Anda di halaman 1dari 6

RUANG MANFAAT DAN BENCANA GEOLOGI

Di dalam ruangan ini terdapat dilantai 2 sayap sebelah barat, di dalam ruangan ini disajikan
Informasi tentang pemanfaatan sumber daya geologi dari zaman ke zaman yang dimulai dari zaman
pra sejarah, zaman sejarah dan zaman modern, serta informasi tentang bencana geologi yang
berupa Gempabumi, Gunungapi, Tanah Longsor dan Tsunami.

Pada bagian bencana geologi, terdapat alat peraga gempa bumi yang dapat menampung beban
maksimal sebesar 200kg atau setara dengan berat 3 orang dewasa. Tetapi pada saat kami
mengunjungi ruang peragaan, alat tersebut tidak dapat dicoba. Alat peraga gempa bumi berfungsi
sebagai simulasi gempa.

Pada bagian dinding terdapat penjelasan tentang proses terjadinya gempa bumi, disusul terjadinya
tsunami apabila titik gempanya berada di laut, tanah longsor, terjadinya pelebaran tanah, akibat
pergerakan lempeng tektonik bumi.
1) Tanah longsor

Longsor atau sering disebut gerakan tanah adalah suatu peristiwa geologi yang terjadi karena
pergerakan masa batuan atau tanah dengan berbagai tipe dan jenis seperti jatuhnya bebatuan atau
gumpalan besar tanah. Secara umum kejadian longsor disebabkan oleh dua faktor yaitu faktor
pendorong dan faktor pemicu. Faktor pendorong adalah faktor-faktor yang memengaruhi kondisi
material sendiri, sedangkan faktor pemicu adalah faktor yang menyebabkan bergeraknya material
tersebut.

Meskipun penyebab utama kejadian ini adalah gravitasi yang memengaruhi suatu lereng yang
curam, namun ada pula faktor-faktor lainnya yang turut berpengaruh:

a) erosi yang disebabkan aliran air permukaan atau air hujan, sungai-sungai atau gelombang
laut yang menggerus kaki lereng-lereng bertambah curam
b) lereng dari bebatuan dan tanah diperlemah melalui saturasi yang diakibatkan hujan lebat
c) gempa bumi menyebabkan getaran, tekanan pada partikel-partikel mineral dan bidang
lemah pada massa batuan dan tanah yang mengakibatkan longsornya lereng-lereng tersebut
d) gunung berapi menciptakan simpanan debu yang lengang, hujan lebat dan aliran debu-debu
e) getaran dari mesin, lalu lintas, penggunaan bahan-bahan peledak, dan bahkan petir
f) berat yang terlalu berlebihan, misalnya dari berkumpulnya hujan atau salju

2) Tsunami
Tsunami adalah gelombang air yang sangat besar yang dibangkitkan oleh macam-macam
gangguan di dasar samudra. Gangguan ini dapat berupa gempa bumi, pergeseran lempeng,
atau gunung meletus. Tsunami tidak kelihatan saat masih berada jauh di tengah lautan,
namun begitu mencapai wilayah dangkal, gelombangnya yang bergerak cepat ini akan
semakin membesar.

Tsunami juga sering disangka sebagai gelombang air pasang. Ini karena saat mencapai
daratan, gelombang ini memang lebih menyerupai air pasang yang tinggi daripada
menyerupai ombak biasa yang mencapai pantai secara alami oleh tiupan angin. Namun
sebenarnya gelombang tsunami sama sekali tidak berkaitan dengan peristiwa pasang surut
air laut. Karena itu untuk menghindari pemahaman yang salah, para ahli oseanografi sering
menggunakan istilah gelombang laut seismik (seismic sea wave) untuk menyebut tsunami,
yang secara ilmiah lebih akurat.

a) Sebab-sebab terjadinya gelombang tsunami


Tsunami dapat dipicu oleh bermacam-macam gangguan (disturbance) berskala besar
terhadap air laut, misalnya gempa bumi, pergeseran lempeng, meletusnya gunung berapi di
bawah laut, atau tumbukan benda langit. Tsunami dapat terjadi apabila dasar laut bergerak
secara tiba-tiba dan mengalami perpindahan vertikal.

b) Langkah yang harus dilakukan Sinoman Sadar Bencana ini antara lain :
1. Petakan daerah rawan genangan tertinggi tsunami, jalur evakuasi, dan tempat
penampungan sementara yang cukup aman.
2. Berkoordinasi dengan Badan Meterologi dan Geofisika (BMG), kepolisian, pemerintah
daerah, dan rumah sakit. Jika data dari BMG mengenai peringatan dini bencana tak bisa
diharapkan kecepatannya, komunitas ini harus menghimpun gejala-gejala alam yang tidak
biasa terjadi.
3. Melakukan pertemuan rutin untuk menambah pengetahuan mengenai gempa dan tsunami.
Jika perlu, mendatangkan ahli.
4. Melakukan latihan secara reguler, baik terjadwal maupun tidak terjadwal.
5. Buat deadline waktu respon evakuasi untuk diterapkan saat latihan agar dalam bencana
sesungguhnya telah terbiasa merespon secara cepat.
6. Buat kode tertentu yang dikenali masyarakat sekitar untuk menandakan evakuasi. Semisal di
Pulau Simeuleu yang paling dekat dengan episentrum gempa Aceh, memiliki istilah Semong
yang diteriakkan berulang kali untuk menunjukkan adanya tsunami. Dengan kode ini,
otomatis harus dilakukan evakuasi secepatnya ke tempat yang lebih tinggi.Menyebarkan
gambar peta evakuasi di pelosok daerah tempat anggota komunitas tinggal.
7. Menyebarkan gambar peta evakuasi di pelosok daerah tempat anggota komunitas tinggal.

Sedangkan langkah yang harus dilakukan tiap individu adalah :

1. Siapkan satu tas darurat yang sudah diisi keperluan-keperluan mengungsi untuk 3 hari. Di
dalamnya termasuk, pakaian, makanan, surat-surat berharga, dan minuman secukupnya. Jangan
membawa tas terlalu berat karena akan mengurangi kelincahan mobilitas.

2. Selalu merespon tiap latihan dengan serius sama seperti saat terjadinya bencana.
3. Selalu peka dengan fenomena alam yang tidak biasa.

Untuk membaca tanda-tanda alam sebelum terjadinya tsunami, Amien Widodo memberikan
sejumlah petunjuk berdasarkan pengalaman tsunami-tsunami sebelumnya.

1. Terdengar suara gemuruh yang terjadi akibat pergeseran lapisan tanah. Suara ini bisa
didengar dalam radius ratusan kilometer seperti yang terjadi saat gempa dan tsunami di
Pangandaran lalu.
2. Jika pusat gempa berada di bawah permukaan laut dikedalaman dangkal dan kekuatan
lebih dari 6 skala richter, perlu diwaspadai adanya tsunami.
3. Jangka waktu sapuan gelombang tsunami di pesisir bisa dihitung berdasarkan jarak
episentrumnya dengan pesisir.
4. Garis pantai dengan cepat surut karena gaya yang ditimbulkan pergeseran lapisan tanah.
Surutnya garis pantai ini bisa jadi cukup jauh.
5. Karena surutnya garis pantai, tercium bau-bau yang khas seperti bau amis dan kadang
bau belerang.
6. Untuk wilayah yang memiliki jaringan pipa bawah tanah, terjadi kerusakan jaringan-
jaringan pipa akibat gerakan permukaan tanah.
7. Dalam sejumlah kasus, perilaku binatang juga bisa dijadikan peringatan dini terjadinya
tsunami. Sesaat sebelum tsunami di Aceh, ribuan burung panik dan menjauhi pantai,
sedangkan gajah-gajah di Thailand gelisah dan juga menjauhi pantai.

3) Gempa Bumi
Gempa bumi adalah getaran atau getar getar yang terjadi di permukaan bumi akibat
pelepasan energi dari dalam secara tiba-tiba yang menciptakan gelombang seismik. Gempa
Bumi biasa disebabkan oleh pergerakan kerak Bumi (lempeng Bumi). Frekuensi suatu
wilayah, mengacu pada jenis dan ukuran gempa Bumi yang di alami selama periode waktu.
Gempa Bumi diukur dengan menggunakan alat Seismometer. Moment magnitudo adalah
skala yang paling umum di mana gempa Bumi terjadi untuk seluruh dunia. Skala Rickter
adalah skala yang di laporkan oleh observatorium seismologi nasional yang di ukur pada
skala besarnya lokal 5 magnitude. kedua skala yang sama selama rentang angka mereka
valid. gempa 3 magnitude atau lebih sebagian besar hampir tidak terlihat dan besar nya 7
lebih berpotensi menyebabkan kerusakan serius di daerah yang luas, tergantung pada
kedalaman gempa. Gempa Bumi terbesar bersejarah besarnya telah lebih dari 9, meskipun
tidak ada batasan besarnya. Gempa Bumi besar terakhir besarnya 9,0 atau lebih besar
adalah 9,0 magnitudo gempa di Jepang pada tahun 2011 (per Maret 2011), dan itu adalah
gempa Jepang terbesar sejak pencatatan dimulai. Intensitas getaran diukur pada modifikasi
Skala Mercalli.

Jenis gempa bumi dapat dibedakan berdasarkan:

1. Berdasarkan Penyebab
Gempa bumi tektonik
Gempa Bumi ini disebabkan oleh adanya aktivitas tektonik, yaitu pergeseran lempeng-
lempeng tektonik secara mendadak yang mempunyai kekuatan dari yang sangat kecil hingga
yang sangat besar. Gempa bumi ini banyak menimbulkan kerusakan atau bencana alam di
Bumi, getaran gempa Bumi yang kuat mampu menjalar keseluruh bagian Bumi. Gempa bumi
tektonik disebabkan oleh pelepasan tenaga yang terjadi karena pergeseran lempengan plat
tektonik seperti layaknya gelang karet ditarik dan dilepaskan dengan tiba-tiba.

2. Gempa bumi tumbukan


Gempa Bumi ini diakibatkan oleh tumbukan meteor atau asteroid yang jatuh ke Bumi, jenis
gempa Bumi ini jarang terjadi

3. Gempa bumi runtuhan


Gempa Bumi ini biasanya terjadi pada daerah kapur ataupun pada daerah pertambangan,
gempabumi ini jarang terjadi dan bersifat lokal.

4. Gempa bumi buatan


Gempa bumi buatan adalah gempa bumi yang disebabkan oleh aktivitas dari manusia,
seperti peledakan dinamit, nuklir atau palu yang dipukulkan ke permukaan bumi.

5. Gempa bumi vulkanik (gunung api)


Gempa Bumi ini terjadi akibat adanya aktivitas magma, yang biasa terjadi sebelum gunung
api meletus. Apabila keaktifannya semakin tinggi maka akan menyebabkan timbulnya
ledakan yang juga akan menimbulkan terjadinya gempa bumi. Gempa bumi tersebut hanya
terasa di sekitar gunung api tersebut.

Berdasarkan Kedalaman

1. Gempa bumi dalam


Gempa bumi dalam adalah gempa bumi yang hiposentrumnya berada lebih dari 300 km di
bawah permukaan bumi (di dalam kerak bumi). Gempa bumi dalam pada umumnya tidak
terlalu berbahaya.
2. Gempa bumi menengah
Gempa bumi menengah adalah gempa bumi yang hiposentrumnya berada antara 60 km
sampai 300 km di bawah permukaan bumi.gempa bumi menengah pada umumnya
menimbulkan kerusakan ringan dan getarannya lebih terasa.

3. Gempa bumi dangkal


Gempa bumi dangkal adalah gempa bumi yang hiposentrumnya berada kurang dari 60 km
dari permukaan bumi. Gempa bumi ini biasanya menimbulkan kerusakan yang besar.

Berdasarkan Gelombang/Getaran Gempa

1. Gelombang Primer
Gelombang primer (gelombang lungituudinal) adalah gelombang atau getaran yang
merambat di tubuh bumi dengan kecepatan antara 7–14 km/detik. Getaran ini berasal dari
hiposentrum.

2. Gelombang Sekunder
Gelombang sekunder (gelombang transversal) adalah gelombang atau getaran yang
merambat, seperti gelombang primer dengan kecepatan yang sudah berkurang,yakni 4–7
km/detik. Gelombang sekunder tidak dapat merambat melalui lapisan cair.

Penyebab terjadinya gempa Bumi

Kebanyakan gempa Bumi disebabkan dari pelepasan energi yang dihasilkan oleh tekanan
yang disebabkan oleh lempengan yang bergerak. Semakin lama tekanan itu kian membesar
dan akhirnya mencapai pada keadaan di mana tekanan tersebut tidak dapat ditahan lagi
oleh pinggiran lempengan. Pada saat itulah gempa Bumi akan terjadi.

Pergeseran lempeng bumi dapat mengakibatkan gempa bumi karena dalam peristiwa
tersebut disertai dengan pelepasan sejumlah energi yang besar. Selain pergeseran lempeng
bumi, gerak lempeng bumi yang saling menjauhi satu sama lain juga dapat mengakibatkan
gempa bumi. Hal tersebut dikarenakan saat dua lempeng bumi bergerak saling menjauh,
akan terbentuk lempeng baru di antara keduanya. Lempeng baru yang terbentuk memiliki
berat jenis yang jauh lebih kecil dari berat jenis lempeng yang lama. Lempeng yang baru
terbentuk tersebut akan mendapatkan tekanan yang besar dari dua lempeng lama sehingga
akan bergerak ke bawah dan menimbulkan pelepasan energi yang juga sangat besar.
Terakhir adalah gerak lempeng yang saling mendekat juga dapat mengakibatkan gempa
bumi. Pergerakan dua lempeng yang saling mendekat juga berdampak pada terbentuknya
gunung. Seperti yang terjadi pada gunung Everest yang terus tumbuh tinggi akibat gerak
lempeng di bawahnya yang semakin mendekat dan saling bertumpuk.

Gempa Bumi biasanya terjadi di perbatasan lempengan-lempengan tersebut. Gempa Bumi


yang paling parah biasanya terjadi di perbatasan lempengan kompresional dan translasional.
Gempa Bumi fokus dalam kemungkinan besar terjadi karena materi lapisan litosfer yang
terjepit kedalam mengalami transisi fase pada kedalaman lebih dari 600 km.

Beberapa gempa Bumi lain juga dapat terjadi karena pergerakan magma di dalam gunung
berapi. Gempa Bumi seperti itu dapat menjadi gejala akan terjadinya letusan gunung berapi.
Beberapa gempa Bumi (jarang namun) juga terjadi karena menumpuknya massa air yang
sangat besar di balik dam, seperti Dam Karibia di Zambia, Afrika. Sebagian lagi (jarang juga)
juga dapat terjadi karena injeksi atau akstraksi cairan dari/ke dalam Bumi (contoh. pada
beberapa pembangkit listrik tenaga panas Bumi dan di Rocky Mountain Arsenal. Terakhir,
gempa juga dapat terjadi dari peledakan bahan peledak. Hal ini dapat membuat para
ilmuwan memonitor tes rahasia senjata nuklir yang dilakukan pemerintah. Gempa Bumi
yang disebabkan oleh manusia seperti ini dinamakan juga seismisitas terinduksi.

Anda mungkin juga menyukai