TUGAS KEPERAWATAN KELUARGA Ibu Ani
TUGAS KEPERAWATAN KELUARGA Ibu Ani
Tentang
“BERBAGAI INTERVENSI KEPERAWATAN PADA ASUHAN
KEPERAWATAN KELUARGA”
Dosen Pembimbing : Ani Haryati S.KM, M.Pd
DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 4 (EMPAT)
NAMA :
NURUL SYAHRAENI
IIN FADILA
PUTRI KHAIRATU AYUN
NURWAHIDAH (24)
NURWAHIDAH (25)
NOVITASARI
ARIF RAHMAN
MULYADIN
KEMENTERIAN KESEHATAN RI
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MATARAM
PROGRAM STUDY D-IV KEPERAWATAN BIMA
TAHUN 2014
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas izin dan kehendak-Nya
makalah ini dapat kami selesaikan tepat pada waktunya. Penulisan dan pembuatan makalah
ini bertujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah KEPERAWATAN KELUARGA. Adapun
materi yang akan kami bahas dalam makalah sederhana ini yaitu “BERBAGAI
INTERVENSI KEPERAWATN PADA ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA”
Dalam penulisan makalah ini kami menemui berbagai hambatan yang dikarenakan
terbatasnya Ilmu Pengetahuan kami mengenai hal yang berkenaan dengan penulisan makalah
ini. Oleh karena itu, sudah sepatutnya kami berterima kasih kepada dosen mata kuliah ini,
karena lewat makalah ini kami dapat memahami dan mempelajari secara khusus tentang
pentingnya dalam kehidupan manusia mengenai makalah tersebut.
Kami menyadari akan kemampuan kami yang masih amatir. Dalam makalah ini kami
sudah berusaha semaksimal mungkin. Tapi kami yakin makalah ini masih banyak
kekurangannya. Oleh karena itu, kami mengharapkan saran dan juga kritik yang membangun
demi kesempurnaan makalah ini.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
1. LATAR BELAKANG
Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga
dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal disuatu tempat dibawah satu atap dan
keadaan saling ketergantungan (Departemen Kesehatan, 1988).
Keluarga adalah dua orang atau lebih yang disatukan oleh ikatan-ikatan
kebersamaan, ikatan emosional dan yang mengidentifikasi diri mereka sebagai bagian
dari keluarga (Marilynn M. Friedman, 1998).
Keluarga adalah dua orang atau lebih dari dua individu yang tergabung karena
hubungan darah, hubungan perkawinan atau pengangkatan dan mereka hidup dalam
satu rumah tangga, berinteraksi satu sama lain dan didalam perannya masing-masing
menciptakan serta mempertahankan kebudayaan (Salvicion G Balion dan Aracelis
Maglaya, 1989).
Dari ketiga pengertisn diatas dapat disimpulkan bahwa keluarga adalah dua
orang atau lebih yang dipersatukan oleh ikatan perkawinan, ikatan darah yang tinggal
dalam satu rumah dan saling berinteraksi satu sama lain dalam perannya masing-
masing untuk menciptakan atau mempertahankan suatu budaya.
PEMBAHASAN
Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga
dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal disuatu tempat dibawah satu atap
dan keadaan saling ketergantungan (Departemen Kesehatan, 1988).
Keluarga adalah dua orang atau lebih yang disatukan oleh ikatan-ikatan
kebersamaan, ikatan emosional dan yang mengidentifikasi diri mereka sebagai
bagian dari keluarga (Marilynn M. Friedman, 1998).
Keluarga adalah dua orang atau lebih dari dua individu yang tergabung karena
hubungan darah, hubungan perkawinan atau pengangkatan dan mereka hidup dalam
satu rumah tangga, berinteraksi satu sama lain dan didalam perannya masing-masing
menciptakan serta mempertahankan kebudayaan (Salvicion G Balion dan Aracelis
Maglaya, 1989).
Dari ketiga pengertisn diatas dapat disimpulkan bahwa keluarga adalah dua
orang atau lebih yang dipersatukan oleh ikatan perkawinan, ikatan darah yang
tinggal dalam satu rumah dan saling berinteraksi satu sama lain dalam perannya
masing-masing untuk menciptakan atau mempertahankan suatu budaya.
Keperawatan keluarga adalah suatu rangkaian kegiatan yang diberikan melalui
praktik keperawatan dengan sasaran keluarga (Suprajitna, 2004).
Menurut Frieman (1998) tipe keluarga dari dua tipe yaitu keluarga tradisional dan
keluarga non tradisional.
1. Tipe keluarga tradisional terdiri dari :
Nuclear family atau keluarga inti adalah suatu rumah tangga yang terdiri
dari suami, istri dan anak kandung atau anak adopsi.
Extended family atau keluarga besar adalah keluarga inti ditambah
dengan keluarga lain yang mempunyai hubungan darah, misalnya kakek,
nenek, bibi dan paman.
Dyad family adalah keluarga yang terdiri dari suami dan istri yang
tinggal dalam satu rumah tanpa anak.
Single parent family adalah suatu keluarga yang terdiri dari satu orang
tua dan anak (kandung atau angkat). Kondisi ini dapat disebabkan oleh
perceraian atau kematian.
Single adult adalah satu rumah tangga yang terdiri dari satu orang
dewasa.
Keluarga usia lanjut adalah keluarga yang terdiri dari suami dan istri
yang sudah lanjut usia.
2. Tipe keluarga non tradisional terdiri dari :
Keluarga communy yang terdiri dari satu keluarga tanpa pertalian darah,
hidup dalam satu rumah.
Orang tua (ayah, ibbu) yang tidak ada ikatan perkawinan dan anak hidup
bersama dalam satu rumah tangga.
Homo seksual dan lesbian adalah dua individu sejenis yang hidup
bersama dalam satu rumah dan berpefilaku layaknya suami istri.
3. Struktur keluarga
4. Peran keluarga
Fungsi ekonomi, yaitu keluarga diharapkan menjadi keluarga yang produktif yang
mampu menghasilkan nilai tambah ekonomi dengan memanfaatkan sumber daya
keluarga.
Fungsi mendapatkan status sosial, yaitu keluarga yang dapat dilihat dan dikategorikan
strata sosialnya oleh keluarga lain yang berbeda disekitarnya.
Fungsi pendidikan, yaitu keluarga mempunyai peran dan tanggungjawab yang besar
terhadap pendidikan anak-anaknya untuk menghadapi kehidupan dewasanya.
Fungsi sosialisasi bagi anaknya, yaitu orang tua atau keluarga diharapkan mampu
menciptakan kehidupan sosial yang mirip dengan luar rumah.
Fungsi pemenuhan kesehatan, yaitu keluarga diharapkan dapat memenuhi kebutuhan
dasar primer dalam rangka melindungi dan pencegahan terhadap penyakit yang
mungkin dialami oleh keluarga.
Fungsi reliugius, yaitu keluarga merupakan tempat belajar tentang agama dan
mengamalkan ajaran agama.
Fungsi rekreasi, yaitu keluarga merupakan tempat untuk melakukan kegiatan yang
dapat mengurangi ketegangan akibat berada di luar rumah.
Fungsi reproduksi, yaitu bukan hanya mengembangkan keturunan tetapi juga tempat
untuk mengembangkan fungsi reproduksi secara menyeluruh, diantaranya seks yang
sehat dan berkualitas serat pendidikan seks bagi anak-anak.
Fungsi afektif, yaitu keluarga merupakan tempat yang utama untuk pemenuhan
kebutuhan psikososial sebelum anggota keluarga berada di luar rumah.
Dari beberapa fungsi keluarga diatas, ada tiga fungsi pokok keluarga terhadap
anggota keluarganya, antara lain asih, yaitu memberikan kasih sayang, perhatin dan
rasa aman, kehangatan kepada anggota keluarga sehingga memungkinkan mereka
tumbun dan berkembang sesuai usia dan kebutuhannya. Sedangka asuh, yaitu menuju
kebutuhan pemeliharaan dan perawatan anak agar kesehatannya selalu terpelihara
sehingga diharapkan mereka menjadi anak-anak yang sehat baik fisik, mental, sosial
dan spiritual. Dan asah, yaitu memenuhi kebutuhan pendidikan anak sehingga siap
menadi manusia dewasa yang mandiri dalam mempersiapkan masa depannya.
7. ASUHAN KEPERAWATAN
Di samping rutinitas perawatan yang bersifat preventif dan promosio-nal. Wright dan
Leahey menyarankan bahwa normalnya keluarga memerlukan bantuan dalam situasi sebagai
berikut:
Sebuah keluarga menjadi penyebab suatu masalah di mana hubungan di antara para
ang-gota keluarga terganggu
Seorang anggota keluarga menjadi penyebab suatu penyakit yang mempunyai
pengaruh buruk terhadap anggota keluarga yang lain.
Anggota keluarga memperbesar gejala-gejala atau masalah seorang individu.
Kemajuan kesehatan seseorang anggota kelu-arga menimbulkan gejala atau
kemerosotan pada seorang anggota keluarga yang lain.
Ketidaktegasann.
DYER (1973)) menggambarkan, ketidaktegasan sebagai bidang perilaku yang
ketiga, yang ditemukan oleh perawat di dalam komunitas sebagai suatu masalah.
Dalam hal ini, keluarga nampaknya tidak apatis, tapi juga tidak tegas. Apa yang
menyebabkan jenis perilaku ini? Dyer mengklasifikasi beberapa di antaranya. Per-
tama ketidaktegasan diakibatkan oleh ketidak," mampuan melihat kelebihan dari
suatu tindakan terhadap suatu tindakan lain. Apa yang dikerjakan, keuntungan dan
kemgian nampaknya sama saja. Dalam hal ini perawat periu membantu keluarga
memecahkan masalah menggali berbagai tindakan pro dan kontra, di samping
perasaan anggota keluarga.
Diharapkan proses ini menghasilkan suatu pendekatan yang dapat memperoleh
superioritas dalam pikiran anggota keluarga sehingga mereka bisa,ambil tindakan.,
Beberapa klien yang matian-matian mengmginkan saran langsung tentang apa yang
hams dikerjakan. Pertimbangan yang sangat hati-hati periu diberikan atas permintaan
mereka. Kadang-kadang ketergantungan sementara, mem-pakain kesempatan yang
paling baik, tapi umum-ny a pendekatan ini hanya mampu memecah.kan masalah
tertentu, dan sementara itu keluarga tidak meiripelajari bagaimana mengkopmg
masalah berikutnya secara mandiri. Menjadi seorang i-ndi-vidu sumber pendukung
merupakan peran yang lebih disenangi.
Ketidaktegasan mungkin juga merupakan aki bat dari perasaan takut dan
masalah-masalah yang tidak diekspresikan.Ansietas dan takut yangjela tidak mampu
memobilisasi kemampuan memecahkan masalah.
Pengambilan keputusan secara de-facto (membiarkan hal-hal terjadi) boleh
jadi merupakan bagian dari gaya hidup keluarga. Jenis pengambilan keputosan ini
terbukti menonjol dalam keluarga yang tercerai berai dan keluarga miskin
EVALUASI
Komponen ke lima dari proses keperawatan ada-lah evaluasi. Evaluasi
didasarkari pada bagaimana efektifnya intervensi-intervensi yang dilakukan oleh
keluarga, perawat, dan yang lainnya. Keefek-tifan ditentukan dengan melihat respons
keluarga dan hasil (bagaimana keluarga memberikan respons), bukan intervensi-
intervensi yang dimplementasikain Sekali lagi evaluasi mempakan suatu upaya
bersama antara perawat dan keluarga.
Meskipun evaluasi dengan pendekatan ter-pusat pada klien paling relevan,
sering kali mem-buat frustrasi karena adanya kesulitan-kesulitan dalam membuat
kriteria objektif untuk hasil yang dikehendaki dan karena faktor-faktor di luar inter-
vensi-intervensi terencana yang mengintervensi dan mempengaruhi hasil
keluarga/klien. Karena faktor-faktor semacam itu, seorang tidak pernah bisa melihat
kemanjuran dari intervensi keperawatan secarajelas dan "murni."
Rencana perawatan mengandung kerangka kerja evaluasi. Jika secarajelas telah
digambarkan tujuan perilaku yang spesifik, maka hal ini dapat berfungsi sebagai
kriteria evaluasi bagi tingkat efektivitas yang telah dicapai. Bahkari dalam beberapa
cohtoh, mungkin perlu mengembangkan kriteria yang lebih spesifik bagi evaluasi
tujuan. Misalnya, tujuannya, "Keluarga akan mengupaya" kan perawatan medis bagi
bayinya yang sakit," mungkin Sebih membutuhkan kriteria yang lebih spesifik untuk
memlai apakah tujuannya telah dicapai. Kriteria untuk evaluasi boleh jadi meiiputi
fakta bahwa keluarga telah ditangani oleh seorang ahli pedriatik dan bayi yang
menderita penyakit. Akan tetapi, dalam banyak kasus, tujuan yang ditulis dalam
istilah-istilahkhusus untukmenghm-dari perkembangan kriteria selanjutnya, seperti
"Anak akan memperoleh pelayanan diagnosa dan penanganan dari ahli pedriatik
dalam jangka waktu 1 hingga 3 hari."
Evaluasi mempakan proses berkesinambung-an yang terjadi setiap kali
seorang perawat mem-perbaharui rencana asuhan keperawatan. Sebelum
perencanaan-perencanaan dikembangkan dan di-modifikasi, perawat bersama
keluarga perlu melihat tindakan-tindakan perawatan tertentu apakah tindakan-
tindakan perawatan tersebut benar-benar membantu. Jika respons terhadap intervensi
perawatan tidak dievaluasi secara ber-sama-sama, makatindakan perawatan yang
efektif akan tetap ada.
Berikut ini pertanyaan-pertanyaan yang perlu difenungkan ketika melakukan
evaluasi:
Apakah ada Konsensus antara keluarga dan anggota tim perawatan kesehatan
lain dalam hal evaluasi?
Data tarnbahan apa yang perlu dikumpulkan untuk mengevaluasi
perkembangan?
Apakah terdapat hasil tersembunyi yang perlu dikembangkan?
Jika perilaku dan persepsi keluarga menyata-kan bahwa masalah dimaksud
diselesaikan secara tidak memuaskan, maka apa alasan-nya?
Apakah diagnosa keperawatan, tujuan-tuju-an, dan pendekatan-pendekatan
bersifat realistis dan akurat?
MODIFIKASI
Modifikasi mengikuti perencanaan. evaluasi dan mulai dengan proses siklus
kembali ke pengkajian dan pengkajian ulang dengan memberikan informasi yang
diperoleh dari'pertemuan-pertemuan sebelumnya, dan lalu ditemskan dengan revisi
setiap fase dalam siklus bila dibutuhkan.
Seringkali, modifikasi ini sulit dilakukan, karena hanya akan mendatangkan
frustrasi dan menurunkan egoserta mengakui bahwa evaluasi dan implementasi kita
tidak berjalan efektif. Sehingga dalam bekerja dengan keluarga untuk jangka waktu
yang lama, serigkali kita hanya melihat perolehan hasil yang begitu lambat, atau tidak
ada kemampuan sarna sekali—paling tidak pada saat kita bekerja dengan mereka.
Dalam hal ini kita perlu yakin bahwajika kita meneruskan penelitian kita
untuk mendapat suatu diagnosa yang lebih akurat atau suatu perencanaan yang lebih
efektif, kita puriya kesempatan untuk ber-hasil dan sumber-sumber yang perlu
dikembang-kan akan setara dengan hasildiperoleh. Akan tetapi, yang paling penting
adalah menyimpang dalam benak prinsip-prinsip penentuan diri sen-diri—bahwa
keluarga mempunyai hak memutus-kan apa yang terbaik bagi mereka dan membuat
keputusan-keputusan menyangkut kesehatan mereka sendiri.
BAB III
PENUTUP
1. KESIMPULAN
Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga
dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal disuatu tempat dibawah satu atap dan
keadaan saling ketergantungan (Departemen Kesehatan, 1988).
Keluarga adalah dua orang atau lebih yang disatukan oleh ikatan-ikatan
kebersamaan, ikatan emosional dan yang mengidentifikasi diri mereka sebagai bagian
dari keluarga (Marilynn M. Friedman, 1998).
Keluarga adalah dua orang atau lebih dari dua individu yang tergabung karena
hubungan darah, hubungan perkawinan atau pengangkatan dan mereka hidup dalam
satu rumah tangga, berinteraksi satu sama lain dan didalam perannya masing-masing
menciptakan serta mempertahankan kebudayaan (Salvicion G Balion dan Aracelis
Maglaya, 1989).
Dari ketiga pengertisn diatas dapat disimpulkan bahwa keluarga adalah dua
orang atau lebih yang dipersatukan oleh ikatan perkawinan, ikatan darah yang tinggal
dalam satu rumah dan saling berinteraksi satu sama lain dalam perannya masing-
masing untuk menciptakan atau mempertahankan suatu budaya.