Anda di halaman 1dari 14

Al-Islam Kemuhammadiyahan IV

OLEH:

KELOMPOK VI

AGUS SALIM

BADARIA

ANDI NURUL AZIZAH (105751104716)

D3-PERPAJAKAN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

2017/2018
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI.. ...........................................................................................................i

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ............................................................................................ii


1.2 Rumusan Masalah .......................................................................................iii
1.3 Tujuan Makalah ..........................................................................................iii

BAB II PEMBAHASAN

2.1 HAJI
2.1.1 Definisi Haji .................................................................................................1
2.1.2 Hukum Haji ..................................................................................................2
2.1.3 Keutamaan Haji ...........................................................................................2
2.1.4 Jenis Haji .....................................................................................................3
2.1.5 Syarat Haji ...................................................................................................6
2.1.6 Rukun Haji ...................................................................................................6
2.1.7 Wajib dan Sunnah Haji ................................................................................7
2.2 UMRAH
2.2.1 Definisi Umrah.............................................................................................8
2.2.2 Rukun Umrah ...............................................................................................8
2.2.3 Wajib Umrah ................................................................................................8
2.2.4 Larangan Ihram ............................................................................................9
2.2.5 Tata Cara Umrah ..........................................................................................9

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan .................................................................................................iv

DAFTAR PUSTAKA ...............................................................................................v


BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Orang-orang Arab pada zaman jahiliah telah mengenal ibadah haji ini yang
mereka warisi dari nenek moyang terdahulu dengan melakukan perubahan disana-
sini. Akan tetapi, bentuk umum pelaksanaannya masih tetap ada, seperti thawaf,
wukuf, dan melontar jumrah. Hanya saja pelaksanaannya banyak yang tidak
sesuai lagi dengan syariat yang sebenarnya. Untuk itu, Islam datang dan
memperbaiki segi-segi yang salah dan tetap menjalankan apa-apa yang telah
sesuai dengan petunjuk syara' (syariat), sebagaimana yang diatur dalam al-Qur'an
dan sunnah rasul.

Latar belakang ibadah haji ini juga didasarkan pada ibadah serupa yang
dilaksanakan oleh nabi-nabi dalam agama Islam, terutama nabi Ibrahim (nabinya
agama Tauhid). Ritual thawaf didasarkan pada ibadah serupa yang dilaksanakan
oleh umat-umat sebelum nabi Ibarahim. Ritual sa'i, yakni berlari antara bukit
Shafa dan Marwah (daerah agak tinggi di sekitar Ka'bah yang sudah menjadi satu
kesatuan Masjid Al Haram, Makkah), juga didasarkan untuk mengenang ritual
istri kedua nabi Ibrahim ketika mencari susu untuk anaknya nabi Ismail.
Sementara wukuf di Arafah adalah ritual untuk mengenang tempat bertemunya
nabi Adam dan Siti Hawa di muka bumi, yaitu asal mula dari kelahiran seluruh
umat manusia. Setiap jamaah bebas untuk memilih jenis ibadah haji yang ingin
dilaksanakannya. Rasulullah SAW memberi kebebasan dalam hal itu,
sebagaimana hadis berikut yang artinya: Aisyah RA berkata: Kami berangkat
beribadah bersama Rasulullah SAW dalam tahun hajjatul wada. Diantara kami
ada yang berihram, untuk haji dan umrah dan ada pula yang berihram untuk haji.
Orang yang berihram untuk umrah ber-tahallul ketika telah berada di Baitullah.
Sedang orang yang berihram untuk haji jika ia mengumpulkan haji dan umrah.
Maka ia tidak melakukan tahallul sampai dengan selesai dari nahar.
1.2 Rumusan Masalah
1. Definisi haji dan umrah
2. Hukum dan syarat haji
3. Tata cara umrah
4. Rukun haji dan umrah

1.3 Tujuan Makalah


1. Mengetahui penjelasan mengenai haji dan umrah
2. Mengetahui hukum serta syarat dalam haji
3. Menjelaskan mengenai Rukun haji dan umrah
4. Tata cara dalam pelaksanaan umrah
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Haji
2.1.1 Definisi Haji
Haji adalah rukun (tiang agama) Islam yang kelima setelah, zakat dan
puasa. Menunaikan ibadah haji adalah bentuk ritual tahunan yang dilaksanakan
kaum sedunia yang mampu (material, fisik, dan keilmuan) dengan berkunjung
dan melaksanakan beberapa kegiatan di beberapa tempat di pada suatu waktu
yang dikenal sebagai musim haji (bulan). Hal ini berbeda dengan ibadah yang
bisa dilaksanakan sewaktu-waktu.
Kegiatan inti ibadah haji dimulai pada tanggal 8 dzulhijjah ketika umat
islam bermalam di mina, wukuf (berdiam diri) dipadang arafah pada tanggal 9
dzulhijjah, dan berakhir setelah melempar jumrah (melempar batu simbolisasi
setan) pada tanggal 10 dzulhijjah, masyarakat indonesia biasa menyebut juga hari
raya idul adha sebagai hari raya haji kerena bersamaan dengan perayaan ibadah
haji ini.
Secara lughawi, haji berarti menyengaja atau menuju dan
mengunjungi.Menurut etimologi, kata haji mempunyai arti qashd, yakni tujuan,
maksud, dan menyengaja. Menurut istilah syara', haji ialah menuju ke Baitullah
dan tempat-tempat tertentu untuk melaksanakan amalan-amalan ibadah tertentu
pula. Yang dimaksud dengan temat-tempat tertentu dalam definisi diatas, selain
Ka'bah dan Mas'a(tempat sa'i), juga Arafah, Muzdalifah, dan Mina. Yang
dimaksud dengan waktu tertentu ialah bulan-bulan haji yang dimulai dari Syawal
sampai sepuluh hari pertama bulan Dzulhijjah. Adapun amal ibadah tertentu ialah
thawaf, sa'i, wukuf, mazbit di Muzdalifah, melontar jumrah, mabit di Mina, dan
lain-lain.
2.1.2 Hukum Haji
Haji hukumnya fardu bagi lelaki dan wanita sekali seumur hidup.
Dalil dari Alquran :
‫وهلل على الناس حج البيت من استطاع إليه سبيال ومن كفر فإن هللا غني عن العالمين‬
Artinya: "Mengerjakan haji adalah kewajiban manusia terhadap Allah, yaitu
(bagi) orang yang sanggup melakukan perjalanan ke Baitullah. Barangsiapa
mengingkari (kewajiban haji), maka sesungguhnya Allah Maha Kaya (tidak
memerlukan sesuatu) dari semesta alam."
Allah SWT mewajibkan haji bagi kaum muslimin pada tahun ke sembilan
Hijrah. Nabi saw. melakukan haji hanya sekali, yaitu haji wada.

Dalil dari hadis:


Rasulullah saw. bersabda, "Islam didirikan di atas lima dasar."
Dalam hadis lain, Rasulullah saw. bersabda, “Tidak ada balasan haji
mabrur kecuali surga."
Seterusnya Rasulullah saw. bersabda, "Barangsiapa melaksanakan haji
tanpa melakukan kejahatan seksual dan tidak melakukan tindakan kefasikan,
maka ia kembali seperti saat dilahirkan oleh ibunya."
sabda Rasulullah saw., "Wahai manusia! Sesungguhnya telah difardukan
kepadamu haji, oleh sebab itu berhajilah." Kemudian seorang lelaki berdiri dan
bertanya, "Wahai Rasulullah! Apakah setiap tahun‫ "؟‬Rasulullah saw. diam
sampai pertanyaan tersebut diulang tiga kali. Kemudian beliau bersabda, "Kalau
aku jawab (Ya) maka akan wajib dan kamu sekalian tidak akan mampu
melaksanakannya."
Umat Islam sepakat bahwa haji adalah “rukun Islam yang ke
lima”, hukumnya adalah fardu.Menurut mayoritas ulama, fardunya tidak bersifat
segera, tetapi dapat ditunda dari awal waktu mampu melaksanakannya.

2.1.3 Keutamaan Haji


1. Ibadah Haji merupakan salah satu perintah Allah yang harus dikerjakan,
bagi yang mampu.
2. Ibadah Haji merupakan Jihad fi Sabilillah.
3. Ibadah Haji dapat menghapuskan dosa, bagi yang menjalankannya sesuai
dengan perintah Allah SWT.
4. Haji dan Umroh merupakan kifarat/penebus dosa.Ada dosa yang yang hanya
dapat ditebus dengan wukuf di Arafah saat Ibadah Haji.
5. Surga adalah balasan bagi Haji yang mabrur.
6. Biaya yang dikeluarkan untuk Ibadah Haji merupakan infaq fi sabilillah

2.1.4 Jenis Haji

1. Haji ifrad, berarti menyendiri. Pelaksanaan ibadah haji disebut ifrad bila
sesorang bermaksud menyendirikan, baik menyendirikan haji maupun
menyendirikan umrah. Dalam hal ini, yang didahulukan adalah ibadah haji.
Artinya, ketika mengenakan pakaian ihram di miqat-nya, orang tersebut
berniat melaksanakan ibadah haji dahulu. Apabila ibadah haji sudah selesai,
maka orang tersebut mengenakan ihram kembali untuk melaksanakan
umrah.
2. Haji tamattu', mempunyai arti bersenang-senang atau bersantai-santai
dengan melakukan umrah terlebih dahulu di bulan-bulah haji, lain
bertahallul. Kemudian mengenakan pakaian ihram lagi untuk melaksanakan
ibadah haji, pada tahun yang sama. Tamattu' dapat juga berarti
melaksanakan ibadah di dalam bulan-bulan serta di dalam tahun yang sama,
tanpa terlebih dahulu pulang ke negeri asal.
3. Haji qiran, mengandung arti menggabungkan, menyatukan atau
menyekaliguskan. Yang dimaksud disini adalah menyatukan atau
menyekaliguskan berihram untuk melaksanakan ibadah haji dan umrah. Haji
qiran dilakukan dengan tetap berpakaian ihram sejak miqat makani dan
melaksanakan semua rukun dan wajib haji sampai selesai, meskipun
mungkin akan memakan waktu lama. Menurut Abu Hanifah, melaksanakan
haji qiran, berarti melakukan dua tawaf dan dua sa'i.
2.1.5 Syarat Haji

Syarat Wajib haji adalah :

1. Beragama islam
2. Baligh (dewasa)
3. Berakal (aqil)
4. merdeka (bukan budak)
5. Mampu (istita’ah)

Syarat-syarat haji menurut Mazhab Hanafi

1. Islam, haji tidak wajib bagi orang kafir, hajinya tidak sah
2. Akal, tidak wajib bagi orang gila dan hajinya tidak sah
3. Baliq, tidak wajib bagi bayi tetapi bila sudah mumayyiz (bisa membedakan
antara yang baik dan yang buruk) hajinya diterima. Namun demikian setelah
dewasa yang bersangkutan belum bebas dari fardu haji.
4. Merdeka, tidak wajib haji bagi budak.
5. Sehat jasmani.
6. Memiliki bekal dan sarana perjalanan.
7. Perjalanan aman.

Tambahan bagi wanita:

1. Harus didampingi suami atau mahramnya.


2. Tidak dalam keadaan iddah, baik karena cerai maupun kematian suami

2.1.6 Rukun Haji

Rukun Haji adalah kegiatan yang harus dilakukan dalam Ibadah Haji.Jika
tidak dikerjakan maka Hajinya tidak syah.

Rukun Haji Arti

Ihram Pernyataan mulai mengerjakan ibadah haji atau umroh


dengan memakai pakaian ihram disertai niat haji atau
umroh di miqat

Wukuf di Arafah Berdiam diri dan berdoa di Arafah pada tanggal 9


Zulhijah
Tawaf Ifadah Mengelilingi Ka'bah sebanyak 7 kali, dilakukan
setelah melontar jumroh Aqabah pada tgl 10 Zulhijah

Sa'i Berjalan atau berlari-lari kecil antara bukit Shafa dan


Marwah sebanyak 7 kali, dilakukan setelah Tawaf
Ifadah

Tahallul Bercukur atau menggunting rambut setelah


melaksanakan Sa'i

Tertib Mengerjakan kegiatan sesuai dengan urutan dan tidak


ada yang tertinggal

2.1.7 Wajib dan Sunnah Haji

Wajib adalah semua pekerjaan yang harus dilakukan, bila ditinggalkan,


maka harus membayar dam.

Wajib Haji 7, yaitu:

1. Ihram dari mikat


2. Wukuf di Arafah
3. Bermalam di Mazdalifah
4. Bermalam di Mina
5. Mencukur atau memotong rambut, mencukur lebih afdal
6. Melempar jumrah
7. Tawaf wada'

Sunah menurut mazhab Syafi'i adalah semua pekerjaan yang diperintahkan


Allah tetapi tidak bersifat jazim (tegas), diberi pahala orang yang
melaksanakannya, tidak disiksa orang yang meninggalkannya. Sunah, mandub,
mustahab dan tathawwu' adalah kata-kata sinonim yang memiliki satu arti.

Sunah Haji:

1. Mandi ketika hendak ihram


2. Membaca talbiah
3. Tawaf qudum buat pelaku haji ifrad atau qiran
4. Bermalam di Mina pada malam Arafah
5. Lari kecil dan membuka bahu kanan ketika tawaf qudum
2.2 UMRAH
2.2.1 Definisi Umrah

Umrah adalah salah satu kegiatan Ibadah dalam agama Islam. Hampir mirip
dengan ibadah haji, ibadah ini dilaksanakan dengan cara melakukan beberapa
ritual ibadah di kota suci Mekkah, khususnya di Mesjid Al Haram. Perbedaan
umrah dengan haji adalah waktunya. Umrah bisa dilaksanakan sewaktu-waktu
(setiap hari, setiap bulan, setiap tahun), sedang haji hanya dapat dilaksanakan pada
beberapa waktu antara tanggal 8 Dzulhijjah hingga 12 Dzulhijjah. Sebagai ritual
yang tidak wajib (banyak ahli hukum Islam menyebutnya sebagai sunnah) bila
dilaksanakan mendapatkan balasan dari Tuhan.

2.2.2 Rukun Umrah

Adapun rukun umrah lebih sedikit daripada haji, yaitu :

1. Ihram disertai niat


2. Tawaf atau mengelilingi ka’bah
3. Sa’i lari-lari kecil antara sofa dan marwa
4. Mencukur atau memotong rambut minimal 3 helai

2.2.3 Wajib Umrah

Adapun wajib umrah yaitu :

1. Ihram dari miqat yang terbagi menjadi 2, yaitu


a. Miqat zamani (batas waktu) yaitu dapat dilakukan sewaktu-waktu
b. Miqat makani (batas mulai ihram) seperti halnya haji
2. Menjaga diri dari larangan-larangan ihram yang jumlahnya sama dengan
larangan haji.
2.2.4 Larangan Ihram

1. Tidak boleh memotong dan mencabut rambut, memotong kuku,


menggaruk sampai kulit terkelupas atau mengeluarkan darah

2. Tidak boleh menggunakan parfum, termasuk parfum yang ada pada sabun

3. Tidak boleh bertengkar

4. Tidak boleh bermesraan

5. Tidak boleh berhubungan suami isteri

6. Tidak boleh berkata yang tidak baik, berkata porno

7. Tidak boleh menikah atau menikahkan

8. Tidak boleh berburu atau membantu berburu

9. Tidak boleh membunuh binatang (kecuali mengancam jiwa), memotong


atau mencabut tumbuhan dan segala hal yang mengganggu kehidupan
mahluk.

10. Tidak boleh ber make-up

11. Pria tidak boleh : memakai penutup kepala, memakai pakaian berjahit dan
tidak boleh memakai alas kaki yang menutup mata kaki

12. Wanita tidak boleh : menutup wajah dan memakai sarung tangan sehingga
menutup telapak tangan

2.2.5 Tata Cara Umrah


1. Disunnahkan mandi besar (janabah) sebelum ihram untuk umrah.
2. Memakai pakaian Ihram. Untuk lelaki 2 kain yang dijadikan sarung dan
selendang, sedangkan untuk wanita memakai pakaian apa saja yang
menutup aurat tanpa ada hiasannya dan tidak memakai cadar atau sarung
tangan.
3. Niat umrah dalam hati dan mengucapkan Labbaika 'umrotan atau
Labbaikallahumma bi'umrotin. Kemudian bertalbiyah dengan dikeraskan
suaranya bagi laki-laki dan cukup dengan suara yang didengar orang yang
ada di sampingnya bagi wanita, yaitu mengucapkan Labbaikallahumma
labbaik labbaika laa syarika laka labbaik. Innal hamda wan ni'mata laka
wal mulk laa syarika laka.
4. Jika sudah sampai kota Makkah, disunnahkan mandi terlebih dahulu
sebelum memasukinya.
5. Sesampai di Ka’bah, talbiyah berhenti sebelum thawaf. Kemudian menuju
Hajar aswad sambil menyentuhnya dengan tangan kanan dan menciumnya
jika mampu dan mengucapkan Bismillahi wallahu akbar. Jika tidak bisa
menyentuh dan menciumya, maka cukup memberi isyarat dan berkata
Allahu akbar.
6. Thawaf sebanyak 7 kali putaran. 3 putaran pertama jalan cepat dan sisanya
jalan biasa. Thowaf diawali dan diakhiri di hajar aswad dan ka'bah dijadikan
berada di sebelah kiri.
7. Shalat 2 raka'at di belakang maqam Ibrahim jika bisa atau di tempat lainnya
di masjidil haram dengan membaca Surah Al-Kafirun pada raka'at pertama dan
Al-Ikhlas pada raka'at kedua.
8. Sa'i dengan naik ke bukit Shofa dan menghadap kiblat sambil mengangkat
kedua tangan dan mengucapkan Innash shofa wal marwata min sya'aairillah.
Abda'u bima bada'allahu bihi (Aku memulai dengan apa yang Allah
memulainya). Kemudian bertakbir 3 kali tanpa memberi isyarat dan
mengucapkan Laa ilaha illallahu wahdahu laa syarika lahu. Lahul mulku wa
lahul hamdu wahuwa 'alaa kulli syai'in qodiir. Laa ilaha illallahu wahdahu
anjaza wa'dahu wa shodaqo 'abdahu wa hazamal ahzaaba wahdahu 3x.
Kemudian berdoa sekehendaknya.
9. Amalan pada poin 8 diulangi setiap putaran di sisi bukit Shofa dan Marwah
disertai dengan doa.
10. Sa’I dilakukan sebanyak 7 kali dengan hitungan berangkat satu kali dan
kembalinya dihitung satu kali, diawali di bukit Shofa dan diakhiri di bukit
Marwah.
11. Mencukur seluruh rambut kepala bagi lelaki dan memotongnya sebatas
ujung jari bagi wanita.
12. Dengan demikian selesai sudah amalan umrah
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Haji adalah rukun (tiang agama) Islam yang kelima setelah, zakat dan
puasa. Menunaikan ibadah haji adalah bentuk ritual tahunan yang dilaksanakan
kaum sedunia yang mampu (material, fisik, dan keilmuan) dengan berkunjung
dan melaksanakan beberapa kegiatan di beberapa tempat di pada suatu waktu
yang dikenal sebagai musim haji (bulan). Hal ini berbeda dengan ibadah yang
bisa dilaksanakan sewaktu-waktu.

Umrah adalah salah satu kegiatan Ibadah dalam agama Islam. Hampir mirip
dengan ibadah haji, ibadah ini dilaksanakan dengan cara melakukan beberapa
ritual ibadah di kota suci Mekkah, khususnya di Mesjid Al Haram. Perbedaan
umrah dengan haji adalah waktunya. Umrah bisa dilaksanakan sewaktu-waktu
(setiap hari, setiap bulan, setiap tahun), sedang haji hanya dapat dilaksanakan pada
beberapa waktu antara tanggal 8 Dzulhijjah hingga 12 Dzulhijjah. Sebagai ritual
yang tidak wajib (banyak ahli hukum Islam menyebutnya sebagai sunnah) bila
dilaksanakan mendapatkan balasan dari Tuhan.
DAFTAR PUSTAKA

Rasyid, Sulaiman, Fiqh Islam, Sinar Baru Algensindo


Ishomuddin. Intergrasi Budi Pekerti Dalam Pendidikan Agama Islam.
Tiga Serangkai.

Masyhuri Aziz, Fiqh Haji Menurut Madzhab Hanafi, Maliki, Syafi’I, Hambali,
Surabaya-PT. Bungkul Indah. 1994

Anda mungkin juga menyukai