Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN MATA KULIAH

GEOLOGI TATA LINGKUNGAN

KECAMATAN GALUR KABUPATEN KULONPROGO

Disusun Oleh:
Luhung Bagas Pangaran 21100112170001
Prateta Amagea Verani 21100113140109
Deo Yosa Angga P 21100114130050
Charisma Siallagan 21100114140073
Ridwan Silalahi 21100114140082
Yeremia Billy A G 21100114130094
Fanendra Priutama 21100114140097
Nur Adillah 21100115120003
Ajrun Ghoiru Mamnun 21100115140054
Pelangi Laksmita Putri 21100115140076

DEPARTEMEN TEKNIK GEOLOGI


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS DIPONEGORO

SEMARANG
APRIL 2018
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Indonesia merupakan salah satu Negara yang mempunyai jumlah
penduduk kurang lebih 222 juta jiwa, kepadatan penduduk di wilayah Negara
Indonesia tidaklah sama. Jawa merupakan daerah yang jumlah penduduknya
paling padat dibandingkan dengan daerah lain.
Luas daratan wilayah Indonesia 1.904.345 km2 yang terdiri dari kurang
lebih 17.508 pulau. Jumlah penduduk Indonesia berdasarkan sensus tahun
1971 adalah 118.460.000. Usaha yang dijalankan pemerintah untuk meratakan
jumlah penduduk Indonesia adalah dengan pemindahan penduduk atau yang
sering disebut transmigrasi. Sebagian penduduk dari daerah yang padat
penduduknya, dipindahkan ke daerah yang masih kosong atau kurang
penghuninya (Adang maryuni, 1977: 31).

1.2 Rumus Masalah


Berdasarkan latar belakang masalah yang telah di uraikan dan agar
pembahasan terfokus pada permasalahan yang ada, maka ruang lingkup
sejarah dan masalah yang akan diangkat ialah sebagai berikut :
1. Jumlah Penduduk Kecamatan Galur Kabupaten Kulonprogon tahun 2015,
2016, dan 2017
2. Kepadatan Penduduk Kecamatan Galur Kabupaten Kulonprogo
3. Potensi daerah penelitian

1.3 Batasan Masalah


Adapun batasan masalah dalam penelitian ini dibedakan menjadi tiga yaitu
batasan masalah, batasan spasial, dan batasan temporal. Dalam batasan
spasial, penelitian ini dilaksanakan di Kecamatan Galur Kabupaten
Kulonprogo Jawa Tengah. Batasan Temporal dalam penelitian ini yaitu pada
tahun 2015 – 2017. Batasan masalah dalam penelitian ini yaitu hanya
mengacu pada jumlah penduduk, kepadatan penduduk serta potensi daerah
penelitian.

1.4 Tujuan Penelitian


Untuk mengetahui tata lingkungan daerah penelitian yang mencakup
persebaran penduduk dan potensi daerah penelitian

1.5 Manfaat Penelitian


Untuk memberikan informasi jumlah penduduk serta kepadatan penduduk
di Kecamatan Galur. Kecamatan Galur memiliki potensi yang menarik untuk
dikembangkan dan dilestarikan.

1.6 Metode Penelitian


Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Data Sekunder yaitu
informasi yang diperoleh dari data tertulis dan literatur yang relevan dengan
penelitian. Pada tugas ini digunakan data sekunder yang diambil dari situs
resmi Pemerintah Kabupaten Daerah Kulonprogo.
BAB II
ISI

2.1 Jumlah Penduduk


2.1.1 Jumlah Penduduk pada Tahun 2015
Tabel 2.1 Jumlah Penduduk di Kecamatan Galur, Kabupaten Kulonprogo
pada tahun 2015 semester 1

Diagram 2.1 Jumlah Penduduk berdasarkan jenis kelamin di Kecamatan Galur,


Kabupaten Kulonprogo pada tahun 2015 semester 1
Tabel 2.4 Jumlah Penduduk di Kecamatan Galur, Kabupaten Kulonprogo
pada tahun 2015 semester II

Diagram 2.4 Jumlah Penduduk berdasarkan jenis kelamin di Kecamatan Galur,


Kabupaten Kulonprogo pada tahun 2015 semester II
2.1.2 Jumlah Penduduk pada Tahun 2016

Tabel 2.3 Jumlah Penduduk di Kecamatan Galur, Kabupaten Kulonprogo


pada tahun 2016 semester 1

Diagram 2.3 Jumlah Penduduk berdasarkan jenis kelamin di Kecamatan Galur,


Kabupaten Kulonprogo pada tahun 2016 semester 1
Tabel 2.4 Jumlah Penduduk di Kecamatan Galur, Kabupaten Kulonprogo
pada tahun 2016 semester II

Diagram 2.4 Jumlah Penduduk berdasarkan jenis kelamin di Kecamatan Galur,


Kabupaten Kulonprogo pada tahun 2016 semester II
2.1.3 Jumlah Penduduk pada Tahun 2017

Tabel 2.5 Jumlah Penduduk di Kecamatan Galur, Kabupaten Kulonprogo


pada tahun 2017 semester 1

Diagram 2.5 Jumlah Penduduk berdasarkan jenis kelamin di Kecamatan Galur,


Kabupaten Kulonprogo pada tahun 2017 semester 1
Tabel 2.6 Jumlah Penduduk di Kecamatan Galur, Kabupaten Kulonprogo
pada tahun 2017 semester II

Diagram 2.6 Jumlah Penduduk berdasarkan jenis kelamin di Kecamatan Galur,


Kabupaten Kulonprogo pada tahun 2017 semester II
2.2 Kepadatan Penduduk
Kepadatan penduduk merupakan perbandingan antara jumlah penduduk
dan luas wlayah tertentu. Kepadatan penduduk dapat dibagi menjadi tiga,
antara lain :
1. Kepadatan Penduduk Kasar
Merupakan angka yang menunjukkan jumlah penduduk dalam
satuan wilayah tertentu. Satuan yang biasa digunakan untuk
menggambarkan angka kepadatan adalah orang/hektar atau
orang/km2

𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑒𝑛𝑑𝑢𝑑𝑢𝑘 (𝑜𝑟𝑎𝑛𝑔 𝑎𝑡𝑎𝑢 𝑗𝑖𝑤𝑎)


Kepadatan Penduduk Kasar = 𝑙𝑢𝑎𝑠 𝑤𝑖𝑙𝑎𝑦𝑎ℎ (ℎ𝑒𝑘𝑡𝑎𝑟 𝑎𝑡𝑎𝑢 𝑘𝑚2)

2. Kepadatan Penduduk Fisiologis


Merupakan angka yang menunjukkan perbandingan banyaknya
penduduk dengan luas lahan pertanian di suatu wilayah tertentu.

𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑒𝑛𝑑𝑢𝑑𝑢𝑘 (𝑜𝑟𝑎𝑛𝑔 𝑎𝑡𝑎𝑢 𝑗𝑖𝑤𝑎)


Kepadatan Penduduk Fisiologis = 𝑙𝑢𝑎𝑠 𝑙𝑎ℎ𝑎𝑛 𝑝𝑒𝑟𝑡𝑎𝑛𝑖𝑎𝑛 (ℎ𝑒𝑘𝑡𝑎𝑟 𝑎𝑡𝑎𝑢 𝑘𝑚2)

3. Kepadatan Penduduk Agraris


Merupakan angka yang menunjukkan perbandingan banyaknya
pernduduk petani dengan luas lahan pertanian.

𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑒𝑛𝑑𝑢𝑑𝑢𝑘 𝑝𝑒𝑡𝑎𝑛𝑖 (𝑜𝑟𝑎𝑛𝑔 𝑎𝑡𝑎𝑢 𝑗𝑖𝑤𝑎)


Kepadatan Penduduk Agraris = 𝑙𝑢𝑎𝑠 𝑙𝑎ℎ𝑎𝑛 𝑝𝑒𝑟𝑡𝑎𝑛𝑖𝑎𝑛 (ℎ𝑒𝑘𝑡𝑎𝑟 𝑎𝑡𝑎𝑢 𝑘𝑚2)

Pada laporan ini dilakukan perhitungan Kepadatan Penduduk secara


kasar, berikut merupakan data kepadatan penduduk kasar di Kecamatan Galur
Kabupaten Kulonprogo pada tahun 2015, 2016 dan 2017.
Tabel 2.7 Kepadatan Penduduk Kasar Kecamatan Galur Kabupaten Kulonprogo

Data Kepadatan Penduduk Kecamatan Galur


2015 2015 2016 2016 2017 2017
Tahun semester semester semester semester semester semester
I II I II I II

Jumlah Penduduk (Jiwa) 31.588 32.457 32.500 32.930 32.971 33.043

3.291,23 3.291,23 3.291,23 3.291,23 3.291,23 3.291,23


Luas Wilayah (Km2)
Kepadatan Penduduk
9,598 9,862 9,875 10,005 10,018 10,040
Kasar

Grafik 2.1 Grafik Kepadatan Penduduk Kasar Kecamatan Galur


Kabupaten Kulonprogo
10.1

10

9.9

9.8

9.7

9.6

9.5

9.4

9.3
2015 (smt I) 2015 (smt II) 2016 (smt I) 2016 (smt II) 2017 (smt I) 2017 (smt II)
2.3 Potensi
Kecamatan Galur terdiri dari Desa Tirtarahayu, Desa Pandowan, Desa
Brosot, Desa Kranggan, Desa Nomoporejo, Desa Banaran dan Desa
Karangsewu. Masing-masing desa memiliki potensi yang berbeda-beda sesuai
dengan letak dan kondisi geografisnya. Secara umum Kecamatan Galur
memiliki potensi sebagai lahan pertanian dan perkebunan dikarenakan
sebagian besar lahan yang terdapat pada Kecamatan Galur difungsikan
sebagai lahan persawahan dengan statistik yaitu luas lahan keseluruhan
Kecamatan Galur sebesar 3.629,I Ha, digunakan untuk persawahan sebesar
36,57%, tanah kering sebesar 34,79%, dan sisanya 28,65% untuk bangunan,
jalan, kuburan dan lain-lain. Luas persawahan tersebut, 91,75% berpengairan
teknis dan8,25% merupakan sawah tadah hujan. Berdasarkan kelas
kesesuaian lahan, wilayah Kecamatan Galur, mempunyai harkat S1 (sangat
sesuai) untuk ketinggian tempat (0-300 m dpl), dan rejim temperatur (20-31
°C), sedangkan curah hujan (2300 mm/th) berharkat S3 (sesuai marginal) dan
jumlah bulan kering 5 bulan berharkat S2 (cukup sesuai). Sedangkan
pengamatan fisiografi/kelerengan dan drainase, menunjukkan bahwa di
wilayah ini mempunyai harkat S1 (untuk fisiografi datar sampai berombak),
S2 (untuk fisiografi berobak-berbukit) dan S1 (untuk fisiografi berbukit-
bergunung), sedangkan drainasenya lambat berharkat S3 (sesuai marginal).
Tabel 2.8 menunjukkan bahwa tanaman pangan dan hortikultura di wilayah
ini berada pada harkat cukup sesuai (S2) dengan faktor pembatas drainase dan
tekstur tanah serta kesuburan tanah. Harkat ini dapat dinaikkan dari S2
menjadi S1 dengan menurunkan faktor pembatas jalan dengan menambah
unsur hara Nitrogen, phospor, perbaikan drainase dan pengaturan saat tanam
yang tepat, perbaikan perakaran dan pembuatan pematang yang kuat. Pola
tanam yang dianjurkan di Kecamatan Galur adalah : Padi – padi – kedelai,
Padi – padi – semangka, Padi – kedelai – semangka.
Tabel 2.8. Analisis Kesesuaian Lahan Sub Sektor Tanaman Pangan dan Hortikultura, Kecamatan Galur
Selain potensi pertanian dan perkebunan beberapa desa di kecamatan galur
memliki potensi lain yang berhubungan dengan keberadaan infrastruktur dan letak
geografisnya.
a. Desa Brosot
Potensi yang menonjol dari Desa Brosot dan sekitarnya yang sangat
mendukung perkembangan Kecamatan Galur adalah :
 Jalur Jalan Lintas Selatan (JJLS)
Jalur Lintas Selatan (JLJS) yang membelah Kawasan Kecamatan
Galur dan melintas tepat dijantung kota Brosot,merupakan jalan
yang mempunyai nilai sejarah yang tinggi yaitu jalur jalan
peninggalan jaman Belanda (Jl. Dandeeless) yang melintas sejak
dari Anyer Jawa Barat sampai diujung kota Panarukan Jawa Timur.
Jalan ini beberapa waktu agak kurang berfungsi karena adanya
jalan propinsi yang melintas dari Kota Kebumen sampai kota
Jogjakarta, namun semakin padatnya jalan
provinsi ini terutama pada hari besar dan hari libur, maka Jalur
Jalan Lintas Selatan ini berfungsi sebagai jalur alternatif bahkan
dalam perekembangannya jalur ini bukan merupakan jalur
alternatif lagi tapi merupakan jalur pilihan bagi para pengendara
kendaraan dari arah dan ke kota Jogjakarta. Namun dengan melihat
kondisi jalan yang ada maka ada perlu rencana pengembangan
untuk jalan ini.
 Wisata bahari Kecamatan Galur bagian selatan
Kecamatan Galur bagian selatan merupakan daerah pertemuan
langsung dengan Samudera Hindia, sehingga bagian selatan
Kecamatan Galur merupakan daerah pantai yang sangat potensial
untuk dikembangkan sebagai wisata bahari, pada lokasi ini sudah
ada kegiatan wisata alam namun belum dikembangkan secara
maksimal selain itu adanya lokasi penangkaran penyu sebagai area
untuk pelestarian binatang langka merupakan objek wisata yang
cukup menarik, keberadaan acara adat masyarakat setempat berupa
sedekah alam/ laut merupakan event budaya yang perlu dilestarikan
serta dikembangkan sebagai salah satu lokasi pariwisata daerah
Kecamatan Galur
b. Desa Banaran
Desa ini memiliki beberapa potensi yang dibagi kedalam sector-sektor
seperti:
 Pertanian
Potensi pertanian yang berkembang di Banaran adalah semangka,
melon dan buah naga. Komoditas tersebut menjadi komoditas
unggulan yang telah menembus pasar regional dengan area
pemasaran hingga Bandung dan Jakarta.
 Perikanan
Komoditas perikanan di Desa Banaran cukup bervariasi, beberapa
ikan hasil budidaya seperti bandeng, lele, dan gurame telah
menjadi komoditas yang cukup potensial untuk dihasilkan dan
mendatangkan keuntungan ekonomi. Budidaya yang dilakukan
lewat kelompok-kelompok budidaya ikan yang dibentuk secara
mandiri oleh masyrakat telah berkembang dan menjadi tulang
punggung perekonomian warga di Desa Banaran. Potensi ini
sangat menguntungkan saat nelayan tidak bisa melaut karena
ombak tinggi atau angina kencang.
 Pariwisata
Kawasan pesisir Desa Banaran merupakan area wisata yang cukup
potensial. Pantai Trisik yang cukup terkenal di Kulon Progo
merupakan salah satu aternatif wisata di saat akhir pekan atau
musim liburan.
 Industri
Desa Banaran merupakan salah satu desa pesisir yang cukup
berkembang di sektor industri kecil di Kulon Progo. Beberapa
produk diantaranya kerajinan batik alami, penjahit tas batik, abon
ikan, dan kerajinan sabut kelapa merupakan produk yang
dihasilkan secara home industry oleh masyarakat desa baik secara
individu maupun kelompok. Kerajinan tas yang ada di Banaran
masih bersifat parsial yakni sebagai penjahit dimana pasokan
bahan mentah berasal dari Kecamatan Sentolo yang kemudian
dipasarkan ke Yogyakarta. Selain itu kerajinan berasal dari sabut
kelapa yang dikerjakan oleh beberapa anggota masyarakat dan di
pasarkan di obyek wisata pantai trisik juga menjadi salah satu
produk lokal yang dihasilkan di desa ini.

Anda mungkin juga menyukai