒂= = =
𝑬 𝟐 𝑵𝟐 𝑰 𝟏
Inti besi berfungsi untuk mempermudah jalan fluksi, yang ditimbulkan oleh arus listrik
yang melalui kumparan. Dibuat dari lempengan-lempengan besi tipis yang berisolasi, untuk
mengurangi panas (sebagai rugi-rugi besi) yang ditimbulkan oleh Eddy Current (gambar 3.7).
17
Gambar 3. 7. Inti Besi dan Laminasi yang diikat Fiber Glass
2. Kumparan Transformator
Kumparan transformator adalah beberapa lilitan kawat berisolasi yang membentuk suatu
kumparan. Kumparan tersebut terdiri dari kumparan primer dan kumparan sekunder yang
diisolasi baik terhadap inti besi maupun terhadap antar kumparan dengan isolasi padat seperti
karton, pertinak dan lain-lain. Kumparan tersebut sebagai alat transformasi tegangan dan arus.
18
3. Minyak Transformator
Minyak transformator merupa- kan salah satu bahan isolasi cair yang dipergunakan
sebagai isolasi dan pendingin pada transformator. Sebagian bahan isolasi minyak harus memiliki
kemampuan untuk menahan tegangan tembus, sedangkan sebagai pendingin minyak
transformator harus mampu meredam panas yang ditimbulkan, sehingga dengan kedua
kemampuan ini maka minyak diharapkan akan mampu melindungi transformator dari gangguan.
Minyak transformator mempu-nyai unsur atau senyawa hidrokarbon yang terkandung
dalam minyak transformator ini adalah senyawa hidrokarbon parafinik, senyawa hidrokarbon
naftenik dan senyawa hidrokarbon aromatik. Selain ketiga senyawa diatas minyak transformator
masih mengandung senyawa yang disebut zat aditif meskipun kandungannya sangat kecil.
Minyak transformator adalah cairan yang dihasilkan dari proses pemurnian minyak
mentah. Selain itu minyak ini juga berasal dari bahan bahan organik, misalnya minyak piranol
dan silikon, berapa jenis minyak transformator yang sering dijumpai dilapangan adalah minyak
transformator jenis Diala A, diala B dan Mectrans.
Kenaikan suhu pada transformator akan menyebabkan terjadinya proses hidrokarbon
pada minyak, nilai tegangan tembus dan kerapatan arus konduksi merupakan beberapa indikator
atau variable yang digunakan untuk mengetahui apakah suatu minyak transformator memiliki
ketahanan listrik yang memahami persyaratan yang berlaku.
Secara analisa kimia ketahanan listrik suatu minyak transformator dapat menurun akibat
adanya pengaruh asam dan pengaruh tercampurnya minyak dengan air. Untuk menetralisir
keasaman suatu minyak transformator dapat menggunakan potas hidroksida (KOH). Sedangkan
untuk menghilangkan kandungan air yang terdapat dalam minyak tersebut yaitu dengan cara
memberikan suatu bahan higroskopis yaitu selikagel.
Dalam menyalurkan perannya sebagai pendingin, kekentalan minyak transformator ini
tidak boleh terlalu tinggi agar mudah bersikulasi, dengan demikian proses pendinginan dapat
berlangsung dengan baik. Kekentalan relatif minyak transformator tidak boleh lebih dari 4,2
pada suhu 20oC dan 1,8 dan 1,85 dan maksimum 2 pada suhu 50oC. Hal ini sesuai dengan sifat
minyak transformator yakni semakin lama dan berat operasi suatu minyak transformator, maka
minyak akan akan semakin kental. Bila kekentalan minyak tinggi maka sulit untuk bersikulasi
sehingga akan menyulitkan proses pendinginan transformator.
Sebagai bahan isolasi minyak transformator memiliki beberapa kekentalan, hal ini
sebagaimana dijelaskan dalam SPLN (49-1:1980) Adapun persyaratan yang harus dipenuhi oleh
minyak transformator adalah sebagai berikut.
1. Kejernihan
Kejernihan minyak isolasi tidak boleh mengandung suspensi atau endapan (sedimen).
2. Massa jenis
Massa jenis dibatasi agar air dapat terpisah dari minyak isolasi dan tidak melayang.
3. Viskositas kinematika
Viskositas memegang peranan penting dalam pendinginan, yakni untuk menentukan
kelas minyak.
4. Titik nyala
19
Titik nyala yang rendah menunjukkan adanya kontaminasi zat gabar yang mudah
terbakar.
5. Titik tuang
Titik tuang dipakai untuk mengidentifikasi dan menentukan jenis peralatan yang akan
menggunakan minyak isolasi.
6. Angka kenetralan.
Angka kenetralan merupakan angka yang menunjukkan penyusutan asam minyak dan
dapat mendeteksi kontaminasi minyak, menunjukkan kecendrungan perobahan kimia
atau indikasi perobahan kimia dalam bahan tambahan.
7. Korosi belerang
Korosi belerang kemungkinan dihasilkan dari adanya belerang bebas atau senyawa
belerang yang tidak stabil dalam minyak isolasi.
8. Tegangan tembus
Tegangan tembus yang terlalu rendah menunjukkan adanyakontaminasi seperti air, atau
partikel konduktif dalam minyak.
9. Kandungan air
Adanya air dalam dalam isolasi menyebabkan menurunnya tegangan tembus dan tahanan
jenis minyak isolasi akan mempercepat kerusakan kertas pengisolasi.
4. Bushing
Hubungan antara kumparan transformator dan ke jaringan luar melalui sebuah busing yaitu
sebuah konduktor yang diselubungi oleh isolator yang kontruksinya dapat dilihat pada gambar
3.9. Bushing sekaligus berfungsi sebagai penyekat antara konduktor tersebut dengan tangki
transformator.
Gambar 3. 9 Bushing
Pada bushing dilengkapi fasilitas untuk pengujian kondisi bushing yang sering disebut center tap.
5. Tangki Konservator
Tangki Konservator berfungsi untuk menampung minyak cadangan dan uap/udara akibat
pemanasan trafo karena arus beban. Di antara tangki dan trafo dipasangkan relai bucholz yang
akan meyerap gas produksi akibat kerusakan minyak.
20
Untuk menjaga agar minyak tidak terkontaminasi dengan air, ujang masuk saluran udara melalui
saluran pelepasan dan masuknya udara ke dalam konservator perlu dilengkapi media penyerap
uap air pada udara sering disebut dengan silicagel dan dia tidak keluar mencemari
udara di sekitarnya. Seperti gambar 3.10.
21
Contoh sistem pendinginan transformator dapat dilihat pada gambar 3.11 di bawah ini;
22
7. Tap Changer (On Load Tap Changer)
Kualitas operasi tenaga listrik jika tegangannya nominal sesuai ketentuan, tapi pada saat
operasi terjadi penurunan tegangan sehingga kualitasnya menurun untuk itu perlu alat pengatur
tegangan agar tegangan selalu pada kondisi terbaik, konstan dan kontinu. Untuk itu
trafo dirancang sedemikian rupa sehingga perubahan tegangan pada salah satu sisi input berubah
tetapi sisi outputnya tetap. Alat ini disebut sebagai sadapan pengatur tegangan tanpa terjadi
pemutusan beban maka disebut On Load Tap Changer (OLTC). Pada umumnya OLTC
tersambung pada sisi primer dan jumlahnya tergantung pada perancang dan perubahan sistem
tegangan pada jaringan, yang kontruksinya dapat dilihat pada gambar 3.12 .
23
8. Alat Pernapasan (Dehydrating Breather)
Sebagai tempat penampungan pemuaian minyak isolasi akibat panas yang timbul maka minyak
ditampung pada tangki yang sering disebut sebagai konservator. Pada konservator ini permukaan
minyak diusahakan tidak boleh bersinggungan dengan udara karena kelembapan udara yang
mengandung uap air akan mengontaminasi minyak walaupun prosesnya berlangsung cukup
lama.
Untuk mengatasi hal tersebut udara yang masuk ke dalam tangki konservator pada saat minyak
menjadi dingin diperlukan suatu media pengisap kelembapan yang digunakan biasanya adalah
silicagel. Kebalikan jika trafo panas maka pada saat menyusut maka akan
mengisap udara dari luar masuk ke dalam tangki dan untuk menghindari terkontaminasi oleh
kelembapan udara maka diperlukan suatu media pengisap kelembapan yang digunakan biasanya
adalah silicagel yang secara khusus dirancang untuk maksud tersebut di atas. Konstruksi alat
pernapasan transformator dapat dilihat pada gambar 3.13.
24
9. Indikator-Indikator pada Transformator
a. Thermometer
Alat ini berfungsi untuk mengukur tingkat panas dari trafo baik panasnya kumparan primer dan
sekunder juga minyak. Thermometer ini bekerja atas dasar air raksa (mercuri/Hg) yang
tersambung dengan tabung pemuaian dan tersambung dengan jarum indikator derajat panas.
Beberapa thermometer dikombinasikan dengan panas dari resistor khusus yang tersambung
dengan tansformator arus, yang terpasang pada salah satu fasa (fasa tengah) dengan demikian
penunjukan yang diperoleh adalah relatif terhadap kebenaran dari panas yang terjadi. Gambar
konstruksi Thermometer dapat dilihat pada gambar 3.14.
b. Permukaan Minyak
Alat ini berfungsi untuk penunjukan tinggi permukaan minyak yang ada pada konservator. Ada
beberapa jenis penunjukan seperti penunjukan lansung yaitu dengan cara memasang gelas
penduga pada salah satu sisi konservator sehingga akan mudah mengetahui level
minyak. Sedangkan jenis lain jika konservator dirancang sedemikian rupa dengan melengkapi
semacam balon dari bahan elastis dan diisi dengan udara biasa dan dilengkapi dengan alat
pelindung seperti pada sistem pernapasan sehingga pemuaian dan penyusutan minyak udara
yang masuk ke dalam balon dalam kondisi kering dan aman. Gambar konstruksinya dapat dilhat
pada gambar 3.15
25
Gambar 3. 15..Alat ukur penunjukan tinggi permukaan minyak
26
tekanan lebih ini tidak dapat dieliminasi dalam waktu beberapa millidetik, tangki trafo akan
meledak dan terjadi panas lebih pada cairan, konsekuensinya pada dasarnya harus memberikan
suatu peralatan pengaman. Peralatan pengaman harus cepat bekerja mengevakuasi tekanan
tersebut. Gambar konstruksi relai tekanan lebih dapat dilihat pada gambar 3.16.
27
oleh pemicu dari sakelar akibat panasnya api dan menutupnya katup otomatis pada katup pipa
minyak penghubung tanki (konservator) ke dalam trafo (sebelum relai bucholtz) serta adanya gas
pemisah oksigen (gas nitrogen yang bertekanan tinggi) diisikan melalui pipa yang disambung
pada bagian bawah trafo kemudian akan menuju ke ruang yang tidak terisi minyak. Dengan
demikian mencegah terbakarnya minyak di dalam trafo dapat dihindarkan. Gambar konstruksi
alat pemadam kebakaran dapat dilihat pada gambar 3.17.
28
Gambar 3. 18 Skema Peralatan Pengukuran Tidak Langsung
29
Relai maximum torque angle Adalah perbedaan sudut antara arus dengan tegangan pada relai
yang menghasilkan torsi maksimum.
f. Relai Gangguan Tanah
Relai ini berfungsi untuk mengamankan transformator gangguan hubung tanah, di dalam dan di
luar daerah pengaman transformator. Relai arah hubung tanah memerlukan operating signal dan
polarising signal. Operating signal diperoleh dari arus residual melalui rangkaian trafo arus
penghantar (Iop = 3Io) sedangkan polarising signal diperoleh dari tegangan residual. Tegangan
residual dapat diperoleh dari rangkaian sekunder open delta trafo tegangan
Faktor yang paling dominan dalam pemeliharaan peralatan listrik tegangan tinggi adalah pada
sistem isolasi. Isolasi disini meliputi isolasi keras (padat) dan isolasi minyak (cair). Suatu
peralatan akan sangat mahal bila isolasinya sangat bagus, dari demikian isolasi merupakan
bagian yang terpenting dan sangat menentukan umur dari peralatan. Untuk itu kita harus
memperhatikan / memelihara sistem isolasi sebaik mungkin, baik terhadap isolasinya maupun
penyebab kerusakan isolasi.
Dalam pemeliharaan peralatan listrik tegangan tinggi kita membedakan antara pemeriksaan /
monitoring (melihat, mencatat, meraba serta mendengar) dalam keadaan operasi dan memelihara
30
(kalibrasi / pengujian, koreksi / resetting serta memperbaiki / membersihkan ) dalam keadaan
padam.
Pemeriksaan atau monitoring dapat dilaksanakan oleh operator atau petugas patrol setiap hari
dengan sistem check list atau catatan saja. Sedangkan pemeliharaan harus dilaksanakan oleh regu
pemeliharaan.
Transformator tenaga adalah suatu peralatan tenaga listrik yang berfungsi untuk menyalurkan
tenaga/daya listrik dari tegangan tinggi ke tegangan rendah atau sebaliknya.
Dalam operasi penyaluran tenaga listrik transformator dapat dikatakan sebagai antung dari
transmisi dan distribusi. Dalam kondisi ini suatu transformator diharapkan dapat beroperasi
secara maksimal (kalau bisa terus menerus tanpa berhenti). Mengingat kerja keras dari suatu
transformator seperti itu maka cara pemeliharaan juga dituntut sebaik mungkin. Oleh karena itu
transformator harus dipelihara dengan menggunakan sistem dan peralatan yang benar, baik dan
tepat. Untuk itu regu pemeliharaan harus mengetahui bagian-bagian transformator dan bagian-
bagian mana yang perlu diawasi melebihi bagian yang lainnya.
Berdasarkan tegangan operasinya dapat dibedakan menjadi transformator 500/150 kV dan
150/70 kV biasa disebut Interbus Transformator (IBT). Transformator 150/20 kV dan 70/20 kV
disebut juga trafo distribusi. Titik netral transformator ditanahkan sesuai dengan kebutuhan
untuk sistem pengamanan / proteksi, sebagai contoh transformator 150/70 kV ditanahkan secara
langsung di sisi netral 150 kV dan transformator 70/20 kV ditanahkan dengan tahanan rendah
atau tahanan tinggi atau langsung di sisi netral 20 kV nya. Transformator dapat dibagi menurut
fungsi / pemakaian seperti :
Transformator Mesin (Pembangkit )
Transformator Gardu Induk
Transformator Distribusi
31
b. Preventive Maintenance (Time Base Maintenance).
Adalah kegiatan pemeliharaan yang dilaksanakan untuk mencegah terjadinya kerusakan
peralatan secara tibatiba dan untuk mempertahankan unjuk kerja peralatan yang optimum sesuai
umur teknisnya. Kegiatan ini dilaksanakan secara berkala dengan berpedoman kepada :
Instruction Manual dari pabrik, standar-standar yang ada ( IEC, CIGRE, dll ) dan pengalaman
operasi di lapangan. Pemeliharaan ini disebut juga dengan pemeliharaan berdasarkan waktu (
Time Base Maintenance ).
c. Corrective Maintenance.
Adalah pemeliharaan yang dilakukan dengan berencana pada waktu-waktu tertentu ketika
peralatan listrik mengalami kelainan atau unjuk kerja rendah pada saat menjalankan fungsinya
dengan tujuan untuk mengembalikan pada kondisi semula disertai perbaikan dan penyempurnaan
instalasi. Pemeliharaan ini disebut juga Curative Maintenance, yang bisa berupa Trouble
Shooting atau penggantian part/bagian yang rusak atau kurang berfungsi yang dilaksanakan
dengan terencana.
d. Breakdown Maintenance.
Adalah pemeliharaan yang dilakukan setelah terjadi kerusakan mendadak yang waktunya tidak
tertentu dan sifatnya darurat.
32
BAB IV
ANALISA DAN PEMBAHASAN
33
peralatan, meningkatkan keamanan peralatan, mengurangi lama waktu gangguan akibat
terjadinya gangguan.
Menurut jenisnya, maintenance dapat dibedakan menjadi 4 macam, yatu :
1. Predictive maintenance
2. Preventive maintenance
3. Corrective maintenance
4. Breakdown maintenance
Sedangkan yang kita bahas disini adalah tentang preventve maintenance trafo. Berdasarkan
Suplemen SE032, menurut kondisi trafo, preventive maintenance trafo dibagi menjadi 2, yaitu:
1. Online Preventive Maintenance
Online preventive maintenance adalah pemeliharaan transformator saat transformator beroperasi
yang dapat dilakukan secara rutin yaitu setiap hari atau setiap minggu.
2. Offline Preventive Maintenance
Offline maintenance transformator adalah pemeliharaan transformator yang dilakukan ataupun
diharuskan pada saat transformator dalam keadaan offline/mati.
Sedangkan bagian-bagian trafo yang dapat dilakukan pemeliharaan preventif saat transformator
beroperasi yaitu :
1. Tangki transformator, radiator
2. Kipas pendingin
3. Indikator level minyak
34
4. Indikator temperatur minyak dan belitan
5. Bushing (secara visual dengan thermograph)
6. Sistem pernafasan transformator dan silica gel
7. Peralatan pengaman transformator (secara visual)
8. Uji karakteristik minyak trafo.
1. Kipas Pendingin
Kipas pendingin pada transformator perlu diperiksa secara teratur apakah bekerja dengan sesuai.
Untuk pemeriksaan kecepatan putaran dapat dilakukan dengan mengukur arus beban motor
penggerak kipas, apakah masih sesuai dengan arus beban nominalnya.
35
memicu kipas pendingin apabila temperatur minyak dan belitan dirasakan oleh sensor suhu
melebihi batas sensor suhunya.
4. Bushing
Bushing Bushing ini merupakan konduktor yang diselubungi/dilapisi oleh isolator. Pemeliharaan
bushing yang dilakukan saat trafo beroperasi yaitu dengan mengecek apakah terdapat kondisi
abnormal pada bushing. Kondisi abnormal pada bushing berupa keretakan dan juga loose contact
pada terminal-terminalnya. Pemeriksaan terhadap kondisi abnormal bushing dengan
menggunakan thermograph setiap bulanmerupakan peralatan yang memisahkan bagian
konduktor transformator dengan tangki transformator.
36
6. Alat Pengaman Transformator
Pemeliharaan peralatan pengaman ini dilakukan secara visual dengan menggunakan
thermograph.
1. Relay suhu, relay bucholz, relay tekanan minyak, relay diferensial, relay arus lebih.
Pemeliharaan beberapa relay tersebut dilakukan dengan cara memeriksa seal pada tempat masuk
kabel tripping dan memeriksa alarm apakah masih berfungsi dengan baik. Apabila alarm tidak
berfungsi dengan baik maka harus segera diganti dengan yang baru. Periksa juga kebocoran
minyak yang mungkin terdapat pada permukaan relay.
2. Pressure relief device.
Peralatan pengaman ini berfungsi untuk melindungi transformator terhadap hubung singkat yang
terjadi pada transformator yang menyebabkan terjadinya tekanan internal yang berlebihan yang
dapat merusak transformator. Pemeliharaan yang dilakukan untuk menjaga kinerja perlatan ini
yaitu memeriksa apakah terdapat kebocoran minyak pada sela-sela peralatan yang seharusnya
melekat.
3. Sudden pressure relay.
Sudden pressure relay digunakan untuk mendeteksi tekanan berlebih pada transformator pada
saat terjadi kegagalan internal pada transformator. Relay ini akan mendeteksi tekanan lebih yang
timbul akibat adanya busur api. Pemeliharaan peralatan ini berupa pengecekan terhadap alarm
peralatan. Pengetesan alarm perlu dilakukan untuk mengetahui kondisi alarm apakah masih
berfungsi dengan baik atau tidak. Sudden pressure relay akan mengabaikan perubahan tekanan
yang biasa terjadi karena perubahan temperatur, surja pompa minyak, dan lain-lain.
4. Lightning arrester.
Lightning arrester adalah peralatan pengaman yang melindungi transformator dari tegangan
berlebih akibat adanya surja tegangan yang diakibatkan oleh surja petir maupun surja hubung.
Pemeliharaan yang rutin dilakukan terhadap perlatan ini adalah mengecek dan memeriksa
discharge counter, yaitu penghitung surja tegangan yang terjadi. Mencatat bila ada kenaikan
jumlah discharge counter dari jumlah sebelumnya.
37
4.2.2 Offline Preventive Maintanance Generator Transformator
Offline maintenance transformator adalah pemeliharaan transformator yang dilakukan ataupun
diharuskan pada saat transformator dalam keadaan offline/mati. Hal ini dikarenakan, apabila
dilakukan dalam kondisi online dapat membahayakan orang-orang atau pekerja yang berada di
sekitar trafo dan juga dapat
membahayakan trafo itu sendiri (menyebabkan kerusakan). Offline Maintenance Transformator
dilaksanakan dengan 3 tahap, yaitu :
1. Pemeriksaan visual
2. Pengujian karakteristik
3. Pengujian kerja dari alat bantu
4. Pemeriksaan Tahanan Pentanahan
1. Pemeriksaan Visual
Pemeriksaan visual memiliki tujuan sebagai berikut :
a. Pengecekan perlengkapan yang dipasang telah sesuai dengan spesifikasi
b. Pengecekan semua perlengkapan dalam kondisi baik, secara fisik tidak ada kelainan, misalnya
berkarat, pecah ataupun retak/terkelupas.
c. Pengecekan semua peralatan sesuai dimensinya Bagian-bagian trafo yang dilakukan
pemeriksaan visul antara lain :
- Pencatatan Nameplate
- Tangki dan Radiator
- Pengaman Tekanan lebih dan Konservator
- Termometer
- Panel Trafo
- Pondasi
2 Pengujian karakteristik
1. Pengukuran tahan isolasi
Pengukuran tahanan isolasi belitan trafo adalah pengukuran dengan suatu alat ukur insulation
tester (megger) untuk memperoleh hasil (nilai/besaran) tahanan isolasi belitan/kumparan trafo
tenaga antara bagian yang diberi tegangan (fasa) terhadap badan (case) maupun antara belitan
primer dan sekunder.
38
3. Tangent Delta Test
Tangent Delta Test adalah pengujian transformator yang bertujuan untuk mengetahui nilai dari
Faktor daya elektri dan kehilangan daya elektrik. Alat uji yang digunakan untuk mengetahui
kehilangan daya elektri dan faktor daya elektrik adalah multiAmp CB 100 dan Tettex 2858.
• Pada multi amp teganan uji yang digunakan adalah 30 VAC. Hasil uji yang diketahui dari alat
ini adalah Tan δ dan kapasitansi
• Pada alat uji Tettex tegangan uji yang digunakan mencapai 12 kV. Hasil uji yang diketahui
dari alat tersebut adalah Tan δ, kapasitansi, arus bocor dan daya losses
39
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Transformator tenaga adalah suatu peralatan tenaga listrik yang berfungsi untuk
menyalurkan tenaga/daya listrik dari tegangan tinggi ke tegangan rendah atau sebaliknya.
Transformator tenaga ini biasanya digunakan untuk mengubah energi dari pembangkit atau
generator ke saluran transmisi, dari saluran transmisi ke gardu distribusi.
Maintenance peralatan listrik tegangan tinggi adalah kegiatan untuk menjaga dan
mempertahankan suatu peralatan listrik agar tetap bekerja dengan baik dan sesuai dengan
fungsinya sehingga dapat mencegah terjadinya gangguan yang dapat menyebabkan terjadinya
kegagalan peralatan. Tujuan pemeliharaan peralatan listrik tegangan tinggi yaitu : menjamin
kontinuitas penyaluran tenaga listrik, meningkatkan keandalan dan efisiensi peralatan,
memperpanjang umur peralatan, mengurangi resiko terjadinya kerusakan dan kegagalan
peralatan, meningkatkan keamanan peralatan, mengurangi lama waktu gangguan akibat
terjadinya gangguan.
Menurut jenisnya, maintenance dapat dibedakan menjadi 4 macam, yatu :
1. Predictive maintenance
2. Preventive maintenance
3. Corrective maintenance
4. Breakdown maintenance
Berdasarkan Suplemen SE032, menurut kondisi trafo, preventive maintenance trafo
dibagi menjadi 2, yaitu:
1. Online Preventive Maintenance
Online preventive maintenance adalah pemeliharaan transformator saat transformator
beroperasi yang dapat dilakukan secara rutin yaitu setiap hari atau setiap minggu.
2. Offline Preventive Maintenance
Offline maintenance transformator adalah pemeliharaan transformator yang dilakukan
ataupun diharuskan pada saat transformator dalam keadaan offline/mati.
Online preventive maintenance yang dilakukan pada transformator tenaga berupa
pangamatan secara visual yang dapat dilakukan setiap hari atau setiap minggunya dalam keadaan
transformator sedang beroperasi. Dalam pemeliharaan ini, pengamatan visual terhadap keadaan
bagian-bagian transformator dengan menggunakan alat thermograph. Alat ini berupa kamera
infra merah yang dapat mendeteksi suhu di dalam bagian-bagian transformator yang tidak bisa
disentuh karena bagian tersebut bertegangan. Sehingga bila terdapat kenaikan suhu yang
abnormal di dalam bagian-bagian transformator akan dapat terdeteksi dan dapat segera dilakukan
pemeriksaan dan tindakan pencegahan.
Pada pemeliharaan harian/mingguan ini dapat dilakukan secara visual dengan memeriksa
bagian-bagian transformator. Pemeliharaan ini dapat dilakukan dengan cara :
1. Memeriksa alat pernafasan transformator (silica gel), bila sudah berubah warna maka harus
diganti dengan yang baru
2. Memastikan bila level minyak pada indikator minyak sesuai dengan batas yang ditentukan
40
3. Memastikan bila tidak ada kebocoran minyak pada bagian yang melekat dan pada bagian yang
di las yang dilakukan secara visual
4. Memastikan bila ada gangguan abnormal
5. Memastikan bila ada bau yang tidak enak atau abnormal
6. Memastikan bila indikasi dari termometer sesuai dengan petunjuk dari temperatur yang
semestinya dan sesuai dengan nilai pengujian kenaikan temperatur.
Sedangkan bagian-bagian trafo yang dapat dilakukan pemeliharaan preventif saat transformator
beroperasi yaitu :
1. Tangki transformator, radiator
2. Kipas pendingin
3. Indikator level minyak
4. Indikator temperatur minyak dan belitan
5. Bushing (secara visual dengan thermograph)
6. Sistem pernafasan transformator dan silica gel
7. Peralatan pengaman transformator (secara visual)
8. Uji karakteristik minyak trafo.
5.2 Saran
41
DAFTAR PUSTAKA
42