Surabaya
Ela Nurhayati
Manajemen Pendidikan FIP Universitas Negeri Surabaya (e-mail: elababisapi@yahoo.co.id)
Abstrak
Kurikulum memiliki peran strategis dalam sistem pendidikan salah satunya dalam mewujudkan sekolah
yang bermutu dan berkualitas. Kurikulum merupakan suatu sistem program pembelajaran untuk mencapai
tujuan institusional pada lembaga pendidikan. Pelaksanaan kurikulum berbasis lingkungan merupakan
perwujudan dari salah satu komponen program adiwiyata karena pada dasarnya sekolah memberikan
pengaruh besar terhadap kelestarian lingkungan hidup dan peserta didik akan mendapatkan pengetahuan
terkait lingkungan melalui sekolah.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menjelaskan: 1) Gambaran implementasi kurikulum
berbasis lingkungan di SMP Negeri 16 Surabaya yang meliputi: (a) kurikulum berbasis lingkungan di
SMP Negeri 16 Surabaya; (b) kompetensi yang dimiliki tenaga pendidik dalam mengembangkan kegiatan
pembelajaran lingkungan hidup di SMP Negeri 16 Surabaya; (c) kegiatan pembelajaran yang dilakukan
peserta didik dalam perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup di SMP Negeri 16 Surabaya, 2)
Faktor Pendukung dalam implementasi kurikulum berbasis lingkungan di SMP Negeri 16 Surabaya, 3)
Faktor penghambat dalam implementasi kurikulum berbasis lingkungan di SMP Negeri 16 Surabaya, 4)
Upaya-upaya yang dilakukan dalam mengatasi hambatan dalam implementasi kurikulum berbasis
lingkungan di SMP Negeri 16 Surabaya.
Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kualitatif. Pengambilan data menggunakan teknik
wawancara, observasi dan dokumentasi. Teknik analisis data menggunakan reduksi data, display data,
dan penarikan kesimpulan. Untuk meningkatkan kepercayaan hasil penelitian maka dilakukan
pengecekan keabsahan data dengan uji kredibilitas, uji tranferabilitas, uji dependabilitas, dan uji
konfirmabilitas.
Hasil penelitian di SMP Negeri 16 Surabaya diperoleh bahwa kurikulum berbasis lingkungan yaitu
adanya penambahan indikator atau menyisipkan indikator yang terintegrasi dengan lingkungan di materi
tertentu. Kompetensi tenaga pendidik yaitu adanya peran aktif guru dalam mengembangkan pembelajaran
yang terintegrasi dengan lingkungan. Kegiatan pembelajaran yang dilakukan peserta didik yaitu
menghasilkan karya nyata terkait lingkungan dan mengkomunikasikan hasil pembelajaran melalui
berbagai media. Faktor pendukung dalam implementasi kurikulum berbasis lingkungan yaitu seluruh
warga sekolah, sarana prasarana dan lembaga terkait. Faktor pengahambat dalam implementasi kurikulum
berbasis lingkungan yaitu sikap dan perilaku peserta didik, pola pikir guru dan wali murid, sarana
prasarana pembelajaran, dan biaya yang terbatas. Upaya-upaya yang telah dilakukan dalam mengatasi
hambatan yaitu mengadakan sosialisasi, memberikan himbauan berupa poster, dan mengadakan program
ecopreneur.
Kata Kunci : kurikulum berbasis lingkungan, adiwiyata
Abstract
A curriculum has strategic roles in education system, one of them is to make a school has a good quality
in learning activities. The curriculum is a program of learning system is used to reach instutional
achievement in an educational institution. An implementation of curriculum based on the environment is
realization of the program adiwiyata component because basically the school gives great effect for
continuation of the environment and the leraners will get some knowledge about the enveronment from
the school.
This research has a goal to give information and description about : 1) The implementation of the
curriculum based on the environment at Junior High School 16 Surabaya including : (a) Curriculum
based on the environment at Junior High School 16 Surabaya; (b) Teachers’ compentency how to
improve environment learning activities could be approached at Junior High School 16 Surabaya; (c)
Students’ activities in protecting and managing their environment at Junior High School 16 Surabaya, 2)
Some factors which support in impelementation of the curriculum at Junior High School 16 Surabaya, 3)
inhibiting factors in the impelementation the curriculum at Junior High School 16 Surabaya, 4) some
1
Jurnal Manajemen Pendidikan Volume
ways to do in cope with the barriers of the implementation the curriculum based on the environment at
Junior High Scool 16 Surabaya.
This research used qualitative approach. The data are taken by interviewing, observing, and
documentating. Analizing data by reductiuon, displaying, and summerizing. In order to make the result of
this research is believeable, we check the validity of the data by credibility, tranferability, dependability
and konfirmability checking,
The result of the research at Junior High School 16 Surabaya that the curriculum based on the
environment there is additional indicator intregrated with some subjects. There is an active role of the
teachers in improving their way of teaching dealing with the environment. The students are more creative
by having a real work about the environment and inform it through some media. School people,
equipments, and some partnership, are as supporting factors make this success. Inhibiting factors in this
case are the attitude of the learners, the teacher’s mindset, parents, equipments, and financial weakness.
Some ways had done to solve these barriers are by socializing, giving advices trhough posters, and
holding ecopreneur.
Keywords : curriculum based on the environment, adiwiyata
taman sekolah untuk membuat geguritan (puisi) tersebut. kualitatif yang menjadi instrumen penelitian adalah
Hal ini sesuai dengan visi, misi dan tujuan sekolah yang peneliti itu sendiri. Kehadiran peneliti di lapangan untuk
menjunjung tinggi budaya lingkungan. SMP Negeri 16 melaksanakan penelitian ini menjadi prioritas dalam
Surabaya merupakan sekolah yang mengembangkan penelitian ini. Kehadiran peneliti di lokasi penelitian
kurikulum berbasis lingkungan dan dalam yaitu untuk mencari informasi dan data yang terkait
penyusunannya disesuaikan dengan petunjuk teknis yang dengan penelitian. Selanjutnya peneliti melakukan
ada serta dalam pelaksanaannya disesuaikan dengan pendekatan terhadap informan agar memudahkan peneliti
petunjuk pelaksanaan kurikulum yang ada. dalam mendapatkan informasi yang berkaitan dengan
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan penelitian ini. Sebelum melakukan penelitian di lokasi
menjelaskan: penelitian maka peneliti menyiapkan berbagai alat yang
1. Gambaran implementasi kurikulum berbasis dapat menunjang penelitian. Dalam proses penelitian
lingkungan di SMP Negeri 16 Surabaya. Selanjutnya tersebut, peneliti membawa alat perekam hasil
dari fokus tersebut dirinci menjadi tiga sub fokus wawancara, kamera untuk mengambil gambar
yaitu: dokumentasi dan buku catatan peneliti. Penelitian diawali
a. Kurikulum berbasis lingkungan di SMP Negeri dengan melakukan wawancara dengan informan
16 Surabaya. penelitian. Di samping itu peneliti juga melakukan
b. Kompetensi yang dimiliki tenaga pendidik dalam observasi dan dokumentasi terkait fokus penelitian.
mengembangkan kegiatan pembelajaran
Penelitian mengenai Implementasi Kurikulum
lingkungan hidup di SMP Negeri 16 Surabaya.
Berbasis Lingkungan di Sekolah Adiwiyata (Studi Kasus
c. Kegiatan pembelajaran yang dilakukan peserta
di SMP Negeri 16 Surabaya) ini peneliti
didik dalam perlindungan dan pengelolaan
mengklasifikasikan sumber data dalam penelitian ini
lingkungan hidup di SMP Negeri 16 Surabaya.
yaitu (a) Person (sumber data berupa orang) yaitu Wakil
2. Faktor pendukung dalam implementasi kurikulum
Kepala Sekolah, Wakil Kepala Sekolah Bidang
berbasis lingkungan di SMP Negeri 16 Surabaya.
Kurikulum, Koordinator Adiwiyata, Guru dan Peserta
3. Faktor penghambat dalam implementasi kurikulum
didik; (b) Place (sumber data berupa tempat) yaitu SMP
berbasis lingkungan di SMP Negeri 16 Surabaya.
Negeri 16 Surabaya; (c) Paper (sumber data berupa
4. Upaya-upaya yang dilakukan dalam mengatasi
kertas) yaitu Dokumen berupa profil sekolah dan
hambatan dalam implementasi kurikulum berbasis
dokumen yang berkaitan dengan penelitian.
lingkungan di SMP Negeri 16 Surabaya.
Kajian pustaka meliputi Konsep Dasar Kurikulum Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini
Berbasis Lingkungan, Implementasi Kurikulum Berbasis menggunakan teknik wawancara, observasi dan
Lingkungan, Kompetensi Tenaga Pendidik dalam dokumentasi. Teknik wawancara yang digunakan yaitu
Implementasi Kurikulum Berbasis Lingkungan, Kegiatan wawancara semiterstuktur untuk menemukan
Pembelajaran yang dilakukan Peserta Didik dalam permasalahan secara lebih terbuka, dimana pihak yang
Implementasi Kurikulum Berbasis Lingkungan, Faktor diajak wawancara dimintai pendapat, dan ide-idenya.
Pendukung dan Faktor Penghambat Implementasi Adapun instrumen pengumpulan data dalam teknik
Kurikulum Berbasis Lingkungan, Upaya-upaya dalam wawancara penelitian kualitatif ini berupa pedoman
Implementasi Kurikulum Berbasis Lingkungan dan wawancara. Pada proses wawancara peneliti akan
Konsep Program Adiwiyata. membuat pedoman wawancara, melakukan rekaman
wawancara, dan membuat catatan selama wawancara.
METODE Pedoman wawancara terdiri dari pertanyaan yang
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif bertujuan untuk mendapatkan informasi yang berkaitan
yang bertujuan untuk memperoleh informasi mengenai dengan penelitian. Informan dalam penelitian ini yaitu
implementasi kurikulum berbasis lingkunga di sekolah wakil kepala sekolah, wakil kepala sekolah bidang
adiwiyata (studi kasus di SMP Negeri 16 Surabaya). kurikulum, koordinator adiwiyata, guru dan peserta didik.
Rancangan penelitian dalam penelitian implementasi Teknik observasi yang digunakan peneliti yaitu observasi
kurikulum berbasis lingkungan di sekolah adiwiyata partisipasi pasif terhadap segala kegiatan yang berkaitan
(studi kasus di SMP Negeri 16 Surabaya) ini dengan implementasi kurikulum berbasis lingkungan di
menggunakan rancangan studi kasus. sekolah adiwiyata (studi kasus di SMP Negeri 16
Surabaya) sehingga peneliti memperoleh data melalui
Penelitian ini dilakukan di SMP Negeri 16 Surabaya
pengamatan tanpa terlibat langsung dalam kegiatan di
yang terletak di wilayah Surabaya bagian barat tepatnya
SMP Negeri 16 Surabaya. Metode dokumentasi ini
di Jalan Mastrip Bogangin 1 Surabaya. Dalam penelitian
dilakukan peneliti untuk mendapatkan apa yang berkaitan
3
Jurnal Manajemen Pendidikan Volume
dengan penelitian implementasi kurikulum berbasis lingkungan. Penambahan indikator ini disesuaikan
lingkungan di sekolah adiwiyata (studi kasus di SMP dengan materi yang dapat diintegrasikan dengan
Negeri 16 Surabaya). lingkungan karena tidak semua materi dapat
diintegrasikan dengan lingkungan; (b)
Teknik analisis data menggunakan reduksi data,
Pelaksanaan kurikulum berbasis lingkungan
penyajian data dan verifikasi data. Reduksi data berarti
merupakan kebijakan dari Dinas Pendidikan dan
merangkum, memilih hal-hal pokok , memfokuskan pada
integrasinya merupakan kebijakan dari sekolah;
hal-hal yang penting. Dengan demikian data yang telah
(c) Implementasi kurikulum berbasis lingkungan
direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas.
di SMP Negeri 16 Surabaya terintegrasi di seluruh
Setelah melakukan reduksi data maka selanjutnya
mata pelajaran; (d) Prosedur penyusunan
melakukan penyajian data yaitu dengan menyajikan data
kurikulum berbasis lingkungan sama dengan pada
yang sudah direduksi ke dalam bentuk teks, atau bisa
kurikulum pada umumnya; (e) Pelaksanaan
juga dengan grafik, matrik, dan lain sebagainya.
kurikulum berbasis lingkungan yaitu diawali dari
Selanjutnya melakukan penarika kesimpulan dari data-
penyusunan RPP hingga kegiatan pembelajaran
data yang telah terkumpul.
serta kegiatan lain yang berkaitan dengan
Teknik keabsahan data menggunakan uji kredibilitas, lingkungan yang diterapkan dalam kehidupan
transferabilitas, dependabilitas, konfirmabilitas. Dalam sehari-hari di sekolah dengan mendapat dukungan
melakukan uji kredibilitas peneliti menggunakan dari pihak-pihak yang terkait.; (f) Tujuan
tiangulasi sumber dan teknik. Di dalam pengujian implementasi kurikulum berbasis lingkungan di
transferabilitas peneliti membuat laporan dengan SMP Negeri 16 Surabaya yaitu bertujuan agar
memberikan uraian yang rinci, jelas, sistematis, dan dapat seluruh materi disesuaikan dengan lingkungam
dipercaya. Pengujian dependabilitas ini dapat dilakukan sehingga tercapainya materi kepada peserta didik
oleh tim pembimbing dan penguji tentang benar tidaknya dan bertujuan agar warga sekolah peduli dengan
peneliti melakukan penelitian langsung ke lokasi lingkungan dan merubah sikap dan perilaku
penelitian. Dalam uji dependabilitas ini pembimbing sehingga dapat mencegah kerusakan lingkungan.
melakukan audit keseluruhan aktivitas peneliti dalam Temuan penelitian menunjukkan bahwa
melakukan penelitian, bagaimana peneliti mulai kurikulum berbasis lingkungan di SMP Negeri 16
menentukan masalah atau fokus, memasuki lapangan, Surabaya secara umum merupakan adanya
menentukan sumber data, melakukan analisis data, penambahan indikator atau menyisipkan indikator
melakukan uji keabsahan data sampai membuat yang terintegrasi dengan lingkungan. Berdasarkan
kesimpulan hasil wawancara dengan informan menjelaskan
bahwa penambahan indikator tersebut disesuaikan
HASIL DAN PEMBAHASAN dengan materi yang dapat diintegrasikan dengan
A. Gambaran Implementasi Kurikulum Berbasis lingkungan karena tidak semua materi dapat
Lingkungan di SMP Negeri 16 Surabaya diintegrasikan dengan lingkungan. Penambahan
Fokus penelitian mengenai gambaran indikator tersebut terdapat pada Rencana
implementasi kurikulum berbasis lingkungan di SMP Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang berupa
Negeri 16 Surabaya dibagi menjadi tiga sub fokus dokumen tertulis yang nantinya sebagai acuan
yaitu (a) kurikulum berbasis lingkungan di SMP tenaga pendidik dalam melaksanakan
Negeri 16 Surabaya; (b) kompetensi yang dimiliki pembelajaran yang berbasis lingkungan.
tenaga pendidik dalam mengembangkan kegiatan Penambahan indikator tersebut disesuaikan
pembelajaran lingkungan hidup di SMP Negeri 16 dengan materi pelajaran dan dikembangkangkan
Surabaya; (c) kegiatan pembelajaran yang dilakukan secara kreatif dan inovatif oleh tenaga pendidik
peserta didik dalam perlindungan dan pengelolaan dengan memanfaatkan sarana prasarana yang ada
lingkungan hidup di SMP Negeri 16 Surabaya. di SMP Negeri 16 Surabaya serta memanfaatkan
Berikut pembahasan dari ketiga sub fokus tersebut: lingkungan sekolah sehingga diharapkan dapat
1. Kurikulum Berbasis Lingkungan di SMP mencapai tujuan sekolah yang berbudaya
Negeri 16 Surabaya lingkungan. Hal ini sesuai dengan pendapat
Berdasarkan penelitian yang Bauchcamp (Rohman, 2012: 215) yang
menunjukkan temuan penelitian sebagai berikut: mengatakan bahwa: Kurikulum sebagai rencana
(a) Kurikulum berbasis lingkungan secara umum atau pengajaran. Ia menjelaskan bahwa kurikulum
merupakan penambahan indikator atau adalah dokumen tertulis dan sekaligus merupakan
menyisipkan indikator yang terintegrasi dengan rencana pendidikan yang inovatif di sekolah.
4
Implementasi Kurikulum Berbasis Lingkungan di Sekolah Adiwiyata (Studi Kasus di SMP Negeri 16
Surabaya
Tetapi, kurikulum tidak hanya dinilai dari segi mendukung dalam implementasi kurikulum
dokumen dan rencana pendidikan karena ia harus berbasis lingkungan.
memiliki fungsi operasional kegiatan belajar- Implementasi kurikulum berbasis
mengajar, dan menjadi pedoman bagi pengajar lingkungan di SMP Negeri 16 Surabaya
maupun pelajar. terintegrasi di seluruh mata pelajaran tetapi hanya
Berdasarkan penjelasan tersebut maka pada materi tertentu yang bisa diintegrasikan
kurikulum berbasis lingkungan tidak hanya berupa karena tidak semua materi bisa diintegrasikan.
dokumen tertulis tetapi sebagai acuan dalam Berdasarkan pedoman program adiwiyata
pelaksanaan pembelajaran yang terintegrasi yang dijelaskan oleh Kementerian Negara
lingkungan sehingga tujuan dari kurikulum Lingkungan Hidup Republik Indonesia dijelaskan
tersebut tercapai. bahwa pengembangan kurikulum berbasis
Pelaksanaan kurikulum berbasis lingkungan terdiri dari: (a) Pengembangan model
lingkungan merupakan kebijakan dari Dinas pembelajaran lingkungan hidup (intergrasi
Pendidikan, untuk integrasi dalam mata pelajaran dan/atau monolitik); (b) Penggalian dan
merupakan kebijakan dari sekolah. Pelaksanaan pengembangan materi dan persoalan lingkungan
kurikulum berbasis lingkungan pada dasarnya hidup yang ada di masyarakat sekitar (isu lokal)
merupakan salah satu komponen dalam dan isu global; (c) Pengembangan kegiatan
pelaksanaan program adiwiyata di sekolah. kurikuler bertema lingkungan hidup; (d)
Adiwiyata sendiri merupakan salah satu program Pengembangan metode pembelajaran.
dari Kementerian Negara Lingkungan Hidup Berdasakan penjelasan poin pertama dari
dalam rangka penerapan kesepakatan bersama pedoman program adiwiyata tersebut kurikulum
antara Menteri Negera Lingkungan Hidup dengan berbasis lingkungan di SMP Negeri 16 Surabaya
Menteri Pendidikan Nasional Nomor: terintegrasi di seluruh mata pelajaran dengan
O3/MENLH/02/2010dan Nomor: 01/II/KB/2010. mengintegrasikannya diseluruh mata pelajaran
Berdasarkan bunyi pasal 36 ayat 1 tetapi hanya pada materi tertentu yang bisa
dijelaskan bahwa “Pengembangan kurikulum diintegrasi dengan lingkungan.
dilakukan dengan mengacu pada standar nasional Prosedur penyusunan kurikulum berbasis
pendidikan untuk mewujudkan tujuan pendidikan lingkungan tetap sama dengan kurikulum pada
nasional”. Bunyi pasal tersebut juga didukung umumnya tetapi materinya disesuaikan pada
oleh Pasal 36 ayat 2 yang berbunyi “Kurikulum materi yang bisa diintegrasikan dengan
pada semua jenjang dan jenis pendidikan lingkungan. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
dikembangkan dengan prinsip diversifikasi sesuai (RPP), kisi-kisi, dan silabus pada kurikulum
dengan satuan pendidikan, potensi daerah, dan berbasis lingkungan sama dengan kurikulum pada
peserta didik”. Berdasarkan bunyi pasal tersebut umumnya. Berdasarkan Permendiknas Nomor 41
maka dalam pengembangan kurikulum di sekolah Tahun 2007 tentang Standar Proses untuk Satuan
disesuaikan berdasarkan satuan pendidikan dan Pendidikan Dasar dan Menengah, Silabus sebagai
potensi daerah masing-masing sebagai wujud acuan pengembangan RPP memuat identitas mata
desentralisasi pendidikan. Kurikulum berbasis pelajaran atau tema pelajaran, SK, KD, materi
lingkungan tetap mengacu pada kurikulum pada pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator
umumnya dengan mengacu pada standar nasional pencapaian kompetensi penilaian, alokasi waktu,
pendidikan dan untuk pengembangan integrasinya dan sumber belajar. Pengembangan silabus dapat
dikembangkan sendiri oleh sekolah. Pada dilakukan oleh para guru secara mandiri atau
pelaksanaan kurikulum berbasis lingkungan berkelompok dalam sebuah/madrasah atau
diperlukan tenaga pendidik yang terampil dalam beberapa sekolah, kelompok Musyawarah Guru
mengembangkan pembelajaran yang terintegrasi Mata Pelajaran (MGMP) atau pusat Kegiatan
dengan lingkungan serta sarana dan prasarana Guru (PKG), dan Dinas Pendidikan.
yang mendukung dalam pembelajaran terkait Seperti hal tersebut di SMP Negeri 16
lingkungan. SMP Negeri 16 Surabaya memiliki Surabaya setiap tahun ajaran baru adanya kegiatan
sarana prasarana pendukung pembelajaran yaitu MGMP kecil per mata pelajaran yang membahas
taman ilmu, taman wifi, green house selain itu di tentang kurikulum berbasis lingkungan dan
lingkungan SMP Negeri 16 Surabaya terdapat area membahas materi yang dapat diintegrasikan
waduk penampungan air serta pabrik yang sangat dengan lingkungan.
5
Jurnal Manajemen Pendidikan Volume
6
Implementasi Kurikulum Berbasis Lingkungan di Sekolah Adiwiyata (Studi Kasus di SMP Negeri 16
Surabaya
sikap dan perilaku peserta didik dan warga dalam implementasi kurikulum berbasis
sekolah serta membentuk karakter yang peduli lingkungan.
lingkungan. Berdasarkan temuan penelitian dan Miller dan Saller (Rusman, 2011:74)
pendapat teori tersebut menurut peneliti, tenaga menyatakan: “in some cases, implemention has
pendidik di SMP Negeri 16 Surabaya perlu been identified with instruction ...” Demikian pula
meningkatkan kreatifitas dalam membuat Saylor, dkk (Rusman, 2011: 74) mengemukakan
perangkat pembelajaran dan meningkatkan bahwa: “instruction is thus implementation of the
kegiatan MGMP dalam membahas materi yang curriculum plan, usually, but not necessarily,
terintegrasi dengan lingkungan. involving teaching in the sense of the student
2. Kompetensi yang dimiliki Tenaga Pendidik teacher interaction in an educational setting.”
dalam Mengembangkan Kegiatan Pengertian tersebut memberikan pemahaman
Pembelajaran Lingkungan Hidup di SMP bahwa kurikulum dalam pelaksanaannya
Negeri 16 Surabaya merupakan upaya dalam mewujudkan kurikulum
Kompetensi tenaga pendidik dalam yang masih berupa dokumen tertulis menjadi
mengembangkan kegiatan pembelajaran nyata dalam serangkaian aktivitas pembelajaran.
lingkungan hidup di SMP Negeri 16 Surabaya Sejalan dengan pendapat tersebut, di SMP
yaitu berupa peran aktif tenaga pendidik untuk Negeri 16 Surabaya tenaga pendidik telah
mengubah sikap dan perilaku peserta didik yang menyusun rancangan pembelajaran yang telah
peduli dengan lingkungan serta merubah diintegrasikan dengan lingkungan yang berupa
kebiasaan peserta didik dengan menamkan nilai- dokumen dan selanjutnya diwujudkan dalam
nilai karakter untuk menjaga lingkungan. Hal kegiatan pembelajaran yang terkait lingkungan.
tersebut sejalan dengan pendapat Sagala (2011:23) Hamalik (2008:237) juga menjelaskan bahwa
menyatakan bahwa kompetensi merupakan implementasi kurikulum juga dapat diartikan
peleburan dari pengetahuan (daya pikir), sikap sebagai aktualisasi kurikulum tertulis (written
(daya kalbu), dan ketrampilan (daya pisik) yang curriculum) dalam bentuk pembelajaran.
diwujudkan dalam bentuk perbuatan. Dengan kata Implementasi kurikulum merupakan suatu
lain kompetensi merupakan perpaduan dari penerapan konsep, ide, program, atau tatanan
penguasaan pengetahuan, ketrampilan, nilai dan kurikulum ke dalam praktik pembelajaran atau
sikap yang direfleksikan dalam kebiasaan berpikir berbagai aktivitas baru, sehingga terjadi
dan bertindak dalam melaksanakan perubahan pada sekelompok orang yang
tugas/pekerjaannya. diharapkan untuk berubah. Di SMP Negeri 16
Sanjaya (2011: 280-292) mengemukakan Surabaya, tenaga pendidik telah menyusun
bahwa salah satu peran guru dalam pembelajaran rancangan pembelajaran yang terkait lingkungan
yaitu guru sebagai motivator dalam hal ini guru yang selanjutnya diimplementasikan dalam
berperan dalam memberikan motivasi kepada pembelajaran yang pada dasarnya dengan adanya
siswa sehingga memiliki motivasi dalam belajar. implementasi kurikulum berbasis lingkungan
Dengan ini guru harus dapat menumbuhkan tersebut bertujuan agar mengubah sikap dan
motivasi dan minat peserta didik. perilaku peserta didik untuk yang peduli
Berdasarkan hasil temuan penelitian lingkungan.
menunjukkan adanya peran guru dalam Berdasarkan penelitian yang dilakukan
pembelajaran dalam hal ini yaitu pembelajaran oleh peneliti berdasarkan buku pedoman adiwiyata
berbasis lingkungan yang bertujuan untuk terkait kompetensi yang dimiliki tenaga pendidik
mengubah sikap dan perilaku peserta didik yang dalam mengembangkan kegiatan pembelajaran
peduli dengan lingkungan serta merubah lingkungan hidup maka di SMP Negeri 16
kebiasaan peserta didik dengan menanamkan Surabaya menunjukkan metode pembelajaran
nilai-nilai karakter untuk menjaga lingkungan. yang diterapkan oleh tenaga pendidik yaitu
Peranan guru dalam implementasi kurikulum metode pembelajaran aktif. Pembelajaran aktif
berbasis lingkungan di SMP Negeri 16 Surabaya yang dilakukan oleh tenaga pendidik tergantung
yaitu memotivasi peserta didik, menyadarkan pada materi yang diajarkan seperti diskusi,
peserta didik, mengajak peserta didik untuk observasi, laboratorium, demonstrasi, penugasan,
meningkatkan aktivitas yang berkaitan dengan praktek langsung sehingga peserta didik
lingkungan. Guru di SMP Negeri 16 Surabaya mendapatkan pemahaman terhadap hasil dai
sebagian besar telah melaksanakan peran tersebut pembelajaran. Hal tersebut sejalan dengan
7
Jurnal Manajemen Pendidikan Volume
pendapat Rusman (2011:308) menjelaskan bahwa berbasis lingkungan tetapi hanya terbatas pada
pembelajaran aktif merupakan pendekatan materi tertentu.
pembelajaran yang lebih banyak melibatkan Dalam buku pedoman Adiwiyata (2012)
aktivitas siswa dalam mengakses berbagai menjelaskan bahwa mengikutsertakan orang tua
informasi dan pengetahuan untuk dibahas dan peserta didik dan masyarakat dalam program
dikaji dalam proses pembelajaran di kelas pembelajaran lingkungan hidup dengan standar
sehingga mereka mendapatkan berbagai pencapaian prosentase tenaga pendidik yang
pengalaman yang dapat meningkatkan mengikutsertakan orang tua peserta didik dan
pemahaman dan kompetensinya. masyarakat yang terkait dengan pendidikan
Tenaga pendidik dalam mengembangkan lingkungan hidup. Tenaga pendidik di SMP
pembelajaran terkait implementasi kurikulum Negeri 16 Surabaya mengikutsertakan orang tua
berbasis lingkungan yaitu dengan mengangkat isu atau masyarakat sekitar yang berupa kegiatan
lokal/isu global. Berdasarkan pedoman program kerja bakti, sosialisasi, bakti sosial dan kegiatan
adiwiyata yang dijelaskan oleh Kementerian lainnya yang terkait dengan lingkungan.
Negara Lingkungan Hidup Republik Indonesia Hasil inovasi pelaksanaan kurikulum
dijelaskan bahwa pengembangan kurikulum berbasis lingkungan di SMP Negeri 16 Surabaya
berbasis lingkungan terdiri dari: (a) dikomunikasikan melalui media komunikasi
Pengembangan model pembelajaran lingkungan seperti majalah dinding, buletin sekolah, pameran,
hidup (intergrasi dan/atau monolitik); (b) radio, TV, surat kabar, jurnal. Hasil inovasi
Penggalian dan pengembangan materi dan tersebut juga berupa produk-produk daur ulang
persoalan lingkungan hidup yang ada di yang dipamerkan dalam kegiatan-kegiatan
masyarakat sekitar (isu lokal) dan isu global; (c) tertentu. Hal tersebut sejalan dengan buku
Pengembangan kegiatan kurikuler bertema pedoman Adiwiyata (2012) yang menyebutkan
lingkungan hidup; (d) Pengembangan metode bahwa tenaga pendidik mengkomunikasikan hasil-
pembelajaran. hasil inovasi pembelajaran lingkungan hidup
Pembelajaran yang terkait dengan dengan pencapaian hasil inovasi pembelajaran
lingkungan di SMP Negeri 16 Surabaya yaitu lingkungan hidup dikomunikasikan melalui
dengan mengangkat isu lokal dan isu global terkait majalah dinding, buletin sekolah, pameran, web
perlindungan lingkungan seperti yang terdapat di site, radio, TV, surat kabar, jurnal.
poin kedua. Pembelajaran tersebut memanfaatkan Pembelajaran yang dilakukan oleh tenaga
lingkungan sekolah dengan sarana prasarana yang pendidik terkait implementasi kurikulum berbasis
mendukung serta memanfaat lingkungan sekitar lingkungan di SMP Negeri 16 Surabaya yaitu
sekolah yaitu dengan adanya waduk penampungan tenaga pendidik melakukan pemecahan masalah
air dan pabrik. Dengan ini tenaga pendidik sehari-hari terkait isu lokal maupun isu global. Hal
mengangkat isu lokal yang ada di lingkungan tersebut sejalan dengan buku pedoman Adiwiyata
sekitar sekolah. (2012) yang menjelaskan bahwa tenaga pendidik
Berdasarkan di buku pedoman Adiwiyata mengkaitkan pengetahuan konseptual dan
(2012) menjelaskan tenaga pendidik prosedural dalam pemecahan masalah lingkungan
mengembangkan indikator dan instrumen hidup, serta penerapannya dalam kehidupan
penilaian yang terkait dengan lingkungan. Hal sehari-hari.
tersebut seperti yang telah dilakukan SMP Negeri Berdasarkan temuan penelitian
16 Surabaya yaitu adanya pengembangan disimpulkan bahwa kompetensi tenaga pendidik
indikator dan instrumen penilaian yang sesuai dalam mengembangkan pembelajaran lingkungan
dengan materi yang diintegrasikan. hidup yaitu kompetensi tenaga pendidik dalam
Berdasarkan di buku pedoman Adiwiyata mengembangkan pembelajaran yang terkait
(2012) menjelaskan bahwa tenaga pendidik lingkungan diwujudkan dengan adanya peran aktif
menyusun rancangan pembelajaran yang lengkap, tenaga pendidik dalam mengembangkan
baik untuk kegiatan di dalam kelas, laboratorium, pembelajaran yang terkait lingkungan yang
maupun di luar kelas. Sejalan dengan hal tersebut bertujuan untuk mengubah sikap dan perilaku
maka tenaga pendidik di SMP Negeri 16 Surabaya peserta didik yang peduli dengan lingkungan serta
telah menyusun rancangan pembelajaran yang merubah kebiasaan peserta didik dengan
lengkap terkait dengan pelaksanaan kurikulum menanamkan nilai-nilai karakter untuk menjaga
lingkungan, metode pembelajaran yang diterapkan
8
Implementasi Kurikulum Berbasis Lingkungan di Sekolah Adiwiyata (Studi Kasus di SMP Negeri 16
Surabaya
oleh tenaga pendidik yaitu metode pembelajaran menghasilkan karya nyata terkait dengan
aktif, tenaga pendidik dalam mengembangkan pendidikan lingkungan hidup antara lain: makalah,
pembelajaran terkait implementasi kurikulum puisi/sajak, artikel, lagu, hasil penelitian, gambar,
berbasis lingkungan yaitu dengan mengangkat isu seni tari, produk daur ulang.
lokal atau isu global, tenaga pendidik Hal tersebut seperti dalam proses
mengembangkan indikator dan instrumen pembelajaran berbasis lingkungan, peserta didik
penilaian yang terkait dengan lingkungan, tenaga menghasilkan karya nyata yang berkaitan dengan
pendidik telah menyusun rancangan pembelajaran pelestarian fungsi lingkungan hidup, mencegah
yang lengkap terkait dengan pelaksanaan terjadinya pencemaran dan kerusakan lingkungan
kurikulum berbasis lingkungan tetapi hanya hidup berupa poster, puisi, karya-karya dari
terbatas pada materi tertentu, tenaga pendidik produk daur ulang dan video-video mengenai
mengikutsertakan orang tua atau masyarakat pengelolaan sampah, pengolahan limbah.
sekitar yang berupa kegiatan kerja bakti, Pembelajaran merupakan sebuah proses
sosialisasi, bakti sosial dan kegiatan lainnya, hasil yang terjadi antara tenaga pendidik dan peserta
inovasi pelaksanaan kurikulum berbasis didik yang sengaja dilakukan untuk mencapai
lingkungan di SMP Negeri 16 Surabaya tujuan dari pembelajaran tersebut. Dalam
dikomunikasikan melalui media komunikasi pembelajaran yang berbasis lingkungan ini, tenaga
seperti majalah dinding, buletin sekolah, pameran, pendidik bertujuan agar peserta didik dapat
radio, TV, surat kabar, jurnal, pembelajaran yang memecahkan masalah lingkungan dalam
dilakukan oleh tenaga pendidik terkait kehidupan sehari-hari. Seperti konsep mengenai
implementasi kurikulum berbasis lingkungan di pembelajaran yang dijelaskan oleh Corey (Sagala,
SMP Negeri 16 Surabaya yaitu tenaga pendidik 2011:61) yang menjelaskan bahwa pembelajaran
melakukan pemecahan masalah sehari-hari terkait merupakan proses di mana lingkungan seseorang
isu lokal maupun isu global. secara sengaja dikelola untuk memungkinkan ia
Berdasarkan temuan penelitian dan turut serta dalam tingkah laku tertentu dalam
pendapat teori serta buku pedoman adiwiyata kondisi-kondisi khusus atau menghasilkan respons
dalam pelaksanaan kurikulum berbasis lingkungan terhadap situasi tertentu.
menurut peneliti tenaga pendidik di SMP Negeri Menurut buku pedoman Adiwiyata (2012)
16 Surabaya harus lebih kreatif dan inovatif dalam peserta didik menerapkan pengetahuan lingkungan
mengembangkan pembelajaran yang terkait hidup yang diperoleh untuk memecahkan masalah
lingkungan sehingga diharapkan apa yang menjadi lingkungan hidup dalam kehidupan sehari-hari. Di
tujuan sekolah yang berbudaya lingkungan dapat SMP Negeri 16 Surabaya dalam menerapkan
tercapai maksimal. pengetahuan lingkungan hidup yang diperoleh
3. Kegiatan Pembelajaran yang dilakukan dalam memecahkan masalah lingkungan hidup
Peserta Didik dalam Perlindungan dan masih terbatas pada peserta didik tertentu terutama
Pengelolaan Lingkungan Hidup di SMP Negeri peserta didik yang disebut kader lingkungan
16 Surabaya karena peserta didik tersebut mendapat
Supriadie & Deni (2012:9) menjelaskan pengetahuan yang lebih banyak daripada peserta
pembelajaran merupakan upaya untuk didik pada umumnya tetapi untuk peserta didik
mengembangkan sejumlah potensi yang dimiliki yang lain masih perlu bimbingan dan dukungan
peserta didik, baik pikir (mental-intelektual), yang intensif dari warga sekolah agar
emosional, sosial, nilai moral, ekonomikal, meningkatkan kesadaran peserta didik yang lain.
spiritual, dan kultural. Dengan adanya Berdasarkan buku pedoman Adiwiyata
pembelajaran berbasis lingkungan diharapkan (2012) menjelaskan bahwa peserta didik
segala potensi yang dimiliki peserta didik dapat mengkomunikasikan hasil pembelajaran
dikembangkan melalui karya nyata yang lingkungan hidup dengan berbagai cara dan media
dihasilkan peserta didik. melalui majalah dinding, buletin sekolah,
Di dalam buku pedoman Adiwiyata (2012) pameran, website, radio, TV, surat kabar, jurnal.
menjelaskan bahwa peserta didik menghasilkan Hal tersebut seperti yang dilaksanakan di SMP
karya nyata yang berkaitan dengan pelestarian Negeri 16 Surabaya yaitu sering adanya pameran
fungsi lingkungan hidup, mencegah terjadinya kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan
pencemaran dan kerusakan lingkungan hidup lingkungan, adanya majalah dinding yang dibuat
dengan standar pencapaian 50% peserta didik oleh peserta didik, dan kegiatan yang berbasis
9
Jurnal Manajemen Pendidikan Volume
lingkungan tersebut sudah masuk dalam surat B. Faktor pendukung dalam Implementasi
kabar seperti majalah flora dan fauna, media Kurikulum Berbasis Lingkungan di SMP Negeri
lingkungan, Jawa Pos dan event-event terkait 16 Surabaya
kegiatan adiwiyata di SMP Negeri 16 Surabaya Berdasarkan temuan penelitian menunjukkan
tetapi untuk pembuatan Web dan jurnal belum bahwa faktor pendukung dalam implementasi
dilaksanakan oleh SMP Negeri 16 Surabaya. kurikulum berbasis lingkungan yaitu dari warga
Berdasarkan beberapa pendapat tersebut sekolah itu sendiri. Hal tersebut seperti yang
maka pembelajaran di SMP Negeri 16 Surabaya dikemukakan oleh Marsh (Hamalik, 2008:239)
telah diatur untuk diarahkan pada pencapaian mengemukakan tiga faktor yang mempengaruhi
tujuan atau penguasaan sejumlah kompetensi dan implementasi kurikulum, yaitu dukungan kepala
indikatornya sebagai gambaran hasil belajar. sekolah, dukungan rekan sejawat guru, dan dukungan
Dalam hal ini pembelajaran di SMP Negeri 16 internal di dalam kelas. Dari berbagai faktor tersebut,
Surabaya telah dikelola sesuai dengan standar guru merupakan faktor penentu utama. Dengan kata
pelaksanaan kurikulum berbasis lingkungan yang lain, keberhasilan implementasi kurikulum di sekolah
bertujuan mengubah sikap dan perilaku peserta ditentukan oleh faktor guru karena bagaimanapun
didik. baiknya sarana pendidikan, jika guru tidak
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh melaksanakan tugasnya dengan baik maka
peneliti pembelajaran di SMP Negeri 16 Surabaya implementasi kurikulum tidak akan berhasil.
sebagai wujud dari implementasi kurikulum Selain itu keterlibatan semua komponen
berbasis lingkungan menunjukkan bahwa: (a) pendukung sekolah juga merupakan syarat atau
Dalam proses pembelajaran peserta didik perwujudan dari sekolah adiwiyata, seperti yang
menghasilkan karya nyata yang berkaitan dengan dikemukakan dalam buku panduan sekolah adiwiyata
pelestarian fungsi lingkungan hidup, mencegah (2012) menyatakan bahwa: Pelaksanaan program
terjadinya pencemaran dan kerusakan lingkungan adiwiyata diletakkan pada dua prinsip dasar, yaitu: (a)
hidup berupa poster, karya-karya dari produk daur Partisipatif maksudnya komunitas atau warga sekolah
ulang dan video-video mengenai pengelolaan harus terlibat dalam manajemen sekolah yang
sampah, pengolahan limbah, (b) Sebagian peserta meliputi keseluruhan proses perencanaan,
didik telah menerapkan pengetahuan lingkungan pelaksanaan, dan evaluasi sesuai tanggung jawab dan
hidup dalam memecahkan masalah lingkungan peran; (b) Berkelanjutan: maksudnya seluruh kegiatan
hidup di kehidupan sekolah mulai hal terkecil harus dilakukan secara terencana dan terus menerus
yakni dengan membuang sampah yang dulunya secara komprehensif.
sembarangan sudah pada tempatnya tetapi hal Dalam implementasi kurikulum berbasis
tersebut masih kurang karena sebagian besar lingkungan di SMP Negeri 16 Surabaya seluruh
peserta didik yang telah menerapkan terbatas pada warga sekolah sekolah diharuskan ikut serta
kader lingkungan, (c) Peserta didik mendukung segala kegiatan yang terkait lingkungan.
mengkomunikasikan hasil pembelajaran Dukungan tersebut berasal dari kepala sekolah, guru,
lingkungan hidup dengan berbagai cara yaitu peserta didik, komite sekolah serta staf sekolah.
melalui pameran, serta media seperti majalah SMP Negeri 16 Surabaya memiliki tujuan
dinding, buletin, surat kabar. menjadikan sekolah yang berkualitas sesuai Standar
Berdasarkan temuan penelitian dan pendapat Nasional Pendidikan (SNP) serta memberdayakan
teori serta buku pedoman adiwiyata mengenai lingkungan. Dalam tujuan ini diharapkan seluruh
implementasi kurikulum berbasis lingkungan, warga sekolah ikut serta dan bertanggung jawab
menurut peneliti sudah baik tetapi warga sekolah dalam mewujudkan tujuan dari SMP Negeri 16
harus lebih meningkatkan peranannya dalam Surabaya sebagai sekolah adiwiyata. Hal tersebut
kegiatan pembelajaran yang dilakukan peserta seperti yang dijelaskan oleh tim adiwiyata tingkat
didik. Dalam mengkomunikasikan hasil nasional (2012) juga menjelaskan mengenai tujuan
pembelajaran peserta didik diperlukan media dari program adiwiyata itu sendiri yaitu mewujudkan
Website dan pembuatan jurnal penelitian terkait warga sekolah yang bertanggung jawab dalam upaya
lingkungan. perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup
melalui tata kelola sekolah yang baik untuk
mendukung pembangunan berkelanjutan.
Sarana prasarana yang mendukung
implementasi berbasis lingkungan yaitu adanya taman
10
Implementasi Kurikulum Berbasis Lingkungan di Sekolah Adiwiyata (Studi Kasus di SMP Negeri 16
Surabaya
wifi, taman ilmu, hutan sekolah dan kolam ikan penerus bangsa. Adanya pola pendidikan yang dibawa
sebagai tempat pelaksanaan pembelajaran yang terkait anak dari lingkungan keluarga serta heterogenitas
lingkungan. Hal tersebut seperti yang dijelaskna tim karakter dari setiap individu anak merupakan
adiwiyata (2012) yang menyatakan bahwa adanya penghambat upaya peningkatan perkembangan sosial
ketersediaan sarana prasarana pendukung ramah peserta didik, sehingga hal ini sangat mempengaruhi
lingkungan. perkembangan sosial peserta didik.
Dukungan tersebut juga dalam bentuk kerja Selain itu pola pikir yang kurang peduli
sama dengan lembaga-lembaga terkait seperti BLH lingkungan dari sebagian tenaga pendidik juga
(Badan Lingkungan Hidup) dan LSM (Lembaga menghambat implementasi kurikulum berbasis
Swadaya Masyarakat) yang dilakukan SMP Negeri 16 lingkungan. Berdasarkan hasil temuan penelitian
Surabaya. Hal tersebut sejalan dengan pendapat terdapat beberapa tenaga pendidik yang kesulitan
Fajarisma (2014:170) yang menjelaskan bahwa dalam mengembangkan materi yang terintegrasi
dukungan sekolah dalam rangka mewujudkan sekolah dengan lingkungan. Hal tersebut seperti pendapat
yang peduli dan berbudaya lingkungan, warga Fajarisma (2014:170) menjelaskan bahwa ada
sekolah perlu dilibatkan dalam berbagai aktifitas beberapa faktor yang dapat menghambat
pembelajaran lingkungan hidup. Selain itu sekolah implementasi kurikulum berbasis lingkungan hidup di
juga diharapkan melibatkan masyarakat sekitarnya sekolah antara lain guru, salah satu hambatan yang
dalam melakukan berbagai kegiatan yang dialami guru yaitu guru dalam mengajar terlihat
memberikan manfaat baik bagi warga sekolah, kurang variasi dalam mengembangkan materi
masyarakat, maupun lingkungannya. pelajaran lingkungan hidup, sehingga
Dalam memaksimalkan faktor pendukung penyampaiannya kepada siswa masih kurang dapat
tersebut maka yang dilakukan sekolah yaitu peran dipahami dan guru kurang mampu memberikan
aktif guru dalam mengembangkan pembelajaran penyampaian materinya dengan hal-hal baru yang
berbasis lingkungan, peran komite sekolah dalam dapat dihubungkan dengan keadaan lingkungan
memaksimalkan implementasi kurikulum berbasis sekitar sekolah.
lingkungan serta kerja sama yang baik dengan pihak Faktor penghambat dari segi sarana prasarana
luar seperti BLH dan LSM. Hal tersebut sejalan yaitu kurangnya jumlah LCD untuk kegiatan
dengan pendapat dari Makhfiyah (2013) yang pembelajaran. Hal tersebut seperti pendapat Fajarisma
menjelaskan bahwa faktor pendukung dalam (2014:170) menjelaskan bahwa adanya fasilitas yang
pelaksanaan kurikulum berbasis lingkungan yakni memadai dapat dijadikan bahan belajar penunjang
adanya dukungan orang tua peserta didik dan materi lingkungan hidup. Kurangnya perhatian dan
dukungan dari dinas terkait. perawatan yang intens dapat menjadikan fasilitas
Berdasarkan temuan penelitian dan pendapat yang ada lambat laun rusak.
teori menurut peneliti SMP Negeri 16 Surabaya perlu Untuk faktor biaya, kurangnya sumber dana
melakukan kegiatan-kegiatan yang melibatkan warga dalam melaksanakan program-program yang terkait
sekolah, masyarakat dan lembaga terkait secara adiwiyata yang menyebabkan sekolah segera
intensif dan perlunya menjaga sarana prasarana mengambil tindakan dengan memprioritaskan sumber
seperti hutan sekolah, taman wifi, taman ilmu dan dana yang dimiliki sekolah. Permasalahan tersebut
kolam ikan yang biasanya digunakan dalam juga dijelaskan oleh Sagala (2011:215) yang
pembelajaran. menyatakan bahwa: Penggunaan dan alokasi dana
C. Faktor Penghambat dalam Implementasi rutin maupun pembangunan oleh pemerintah pusat
Kurikulum Berbasis Lingkungan di SMP Negeri maupun pemerintah daerah di Indonesia dalam
16 Surabaya menetapkan alokasi anggaran belum menempatkan
Dalam menerapkan kurikulum berbasis pendidikan sebagai prioritas, sehingga wajar jika
lingkungan adanya sikap dan perilaku peserta didik pendidikan di Indonesia selama ini tertinggal bukan
yang kurang peduli terhadap lingkungan sekitar, sikap karena anggaran yang tidak mencukupi, melainkaan
tersebut sulit diubah karena waktu di rumah lebih karena belum ada political will dari pemerintah
banyak daripada waktu di sekolah. Hal tersebut memprioritaskan anggaran pendidikan.
dikarenakan adanya wali murid yang kurang Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh
mendukung program-program adiwiyata di sekolah. peneliti menunjukkan bahwa faktor penghambat
Hal tersebut seperti yang dijelaskan oleh Fajarisma dalam implementasi kurikulum berbasis lingkungan
(2014:170) yang menjelaskan bahwa anak didik di SMP Negeri 16 Surabaya yaitu peserta didik yang
merupakan subyek pendidikan yang menjadi generasi kurang peduli dan sikap serta perilaku peserta didik
11
Jurnal Manajemen Pendidikan Volume
yang sulit diubah, sebagian guru yang kurang peduli, Selain itu upaya yang dilakukan oleh SMP
wali murid yang kurang mendukung, sarana prasarana Negeri 16 Surabaya yaitu mengingatkan peserta didik
pendukung pembelajaran, dan biaya yang terbatas. untuk selalu peduli lingkungan dan menjaga
Berdasarkan faktor penghambat tersebut yang lingkungan melalui pembiasaan di sekolah. Hal
menjadi penyebab terjadinya hambatan tersebut yaitu tersebut seperti yang dikemukakan oleh Fajarisma
sikap dan perilaku peserta didik yang sulit untuk (2014:171) upaya strategis sekolah yaitu
diubah, pola pikir guru, wali murid yang kurang menanamkan pembiasaan peduli dan berbudaya
mendukunga serta sumber dana yang masih terbatas. lingkungan, secara rutin guru memberikan ingatan
Berdasarkan temuan penelitian dan pendapat kepada siswa akan pentingnya peduli kepada
teori yang ada maka menurut peneliti SMP Negeri 16 lingkungan sekitar dan mampu untuk menjaga
Surabaya lebih meningkatkan edukasi terhadap warga kelestarian serta kebersihan.
sekolahnya dan berusaha mendapatkan dana Untuk mengatasi hambatan dalam segi biaya,
tambahan dari kegiatan-kegiatan adiwiyata. SMP Negeri 16 Surabaya mengadakan kegiatan
D. Upaya-upaya yang dilakukan dalam Mengatasi ecopreneur untuk mengurangi hambatan dari segi
Hambatan dalam Implementasi Kurikulum biaya. Hal tersebut sejalan dengan pernyataan tim
Berbasis Lingkungan di SMP Negeri 16 Surabaya adiwiyata (2012) yang menyatakan bahwa: Untuk
Salah satu upaya yang telah dilakukan SMP mencapai tujuan program yang telah ditetapkan, maka
Negeri 16 Surabaya yaitu memberikan sosialisasi dan diperlukan dukungan pembiayaan untuk pelaksanaan
edukasi terhadap seluruh warga sekolah dalam pembinaan dan pemberian penghargaan adiwiyata
kegiatan tertentu seperti pengambilan raport dan yang diperoleh dari berbagai sumber antara lain: (1)
peringatan hari-hari lingkungan. Selain itu mengajak Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara, Anggaran
seluruh warga sekolah dalam kegiatan kerja bakti dan Pendapatan dan Belanja Derah Provinsi, dan/ atau
sekolah membuat himbauan atau poster untuk Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah
mengajak menjaga lingkungan. Hal tersebut seperti Kabupaten/Kota, dan Bantusn Operasional Sekolah
yang dikemukakan oleh Fajarisma (2014:171) untuk (BOS); (2) Sumber lain yang tidak mengikat sesuai
memperkecil hambatan yang terjadi, sekolah dengan peraturan Perundang-undangan.
memberikan solusi strategis untuk mengatasi Berdasarkan temuan penelitian tersebut
persoalan yang terdapat di sekolah yaitu dengan sekolah merasa sudah melakukan upaya yang tepat
berpartisipasi aktif dengan kegiatan aksi lingkungan, tetapi masih belum maksimal. Diharapkan warga
dengan mengadakan kegiatan untuk berbaur diluar sekolah segera lapor jika terdapat masalah yang
dengan mengajak masyarakat sekitar agar peduli akan terjadi. Berdasarkan temuan penelitian dan pendapat
kelestarian lingkungan. Dengan cara kampanye teori maka menurut peneliti SMP Negeri 16 Surabaya
tentang kepedulian lingkungan dan menjaga keasrian perlu mengoptimalkan fasilitas penunjang
lingkungan. pembelajaran dan mengoptimalkan sarana penunjang
Setiap awal tahun ajaran baru SMP Negeri pembelajaran terkait lingkungan sehingga dapat
16 Surabaya melibatkan wali murid dan memberikan bermanfaat seoptimal mungkin dan meningkatkan
edukasi awal peserta didik masuk SMP Negeri 16 komitmen yang telah dibuat.
Surabaya berupa komitmen dalam bentuk surat
pernyataan untuk tidak menggunakan barang-barang PENUTUP
plastik dan tidak menambah sampah plastik. Hal Simpulan
tersebut seperti yang dikemukakan oleh Fajarisma
Berdasarkan paparan data dan data hasil temuan
(2014:171) dengan membuat misi lingkungan, misi
penelitian maka kesimpulan dari penelitian ini adalah
lingkungan sekolah adalah suatu pernyataan yang
sebagai berikut:
jelas tentang harapan atau komitmen sekolah untuk
meningkatkan kualitas lingkungan sekolah dan 1. Gambaran Implementasi Kurikulum Berbasis
terciptanya budaya peduli terhadap lingkungan. Lingkungan di SMP Negeri 16 Surabaya.
Dalam pembuatan misi lingkungan sekolah peran a. Kurikulum berbasis lingkungan di SMP Negeri 16
serta siswa sangat penting karena dengan melibatkan Surabaya merupakan penambahan indikator atau
siswa dalam pembuatan misi lingkungan akan menyisipkan indikator yang terintegrasi dengan
meningkatkan motivasi dan rasa bertanggungjawab lingkungan di seluruh mata pelajaran tetapi hanya
untuk mewujudkan apa yang terdapat dalam misi terbatas pada materi tertentu yang dapat
lingkungan sekolah. diintegrasikan dengan lingkungan.
12
Implementasi Kurikulum Berbasis Lingkungan di Sekolah Adiwiyata (Studi Kasus di SMP Negeri 16
Surabaya
13
Jurnal Manajemen Pendidikan Volume
menjadikan penelitian ini sebagai referensi dalam Noviansyah, Mohammad Rizal. 2015. Peran Serta
mengimplementasikan kurikulum berbasis lingkungan Warga Sekolah dalam Menyukseskan Sekolah
sehingga pelaksanaannya nanti dapat dipersiapkan Peduli dan Berbudaya Lingkungan (Sekolah
dengan baik. Adiwiyata) Di SMPN 2 Babat Lamongan.
4. Bagi peneliti lain (online). (http://id.portalgaruda.org). Diakses
Bagi peneliti lain yang hendak melakukan penelitian 07 Juli 2015.
yang serupa diharapkan untuk dapat melakukan
Peraturan Pemerintah No. 17 Tahun 2008 tentang Guru.
penelitian yang lebih dalam lagi mengenai
kompetensi tenaga pendidik dalam mengembangkan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Republik Indonesia
pembelajaran yang terintegrasi lingkungan. Nomor 05 Tahun 2013 Tentang Pedoman
Pelaksanaan Program Adiwiyata.
DAFTAR PUSTAKA Permendiknas Nomor 41 Tahun 2007 tentang Standar
Proses untuk Satuan Pendidikan Dasar dan
Arif, Irma Ariyanti. 2013. Analisis Kompetensi Guru Di Menengah
SMK Negeri 1 Watampone, Kabupaten Bone.
(online). (http://repository.unhas.ac.id). Riyanto, Yatim. 2008. Metodologi Penelitian Pendidikan
Diakses 17 Januari 2015. Kualitatif dan Kuantitatif. Surabaya: Unesa
University Press.
Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu
Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta. Rahman, Muhammad. 2012. Kurikulum Berkarakter
Refleksi dan Proposal Solusi Terhadap KBK
Daryanto&Agung Suprihatin. 2013. Pengantar dan KTSP. Jakarta: Prestasi Pustakarya.
Pendidikan Lingkungan Hidup. Yogyakarta:
Gava Media. Rahmawati, Ira. 2015. Upaya Pembentukan Perilaku
Peduli Lingkungan Siswa Melalui Sekolah
Fajarisma, Ahmad. 2014. Analisis Implementasi Adiwiyata Di SMP Negeri 28 Surabaya.
Kebijakan Kurikulum Berbasis Lingkungan (online). (http://id.portalgaruda.org). Diakses
Hidup Pada Program Adiwiyata Mandiri di 07 Juli 2015.
SDN Dinoyo 2 Malang. (online).
(http://ejournal.umm.ac.id/). Diakses 18 Rusman. 2011. Manajemen Kurikulum. Jakarta: PT. Raja
November 2014. Grafindo Persada.
Hamalik, Oemar. 2008. Dasar-Dasar Pengembangan Sagala, Syaiful. 2011. Kemampuan Profesional Guru dan
Kurikulum. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Tenaga Kependidikan. Bandung: Alfabeta.
Isnaeni, Yeni. 2013. Implementasi Kebijakan Sekolah Sanjaya, Wina. 2011. Kurikulum dan Pembelajaran Teori
Peduli dan Berbudaya Lingkungan di SMP dan Praktik Pengembangan Kurikulum
Negeri 3 Gresik. (online). Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Jakarta:
(http://ejournal.umm.ac.id/). Diakses 18 Kencana
November 2014. Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitaif Kualitatif
Makhfiyah, Ana. 2013. Manajemen Kurikulum Berbasis dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Lingkungan Hidup (Studi Kasus di SDN ________. 2012. Metode Penelitian Pendidikan
Panggungrejo 04 Kepanjen Kabupaten Pendekatan Kuantitaif,Kualitatif, dan R&D.
Malang). (online). (http://karya-
Bandung: Alfabeta.
ilmiah.umm.ac.id/). Diakses 18 November
2014. ________. 2013. Metode Penelitian Pendidikan
Pendekatan Kuantitaif,Kualitatif, dan R&D.
Majalah Fakta Online. 2013. SMP Negeri 16 Surabaya Bandung: Alfabeta.
Terima Piala Adiwiyata Mandiri. (online). Pemerintah Kota Surabaya. 2014. Penghargaan. (online).
(http://majalahfaktaonline.blogspot). Diakses (http://www.surabaya.go.id/profilkota/index.ph
pada tanggal 18 November 2014. p?id=26).Diakses pada 18 November 2014.
Moeheriono. 2009. Pengukuran Kinerja Berbasis Suplemen 1Buku Panduan Adiwiyata. Penjelasan
Kompetensi. Jakarta: Ghalia Indonesia. Pencapaian Sekolah Adiwiyata untuk
Monalisa. 2013. Program Adiwiyata dalam Pengelolaan Meningkatkan Pelaksanaan Program
Lingkungan Sekolah di SMP Negeri 24 Adiwiyata (Sekolah Peduli dan Berbudaya
Padang. (online). (http://ejournal.unp.ac.id/). Lingkungan Hidup). Kerjasama Antara
Diakses 18 November 2014. Kementerian Lingkungan Hidup dan
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Moleong, Lexy. 2011. Metodologi Penelitian Kualitatif. Republik Indonesia.
Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
14
Implementasi Kurikulum Berbasis Lingkungan di Sekolah Adiwiyata (Studi Kasus di SMP Negeri 16
Surabaya
15