Anda di halaman 1dari 4

Lampiran Surat Keputusan Direktur RSFM

No. Kpts- 028/A.A1/RSFM/I/2017

Tanggal : 03 Januari 2017

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Resusitasi jantung paru adalah serangkaian usaha penyelamatan hidup pada henti
jantung.Walaupun pendekatan yang dilakukan dapat berbeda-beda,tergantung penyelamat,
korban dan keadaan sekitar,tantangan mendasar tetap ada, yaitu bagaimana melakukan RJP
yang lebih dini,lebih cepat dan lebih efektif. Untuk menjawabnya, pengenalan akan adanya
henti jantung dan tindakan segera yang harus dilakukan menjadi prioritas dari panduan ini.
Henti jantung menjadi penyebab utama kematian dibeberapa negara.Terjadi baik
diluar rumah sakit maupun didalam rumah sakit. Diperkirakan sekitar 350.000 orang
meninggal per tahunnya akibat henti jantung di Amerika dan Kanada. Perkiraan ini tidak
termasuk mereka yang diperkirakan meninggal akibat henti jantung dan tidak sempat
diresusitasi. Walaupun usaha untuk melakukan resusitasi tidak selalu berhasil, lebih banyak
nyawa yang hilang akibat tidak dilakukanny resusitasi.
Sebagian besar korban henti jantung adalah orang dewasa, tetapi ribuan bayi dan
anak juga mengalaminya setiap tahun.Henti jantung akan tetap menjadi penyebab utama
kematian yang prematur, dan perbaikan kecil dalam usaha penyelamatannya aka nmenja
diri buan nyawa yang dapat diselamatkan setiap tahun.
Bantuan hidup dasar boleh dilakukan oleh orang awam dan juga orang yang terlatih
dalam bidang kesihatan.Ini bermaksud bahwa RJP boleh dilakukan dan dipelajari dokter,
perawat, paramedic dan juga orang awam.
Menurut American Heart Association, rantai kehidupan mempunyai hubungan erat
dengan tindakan resusitasi jantung paru, kerana penderita yang diberikan RJP,
mempunyai kesempatan yang amat besar untuk dapat hidup kembali.

1.2. Tujuan
Tujuan panduan ini adalah untuk mengetahui penatalaksanaan resusitasi yang
seragam di RS Fathma Medika.

1
Lampiran Surat Keputusan Direktur RSFM

No. Kpts- 028/A.A1/RSFM/I/2017

Tanggal : 03 Januari 2017

BAB II
TATA LAKSANA

2.1 Definisi
Resusitasi Jantung Paru (RJP) atau Cardiopulmonary Resuscitation (CPR) adalah
suatu tindakan darurat sebagai suatu usaha untuk mengembalikan keadaan henti nafas
atau henti jantung (kematianklinis) kefungsi optimal, guna mencegah kematian biologis.
Kematian klinis ditandai dengan hilangnya nadi arteri carotis dan arteri femoralis,
terhentinya denyut jantung dan pembuluh darah atau pernafasan dan terjadinya
penurunan atau kehilangan kesadaran. Kematian biologis dimana kerusakanotak tak
dapat diperbaikilagi, dapat terjadi dalam 4 menit setelah kematian klinis. Oleh Karena
itu,berhasil atau tidaknya tindakan RJP tergantung cepatnya dilakukan tindakan dan
tepatnya teknik yang dilakukan.

2.2 Indikasi
Resusitasi dilakukan pada pasien yang tidak sadar, tidak bernafas serta pasien yang sadar,
namun nafasnya tersengal-sengal.

2.3 Cara Resusitasi


a. Apabila terdapat pasien yang tidak sadar, tidak bernafas atau pasien yang sadar tapi
nafasnya tersengal-sengal, maka yang berada di dekat pasien melakukan BLS, sambil meminta
bantuan (Kode Biru).
b. Bagi petugas yang mendengar Kode biru akan menghubungi operator ke nomor 108
dengan mengatakan “Kode Biru di (lokasi kejadian)“ 3x. operator menerima dengan menjawab
“Kode Biru di (lokasi kejadian)“ 3x. operator menghubungi IGD dan ICU dengan berkata
“Kode Biru di (lokasi kejadian)“ 3x. PJ shift menerima dengan menjawab “siap kelokasi”
dengan membawa perlengkapan emergency.
c. Sementara menunggu bantuan tiba, penolong melakukan BLS.
1) Mengatur Posisi Korban
Posisi baring telentang (agar efektif dalam melakukan pemeriksaan napas dan nadi
Baringkan ditempat datar dan keras)
2) Mengekstensikan Kepala Korban dengan cara 1 tangan di dahi korban dan
tangan lainnya di bawah dagu korban
3) Mengkaji Mulut Korban
Mengkaji adanya benda asing/ material muntahan dimulut korban. Jika terlihat
ambil benda asing tersebut. Pengambilan material cair dengan kain, pengambilan
material padat dengan jari
4) Memeriksa Napas
Lihat dada penderita apakah normal (normalnya turun naik), Dengar suara napas
dengan merasakan hembusan napas di pipi, Jika tidak ada tanda-tanda napas
5) Melakukan Kompresi Dada
2
Lampiran Surat Keputusan Direktur RSFM

No. Kpts- 028/A.A1/RSFM/I/2017

Tanggal : 03 Januari 2017

 Menekan teratur pada dinding dada. Lokasi penekanan pada area, dua jari
di atas proxesus xifoideus.
 Penekanan dilakukan dengan menggunakan pangkal telapak tangan.
Dengan posisi satu tangan diatas tangan yang lain. Tekanan pada tulang dada
dilakukan sedemikian rupa sehingga masuk 3-4 cm (pada orang dewasa).
 Menjaga lengan penolong agar tetap lurus, sehingga yang menekan
adalah bahu (atau lebih tepat tubuh bagian atas) dan bukan tangan atau siku
 Pastikan tekanan lurus ke bawah pada tulang dada karena jika tidak,
tubuh dapat tergelincir dan tekanan untuk mendorong akan hilang
 Gunakan berat badan saat kita berikan tekanan, Dorongan yang terlalu
besar akan mematahkan tulang dada
 Waktu untuk menekan dan waktu untuk melepas harus sama waktunya
 Berikan kompresi 30x dengan kecepatan 80-100x/menit
 Setiap 30 kali kompresi harus dikombinasikan dengan napas buatan
6) Mengkordinasikan antara kompresi dengan napas buatan
 Setiap akhir 30x kompresi diselingi dengan 1-1,5 detik napas buatan
 Rangkaian 30 kali kompresi dan 2 kali napas buatan diulang selama 5
kali siklus baru lakukan evaluasi nadi(tahap ke-8)
 Lanjutkan resusitasi hingga petugas kesehatan datang
d. Setelah tim kode biru datang, akan dilakukan ALS
a. Pemberian obat-obatan bila terjadi henti jantung dan bradikardi dengan :
 Adrenalin dengan dosis 1-1-1/3-5 menit
 Atropin dengan dosis 1-1-1/3-5 menit
b. Ecg (rekam jantung)

Periksa jantung dengan ECG disertai alat DC shok bila nadi karotis tak teraba

2.4 Menolak Resusitasi


a. DPJP menjelaskan tentang kondisi pasien kemungkinan akan dilakukan tindakan
resusitasi, DPJP juga menjelaskan tentang prosedur resusitasi
b. Apabila keluarga pasien menolak dilakukan resusitasi, maka keluarga
menandatangani informed consent DNR
c. Bila pasien mengalami henti nafas maka perawat tidak akan melakukan tindakan
resusitasi.

3
Lampiran Surat Keputusan Direktur RSFM

No. Kpts- 028/A.A1/RSFM/I/2017

Tanggal : 03 Januari 2017

BAB III
DOKUMENTASI

1. Pelayanan resusitasi didokumentasikan dalam CPPT


2. Penolakan resusitasi didokumentasikan dalam form DNR

Direktur,

dr. Asluchul Alif Maslichan

Anda mungkin juga menyukai