PENDAHULUAN
Kulit adalah organ tubuh yang terletak paling luar dan membatasinya dari
lingkungan hidup manusia. Luas kulit orang dewasa 1.5 m2 dengan berat kira-kira
15% berat badan. Ada banyak hal yang dapat menyebabkan kelainan pada kulit
manusia baik dari luar maupun dalam tubuh manusia. Salah satu penyebab yang
skuama.1
Eritroderma berasal dari bahasa Yunani, yaitu erythro- (red = merah) dan
derma, dermatos (skin = kulit), merupakan peradangan kulit yang mengenai 90%
atau lebih pada permukaan kulit yang biasanya disertai skuama.2,3,4 Pada beberapa
disebabkan oleh alergi obat secara sistemik, pada mulanya tidak disertai skuama.
Pada eritroderma yang kronik, eritema tidak begitu jelas karena bercampur dengan
hiperpigmentasi.2
eksematus.4
1
Insidensi eritroderma di Amerika Serikat bervariasi, antara 0,9 sampai 71
kasus per 100.000 penderita rawat jalan dermatologi. Hasan dan Jensen pada tahun
populasi.6 Sehgal dan Srivasta pada tahun 1986 melakukan penelitian prospektif di
India dan melaporkan 35 kasus per 100.000 penderita eritroderma dirawat jalan di
daripada wanita yaitu 2:1 hingga 4:1. Eritroderma lebih banyak terjadi pada
rentang usia antara 41-61 tahun. Lebih dari 50% kasus eritroderma
penyakit kulit (11 pasien psoriasis, 9 pasien dermatitis kontak, 5 pasien dermatitis
pitiriasis rubra pilaris), 11 pasien karena interaksi obat dan 14 kasus yang belum
Sigurdson pada tahun 2004 melaporkan dari 102 penderita eritroderma terdapat
43% kematian, 18% disebabkan langsung oleh eritroderma dan 74% tidak
Peradangan kulit yang begitu luas pada eritroderma merupakan salah satu
penyakit yang dapat mengancam jiwa. Risiko ini semakin meningkat bila diderita
oleh penderita dengan usia yang sangat muda atau pada usia lanjut. Pada beberapa
penderita, eritroderma dapat ditoleransi dan berada pada kondisi yang kronik.
2
Pengobatan disesuaikan dengan penyakit yang mendasarinya, namun tetap
Eritroderma bukan merupakan kasus yang sering ditemukan, namun masalah yang
ditimbulkannya cukup parah dan sering kali para dokter ahli penyakit kulit dan
ditegakkan lebih awal, cepat dan akurat serta penatalaksanaan yang tepat sangat
3
BAB II
LAPORAN KASUS
I. Identitas Pasien
Nama : Tn. SM
Umur : 70 Tahun
Alamat : Rannaya
Agama : Islam
II. Anamnesis
Keluhan Utama
Gatal dan perubahan warna kulit menjadi kemerahan pada seluruh tubuh
Seorang pasien datang ke Poli Kulit dan Kelamin RSUD Syekh Yusuf
Kabupaten Gowa dengan keluhan gatal dan merah pada seluruh tubuh yang
dirasakan sejak 2 bulan yang lalu. Bercak merah tersebut disertai dengan sisik
4
menghilang (nama obat tidak diketahui). Demam tidak ada, makan dan
minum dalam batas normal, BAB dan BAK dalam batas normal.
Status Presens
Satus Dermatologis
Lokasi : universal
ekskoriasi
5
6
IV. Resume
Seorang pasien datang ke Poli Kulit dan Kelamin RSUD Syekh Yusuf
Kabupaten Gowa dengan keluhan gatal dan merah pada seluruh tubuh yang
dirasakan sejak 2 bulan yang lalu. Bercak merah tersebut disertai dengan
sisik yang dijumpai pada hampir seluruh tubuh. Pasien pernah berobat di
menghilang (nama obat tidak diketahui). Demam tidak ada, makan dan
minum dalam batas normal, BAB dan BAK dalam batas normal.
7
V. Diagnosa Banding
yaitu:
1. Psoriasis
VII. Tatalaksana
Medikamentosa
Terapi sistemik
Terapi topikal
- Lanoline 10% + vaseline album (oles pagi sebagian badan atas, sore
8
- Fusicom cream (untuk muka)
tinggi protein
VIII. Prognosis
9
BAB III
PEMBAHASAN
tersebut yang mutlak harus ada ialah eritema, sedangkan skuama tidak selalu
terdapat, misalnya pada eritroderma akibat alergi obat sistemik. Pada mulanya
tidak disertai skuama, baru kemudian pada stadium penyembuhan timbul skuama.
Pada eritroderma yang kronik, eritema tidak begitu jelas, karena bercampur
dengan hiperpigmentasi.1
merujuk pada eritroderma. Dimana muncul makula eritema yang meluas dengan
cepat yang mengenai 90% atau lebih pada permukaan kulit, juga didapatkan
skuama tebal pada kulit, adanya hiperpigmentasi, serta adanya riwayat mengalami
dermatitis seboroik. Pada pasien ini penyebab yang paling mungkin yaitu akibat
perluasan penyakit kulit yang telah ada sebelumnya yaitu dermatitis seboroik.
Eritroderma dapat timbul sebagai perluasan dari penyakit kulit yang telah
channel blocker, dan bahan topikal), penyakit sistemik termasuk keganasan, serta
idiopatik (20%).2
disusun untuk menilai etiologi dari dermatitis exfoliatif, penyakit kulit yang sudah
10
ada sebelumnya berperan pada sekitar 52% (berkisar antara 27%-68%) dari
limfoma sel T kulit atau sindrom Sézary (5%). Pada sekitar 20% dari kasus
generalisata dapat terjadi pada usia berapapun dengan eritroderma yang lebih
umum terjadi pada pasien dengan dermatitis atopi sedang sampai parah. Penyebab
eritroderma eczematous meliputi faktor intrinsik (disfungsi sel T), dan penyakit
hati atau ginjal. Faktor ekstrinsik umum yang mengakibatkan eritroderma dapat
ditelusuri ke topikal yang tidak tepat (gesekan panas, obat herbal tertentu) atau
mengatakan bahwa hal ini merupakan proses sekunder dari interaksi kompleks
antara molekul sitokin dan molekul adhesi seluler yaitu Interleukin (IL-1, IL-2,
11
interferon-γ. Pada eritroderma terjadi peningkatan laju pengelupasan epidermis.
harinya, tetapi pada beberapa literatur menyatakan bahwa hanya 20-30 gr yang
Reaksi tubuh terhadap suatu agen dalam tubuh (baik itu obat-obatan,
menggigil. Pada eritroderma kronis dapat terjadi gagal jantung. Juga dapat terjadi
basal.3
12
Eritroderma akut dan kronis dapat mengganggu mitosis rambut dan kuku
berupa kerontokan rambut difus dan kehilangan kuku. Pada eritroderma yang
progresif.3
Kelainan yang paling pertama muncul adalah eritema, yang disebabkan oleh
ekstremitas, atau kepala. Eritema ini akan meluas sehingga dalam beberapa hari
atau minggu seluruh permukaan kulit akan terkena, yang akan menunjukan
penyebab penyakit. Pada eritroderma karena alergi obat, penghentian dari obat-
hasil yang baik. Pada eritroderma karena penyakit kulit, penyakit yang mendasari
harus diatasi. Pemberian salep pada psoriasis sebaiknya secara hati-hati karena
protein, pantau tanda vital dan cegah hipotermi, tidak boleh menggaruk daerah
yang gatal, menjaga kelembaban dan kebersihan kulit. Sedang untuk tatalaksana
mg/12 jam/oral, Cefixime 100 mg/12 jam/oral, Lanoline 10% + vaseline album
(oles pagi sebagian badan atas, sore sebagian badan bawah), dan Fusicom cream
(untuk muka).
13
Karena terdapat peningkatan kehilangan cairan transepidermal, dehidrasi
sering ditemukan sebagai komplikasi. Input dan output cairan harus dipantau
sekunder.3
dan mengobati kulit kasar, kering, bersisik, dan gatal, serta untuk melindungi kulit
dari iritasi.3
14
adalah penyebab eritroderma paling umum, bertanggung jawab atas
15
Prognosis dari eritroderma secara umum, prognosis baik pada
komplikasinya.3
16
BAB IV
KESIMPULAN
Seorang pasien datang ke Poli Kulit dan Kelamin RSUD Syekh Yusuf
Kabupaten Gowa dengan keluhan gatal dan merah pada seluruh tubuh yang
dirasakan sejak 2 bulan yang lalu. Bercak merah tersebut disertai dengan sisik
yang dijumpai pada hampir seluruh tubuh. Pasien pernah berobat di Puskesmas
sampai 5 kali. Apabila pasien minum obat, rasa gatalnya menghilang (nama obat
lama semakin menyebar ke seluruh tubuh yang disertai rasa gatal. Riwayat alergi
Eritroderma dapat timbul sebagai perluasan dari penyakit kulit yang telah
channel blocker, dan bahan topikal), penyakit sistemik termasuk keganasan, serta
idiopatik (20%).
penyebab penyakit. Pada eritroderma karena alergi obat, penghentian dari obat-
hasil yang baik. Pada eritroderma karena penyakit kulit, penyakit yang mendasari
harus diatasi.
17
DAFTAR PUSTAKA
18
6. Dwi AS, Thaha A, Hari MIP. Angka Kejadian dan Faktor Penyebab
Eritroderma di Poliklinik Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin RSUP Dr.
Mohammad Hoesin Palembang Periode 2009-2011. Departemen Ilmu
Kesehatan Kulit dan Kelamin, Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya,
Vol. 47, Issue 2, Apr. 2015. Available at :
https://www.google.co.id/url?sa=t&source=web&rct=j&url=http://ejournal.un
sri.ac.id/index.php/mks/article/download/2747/pdf&ved=0ahUKEwiv3syEv_n
VAhUBMY8KHUAuCzoQFggkMAA&usg=AFQjCNGeFNoAq4eYDV-
Y5pUQYB_5Xlktqg. Accessed on 24th August 2017.
7. Grant-Kels JM, Bernstein ML, Rothe MJ. Exfoliative Dermatitis. In : Wolff
K, Goldsmith LA, Katz SI, Gilchrest BA, Paller AS, Leffell DJ, (editors),
Fitzpatrick’s Dermatologi In General Medicine. 7th edition. United State : The
McGraw-Hill. 2008. 225-32 pp.
8. Mistry N, Gupta A, Alavi A, Sibbald RG. A Review of the Diagnosis and
Management of Erythroderma (Generalized Red Skin). Advances in Skin &
Wound Care, Vol. 28, Issue 5, May 2015. Available at :
https://www.researchgate.net/publication/275049552. Accessed on 24th
August 2017.
9. Jacoeb TNA. Psoriasis. Dalam : Menaldi SL SW, Bramono K, Indriatmi W,
(editors), Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. ed. 7. Jakarta : Badan Penerbit
FKUI. 2016. Hal 213-22.
10. Singh RK, Lee KM, Ucmak D, et al. Erythrodermic Psoriasis:
Pathophysiology and Current Treatment Perspective. Dove Press Journal, Vol.
6, July 2016. Available at :
https://www.google.co.id/url?sa=t&source=web&rct=j&url=https://www.dove
press.com/erythrodermic-psoriasis-pathophysiology-and-current-treatment-
perspect-peer-reviewed-fulltext-article-PTT&ved=0ahUKEwiy6-
vZu_nVAhWDNY8KHTVDDqgQFgg5MAM&usg=AFQjCNE3Bf3ngibbgV
a-cWeai7wpo3rBRQ. Accessed on 24th August 2017.
11. Bruch-Herharz D, Ruzicka T. Pityriasis Rubra Pilaris. In : Wolff K, Goldsmith
LA, Katz SI, Gilchrest BA, Paller AS, Leffell DJ, (editors), Fitzpatrick’s
19
Dermatologi In General Medicine. 8th edition. United State : The McGraw-
Hill. 2012. 416-22 pp.
20