OLEH:
KELOMPOK VI
AGUS SALIM
BADARIA
D3-PERPAJAKAN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
2017/2018
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
2.1 HAJI
2.1.1 Definisi Haji .................................................................................................1
2.1.2 Hukum Haji ..................................................................................................2
2.1.3 Keutamaan Haji ...........................................................................................2
2.1.4 Jenis Haji .....................................................................................................3
2.1.5 Syarat Haji ...................................................................................................6
2.1.6 Rukun Haji ...................................................................................................6
2.1.7 Wajib dan Sunnah Haji ................................................................................7
2.2 UMRAH
2.2.1 Definisi Umrah.............................................................................................8
2.2.2 Rukun Umrah ...............................................................................................8
2.2.3 Wajib Umrah ................................................................................................8
2.2.4 Larangan Ihram ............................................................................................9
2.2.5 Tata Cara Umrah ..........................................................................................9
PENDAHULUAN
Orang-orang Arab pada zaman jahiliah telah mengenal ibadah haji ini yang
mereka warisi dari nenek moyang terdahulu dengan melakukan perubahan disana-
sini. Akan tetapi, bentuk umum pelaksanaannya masih tetap ada, seperti thawaf,
wukuf, dan melontar jumrah. Hanya saja pelaksanaannya banyak yang tidak
sesuai lagi dengan syariat yang sebenarnya. Untuk itu, Islam datang dan
memperbaiki segi-segi yang salah dan tetap menjalankan apa-apa yang telah
sesuai dengan petunjuk syara' (syariat), sebagaimana yang diatur dalam al-Qur'an
dan sunnah rasul.
Latar belakang ibadah haji ini juga didasarkan pada ibadah serupa yang
dilaksanakan oleh nabi-nabi dalam agama Islam, terutama nabi Ibrahim (nabinya
agama Tauhid). Ritual thawaf didasarkan pada ibadah serupa yang dilaksanakan
oleh umat-umat sebelum nabi Ibarahim. Ritual sa'i, yakni berlari antara bukit
Shafa dan Marwah (daerah agak tinggi di sekitar Ka'bah yang sudah menjadi satu
kesatuan Masjid Al Haram, Makkah), juga didasarkan untuk mengenang ritual
istri kedua nabi Ibrahim ketika mencari susu untuk anaknya nabi Ismail.
Sementara wukuf di Arafah adalah ritual untuk mengenang tempat bertemunya
nabi Adam dan Siti Hawa di muka bumi, yaitu asal mula dari kelahiran seluruh
umat manusia. Setiap jamaah bebas untuk memilih jenis ibadah haji yang ingin
dilaksanakannya. Rasulullah SAW memberi kebebasan dalam hal itu,
sebagaimana hadis berikut yang artinya: Aisyah RA berkata: Kami berangkat
beribadah bersama Rasulullah SAW dalam tahun hajjatul wada. Diantara kami
ada yang berihram, untuk haji dan umrah dan ada pula yang berihram untuk haji.
Orang yang berihram untuk umrah ber-tahallul ketika telah berada di Baitullah.
Sedang orang yang berihram untuk haji jika ia mengumpulkan haji dan umrah.
Maka ia tidak melakukan tahallul sampai dengan selesai dari nahar.
1.2 Rumusan Masalah
1. Definisi haji dan umrah
2. Hukum dan syarat haji
3. Tata cara umrah
4. Rukun haji dan umrah
2.1 Haji
2.1.1 Definisi Haji
Haji adalah rukun (tiang agama) Islam yang kelima setelah, zakat dan
puasa. Menunaikan ibadah haji adalah bentuk ritual tahunan yang dilaksanakan
kaum sedunia yang mampu (material, fisik, dan keilmuan) dengan berkunjung
dan melaksanakan beberapa kegiatan di beberapa tempat di pada suatu waktu
yang dikenal sebagai musim haji (bulan). Hal ini berbeda dengan ibadah yang
bisa dilaksanakan sewaktu-waktu.
Kegiatan inti ibadah haji dimulai pada tanggal 8 dzulhijjah ketika umat
islam bermalam di mina, wukuf (berdiam diri) dipadang arafah pada tanggal 9
dzulhijjah, dan berakhir setelah melempar jumrah (melempar batu simbolisasi
setan) pada tanggal 10 dzulhijjah, masyarakat indonesia biasa menyebut juga hari
raya idul adha sebagai hari raya haji kerena bersamaan dengan perayaan ibadah
haji ini.
Secara lughawi, haji berarti menyengaja atau menuju dan
mengunjungi.Menurut etimologi, kata haji mempunyai arti qashd, yakni tujuan,
maksud, dan menyengaja. Menurut istilah syara', haji ialah menuju ke Baitullah
dan tempat-tempat tertentu untuk melaksanakan amalan-amalan ibadah tertentu
pula. Yang dimaksud dengan temat-tempat tertentu dalam definisi diatas, selain
Ka'bah dan Mas'a(tempat sa'i), juga Arafah, Muzdalifah, dan Mina. Yang
dimaksud dengan waktu tertentu ialah bulan-bulan haji yang dimulai dari Syawal
sampai sepuluh hari pertama bulan Dzulhijjah. Adapun amal ibadah tertentu ialah
thawaf, sa'i, wukuf, mazbit di Muzdalifah, melontar jumrah, mabit di Mina, dan
lain-lain.
2.1.2 Hukum Haji
Haji hukumnya fardu bagi lelaki dan wanita sekali seumur hidup.
Dalil dari Alquran :
وهلل على الناس حج البيت من استطاع إليه سبيال ومن كفر فإن هللا غني عن العالمين
Artinya: "Mengerjakan haji adalah kewajiban manusia terhadap Allah, yaitu
(bagi) orang yang sanggup melakukan perjalanan ke Baitullah. Barangsiapa
mengingkari (kewajiban haji), maka sesungguhnya Allah Maha Kaya (tidak
memerlukan sesuatu) dari semesta alam."
Allah SWT mewajibkan haji bagi kaum muslimin pada tahun ke sembilan
Hijrah. Nabi saw. melakukan haji hanya sekali, yaitu haji wada.
1. Haji ifrad, berarti menyendiri. Pelaksanaan ibadah haji disebut ifrad bila
sesorang bermaksud menyendirikan, baik menyendirikan haji maupun
menyendirikan umrah. Dalam hal ini, yang didahulukan adalah ibadah haji.
Artinya, ketika mengenakan pakaian ihram di miqat-nya, orang tersebut
berniat melaksanakan ibadah haji dahulu. Apabila ibadah haji sudah selesai,
maka orang tersebut mengenakan ihram kembali untuk melaksanakan
umrah.
2. Haji tamattu', mempunyai arti bersenang-senang atau bersantai-santai
dengan melakukan umrah terlebih dahulu di bulan-bulah haji, lain
bertahallul. Kemudian mengenakan pakaian ihram lagi untuk melaksanakan
ibadah haji, pada tahun yang sama. Tamattu' dapat juga berarti
melaksanakan ibadah di dalam bulan-bulan serta di dalam tahun yang sama,
tanpa terlebih dahulu pulang ke negeri asal.
3. Haji qiran, mengandung arti menggabungkan, menyatukan atau
menyekaliguskan. Yang dimaksud disini adalah menyatukan atau
menyekaliguskan berihram untuk melaksanakan ibadah haji dan umrah. Haji
qiran dilakukan dengan tetap berpakaian ihram sejak miqat makani dan
melaksanakan semua rukun dan wajib haji sampai selesai, meskipun
mungkin akan memakan waktu lama. Menurut Abu Hanifah, melaksanakan
haji qiran, berarti melakukan dua tawaf dan dua sa'i.
2.1.5 Syarat Haji
1. Beragama islam
2. Baligh (dewasa)
3. Berakal (aqil)
4. merdeka (bukan budak)
5. Mampu (istita’ah)
1. Islam, haji tidak wajib bagi orang kafir, hajinya tidak sah
2. Akal, tidak wajib bagi orang gila dan hajinya tidak sah
3. Baliq, tidak wajib bagi bayi tetapi bila sudah mumayyiz (bisa membedakan
antara yang baik dan yang buruk) hajinya diterima. Namun demikian setelah
dewasa yang bersangkutan belum bebas dari fardu haji.
4. Merdeka, tidak wajib haji bagi budak.
5. Sehat jasmani.
6. Memiliki bekal dan sarana perjalanan.
7. Perjalanan aman.
Rukun Haji adalah kegiatan yang harus dilakukan dalam Ibadah Haji.Jika
tidak dikerjakan maka Hajinya tidak syah.
Sunah Haji:
Umrah adalah salah satu kegiatan Ibadah dalam agama Islam. Hampir mirip
dengan ibadah haji, ibadah ini dilaksanakan dengan cara melakukan beberapa
ritual ibadah di kota suci Mekkah, khususnya di Mesjid Al Haram. Perbedaan
umrah dengan haji adalah waktunya. Umrah bisa dilaksanakan sewaktu-waktu
(setiap hari, setiap bulan, setiap tahun), sedang haji hanya dapat dilaksanakan pada
beberapa waktu antara tanggal 8 Dzulhijjah hingga 12 Dzulhijjah. Sebagai ritual
yang tidak wajib (banyak ahli hukum Islam menyebutnya sebagai sunnah) bila
dilaksanakan mendapatkan balasan dari Tuhan.
2. Tidak boleh menggunakan parfum, termasuk parfum yang ada pada sabun
11. Pria tidak boleh : memakai penutup kepala, memakai pakaian berjahit dan
tidak boleh memakai alas kaki yang menutup mata kaki
12. Wanita tidak boleh : menutup wajah dan memakai sarung tangan sehingga
menutup telapak tangan
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Haji adalah rukun (tiang agama) Islam yang kelima setelah, zakat dan
puasa. Menunaikan ibadah haji adalah bentuk ritual tahunan yang dilaksanakan
kaum sedunia yang mampu (material, fisik, dan keilmuan) dengan berkunjung
dan melaksanakan beberapa kegiatan di beberapa tempat di pada suatu waktu
yang dikenal sebagai musim haji (bulan). Hal ini berbeda dengan ibadah yang
bisa dilaksanakan sewaktu-waktu.
Umrah adalah salah satu kegiatan Ibadah dalam agama Islam. Hampir mirip
dengan ibadah haji, ibadah ini dilaksanakan dengan cara melakukan beberapa
ritual ibadah di kota suci Mekkah, khususnya di Mesjid Al Haram. Perbedaan
umrah dengan haji adalah waktunya. Umrah bisa dilaksanakan sewaktu-waktu
(setiap hari, setiap bulan, setiap tahun), sedang haji hanya dapat dilaksanakan pada
beberapa waktu antara tanggal 8 Dzulhijjah hingga 12 Dzulhijjah. Sebagai ritual
yang tidak wajib (banyak ahli hukum Islam menyebutnya sebagai sunnah) bila
dilaksanakan mendapatkan balasan dari Tuhan.
DAFTAR PUSTAKA
Masyhuri Aziz, Fiqh Haji Menurut Madzhab Hanafi, Maliki, Syafi’I, Hambali,
Surabaya-PT. Bungkul Indah. 1994