Disusun oleh :
Ayu Diah Fitrianti
Bagus Sukma Prashandita
Desi Alvionita Vivit
M. Ja’far Fandila
I. Tujuan umum
Setelah dilakukan penyuluhan diharapkan peserta mampu mengetahui tentang
fraktur dan cara mobilisasi pada fraktur sehingga bisa diterapkan dalam kehidupan
sehari-hari.
II. Tujuan khusus
Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan selama 1 x 30 menit, peserta
diharapkan mampu :
a. Menjelaskan pengertian tentang fraktur
b. Menjelaskan tentang tanda dan gejala pada fraktur
c. Menjelaskan tentang penyebab dari fraktur
d. Menjelaskan pengertian mobilisasi pada fraktur
e. Menjelaskan tentang tujuan dari mobilisasi
f. Menjelaskan tentang cara melakukan mobilisasi
III. MATERI
a. Pengertian fraktur
b. Tanda dan gejala fraktur
c. Penyebab fraktur
d. Tujuan mobilisasi pada fraktur
e. Cara melakukan mobilisasi pada fraktur
IV. METODE
Ceramah
Diskusi
Tanya jawab
Praktek
V. MEDIA
Leaflet, Flipchart
VI. PENGORGANISASAIAN
Pembicara : M. Ja’far Fandila
Fasilitator : Bagus Sukma P
Moderator : Desi Alvionita V
Observer : Ayu Diah Fitrianti
VII. TABEL KEGIATAN
Tahapan Petugas
No Kegiatan penyuluhan Kegiatan peserta
waktu Pelaksana
1 Pembukaan 1. Mengucapkan salam Menjawab salam Mahasiswa
(5 menit) 2. Memperkenalkan Mendengarkan STIKES
diri Pemkab
3. Kontrak waktu Menyetujui Jombang
4. Menjelaskan tujuan Mendengarkan dan
penyuluhan memperhatikan
5. Menggali Menjawab
pengetahuan peserta
tentang penyakit
CVA
(cerebrovasculer
accident/stroke)
2 Kegiatan 1. Menjelaskan Mendengarkan,
Inti pengertian penyakit memperhatikan, dan
( 20 menit ) CVA bertanya
(cerebrovasculer
accident/stroke)
2. Menjelaskan faktor
risiko menderita
CVA
(cerebrovasculer
accident/stroke)
3. Menjelaskan tanda
dan gejala penyakit
CVA
(cerebrovasculer
accident/stroke)
4. Menjelaskan
pengertian oral
hygiene
5. Menjelaskan cara
melakukan oral
hygiene
6. Memberikan Bertanya
kesempatan untuk Mendengarkan dan
bertanya memperhatikan
3 Penutup 1. Menyimpulkan hasil Mendengarkan
(5 menit) penyuluhan.
2. Mengucapkan Mendengarkan
terima kasih atas
peran serta peserta
dalam penyuluhan
3. Salam penutup Menjawab salam
A. Pengertian Fraktur
Fraktur adalah terputusnya kontinuitas jaringan tulang. Fraktur biasa terjadi
karena trauma langsung eksternal, tetapi dapat juga terjadi karena deformitas tulang
misalnya fraktur patologis karena osteoporosis, penyakit paget dan osteogenesis
imperfekta). (Perry & Potter, 2005)
Fraktur adalah setiap retak atau patah pada tulang yang utuh. Meskipun
tulang dapat patah secara spontan seperti dalam osteomalacia dan osteomyelitis,
tetapi kebanyakan fraktur diebabkan oleh trauma dimana terdapat tekanan yang
berlebihan pada tulang. (Reeves, 2001)
Fraktur adalah hilangnya kontinuitas tulang, tulang rawan, baik yang
bersifat total maupun sebagian. Fraktur dikenal dengn istilah patah tulang. Biasanya
disebabkan oleh trauma atau tenaga fisik. Kekuatan, sudut, tenaga, keadaan tulang,
dan jaringan lunak di sekitar tulng akan menentukan apkah fraktur yang terjadi
tersebut lengkap atau tidak lengkap. Fraktur lengkap terjadi apabila seluruh tulang
patah, sedangkan fraktur tidak lengkap tidak melibatkan seluruh ketebalan tulang
(Muttaqin, 2008).
B. Jenis Fraktur
a. Menurut jumlah garis fraktur :
Simple fraktur (terdapat satu garis fraktur)
Multiple fraktur (terdapat lebih dari satu garis fraktur)
Comminutive fraktur (banyak garis fraktur/fragmen kecil yang lepas)
b. Menurut luas garis fraktur :
Fraktur inkomplit (tulang tidak terpotong secara langsung)
Fraktur komplit (tulang terpotong secara total)
Hair line fraktur (garis fraktur hampir tidak tampak sehingga tidak ada
perubahan bentuk tulang)
c. Menurut bentuk fragmen :
Fraktur transversal (bentuk fragmen melintang)
Fraktur obligue (bentuk fragmen miring)
Fraktur spiral (bentuk fragmen melingkar)
d. Menurut hubungan antara fragmen dengan dunia luar :
Fraktur terbuka (fragmen tulang menembus kulit), terbagi 3 :
o Pecahan tulang menembus kulit, kerusakan jaringan sedikit, kontaminasi
ringan, luka <1 cm.
o Kerusakan jaringan sedang, resiko infeksi lebih besar, luka >1 cm.
o Luka besar sampai ± 8 cm, kehancuran otot, kerusakan neurovaskuler,
kontaminasi besar.
Fraktur tertutup (fragmen tulang tidak berhubungan dengan dunia luar).
C. Gejala Fraktur
Gejala fraktur yang paling umum adalah rasa sakit, pembengkakan, dan
kelainan bentuk. Rasa sakit akan bertambah berat dengan gerakan dan penekanan di
atas fraktur dan mungkin terkait juga dengan hilang fungsinya. Pembengkakan
fraktur mungkin merupakan tanda awal dari kasus ini, saat pembekakan meningkat
rasa sakit akan meningkat pula. Tanda spesifik yang paling banyak pada kasus
fraktur adalah terjadinya kelainan bentuk (depormitas), sebagai gejala-gejala lain
yang mungkin muncul dengan sprain atau strain. Gejala lain yang mungkin muncul
adalah perubahan warna dan krepitasi. Tentu saja, jika terdapat luka terbuka, maka
terdapat pula pendarahan dan hemorhage. (Reeves, 2001)
Tanda-tanda klasik fraktur:
1. Nyeri
2. Deformitas
3. Krepitasi
4. Bengkak
5. Peningkatan temperatur lokal
6. Pergerakan abnormal
7. Echymosis
8. Kehilangan fungsi
9. Kemungkinan lain
D. Penyebab
Trauma musculoskeletal dapat disebabkan oleh (Mustaqqin, 2008) :
a. Trauma langsung.
Trauma langsung menyebabkan tekanan langsung pada tulang hal
tersebut dapat mengakibatkan terjadinya fraktur pada daerah tekanan. Fraktur
yang terjadi bisanya bersifat kominutif dan jaringan lunak ikut mengikuti
kerusakan.
F. Penatalaksanaan
Manajemen terapeutik dari fraktur diarahkan pada pelurusan kembali fragmen
tulang, immobilisasi untuk mempertahankan pelurusan kembali dengan benar dan
perbaikan fungsi. (Reeves, 2001)
a. Pembidaian
Bagian yang sakit harus di immobilissi dengan menggunakan bidai pada
tempat yang luka sebelum memindahkan pasien. Pembidaian mencegah luka dan
nyeri yang lebih jauh dan mengurangi kemungkinan adanya komplikasi seperti
sindrom emboli lemak
b. Gips
Pemberian gips merupakan perawatan utama setelah reduksi tertutup
dalam perbaikan fraktur dan dapat dilakukan bersamaan dengan perawatan
lainnya. Tujuannya mencegah bergeraknya tulang dan jaringan sampai bagian ini
sembuh. Gips pada kaki atau tungkai, jari kaki biasanya dibiarkan terbuka untuk
mencegah pembengkakan (edema). (Ester, 2005)
c. Traksi
Traksi adalah upaya mengunakan kekuatan tarikan untuk meluruskan dan
immobilisasi fragmen tulang mengendorkan spasmus otot dan memperbaiki
kontraktur fleksi, kelainan bentuk dan dislokasi. Traksi akan efektif jika
menggunakan beban, katrol dan perimbangan untuk memproleh kekuatan yang
cukup dalam menghalangi pakaian kerja tertarik dari otot pasien.
d. Open Reduction Internal Fixation (ORIP)
ORIP adalah fiksasi internal dengan pembedahan terbuka akan
mengimmobilisasi fraktur dengan melakukan pembedahan untuk memasukan
paku, skrup atau pin ke dalam tempat fraktur untuk memfiksasi bagian tulang
yang fraktur secara bersamaan.
Oleh:
Mahasiswa Pendidikan Profesi NERS
STIKES Pemkab Jombang
Menyetujui,