Laporan Project Instrumentasi Elektronika Monitoring Suhu
Laporan Project Instrumentasi Elektronika Monitoring Suhu
ELEKTRONIKA
Di susun Oleh
1103161011
2 D3 Teknik Elektronika A
TAHUN 2018
BAB I PENDAHULUAN
Sensor merupakan peralatan atau komponen yang mempunyai peranan penting dalam
sebuah sistem pengaturan otomatis. Ketepatan dan kesesuaian dalam memilih sebuah
sensor akan sangat menentukan kinerja dari sistem pengaturan secara otomatis. Sensor
sering digunakan untuk pendeteksian pada saat melakukan pengukuran atau
pengendalian. Secara umum berdasarkan fungsi dan penggunaannya sensor dapat
dikelompokan menjadi 3 bagian yaitu sensor thermal (panas), sensor mekanis, dan sensor
optik (cahaya).
Temperatur merupakan salah satu dari empat besaran dasar yang diakui oleh Sistem
Pengukuran Internasional (The International Measuring System). Lord Kelvin pada tahun
1848 mengusulkan skala temperature termodinamika pada suatu titik tetaptriple
point, dimana fase padat, cair dan uap berada bersama dalam equilibrium, angka ini
adalah 273,16 oK ( derajat Kelvin) yang juga merupakan titik es.
Dalam permasalahan kali ini yakni pembuatan project yang mana terdapat sebuah
permasalahan tentang sistem monitoring gedung yang didesain untuk mendeteksi suhu
ruangan menggunakan 2 buah sensor LM35. Range suhu yang bisa dibaca oleh sensor
LM35 adalah 0-100°C dengan linieritas output 10mv/°C. Nilai suhu ruangan (TRUANG)
merupakan nilai rata-rata hasil pembacaan kedua sensor tersebut (T1 dan T2) sehingga:
𝑻𝑹𝑼𝑨𝑵𝑮 = 𝑇1 + 𝑇2 2
Nilai suhu ruangan tersebut akan dimonitor secara jarak jauh secara analog
menggunakan media kabel dengan jarak sekitar 100m memanfaatkan current loop.
Current loop dipilih karena (diharapkan) lebih robust dan meminimalkan noise selama
trasmisi sinyal dilakukan. Pada sisi penerima (receiver) ditambahkan rangkaian alarm
yang akan mendeteksi jika suhu ruangan terbaca melebihi dari nilai set point yang
ditentukan. Selanjutnya pada sisi penerima, data dimasukkan ke unit akuisisi data (berupa
modul Arduino) dan ditampilkan nilai suhu ruangan secara serial ke komputer.
1.3 TUJUAN
Adapun tujuan dari project sistem monitoring suhu menggunakan LM35 yaitu:
A. Mengerti dan memahami jenis rangkaian yang dibutuhkan dalam sistem monitoring
suhu gedung menggunakan LM35 yang berkaitan dengan proses mendesain alat
tersebut.
B. Mampu memahami dan mengerti dalam merumuskan suatu perhitungan setian
rangkaian yang dibutuhkan dalam proses mendisain alat monitoring suhu
C. Mengerti dan memahami tentang mekanisme kerja dari suatu alat monitoring suhu.
1.4 MANFAAT
Untuk manfaat yang dapat kita peroleh dari pembuatan alat monitoring suhu
menggunakan LM35 ini yakni:
A. Bagi Mahasiswa
Meningkatkan pengetahuan mahasiswa dalam implementasi suatu permasalahan yang
yang diberikan oleh Dosen sebagai wujud pemahaman materi yang telah kita
dapatkan selama satu semester sesuai dengan bidang studi instrumentasi elektronika
yang berkaitan dengan pemahaman tentang sensor suhu LM35.
B. Bagi Pembaca
Memberikan suatu informasi dan pengetahuan baru bagi masyarakat tentang
implementasi instrumentasi elektronika sebagai wujud perkembangan teknologi yang
dapat menyelesaikan permasalahan yang ada disekitar kita perihal sistem monitoring
suhu menggunakan sensor suhu LM35.
BAB II LANDASAN TEORI
Salah satu jenis dari sensor suhu adalah LM35 yaitu chip IC produksi Natioanal
Semiconductor yang berfungsi untuk mengetahui temperature suatu objek atau ruangan
dalam bentuk besaran elektrik, atau dapat juga di definisikan sebagai komponen
elektronika yang berfungsi untuk mengubah perubahan temperature yang diterima dalam
perubahan besaran elektrik. Sensor suhu IC LM35 dapat mengubah perubahan
temperature menjadi perubahan tegangan pada bagian outputnya. Sensor suhu IC LM35
membutuhkan sumber tegangan DC +5 volt dan konsumsi arus DC sebesar 60 µA dalam
beroperasi. Bentuk fisik sensor suhu LM 35 merupakan chip IC dengan kemasan yang
berfariasi, pada umumnya kemasan sensor suhu LM35 adalah kemasan TO-92 seperti
terlihat pada gambar dibawah.
Dari gambar diatas dapat diketahui bahwa sensor suhu IC LM35 pada dasarnya memiliki
3 pin yang berfungsi sebagai sumber supply tegangan DC +5 volt, sebagai pin output
hasil penginderaan dalam bentuk perubahan tegangan DC pada Vout dan pin untuk
Ground.
Karakteristik Sensor suhu IC LM35 adalah :
Memiliki sensitivitas suhu, dengan faktor skala linier antara tegangan dan suhu
10 mVolt/ºC, sehingga dapat dikalibrasi langsung dalam celcius.
Memiliki ketepatan atau akurasi kalibrasi yaitu 0,5ºC pada suhu 25 ºC seperti
terlihat pada gambar 2.2.
Memiliki jangkauan maksimal operasi suhu antara -55 ºC sampai +150 ºC.
Bekerja pada tegangan 4 sampai 30 volt.
Memiliki arus rendah yaitu kurang dari 60 µA.
Memiliki pemanasan sendiri yang rendah (low-heating) yaitu kurang dari 0,1 ºC
pada udara diam.
Memiliki impedansi keluaran yang rendah yaitu 0,1 W untuk beban 1 mA.
Memiliki ketidaklinieran hanya sekitar ± ¼ ºC.
Sinyal keluaran dari instrumen dapat berupa arus listrik, tegangan listrik dan sinyal
pneumatik. Agar berbagai instrumen dapat bekerja bersama-sama, sinyal dari instrumen
pengirim harus sama dengan sinyal yang dapat diterima oleh instrumen penerima. Karena
itu diperlukan standardisasi sinyal instrumen. Ada beberapa pensinyalan standar yang
digunakan dalam instrumen, antara lain:
a. Arus DC : 0 - 20 mA dan 4 - 20 Ma
b. Tegangan DC : 0 - 5V / 0 - 10V / 1 - 5V / 1 - 10V.
c. : 0,2 - 1,0 bar atau 3-15 psi
Buku Continous Process Control; P.G. Friedmann, T.P. Stoltenberg (ISA) sekilas
menyinggung, “The 4-20 mA signal became the industry standard because of inherent
stability of electric current loops with multitude of resistivity load. Another advantage is
that 4 mA offset ensures that minor electrical noise does not reach amplitude that is
greater than the measured signal. This make noise suppression less of problem. Also the
4-20 mA loop can be monitored for a zero mA condition to alarm that an open fuse or
broken wire has rendered the loop inoperative”. Secara singkat signal 4-20 mA memiliki
kestabilan yang cukup baik ketika terjadi perubahan resistansi atau impedansi, kemudian
ketahanan terhadap noise dan sebagai pembeda apakah signal sedang berada pada nilai
minimum atau terdapat permasalahan di dalam loop (tidak ada signal), hal ini dikenal
dengan “live zero” pada 4 mA.
Terdapat tambahan dari artikel Building Automation Product, Inc., bahwa signal 4-
20 mA dapat tetap mengalir paling efektif dan sempurna meskipun koneksi dari kabel
kurang sempurna. Kemudian dinyatakan juga bahwa 4-20 mA tidak terpengaruh oleh
adanya voltage drop asalkan power supply voltage masih lebih besar dari total voltage
drop pada maksimum arus signal 20 mA. Juga yang paling digaris bawahi adalah pada
analog signal receiver (dalam hal ini adalah I/O controller) seperti sudah menjadi
‘kesepakatan’ fabrikan untuk memiliki impedansi analog input totalnya adalah 250 Ohm.
Ada ‘anggapan’ bahwa kontroler mengukur tegangan diantara tahanan 250 Ohm tersebut
untuk mendapatkan data lapangan sebagai analog input. Dengan demikian pada saat nilai
arus 4 mA melalui tahanan 250 Ohm maka kontroler menerima 1 VDC, jika arus yang
mengalir 8 mA maka kontroler menerima 2 VDC, arus 12 mA mengalir maka kontroler
menerima 3 VDC, 16 mA kontroler menerima 4 VDC, dan pada 20 mA kontroler akan
menerima tegangan 5 VDC. Data tegangan tersebut yang diolah oleh PLC/DCS.
Secara sederhana kontroler itu mengolah data dengan data tegangan yaitu 0 VDC
untuk fault pada loop (kabel putus, short dll) pada arus 0 mA, dan signal antara 1 VDC – 5
VDC untuk mengolah data transmisi dari lapangan. Dengan alasan transmisi signal harus
dengan arus karena alasan anti voltage drop, anti noise dll.
BAB III METODOLOGI DAN IMPLEMENTASI PROJECT
Dari Permasalah tersebut berikut merupakan beberapa kebutuhan untuk desain dan
implementasi sistem tersebut:
Range suhu yang bisa dibaca sensor LM35 adalah 0-100°C dengan linieritas
output 10mv/°C sehingga variasi outputnya dalam bentuk tegangan adalah 0-1V
Sistem ini memanfaatkan transimis sinyal tipe arus dengan konfigurasi current
loop sehingga akan terdapat beberapa sub bagian sebagai berikut:
a. Transmitter, bagian yang terhubung dengan unit sensor suhu ruangan yang
memiliki input berupa tegangan 0-5V dan output berupa arus 4-20mA
b. Receiver, bagian yang terhubung dengan unit akuisisi data yang memiliki
input berupa arus 4-20mA dan output berupa tegangan 0-5V
c. Current-Loop, merupakan media untuk transmisi sinyal dari transmitter ke
receiver. Bagian ini secara fisik berupa 2 bentangan kawat yang
membentuk sebuah loop tertutup antara sisi transmitter dan receiver.
Terdapat sebuah sub sistem yang berfungsi menghitung rata-rata pembacaan
kedua sensor LM35 yang akan merepresentasikan nilai suhu ruangan sebelum
ditransmisikan via current-loop.
Pada sisi receiver dilengkapi dengan rangkaian alarm yang dapat diatur set point
suhunya dengan cara memutar VR yang merepresentasikan suhu 0-100°C yang
setara dengan tegangan 0-5V
Unit akuisisi data berupa modul Arduino. Saudara dapat menggunakan fasilitas
ADC internal 10-bit dan komunikasi serial untuk membaca data suhu ruangan
dan menampilkannya pada terminal serial di komputer.
3.2 BLOG DIAGRAM SISTEM
Komponen Pembuatan
1. Sensor Suhu LM35 2 buah
2. Op-amp LM358 2 buah
3. Resistor 220 Ohm 1 buah
1 Kohm 7 buah
100 Kohm 3 buah
82 Kohm 1 buah
100 Ohm 1 buah
2K2 Ohm 1 buah
4.2 KESIMPULAN