Anda di halaman 1dari 17

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat
limpahan rahmat dan karunia-nya sehingga saya dapat menyusun makalah ini tepat
pada waktunya. Dalam makalah ini saya akan membahas mengenai “Kewirausahaan”.

Makalah ini telah dibuat dengan berbagai observasi dan beberapa bantuan dari
berbagai pihak untuk membantu menyelesaikan tantangan dan hambatan selama
mengerjakan makalah ini. Oleh karena itu, saya mengucapkan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan
makalah ini.

Saya menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang mendasar pada makalah
ini. Oleh karena itu, saran dan kritikan dari pembaca sangat dibutuhkan agar makalah
ini menjadi makalah yang dapat berguna. Kritik konstruktif dari pembaca sangat kami
harapkan untuk penyempurnaan makalah selanjutnya. Akhir kata semoga makalah ini
dapat memberikan manfaat bagi kita semua.

Pontianak, 13 Juli 2018

Penyusun

I
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ……………………........................................... I

DAFTAR ISI ………………………………………………... II

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang ………………………………………………... 1


1.2. Rumusan Masalah ………………………………………………... 2
1.3. Tujuan ………………………………………………... 2
BAB 2 PEMBAHASAN
2.1. Sejarah Kewirausahaan .…………………………………... 3
2.2. Inti dan Hakikat Kewirausahaan …………………………………… 3
2.3. Sikap Kewirausahaan …….……………………………... 4
2.4. Modal Kewirausahaan …….……………………………... 5
2.5. Karakteristik Kewirausahaan …………………………………… 5
2.6. Faktor-Faktor Pemicu Kewirusahaan ……………………………… 7
2.7. Faktor Penyebab Keberhasilan dan Kegagalan Berwirausaha ……….. 7
2.8. Keuntungan dan Kerugian Berwirausaha ……………………………... 9
2.9. Berfikir Kreatif Dalam Kewirausahaan ……………………………... 10
2.10. Manajemen dan Strategi Dalam Kewirausahaan …………………… 10
2.11. Imbalan Dalam Wirausaha ...………………………….. 11
2.12. Golongan Wirausaha dan Pengusaha ……………………………. 12
BAB 3 PENUTUP
3.1. Kesimpulan ……………………………………………………… 14
3.2. Saran ……………………………………………………… 14
DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………… 15

II
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Kewirausahaan (entrepreneurship) adalah perencanaan, pengorganisasian,


pengoperasian, dan pengambilan risiko dari suatu usaha bisnis. Seorang wirausahawan
adalh seseorang yang terlibat dalam kewirausahaan.

Apa yang membedakan seorang wirausahawan dengan yang lain? Yang


membedakan adalah kemampuannya mengambil factor-faktor produksi seperti lahan,
tenaga kerja, dan modal, dan menggunakannya untuk memproduksi barang atau jasa
baru. Wirausahawan menyadari peluang yang tidak dilihat atau tidak dipedulikan oleh
eksekutif bisnis lainnya.

Wirausahawan berbeda dengan manajer. Seorang manajer bisa menjalankan usah


milik orang lain dan mengolah sumber daya orang lain. Namun seorang wirausaha
mempertaruhkan sumber dayanya sendiri dan mengambil risiko pribadi demi
keberhasilan atau bahkan kegagalan dari usaha yang dijalaninya. Manajer juga
mengurusi koordinasi proses produksi yang sudah berjalan. Sementar menurut Paul H.
wilken, kewirausahaan adalah “Fenomena yang terputus-putus, muncul untuk
mengawali perubahan dalam proses produksi dan kemudian hilang sampai muncul lagi
untuk mengawali perubahan yang lain.

Salah satu perbedaan mencolok antara para wirausahawan dengan para pekerja
adalah wirausahawan selalu berpikir untuk menciptakan bisnis (business cretion)
sementara para pekerja berpikir mencari pekerjaan. Para wirausahawan ini sangat
bersemangat bila diajak berbicara tentang penciptaan bisnis dan gagasan bisnis baru.

1
1.2. Rumusan Masalah
a. Bagaimanakah sejarah, inti dan hakikat dari kewirausahawan ?
b. Sebutkan apa saja yang menjadi sikap, modal, karakteristi, dan modal dari
seorang wirausaha !
c. Faktor-faktor seperti apakah yang memicu seseorang untuk mulai untuk
berwirausaha ?
d. Apa saja yang dapat membuat suatu usaha menjadi gagal ataupun berhasil ?
e. Keuntungan dan kerugian seperti apa yang didapat dari seseorang yang
berwirausaha ?
f. Kenapa berfikir kreatif sangat diperlukan bagi seorang berwirausaha ?
g. Manajemen dan strategi seperti apakah yang dipakai oleh wirausahawan ?
h. Imbalan seperti apakah yang diterima oleh seorang wirausaha ?

1.3. Tujuan
Tujuan dari pembuatan makalah ini yaitu guna memenuhi tugas ujian akhir
semester matakuliah kewirausahaan.

2
BAB 2

PEMBAHASAN

2.1. Sejarah Kewirausahaan


Wirausaha secara historis sudah dikenal sejak diperkenalkan oleh Richard
Castillon pada tahun 1755. Di luar negeri, istilah kewirausahaan telah dikenal sejak
abad 16, sedangkan di Indonesia baru dikenal pada akhir abad 20. Beberapa istilah
wirausaha seperti di Belanda dikenadengan ondernemer, di Jerman dikenal dengan
unternehmer. Pendidikan kewirausahaan mulai dirintis sejak 1950-an di beberapa
negara seperti Eropa, Amerika, dan Kanada. Bahkan sejak 1970-an banyak universitas
yang mengajarkan kewirausahaan atau manajemen usaha kecil. Pada tahun 1980-an,
hampir 500 sekolah di Amerika Serikat memberikan pendidikan kewirausahaan. DI
Indonesia, kewirausahaan dipelajari baru terbatas pada beberapa sekolah atau
perguruan tinggi tertentu saja. Sejalan dengan perkembangan dan tantangan seperti
adanya krisis ekonomi, pemahaman kewirausahaan baik melalui pendidikan formal
maupun pelatihan-pelatihan di segala lapisan masyarakat kewirausahaan menjadi
berkembang.

2.2. Inti dan Hakikat Kewirausahaan


Kewirausahaan (Entrepreneurship) atau Wirausaha adalah proses
mengidentifikasi, mengembangkan, dan membawa visi ke dalam kehidupan. Visi
tersebut bisa berupa ide inovatif, peluang, cara yang lebih baik dalam menjalankan
sesuatu. Hasil akhir dari proses tersebut adalah penciptaan usaha baru yang dibentuk
pada kondisi risiko atau ketidakpastian. Kewirausahaan memiliki arti yang berbeda-
beda antar para ahli atau sumber acuan karena berbeda-beda titik berat dan
penekanannya. Richard Cantillon (1775), misalnya, mendefinisikan kewirausahaan
sebagai bekerja sendiri (self-employment). Seorang wirausahawan membeli barang
saat ini pada harga tertentu dan menjualnya pada masa yang akan datang dengan harga

3
tidak menentu. Jadi definisi ini lebih menekankan pada bagaimana seseorang
menghadapi risiko atau ketidakpastian. Berbeda dengan para ahli lainnya, menurut
Penrose (1963) kegiatan kewirausahaan mencakup indentfikasi peluang-peluang di
dalam sistem ekonomi sedangkan menurut Harvey Leibenstein (1968, 1979)
kewirausahaan mencakup kegiatan yang dibutuhkan untuk menciptakan atau
melaksanakan perusahaan pada saat semua pasar belum terbentuk atau belum
teridentifikasi dengan jelas, atau komponen fungsi produksinya belum diketahui
sepenuhnya dan menurut Peter Drucker, kewirausahaan adalah kemampuan untuk
menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda. Orang yang melakukan kegiatan
kewirausahaan disebut wirausahawan. Muncul pertanyaan mengapa seorang
wirausahawan (entrepreneur) mempunyai cara berpikir yang berbeda dari manusia
pada umumnya. Mereka mempunyai motivasi, panggilan jiwa, persepsi dan emosi yang
sangat terkait dengan nilai nilai, sikap dan perilaku sebagai manusia unggul.

2.3. Sikap Kewirausahaan


 Memiliki sifat keyakinan, kemandirian, individualitas, optimisme.
 Selalu berusaha untuk berprestasi, berorientasi pada laba, memiliki ketekunan
dan ketabahan, memiliki tekad yang kuat, suka bekerja keras, energik dan
memiliki inisiatif.
 Memiliki kemampuan mengambil risiko dan suka pada tantangan.
 Bertingkah laku sebagai pemimpin, dapat bergaul dengan orang lain dan suka
terhadap saran dan kritik yang membangun.
 Memiliki inovasi dan kreativitas tinggi, fleksibel, serba bisa dan memiliki
jaringan bisnis yang luas.
 Memiliki persepsi dan cara pandang yang berorientasi pada masa depan.
 Memiliki keyakinan bahwa hidup itu sama dengan kerja keras.

4
2.4. Modal Kewirausahaan
 Modal Intelektual dapat diwujudkan dalam bentuk ide-ide sebagai modal utama
yang disertai pengetahuan, kemampuan, keterampilan, komitmen, dan tanggung
jawab sebagai modal tambahan.
 Modal Sosial dan Moral diwujudkan dalam bentuk kejujuran dan kepercayaan,
sehingga dapat terbentuk citra.
 Modal Mental aadalah kesiapan mental berdasarkan landasan agama,
diwujudkan dalam bentuk keberanian untuk menghadapi resiko dan tantangan.
 Modal Material adalah modal dalam bentuk uang atau barang. Modal ini
terbentuk apabila seseorang memiliki jenis-jenis modal diatas.

2.5. Karakteristik Kewirausahaan


Para ahli mengemukakan karakteristik kewirausahaan dengan konsep yang
berbeda-beda. Geoffrey G. Meredith (1996: 5-6), misalnya, mengemukakan ciri-ciri
dan watak kewirausahaan sebagai berikut:
Karakteristik Watak
Percaya diri dan optimis Memiliki kepercayaan diri yang kuat, tidak
tergantung pada orang lain, dan
individualisme.

Berorientasi pada tugas dan hasil Kebutuhan untuk berprestasi, berorientasi


laba, mempunyai dorongan kuat, energik,
tekun dan tabah, tekad kerja keras, serta
inisiatif.

Berani mengambil resiko dan Mampu mengambil resiko yang wajar


menyukai tantangan

5
Kepemimpinan Berjiwa kepemimpinan, mudah beradaptasi
dengan orang lain, dan terbuka terhadap saran
serta kritik.

Keorisinalan Inovatif , kreatif, dan fleksibal.

Berorientasi masa depan Memiliki visi dan perspektif terhadap masa


depan

Ciri-ciri umum kewirausahaan:

 Memiliki motif berprestasi tinggi


 Memiliki perspektif ke depan
 Memiliki kreatifitas tinggi
 Memiliki sifat inovasi tinggi
 Memiliki komitmen terhadap pekerjaan
 Memiliki tanggung jawab
 Memiliki kemandirian atau ketidaktergantungan terhadap orang lain
 Memiliki keberanian menghadapi resiko
 Selalu mencari peluang
 Memiliki jiwa kepemimpinan
 Memiliki kemampuan manajerial
 Memiliki kemampuan personal.

6
2.6. Faktor-Faktor Pemicu Kewirausahaan

David C. McClelland (1961: 207) mengemukakan bahwa kewirausahaan


ditentukan oleh motif berprestasi, optimisme, sikap nilai, dan status kewirausahaan
atau keberhasilan. Perilaku kewirausahaan dipengaruhi oleh faktor internal dan
eksternal meliputi hak kepemilikan (property right-PR), kemampuan/kompetensi
(ability/competency-C), dan insentif (incentive-I), sedangkan faktor eksternal meliputi
lingkungan (environment-E). Menurut Ibnoe Soedjono, karena kemampuan afektif
mencakup sikap, nilai, aspirasi, perasaan dan emosi yang semuanya sangat bergantung
pada kondisi lingkungan yang ada, amka dimensi kemampuan afektif dan kemampuan
kognitif merupakan bagian dari pendekatan kemampuan kewirausahaan. Jadi,
kemampuan berwirausaha merupakan fungsi dari perilaku kewirausahaan dalam
mengombinasikan kreativitas, inovasi, kerja keras, dan berani menghadapi resiko
untuk memperoleh peluang.

2.7. Faktor Penyebab Keberhasilan dan Kegagalan Berwirausaha

Penyebab Keberhasilan Berwirausaha:

 Kemampuan dan kemauan


 Tekad yang kuat dan kerja keras
 Mengenal peluang yang ada dan berusaha meraihnya ketika ada kesempatan

Menurut Zimmerer (dalam Suryana, 2003 : 44-45) ada beberapa faktor yang
menyebabkan wirausaha gagal dalam menjalankan usaha barunya:

 Tidak kompeten dalam manajerial.


Tidak kompeten atau tidak memiliki kemampuan dan pengetahuan mengelola
usaha merupakan faktor penyebab utama yang membuat perusahaan kurang
berhasil.

7
 Kurang berpengalaman baik dalam kemampuan mengkoordinasikan,
keterampilan mengelola sumber daya manusia, maupun kemampuan
mengintegrasikan operasi perusahaan.
 Kurang dapat mengendalikan keuangan. Agar perusahaan dapat berhasil dengan
baik, faktor yang paling utama dalam keuangan adalah memelihara aliran kas.
Mengatur pengeluaran dan penerimaan secara cermat. Kekeliruan memelihara
aliran kas menyebabkan operasional perusahan dan mengakibatkan perusahaan
tidak lancar.
 Gagal dalam perencanaan.
Perencanaan merupakan titik awal dari suatu kegiatan, sekali gagal dalam
perencanaan maka akan mengalami kesulitan dalam pelaksanaan.
 Lokasi yang kurang memadai.
Lokasi usaha yang strategis merupakan faktor yang menentukan keberhasilan
usaha. Lokasi yang tidak strategis dapat mengakibatkan perusahaan sukar
beroperasi karena kurang efisien.
 Kurangnya pengawasan peralatan.
Pengawasan erat berhubungan dengan efisiensi dan efektivitas. Kurang
pengawasan mengakibatkan penggunaan alat tidak efisien dan tidak efektif.
 Sikap yang kurang sungguh-sungguh dalam berusaha.
Sikap yang setengah-setengah terhadap usaha akan mengakibatkan usaha yang
dilakukan menjadi labil dan gagal. Dengan sikap setengah hati, kemungkinan
gagal menjadi besar.
 Ketidakmampuan dalam melakukan peralihan/transisi kewirausahaan.
Wirausaha yang kurang siap menghadapi dan melakukan perubahan, tidak akan
menjadi wirausaha yang berhasil. Keberhasilan dalam berwirausaha hanya bisa
diperoleh apabila berani mengadakan perubahan dan mampu membuat peralihan
setiap waktu.

8
Beberapa potensi yang membuat seseorang mundur dari kewirausahaan menurut
Zimmerer (1996-7):

 Pendapatan yang tidak menentu


 Kerugian akibat hilangnya modal investasi
 Perlu kerja keras dan waktu yang lama
 Kualitas hidup yang tetap rendah meskipaun usahanya telah berhasil

2.8. Keuntungan dan Kerugian Berwirausaha


Keuntungan Berwirausaha:
 Otonomi yaitu pengelolaan yang bebas dan tidak terikat membuat wirausaha
menjadi seorang “bos” yang penuh kepuasan
 Tantangan awal dan perasaan motif berprestasi. Tangtangan awal atau perasaan
bermotivasi yang tinggi merupakan hal yang menggembirakan. Peluang untuk
mengembangkan konsep usaha yang dapat menghasilkan keuntungan sangat
memotivasi wirausaha.
 Kontrol finansial. Wirausaha memiliki kebebasan untuk mengelola keuangan dan
merasa kekayaan sebagai milik sendiri.

Kerugian Berwirausaha:

 Pengorbanan persoanal. Pada awalnya, wirausaha harus bekerja dengan waktu


yang lama dan sibuk. Sedikit sekali waktu yang tersedia
 Beban tanggung jawab. Wirausaha harus mengelola semua fungsi bisnis, baik
pemasaran, keuangan, personal, maupun pengadaan dan pelatihan.
 Kecilnya margin keuntungan dan besarnya kemungkinan gagal. Karena
wirausaha menggunakan sumber daya miliknya sendiri, maka margin
laba/keuntungan yang diperoleh akan relatif kecil.

9
2.9. Berfikir Kreatif Dalam Kewirausahaan

Menurut Zimmererr (1996) untuk mengembangkan keteramplan berfikir,


seseorang menggunakan otak sebelah kanan. Sedangkan untuk belajar
mengembangkan ketrampilan berpikir digunakan otak sebelah kiri, ciri-cirinya :

 Selalu bertanya : Apa ada cara yang lebih baik?


 Selalu menantang kebiasaan, tradisi dan kebiasaan rutin
 Mencoba untuk melihat masalah dari perspektif yang berbeda
 Menyadari kemungkinan banyak jawaban ketimbang satu jawaban yang benar
 Melihat kegagalan dan kesalahan sebagai jalan untuk mencapai sukses
 Mengkorelasikan ide-ide yang masih samar terhadap masalah untuk
menghasilkan pemecahan inovasi
 Memiliki ketrampilan helicopter yaitu kemampuan untuk bangkit di atas
kebiasaan rutin dan melihat permasalahan dari perspektif yang lebih luas
kemudian memfokuskannnya pada kebutuhan untuk berubah.

2.10. Manajemen dan Strategi Kewirausahaan

Manajemen kewirausahaan menyangkut semua kekuatan perusahaan yang


menjamin bahwa usahanya betul-betul eksis. Bila bahasa baru ingin berhasil , maka
wirausaha harus memiliki empat kompetensi, diantaranya:

 Fokus pada pasar, bukan pada teknologi


 Buat ramalan pendanaan untuk menghindari tidak terbiayainya perusahaan
 Bangun tim managemen, buakn menonjolkan perorangan
 Beri peran tertentu, khusus bagi wirausaha penemu

Jika managemen kewirausahaan menyangkut lingkungan internal perusahaan, maka


strategi kewirausahaan menyangkut kesesuaian kemampuan internal dan aktivitas

10
perusahaan dengan lingkukngan eksternal, dimana perusahaan harus bersaing dengan
menggunakan kepetusan-keputusan strategis. Dalam melakukan strategi usahanya,
wirausaha biasanya menggunakan salah satu strategi dari empat strategi, sebagai
berikut:

 Berada pertama di pasar dengan prodek dan jasa baru


 Posisikan produk dan jasa baru tersebut pada relung pasar yang tidak terlayani
 Fokuskan barang dan jasa pada relung yang kecil tetapi bisa bertahan
 Mengubah karakteristik produk, pasar atau industry

2.11. Imbalan Dalam Wirausaha

Tiap orang tertarik kepada kewirausahaan karena berbagai imablan yang dapat
dikellompokkan dalam tiga kategori dasar : Laba, kebebasan, dan kepuasan dalam
menjalani hidup.

A. Imbalan Berupa Laba

Wirausaha mengharapkan hasil yang tidak hanya mengganti kerugian waktu dan
uang yang diinvestasikan tetapi juga memberikan imbalan yang pantas bagi resiko dan
inisiatif yang mereka ambil dalam mengoperasikan bisnis mereka sendiri. Dengan
demikian imbalan berupa laba merupakan motofasi yang kuat bagi wirausaha tertentu.
Laba adalah salah satu cara dalam mempertahankan nilai perusahaan. Beberapa
wirausaha mungkin mengambil laba bagi dirinya sendiri atau membagikan laba
tersebut, tetapi kebanyakan wirausaha puas dengan laba yang pantas.

B. Imbalan Berupa Kebebasan

Kebebasan untuk menjalankan perusahaannya merupakan imbalan lain bagi


seorang wirausaha. Hasil survey dalam bisnis berskala kecil tahun 1991 menunjukkan

11
bahwa 38% dari orang-orang yang meninggalkan pekerjaan nya di perusahaan lain
karena mereka ingin menjadi bos atas perusahaan sendiri. Beberapa wirasuaha
menggunakan kebebasannya untuk menyusun kehidupan dan perilaku kerja pribadnya
secara fleksibel. Kenyataannya banyak wirausaha tidak mengutamakan fleksibiltas
disatu sisi saja. Akan tetapi wirausaha menghargai kebebasan dalam karir
kewirausahaan, seperti mengerjakan urusan mereka dengan cara sendiri, memungut
laba sendiri dan mengatur jadwal sendiri.

C. Imbalan Berupa Kepuasan Dalam Menjalani Hidup

Wirausaha sering menyatakan kepuasan yang mereka dapatkan dalam


menjalankan bisnisnya sendiri. Pekerjaan yang mereka lakukan memberikan
kenikmatan yang berasal dari kebebasan dan kenikmatan ini merefleksikan pemenuhan
kerja pribadi pemilik pada barang dan jasa perusahaan. Banyak perusahaan yang
dikelolah oleh wirausaha tumbuh menjadai besar akan tetapi ada juga yang relative
tetap berskala kecil.

2.12. Golongan Wirausaha dan Pengusaha


A. Golongan Pengusaha Besar

Pengusaha Besar adalah seseorang yang Memiliki modal yang besar untuk
berbisnis sampai ke mancanegara dan biasa nya memiliki banyak karyawan.

Contoh Pengusaha Besar : Pengusaha Penjualan Konstruksi Bangunan “Krakatau Steel


Cilegon”

12
B. Golongan Pengusaha Menengah

Menengah adalah Seseorang yang memiliki modal yang lumayan, biasa nya
target untuk pengusaha Menengah adalah pasaran lokal yang berada di negara sendiri,
pengusaha menengah pun memiliki beberapa orang karyawan tetapi tidak sampai
sebanyak pengusaha Besar.

Contoh Pengusaha Menengah adalah : Pengusaha Restaurant yang Berada di Pantai


Indah Kapuk.

C. Golongan Pengusaha Kecil

Pengusaha Kecil adalah Pengusaha yang biasanya target berada di dalam lingkup
sekitar lingkungan nya saja, dan biasanya modal yang di butuhkan tidak besar ataupun
harus memiliki seorang karyawan yang terdapat pada golongan besar dan menengah,

Contoh Pengusaha Kecil: Penjual Gorengan yang berada di sekitar kita, ataupun
Penjual Nasi Uduk.

13
BAB 3

PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Keberhasilan atau kegagalan wirausaha sangat dipengaruhi oleh sifat dan


kepribadian seseorang. The officer of Advocacy of Small Business Administration.
bahwa kewirausahaan yang berhasil pada umumnya memiliki sifat-sifat kepribadian.

Seperti telah diungkapkan bahwa wirausaha sebenarnya adalah seorang inovator atau
individu yang mempunyai kemampuan naluriah untuk melihat benda-benda materi
sedemikian rupa yang kemudian terbukti benar, mempunyai semangat.

Para ahli mengemukakan bahwa seseorang memiliki minat berwirausaha karena


adanya suatu motif tertentu, yaitu motif berprestasi (achievement motive). Motif
berprestasi ialah suatu nilai sosial yang menekankan pada hasrat untuk mencapai yang
terbaik guna mencapai kepuasan secara pribadi.

3.2. Saran

Disarankan bagi mahasiswa yang nantinya akan memulai berwirausaha untuk


meneladani dan dapat mencontoh sikap, karakteristik, dan sebagainya dari apa yang
tertulis di bab Pembahasan di atas. Seorang wirausaha memang perlu untuk
menghadapi sebuah risiko, karena dari proses risiko itu sendiri nantinya akan
membawa sesuatu yang besar. Dan juga semangat, kerja keras, ulet, serta tidak putus
asa sikap yang sangat dibutuhkan oleh seorang wirausaha agar terus berkarya dengan
usaha yang di jalankannya.

14
DAFTAR PUSTAKA

Suryana. 2006. Kewirausahaan. Jakarta:Salemba Empat.

Adji Wahyu, Suwerli, & Suratno. Editor : Setiawan Yusuf. S, Utami Diyah .P. 2007.
Kewirausahaan, Jakarta:Penerbit Erlangga.

http://ahmadarkam.wordpress.com/2013/03/16/makalah-konsep-dasar kewirausahaan/

15

Anda mungkin juga menyukai